BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS
A. Kajian Pustaka 1. Theory of Planned Behavior (Teori Perilaku Rencanaan) Theory of Planned Behavior (TPB) yang merupakan pengembangan dari
Theory
od
Reasoned
Action
(TRA).
Jogiyanto
(2007)
mengembangkan teori ini dengan menambahkan kontruk yang belum ada di TRA. Kontruk ini disebut dengan kontrol perilaku persepsian (perceived behavioral control). Kontruk ini ditambahkan di TPB untuk mengontrol perilaku individual yang dibatasi oleh kekurangan-kekurangannya dan keterbatasan-keterbatasan dari kekurangan sumber-sumber daya yang digunakan untuk melakukan perilakunya (Hsu and Chiu, 2002). Dengan menambahkan sebuah kontruk ini, yaitu kontrol perilaku persepsian, maka bentuk dari model teori perilaku rencanaan dalam mempunyai dua fitur sebagai berikut: (Jogiyanto, 2007) a. Teori ini mengasumsi bahwa kontrol persepsi perilaku mempunyai implikasi motivasional terhadap minat. Orang-orang yang percaya bahwa mereka tidak mempunyai sumber-sumber daya yang ada atau tidak mempunyai kesempatan untuk melakukan perilaku tertentu mungkin tidak akan membentuk minat berperilaku yang kuat untuk melakukannya walaupun mereka mempunyai sikap yang positif terhadap perilakunya dan percaya bahwa orang lain akan menyetujui 9
http://digilib.mercubuana.ac.id/
10
seandainya mereka melakukan perilaku tersebut. Dengan demikian diharapkan terjadi hubungan antara kontrol persepsi perilaku dengan minat yang tidak dimediasi oleh sikap dan norma subyektif. b. Fitur kedua adalah kemungkinan hubungan langsung antara kontrol persepsi perilaku dengan perilaku. Di banyak contoh, kinerja dari suatu perilaku tergantung tidak hanya pada motivasi untuk melakukannya tetapi juga kontrol yang cukup terhadap perilaku yang dilakukan. Dengan demikian. Kontrol perilaku persepsian dapat mempengaruhi perilaku secara tidak langsung lewat minat, dan juga dapat memprediksi perilaku secara langsung. Kontrol perilaku yang dirasakan dipengaruhi oleh pengalaman masa lalu dan perkiraan seseorang mengenai sulit atau tidaknya untuk melakukan perilaku tertentu (Azwar, 2003). TPB menganggap bahwa teori sebelumnya mengenai perilaku yang tidak dapat dikendalikan sebelumnya oleh individu melainkan, juga dipengaruhi oleh faktor mengenai faktor non motivasional yang dianggap sebagai kesempatan atau sumber daya yang dibutuhkan agar perilaku dapat dilakukan. Sehingga dalam teorinya, Ajzen menambahkan satu determinan lagi, yaitu kontrol persepsi perilaku mengenai mudah atau sulitnya perilaku yang dilakukan. Oleh karena itu menurut TPB, intensi dipengaruhi oleh tiga hal yaitu: sikap, norma subyektif, dan kontrol perilaku (ajzen dalam Jogiyanto, 2007).
http://digilib.mercubuana.ac.id/
11
2. Keterlibatan Pengguna a. Pengertian Keterlibatan Pengguna Menurut O’Brein dan Marakas (2009:42), melibatkan pengguna dalam desain dan operasi sistem informasi adalah salah satu alternatif yang tepat untuk mendukung keberhasilan sistem informasi pada perusahaan, hal tersebut dikarenakan pengguna akan memiliki kesempatan untuk dapat mendesain sistem tersebut sesuai dengan kebutuhannya dan memiliki lebih banyak kesempatan untuk mengontrol hasilnya, sehingga dengan demikian pada penerapannya akan lebih memudahkan
pengguna.
Menurut
Azhar
Susanto
(2010:300),
pengertian partisipasi (keterlibatan) pengguna adalah sebagai berikut: Partisipasi pengguna dalam perancangan dan pengembangan sistem informasi lebih ditekankan pada bagaimana peranan user dalam proses perancangan SI dan langkah-langkah apa yang dilakukan dalam mendukung dan mengarahkan kontribusinya. Keterlibatan pemakai dalam proses pengembangan sistem informasi akuntansi merupakan aktivitas pemakai dalam tahap pengembangan sistem informasi. Apabila pemakai diajak berpartisipasi dalam pengembangan sistem informasi, akan membawa pengaruh yang baik terhadap organisasi. Hal ini dapat terjadi karena pemakai terlibat secara
langsung
dalam
penggunaan
sistem
informasi.
Pada
kenyataannya seringkali pemakai lebih mengetahui apa yang mereka butuhkan dalam suatu sistem informasi dengan diajak berpartisipasi, maka
pemakai
dapat
menyampaikan
kegiatan-kegiatan
mereka
berkaitan dengan proses pengembangan sistem informasi. Apabila
http://digilib.mercubuana.ac.id/
12
keinginan-keinginan pemakai tersebut dapat menjadi masukan dan dilaksanakan dalam proses pengembangan sistem informasi, hal ini dapat memberikan pengaruh yang cukup baik. Sedangkan menurut Elfreda Aplonia Lau (2004:28) menerangkan bahwa: “Partisipasi pengguna digunakan untuk menunjukkan intervensi personal yang nyata pemakai dalam pengembangan sistem informasi, mulai dari tahap perencanaan, pengembangan sampai tahap implementasi sistem informasi. Adanya partisipasi pengguna diharapkan dapat meningkatkan penerimaan sistem oleh pengguna yaitu dengan mengembangkan harapan yang realitis terhadap kemampuan sistem, memberikan sarana bergaining dan pemecahan konflik seputar masalah perancangan sistem, serta memperkecil adanya resistance to change dari pemakai terhadap informasi yang dikembangkan”.
