BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS 2.1
Kajian Teoretis
2.1.1 Hakikat Bola Voli Bola Voli adalah Suatu cabang olahraga yang termasuk pada permainan bola besar dimana terdapat 6 orang pemain dalam satu tim yang memantulmantulkan bola dengan tangan dan disebrangkan melalui atas net dan berusaha untuk mematahkan pertahanan lawan. Hal ini diperjelas dengan pendapat Chandra dan Sanoesi (2012:15) bahwa Bola Voli merupakan permainan beregu bola besar, Bola Voli dimainkan oleh dua regu setiap regu ada 6 pemain yang saling berkordinasi dan bekerja sama dalam tim. sedangkan menurut kharisma (2012:14) Permainan Bola Voli merupakan suatu cabang Olahraga berbentuk memvoli bola di udara bolak-balik di atas jaring/net, dengan maksud menjatuhkan bola didalam petak lapangan lawan untuk mencari kemenangan. Menurut PBVSI dalam Rahardjo (2012:9) Bola Voli adalah Olahraga yang dimainkan oleh dua tim dalam satu lapangan yang dipisahkan oleh sebuah net. Permainan Bola Voli adalah olahraga yang unik karena olahraga ini merupakan permainan keselahan yang memiliki tujuan mendapatkan bola untuk dipukul ke daerah lawan atau memaksa lawan membuat kesalahan dalam menangani bola ungkap Lestari (2007:22). 2.1.2 Hakikat Power Tungkai Seorang pemain yang memiliki kemampuan smash harus di tunjang oleh lompatan atau vertikal jump yang dimilikinya, sebab smash juga pengaruhi oleh unsur daya ledak (power), dalam hal ini pemain dapat melakukan lompatan 6
7
dengan kuat jika didukung dengan daya ledak yang baik. Karenanya pukulan smash membutuhkan kekuatan dan kecepatan terutama pada saat melakukan lompatan di atas net sehingga memungkinkan menghasilkan pukulan smash yang maksimal (Ambarkasi:2005). Rinaldy beranggapan bahwa “salah satu faktor dasar yang mempengaruhi kemampuan seorang atlit dalam suatu cabang olahraga adalah daya ledak otot tungkai (2007:60). “Daya Ledak Otot adalah kualitas yang memungkinkan otot atau sekelompok otot untuk menghasilkan kerja fisik secara eksplosif, intensitas kontraksi otot kepada pengarahan sebanyak mungkin motor unit serta kepadatan volume otot (Rinaldy, 2007:60).” Menurut Refiater (2012:667) Power ( Daya / tenaga ) Adalah kemampuan mengeluarkan kekuatan / tenaga maksimal dalam waktu yang tercepat. Sehingga dapat disimpulkan bahwa Daya Ledak adalah kemampuan seseorang mengerahkan tenaganya secepat dan sekuat mungkin. Budhiarta (2010:17) beranggapan bahwa “ khusus untuk pelatihan daya ledak yang digunakan dalam semua cabang olahraga, penggunaan beban selama pelatihan juga menjadi salah satu pertimbangaan pelatih”. Olehnya, Nossek (dalam Budhiarta (2010:17) menyatakan “bahwa beban pelatihan untuk meningkatkan daya ledak, kekuatan dan daya tahan otot tidak harus selalu berupa beban luar yang menggunakan peralatan seperti barbel, rompi, katrol dll tetapi dapat pula seperti berat badan sendiri, terutama bila yang dilatih atlit pemula”. Petrus (2009:3) mengemukakan bahwa Vertical Jump yang baik didukung oleh peran utama dari otot penggerak tubuh yaitu kelompok otot Quadricep Femoris sehingga peningkatan vertical jump harus secara bertahap dan diperlukan
8
