7
BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN 2.1 Kajian Teoretis 2.1.1
Pengertian Kemampuan Menulis
a Pengertian Kemampuan Dalam proses pembelajaran diperlukan adanya kemampuan. Kemampuan awal siswa adalah prasarat yang diperlukan siswa untuk mengikuti proses belajar mengajar yang akan diikuti selanjutnya. Kemampuan awal siswa dapat dijadikan titik tolak untuk membekali siswa agar dapat mengembangkan kemampuan baru. Menurut Chaplin dalam http://digilib.petra.ac.id “ability (kemampuan, kecakapan, ketangkasan, bakat, kesanggupan) merupakan tenaga (daya kekuatan) untuk melakukan suatu perbuatan”. Sejalan dengan pendapat tersebut, Akhmat Sudrajat dalam http://akhmadsudrajat.worpress.com menganalogikan kemampuan dengan kata kecakapan. Menurut Robbins dalam http://digilib.petra.ac.id, “Kemampuan bisa merupakan kesanggupan bawaan sejak lahir, atau merupakan hasil latihan atau praktek”. Dari pengertian tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa kemampuan (ability) adalah kesanggupan atau kecakapan seseorang dalam menguasai suatu keahlian yang merupakan bawaan sejak lahir, hasil latihan, atau praktek dan digunakan untuk mengerjakan sesuatu yang ditunjukkan melalui tindakannya . Lebih lanjut Robbins, (dalam http://digilib.petra .ac.id) menyatakan bahwa kemampuaKemampuan terdiri dari dua faktor,yaitu: 1. Kemampuan intelektual (intelectual ability )
7
8
Merupakan kemampuan yang dimiliki seseorang dalam melakukan aktifitas secara mental. 2. Kemampuan Fisik ( physical intellectual) Merupakan kemampuan yang dimiliki seseorang melakukan aktifitas berdasarkan stamina,kekuatan dan karakteristik fisik. Berdasarkan kedua faktor tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa kemampuan dipengaruhi oleh kedua faktor yaitu kemampuan intelektual dan kemampuan fisik. Begitu juga dengan kemampuan menulis bermula dari kemampuan intelektual maupun kemampuan fisik. Dalam kegiatan menulis kedua faktor ini akan saling mempengaruhi satu sama lain. b. Pengertian Menulis Menulis dapat didefenisikan sebagai suatu kegiatan penyampaian pesan (komunikasi) dengan menggunakan bahasa tulis sebagai alat medianya (Suparno dan M. Yunus dalam St. Y. Slamet,2007:96). Sementara itu Puji Santoso, dkk (s008: 6.14) mengemukakan bahwa menulis adalah menemukan atau melukiskan lambang-lambang grafik yang menggambarkan suatu bahasa yang dipahami oleh seseorang sehingga oran lain dapat membaca lambang-lambang grafik tersebut kalau mereka memahami bahasa dan gambaran grafik itu (Tarigan dalam Muchlisoh, 1993:233) Menurut Byrne dalam St. Y. Slamet (200*: 141) menungkapkan bahwa keterampilan menulis pada hakekatnya bukan sekedar kemampuan menulis simbol-simbol grafis sehingga berbentuk kata, dan kata-kata dapat disusun menjadi kalimat menurut peraturan tertentu, melainkan keterampilan menulis adalah kemampuan menuangkan buah pikiran ke dalam
9
bahasa tulis melalui kalimat-kalimat yang dirangkai secara utuh, lengkap, dan jelas sehingga buah pikiran tersebut dapat dikomunikasikan kepada pembaca denan berhasil Menulis dapat didefenisikan sebagai usaha kegiatan penyampaian pesan (komunikasi) dengan menggunakan bahasa tulis sebagai alat medianya (Suparno dan
M.Yunus
dalam
St.Y.
Slamet,2007:96).
