BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PENELITIAN, DAN HIPOTESIS A. Kajian Pustaka 1. Teori Stakeholde r (Stakeholders Theory) Stakeholders Theory (Teori Stakeholder), mengasumsikan bahwa eksistensi perusahaan ditentukan oleh para stakeholders. Stakeholder adalah semua pihak,
internal maupun eksternal,
yang dapat
mempengaruhi atau dipengaruhi oleh perusahaan baik secara langsung maupun tidak langsung. Stakeholder is a group or an individual who can affect, or be affected by, the success or failure of an organization (Luk, Yau, Tse, Alan, Sin, Leo, dan Raymond, dalam Nor Hadi. 2011:93). Berdasarkan asumsi stakeholders theory, maka perusahaan tidak dapat melepaskan diri dari lingkungan sosial. Perusahaan perlu menjaga
legitimasi stakeholder
serta
mendudukkannya
dalam
kerangka kebijakan dan pengambilan keputusan, sehingga dapat mendukung pencapaian tujuan perusahaan, yaitu stabilitas usaha dan jaminan going concern (Adam, dalam Nor Hadi. 2011: 94-95). Wibisono (dalam Kirana, 2009) mengartikan stakeholders sebagai pemangku
kepentingan
yaitu
pihak
atau
kelompok
yang
berkepentingan, baik langsung maupun tidak langsung, terhadap eksistensi atau aktivitas perusahaan, dan karenanya kelompok tersebut mempengaruhi dan/atau dipengaruhi oleh perusahaan. Definisi lain 14 http://digilib.mercubuana.ac.id/
15
dilontarkan oleh Rhenald Kasali sebagaimana dikutip oleh Wibisono (dalam Kirana, 2009) yang menyatakan bahwa yang dimaksud stakeholders adalah setiap kelompok yang berada di dalam maupun di luar
perusahaan
yang
keberhasilan perusahaan.
mempunyai peran dalam Mereka
adalah pemasok,
menentukan pelanggan
pemerintah, masyarakat local, investor, karyawan, kelompok politik, asosiasi perdagangan dan lainnya. Pada teori ini, pengungkapan CSR penting karena para stakeholder perlu mengevaluasi dan mengetahui sejauh mana perusahaan melaksanakan perannya sesuai dengan keinginan stakeholders, sehingga menuntut adanya akuntanbilitas perusahaan atas kegiatan CSR yang telah dilakukannya (Riswari, 2012). Perusahaan yang memiliki kinerja lingkungan dan sosial yang baik akan direspon positif oleh investor melalui peningkatan harga saham (Rustiarini, 2010). 2. Teori Legitimasi (Legitimacy Theory) Teori legitimasi menyatakan bahwa perusahaan memiliki kontrak dengan masyarakat. Legitimasi masyarakat merupakan faktor strategis bagi perusahaan dalam rangka mengembangkan usahanya, hal itu dapat di jadikan wahana untuk menyusun strategi perusahaan, terutama terkait dengan memposisikan diri di tengah lingkungan masyarakat yang semakin maju (Hadi, 2011:87). Dalam pengertian secara mendasar, legitimasi adalah hubungan sosial tertentu yang dikukuhkan sebagai hal yang benar dan tepat secara moral.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
16
Tilt (1994) dalam Sudaryanto (2011)
menyatakan bahwa
perusahaan memiliki kontrak dengan masyarakat untuk melakukan kegiatanya berdasarkan nilai-nilai yang berlaku dalam masyarakat, dan bagaimana perusahaan menanggapi berbagai kelompok kepentingan untuk
melegitimasi
kepentingan
perusahaan.
