BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS 2.1
KajianTeori
2.1.1 Laporan Keuangan a.
Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan merupakan objek dari analisis terhadap laporan
keuangan, oleh karena itu memahami latar belakang penyusunan dan penyajian laporan keuangan merupakan langkah yang sangat penting sebelum menganalisis laporan keuangan itu sendiri. Informasi yang disajikan dalam laporan keuangan bersifat umum sehingga tidak sepenuhnya dapat memenuhi sepenuhnya dapat memenuhi kebutuhan informasi setiap pakai, (Prastowo & Juliaty, 2008:3 & 5). Analisis laporan keuangan merupakan suatu proses membedah – bedah
laporan
keuangan
kedalam
komponen
–
komponennya.
Penelaahan mendalam terhadap masing – masing komponen dan hubungan diantara komponen – komponen tersebut akan menghasilkan pemahaman menyeluruh atas laporan keuangan itu sendiri. Manajemen perusahaan memikul tanggungjawab utama dalam penyusunan dan penyajian laporan keuangan perusahaan. Manajemen juga bekepentingan terhadap informasi yang disajikan pada laporan keuangan. Meskipun memiliki akses terhadap informasi manajemen, dan keuangan
tambahan
yang
membantu
dalam
melaksanakan
tanggungjawab perencanaan, pengendalian dan pengambilan keputusan.
Manajemen memiliki kemampuan untuk menentukan bentuk dan isi informasi tambahan (diluar informasi laporan keuangan) untuk memenuhi kebutuhannya sendiri. Dalam rangka menyusun dan menyajikan laporan keuangan, khususnya untuk kepentingan ekstern, manajemen harus mengacu pada kerangka dasar penyusunan dan penyajian laporan keuangan, yang mencakup tujuan laporan keuangan (termasuk asumsi dasar), karakteristik kualitatif laporan keuangan, unsur – unsur yang membentuk laporan keuangan (defenisi, pengakuan, dan pengukuran), dan konsep modal dan pemeliharaan modal. Laporan keuangan disusun dengan tujuan untuk menyajikan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja dan perubahan posisi keuangan suatu perusahan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi. Informasi mengenai posisi keuangan, kinerja dan perubahan posisi keuangan sangat diperlukan untuk dapat melakukan evalusi atas kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas dan setara kas dan waktu serta kepastian dari hasil tersebut. Posisi keuangan perusahaan dipengaruhi oleh sumber daya yang dikendalikan, struktur keuangan, likuidasi dan solvabilitas serta kemampuan beradaptasi dengan perubahan llingkungan. Informasi kinerja perusahaan, terutama profitabilitas diperlukan untuk menilai
perubahan
potensi
sumberdaya
ekonomi
yang
mungkin
dikendalikan dimasa depan, sehingga dapat memprediksi kapasitas perusahaan dalam menghasilkan kas serta untuk merumuskan efektivitas
perusahaan dalam memanfaatkan arus kas tersebut.
Informasi
perubahan posisi keuangan perusahaan bermanfaat untuk menilai aktivitas investasi, pendanaan, dan operasi perusahaan selama periode pelaporan. b. Unsur Laporan Keuangan Laporan keuangan menggambarkan dampak keuangan dari peristiwa dan peristiwa lain yang diklasifikasikan dalam beberapa kelompok besar menurut karakteristik ekonomi yang merupakan unsur laporan keuangan. Unsur ini dapat diklasifikasikan menjadi unsur yang berkaitan langsung dengan pengukuran posisi keuangan dan unsur yang berkaitan langsung dengan pengukuran kinerja. Laporan perubahaan posisi keuangan biasanya mencerminkan berbagai unsurlaporan laba rugi dan berbagai perubahan dalam neraca. 1. Unsur posisi keuangan, unsur yang berkaitan dengan pengukuran posisi keuangan adalah aktiva, kewajiban, dan ekuitas. (yang disajikan dalam laporan keuangan yang disebut neraca). 2. Unsur kinerja perusahaan, unsur yang berkaitan secara langsung dengan pengukuran kinrja perusahaan disajikan pada laporan keuangan yang disebut laporan laba rugi. Penghasilan bersih (laba) seringkali digunakan sebagai ukuran kinerja atau sebagai dasar bagi ukuran lainnya, (Prastowo & Juliaty, 2008: 9-13).
