BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN
2.1 Kajian Teoritis 2.1.1 Hakikat Pemahaman Konsep 2.1.1.1 Pengertian Pemahaman Konsep Menurut Benyamin, (dalam Uno dkk, 2004:191) menyatakan bahwa “Pemahaman (Comprehension) diartikan sebagai kemampuan seseorang dalam mengartikan, menafsirkan, menerjemahkan atau menyatakan sesuatu dengan caranya sendiri tentang pengetahuan yang pernah diterimanya” Pemahaman merupakan terjemahan dari comprehension. Pemahaman adalah kemampuan untuk menjelaskan suatu situasi atau suatu tindakan. Pemahaman adalah kemampuan menerangkan suatu hal dengan kata-kata yang berbeda dengan yang terdapat dalam buku teks, menginterpretasikan atau menarik kesimpulan. Pemahaman terhadap konsep matematika dapat dilihat dari kemampuan siswa: 1) mendefinisikan konsep secar verbal dan tulisan; 2) mengidentifikasi membuat contoh dan bukan contoh; 3) menggun akan model, diagram dan simbol untuk mereprsentasikan suatu konsep; 4) mengubah suatu bentuk rep0resentasi ke bentuk lain; 5) mengenal berbagai makna dan interpretasi konsep; 6) mengidentifikasi sifat-sifat suatu konsep dan mengenal syarat-syarat yang menentukan suatu konsep; 7) membandingkan dan membedakan konsep-konsep. Pemahaman terdiri atas 3 bagian yaitu: perubahan (translation), pemberian (interpretation), dan pembuatan ekstrapolasi (extrapolation). Pemahaman Translasi adalah kemampuan dalam memahami suatu gagasan yang dinyatakan
dengan cara lain dari pernyataan asala yang dikenal sebelumnya. Pemahaman interpretasi (kemampuan menafsirkan) adalah kemampuan dalam memahami bahan atau ide yang direkam, diubah, atau disun dalam bentuk lain, misalnya dalam bentuk grafik, peta konsep, tabel, simbol dan lain sebagainya. Sedangkan pemahaman
ekstrapolasi
(kemampuan
meramalkan)
adalah
kemampuan
meramalkan kecenderungan yang ada menurut data tertentu dengan mengutarakan konsekwensi dan implikasi yang sejalan dengan kondisi yang digambarkan. Tipe hasil belajar yang lebih tinggi dari pada pengetahuan adalah pemahaman. Pemahaman yang tepat tentang apa yang dipelajari memerlukan pengetahuan tentang bagaimana pemahaman itu terbentuk. Kemampuan menunjuk pada apa yang dapat seseorang lakukan dengan informasi itu. Dari pada apa yang telah mereka ingat. Perkins (dalam Uno dan Karim, 2008:266) membandingkan konsep kemampuan dengan pengetahuan ketika seseorang mengetahui sesuatu pertanyaan yang biasanya menunjukkan dia telah menyimpan informasi secara batiniah, dan dengan siap mendapatkannya kembali. Berdasarkan uraian di atas pemahaman yang dimaksud adalah dalam studi ini adalah pemahaman instrumental dan relasional yang mencakup tentang pemahaman atas konsep, rumus, operasi hitung dan aljabar, mengabstraksi.
2.1.1.2 Pengertian Konsep Konsep merupakan istilah yang digunakan untuk menggambarkan secara abstrak suatu objek. melalui konsep, diharapakan akan dapat menyederhanakan pemikiran dengan menggunakan satu istilah. Seperti yang diungkapkan Nasution (2008:161) yang mengungkapkan bahwa “bila seseorang dapat menghadapi benda
atau peristiwa sebagai suatu kelompok, golongan, kelas, atau kategori, maka ia telah belajar konsep”.