Teori
legitimasi
kaitannya dengan kinerja ekonomi dan kinerja keuangan adalah apabila terjadi ketidakselarasan antara sistem-sistem nilai perusahaan dan sistem nilai masyarakat maka perusahaan dapat kehilangan legitimasinya, yang selanjutnya akan mengancam kelangsungan perusahaan (Lindblom, dalam Sudaryanto 2011). Dalam usaha memperoleh Legitimasi , perusahaan melakukan kegiatan sosial dan lingkungan yang memiliki implikasi akuntansi pada pelaporan dan pengungkapan dalam laporan tahunan perusahaan melalui pelaporan sosial dan lingkungan yang dipublikasikan (Deegan, dalam Anggraini, 2006). Teori legitimasi menegaskan bahwa untuk memperoleh kepercayaan dari masyarakat atas kegiatan yang dilakukan, maka perusahaan harus menjalankan kegiatannya sesuai dengan norma dan nilai-nilai yang berlaku di lingkungan sekitar. 3. Penge rtian Corporate Social Responsibility Definisi mengenai Corporate Social Responsibility
(CSR)
sangatlah beragam. Salah satunya yang di kemukakan oleh World Business Council for Suistainable Development (2004) mendefinisikan Corporate Social Responsibility (CSR) adalah
http://digilib.mercubuana.ac.id/
17
“CSR is commitment of business to contribute to sustainable economic
development
working
with
employees
and
their
representatives, the local community and society at large to improve quality of live, in ways that are both good for business and good for development.” Corporate Social Responsibility (CSR) merupakan komitmen bisnis
yang
memberikan kontribusi terhadap keberlangsungan
pembangunan ekonomi, para pekerja dan keluarganya, komunitas lokal dan lingkungan yang lebih luas untuk meningkatkan kualitas hidup. Menurut World Business Council For Sustainable Development, CSR bukan sekedar discretionary, tetapi suatu komitmen yang merupakan kebutuhan bagi perusahaan yang baik sebagai perbaikan kualitas hidup. Secara filosofis, jika perusahaan berusaha untuk berguna bagi umat manusia maka dalam jangka panjang tentunya akan tetap eksis. Menurut Untung (2008, hal.1) memberikan pengertian mengenai corporate social responsibility sebagai berikut: ”Corporate Social Responsibility adalah komitmen perusahaan atau dunia bisnis untuk berkontribusi dalam pengembangan ekonomi yang berkelanjutan dengan memperhatikan tanggung jawab sosial perusahaan dan menitikberatkan pada keseimbangan antara perhatian terhadap aspek ekonomis, sosial, dan lingkungan”. Definisi lain mengenai Corporate Social Responsibility (CSR), Salah satu yang cukup menarik adalah yang dibuat oleh lingkar studi
http://digilib.mercubuana.ac.id/
18
Corporate Social Responsibility (CSR) di Indonesia, adalah: upaya sungguh- sungguh dari entitas bisnis untuk meminimalkan dampak negatif dan memaksimalkan dampak positif operasinya terhadap seluruh
pemangku kepentingan dalam ranah ekonomi, sosial dan
lingkugan, agar mencapai tujuan pembangunan yang berkelanjutan. (Nurdizal et. All, 2011:15). Corporate Social Responsibility dihitung berdasarkan jumlah pendapatan bersih perusahaan dan dibagi dengan 91 indikator berdasarkan GRI-G4. GRI-G4 menyediakan rerangka kerja yang relevan
secara
global
untuk
mendukung
pendekatan
yang
terstandardisasi dalam pelaporan, yang mendorong tingkat transparansi dan konsistensi yang diperlukan untuk membuat informasi yang disampaikan menjadi berguna dan dapat dipercaya oleh pasar dan masyarakat. Fitur yang ada di GRI-G4 menjadikan pedoman ini lebih mudah digunakan, baik bagi pelapor yang berpengalaman dan bagi mereka yang baru dalam pelaporan keberlanjutan dari sektor apapun dan didukung oleh bahan-bahan dan
layanan GRI
lainnya.