Berdasarkan beberapa pengertian di atas, maka penulis dapat menyimpulkan bahwa keterlibatan pengguna merupakan suatu aktivitas pengguna sistem untuk memberikan dukungan dan kontribusi dalam proses perancangan dan pengembangan sistem informasi untuk mencapai tujuan. b. Manfaat Keterlibatan Pengguna dalam Pengembangan Sistem Menurut Soegiharto (2001:31), diungkapkan bahwa keterlibatan pengguna
dalam
pengembangan
sistem
diprediksi
akan
mengembangkan atau memperbaiki kualitas sistem dengan: 1) Memberikan sebuah penelitian yang lebih akurat dan lengkap terhadap syarat informasi pengguna.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
13
2) Memberikan keahlian tentang organisasi dimana sistem tersebut didukung, keahlian yang biasanya tidak terdapat dalam kelompok sistem informasi. 3) Menghindari pengembangan yang tidak dapat diterima atau tidak penting. 4) Meningkatkan pemahaman pemakai akan sistem yang ada. c. Alasan Pentingnya Keterlibatan Pengguna dalam Perencanaan dan Pengembangan Sistem Dalam pengembangan sistem manajemen, pengguna, dan personel sistem terlibat dalam perancangan dan operasi suatu sistem informasi. Biasanya tim perancang yang terdiri dari wakil pengguna, analis, dan manajemen dibentuk untuk mengidentifikasi kebutuhan, mengembangkan spesifikasi teknis, dan mengimplementasikan sistem baru. Masalah pengelolaan proyek pengembangan sistem, masalah organisasi, dan masalah teknis biasanya terjadi dalam implementasi sistem. Sistem informasi yang baru menyebabkan perubahan relasi kerja antar personel, mengubah deskripsi pekerjaan personel, dan bahkan perubahan struktur organisasi secara formal. Faktor teknis, perilaku, situasi, dan personel semuanya harus dipertimbangkan. Kegagalan mempertimbangkan semua hal tersebut dapat menyebabkan output sistem tidak digunakan oleh pengguna, bahkan sekalipun sistem tersebut secara teknis baik. Kerja sama pengguna yang diperlukan demi keberhasilan operasi sistem harus dipastikan sejak perancangan sistem.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
14
Filosofi
perancangan
berorientasi
pengguna
mengindikasikan
pentingnya sikap dan pendekatan pengembangan sistem yang secara sadar mempertimbangkan seluruh konteks organisasi. Pengguna perlu dilibatkan dalam perancangan aplikasi. Sikap yang teliti dalam perancangan output baik dalam hal kuantitas maupun format dapat mengurangi kerepotan pengguna untuk mengolah data lebih lanjut atau meminta format laporan yang baru setelah sistem dioperasikan. Output perlu dirancang dengan fokus pada kebutuhan pengambil keputusan. Pengguna harus dapat memahami tujuan dan karakteristik setiap output supaya output tersebut dapat dimanfaatkan secara maksimal. Menurut Azhar Susanto (2010:301), terdapat beberapa alasan pentingnya keterlibatan pengguna dalam proses perancangan dan pengembangan sistem informasi akuntansi yaitu: 1) Kebutuhan user User adalah orang dalam perusahaan. Analisis sistem atau ahli sistem
adalah
orang
diluar
perusahaan.
Sistem
informasi
dikembangkan bukan untuk pembuat sistem tapi untuk user agar sistem bisa diterapkan, sistem tersebut harus bisa menyerap kebutuhan user, dan yang tahu kebutuhan user adalah user sendiri, sehingga
keterlibatan
user
dalam
pengembangan
SI
akan
meningkatkan tingkat keberhasilan walaupun tidak memberikan jaminan berhasil.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
15
2) Pengetahuan akan kondisi lokal Pemahaman terhadap lingkungan dimana SIA akan diterapkan perlu dimiliki oleh perancang SI, dan untuk memperoleh pengetahuan tersebut perancang sistem harus meminta bantuan user yang sangat memahami lingkungan tempatnya bekerja. 3) Keengganan untuk berubah Seringkali user merasa bahwa sistem informasi yang disusun tidak dapat digunakan dan tidak sesuai dengan kebutuhan. Untuk mengurangi keengganan untuk berubah itu dapat dikurangi bila user terlibat dalam proses perancangan dan pengembangan sistem informasi. 4) User merasa terancam Banyak user menyadari bahwa penerapan SI komputer dalam organisasi mungkin saja mengancam pekerjaannya, atau menjadikan kemampuan yang dimilikinya tidak lagi relevan dengan kebutuhan organisasi. Keterlibatan user dalam proses perancangan dan pengembangan SI merupakan salah satu cara menghindari kondisi yang tidak diharapkan dari dampak penerapan SIA dengan komputer. 5) Meningkatkan alam demokrasi Makna dari demokrasi disini adalah bahwa user dapat terlibat secara langsung dalam mengambil keputusan yang akan berdampak terhadap mereka. Penerapan SIA berbasis komputer tentunya akan
http://digilib.mercubuana.ac.id/
16
berdampak kepada para pegawai, oleh karenanya diperlukan keterlibatan user secara langsung dalam proses perancangan SIA ini. Azhar Susanto (2008:370), menambahkan bahwa tidak semua keterlibatan pengguna ini membawa keberhasilan, ada beberapa alasan yang menyebabkan terjadinya kegagalan diantaranya: 1) Tidak tepatnya pengetahuan yang dimiliki pemakai sehingga tidak bersedia membuat keputusan untuk memberikan pandangannya, karena pemakai kurang memahami dampak dari keputusan yang diambilnya. 2) Kurangnya pengalaman dalam menentukan keputusan karena kultur lingkungan yang tidak mendukung dan kurangnya dukungan dari organisasi dalam berpartisipasi untuk mengambil keputusan. 3) Pengambilan keputusan tersebut terbatas pada tahapan-tahapan yang memungkinkan pemakai atau karyawan terlibat dalam pengambilan keputusan. 4) Kurangnya kesempatan untuk melakukan uji coba dan kurangnya kesempatan untuk belajar, hal ini muncul karena ketakutan akan tingginya biaya yang perlu dikeluarkan untuk kegiatan tersebut. d. Indikator Keterlibatan Pemakai dalam Proses Pengembangan Sistem Manajemen, pengguna, dan staff sistem perlu dilibatkan dalam perancangan sistem informasi dan kegiatan selanjutnya. Umumnya, kelompok perancangan atau tim kelompok yang meliputi pengguna,