Selanjutnya dipertegas oleh Soedjadi (2000:14) yang
menyatakan bahwa “Konsep adalah ide abstrak yang dapat digunakan untuk mengadaan klasifikasi atau penggolongan yang pada umumnya dinyatakan dengan suatu istilah atau rangkaian kata” Pengertian konsep dalam matematika Bahri (2008:30) bahwa “Konsep adalah satua arti yang mewakili sejumlah objek yang mempunyai ciri yang sama. orang yan memiliki konsep ampu mengadakan abstraksi terhadap objek-objek yang dihadapi, sehingga objek-objek ditempatkan dalam golongan tertentu. objekobjek dihadirkan dalam kesadaran orang dalam bentuk representasi mental tidak berperaga. konsep sendiri dapat diambangkan dalam bentuk suatu kata (lambang bahasa)” Dari pengertian konsep di atas dapat disimpulkan bahwa konsep adalah ide abstrak untuk mengklasifikasi objek-objek yang biasanya dinyatakan dalam suatu istilah kemudian dituangkan ke dalam contoh dan bukan contoh, sehingga seseorang dapat mengerti suatu konsep dengan jelas. dengan menguasai konsep seseorang dapat menggolongkan dunia sekitarnya menurut konsep itu.
2.1.1.3 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemahaman Konsep Faktor yang mempengaruhi pemahaman konsep khususnya pada konsep rumus luas persegi panjang yaitu: 1) Dilihat dari materi ajar, rumus luas persegi panjang sifatnya abstrak 2) Dilihat dari siswa mereka masih berpikir konkret. 3) Dilihat dari keadaan guru mengajar, harus mampu menyajikan mate
2.1.1.4 Upaya Meningkatkan Pemahaman Konsep Salah satu upaya meningkatkan pemahaman konsep pada pembelajaran matematika khususnya pada materi mencari rumus luas persegi panjang adalah dengan menggunakan alat peraga. Pada dasarnya secara individual manusia itu berbeda-beda. Demikian pula dalam memahami konsep-konsep abstrak akan dicapai melalui tingkat-tingkat belajar yang berbeda. Suatu keyakinan bahwa anak belajar melalui dunia nyata menuju ke dunia abstrak dengan memanipulasi bendabenda nyata dapat digunakan sebagai perantaranya. Setiap konsep abstrak dalam matematika yang baru dipahami anak perlu segera diberikan penguatan supaya mengendap, melekat dan tahan lama tertanam, sehingga menjadi miliknya dalam pola piker maupun pola tindakan. Alat peraga merupakan bagian dari media pendidikan penggunaannya diintegrasikan dengan tujuan dan isi pengajaran yang telah dituangkan dalam Garis Besar Program Pengajaran (GBPP) mata pelajaran matematika dan bertujuan untuk mempertinggi mutu kegiatan belajar mengajar. Menurut Roseffendi (1997:227-228) ada beberapa fungsi penggunaan alat peraga dalam pengajaran matematika, diantaranya sebagai berikut: a. Dengan adanya alat peraga, anak-anak akan lebih banyak mengikuti pelajaran matematika dengan gembira, sehingga minatnya dalam mempelajari matematika semakin besar. b. Dengan disajikan konsep abstrak matematika dalam bentuk konkret, maka siswa pada tingkat-tingkat yang lebih rendah akan lebih mudah memahami dan mengerti.
c. Anak akan menyadari adanya hubungan antara pembelajaran dengan bendabenda yang ada di sekitarnya, atau antara ilmu dengan alam sekitar dan masyarakat. d. Konsep-konsep abstrak yang tersajikan dalam bentuk konkret, yaitu dalam bentuk model matematika dapat dijadikan obyek penelitian dan dapat pula dijadikan alat untuk penelitian ide-ide baru dan relasi-relasi baru. Dari uraian di atas dijelaskan bahwa penggunaan alat peraga dapat membantu kelancaran proses belajar mengajar. Alat peraga dapat mengatasi beberapa masalah pengajaran dan dapat menunjng tercapainya tujuan pengajaran. Akan tetapi ini sama dengan syarat kita untuk dapat memilih dan menggunakannya. Oleh karena itu ada beberapa kriteria yang harus diperhatikan dalam menentukan alat peraga yang akan dipakai. Beberapa kriteria yang harus diperhatikan antara lain sebagai berikut: a. Alat peraga sebaiknya sederhana. b. Mudah diperoleh. c. Mudah digunakan. d. Mudah disimpan. e. Memperlancar pengajaran. f. Dapat digunakan untuk beberapa topik. g. Tahan lama. h. Disertai petunjuk. i. Sesuai dengan topik yang diajarkan. j. Disertai lembar kerja.