(www.globalreporting.org). 4. Kepemilikan Saham Asing Dalam Pasal 1 ayat 8 UU No. 25 Th. 2007 menyebutkan bahwa Modal Asing adalah Modal yang dimiliki oleh negara asing, perseorangan warga negara asing, dan Badan Hukum Indonesia yang sebagian atau seluruh modalnya dimiliki oleh pihak asing. Mengacu
http://digilib.mercubuana.ac.id/
19
pada pasal diatas maka dapat disimpulkan bahwa kepemilikan saham asing merupakan proporsi saham biasa perusahaan yang dimiliki oleh perorangan, badan hukum, pemerintah serta bagian-bagiannya yang berstatus luar negeri. Kepemilikan asing dalam perusahaan merupakan pihak
yang
dianggap
concern
terhadap
pengungkapan
pertanggungjawaban sosial perusahaan. (Djakman dan Machmud, 2008) dalam (Erida, 2011). Perusahaan yang sebagian besar sahamnya dimiliki oleh asing biasanya lebih sering menghadapi masalah asimetri informasi dikarenakan hambatan geografis dan bahasa. Oleh sebab itu perusahaan dengan kepemilikan asing yang besar akan terdorong untuk melaporkan atau mengungkapkan informasinya secara sukarela dan luas. (Xiao et Al., 2004) dalam (Erida, 2011) . Ada beberapa alasan mengapa perusahaan yang memiliki kepemilikan saham asing harus memberikan pengungkapan yang lebih dibandingkan dengan yang tidak memiliki kepemilikan saham asing menurut (Susanto, 1992) dalam (Angling, 2010) sebagai berikut: 1. Perusahaan asing mendapatkan pelatihan yang lebih baik dalam bidang akuntansi dari perusahaan induk di luar negeri 2. Perusahaan tersebut mungkin punya sistem informasi yang lebih efisien untuk memenuhi kebutuhan internal dan kebutuhan perusahaan induk
http://digilib.mercubuana.ac.id/
20
3. Kemungkinan permintaan yang lebih besar pada perusahaan berbasis asing dari pelanggan, pemasok, dan masyarakat umum. 5. Leverage Leverage menunjukkan seberapa besar asset perusahaan diperoleh atau didanai oleh utang. Variabel ini diukur dengan membagi total utang dengan total asset. Leverage memiliki arti penting bagi perusahaan, karena dapat diketahui dampak leverage terhadap resiko perusahaan. Semakin tinggi tingkat leverage besar kemungkinan akan melanggar perjanjian kredit sehingga perusahaan akan berusaha melaporkan laba yang lebih tinggi dengan cara mengurangi biayabiaya termasuk biaya pengungkapan pertanggungjawaban sosial perusahaan. Rasio ini menunjukkan komposisi dari total hutang terhadap total ekuitas. Semakin tinggi DER menunjukkan komposisi total hutang semakin besar dibanding dengan total modalsendiri, sehingga berdampak
semakin
besar
beban perusahaan terhadap
pihak
luar(kreditur) (Angling, 1997). Alat ukur ini juga telah digunakan secara luas oleh berbagai penelitian terdahulu dalam area penelitian tentang CSR antara lain oleh Rawi (2008) dan Sembiring (2005). 6. Profitabilitas Menurut G. Sugiyarso dan F. Winarni (2005:118) profitabilitas adalah kemampuan perusahaan memperoleh laba dalam hubungan
http://digilib.mercubuana.ac.id/
21
dengan penjualan total aktiva maupun modal sendiri. Dari definisi ini terlihat jelas bahwa sasaran yang akan dicari adalah laba perusahaan. Hubungan antara kinerja keuangan suatu perusahaan, dalam hal ini profitabilitas, dengan pengungkapan tanggung jawab sosial menurut Belkaoui dan Karpik (dalam Angling, 2006) paling baik diekspresikan dengan pandangan bahwa tanggapan sosial yang diminta dari manajemen sama dengan kemampuan yang diminta untuk membuat suatu perusahaan memperoleh laba. Manajemen yang sadar dan memperhatikan masalah sosial juga akan memajukan kemampuan yang diperlukan untuk menggerakkan kinerja keuangan perusahaan. Konsekuensinya, perusahaan yang mempunyai respon sosial dalam hubungannya dengan pengungkapan tanggung jawab sosial seharusnya menyingkirkan seseorang yang tidak merespon hubungan antara profitabilitas perusahaan dengan variabel akuntansi seperti tingkat pengembalian investasi dan variabel pasar seperti differential return harga saham. 