http://digilib.mercubuana.ac.id/
17
analis, dan wakil-wakil manajemen, dibentuk untuk mengidentifikasi kebutuhan,
pengembangan
spesifikasi-spesifikasi
teknis,
dan
mengimplementasikan sistem baru. Adanya kesenjangan komunikasi antara pengguna dan perancang sistem informasi terjadi karena pengguna dan spesialis sistem informasi cenderung memiliki perbedaan dalam latar belakang, kepentingan dan prioritas. Inilah yang sering dikatakan sebagai kesenjangan komunikasi antara pengguna dan desainer, hal ini juga dapat menjadi salah satu faktor penyebab kegagalan penerapan sistem informasi. Maka dalam proses perancangan dan pengembangan sistem diperlukan adanya kerjasama dari berbagai pihak untuk pemenuhan kebutuhan yang akan dicapai. Suatu kerjasama yang terstruktur antara pengguna sistem, manajer dan ahli sistem informasi untuk menentukan dan menjabarkan permintaan pengguna, teknik-teknik yang dibutuhkan dan unsur rancangan eksternal (input, output dan tampilan) dinamakan JAD atau Joint Application Development. Tujuan dari JAD adalah memberikan kesempatan pada pengguna dan manajemen untuk berpartisipasi secara luas dalam siklus pengembangan sistem informasi. Dalam hal ini indikator partisipasi (keterlibatan) pengguna sistem informasi seperti yang dikemukakan Azhar Susanto (2008: 367), dapat dilihat dari : 1) Hubungan Meningkatkan hubungan antara pengguna, manajemen dan ahli sistem informasi.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
18
2) Wawasan Memperluas wawasan pemakai dan manajemen dalam bidang komputer, disisi lain memperluas wawasan bisnis dan aplikasinya bagi ahli sistem informasi. 3) Tanggung jawab Meningkatkan beban tanggung jawab pemakai dan manajemen bila terjadi konflik. 4) Waktu Joint
Application
Development
atau
JAD
umurnya
juga
mempersingkat waktu pengembangan sistem informasi yang biasanya diperlukan untuk melakukan berbagai wawancara, melalui satu pola kerja yang lebih terstruktur. 5) Keinginan pengguna Melalui ketentuan keinginan pengguna yang lebih cepat dan penentu prioritas utama, maka pengguna JAD ini akan lebih menghemat biaya. 6) Nilai, kepuasan dan dukungan Joint Application Development atau JAD sering kali menghasilkan sistem informasi yang lebih bernilai dan memberikan kepuasan yang lebih
bagi
pengguna
maupun
pihak
manajemen,
sehingga
meningkatkan kepercayaan dan dukungan pengguna dan manajemen terhadap proyek pengembangan sistem informasi yang dilakukan.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
19
7) Biaya Mengurangi biaya pemeliharaan, karena sejak versi pertama dihasilkan, telah mampu memenuhi kebutuhan organisasi pada umumnya. 3. Kapabilitas Personal Kapabilitas personal adalah kemampuan yang dimiliki seseorang yang diperoleh dari pengalaman dan dari pendidikan atau pelatihan yang pernah diikuti sehingga dapat
meningkatkan kepuasannya untuk
menggunakan SIA yang diterapkan oleh suatu organisasi (Kameswara, 2015:43). Hary (2014:21) menyatakan bahwa kemampuan teknik pemakai yang baik akan mendorong pemakai untuk menggunakan SIA sehingga kinerja SIA lebih tinggi. Pemakai SIA yang memiliki kemampuan teknik yang baik akan meningkatkan kepuasannya dalam menggunakan SIA sehingga akan terus menggunakannya dalam membantu menyelesaikan pekerjaannya karena pemakai miliki pengetahuan dan kemampuan yang memadai. Robbins (2005:46) dalam Gusti (2012:33) menyatakan bahwa kemampuan pemakai terdiri dari dua faktor yaitu: a. Kemampuan intelektual, merupakan kemampuan melakukan aktivitas secara mental. b. Kemampuan fisik, merupakan kemampuan melakukan aktivitas berdasarkan stamina kekuatan dan karakteristik fisik.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
20
Sedangkan menurut Irawati (2012:32) menyatakan bahwa terdapat dua jenis kemampuan teknik, yaitu: a. Kemampua spesialis Kemampuan spesialis meliputi teknik desain sistem yang berhubungan dengan sistem, komputer, dan model sistem. b. Kemampuan umum Kemampuan umum meliputi teknik analisis yang berhubungan dengan organisasi, manusia, dan lingkungan sekitarnya. 4. Komitmen Manajemen Puncak Menurut O’Reilly and Chatman (2006:42) menyatakan tentang komitmen manajemen puncak sebagai berikut: “Commitment more broadly as a psychological state of attachment that defines the relationship between a person and an entity”. Menurut Kinball et al (2008:134) menyatakan tentang komitmen manajemen puncak sebagai berikut: “The most important criteria for assessment. This is because having strong management backing will help overcome shortcomings elsewhere in the project”. Dari pengertian-pengertian yang terdapat di atas, maka penulis menyimpulkan bahwa komitmen manajemen puncak itu adalah prasyarat penting bagi keberhasilan manajemen untuk memotivasi karyawan agar berupaya meningkatkan kualitas proses yang berkesinambungan. Dengan tujuan membantu mengatasi kekurangan-kekurangan dalam pelaksanaan
http://digilib.mercubuana.ac.id/
21
suatu tugas atau proyek tertentu. Selain itu komitmen manajemen puncak juga harus terlibat langsung dan mempertahankan kinerja yang lain untuk membantu mencapai tujuan. Komitmen manajemen puncak adalah partisipasi secara langsung oleh manajemen baik top maupun middle pada aspek penting tertentu dari organisasi. Menurut Dominic Cooper (2006:214), dalam manajemen mutu itu meliputi: a. Pengaturan dan melayani pada kualitas komite. b. Merumuskan dan menetapkan kebijakan mutu dan sasaran. c. Menyediakan sumber daya dan pelatihan. d. Mengawasi pelaksanaan di semua tingkat organisasi, dan e. Mengevaluasi dan merevisi kebijakan dalam terang hasil yang dicapai. 5. Kinerja Sistem Informasi Akuntansi a. Pengertian Kinerja Sistem Informasi Akutansi Diawali dari pengertian kinerja, yaitu kinerja mengandung arti tingkat pencapaian hasil atas pelaksanaan tugas tertentu dalam suatu perusahaan atau organisasi (Payaman Simanjuntak, 2005: 19). Sedangkan menurut Prasetya Irawan (2000: 11), “kinerja adalah sesuatu yang dicapai atau prestasi yang dihasilkan, dan merupakan suatu hasil kerja yang bersifat konkrit dapat diamati dan diukur”. Maka, berdasarkan pendapat para pakar tersebut, dapat ditarik kesimpulan bahwa kinerja merupakan suatu pencapaian hasil yang ada tingkatannya atau dapat dilihat, diamati dan diukur dengan prestasi pelaksanaan tugas