Sementara
itu
Puji
Santoso,dkk(2008:6,14) mengemukakan bahwa menulis dapat dianggap sebagai proses ataupun suatu hasil. Menulis adalah menemukan atau melukiskan lambang-lambang grafik yang menggambarkan suatu bahasa yang dipahami oleh seseorang sehingga orang lain dapat membaca lambang-lambang grafik tersebut kalau mereka memahami bahasa dan gambaran grafik itu(Tarigan dalam Muchlisoh,1993:233).
Menurut
Byrne
dalam
St.Y.Slamet(2008:141)
mengungkapkan bahwa keterampilan menulis pada hakikatnya bukan sekedar kemampuan menulis simbol-simbol grafis sehingga berbentuk kata, kata-kata dapat disusun menjadi kalimat menurut peraturan tertentu, melainkan keterampilan menulis adalah kemampuan menuangkan buah pikiran ke dalam bahasa tulis melalui kalimat-kalimat yang dirangkai secara utuh, lengkap, dan jelas sehingga buah pikiran tersebut dapat dikomunikasikan kepada pembaca dengan berhasil. Jurnal internasional oleh David dalam (http://www.isetl.org/ijtlhe/) yang membicarakan tentang penelitian menulis (jounal of writing research) mengemukakan beberapa hal yang terkait dengan menulis sebagai berikut :
10
Writing contributes to learning. Through writing we can create new possibilities not in herent to speaking and observation
(Emig,1977). Yang berarti bahwa menulis dapat
memberikan kontribusi unik untuk belajar. Melalui menulis kita dapat membuat kemungkinan-kemungkinan baru yang tidak melekat pada berbicara dan obeservasi semata (Emig, 1977). Menulis adalah proses pembelajaran aktif yang dijadikan kunci untuk meningkatkan komunikasi (baik tertulis maupun lisan) dan berpikir, menulis adalah proses sosial dalam bentuk formal maupun informal, dan Menulis adalah kegiatan utama (walaupun tidak eksklusif) dalam kegiatan sosial (Russell,1997;Young,1994). Menurut Lado dkk dalam Agus Suriamiharja, Akhlan Husen, dan Nunuy Nurjanah
(1997:1)
mengatakan
bahwa
:
Menulis
adalah
kegiatan
mengungkapakan pikiran ke dalam bentuk simbol-simbol grafik untuk menjadi kesatuan bahasa yang dimengerti, sehingga orang lain dapat membaca simbolsimbol bahasa tersebut. Menulis, menurut Mc.Crimmon dalam St.Y.Slamet (2007: 96), adalah kegiatan menggali pikiran dan perasaan mengenai suatu subjek, memilih hal-hal yang akan ditulis, menentukkan cara menuliskan sehingga pembaca dapat memahaminya dengan mudah dan jelas. Begitu pula menurut Hernowo (2002: 1160 bahwa menulis adalah melahirkan pikiran atau perasaan ( seperti mengarang, membuat surat) dengan tulisan. Dengan demikian, menulis merupakan serangkaian kegiatan untuk mengemukakan suatu ide atau gagasan dalam bentuk lambang bahasa tulis agar dapat dibaca oleh orang lain.