2.1.2 Rasio Keuangan Setiap perusahaan akan senantiasa dihadapkan pada tiga pengambilan keputusan yaitu keputusan investasi, pendanaan, dan operasi.
Pengambilan
keputusan
yang
tepat
akan
menentukan
keberhasilan pengelolaan perusahan. Oleh karenanya dibutuhkan suatu evaluasi terhadap efektivitas keputusan – keputusan tersebut, sehingga dapat diperoleh informasi yang mengenai kekuatan dan kelemahan yang dimiliki oleh perusahaan. Menurut Sofyan Syafri Harahap (2007) dalam Melisa Yusfelia (2011), rasio keuangan adalah angka yang diperoleh dari hasil perbandingan dari satu pos laporan keuangan dengan pos lainnya yang mempunyai hubungan yang relevan dan signifikan (berarti). Rasio keuangan ini hanya menyederhanakan informasi yang menggambarkan hubungan antarpos tertentu dengan pos yang lain. 2.1.3
Analisis Rasio Keuangan Bank Untuk menilai kondisi keuangan dan prestasi perusahaan, analisis
keuangan memerlukan beberapa tolak ukur yang sering dipakai adalah rasio atau indeks yang menghubungkan dua data keuangan yang satu dengan yang lain. Analisis dan interpretasi dari macam – macam rasio dapat memberi pandangan yang lebih baik tentang kondisi keuangan dan prestasi perusahaan bagi analisis yang ahli dan berpengalaman
dibandingkan analisis yang didasarkan atas data keuangan sendiri – sendiri yang berbentuk rasio. Mengingat
ada
kekhususan
kegiatan
usaha
perbankan
dibandingkan dengan usaha manufaktur pada umumnya, maka oleh Bank Indonesia dan Ikatan Akuntansi Indonesia telah diterbitkan panduan penyusunan laporan keuangan perbankan dan proses akuntansinya yang lebih dikenal dengan Standar Khusus Akuntansi Perbankan Indonesia (SKAPI) dan Pedoman Akuntansi Perbankan Indonesia (PAPI). Untuk lebih mempermudah pemahaman tentang laporan keuangan perbankan di indonesia akan dijelaskan beberapa hal dari beberapa materi SKAPI dan PAPI sebagai berikut: 1. Laporan keuangan bank harus disajikan dalam mata uang rupiah. Dalam hal ini bank memiliki aktiva, kewajiban komitmen, serta kontijensi dalam valuta asing, harus dijabarkan kedalam mata uang rupiah dengan menggunakan kurs tengah yang berlaku pada tanggal laporan. 2. Kurs tengah yaitu kurs jual ditambah kurs beli Bank indonesia dibagi dua. Dalam hal mata uang asing tidak tersedia di bank indonesia, digunakan kurs jual ditambah kurs beli bank yang bersangkutan dibagi dua 3. Bank wajib mengungkap posisi neto aktiva dan kewajiban dalam valuta asing yang masih terbuka (posisis devisa netto) menurut jenis mata uang.
4. Untuk memenuhi kepentingan berbagai pihak, laporan keuangan bank harus disusun berdasarkan Standar Akuntansi Keuangan (SAK) dan SKAPI. Laporan keuangan bank terdiri atas: a) Neraca b) Laporan komitmen dan kontijensi c) Perhitungan laba rugi d) Laporan perubahan posisi keuangan 5. Penerapan prinsip akuntansi terhadap suatu fakta atau pos tertentu yang menyimpang Standar Akuntansi Keuangan (SAK) dan Standar Khusus Akuntansi Perbankan Indonesia (SKAPI) dapat dilaksanakan jika hal tersebut tidak menimbulkan pengaruh yang material terhadap kelayakan laporan keuangan bank. Sebaliknya apabila terdapat fakta atau pos tertentu yang belum diatur dalam Standar Akuntansi Keuangan (SAK) dan Standar Khusus Akuntansi Perbankan Indonesia (SKAPI) tetapi jumlahnya material, perlakuannya didasarkan pada praktik akuntansi yang lazim dan disajikan dalam pos tersendiri. 6. Untuk dapat memberikan gambaran yang jelas mengenai sifat dan perkembangan bank dari waktu kewaktu, maka laporan keuangan disajikan secara komparatif untuk dua tahun terakhir. 7. Laporan neraca, penyusunan komponen didalam neraca didasarkan pada tingkat likuiditas dan jatuh tempo. Komponen – komponen neraca bank disusun dengan mengacu pada SAK untuk pos – pos