http://digilib.mercubuana.ac.id/
22
yang dicapai secara konkrit dalam suatu perusahaan atau organisasi tersebut. Selanjutnya pengertian Sistem informasi akuntansi merupakan kumpulan sumber daya seperti manusia dan peralatan lainnya, yang dirancang untuk mengubah data keuangan dan data lainnya ke dalam informasi. Informasi tersebut dikomunikasikan kepada para pembuat keputusan. Sistem informasi akutansi melakukan hal tersebut entah dengan sistem manual maupun terkomputerisasi. Sebelum berbicara lebih jauh tentang sistem informasi akuntansi, terlebih dahulu akan diuraikan maksud dari sistem, informasi, sistem informasi, dan akuntansi sebagai berikut: 1) Sistem Menurut Romney dan Steinbart (2015: 3), sistem dapat diartikan sebagai berikut: Sistem merupakan serangkaian dua atau lebih komponen yang saling terkait dan berinteraksi untuk mencapai tujuan. Sebagian besar sistem terdiri dari subsistem yang lebih kecil yang mendukung sistem yang lebih besar. Setiap subsistem-subsistem di desain untuk mencapai tujuan organisasi. Menurut Hall (2011: 5), “a system is a group of two or more interrelated components of subsystems that’s serve a common purpose” dapat diartikan bahwa sistem adalah serangkaian dua atau lebih komponen atau subsistem yang saling terkait yang melayani tujuan yang sama. Sedangkan menurut James O’Brien (2010: 26), “sistem adalah sekelompok komponen yang saling berhubungan,
http://digilib.mercubuana.ac.id/
23
bekerja bersama untuk mencapai tujuan bersama dengan menerima input serta menghasilkan output dalam proses transformasi yang teratur”. Menurut Narko (2002: 12), “Sistem adalah satu kesatuan yang terdiri dari interaksi elemen-elemen (dikatakan subsistem) yang berusaha mencapai tujuan tertentu. Dari pengertian tersebut para ahli berpendapat bahwa sistem terdiri dari struktur dan proses. Struktur suatu sistem adalah elemen-elemen yang membentuk sistem, sedangkan proses adalah bekerjanya elemen-elemen tersebut untuk mencapai tujuan sistem”. 2) Informasi Menurut Romnney dan Steinbart (2015: 4), “Informasi adalah data yang dikelola dan diproses untuk memberikan arti dan memperbaiki proses pengambilan keputusan”. Menurut Hall (2011: 780), “Information is fact that cause the user to take an action that he or she otherwise could not or would not have taken”. Dapat diartikan bahwa informasi adalah fakta yang menyebabkan pengguna untuk mengambil tindakan bahwa ia tidak bisa, tidak mau atau telah diambil. Maksudnya informasi merupakan suatu fakta atau data yang telah diolah dengan cara tertentu sehingga mempunyai arti bagi penggunanya untuk mengambil keputusan. Sedangkan menurut O’Brien (2010: 34), “Informasi adalah data yang telah dikonversi ke
http://digilib.mercubuana.ac.id/
24
dalam konteks yang bermakna dan berguna bagi pengguna akhir tertentu”. Informasi yang dihasilkan dari pengolahan data oleh sistem komputer tidak hanya harus akurat dan cepat, namun harus pula diperhatikan relevansinya dengan kebutuhan para pengambil keputusan maka dari itu sistem informasi yang digunakan harus menghasilkan informasi yang berkualitas. Azhar Susanto (2008: 13), mengemukakan bahwa kualitas informasi akutansi yaitu: a) Akurat, dapat diartikan bahwa informasi akuntansi tersebut benarbenar mencerminkan situasi dan kondisi yang ada. b) Relevan, dapat diartikan bahwa informasi akutansi yang dihasilkan benar-benar sesuai dengan kebutuhan. c) Tepat waktu, dapat diartikan bahwa informasi akuntansi tersedia pada saat informasi tersebut diperlukan. d) Lengkap, dapat diartikan bahwa informasi akuntansi yang dihasilkan tersebut telah selengkap yang diinginkan dan dibutuhkan. 3) Sistem Informasi Sistem informasi pada umumnya diartikan sebagai sebuah kumpulan
prosedur-prosesdur
yang
saling
berkaitan
dan
dikumpulkan sehingga menjadi sebuah informasi yang dapat dipakai bagi para pengguna.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
25
Menurut Laudon (2008: 15), “Sistem informasi adalah sekumpulan komponen yang saling berhubungan, mengumpulkan (mendapatkan), memproses, menyimpan, dan mendistribusikan informasi untuk menunjang pengambilan keputusan dan pengawasan dalam suatu organisasi”. James O’Brien (2010: 4), memberikan pengertian sistem informasi sebagai berikut: Sistem informasi dapat merupakan kombinasi teratur dari orangorang hardware, software, jaringan komunikasi, dan sumber daya data yang mengumpulkan, mengubah, dan menyebarkan informasi dalam sebuah organisasi. Manusia bergantung pada sistem informasi untuk melakukan komunikasi dengan peralatan fisik (hardware), instruksi pemrosesan informasi atau prosedur (software), jaringan komunikasi (network), dan data. Jeffery L. Whitten (2007: 731), memberikan pengertian sistem informasi sebagai berikut: Sistem informasi adalah pengaturan orang, data, proses, dan teknologi informasi yang berinteraksi untuk mengumpulkan, memproses, menyimpan dan menyediakan output informasi yang diperlukan untuk mendukung sebuah organisasi. Sistem informasi memiliki peran penting dalam bisnis menurut James A. O’Brien (2010: 8), terdapat tiga peran penting yang dapat dilakukan sistem informasi untuk sebuah perusahaan bisnis adalah sebagai berikut: a) Mendukung proses dan operasi bisnis. b) Mendukung