7. Size (Ukuran Pe rusahaan) Size merupakan tingkat identifikasi besar atau kecilnya suatu perusahaan. Besar kecilnya size perusahaan dapat didasarkan pada total nilai aktiva, total penjualan, kapitalisasi pasar, jumlah tenaga kerja dan sebagainya. Semakin besar nilai item- item tersebut maka semakin besar pula ukuran perusahaan itu. Semakin besar aktiva maka semakin banyak modal yang ditanam, semakin banyak penjualan maka
http://digilib.mercubuana.ac.id/
22
semakin banyak perputaran uang dan semakin besar kapitalisasi pasar maka semakin besar pula ia dikenal dalam masyarakat (Hilmi dan Ali, 2008). Size
merupakan
variabel
yang
banyak
digunakan
untuk
menjelaskan pengungkapan sosial yang dilakukan perusahaan dalam laporan tahunan yang dibuat. Secara umum perusahaan besar akan mengungkapkan informasi lebih banyak daripada perusahaan kecil. Hal ini karena perusahaan besar akan menghadapi resiko politis yang lebih besar dibanding perusahaan kecil. Secara teoritis perusahaan besar tidak akan lepas dari tekanan politis, yaitu tekanan untuk melakukan pertanggungjawaban sosial. Pengungkapan sosial yang lebih besar merupakan pengurangan biaya politis bagi perusahaan Hasibuan (2001). 8. Penelitian Terdahulu Pada penelitian ini, peneliti mencoba untuk menguji struktur kepemilikan asing, leverage, profitabilitas dan size terhadap aktivitas pertanggungjawaban
sosial
yang
dilakukan
oleh
perusahaan
manufaktur dalam bidang industri dasar dan kimia yang terdaftar di bursa efek Indonesia. Penelitian ini dilakukan karena berdasarkan penelitian sebelumnya, masih menunjukkan ketidak konsistenan hasil variable struktur kepemilikan asing, leverage, profitabilitas dan size terhadap aktivitas pertanggungjawaban sosial. Maka peneliti ingin membuktikan dengan menguji ulang variabel tersebut.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
23
Farah Diba (2012) dengan penelitian
Pengaruh Karakteristik
Perusahaan dan Regulasi Pemerintah Terhadap Pengungkapan Laporan Corporate Social Responsibility di Indonesia memberikan hasil kepemilkan saham pemerintah, kepemilkan asing, regulasi pemerintah,
size
pengungkapan
dan
CSR.
profitabilitas Tipe
industry
berpengaruh
terhadap
berpengaruh
terhadap
pengungkapan CSR. Sementara Angling Mahatma Pian KS (2010) dengan penelitian Pengaruh Karakteristik Perusahaan dan Regulasi pemerintah terhadap pengungkapan CSR pada Laporan Tahunan di Indonesia menunjukan hasil faktor kepemilikan saham pemerintah, regulasi pemerintah, tipe perusahaan dan ukuran industri berpengaruh signifikan terhadap pengungkapan CSR di Indonesia. Sementara itu, kepemilikan
saham asing dan profitabilitas tidak berpengaruh
signifikan terhadap pengungkapan CSR di Indonesia. Rizkia
Anggita
Sari
(2012)
dengan penelitian
Pengaruh
Karakteristik Perusahaan Terhadap Corporate Social Responsibility Disclosure pada perushaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek memberikan hasil Secara simultan variable profile, size, profitabilitas, leverage dan growth berpengaruh terhadap Corporate Social Responsibility Disclosure. Sementara Marzully Nur dan Denies Priantinah M.Si.,Akt (2012) dengan penelitian Analisis Faktor-faktor yang mempengaruhi Pengungkapan Corporate Social responsibility di Indonesia (studi empiris pada perusahaan berkategori high profileyang
http://digilib.mercubuana.ac.id/
24
listing di BEI) memberikan hasil Hasil penelitian menunjukkan bahwa profitabilitas,kepemilikan saham publik danpengungkapan media tidak berpengaruh
terhadappengungkapan
CSR.