11
Berdasarkan uraian tersebut di atas, dapat didefenisikan menulis adalah serangkaian proses kegiatan yang kompleks yang memerlukan tahapan-tahapan, dan menuangkannya ke dalam bentuk tulisan sehingga pembaca dapat memahami isi gagasan yang disampaikan. Adapun unsur-unsur menulis dan manfaat menulis dapat dijelaskan di bawah ini: 1)
Unsur-unsur Menulis Dalam membuat sebuah tulisan, diperlukan beberapa unsur yang harus
diperhatikan. Menurut Gie (1992; 17-18 ), unsur menulis terdiri atas gagasan, tuturan narasi,(deskripsi,eksposisi, argumentasi, dan pengetahuan dan persuasi), tatanan, dan wahana. a) Gagasan Topik yang berupa pendapat, pengalaman, atau pengetahuan seseorang. Gagasan seseorang tergantung pengalaman masa lalu atau pengetahuan yang dimilikinya. b) Tuturan Merupakan pengungkapan gagasan yang dapat dipahami pembaca. Ada bermacam-macam tuturan, antara lain narasi, deskripsi, dan eksposisi, argumentasi, dan persuasi. c) Tatanan Tatanan merupakan aturan yang harus diindahkan ketika akan menuangkan gagasan. Berarti ketika menulis tidak sekedar menulis harus mengindahkan aturan-aturan dalam menulis
12
d) Wahana Wahana juga sering disebut dengan alat. Wahana berupa kosakata, gramatika, retika ( seni memakai bahasa ). Bagi penulis pemula wahana sering menjadi masalah. Mereka menggunakan bahasa yang baik. b. Kegiatan menulis Permulaan Menurut Akhadiah ( 1999:39) Kegiatan menulis meliputi: (1) Proses penulisan yang mencakup prapenulisan, penulisan buram pertama, revisi, penyuntingan, dan “penerbit” (2) “ Karya tulisku “ Writng folder untuk anak kelas 2 - 6 (3) Pembahasan tulisan writing conferences (4) Penulisan jurnal buku harian Kegiatan dan jenis tulisan di atas disesuiakan dengan perkembangan siswa. Di kelas 1, karena “attention span” anak-anak masih pendek. koordinasi mata – tangan masih dalam perkembangan, dan gerakan motorik halus yang dikuasai masih terbatas, maka program menulis dirancang utnuk periode 5 – 15 menit saja. Bagi anak-anak kelas 2 dan 3 waktunya dapat diperpanjang menjadi 15-30 menit. (Eisle,1993) Selanjutnya, Eisle mengemukakan jenis jurnal yang dapat ditulis siswa SD. (1) Jurnal ganda “ double entry journal”’ kemudian ia menuliskan kalimat/ dari buku dan menuliskannya dalam jurnalnya. Kemudian ia menuliskan ungkapan yang sejalan berdasarkan pengalaman sendiri.
13
(2) Jurnal peneliti, masalah/pertanyaan penelitian seringkali ditemukan pada saat membahas tema. Pertanyaan-pertanyaan dihimpun dalam jurnal penelitian. Pemecahan/jawabannnya juga dituliskan dalam jurnal peneliti itu. (3) Jurnal sahabat buku “ book buddy jurnal”’ Siswa membaca buku secara berpasangan dan membahasnya bersama. Seorang di antarannya (1) mencacat perasaan/komentarnya dalam jurnal yang dibaca oleh pasangannya (11). Pasangan tersebut kemudian menuliskan responya dalam jurnalnya. 2.1.3
Pengembangan Kemampuan Menulis Pengembangan kemampuan menulis menurut Morrow dalam ( Akhadiah
1999:48) menyimpulkan cara pemerolehan kemampuan menulis pada anak-anak. (1) Pengalaman awal baca tulis anak-anak “ tersembunyi” dalam situasi yang sudah lazim serta pengalaman keluarga dan masyarakat. (Gundlach,1985) (2) Sebagai suatu proses perkembangan menulis tahap awal dimulai denngan “kegiatan” membuat coretan pada kertas secara main-main, melalui “kegiatan” menyampikan pesan melalui tulisan, sampai “kegiatan”membuat teks sebagai “artifacts” (Baghban,1984) (3) Anak mengetahui fungsi bahasa tulis sebelum mereka mempelajari bentuknya.kemudian dengan bicara, berikutnya dengan permainan simbolik, dan akhirnya dengan gambar. a. Srategi Pengembangan Menulis untuk Kelas-kelas Awal `
Pada taraf permulaan, dalam pengembangan kemampuan serta kebiasaan