pengambilan
keputusan
para
pegawai
manajernya. c) Mendukung berbagai strategi untuk keunggulan kompetitif.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
dan
26
4) Akutansi Menurut David Marshall (2013: 3), akuntansi diartikan sebagai berikut: Accounting is sometimes called the language of business, and it is appropriate for people who are involved in the economic activities of our society-and that is just about everyone- to know at least enough of this language to be able to make decisions and informed judgments about those economic activities. Dapat diartikan bahwa akuntansi merupakan bahwa bisnis yang dapat memberikan informasi tentang kondisi ekonomi untuk pengambilan keputusan suatu bisnis dan hasil usahanya pada waktu periode tertentu. Sedangkan menurut Carl S. Warren (2014: 3), akuntansi
dapat
diartikan
sebagai
sistem
informasi
yang
menyediakan laporan untuk para pemangku kepentingan mengenai aktivitas ekonomi dan kondisi perusahaan”. Akuntansi merupakan sistem informasi mengumpulkan dan memproses data-data yang berkaitan dan kemudian menyebarkan informasi keuangan kepada pihak yang tertarik. Akuntansi adalah bahasa
bisnis,
karena
melalui
akuntansi
informasi
bisnis
dikomunikasikan kepada para pemangku kepentingan. Carl S. Warren (2014: 4), menambahkan bahwa akuntansi menyediakan informasi bagi para pemangku kepentingan dalam perusahaan melalui proses sebagai berikut: a) Mengidentifikasi pemangku kepentingan. b) Menilai kebutuhan pemangku kepentingan.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
27
c) Merancang
sistem
informasi
akuntansi
untuk
memenuhi
kebutuhan pemangku kepentingan. d) Mencatat data ekonomi mengenai aktivitas dan peristiwa perusahaan. e) Menyiapkan laporan akuntansi bagi para pemangku kepentingan. 5) Sistem Informasi Akuntansi Romney dan Steinbart (2015: 10), memberikan pengertian sistem informasi akuntansi sebagai berikut: Sistem informasi akuntansi adalah suatu sistem yang mengumpulkan, mencatat, menyimpan, dan mengolah data untuk menghasilkan informasi bagi pengambil keputusan. Sistem ini meliputi orang, prosedur, dan instruksi, data, perangkat lunak, infrastruktur teknologi informasi, serta pengendalian internal dan ukuran keamanan. Bodnar dan Hopwood (2010: 1), memberikan pengertian sistem informasi akuntansi sebagai berikut: Sistem informasi akuntansi merupakan kumpulan sumber daya, seperti manusia dan peralatan yang dirancang untuk mengubah data keuangan dan data lainnya ke dalam informasi, informasi tersebut dikomunikasikan kepada pembuat keputusan. Daniela Manciny (2013: 186), memberikan pengertian sistem informasi akuntansi sebagai berikut: Accounting Information Systems (AISs) are defines as systems of people, data records and activities that process data and information in an organization, and they include the organization’s manual and outomated processes aimed at supporting managers. Dapat diartikan bahwa sistem informasi akuntansi (AISs) didefinisikan sebagai susunan dari orang, catatan dan aktivitas yang
http://digilib.mercubuana.ac.id/
28
memproses data dan informasi dalam sebuah organisasi, dan mereka termasuk organisasi proses manual dan otomatis ditujukan untuk mendukung manajer. Dari beberapa pengertian di atas penulis dapat menarik kesimpulan bahwa sistem informasi akuntansi merupakan sekelompok elemen yang terdiri dari data, informasi, sumber daya manusia, alat-alat TI, model akuntansi dan prosedur yang saling terintegrasi dalam mengolah data menjadi suatu informasi yang memenuhi
kebutuhan
pengguna
informasi
sebagai
dasar
pengambilan keputusan. Sistem informasi akuntansi, sebagai sistem yang kompleks yang terdiri dari campuran elemen (seperti data, informasi, sumber daya manusia, alat-alat TI, model akuntansi dan prosedur) yang saling berkaitan erat dan pada dasarnya terlibat dalam mengumpulkan, mengklarifikasikan, menguraikan, merekam, dan menyimpan data akuntansi. Tujuannya adalah untuk memberikan bukti akuntansi serta menjadi dasar dalam proses pengambilan keputusan dan menentukan instrument dan praktek untuk mengidentifikasi dan mengevaluasi kinerja perusahaan. Jadi bisa dikatakan bahwa sistem informasi akuntansi telah berkembang menjadi alat strategis yang kuat untuk mendukung pengambilan keputusan dalam perusahaan, proses pengambilan keputusan manajemen puncak, dan pengambilan keputusan pemegang saham.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
29
SIA dapat menjadi sistem manual, sistem kompleks yang menggunakan TI atau sistem sesuatu diantara keduanya. Terlepas dari pendekatan yang diambil prosesnya adalah sama. SIA harus mengumpulkan,
memasukkan,
memproses,
menyimpan,
dan
melaporkan data dan informasi. SIA dalam suatu organisasi memainkan peranan penting dalam membantu mengadopsi dan mengelola posisi strategis. Pencapaian paling layak antar aktivitas mengharuskan pengumpulan data semua aktivitas. Hal ini juga penting
bahwa
sistem
informasi
mengumpulkan
dan
mengintegrasikan data keuangan dan non keuangan mengenai aktivitas organisasi. Menurut Siagian (2001: 24), kinerja berhubungan dengan efektivitas, secara umum efektivitas diartikan sebagai alat ukur tercapainya kesuksesan atas tujuan yang ditetapkan. Dalam beberapa badan standar, terdapat beberapa pengertian kinerja yang berbedabeda seperti berikut: a) Standar industri Jerman DIN55350 Kinerja adalah gambaran dan karakteristik produksi keseluruhan atau pelayanan yang berhubungan dengan pemenuhan kebutuhan. b. Tujuan dan Fungsi Sistem Informasi Akuntansi menurut
Jogiyanto
(2005:
227)
melalui
informasi
yang
dihasilkannya, SIA mempunyai tiga tujuan utama, yaitu: (1) untuk mendukung operasi sehari-hari dengan sistem bagian yang disebut