Ukuran
perusahaan
berpengaruhpositif dan signifikan terhadappengungkapan CSR. Dewan komisaris dan leverage berpengaruh negatif dan signifikan terhadap pengungkapan CSR. Rafika
Anggraini
Putri
dan
Yulius
Jogi
Christiawan
(2014)Pengaruh Profitabilitas, Likuiditas dan Leverage Terhadap Pengungkapan Corprate Social Responsibility (Studi Pada Perusahaanperusahaan yang mendapat penghargaan ISRA dan Listed(Go-Public) di Bursa Efek Indonesia (BEI) 2010-2012)Menunjukan hasil profitabilitas dan leverage tidak berpengaruh terhadap pengungkapan CSR, sedangkan likuiditas berpengaruh terhadap pengungkapan CSR. Secara ringkas, penelitian yang telah dilakukan mengenai struktur kepemilikan terhadap pengungkapan pertanggungjawaban sosial disajikan pada tabel di bawah ini : Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu No 1
Peneliti
Variable
Judul
Hasil pe nelitian
Farah Diba
independent:
Pengaruh Karakteristik
Kepemilkan
(2012)
Kepemilikan
Perusahaan dan
pemerintah, kepemilkan
saham
Regulasi Pemerintah
asing,
pemerintah,
Terhadap
pemerintah,
kepemilikan
Pengungkapan Laporan
profitabilitas
saham asing ,
Corporate Social
berpengaruh
Responsibility di
pengungkapan CSR.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
saham
regulasi size
dan
terhadap
25
regulasi
Indonesia.
Tipe
industry
pemerintah ,
berpengaruh
terhadap
tipe industry,
pengungkapan CSR
size, profitabilitas.
Dependent: pengungkapan CSR 2
ANGLING
Independent:
Pengaruh Karakteristik
faktor kepemilikan
MAHATMA
kepemilikan saham
Perusahaan dan
saham pemerintah,
PIAN KS
pemerintah,
Regulasi pemerintah
regulasi pemerintah, tipe
kepemilikan saham
terhadap pengungkapan
perusahaan dan ukuran
asing,
CSR
industri berpengaruh
regulasi pemerintah,
(CSR) pada Laporan
signifikan terhadap
tipe
Tahunan di Indonesia.
pengungkapan CSR di
(2010)
perusahaan,
Indonesia.
ukuran perusahaan,
Sementara itu,
profitabilitas.
kepemilikan saham asing dan profitabilitas
Dependent:
tidak berpengaruh
Corporate Social
signifikan terhadap
Responsibility (CSR).
pengungkapan CSR di Indonesia
3
Rizkia
Independent :
Pengaruh Karakteristik
Secara simultan variable
Anggita Sari
Profile,
Perusahaan Terhadap
profile, size,
(2012)
Size,
Corporate Social
profitabilitas, leverage
profitabilitas ,
Responsibility
dan growth berpengaruh
leverage,
Disclosure pada
terhadap Corporate
growth.
perushaan Manufaktur
Social Responsibility
yang terdaftar di Bursa
Disclosure.
dependent:
Efek.
Corporate Social Responsibility Disclosure,
http://digilib.mercubuana.ac.id/
26
4
Marzully Nur
profitabilitas,
Analisis Faktor-faktor
profitabilitas,kepemilika
dan
Ukuran perusahaan,
yang mempengaruhi
n saham publik dan
Denies
Kepemilikan saham
Pengungkapan
pengungkapan media
Priantinah
public,
Corporate Social
tidak berpengaruh
M.Si.,Akt
Dewan komisaris,
responsibility di
terhadap pengungkapan
(2012)
leverage,
Indonesia (studi empiris
CSR. Ukuran perusahaan
pengungkapan media.
pada perusahaan
berpengaruh positif dan
Corporate Social
berkategori high
signifikan terhadap
Responsibility.
profileyang listing di
pengungkapan CSR.
BEI)
Dewan komisaris dan leverage berpengaruh negatif dan signifikan terhadap pengungkapan CSR.
5
Rafika
Independent:
Pengaruh
profitabilitas dan
Anggraini
Likuiditas,
Profitabilitas,
leverage tidak
Putri
ROA,
Likuiditas dan
berpengaruh terhadap
dan
Leverage.
Leverage Terhadap Pengungkapan
Yulius Jogi Christiawan
Dependent :
Corprate Social
(2014)
CSR.
Responsibility
pengungkapan CSR, sedangkan likuiditas berpengaruh terhadap pengungkapan CSR.