dan kegemaran menulis, proses lebih penting daripada hasil. Apa yang dituliskan anak dan bagaimana mereka memandang dan “ mendekati” tulisan jauh lebih
14
penting daripada mekanisme dan berbagai aturan. Belajar menulis berarti juga belajar menyusun teks yang mengandung gagasan.”As children gains experience with writing, they will learn the peripheral skills and mechanics of writing through practice and intruction.......Morrow,(1993:250) dalam Akhadiah) Selain itu bagi anak, fungsi menulis lebih penting daripada bentuk dan isi. Berdasarkan pemikiran di atas Morrow mengemukakan beberapa strategi yang dapat diterapkan di sekolah: (1) Pusat Penulisan “ The Writing Center “ (2) Penulisan Mandiri (3) Penulisan Fungsional (4) Penulisan Jurnal (5) Penulisan berdasarkan karya sastra b. Pendekatan Proses Penerapan pendekatan proses dalam pembelajaran menulis bagi anak, memberikan kesadaran kepada mereka bahwa menulis mencakup kegiatan berpikir, menuliskan gagasan, serta penulisan ulang. c. Beberapa Bentuk latihan Menulis Permulaan Yang Dapat Di Lakukan, antara lain: 1) Latihan memegang pensil dan duduk dengan sikap dan posisi yang benar. Tangan kanan berfungsi untuk menulis permulaan, tangan kiri untuk menekan buku tulis agar tidak mudah bergeser. Pensil diletakkan di antara ibu jari dan telunjuk. Ujung ibu jari, telunjuk, dan jari tengah menekan pensil dengan luwes, tidak kaku. Posisi badan ketika duduk hendaknya tegak. Dada tidak
15
menempel pada meja, jarak mata antara mata dengan buku kira-kira 25-30 cm. 2) Latihan gerakan tangan. Mula-mula melatih gerakan tangan di udara dengan telunjuk sendiri atau dengan bantuan alat seperti pensil, kemudian dilanjutkan dengan latihan dalam buku latihan. Agar kegiatan ini menarik, sebaiknya disertai dengan kegiatan bercerita, misalnya untuk melatih membuat garis tegak lurus guru dapat bercerita yang ada kaitannya dengan pagar, bulatan dengan telur. 3) Latihan mengeblat, yakni menirukan atau menebalkan suatu tulisan dengan menindas tulisan yang telah ada. Ada beberapa cara mengeblat yang bisa dilakukan anak, misalnya dengan menggunakan kertas karbon, kertas tipis, menebalkan tulisan yang sudah ada. Sebelum anak melakukan kegiatan ini, guru hendaknya memberi contoh cara menulis permulaan dengan benar di papan tulis, kemudian menirukan gerakan tersebut dengan telunjuknya di udara. Setelah itu, barulah kegiatan mengeblat dimulai.Pengawasan dan pembimbingan harus dilakukan secara individual sampai seluruh anak memberikan perhatiannya. 4) Latihan menghubung-hubungkan tanda titik-titik yang membentuk tulisan. Latihan dapat dilakukan dalam buku-buku yang secara khusus menyajikan latihan semacam ini. 5) Latihan menatap bentuk tulisan. Latihan ini dimaksudkan untuk melatih koordinasi antara mata, ingatan, dan jemari anak ketika menulis permulaan sehingga anak dapat mengingat bentuk kata atau bentuk huruf dalam benaknya dan memindahkannya ke jari-jemari tangannya. Dengan demikian, gambaran
16
kata yang hendak ditulis tergores dalam ingatan dan pikiran siswa pada saat dia menulis permulaankannya. 6) Latihan menyalin, baik dari buku pelajaran maupun dari tulisan guru pada papan tulis. Latihan ini hendaknya diberikan setelah dipastikan bahwa semua anak telah mengenal huruf dengan baik. Ada beragam model variasi latihan menyalin, di antaranya menyalin tulisan apa adanya sesuai dengan sumber yang ada, menyalin tulisan dengan cara yang berbeda, misalnya dari huruf cetak ke huruf tegak bersambung, atau sebliknya dari huruf tegak bersambung ke huruf cetak. 7) Latihan menulis permulaan halus/indah. Latihan dapat dilakukan dengan menggunakan buku bergaris untuk latihan menulis permulaan atau buku kotak. Ada petunjuk berharga yang dapat Anda ikuti, jika murid-murid Anda tidak memiliki fasilitas seperti itu. Perhatikan petunjuk berikut dengan cermat.