http://digilib.mercubuana.ac.id/
30
dengan TPS (Transaction Processing Systems) yang mengolah data transaksi menjadi informasi yang berguna untuk melakukan kegiatankegiatan operasi sehari-hari, (2) mendukung pengambilan keputusan manajemen, (3) untuk memenuhi kewajiban yang berhubungan dengan pertanggungjawaban. Berdasarkan pernyataan Marshall B. Romney dan Paul John Steinbart (2015: 29) dijelaskan bahwa fungsi sistem informasi akuntansi adalah: 1) Mengumpulkan dan menyimpan data tentang aktivitas yang dilaksanakan oleh organisasi, sumber daya yang dipengaruhi oleh aktivitas-aktivitas tersebut, dan para pelaku yang terlibat dalam berbagai aktivitas tersebut, agar pihak manajemen, para pegawai, dan pihak-pihak luar yang berkepentingan dapat meninjau ulang halhal yang telah terjadi. 2) Mengubah data menjadi informasi yang berguna bagi pihak manajemen untuk membuat keputusan dalam aktivitas perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan. 3) Menyediakan pengendalian yang mumpuni untuk menjaga aset-aset organisasi, termasuk data organisasi, untuk memastikan bahwa data tersebut tersedia saat dibutuhkan, akurat dan handal. c. Manfaat Pemakaian Sistem Informasi setiap perusahaan harus menyelesaikan sistem infromasi dengan kebutuhan para penggunanya. Menurut Hall (2007: 19), manfaat
http://digilib.mercubuana.ac.id/
31
pemakaian sistem informasi akuntansi dengan kriteria sebagai berikut adalah: 1) Relevancy, sesuatu dikatakan relevan jika memiliki 3 (tiga), aspek sebagai berikut: a) Predective Value Informasi tersebut harus dapat dipergunakan untuk memprediksi situasi masa depan. b) Feed Back Value Adalah suatu bentuk output yang dikirim kembali ke sistem sebagai sumber data. Dan informasi yang dimiliki harus dapat memberikan umpan balik. c) Time Lines Value Umur informasi merupakan faktor penting dalam menentukan kegunaan sistem. Informasi tersebut harus tersedia tepat waktu. 2) Aspek Keandalan (Reliability) Informasi dapat dipercaya bila informasi tersebut disampaikan secara netral, tidak berpihak dan disajikan secara terbuka seperti yang diungkapkan pada catatan terdahulu bahwa sistem adalah kumpulan sub-sub sistem yang saling berkaitan guna mencapai tujuan tertentu dari informasi di atas dapat disimpulkan bahwa sebuah sistem informasi adalah kumpulan prosedur
dimana data tersebut
dikumpulkan
informasi
dan
diproses
menjadi
didistribusikan kepada para pemakai.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
yang
siap
32
d. Komponen Sistem Informasi Akuntansi Komponen sistem informasi akuntansi menurut Azhar Susanto (2008: 58) dikelompokkan sebagai berikut: 1) Perangkat keras (Hardware) Hardware merupakan peralatan fisik yang dapat digunakan untuk mengumpulkan, memasukkan, memproses, menyimpan, dan mengeluarkan hasil pengolahan data dalam bentuk informasi. 2) Perangkat lunak (Software) Software
adalah
kumpulan
dari
program-program
yang
digunakan untuk menjalankan aplikasi tertentu pada komputer, sedangkan program merupakan kumpulan dari perintah-perintah komputer
yang
tersusun
secara
sistematik.
Software
dapat
dikelompokkan menjadi dua yaitu perangkat lunak sistem dan perangkat lunak aplikasi. 3) Manusia (Brianware) Brainware atau sumber daya manusia (SDM) merupakan bagian terpenting dari komponen sistem informasi dalam dunia bisnis yang dikenal sebagai sistem informasi akuntansi. Komponen SDM ini merupakan bagian yang tidak terpisahkan dengan komponen lainnya di dalam suatu sistem informasi sebagai hasil dari perencanaan analisis, perancangan, dan strategi implementasi yang didasarkan kepada komunikasi diantara sumber daya manusia yang terlibat dalam suatu organisasi.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
33
Sumber daya manusia (SDM) sistem informasi atau sistem informasi akuntansi merupakan sumber daya yang terlibat dalam pembuatan sistem informasi, pengumpulan dan pengolahan data, pendistribusian dan pemanfaatan informasi yang dihasilkan oleh sistem informasi tersebut, beberapa kelompok SDM suatu organisasi yang terlibat dalam beberapa aktivitas di atas secara garis besar dapat dikelompokkan ke dalam pemilik dan pemakai sistem informasi. 4) Prosedur (Procedure) Prosedur merupakan rangkaian aktivitas atau kegiatan yang dilakukan secara berulang-ulang dengan cara yang sama. Prosedur penting dimiliki bagi suatu organisasi agar segala sesuatu dapat dilakukan secara seragam. Jika prosedur telah diterima oleh pemakai sistem informasi maka prosedur akan menjadi pedoman bagaimana fungsi sistem informasi tersebut harus dioperasikan. 5) Basis Data (Database) Basis data merupakan bagian dari manajemen sumber daya informasi yang membantu perusahaan agar sumber daya informasi yang dimilikinya mencerminkan secara akurat sistem fisik yang diwakilinya. 6) Jaringan Komunikasi (Communication Network) Telekomunikasi atau komunikasi data dapat didefinisikan sebagai pengguna media elektronik atau cahaya yang memindahkan
http://digilib.mercubuana.ac.id/
34
data atau informasi dari suatu lokasi ke suatu atau beberapa lokasi lainnya yang berbeda. B. Penelitian Terdahulu Untuk memberikan gambaran dan kerangka pemikiran dalam penelitian maka perlu kiranya untuk membahas hasil-hasil penelitian terdahulu sebagai acuan dalam membandingkan penelitian saat ini dengan penelitian terdahulu sehingga akan menghasilkan suatu analisa yang sesuai dengan teori dan penelitian terdahulu. Adapun penelitian terdahulu seperti yang dijelaskan di bawah ini: Tabel 2.1. Penelitian Terdahulu No. Peneliti dan Judul 1 Susilatri, Amris Rusli Tanjung, dan Surya Pebrina (2010), mengenai “FaktorFaktor yang Mempengaruhi Kinerja Sistem Informasi Akuntansi Pada Bank Umum Pemerintah di Kota Pekanbaru”.