(Studi Pada Perusahaanperusahaan yang mendapat penghargaan ISRA dan Listed (Go-Public) di Bursa Efek Indonesia (BEI) 2010-2012). 6
Suskim
Independent :
Analysis of company
Hasilnya menunjukkan
Riantani ,
SIZE, FINANCIAL
size, financial leverage,
bahwa ukuran
Hafidz
LEVERAGE, AND
and profitability and its
perusahaan memiliki
Nurzamzam
PROFITABILITY
effect to CSR
pengaruh positif dan
http://digilib.mercubuana.ac.id/
27
(2015)
Dependent:
DISCLOSURE.
CSR DISCLOSURE.
signifikan terhadap pengungkapan CSR , leverage keuangan tidak menunjukkan pengaruh yang signifikan terhadap pengungkapan CSR , profitabilitas tidak berpengaruh signifikan terhadap pengungkapan CSR selama penyelidikan.
7
8
Won Yong Oh
Independent:
The Effect of
Hasil menunjukkan
• Young Kyun
Institutional
Ownership Structure on
signifikan , hubungan
Chang •
ownership,
Corporate Social
positif antara
Aleksey
Managerial
Responsibility:
Peringkat CSR dan
Martynov
Ownership,
Empirical Evidence
kepemilikan oleh
(2011)
Foreign ownership,
from Korea
institusi dan asing
Dependent:
investor . Sebaliknya ,
Corporate Social
kepemilikan saham oleh
Control:
manajer puncak adalah
Firm age, size,
negatif terkait dengan
financial
perusahaan rating CSR
performance,
sementara di luar
leverage, and
kepemilikan direktur
industry dummies
tidak signifikan .
Arifur Khan •
Independent:
Corporate Governance
hasil kami
Mohammad
Managerial
and Corporate Social
menunjukkan bahwa
Badrul
Ownership
Responsibility
meskipun pengungkapan
Muttakin •
Public Ownership
Disclosures: Evidence
CSR umumnya memiliki
Javed Siddiqui
Foreign Ownership
from an Emerging
hubungan negatif dengan
(2013)
Board Independence
Economy
kepemilikan manajerial
Role Duality
kepemilikan publik ,
Audit Committees
kepemilikan asing
Dependent :
, papan kemandirian dan
Corporate Social
kehadiran audit
Responsibility
komite untuk memiliki
http://digilib.mercubuana.ac.id/
28
dampak positif yang signifikan pada CSR pengungkapan . Namun, kami gagal untuk menemukan dampak yang signifikan CEO dualitas. 9
Amir Barnea
Independent:
Corporate Social
kita menemukan bahwa
and Amir
Insider Ownership,
Responsibility as a
rata-rata ,
Rubin
Institusional
Conflict between
kepemilikan dan
(2010)
Ownership, Leverage
Shareholders
leverage berpengaruh negatif terkait dengan
Dependent :
Peringkat sosial
Corporate Social
perusahaan , sedangkan
Responsibility
kepemilikan institusional adalah berkorelasi dengan itu . Dengan asumsi bahwa peringkat yang lebih tinggi CSR adalah terkait dengan tingkat pengeluaran CSR lebih tinggi,
10
Anggraini
Independen :
Pengaruh informasi
Adanya pengaruh yang
(2006)
Kepemilikan
social dan factor-faktor
signifikan antara
manajemen, leverage,
yang mempengaruhi
kepemilikan manajemen
ukuran perusahaan,
pengungkapan
dan tipe industry
tipe industry,
informasi social dalam
terhadap pengungkapn
profitabilitas
laporan keuangan
CSR. Sedangkan ukuran
tahunan (studi empiris
perusahaan, leverage dan
Dependen :
pada perusahaan-
profitabilitas tidak
Pengungkapan CSR
perusahaan yang
menunjukkan pengaruh
terdaftar di Bursa Efek
signifikan terhadap
Jakarta)
pengungkapan social.