yang bersifat umum dan mengacu pada pernyataan ini untuk pos – pos yang bersifat khusus perbankan. 8. Laporan rugi laba, merupakan laporan keuangan bank yang menggambarkan hasil usaha bank dalam satu periode. Perhitungan laba rugi bank disusun dalam bentuk berjenjang (multiple step) yang menggambarkan pndapatan atau beban yang berasal dari kegiatan utama bank dan kegiatan lainnya 9. Laporan arus kas, merupakan laporan yang menujukan semua aspek yang berkaitan dengan kegiatan bank baik yang berpengaruh langsung atau tidak langsung terhadap kas. Laporan arus kas sesusai dengan penyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No.2 tentang laporan arus kas , harus disusun berdasarkan konsep kas selama periode laporan. 10. Laporan komitmen dan kontijensi, laporan komitmen merupakan suatu ikatan atau kontrak yang berupa janji yang tidak dapat dibatalkan secara
sepihak (irrevocable)
dan
harus dilaksanakan
apabila
persyaratan yang disepakati bersama dipenuhi. Sedangkan laporan kontijensi
merupakan
tagihan
atau
kewajiban
bank
yang
memungkinkan timbulnya tergantung pada terjadi atau tidak terjadinya satu atau lebih peristiwa dimasa yang akan datang. Kedua laporan keuangan ini disajikan tersendiri tanpa pos lawan. 11. Catatan atas laporan keuangan, selain hal – hal yang wajib diungkap dalam catatan atas laporan keuangan sebagai mana dijelaskan dalam
SAK dan pernyataan ini, bank juga wajib mengungkapkan dalam catatan tersendiri mengenai pos devisa netto menurut jenis mata uang serta aktivitas – aktivitas lain seperti kegiatan – kegiatan penitipan harta dan peyaluran kredit kelolaan. 12. Laporan keuangan gabungan dan konsolidasi, laporan gabungan merupakan laporan dari seluruh cabang – cabang bank yang bersangkutan baik yang ada didalam negeri maupun diluar negeri. Sedangkan laporan konsolidasi merupakan laporan bank yang bersangkutan dengan anak perusahaan. (Martono,2007:65-67) 2.1.4 Jenis – Jenis Rasio Keuangan Perlu bagi kita mengingat bahwa rumus rasio keuangan ini adalah bersifat umum dan bersifat khusus. Bersifat umum artinya rumus yang disajikan disini bisa diterapkan pada seluruh bentuk bisnis yangdalam laporan keuangannya menyajikan sesuai dengan format yang terdapat pada rumus. Adapun bersifat khusus artinya rumus tersebut harus disesuaikan dengan bentuk sektor bisnis yang ingin dikaji atau akan dianalisis, penyesuaian atau berdasarkan “reseprentative formula” dengan tujuan agar diperoleh hasil analisis dan rekomendasi sesuai dengan keinginan yang diharapkan. Adapun jenis – jenis rasio yang digunakan dalam sektor perbankan yakni (1) Rasio likuiditas, yang terdiri dari Quik Ratio, Loan to Deposit Ratio, loan to asset ratio. (2) Rasio solvabiitas (capital) yang terdiri dari
Capital Adequacy Ratio. (3) Rasio rentabilitas yang terdiri dari returb on asset, biaya operasional/pendapata operasional, Gross profit Margin, Net Profit Margin.(4) Rasio risiko usaha bank yang terdiri dari deposit risk ratio dan interest rate risk ratio (5). Rasio efiiensi usaha yang terdiri dari leverage multiplier ratio, asset utilization ratio, operating ratio. (Martono, 2007:81-87). Pada penelitian ini hanya menggunakan loand to deposit rasio (LDR) (X1) dan biaya operasional / pendapatan operasional (BOPO) (X2) Pada penelitian ini dilakukan pengujian terhadap pengaruh loand to deposit rasio (LDR) dan biaya operasional / pendapatan operasional (BOPO) terhadap perubahan laba. Berikut pembahasan masing – masing variabel. 2.1.4.1
Loan To Deposit Ratio (LDR) Rasio likuiditas yang lazim digunakan dalam dunia perbankan
