1
BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Teoritis 2.1.1 Hakikat Atletik Olahraga atletik yang telah dimainkan selama 15 abad silam yang terdapat pada olimpiade kuno yang diselenggarakan oleh masyarakat yunani yang terdiri dari berbagai macam suku satu sama lain selalu berperang, diantaranya suku Sparta dan Athena. Akan tetapi dengan adanya perlombaan-perlombaan dalam olimpiade , maka peperangan pun dapat dihentikan karena setiap suku disibukkan dengan mempersiapkan para atletnya. Para atlet yang akan turut dalam permainan olimpiade dipersiapkan pada satu lapangan yang luas dan berdinding tembok yang disebut Palaestra, lebih tepatnya seperti stadion-stadion yang ada di Indonesia. Selain pesta olimpiade yang dimaksud, juga diadakan penyembahan kepada roh-roh yang telah meninggal dan menghormati dewanya. Muhajir, ( 2006:35) Istilah atletik berasal dari bahasa Yunani yaitu Athlon yang berarti berlomba atau bertanding. Kita dapat menjumpai pada kata “penthatlon” yang terdiri atas kata “penta” yang berarti lima atau panca dan kata “athlon” berarti lomba. Arti selengkapnya adalah “panca lomba” atau perlombaan yang terdiri atas lima nomor. Perlombaan yang dilaksanakan pada olimpiade kuno adalah: a) lomba lari, b) Pentaathlon: lari cepat, lompat jauh, lempar lembing, lempar cakram, gumul/gulat, c) Parcratium: campuran tinju dan gulat, d) gulat, e) tinju, f) pacuan kereta kuda.
2
Dengan selalu diadakannya olimpiade, maka masyarakat Yunani kuno termotivasi untuk selalu giat berlatih bagi kaum mudanya dan hal ini memberikan pengaruh positif bagi ketahanan bangsa untuk mempertahankan Negara dari serangan lawan. Dalam pesta moderen I dibuka pada tanggal 25 maret 1896, olahraga atletik merupakan olahraga utama yang diperlombakan disamping olahraga renang, senam, bersepeda, anggar, dan gulat. Untuk cabang atletik memperlombakan 12 nomor, antara lain: 1. Nomor lari: a) lari 100m,b) lari 400m, c) lari 800m, lari 1500m, dan d) lari marathon 2. Nomor lompat: a) lompat jauh, b) lompat tinggi, c)lompat jingkat, d) lompat tinggi gala 3. Nomor lempar: a) lempar lembing, b) lempar cakram, c) 4. Panca lomba atau pentathlon. Adapun ukuran lapangan lempar cakram dapat berupa lingkaran untuk melempar berdiameter 2,50 meter dalam perlombaan resmi yang terbuat dari metal atau baja. Permukaan lantai tempat melempar harus datar dan licin, terbuat dari semen, aspal dan lain-lain. Lingkaran lemparan dikelilingi oleh sangkar/pagar kawat untuk menjamin keselamatan petugas, peserta, dan penonton. Selanjutnya, bentuk seperti huruf C, dengan diameter 7 meter. Sektor lemparan dibatasi oleh garis yang berbentuk sudut 400 di pusat lingkaran. Untuk lebih jelasnya lihat gambar lapangan berikut:
3
Gambar 1: Lapangan lempar cakram (Sumber: file:///H:/file lapangan.htm) 2.1.2 Teknik Dasar Lempar Cakram Lempar cakram terdiri dari 2 kata, yaitu lempar dan cakram. Istilah “lempar” diartikan dengan “buang jauh-jauh”(team penyusun pusat 2001:657) sementara Djumidar, (1997:72) mengartikan bahwa “lempar” adalah suatu pergerakan yang menyalurkan tenaga pada suatu benda yang menghasilkan daya pada benda tersebut dengan memiliki kekuatan kedepan atau keatas. Simanjuntak, dkk (2007:2) mengartikan bahwa “lempar” adalah suatu benda yang dipegang dengan cara mengayunkan tangan kearah tertentu. Gerakan ini dilakukan dengan menggunakan kekuatan tangan dan lengan serta memerlukan koordinasi beberapa unsure gerakan, misalnya lengan dengan jari-jari yang harus melepas benda yang dipegang pada saat yang tepat. Sedangkan “cakram” diartikan sebagai sala satu alat nomor lempar pada cabang atletik, yang terbuat dari kayu berbentuk bundar dan pipih dipinggirnya dibuat dengan besi (beratnya 2 kg untuk putra, dan berat 1 kg untuk putri).