k. Tidak menimbulkan salah tafsir. l. Mengarah pada satu pengertian. m. Disesuaikan.
2.1.2
Persegi Panjang
2.1.2.1 Pengertian Persegi Panjang Persegi panjang adalah bangun datar dua dimensi yang dibentuk oleh dua pasang sisi yang masing-masing sama panjang dan sejajar dengan pasangannya, dan memiliki empat buah sudut yang kesemuanya adalah sudut siku-siku. Sisi terpanjang disebut sebagai panjang (p) dan sisi terpendek disebut sebagai lebar (l). (http://www.proprofs.com/quiz-school/story.php?title=segiempat-rumadi-) Sifat-sifat persegi panjang yaitu: 1. Persegi panjang adalah bangun datar segi empat yang memiliki dua pasang sisi sejajar dan memiliki empat sudut siku-siku. Contoh: perhatikan gambar bangun persegi panjang ABCD berikut: A
B AB//CD
C
D AC//BD
Berdasarkan gambar di atas maka dapat dikatakan bahwa AB sejajar dengan CD, sedangkan AC sejajar dengan BD. 2. Mempunyai empat sisi, dengan sepasang sisi yang berhadapan sama panjang dan sejajar. A
B AB berhadapan dengan CD
C
D AC berhadapan dengan BD
3. Keempat sudutnya sama besar dan merupakan sudut siku-siku (900).
A= B= C= D 4. Kedua diagonalnya sama panjang dan berpotongan membagi dua sama besar.
Berdasarkan gambar di atas maka diagonal AC = BD 5. Dapat menempati bingkainya kembali dengan empat cara. 6. Mempunyai 2 simetri lipat / sumbu simetri. Keliling dan luas persegi panjang
Keliling bangun datar = Jumlah semua sisinya K persegi panjang = p + l + p + l K persegi panjang = 2(p + l) L persegi panjang = p x l Jadi persegi panjang adalah bangun datar dengan dua dimensi yang dibentuk oleh dua pasang sisi yang sama panjang dan sejajar dengan pasangannya, dan memiliki empat buah sudut.
2.1.2.2 Bentuk-Bentuk Kemampuan Menghitung Luas Persegi Panjang Di dalam kegiatan belajar mengajar peranan kemampuan baik intrinsik maupun ekstrinsik sangat diperlukan. Dengan kemampuan, pelajar dapat
mengembangkan aktivitas, pelajar dapat mengembangkan aktivitas dan inisiatif, dapat mengarahkan dan memelihara ketekunan dalam melakukan kegiatan belajar. Sardiman
(2009:92-95)
mengatakan,
ada
beberapa
cara
untuk
menumbuhkan kemampuan dalam kegiatan belajar di sekolah, yaitu sebagai berikut : a. Memberi Angka Angka dalam hal ini sebagai simbol dari nilai kegiatan belajarnya. Banyak siswa, yang utama justru untuk mencapai angka/nilai yang baik. b. Hadiah Hadiah dapat juga dikatakan sebagai kemampuan, tetapi tidaklah selalu demikian, karena hadiah untuk suatu pekerjaan, mungkin tidak akan menarik bagi seseorang yang tidak senang dan tidak berbakat untuk pekerjaan tersebut. c. Saingan/Kompetisi Saingan atau kompetisi dapat digunakan sebagai alat kemampuan untuk mendorong belajar siswa. d. Ego-Involvement Menumbuhkan kesadaran kepada siswa agar merasakan pentingnya tugas dan menerimanya
sebagai
tantangan
sehingga
bekerja
keras
dengan
mempertaruhkan harga diri, adalah sebagai salah satu bentuk kemampuan. e. Memberi Ulangan Para siswa akan menjadi giat belajar kalau mengetahui akan ada ulangan. Oleh karena itu, memberi ulangan ini juga merupakan sarana kemampuan.