Untuk ukuran dan bentuk tulisan, lihat pedoman yang dikeluarkan oleh Departemen Pendidikan Nasional. laman buku menjadi tiga bagian. Untuk ukuran dan bentuk tulisan lihat pedoman dari Depdiknas. 8) Latihan dikte/imla. Latihan ini dimaksudkan untuk melatih siswa dalam mengkoordinasikan antara ucapan, pendengaran, ingatan, dan jari-jarinya ketika menulis permulaan, sehingga ucapan seseorang itu dapat didengar, diingat, dan dipindahkan ke dalam wujud tulisan dengan benar.
17
2.1.4 Aspek Penilaian Dalam Penulisan Menurut Safari (2003; 109-110) bahwa untuk mengukur keterampilan manusia dilakukan dengan berbagai kegiatan antara lain; menyalin, menyadur, membuat ikhtisar, catatan, formulir, bagan, denah, grafik, tabel; menulis permulaan; laporan, notulen dan seminar. Secara umum aspek yang dapat dinilai di dalam ujian, menulis permulaan diantaranya adalah sebagai berikut; a. Aspek kebahasaan 1) Isi sesuai unsur menulis 2) Penalaran sesuai pelahiran pikiran/perasaan 3) Ketepatan yaitu logis dan utuh 4) Kejelasan mengembangkan interaksi 5) Struktur dan diksi sesuai gambar 6) Ejaan dan tanda baca b. Aspek Penampilan dan sikap 1) Kesungguhan 2) Teliti 2.1.5 Metode Pembelajaran Picture and Picture Bila kita membicarakan pembelajaran, ada beberapa hal yang selalu disinggung, yaitu model, strategi, metode, pendekatan dan teknik pembelajaran. Pengertian untuk istilah-istilah itu sering dikacaukan. Apalagi terhadap tiga istilah, yaitu pendekatan, metode, dan teknik biasanya terkacaukan (Badudu 1996:17). Istilah pendekatan sering dikacaukan dengan metode, misalnya kita
18
sering mendengar orang mengemukakan istilah pendekatan komunikatif disamping istilah metode komunikatif. Sering pula pengertian metode dikacaukan dengan teknik, misalnya kita sering mendengar orang menyebutkan istilah metode diskusi di samping istilah teknik diskuasi. Untuk itu sebelum memaparkan tentang Model Pembelajaran Picture and Picture, Penulis akan menulis permulaankan pengertian model, strategi, metode, pendekatan, teknik dan taktik pembelajaran secara singkat. a.
Model pembelajaran adalah seluruh rangkaian penyajian materi ajar yang meliputi segala aspek sebelum, sedang dan sesudah pembelajaran yang dilakukan guru serta segala fasilitas yang terkait yang digunakan secara langsung atau tidak langsung dalam proses belajar mengajar (Istarani, 2011:1)
b. Strategi pembelajaran adalah suatu kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan guru dan siswa agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien. Atau strategi pembelajaran itu adalah suatu materi dan prosedur
pembelajaran
yang digunakan
secara
bersama-sama
untuk
menimbulkan hasil belajar pada siswa (Sanjaya, 2008:126) c. Metode secara harfiah adalah cara atau prosedur yang digunakan untuk mencapai tujuan tertentu, kata mengajar sendiri berarti memberi pelajaran (Faturrohaman, 2007;55). Metode digunakan untuk merealisasikan strategi yang telah ditetapkan. Dengan demikian, bisa terjadi satu strategi pembelajaran digunakan beberapa metode (Sanjaya, 2008:126). Dengan kata lain metode adalah cara yang dapat digunakan untuk melaksanakan strategi.