terutama diukur dari Loan to DepositRatio (LDR). Loan to Deposit Ratio (LDR), merupakan kemampuan suatu bank dalam menyalurkan dana pihak ketiga pada loan/kredit atau sejenis kredit, jika tidak tersalur, akan iddle money yang akan mengakibatkan opportunity lost dan perubahan laba menjadi rendah.(Triono 2007) LDR merupakan rasio yang menunjukan tingkat likuiditas suatu bank juga menunjukan kemampuan bank dalam menjalankan fungsi intermediasinya dalam menyalurkan dana pihak ketiga ke kredit. Seperti halnya perusahaan secara umum, bank juga mengukur rasio likuiditasnya
dengan menggunakan rasio LDR. Jika rasio ini menunjukan angka yang rendah maka bank dalam kondisi idle money atau kelebihan likuiditas yang akan menyebabkan bank kehilangan kesempatan untuk memperoleh laba lebih besar. Besarnya LDR mengikuti perkembangan kondisi keuangan indonesia dan sejak akhir tahun 2001 bank dianggap sehat apabila besarnya LDR antara 80% sampai dengan 110% (Muljono,1999 dalam mahendra 2011) Besarnya LDR dihitung sebagai berikut : LDR =
Loan Total Deposit
2.1.4.2 Biaya Operasional Terhadap Pendapatan Operasional (BO/PO) Rasio ini digunakan untuk mengukur perbandingan biaya operasi atau biaya intermediasi terhadap pendapatan operasi yang diperoleh bank. Rasio BOPO yang semakin meningkat mencerminkan kurangnya kemampuan bank dalam menekan biaya operasionalnya yang dapat menimbulkan kerugian karena bank kurang efisien dalam mengelola usahanya (Sapariyah dan Ananta, 2010). BOPO merupakan rasio antara biaya operasi terhadap pendapatan operasi. Biaya operasi merupakan biaya yang dikeluarkan oleh bank dalam rangka menjalankan aktivitas usaha pokoknya (seperti biaya bunga, biaya tenaga kerja, biaya pemasaran dan biaya operasi lainnya). Pendapatan
operasi
merupakan
pendapatan
utama
bank
yaitu
pendapatan bunga yang diperoleh dari penempatan dana dalam bentuk kredit dan pendapatan operasi lainnya. Semakin tinggi biaya operasional
terhadap pendapatan operasional maka bank menjadi tidak efisien dan perubahan laba operasional semakin menjadi kecil (Triono, 2011). Rumus yang digunakan: BO/PO=
Biaya Operasional Pendapatan Operasional
2.1.5 Perubahan Laba Dari
sudut
pandang
perusahaan
sebagai
entitas,
Godfrey,
Hodgson, dan Holmes (1997) juga mengutip makna laba dari bedford sebagai berikut “laba dimaknai sebagai imbalan atas upaya perusahaan menghasilkan barang dan jasa. Ini berati laba merupakan kelebihan pendapatan diatas biaya (kos total yang melekat kegiatan produksi dan penyerahan barang /jasa)”. Laba menurut Muljono (1999) dalam Robbi (2010) merupakan kelebihan hasil (Revenue) dari biaya seluruh pos pendapatan (Gain) dan rugi, biaya tidak termasuk bunga, pajak dan bagi hasil. Perubahan laba merupakan perbedaan antara pendapatan dalam suatu periode dan biaya yang dikeluarkan untuk mendatangkan perubahan laba. Dalam akuntansi, perbandingan tersebut memiliki dua tahap proses pengukuran secara fundamental yaitu pengakuan pendapatan sesuai dengan prinsip realisasi dan pengakuan biaya. Perbandingan yang tepat atas pendapatan dan biaya, dilakukan dalam laporan perubahan laba rugi. Penyajian informasi perubahan laba melalui laporan tersebut merupakan fokus kinerja perusahaan yang penting, dibanding dengan pengukuran kinerja yang mendasarkan pada gambaran meningkatnya
atau menurunnya modal bersih. Lebih lanjut informasi perubahan laba juga dapat digunakan untuk memprediksi pertumbuhan perubahan laba dimasa mendatang (Ediningsih, 2004 dalam Mahendra 2011). Untuk mengetahui perubahan laba yang terjadi pada perusahaan akan digunakan rumusan sebagai berikut ∆Y =
Y −Y Y
Dimana : ∆Y = perubahan laba tahun ke n Y = laba sebelum pajak N = tahun ke n 2.1.6 Keunggulan Dan Keterbatasan Analisis Rasio Keuangan 2.1.6.1 Keunggulan Analisis Rasio Keuangan Menurut Sofyan syafri harahap (fahmi 2012:109-110) ada beberapa keunggulan analisis rasio keuangan yaitu: 1. Rasio merupakan angka – angka atau ikhtisar statistik yang lebih mudah dibaca dan ditafsirkan 2. merupakanpengganti yang lebih sederhana dari informasi disajikan laporan keuangan yang sangat rinci dan rumit 3. Mengetahui posisi perusahaan ditengah industri lain 4. Sangat bermanfaat untuk bahandalam mengisi model – model pengambilan keputusan dan model prediksi (Z skor) 5. Menstandarisasi ukuran perusahaan