adaptasi dari otot Quadricep Femoris. Salah satu komponen latihan untuk meningkatkan kekuatan otot, diperlukan recruitment serabut otot sehingga apabila recruitment serabut otot banyak maka kekuatan otot akan besar dan apabila recruitment otot kecil maka kekuatan ototnya akan kecil, jadi kekuatan otot yang besar dapat mendukung terciptanya power otot yang besar pula (Subroto, 2007). Sama halnya yang dikatakan oleh refiater (2012:674) bahwa “power dapat meningkat hanya tergantung pada penambahan otot “. Untuk mengukur Power Tungkai dapat menggunakan tes vertikal Jump atau dapat pula menggunakan Jump DF. 2.1.3 Hakikat Ketepatan Smash Menurut M. Sajoto ketepatan adalah pengendalian gerak-gerak terhadap suatu sasaran. Sasaran ini dapat merupakan suatu jarak atau mungkin suatu obyek langsung yang harus dikenai dengan salah satu bagian tubuh (dalam Hadjarati,2010:12). Sedangkan Rafiater (2012:667) mengungkapkan “Ketepatan adalah kemampuan seseorang untuk menguasai gerakan yang terkontrol terhadap suatu sasaran (menembak atau menusuk)”. Angga (2010) berpendapat bahwa Ketepatan adalah kemampuan seseorang untuk mengendalikan gerak-gerak bebas terhadap suatu sasaran. Jadi, dapat disimpulkan bahwa ketepatan adalah kemampuan seseorang mengendalikan geraknya terhadap suatu sasaran. Ketepatan juga merupakan faktor pendukung dalam olahraga bola voli karena setajam-tajamnya pukulan atau smash yang dilakukan jika tidak ditempatkan di daerah kosong lawan atau daerah yang sulit dijangkau makan lawan pun akan dengan mudah mengembalikan bola tersebut. Oleh karena itu,
9
unsur ketepatan harus juga dilatih terutama dalam melakukan smash. Menurut penulis smash adalah pukulan keras dan menukik yang sering digunakan sebagai senjata dalam sebuah permainan. Sedangkan menurut para ahli seperti ungkapan Ahmadi (2007:31) smash adalah bentuk serangan yang paling banyak dipergunakan dalam upaya memperoleh nilai suatu tim. Pukulan smash banyak macam dan variasinya. Smash adalah pukulan yang keras dari atas ke bawah, jalannya bola menukik. Oleh sebab itu smash pada permainan bolavoli adalah salah satu teknik bermain yang sangat menentukan dalam permainan bolavoli. Smash dalam permainan bola voli dipergunakan ketika mengadakan penyerangan. Pukulan yang dilakukan pada penyerangan dengan teknik ini melibatkan berbagai kemampuan tubuh karena sasarannya adalah kecepatan dan ketepatan bola hasil smash untuk memperoleh kemenangan. Pengertian lain tentang smash di ungkapkan oleh Mariyanto adalah pukulan yang kuat dimana tangan kontak dengan bola secara penuh pada bagian atas, sehingga jalannya bola terjal dengan kecepatan yang tinggi, apabila pukulan bola tinggi berada diatas net, maka bola dapat dipukul dengan tajam kebawah (dalam Kharisma,2012:22). Selanjutnya menurut Muhajir (2006:123) smash adalah tindakan memukul bola ke lapangan lawan, sehingga bola bergerak melewati atas jaring dan mengakibatkan pihak lawan sulit untuk mengembalikannya. Smash yang efektif selama permainan berlangsung ialah dengan cara memukul bola dari atas jarring yang disebut Spike. Smash merupakan suatu teknik yang mempunyai gerakan yang kompleks yang terdiri atas langkah awalan,
10
tolakan meloncat, memukul bola saat melayang diudara dan saat mendarat setelah memukul bola. Smash adalah pukulan serangan yang keras, dengan arah menukik dan mematikan. Proses melakukan smas dapat dibagi menjadi 4 bagian, yaitu awalan, tolakan, saat memukul bola, dan sikap mendarat (Khafadi dan Sutrisno, 2010:8). a.
b.
Awalan. Cara melakukannya adalah : 1)
Langkah awalan normal berjarak 2,5-4 meter dari net
2)
Bagian badan rileks dan condong ke depan.
3)
Berat badan dibagi rata pada kedua kaki pada persiapan awalan.
Tolakan. Cara melakukannya adalah sebagai berikut. 1)
Tumit dan jari kaki menghentak lantai atau tanah
2)
Kedua lengan mengayun kedepan
3)
Telapak kaki, pinggul, dan batang tubuh digerakkan secara serasi yang merupakan gerakan yang sempurna.
4) c.
Gerakan eksplosif dan lompatan vertikal.