2
Darmawan Hendra P, Yulita Setiawanta, dan Ira Septriana (2011), dalam penelitiannya mengenai “Analisis Pengaruh Keterlibatan Pemakai dalam Pengembangan Sistem Informasi, Dukungan Manajemen Puncak,
Metode Penelitian Penelitian ini melibatkan 75 responden yang ada di 5 bank umum pemerintah di Kota Pekanbaru. Data diperoleh melalui penyebaran kuesioner secara langsung ke objek penelitian. Analisis data menggunakan regresi linear berganda dan uji independensi sample T test dengan bantuan software SPSS 12.0. Populasi dalam penelitian ini adalah pemakai sistem informasi akuntansi pada bagian analisis kredit, bagian akuntansi, bagian Back Office, Teller, kepala unit dan departement lainnya pada Bank Jateng Cabang Ungaran sebagai pengguna sistem informasi
Hasil Penelitian Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dari delapan faktor yang mempengaruhi kinerja sistem informasi akuntansi terdapat 5 faktor yang berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap kinerja sistem informasi akuntansi, yaitu keterlibatan pemakai dalam proses pengembangan sistem, dukungan manajemen puncak, program pelatihan dan pendidikan pemakai, kemampuan teknik personal, lokasi departemen sistem informasi sedangkan faktor lainnya, formalisasi pengembangan sistem informasi, ukuran organisasi, keberadaan dewan pengarah berpengaruh negatif dan tidak signifikan. Berdasarkan hasil penelitian maka dapat disimpulkan terdapat pengaruh positif yang signifikan antara keterlibatan pemakai dalam proses pengembangan sistem terhadap kinerja SIA, terdapat pengaruh positif yang signifikan antara dukungan manajemen puncak terhadap kinerja SIA, terdapat pengaruh positif yang signifikan antara formulasi pengembangan sistem terhadap kinerja SIA.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
35
dan Formalisasai Pengembangan Sistem Informasi terhadap Kinerja Sistem Informasi Akuntansi Pada PT. Bank Jateng Cabang Ungaran”.
3
Arzia Biwi, Ananta Wikrama Tungga Atmaja, Nyoman Ari Surya Darmawan (2015), dalam penelitiannya mengenai “Pengaruh Kapabilitas Personal dan Dukungan Manajemen Puncak terhadap Kinerja Sistem Informasi Akuntansi PT. Tirta Mumbul Jaya Abadi Singaraja”.
4
Siti Suharni (2011), mengenai “Pengaruh
akuntansi yaitu sebesar 70 orang. Dalam penelitian jumlah sampel yang diambil sebesar 70 orang, maka disebut penelitian populasi atau studi sensus. Analisis data menggunakan regresi linear berganda dan uji independensi sample T test dengan bantuan software SPSS 12.0. Penelitian ini dilaksanakan di PT. Tirta Mumbul Jaya Abadi Singaraja dengan jumlah populasi sebanyak 131 orang. Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling yaitu teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu yang melibatkan hanya pada bidang tertentu seperti bagian keuangan, pemasaran dan pajak yang berkaitan dengan kinerja sistem informasi akuntansi sehingga sampel yang dipilih adalah pemakai sistem informasi yang bertugas pada bagian keuangan dan pemasaran yang berjumlah 48 orang. Jenis data yang digunakan dalam penelitian adalah data sekunder. Metode pengumpulan data dilakukan dengan mengunakan dokumentasi. Teknik analisis data menggunakan analisis regresi inear berganda dengan bantuan program SPSS versi 21. Penelitian ini melibatkan 37 responden yang ada di
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa (1) kapabilitas personal berpengaruh signifikan terhadap kinerja sistem informasi akuntansi di PT. Tirta Mumbul Jaya Abadi Singaraja, (2) dukungan manajemen puncak berpengaruh signifikan terhadap kinerja sistem informasi akuntansi di PT. Tirta Mumbul Jaya Abadi Singaraja, (3) kapabilitas personal dan dukungan manajemen puncak berpengaruh signifikan terhadap kinerja sistem informasi akuntansi di PT. Tirta Mumbul Jaya Abadi Singaraja.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa secara simultan dapat diketahui bahwa ada pengaruh
http://digilib.mercubuana.ac.id/
36
Keterlibatan Pemakai dan Kemampuan Pemakai terhadap Kinerja Sistem Informasi Akuntansi Pada Sekretariat Daerah dan BKD Kabupaten Ngawi”.
kantor Sekretariat daerah dan Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Ngawi. Analisis data menggunakan regresi linear berganda.
antara keterlibatan pemakai dalam pengembangan SIA dan kemampuan pemakai terhadap kinerja sistem informasi akuntansi pada Sekretariat Daerah dan Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Ngawi. Sedangkan secara parsial dapat diketahui bahwa (1) ada pengaruh antara keterlibatan pemakai dalam pengembangan SIA terhadap kinerja sistem informasi akuntansi pada Sekretariat Daerah dan Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Ngawi dan (2) ada pengaruh antara kemampuan pemakai SIA terhadap kinerja sistem informasi akuntansi pada Sekretariat Daerah dan Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Ngawi.
Sumber: Data Diolah dari Berbagai Referensi C. Rerangka Pemikiran 1. Pengaruh Keterlibatan Pemakai dalam Proses Pengembangan Sistem terhadap Kinerja Sistem Informasi Akuntansi Perusahaan retail dalam melakukan kegiatan operasionalnya, seperti pembuatan laporan keuangan, laporan keuangan yang dihasilkan tentunya harus sesuai dengan aturan perundang-undangan. Selain itu informasi yang dihasilkan harus tepat dan akurat agar memudahkan dalam pengambilan keputusan.
Sehingga
perusahaan
membutuhkan
sistem
informasi
akuntansi, maka di dalam menjalankan sistem tersebut keterlibatan pemakailah yang akan menentukan proses pengembangan sistem itu berjalan dengan baik atau tidak. Salah satu faktor yang mempengaruhi kinerja sistem informasi akuntansi yaitu keterlibatan pemakai dalam proses pengembangan sistem. Keterlibatan pemakai yang semakin sering akan meningkatkan kinerja sistem informasi akuntansi, dikarekan adanya hubungan yang positif antara keterlibatan pemakai dalam proses
http://digilib.mercubuana.ac.id/
37
pengembangan sistem informasi dengan kinerja sistem informasi akuntansi (Jen, 2002). Banyak peneliti telah melakukan penelitian terhadap pengaruh faktor keterlibatan pemakai mempengaruhi kriteria kunci keberhasilan sistem meliputi kualitas sistem, kepuasan pemakai dan penggunaan sistem (Komara, 2005). Mereka percaya bahwa keterlibatan pemakai dalam proses pengembangan sistem informasi akuntansi mempunyai pengaruh signifikan terhadap kinerja sistem informasi akuntansi atas Coputerize Based
Information
System
(CBIS).