f. Mengetahui hasil Dengan mengetahui hasil pekerjaan, apalagi kalau terjadi kemajuan, akan mendorong siswa untuk lebih giat belajar. Semakin mengetahui bahwa grafik hasil belajar meningkat, maka ada kemampuan pada diri siswa untuk terus belajar, dengan suatu harapan hasilnya terus meningkat. g. Pujian Apabila ada siswa yang sukses yang berhasil menyelesaikan tugas dengan baik, perlu diberiakan pujian. Pujian ini adalah bentuk reinforcement yang positif dan sekaligus merupakan kemampuan yang baik. h. Hukuman Hukuman sebagai reinforcement yang negatif tetapi kalau diberikan secara tepat dan bijak bisa menjadi alat kemampuan. Oleh karena itu guru harus memahami prinsip-prinsip pemberian hukuman. i. Hasrat untuk belajar Hasrat untuk belajar, berarti ada unsur kesengajaan, ada maksud untuk belajar. Hal ini lebih akan baik, bila dibandingkan segala sesuatu kegiatan yang tanpa maksud. j. Minat Kemampuan muncul karena ada kebutuhan, begitu juga minat sehingga tepatlah kalau minat merupakan alat kemampuan yang pokok. k. Tujuan yang diakui Rumusan tujuan yang diakui dan diterima baik oleh siswa, akan merupakan alat kemampuan yang sangat penting.
2.1.3 Media Pembelajaran 2.1.3.1 Media Pembelajaran Matematika Media adalah semua bentuk perantara yang dipakai oleh penyebar ide, sehingga gagasan itu sampai kepada penerima. Pada hakekatnya media telah memperluas dan memperpanjang kemampuan manusia untuk merasakan, mendengar, dan melihat dalam batas jarak, waktu tertentu, kini dengan bantuan media batas-batas itu hampir tidak ada. Media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat memberikan rangsangan kepada alat indera sehingga interaksi pembelajaran dapat diterima dengan jelas, mudah dimengerti, kongkrit dan tahan lama dalam ingatan murid. Adapun media pembelajaran Matematika Sekolah Dasar adalah benda-benda kongkrit yang dapat diamati, diraba, dan digerakkan yang digunakan guru untuk menanamkan konsep atau keterampilan Matematika pada waktu mengajar. Tidak sedikit anak yang daya penalarannya kurang dan sukar membayangkan bentuk-bentuk geometri terutama ruang. Oleh karena itu media pembelajaran Matematika sangat diperlukan untuk membantu anak dalam memahami konsep yang diajarkan. Sehubungan dengan usia anak yang masih senang bermain, anak akan lebih tertarik dan senang mempelajari Matematika jika dalam pembelajaran Matematika digunakan media pembelajaran. Hal tersebut dapat
membantu
keberhasilan
guru
dalam
melaksanakan
pembelajaran
Matematika dengan optimal. Suatu hal yang perlu mendapatkan perhatian adalah teknik penggunaan media dalam pembelajaran Matematika secara tepat. Untuk itu perlu
dipertimbangkan kapan digunakan media tertentu, dan jenis media mana yang sesuai untuk mencapai tujuan pengajaran tertentu. Secara umum fungsi media pembelajaran Matematika adalah (1) sebagai media untuk menanamkan konsepkonsep Matematika, (2) sebagai media untuk memahami konsep dan meningkatkan keterampilan berhitung, dan (3) sebagai media untuk menunjukkan hubungan antara konsep Matematika dengan dunia sekitar serta mengaplikasikan konsep dalam kehidupan nyata. Dengan melihat ketiga fungsi tersebut, dalam memilih dan menggunakan media pembelajaran Matematika haruslah sesuai dengan tujuan yang akan dicapai, sehingga benar-benar efektif. Jika tidak demikian, kemungkinan hasilnya akan lebih jelek. Dengan demikian masalah bagaimana cara membuat, cara menggunakan,
dan
kapan
menggunakannya
dalam
pengelolaan
proses
pembelajaran merupakan tiga masalah yang terus-menerus perlu dikaji dan diimplementasikan dalam pembelajaran Matematika Sekolah Dasar.