Memukul Bola. Cara melakukannya yaitu: 1)
Jarak bola didepan atas jangkauan lengan pemukul
2)
Lengan melecut dengan cepat, pukulan bola secepat dan setinggi mungkin.
3)
Perkenaan bola dengan telapak tangan tepat ditengan-tengah bola dibagian atas bola
4)
Setelah memukul bola, lengan membuat gerakan lanjutan ke arah garis tengah badan
11
5) d.
Pukulan yang benar akan menghasilkan bola top spin dan cepat.
Sikap Mendarat. Cara melakukannya adalah sebagai berikut: 1) Setelah berhasil memukul bola, kembali ke posisi semula sikap sempurna 2) Badan tetap dalam keadaan rileks dan siap untuk serangan berikutnya 3) Mendarat dengan kedua kaki mengeper 4) Mendarat dengan jari-jari kaki dan lutut dalam keadaan lentur.
Gambar I Teknik melakukan smash (Ambarkati:2005) diunduh 23-10-2013 pukul 16.30 wita Jika dilihat berdasarkan ilustrasi gambar diatas makan dapat tergambar bahwa perlunya lompatan/jumping yang tinggi saat melakukan smash dan dibutuhkan ketepatan agar mudah mengarahkan bola ditempat yang diinginkan sehingga bola jatuh di tempat yang kosong dan sulit untuk lawan mengembalikannya. Jadi, ketepatan smash adalah pukulan/serangan keras yang cepat dan terarah dengan baik. Alat untuk mengukur ketepatan smash adalah Tes ketepatan Smash.
12
2.1.4 Hakikat Latihan Stadium Hops Pengertian latihan menurut Mulyono (dalam Budhiartha,2010:18) adalah “proses kerja yang dilakukan secara sistematis, kontinyu di mana beban dan intensitas latihan makin hari makin bertambah, yang pada akhirnya memberikan rangsangan secara menyeluruh terhadap tubuh dan bertujuan untuk meningkatkan fisik dan mental secara bersama-sama”. Dan Harsono (dalam Hadjarati, 2009:126) mengemukakan bahwa tujuan latihan yakni untuk membantu atlit melakukan ketrampilan dan prestasi olahraganya semaksimal mungkin. Harsono (1992:1) dalam Hadjarati (2009:126) mengemukakan bahwa tujuan latihan yakni untuk membantu atlit melakukan ketrampilan dan prestasi olahraganya semaksimal mungkin. Jadi, dapat disimpulkan bahwa latihan adalah suatu proses kerja yang dilakukan secara teratur dan berulang dengan menggunakan beban yang kian meningkat untuk memperoleh kemahiran atau sebuah kecakapan. Dalam proses pelatihan ada empat aspek latihan yang perlu diperhatikan dalam melatih (Hadjarati,2009:127) yaitu : 1.
Latihan Fisik Latihan ini khusus ditujukan untuk mengembangkan dan meningkatkan
kondisi fisik atlit yang mencakup komponen-komponen fisik antara lain : kekuatan otot, daya tahan, kelentukan, stamina, kcepatan, power, agilitas, koordinasi, keseimbangan dll.
13
2.
Latihan Teknik Latihan untuk
memahirkan tknik-teknik gerakan, misalnya teknik
menendang bola, menggiring bola, lompat tinggi, smash, service, dan sebagainya. Latihan teknik adalah latihan yang khusus dimaksudkan untuk membentuk dan mengembangkan kebiasaan-kebiasaan motorik dan neuromuskular. 3.
Latihan Taktik Latihan untuk menumbuhkan perkembangan interpretive atau daya tafsi
pada atlet, pola-pola permainan, strategi, taktik pertahanan dan penyerangan, sehingga hampir tidak mungkin regu lawan akan dapat mengacaukan regu kita dengan suatu bentuk serangan atau pertahanan yang tidak kita kenal. 4.