Komara
(2005)
menyatakan
kejerlibatan pemakai memiliki hubungan langsung dengan kepuasan pemakai. Pada penelitian ini, sistem informasi yang dikembangkan dengan melibatkan para pemakai akan memberikan kepuasan bagi para pemakai dan bersedia untuk menggunakan sistem informasi akuntansi yang ditetapkan di perguruan tinggi. Almilia dan Briliantine (2007), berpendapat bahwa keterlibatan pemakai yang semakin sering akan meningkatkan kinerja sistem informasi akuntansi dikarenakan adanya hubungan yang positif antara keterlibatan pemakai dalam proses pengembangan sistem informasi akuntansi terhadap kinerja sistem informasi akuntansi. 2. Pengaruh Kapabilitas Personal terhadap Kinerja Sistem Informasi Akuntansi Berdasarkan kajian teoritis dan hasil-hasil penelitian yang relevan, kemampuan dari pengguna sistem informasi akuntansi maksudnya
http://digilib.mercubuana.ac.id/
38
kemampuan dalam mengoperasikan aplikasi dari sistem informasi akuntansi yang digunakan oleh perusahaan yang bersangkutan. Kapabilitas teknik personal sistem informasi dibedakan ke dalam kemampuan spesialis dan kemampuan generalis. Kemampuan pengguna sistem informasi akuntansi diukur dengan menggunakan rata-rata tingkat pendidikan personil (pengguna)
sistem informasi akuntansi.
Semakin tinggi
kemampuan
personal
akuntansi,
teknik
sistem
informasi
akan
meningkatkan kinerja sistem informasi akuntansi. Kemampuan pengguna sistem informasi akuntansi dapat dilihat dari knowledge (pengetahuan), ability (kemampuan), dan skills (keahlian atau kemahiran). Kemampuan teknik pemakai yang baik akan mendorong pemakai untuk menggunakan sistem informasi akuntansi sehingga kinerja sistem informasi akuntansi lebih tinggi, pemakai sistem informasi yang memiliki kemampuan teknik baik yang diperolehnya dari pendidikan atau dari pengalaman menggunakan sistem akan meningkatkan kepuasan dalam menggunakan
sistem
informasi
akuntansi,
sehingga
akan
terus
menggunakannya dalam membantu menyelesaikan pekerjaannya karena pemakai memiliki pengetahuan dan kemampuan memadai (Hary, 2014: 5). 3. Pengaruh Komitmen Manajemen Puncak terhadap Kinerja Sistem Informasi Akuntansi Berdasarkan kajian teoritis dan hasil-hasil penelitian yang relevan, maka diperoleh rerangka berpikir sebagai berikut komitmen manajemen puncak adalah komitmen bukan proses satu pihak, melainkan proses saling
http://digilib.mercubuana.ac.id/
39
keterkaitan antara individu dengan organisasi. Pandangan tradisional menganggap bahwa komitmen sebagai proses sepihak di mana organisasi memaksakan kesetiaan dan pengabdian dari para anggotanya. Kedatangan individu ke dalam organisasi dianggap hanya sekedar untuk memenuhi kebutuhan dan kepuasan individu. Dalam pandangan modern, komitmen adalah kebutuhan timbal balik antara organisasi dengan anggotanya dan mengupayakan agar orientasi nilai dan kebutuhan dari anggota sejalan dengan orientasi nilai dan tujuan organisasi. Komitmen organisasi yang diwakili oleh komitmen manajemen puncak menunjukkan bahwa keberadaan komitmen manajemen puncak memegang peranan penting dalam menentukan keberhasilan atau kegagalan perusahaan. Persoalan pertama
yang
dihadapi
manajemen
komitmennya adalah apakah manajemen
puncak
dalam
menjalankan
puncak memiliki komitmen
terhadap birokrasi dan profesinya. Karyawan sering merasa dibebani oleh keputusan birokrasi, misalnya bertambahnya jam kerja akibat keharusan untuk memenuhi target tertentu. Di sisi lain manajemen puncak harus menjalankan profesinya yaitu mencapai sasaran perusahaan, antara lain peningkatan afisiensi, sehingga menyebabkan adanya pembatasan jumlah karyawan. Kondisi ini melahirkan keharusan bahwa komitmen itu harus ditujukan kepada kedua kepentingan tersebut. Masalah kedua, apakah yang menjadi dasar pemeliharaan komitmen manajemen puncak. Sebagaimana pekerjaan lain, manajemen puncak harus memelihara komitmennya atas dasar kecintaan dan tanggung jawabnya terhadap stakeholder.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
40
Komitmen manajemen puncak bagi sistem informasi organisasi dapat menjadi suatu faktor yang sangat penting dalam menentukan keberhasilan semua kegiatan yang berkaitan dengan sistem informasi. Semakin besar komitmen yang diberikan manajemen puncak akan meningkatkan kinerja sistem informasi akuntansi dikarenakan adanya hubungan
antar
komitmen
manajemen
puncak
dalam
proses
pengembangan dan pengoperasian sistem informasi akuntansi dengan kinerja sistem informasi akuntansi. Pada bagian ini, berdasarkan teori di atas akan diusulkan model pemikiran konseptual yang telah menjadi model penelitian empiris dan berfungsi sebagai pedoman dalam melaksanakan penelitian, seperti yang digambarkan dalam rerangka pemikiran berikut:
http://digilib.mercubuana.ac.id/
41
C. Hipotesis Sugiyono (2013: 85) mendefinisikan hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah pada suatu penelitian. Sementara itu, Moh. Nazir (2005: 151) mengungkapkan bahwa hipotesis merupakan pernyataan yang diterima secara sementara sebagai suatu kebenaran. Di dalam penelitian ini, hipotesis yang digunakan adalah terdapat pengaruh variabel bebas (independent) yaotu keterlibatan pemakai dalam proses pengembangan sistem, kapabilitas personal dan komitmen manajemen puncak terhadap variabel terikat (dependent) yaitu kinerja sistem informasi akuntansi. Berdasarkan rumusan permasalahan penelitian, hipotesis yang yang dikemukakan adalah sebagai berikut: H1: Keterlibatan pemakai dalam proses pengembangan sistem berpengaruh positif terhadap kinerja sistem informasi akuntansi. H2: Kapabilitas personal berpengaruh positif terhadap kinerja sistem informasi akuntansi. H3: Komitmen manajemen puncak berpengaruh positif terhadap kinerja sistem informasi akuntansi. H4: Keterlibatan pemakai dalam proses pengembangan sistem, kapabilitas personal, dan komitmen menajamen puncak secara bersama-sama berpengaruh positif terhadap kinerja sistem informasi akuntansi.
http://digilib.mercubuana.ac.id/