4
Saputra (2001:70-71) menyatakan bahwa lempar cakram merupakan suatu kemampuan dalam melemparkan benda berupa cakram dari samping depan dengan posisi memutar badan. Berdasarkan dari pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa lempar cakram merupakan salah satu nomor lempar dalam cabang atletik yang dilakukan dengan cara menyalurkan tenaga pada suatu benda berupa cakram yang menghasilkan kecepatan pada benda tersebut dan memilki gaya dorong kuat kearah depan. Agar supaya kegiatan melempar cakram ini mendapat hasil yang memuaskan, maka diperlukan tata cara pelaksanaan yang efektif atau dikenal dengan teknik sehingga cocok bagi siswa yang melakukan lemparan. Dalam teknik lempar cakram ada beberapa unsur gerak dasar yang harus dikuasai siswa, yakni: cara memegang cakram, tahap persiapan, tahap gerakan, dan akhir gerakan. a. Cara Memegang Cakram Ada 2 cara memegang cakram yaitu cara pertama dipegang dengan 4 jari terbuka. Ruas-ruas ujung jari menekuk pinggiran cakram, sedangkan ibu jari letaknya bebas pada cakram. Dan cara ke 2 adalah cakram dipegang dengan 4 jari yang dirapatkan, ruas-ruas ujung jari menekuk pinggiran cakram, sedangkan ibu jari letaknya bebas pada cakram. Jadi kedua pegangan ini perbedaannya hanya terletak pada ke empat jari. Dimana pegangan pertama jari dalam keadaan renggang dan yang satunya lagi dalam keadaan rapat. Pegang dengan buku ujung jari-jari tangan, ibu jari memegang samping cakram, kemudian pergelangan tangan ditekuk sedikit ke dalam.
5
Gambar 2 : Cara Memegang Cakram Yang Baik (Sumber: hhtp://H/teknik-lemparcakram-yang baik.html) b. Tahap Persiapan Berdiri sikap menyamping arah lemparan kedua kaki dibuka selebar bahu, cakram dipegang dengan kedua tangan diatas bahu (tangan kanan diatas dan tangan kiri dibawah). kemudian pegang cakram dengan tangan kanan. Ayunkan sampai di atas bahu sambil memutar badan ke kiri, kemudian ke kanan secara berulang-ulang. Saat cakram diayun ke kiri, bantu tangan kiri dengan cara menyangganya. c. Tahapan gerakan Ayunkan cakram dengan tangan kanan, bersamaan kedua lutut direndahkan pandangan dan badan mengikuti arah gerakan cakram. Ayunkan kembali cakram dengan tangan kanan kesamping-kedepan-keatas, diikuti gerakan badan, pandangan dan lutut naik. Saat lengan dalam posisi lurus seorong atas, lepaskan cakram dari pegangan tangan.
Gambar 3: Tahap Persiapan Lempar Cakram (Sumber: hhtp/H/teknik-lempar cakram- yangbaik-html
6
d. Akhir Gerakan Setelah cakram lepas dari pegangan tangan, gantikan posisi kaki kiri yang berada didepan dengan kaki kanan. Sikap kaki kiri dibelakang badan dalam tergantung atau rileks. Pandangan mengikuti arah lemparan. Selanjutnya menurut Geri A.Carr (2002:225) menjelaskan teknik lemparan cakram yaitu meliputi 1) grip dan putaran, 2) rotasi, 3) lemparan dan reverse. 1. Grip dan Putaran Atlet memegang dangan kukuh ujung jari, ibu jari memegang samping cakram, tenaga sentrifugal dilakukan saat atlet berputar melintasi ring sambil memegang cakram di tangan. Pelempar memulai dengan merentangkan selebar jarak bahu menjauhi arah lemparan, pandangan lurus kedepan pelempar memutar bahu dan tangan yang memegang cakram sejauh mungkin kekanan. Berat badan atlet dipindahkan kekaki kanan, dan kedua kaki agak ditekuk. 2. Rotasi Berat badan ditumpukan pada kaki kiri ketika atlet berputar pada jantung telapak kaki kearah lemparan. Cakram mengikuti dibelakang tubuh. Atlet berlari melintasi ring dengan kaki yang berputar mendahului bahu dan tangan yang memegang cakram menempatkan pada kedua kaki dalam posisi melempar secepat mungkin. 3. Lemparan dan Reverse Ketika kaki dalam posisi melempar, atlet dengan kuat meluruskan kaki dan menggerakan pinggul kearah lemparan. Pinggul diikuti dengan dada, dan akhirnya tangan yang mengikuti dan meniru gerakan memucut. Ketika melepaskan cakram,
7
atlet menahan gerakan maju dengan melakukan reverse yaitu membawa kaki yang berada dibelakang (kaki kanan) kedepan menghadap sisi dalam ring lingkaran.