Sumber : Berbagai Penelitian Terdahulu
http://digilib.mercubuana.ac.id/
29
B. Rerangka Pe mikiran Berdasarkan landasan teori dan penelitian terdahulu yang telah dikemukakan diatas maka kerangka pemikiran dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Pengaruh Kepemilikan Saham Asing (Foreign Shareholding) terhadap pengungkapan CSR Kepemilikan saham asing adalah jumlah saham yang dimiliki oleh pihak asing (luar negeri) baik oleh individu maupun lembaga terhadap saham perusahaan di Indonesia (Rustiarni, 2011). Kepemilikan asing dalam perusahaan merupakan pihak yang dianggap concern terhadap pengungkapan pertanggungjawaban sosial perusahaan (Machmud dan Djakman, 2008). Jika dilihat dari sisi stakeholder perusahaan, pengungkapan CSR merupakan salah satu media yang dipilih untuk memperlihatkan kepedulian perusahaan terhadap masyarakat di sekitarnya. Dengan kata lain, apabila perusahaan memiliki kontrak dengan foreign stakeholders baik dalam ownership dan trade, maka perusahaan akan lebih didukung dalam melakukan pengungkapan tanggung jawab sosial (CSR) (Puspitasari, 2009). 2. Pengaruh leverage terhadap pengungkapan CSR Leverage merupakan alat untuk mengukur seberapa besar perusahaan pada kreditur dalam membiayai aset perusahaan. Perusahaan yang mempunyai tingkat leverage yang tinggi berarti sangat tergantung pada pinjaman luar untuk membiayai asetnya.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
30
Sedangkan perusahaan yang mempunyai tingkat leverage rendah lebih banyak membiayai asetnya dengan modal sendiri. Tingkat leverage perusahaan dengan demikian menggambarkan resiko keuangan perusahaan (Sembiring, 2005). Rasio leverage digunakan untuk memberikan gambaran mengenai struktur modal yang dimiliki perusahaan, sehingga dapat dilihat tingkat resiko tak tertagihnya suatu utang. O leh karena itu, perusahaan dengan rasio leverage yang tinggi mempunyai kewajiban lebih untuk mengungkapkan tanggung jawab sosialnya. 3. Pengaruh Profitabilitas terhadap pengungkapan CSR Menurut Heinze (1976) dalam Devina et al,. (2004) dijelaskan bahwa profitabilitas merupakan factor yang memberikan kebebasan dan
fleksibilitas
kepada
manajemen
untuk
melakukan
dan
mengungkapkan kepada pemegang saham program tanggung jawab sosial secara lebih luas. Hubungan untuk profitabilitas perusahaan dengan pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan telah menjadi postulat (anggapan dasar) untuk mencerminkan pandangan bahwa reaksi sosial memerlukan gaya manajerial. Sehingga semakin tinggi tingkat profitabilitas perusahaan maka semakin besar pengungkapan informasi sosial (Bowman & Haire, 1976 dan Preston, 1078, Hackston & Milne, 1996 dalam Anggraini, 2006).
http://digilib.mercubuana.ac.id/
31
4. Pengaruh size terhadap pengungkapan CSR Ukuran perusahaan (size) merupakan salah satu variabel yang banyak digunakan untuk menjelaskan mengenai variasi pengungkapan dalam laporan tahunan perusahaan. Terdapat beberapa penjelasan mengenai pengaruh ukuran perusahaan (Size) terhadap kualitas ungkapan. Hal ini dapat dilihat dari berbagai penelitian empiris yang telah dilakukan menunjukkan bahwa pengaruh total aktiva hampir selalu konsisten dan secara statistik signifikan. Beberapa penjelasan yang mungkin dapat menjelaskan fenomena ini adalah bahwa perusahaan besar mempunyai biaya informasi yang rendah, perusahaan besar juga mempunyai kompleksitas dan dasar pemilikan yang lebih luas dibanding perusahaan kecil (Diba 2012).
Variabel Independen
Struktur Kepemilikan Saham Asing
Leverage
Variabel Dependen
H1 (+)
H2 (+) H3 (+)
Profitabilitas
H4 (+) Size
Gambar 2.1 Rerangka Pemikiran
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Corporate Social Responsibility (CSR)
32
C. Hipotesis H1 : kepemilikan saham asing berpengaruh positif terhadap pengungkapan CSR H2: Leverage berpengaruh negatif terhadap pengungkapan CSR. H3: Profitabilitas berpengaruh positif terhadap pengungkapan CSR. H4: Size berpengaruh positif terhadap pengungkapan CSR.
http://digilib.mercubuana.ac.id/