2.1.3.2 Jenis Media Pembelajaran Matematika Jenis-jenis media pembelajaran Matematika antara lain adalah sebagai berikut : (1) mainan anak-anak, (2) papan flannel, (3) batang berwarna, (4) model kerangka geometri, (5) permainan domino (6) papan berpaku. Media mainan anak-anak digunakan untuk menanamkan pengertian tentang bilangan, himpunan, anggota himpunan, arti lebih besar/kecil dan sama, dan lain-lain. Agar anak-anak tidak bosan, media itu harus dikeluarkan apabila
akan dipakai saja. Perlu diusahakan agar media itu tidak dibawa/dimiliki di rumahnya. Bagi sekolah-sekolah yang sangat jauh dari kota dapat menggunakan benda-benda mudah diperoleh, misalnya batu kerikil, lidi, kacang-kacangan, dan lain-lain. Untuk batas suatu himpunan dipergunakan tali-temali, misalnya tali batang pisang, tali dari bambu, tali dari pepohonan (menjalar) dan lain-lain. Media papan flannel digunakan agar apa yang diterangkan dapat dilihat oleh banyak anak dan agar tidak merepotkan guru dan siswa. Papan flanel ini terdiri dari sebuah papan datar yang ditutupi dengan kain flannel. Bagian belakang benda-benda yang akan diletakkan itu ditempeli dengan ampelas yang menghadap keluar. Media yang menggunakan papan flannel ini umumnya dibuat dari benda-benda ringan dan bentuknya datar/gepeng, bahannya dari kertas, karton, triplek. Media ini dapat mengangkat topik-topik himpunan, pecahan, perkalian, dan penjumlahan. Media batang berwarna biasanya disebut juga dengan batang-batang cuiseaire (cuisenaire rods).
Alat ini sangat bermanfaat untuk menerangkan
konsep bilangan, pengerjaan-pengerjaan hitung serta sifat-sifatnya. Di samping itu anak-anak akan lebih tertarik untuk belajar, sebab batang-batang itu berwarna. Mereka dapat menggunakan imaginasinya untuk membuat bermacam-macam model dari batang-batang tersebut, misalnya rumah-rumahan, binatangbinatangan, pohon-pohonan dan sebagainya. Batang-batang berwarna ini terdiri dari 10 macam batang berwarna. Model kerangka bangun geometri dapat berupa kubus, balok, limas segi empat beraturan, bidang empat beraturan, prisma segi tiga beraturan dan lain-lain.
Kegunaan media model kerangka bangun geometri ini yaitu untuk memahami sifat-sifat bangun ruang dan untuk menanamkan pemahaman tentang hubungan unsur-unsur bangun ruang. Media permainan domino dapat dimanfaatkan untuk mendesain permainan Matematika dalam rangka meningkatkan keterampilan dasar Matematika, misalnya untuk latihan operasi hitung, hubungan antara pecahan yang senilai, bangun-bangun geometri dengan banyak sumbu yang dimiliki, dan lain-lain. Contohnya, permainan domino operasi penjumlahan dan pengurangan. Media pembelajaran Matematika Papan Berpaku berfungsi sebagai alat Bantu dalam pembelajaran konsep pengenalan bangun datar, pengenalan keliling, pengenalan luas, simetri, koordinat dan lain-lain pada bangun datar.