19
d. Pendekatan adalah istilah lain yang memiliki kemiripan dengan strategi pembelajaran. Pendekatan dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang kita terhadap proses pembelajaran. Oleh karena itu ada dua pendekatan dalam pembelajaran, yaitu pendekatan yang berpusat pada guru dan pendekatan yang berpusat pada siswa. Pendekatan yang berpusat pada guru menurunkan stategi pembelajaran langsung (direct instruction) pembelajaran deduktif atau pembelajaran ekspositori. Sedangkan, pendekatan pembelajaran yang berpusat pada siswa menurunkan strategi pembelajaran discovery dan inkuiri serta strategi pembelajaran induktif. (Wina Sanjaya, 2008;127) e. Teknik dan taktik mengajar merupakan penjabaran dari metode pengajaran. teknik
adalah
cara
yang
dilakukan
seseorang
dalam
rangka
mengimplementasikan suatu metode. Untuk itu Rostiyah (2008;1) mengatakan teknik adalah suatu pengetahuan tentang cara-cara mengajar yang digunakan oleh suatu instruktur. Sedangkan taktik adalah gaya seseorang dalam melaksanakan suatu teknik atau metode tertentu. Misalnya walaupun dua orang guru sama-sama menggunakan metode ceramah dalam situasi dan kondisi yang sama, sudah pasti mereka akan melakukannya secara berbedabeda. Menurut Eko 2011 (http://digilib.petra.ac.id) Salah satu model yang saat ini populer dalam pembelajaran adalah Model Pembelajaran Picture and Picture ini merupakan salah satu bentuk model pembelajaran kooperatif. Model pembelajaran
kooperatif
merupakan
suatu
model
pembelajaran
yang
20
mengutamakan adanya kelompok-kelompok. Pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran yang secara sadar dan sistematis mengembangkan interaksi yang saling asah, silih asih, dan silih asuh. Model pembelajaran Picture and Picture adalah suatu metode belajar yang menggunakan gambar dan dipasangkan / diurutkan menjadi urutan logis. Pembelajaran
ini
memiliki
ciri
Aktif,
Inovatif,
Kreatif,
dan
Menyenangkan. Model apapun yang digunakan selalu menekankan aktifnya peserta didik dalam setiap proses pembelajaran. Inovatif setiap pembelajaran harus memberikan sesuatu yang baru, berbeda dan selalu menarik minat peserta didik. Dan Kreatif, setiap pembelajarnya harus menimbulkan minat kepada peserta didik untuk menghasilkan sesuatu atau dapat menyelesaikan suatu masalah dengan menggunakan metoda, teknik atau cara yang dikuasai oleh siswa itu sendiri yang diperoleh dari proses pembelajaran. Menurut Johnson & Johnson, prinsip dasar dalam model pembelajaran kooperatif picture and picture adalah sebagai berikut.(1) Setiap anggota kelompok (siswa) bertanggung jawab atas segala sesuatu yang dikerjakan dalam kelompoknya. (2) Setiap anggota kelompok (siswa) harus mengetahui bahwa semua anggota kelompok mempunyai tujuan yang sama. (3) Setiap anggota kelompok (siswa) harus mengetahui bahwa semua anggota kelompok mempunyai tujuan yang sama. (4) Setiap anggota kelompok (siswa) harus mengetahui bahwa semua anggota kelompok mempunyai tujuan yang sama. (5) Setiap anggota kelompok (siswa) berbagi kepemimpinan dan membutuhkan keterampilan untuk belajar bersama selama proses belajarnya.
21
f. Setiap anggota kelompok (siswa) akan diminta mempertanggung jawabkan secara individual materi yang ditangani dalam kelompok kooperatif. Sesuai dengan namanya, tipe ini menggunakan media gambar dalam proses pembelajaran yaitu dengan cara memasang/mengurutkan gambar-gambar menjadi urutan yang logis. Melalui cara seperti ini diharapkan siswa mampu berpikir dengan logis sehingga pembelajaran menjadi bermakna. 2.1.5 Langkah-langkah dalam Model Pembelajaran Picture and picture adalah sebagai berikut: a
Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai Langkah ini guru diharapkan untuk menyampaikan apakah yang menjadi Kompetensi Dasar mata pelajaran yang bersangkutan. Dengan demikian maka siswa dapat mengukur sampai sejauh mana yang harus dikuasainya. Di samping itu guru juga harus menyampaikan indikator-indikator ketercapaian KD, sehingga sampai dimana KKM yang telah ditetapkan dapat dicapai oleh peserta didik.
b
Menyajikan materi sebagai pengantar. Penyajian materi sebagai pengantar sesuatu yang sangat penting, dari sini guru memberikan
momentum
pembelajaran.