6. Lebih
mudah
membandingkan
perusahaan
lain
atau
melihat
perkembangannyaa perusahaan secara periodik atau time series. 7. Lebih mudah melihat trend perusahaan serta melalukan prediksi dimasa masa yang akan datang. 2.1.6.2 Keterbatasan Analisis Rasio Keuangan Menurut martono (2007) Ada beberapa keterbatasan analisis rasio keuangan yaitu: 1. Kesulitan
dalam dalam
mengidentifikasi
kategori
industri
dari
perusahaan yang dianalisis apabila perusahaan tersebut bergerak dibeberapa bidang usaha 2. Rasio disusun dari data akuntansi dan data tersebut dipengaruhi oleh cara penafsiran yang berbeda dan bahkan bisa merupakan hasil manipulasi. 3. Perbedaan
metode
akuntansi
akan
menghasilkan
perhitungan
berbeda misalnya perbedaan metode penyusutan dan metode penilaian persediaan 4. Informasi rata – rata industri adalah data umum dan hanya merupakan perkiraan. Namun walaupun demikian, analisis rasio tetap merupakan alat yang
dapat
dipakai
sebagai
pedoman
mengevaluasi kondisi keuangan perusahaan.
dalam
membantu
kita
2.2 Kajian Penelitian Yang Relevan Adapun perbedaan dan persamaan penelitian yang dilakukan oleh peneliti dengan judul pengaruh LDR dan BOPO terhadap perubahan laba dengan penelitian sebelumnya dapat dilihat pada tabel 2 dibawah ini. Tabel 2 Penelitian Terdahulu No
Peneliti
Variable penelitian Penelitian Deskriptif
Judul penelitian
Hasil penelitian
Efisiensi modal kerja untuk meningkatkan provitabilitas perusahaan (studi Kasus pada pabrik plat jok motor dikedir
Hasil analisis menunjukan efisiensi modal kerja dapat meningkatkan provitablitas pada perusahaan plat jok motor dikediri dari tahun 2008 yaitu sebesar 11% dari setiap kenaikan 1% modal kerja
1
Riza wahyuni ainur Robbi (2010)
2
Aditya surya mahendra (2011)
Variabel dependen yaitu: perubahan laba, dan variabel independennya NiM, BOPO, ROA,KAP
Analisis faktor – faktor yang memepengaruhi perubahan laba pada perbankan di Indonesia
Hasil penelitian ini menunjukan nilai Adjusted R24,9%. Hasil uji F menunjukan bahwa veriabe NiM, BOPO, ROA,KAP secara bersama – sama tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel perubahan laba. Sedangkan secara parsial dengan uji t, NIM dan KAP memiliki arah hubungan positif terhadap pertumbuhan laba. Namun berdasarkan penelitian ini hanya variabel NIM dan KAP yang mampu memprediksi perubahan laba pada bank di Indonesia periode 2006-2010
3
Sunarwan Triwono (2007)
Variabel dependen yaitu perubahan laba, dan variabel independen yaitu CAR, ROA, BOPO, LDR, NPL, GWM
Analisis faktorfaktor yang Mempengaruhi perubahan laba satu Tahun dan dua tahun mendatang (studi pada bank umum di indonesia periode tahun 2001-2005)
Dari hasil analisis menunjukkan bahwa data ROA secara parsial signifikan terhadap perubahan laba satu tahun mendatang pada level of signifikan kurang dari 5% (sebesar 0,01%),sedangkan untuk persamaan kedua, CAR dan ROA yang signifikan berpengaruh terhadap
perubahan Laba dua tahun mendatang yang ditunjukkan dengan nilailevel of significance lebih kecil dari 5% yaitu sebesar 0,1% dan 0,01%. Kemudian secara umum Dari hasil analisis variable independen (CAR, ROA, LDR, NPL, BOPO dan GWM) secara bersama-sama mempunyai pengaruh signifikan terhadap variable dependen perubahan laba satu tahun mendatang dua tahun mendatang 4
Imelda yulistri (2009)
Variabel dependennya: perubahan laba dan variabel independennya adalah CR, ROE, ROA, NPM, DAN GNP
Pengaruh efektifitas dan kebutuhan modal kerja terhadap laba bersih industri barang konsumsi dibursa efek Jakarta.