Gambar 4: Cara Melakukan Lemparan Pada Lempar Cakram (Sumber:http/H/teknik-lempar cakram-yang baik.html). 2.1.3 Hakikat Kekuatan Otot Lengan Sebelum kita membahas kekuatan otot lengan, perlu adanya kita mengetahui apa yang dimaksud dengan kekuatan. Harsono (1988:77) mengemukakan bahwa kekuatan otot adalah komponen yang penting guna peningkatan kondisi fisik secara keseluruhan. Itu dikarenakan pertama, karena kekuatan otot merupakan penggerak setiap aktivitas fisik. Kedua, karena kekuatan otot memegang peranan penting dalam melindungi dari kemungkinan cedera. Ketiga, karena kekuatan otot turut membantu stabilitas sendi-sendi. Menurut M. Sajoto (dalam www.pdf-search-engine.com/pengertian-ototpdf.html diakses tanggal 20 desember) kekuatan otot adalah komponen kondisi fisik yang menyangkut masalah kemampuan seseoarang atlit pada saat mempergunakan otot-ototnya menerima beban dalam waktu kerja tertentu. Menurut M. Ali Mashar (2010:55) kekuatan adalah kemampuan otot untuk membangkitkan pegangan terhadap suatu tahanan. Bentuk latihan yang cocok untuk mengembangkan kekuatan adalah latihan-latihan tahanan seperti mengangkat,
8
menghela, atau menarik suatu beban. Beban yang diangkat sedikit demi sedikit ditambah beratnya agar sesuai dengan perkembangan otot. Menurut Dwi Sarjianto (2010:49) kekuatan adalah kemampuan otot untuk menahan beban, artinya adalah energi untuk melawan suatu tahanan atau kemampuan untuk membangkitkan tegangan terhadap suatu tahanan.dari beberapa bentuk latihan yang paling berhasil adalah latihan tahanan, yaitu latihan yang dilakukan dengan mengangkat dan menarik suatu beban. Dalam latihan tahanan terdapat beberapa tipe kontaraksi otot yaitu 1. Kontraksi Isometris Dalam kontaraksi isometrik, otot-otot tidak memanjang atau memendek sehingga tidak tampak suatu gerakan yang nyata atau dengan kata lain, tidak ada jarak yang ditempuh. Contohnya mendorong, mengangkat, atau menarik obyek yang tidak dapat digerakan seperti tembok. Latihan isometris bermanfaaat untuk memperkuat otot. Untuk memperoleh hasil yang efektiv, kontraksi isometris harus dipertahankan selama kurang lebih 10 detik, dengan istirahat antara setiap kontraksi 20 - 30 detik. Pelaksanaan setiap latihan, dilakukan dengan jumlah pengulangan 8 – 12 kali. 2. Kontraksi Isotonis Dalam tipe kontraksi isitonis akan Nampak adanya suatu gerakan dari anggota-anggota tubuh kita yang disebabkan oleh mamanjang dan memendeknya otot-otot yang mengakibatkan terjadinya perubahan panjang otot. salah satu bentuk latihan kekuatan secara isotonis yang paling popular dalam olahraga adalah weight training atau latihan beban.
9
3. Kontraksi isokinetis Latihan isokinetik mencoba mendayagunakan keuntungan dan mengurangi kerugian dari kedua cara latihan isometris dan isotonis. Kontraksi ini mengkombinasikan bagian-bagian terbaik dari latihan isometric dan isotonis. Pada latihan isokinetis berat beban bervariasi. Bentuk-bentuk latihan kontraksi isokinetis diantaranya yaitu mesin Neutelus untuk latihan dengan beban yang berubah-ubah, alat Universal Gym untuk mengembangkansistem beban yang berubah. Dalam lempar cakram, kekuatan otot lengan adalah merupakan salah satu unsur penting dalam diri seorang atlit. Karena dengan otot yang kuat atlet mampu melakukan gerakan dengan baik. Otot akan berkontraksi lebih kuat bila diberi beban yang lebih berat (sampai pada suatu batas yang maksimal). Serabut otot yang ada dalam otot akan memberikan respon apabila dikenakan beban dalam latihan. Kekuatan otot merupakan salah satu komponen penting dalam melakukan lemparan pada lempar cakram, karena otot lengan membantu pada saat melakukan lemparan samping. Dalam tubuh manusia terdapat beberapa kelompok kekuatan otot yang sesuai dengan jenis kegiatan yang dilakukan. Penelitian ini diarahkan pada otot lengan dan bahu, yang dikembangkan dengan kemampuan lempar cakram. Menurut John Gibson, 1955:69 dalam (www.google.com). otot-otot pada lengan dibagi menjadi : a. Korset bahu 1. Musclei Stapedius adalah otot yang memanjang dari oksopital dan di bawah spina servikulis dan vertebrata thorakil keluar ke akromien dan spina scapula
10