Kesuksesan
dalam
proses
pembelajaran dapat dimulai dari sini. Karena guru dapat memberikan motivasi yang menarik perhatian siswa yang selama ini belum siap. Dengan motivasi dan teknik yang baik dalam pemberian materi akan menarik minat siswa untuk belajar lebih jauh tentang materi yang dipelajari.
22
c
Guru menunjukkan/memperlihatkan gambar-gambar sesuai dengan materi. Dalam proses penyajian materi, guru mengajar siswa ikut terlibat aktif dalam proses pembelajaran dengan mengamati setiap gambar yang ditunjukan oleh guru atau oleh temannya. Dengan Picture atau gambar kita akan menghemat energy kita dan siswa akan lebih mudah memahami materi yang diajarkan. Dalam perkembangakan selanjutnya sebagai guru dapat memodifikasikan gambar atau mengganti gambar dengan video atau demontrasi yang kegiatan tertentu.
d Guru menunjuk/memanggil siswa secara bergantian memasang/mengurutkan gambar-gambar menjadi urutan yang logis. Guru harus dapat melakukan inovasi, karena penunjukan secara langsung kadang kurang efektif dan siswa merasa terhukum. Salah satu cara melakukan undian, sehingga siswa merasa memang harus menjalankan tugas yang harus diberikan. Gambar-gambar yang sudah ada diminta oleh siswa untuk diurutan, dibuat, atau dimodifikasi. e
Guru
menanyakan
alasan/dasar
pemikiran
urutan
gambar
tersebut.
Setelah itu ajaklah siswa menemukan rumus, tinggi, jalan cerita, atau tuntutan KD dengan indikator yang akan dicapai. Ajaklah sebanyak-banyaknya peran siswa dan teman yang lain untuk membantu sehingga proses diskusi dalam PBM semakin menarik. F Dari alasan/urutan gambar tersebut guru memulai menanamkan konsep/materi sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai. Dalam proses diskusi dan pembacaan gambar ini guru harus memberikan penekanan-penekanan pada hal ini dicapai dengan meminta siswa lain untuk
23
mengulangi, menulis permulaan atau bentuk lain dengan tujuan siswa mengetahui bahwa hal tersebut penting dalam pencapaian KD dan indikator yang telah ditetapkan. Pastikan bahwa siswa telah menguasai indikator yang telah ditetapkan. g
Kesimpulan/rangkuman Sebagai akhir dari pembelajaran, guru bersama siswa mengambil kesimpulan sebagai penguatan materi pelajaran.
2.1.6 Penerapan Model Picture and Picture dalam meningkatkan kemampuan menulis permulaan Penerapan pembelajaran Picture and Picture ini merupakan salah satu bentuk
model pembelajaran kooperatif. Model
pembelajaran kooperatif
merupakan suatu model pembelajaran yang mengutamakan adanya kelompokkelompok. Pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran yang secara sadar dan sistematis mengembangkan interaksi yang saling asah, silih asih, dan silih asuh. Model pembelajaran Picture and Picture adalah suatu metode belajar yang menggunakan gambar dan dipasangkan / diurutkan menjadi urutan logis. Pembelajaran
ini
memiliki
ciri
Aktif,
Inovatif,
Kreatif,
dan
Menyenangkan. Model apapun yang digunakan selalu menekankan keaktifan peserta didik dalam setiap proses pembelajaran. Inovatif setiap pembelajaran harus memberikan sesuatu yang baru, berbeda dan selalu menarik minat peserta didik. Kreatif, setiap pembelajarnya harus menimbulkan minat kepada peserta didik untuk menghasilkan sesuatu atau dapat menyelesaikan suatu masalah
24
dengan menggunakan metoda, teknik atau cara yang dikuasai oleh siswa itu sendiri yang diperoleh dari proses pembelajaran. Dengan diterapkannya model ini diharapkan “ability (kemampuan, kecakapan, ketangkasan, bakat, kesanggupan) merupakan tenaga (daya kekuatan) untuk melakukan suatu perbuatan”. Siswa dapat termotivasi menulis dan meningkatkan hasil belajrnya lebih baik lagi. Sejalan dengan pendapat tersebut, Sudrajat (2011) dalam http://akhmadsudrajat.wordpress.com menganalogikan kemampuan
dengan
kata
kecakapan.