Hasil analisis yaitu: (1) secara simultan efektifitas modal kerja dan kebutuhan modal kerja berpengaruh terhadaplaba bersih industry barang konsumsi dibursa efek Indonesia; dan (2) secara parsial efektifitas modal kerja dan kebutuhan modal kerja berpengaruh terhadap laba bersih industry barang konsumsi di bursa efek Indonesia.
Sumber: Dari Berbagai Jurnal
2.3
Kerangka Berfikir Dalam
menjalankan
usahanya
sebagai
lembaga
intermediasi
keuangan, kegiatan bank sehari – hari tidak dapat dipisahkan dari bidang keuangan.Kegiatan utama suatu bank adalah menghimpun dana dari masyarakat melalui simpanan dalam bentuk tabungan deposito berjangka,
giro dan kemudian menyalurkan kembali dana yang dihimpun tersebut kepada masyarakat umum dalam bentuk kredit yang diberikan. Untuk melihat kinerja perusahaan pihak investor biasa melihatnya dari laporan keuangan perusahaan tersebut Menurut Surat Edaran BI No.3/30DPNP tanggal 14 Desember 2001, LDR dapat diukur dari perbandingan antara seluruh jumlah kredit yang diberikan terhadap dana pihak ketiga. Jumlah kredit yang disalurkanakanmenentukan keuntungan bank. Jika bank tidak mampu menyalurkan kredit sementara dana yang terhimpun banyak maka akan menyebabkan bank tersebut rugi (Kasmir, 2004:96). Semakin tinggi LDR maka laba perusahaan semakin meningkat (dengan asumsi bank tersebut mampu menyalurkan kredit dengan efektif, sehingga jumlah kredit macetnya akan kecil). (sapariyah dan ananta, 2012) Semakin rendah tingkat rasio BOPO berarti semakin baik kinerja manajemen bank tersebut. Semakin baik kinerja manajemen bank maka semakin efisien bank tersebut sehingga hal ini dapat mempengaruhi kesehatan usaha bank serta kemampuan bank dalam menghasilkan keuntungan.(Ervani 2010) Berdasarkan uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa rasio LDR dan BOPO berpengaruh terhadap perubahan laba, dengan demikian kerangka berfikir pada penelitian ini akan disajikan dalam gambar 1 sebagai berikut:
Gambar 1 Bagan Kerangka Berfikir
Teori 1. Irham fahmi (2012) 2. Martono (2007) 3. Hennie van greuning & sonja brajovic bratanovic (2011) Penelitian terdahulu 1. Melisa Yusfelina(2010) 2. Riza wahyuni ainur Robbi (2010) 3. Aditya surya mahendra (2011) 4. Sunarwan Triwono (2007)
Pengaruh Rasio Likuiditas Dan Rasio Efisiensi Usaha Terhadap Perubahan Laba
Analsisis Rasio
Biaya operasional/ pendapatan
Loan to deposit ratio
Perubahan Laba Sumber: Olahan 2013
2.4 Hipotesis Penelitian Menurut Sugiyono (2012:93) hipotesis adalah jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian oleh karena itu rumusan penelitian biasanya disusun dalam bentuk kalimat pernyataan. Dikatakan sementara, karena jawaban yang diberikan baru didasarkan pada teori yang relevan, belum didasarkan pada fakta – fakta empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data. Jadi hipotesis juga dapat dinyatakan sebagai jawaban teoritis terhadap rumusan masalah penelitian, belum jawaban empirik. Berdasarkan rumusan masalah, tujuan penelitian dan landasan teori
Adapun rumusan hipotesis yang diajukan peneliti dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Diduga Loan To Deposit Rasio (LDR) secara parsial berpengaruh signifikan terhadap Perubahan laba 2. Diduga Biaya Operasional/Pendapatan Operasional (BOPO) secara parsial berpengaruh signifikan terhadap Perubahan laba”