2.1.3.3 Media Petak Satuan Media secara harpiah memiliki arti “perantara” atau “pengantar”. Menurut Association For Education And Comunication Tehnologi (AECH), media ialah segala bentuk yang diprogramkan untuk suatu proses penyaluran informasi. Menurut Sabrin (2005:112) media merupakan alat yang digunakan sebagai perantara untuk menyampaikan pesan dan dapat merangsang pikiran, perasaan dan kemajuan andiens (peserta didik), sehingga dapat mendorong terjadinya proses pembelajaran. Sedangkan menurut Djamarah (2002:137) media sebagai alat bantu dalam proses belajar mengajar adalah suatu kenyataan yang tidak dapat dipungkiri, karena memang gurulah yang menghendakinya untuk membantu tugas guru dalam menyampaikan pesan-pesan dari bahan pelajaran yang diberikan oleh
guru kepada peserta didik. Guru sadar bahwa tanpa bantuan media, maka bahan pelajaran sukar untuk dicerna dan dipahami oleh setiap peserta didik, terutama bahan pelajaran yang rumit atau kompleks. Guru yang efektif dalam menggunakan media dapat meningkatkan pemahaman konsep dalam proses pembelajaran dan siswa akan lebih cepat dan mudah memahami, serta mengerti terhadap materi pelajaran yang disampaikan oleh guru. Media sangat berperan dalam meningkatkan kualitas pendidikan, termasuk untuk meningkatkan kualitas pemahaman konsep rumus luas persegi panjang. Media dapat dipergunakan untuk membangun pemahaman dan penguasaan objek pembelajaran. Santoso, (2003:3) mengemukakan media adalah semua bentuk perantara yang dipakai oleh penyebar ide, sehingga gagasan itu sampai kepada penerima, karena pada hakikatnya media telah memperluas dan memperpanjang kemampuan manusia untuk merasakan, mendengar, dan melihat dalam bats jarak, waktu tertentu, kini dengan bantuan media batas-batas itu hampir tidak ada. (http://www.mail-archive.com/sarikatayahoogroups.com). Media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat memberikan rangsangan kepada alat indera, sehingga interaksi pembelajaran dapat diterima dengan jelas, mudah dimengerti, kongkrit dan tahan lama dalam ingatan murit (Sihkabuden, 2oo3:3). Adapun media pembelajaran Matematika sekolah dasar adalah benda-benda kongkrit yang dapat diamati, diraba, dan digerakkan yang digunakan guru untuk menanamkan konsep atau keterampilan Matematika pada waktu mengajar (http://www.mail-archive.com/sarikatayahoogroups.com).
Tidak sedikit anak yang daya penalarannya kurang dan sukar membayangkan bentuk-bentuk geometri terutama ruang. Oleh karena itu media pembelajaran Matematika sangat diperlukan untuk membantu anak dalam memahami konsep yang diajarkan. Sehubungan dengan usia anak yang
masih
senang bermain, anak akan lebih tertarik dan senang mempelajari Matematika jika dalam pembelajaran Matematika digunakan media pembelajaran. Hal tersebut dapat
membantu
keberhasilan
guru
dalam
melaksanakan
pembelajaran
Matematika dengan optimal. Petak persegi satuan adalah peraga yang dibuat dari mika atau plastik tranpsaran, berbentuk daerah persegi yang diberi garis sehingga membentuk petak-petak persegi, yang tiap petak berukuran sama satu dengan yang lain, sebagai alat pengajaran. Bentuk petak satuan persegi adalah: Petak satuan luas
Satuan sisi
Satuan sisi (panjang)
Satuan sisi (lebar) A
B
C
Berdasarkan gambar diatas maka dapat dijelaskan bahwa gambar A merupakan gambar petak satuan luas. Gambar B merupakan petak satuan sisi yang memiliki luas 9 petak satuan. Gambar C merupakan gambar petak satuan persegi panjang yang terdiri atas 5 satuan sisi (panjang) dan 3 satuan sisi (lebar).