Menurut
Robbins
(2010)
dalam
http://digilib.petra.ac.id, “Kemampuan bisa merupakan kesanggupan bawaan sejak lahir, atau merupakan hasil latihan atau praktek”. Sejalan dengan itu, Hastuti (dalam Slamet, 2008: 98) mengungkapkan bahwa: Menulis permulaan, di samping sebagai proses, menulis permulaan juga merupakan suatu kegiatan yang kompleks karena melibatkan cara berpikir yang teratur dan berbagai persyaratan yang berkaitan dengan teknik penulisan, antara lain: (1) adanya kesatuan gagasan; (2) penggunaan kalimat yang jelas; (3) paragraf disusun dengan baik; (4) penerapan kaidah ejaan yang benar; dan (5) penguasaan kosakata yang memadai. Menulis permulaan merupakan salah satu keterampilan berbahasa. Dalam belajar menulis permulaan yang baik diperlukan suatu metode. Salah satu metode yang dapat dipakai adalah metode peta pikiran (mind mapping). Metode ini merupakan sistem terbaru yang di desain sesuai dengan kerja alami otak manusia (Edward, 2009: 67). Metode mind mapping menggunakan berbagai
25
gambar dan warna yang akan menyeimbangkan cara kerja kedua otak. Sehingga dengan metode ini dapat menjadikan anak senang untuk belajar. 2.2 Kajian Relevan Penelitian yang pertama Sumantri A. Karim yaitu : “Meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis karangan deskripsi melalui penggunaan media gambar seri di kelas V SDN 01 Mananggu Kabupaten Boalemo”’ Yang menunjukkan bahwa kemampuan siswa dalam menulis karangan deskripsi melalui penggunaan media gambar menunjukkan hasil yang cukup baik.Pada siklus I 48 dari 25 orang siswa
dan siklus II 80 % . Berdasarkan hasil penelitian ini
kemampuan siswa dapat ditingkatkan. Penelitian yang kedua Rapli Harman yaitu :” Meningkatkan kemampuan menulis puisi sederhana melalui teknk pengamatan objek pada siswa kela V SDN I Tilamuta Kabupaten Boalemo”’ Yang menunjukkan bahwa kemampuan menulis puisi sederhana melalui tehnik pengamatan objek menunjukkan hasil yang sangat baik.Pada siklus I 45 % dari 20 orang siswa dan siklus II 80 %. Penelitian Sri Harjani yaitu: “ Meningkatkan kemampuan menulis puisi menggunakan pendekatan Colextual Teaching and learning (CTL) dikelas V SD Inpres Bumbulan Kabupaten Pohuwato”, Yang menunjukkan bahwa kemampuan siswa dalam hal menulis puisi dengan menggunakan Colextual Teaching and Learning menunjukkan hasil yang cukup baik.Pada Siklus 1, 67,13 % dari 15 siswa dan siklus II 76,70 %. Berdasarkan hasil penelitian ini, kekurangan dan kelebihan siswa pada umumnya hampir sama. Namun dengan diterapkannya pendekatan kontekstual kekurangan dan kesalahan siswa dapat dikurangi.
26
2.3 Hipotesis Tindakan Berdasarkan kajian teoretis dapat dirumuskan dalam hipotesa tindakan sebagai berikut :” Jika guru menggunakan Picture and picture dalam pembelajaran menulis pada siswa Kelas II SDN 2 Bonepantai maka kemampuan menulis permulaan dapat ditingkatkan”. 2.4 Indikator Kinerja Yang menjadi indikator keberhasilan penelitian tindakan kelas yakni 80 % dari 21 orang siswa memperoleh peningkatan dalam kemampuan menulis permulaan melalui model Picture adn picture.