Latihan Mental Latihan
mental
lebih
menekankan
pada
perkembangan
maturasi
(kedewasaan) atlit serta perkembangan emosional-impulsif, misalnya semangat bertanding, sikap pantang menyerah, percaya diri, sportivitas, kematangan juara, dan keseimbangan emosi meskipun berada dalam situasi stress dan anxiety, dan sebagainya. Keempat aspek tersebut harus mampu diterapkan kepada anak didik atau atlit dalam proses pelatihan. Dalam permainan bola voli yang bersifat kompetitif dibutuhkan kerjasama tim dan penguasaan teknik skill dan ketrampilan sebagai faktor pendukung keberhasilan. Kemampuan teknik skill salah satunya yaitu kemampuan Vertical Jump atau lompatannya. Peningkatan vertical jump yaitu proses yang komplit dimana dilihat pada berapa aspek yang berbeda diperlukan berapa komponen yang mendukung diantaranya fleksibilitas komponen sendi,
14
kekuatan tendon, keseimbangan dan kontrol motor, kekuatan otot, fleksibilitas otot serta ketahanan otot (Petrus,2009:3). Di era sekarang ini latihan favorit yang sering digunakan untuk meningkatkan kemampuan vertikal jump adalah latihan pliometrik Menurut Chu “Terminologi plyometrics pertama kali dimunculkan pada tahun 1975 oleh Fred Wilt salah seorang pelatih atletik warga Amerika. Istilah ’Plyometrics’ adalah sebuah kombinasi kata yang berasal dari bahasa Latin, yaitu ’plyo’ dan ’metrics’ yang memiliki arti peningkatan yang dapat diukur” (dalam Lubis,2012). Latihan Pliometrik merupakan suatu metode latihan yang dapat digunakan untuk meningkatkan kesegaran biomotorik atlet, termasuk kekuatan dan kecepatan yang memiliki aplikasi yang sangat luas dalam kegiatan olahraga, dan secara khusus latihan ini sangat bermanfaat untuk meningkatkan power. Pola gerakan dalam latihan Pliometrik sebagian besar mengikuti konsep “power chain” (rantai power) dan sebagian besar latihan, khusus melibatkan otot-otot anggota gerak bawah, karena gerakan kelompok otot ini secara nyata merupakan pusat power. Menurut Chu (dalam Hanafi, 2010:6) latihan plaiometrik adalah latihan yang memungkinkan otot untuk mencapai kekuatan maksimal dalam waktu sesingkat-singkatnya. Menurut Kraner (dalam hanafi, 2010:6) bahwa latihan pliometrik menekankan pembakaran otot pada gerakan ekstensik (memanjang) dalam upaya meningkatkan prestasi gerakan konsentrik (memendek) yang selanjutnya. Pengertian pliometrik menurut Redclife dan farentino (2002:1) adalah suatu metode untuk mengembangkan daya ledak (eksplosif power) , suatu komponen penting dari sebagian prestasi atau kinerja olahraga. Ada pula
15
pengertian lain dari Pliometrik. Ferdian (2012) berpendapat bahwa Pliometrik adalah suatu bentuk latihan berintensitas tinggi, yang bertujuan untuk meningkatkan kekuatan dan kecepatan menuju pembentukan power pada atlit. Sedangkan adiguna (2012) mengemukakan bahwa Pliometrik adalah latihanlatihan atau ulangan yang bertujuan menghubungkan gerakan kecepatan dan kekuatan untuk menghasilkan gerakan-gerakan eksplosif. Istilah ini sering digunakan dalam menghubungkan gerakan lompat yang berulang-ulang atau latihan reflek regang untuk menghasilkan reaksi yang eksplosif. Berdasarkan pendapat para ahli diatas maka dapat disimpulkan bahwa latihan Pliometrik adalah jenis latihan yang dilakukan secara berulang untuk melatih kecepatan dan kekuatan untuk membentuk daya ledak / power. Sama halnya dengan prinsip latihan lainnya, salah satu prinsip dasar latihan Pliometrik adalah prinsip beban lebih yang progresif ( progressive overload principle ). Pada pemberian beban yang tidak tepat dapat menggagu keefektifan latihan bahkan cedera. Jadi, dengan menggunakan beban latihan yang tidak sesuai dengan tuntutan beban lebih yang resisif dari gerakan-gerakan Pliometrik tertentu dapat meningkatkan kekuatan tetapi tidak selalu pada peningkatan Power Ekslusif. Salah satu jenis latihan Pliometrik yang digunakan untuk meningkatkan Power Tungkai adalah Stadium Hops. Stadium Hops ini merupakan latihan Multiple Jumps and Hops karena pelaksanaanya melompat berulang-ulang pada sebuah media berupa tangga. Cara melakukannya yaitu dimulai dengan berdiri pada dua kaki selebar bahu, kemudian melakukan lompatan kedepan dengan kaki