yang berfungsi untuk rotasi scapula pada saat lengan diangkat keatas dan mengendalikan turunnya lengan untuk menahan belakang bahu dan mengangkatnya ketika bahu terangkat. 2. Serratus aufirius diawali dengan digitasi dipermukaan luar tulang rusuk kedelapan atau Sembilan dan memanjang kearah belakang di antara dinding dada dan bagian depan scapula masuk kedalam perbatasan medialis tulang. Otot tersebut terlibat dalam mendorong, memukul dan mengangkat lengan ke atas kepala. 3. Pectoralis mayor bermula dari sepertiga medialis klavicula, disebelah depan sternum dan sebelah atas rawan kostal. Serta otot tersebut menunjang kearah luar, berbelok-belok dan beristesir kedalam punggung sebelah depan dari ujung prokeneimal corpus humon. Pectoralis minor otot kecil yang terletak dibawah pectroralis mayor. 4. Deltoid adalah otot tebal di atas bahu serta otot tersebut bermula dari sepertiga klavikula lateral dan pnecesseus akronim scapula dan berinseri kedalam tuberositi deltoid, area kasar setengah kebawah dari carpus humon, fungsinya mengangkat lengan dan mengontrol turunnya lengan pada kedua gerakan. b. Otot Lengan Atas a. Muskulus biceps brachi : otot lengan berkepala dua. Otot ini meliputi dua buah sendi yang mempunyai dua buah kepala. Kepala yang panjang melekat di dalam sendi bahu, kepala yang pendek melekat disebelah luar bahu. Otot itu kebawah menuju ketulang punggung. Fungsi otot ini untuk membengkokkan lengan bawah siku, meratakan hasta, dan mengangkat tangan.
11
b. Muskulus bracialis : disebut juga otot lengan dalam. Otot ini berpangkal dibawah otot segitiga ditulang pangkal lengan dan menuju dipangkal tulang hasta. Fungsinya membengkokan lengan dibawah siku. c. Muskulus kurakobrachialis : otot ini berpangkal di prosesuskorakoid dan menuju ketulang pangkal lengan. Fungsinya untuk mengangkat lengan. d. Muskulus Tricep Brachi : otot lengan berkepala tiga kepala luar berpangkal disebelah belakang tulang pangkal lengan menuju kebawah kemudian bersatu dengan yang lain. Kepala dalam berawal dari tulang dibawah tulang pangkal lengan. Kepala panjang pada tulang dibawah sendi dan ketiga–tiganya mempunyai sebuah urat yang melekat diolekrani. c. Otot Lengan Bawah 1. Muskulus Ekstensort Karpi Radialis Longus, muskulus ekstensort Karpi Radialis Brevis, dan Muskulus Karvi Radialis Ulnalis. Ketiga otot ini berfungsi menggerakan lengan. 2. Muskulus Karpi Radialis : fungsinya menggerakan jari jangan kecuali ibu jari. 3. Muskulus ekstensor policis longus : fungsinya untuk menggerakan ibu jari. 4. Muskulus Prenator policis longus : Fungsinya mengerjakan silang hasta dan membengkokan lengan dibawah siku. Dari pembahasan diatas dapat diambil kesimpulan bahwa kekuatan adalah penting untuk diperhatikan agar benar-benar menjadi milik dari pemain. diantaranya adalah memiliki kekutan otot lengan. Untuk meningkatkan kemampuan otot lengan harus dilakukan latihan kekuatan otot lengan. Agar hasil latihan lebih efektif, latihan harus maksimal. Kemudian secara berkala berat beban dinaikan (ditambah) sedikit
12
demi sedikit agar perkembangan otot terjamin dan tak lupa pula diimbangi dengan asupan gizi yang diperlukan dalam pembentukan otot. Adapun latihan kekuatan otot lengan yang digunakan dalam penelitian ini yakni latihan Push-Up. 2.2 Kerangka Berpikir Lempar cakram merupakan salah satu nomor lempar dalam cabang olahraga atletik yang dilakukan dengan cara menyalurkan tenaga pada suatu benda berupa cakram yang menghasilkan kecepatan pada benda tersebut dan memiliki gaya dorong yang kuat kearah depan. Sedangkan kekuatan otot lengan adalah kemampuan otot untuk menahan beban secara maksimal dalam jangka waktu tertentu. Dari kedua pengertian diatas maka dapat disimpulkan bahwa untuk menghasilkan lemparan yang baik diperlukan adanya kekuatan otot lengan dan untuk memperoleh kekuatan otot lengan diperlukan adanya latihan yang terprogram. Sebab, semakin kuat otot lengan maka semakin terasa ringan cakram yang digenggamnya otomatis semakin jauh pula lemparan cakram yang dihasilkan. 2.3 Hipotesis Bertitik tolak dari kajian teoritis dan kerangka berpikir diatas, maka dapat dihipotesiskan bahwa terdapat: “Pengaruh Latihan Kekuatan Otot Lengan Terhadap Kemampuan Lempar Cakram Siswa Kelas X Putra SMA Negeri 3 Kota Gorontalo”.