2.1.3.4 Kelebihan dan Kekurangan Media Petak Satuan Media petak satuan memiliki ciri karakteristik yaitu merupakan media dua dimensi yang mempunyai kelebihan-kelebihan yaitu:
1. Bentuknya sederhana sehingga mudah pembuatannya. 2. Lebih ekonomis karena biayanya murah dan dapat dipakai berkali-kali. 3. Bahan dan alat produksinya mudah diperoleh. 4. Terdapat unsur bermain dalam penggunaannya, karena dapat digunakan untuk mencari rumus luas persegi panjang. (http://www.mail-archive.com/sarikatayahoo.groups.com). Dengan melihat kelebihan-kelebihan yang dimiliki media petak satuan dalam pembelajaran Matematika, diharapkan dapat meningkatkan pemahaman siswa dalam menghitung luas persegi panjang. Adapun kekurangan media petak satuan adalah: 1. Media petak satuan tidak bisa digunakan pada semua bangun datar. 2. Membutuhkan waktu dan tenaga bagi guru dalam proses pembuatan media petak satuan.
2.1.4
Penggunaan Media Petak Satuan dalam Meningkatkan Pemahaman Konsep rumus Luas persegi Panajang Mengajar Matematika adalah memberikan dan menata lingkungan belajar
agar murid dapat termotivasi untuk menggali sendiri pengetahuan Matematika (Hudoyo, 2005:5). Terkait dengan menggunakan media pembelajaran dalam Matematika merupakan alat peraga yang mengandung atau membawakan ciri-ciri dari konsepyang dipelajari. Menurut Pujiati (2004:3) alat peraga adalah seperangkat benda kongkrit yang dirancang, dibuat, dihimpun atau disusun secara sengaja yang digunakan utuk membantu menanamkan atau mengembangkan konsep-konsep atau prinsip-prinsip dalam pembelajaran Matematika.
Penggunaan petak persegi dalam pembelajaran pemahaman konsep luas persegi panjang adalah: 1.
Siswa di minta memperhatikan penjelasan guru tentang perlunya pengetahuan menghitung luas persegi panjang.
2.
Siswa dihadapkan pada cara bagaimana mereka dapat menghitung luas persegi panjang.
3.
Memperkenalkan kepada siswa tentang media petak satuan sebagai salah satu alat yang dapat digunakan untuk menghitung louas persegi panjang.
4.
Melatih siswa menghitung luas persegi panjang melalui banyak contoh.
5.
Meminta siswa memperhatikan kembali pengerjaan contoh yang mereka lakukan.
6.
Membimbing siswa hingga dapat menyimpulkan pola menghitung luas persegi panjang dengan rumus: luas persegi panjang = panjang X lebar.
Tabel 1. Rumus luas persegi panjang Bangun Persegi Panjang
Satuan Sisi Panjang
3
Lebar
2
Rumus
Luas = 3 x 2 =6
4
3
Luas = 4 x 3 = 12
5
3
Luas = 5 x 3 = 15
6
3
Luas = 6 x 3 = 18
P
L
Luas = P x L
Menurut Kahfi (2006:6) bahwa lingkungan belajar Matematika meliputi: (1) menyediakan pengalaman belajar Matematika yang dapat mengaitkan pengetahuan Matematika yang sudah dimiliki siswa, sehingga guru bukanlah satusatunya sumber pengetahuan melainkan fasilitator; (2) menyediakan berbagai alternatif pengalaman belajar yang berbeda; (3) mengiterprestaikan pembelajaran dengan situasi yang realistik dengan relevan yang melibatkan pengalaman konkrit; (4) merancang pembelajaran terjadi interaksi dan kerjasama seseorang dengan lingkungannya; (5) memanfaatkan berbagai media, sehingga pembelajaran menjadi lebih efektif; dan (6) melibatkan siswa secara emosional dan social sehingga Matematika menjadi menarik dan murid mau balajar.