16
di tekuk dan mendarat pada dua kaki, badan harus tetap pada garis lurus (Adiguna:2013) Agar tujuan latihan dapat terlaksana dengan baik maka seorang pelatih pun harus bisa mengatur jumlah set dan repetisi latihan sesuai dengan keadaan dan kondisi siswa, hal ini juga tak kalah pentingnya sebab tujuan latihan dapat tercapai jika latihannya dilakukan secara teratur dan terprogram dengan baik. Sebelum memulai latihannya harus diawali dengan pemanasan atau peregangan otot-otot agar tidak terjadi cedera yang tidak diinginkan. Untuk penentuan jumlah pengulangan atau repetisi biasanya berkisar antara 8-10 kali dengan makin sedikit ulangan rangkaian yang lebih berat dan lebih banyak ulangan untuk latihanlatihan yang ringan (Redclife dan farentino, 2002:16). Penentuan jumlah set juga beragam seperti yang diungkapkan Gambella (dalam terjemahan redclife dan Farentino,2002:16) yang merupakan kajian dari jerman timur mengisyaratkan 610 set untuk sebagian besar latihan, sedangkan dari kepustakaan rusia Veroshanski (dalam terjemahan Redclife dan Farentino,2012:16) menyarankan 3 sampai 6 set, terutama untuk latihan-latihan lompat yang berat. 2.2
Kerangka Berfikir Olahraga Bola Voli merupakan salah satu jenis olahraga yang paling
digemari oleh masyarakat diseluruh lapisan dunia, bahkan sampai di tingkat sekolah. Hal ini disebabkan oleh sarana dan prasarana yang dibuthkan tidak terlalu banyak dan mahal, serta bentuk permainannya tidak terlalu sulit. Berbeda dengan melakukan latihan Bola Voli untuk sebuah prestasi, banyak hal yang harus diperhatikan guna meningkatkan kemampuan bermain seperti, teknik dasar,
17
komponen fisik yang harus dilatih, dan berbagai faktor pendukung lainnya yang tak kalah pentingnya. Beberapa teknik dasar dalam Bola Voli terdiri atas, pasing atas, pasing bawah, servis, smash, blok dll. Smash merupakan serangan atau pukulan menukik yang keras disebrangkan melalui atas net. Smash yang baik didukung oleh kemampuan daya ledak/ power tungkai saat melakukan gerakan vertikal jump keatas dan ketepatan mengarahkan bola ditempat yang sulit dijangkau oleh lawan. Bentuk latihan yang favorit dizaman sekarang dan sering digunakan oleh pelatih adalah latihan Pliometrik. Latihan pliometrik ini sangat efektif untuk meningkatkan power. Sebab, melalui latihan pliometrik yang dilakukan secara berulang-ulang akan membentuk rekruitmen-rekruitmen otot yang nantinya akan membentuk suatu kesatuan dalam meningkatkan daya ledak atau power. Jenis latihan pliometrik Stadium Hops merupakan jenis latihan yang digunakan untuk membentuk otot-otot quadricep dan gluteus maximus sebagai otot penggerak utama. Cara melakukannya yaitu dimulai dengan berdiri pada dua kaki selebar bahu, kemudian melakukan lompatan kedepan dengan kaki di tekuk dan mendarat pada dua kaki, badan harus tetap pada garis lurus. Apabila latihan ini dilakukan dengan baik dan terarah secara otomatis akan meningkatkan power tungkai dari si pemain sehingga tujuan awal untuk menyebrangkan bola dapat terwujud seperti yang diharapkan. Sebab berdasarkan penjelasan diatas bahwa terdapat hubungan yang erat antara kemampuan melakukan jumping dan ketepatan smash dalam mengarahkan bola kedaerah lawan sehingga menambah angka atau mendapat rally.
18
2.3
Hipotesis Penelitian Berdasarkan penjelasan dan kajian teoretis yang telah dijabarkan diatas
maka hipotesis penelitian ini adalah “Terdapat Pengaruh Latihan Stadium Hops Terhadap Peningkatan Power Tungkai dan Ketepatan Smash dalam Olahraga Bola Voli Siswa SMA Negeri I Tibawa”