Dengan alat peraga, hal-hal yang abstrak dapat disajikan dalam bentuk model-model yang berupa benda kongkrit yang dapat dilihat, dipegang, diputarbalikkan, sehingga dapat lebih mudah dipahami. Fungsi utamanya adalah untuk menurunkan keabstrakan konsep agar siswa mampu menangkap arti konsep tersebut. Suatu hal yang perlu mendapatkan perhatian adalah teknik penggunaan media dalam pembelajaran Matematika secara tepat. Untuk itu perlu dipertimbangkan kapan digunakan media tertentu, dan jenis media mana yang sesuai untuk mencapai tujuan pengajaran tertentu. Secara umum fungsi media pembelajaran Matematika adalah: (1) sebagai media untuk menanamkan konsepkonsep Matematika; (2) sebagai media untuk memahami konsep dan meningkatkan keterampilan berhitung; dan (3) sebagai media untuk menunjukkan hubungan antar konsep Matematika dengan dunia sekitar serta mengaplikasikan konsep dalam kehidupan nyata. Dengan melihat ketiga fungsi tersebut, dalam memilih dan menggunakan media pembelajaran Matematika haruslah sesuai dengan tujuan yang akan dicapai, sehingga benar-benar efektif. Jika tidak demikian, kemungkinan hasilnya akan lebih jelek. (http://www.mail-archive.com).
2.2 Kajian Penelitian Yang Relevan Berbagai penelitian menunjukkan bahwa di samping pembelajaran kooperatif membantu mengembangkan tingkah laku kooperatif siswa, secara bersamaan membantu siswa dalam pembelajaran akademis mereka. Slavin
(2009:16) menelaah penelitian dan melaporkan bahwa 45 penelitian telah dilaksanakan pada semua tingkat kelas dan meliputi bidang studi Bahasa, Geografi, Ilmu Sosial, Sains, Matematika dan Bahasa Inggris. Studi yang telah ditelaah dilaksanakan di sekolah-sekolah pinggiran dan pedesaan Amerika Serikat, Israel, Nigeria dan Jerman. Dari 45 laporan 37 menunjukkan bahwa hasil akademis kelas kooperatif lebih tinggi dibandingkan kelas kontrol. Salah satu studi di bawah ini menunjukkan tidak banyak perbedaan dan tidak dan tidak menunjukkan hasil negatif, yaitu.
Skripsi Agustin Abdullah (2008). Yang berjudul “Meningkatkan Pemahaman Siswa Pada Materi Peran Anggota Keluarga Dengan Menggunakan Teknik Jigsaw”
Dari penelitian yang dilakukan dua siklus ini diperoleh hasil
penelitian yang menunjukkan bahwa pada pre-test siklus 1 hasil belajar siswa diperoleh nilai rata-rata 65, sedangkan post-test diperoleh nilai rata-rata 75,71. Pada siklus 2 diperoleh kenaikan nilai rata-rata kelas yaitu nilai ratarata yang diperoleh adalah 82,40. Dari segi kemampuan, kerja sama siswa dapat dibilang berlangsung dengan baik karena antara siswa satu dengan siswa yang lainnya saling membantu untuk menyelesaikan tugas kelompok.
2.3 Hipotesis Tindakan Berdasarkan rumusan masalah yang diajukan dalam penelitian ini, maka hipotesis tindakan dapat dirumuskan sebagai berikut: “Jika melalui media petak satuan, maka pemahaman konsep rumus luas persegi panjang pada siswa III SDN 1 Barakati Kecamatan Batudaa Kabupaten Gorontalo akan meningkat”.
2.4 Indikator Kinerja Indikator keberhasilan dalam penelitian tindakan ini adalah jika pemahaman siswa pada konsep rumus luas persegi panjang melalui media petak satuan minimal 75% dari keseluruhan siswa yang dikenai tindakan memperoleh nilai 70 ke atas.