BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS
A. Kajian Pustaka 1.
Teori Institusional (Mimetic Isomorphism Theory) Teoriinstitusional atau teori kelembagaanmerupakan proses imitasi atau
adopsi mimetic sebuah organisasi terhadap elemen organisasi lainnya. Menurut Di Maggio dan Powell (1983), organisasi terbentuk oleh lingkungan institusional yang ada di sekitar mereka. Ide-ide yang berpengaruh kemudian di institusionalkan dan dianggap sah dan diterima sebagai cara berpikir ala organisasi tersebut.Institusi membedakan tiga jenis tekanan isomorphic pada organisasi: coercive, normative, and mimetic (DiMaggio and Powell, 1983). Coercive Isomorphism merujuk kepada tekanan dari entitas yang memiliki sumber daya di mana sebuah organisasi bergantung. Normative Isomorphism mengacu pada standar profesional dan praktek-praktek yang dikembangkan oleh pendidikan dan metode pelatihan, jaringan profesional dan jaringan karyawan antar perusahaan. Mimetic Isomorphism merujuk kepada tindakan meniru organisasi lainnya yang berhasil. Hal ini dapat dilihat padasebuah perusahaan/ organisasi akan merujuk kepada tindakan meniru organisasi lainnya yang berhasil ketika sebuah organisasi tidak tahu pasti tentang apa yang harus dilakukan. Sifat meniru
12 http://digilib.mercubuana.ac.id/
13
yang terbaik (mimetic) inilah yang mengakibatkan pengungkapan laporan keuangan perusahaan semakin dapat dibandingkan dari waktu ke waktu. 2. IFRS (International Financial ReportingStandards) IFRS merupakan standar akuntansi internasional yang diterbitkan oleh International
Accounting
Standard
Board
(IASB).
Standar
Akuntansi
Internasional (International Accounting Standards/IAS) disusun oleh empat organisasi utama dunia yaitu Badan Standar Akuntansi Internasional (IASB), Komisi Masyarakat Eropa (EC), Organisasi Internasional Pasar Modal (IOSOC), dan Federasi Akuntansi Internasioanal (IFAC). Tujuan IFRS adalah memastikan bahwa laporan keuangan dan laporan keuangan interim perusahaan untuk periode-periode yang dimaksud dalam laporan keuangan tahunan mengandung informasi berkualitas tinggi yang: 1.
Transparan bagi para pengguna dan dapat dibandingkan sepanjang periode yang disajikan.
2.
Menyediakan titik awal yang memadai untuk akuntansi yang berdasarkan pada IFRS.
3.
Dapat dihasilkan dengan biaya yang tidak melebihi manfaat untuk para pengguna.
3.
Konvergensi IFRS di Indonesia Pengertian konvergensi IFRS yang digunakan merupakan awal untuk
memahami apakah penyimpangan dari PSAK harus diatur dalam standar akuntansi keuangan. Pendapat yang memahami konvergensi IFRS adalah full adoption menyatakan Indonesia harus mengadopsi penuh seluruh ketentuan dalam
http://digilib.mercubuana.ac.id/
14
IFRS, termasuk penyimpangan dari IFRS sebagaimana yang diatur dalam IAS 1 (2009): Presentation of Financial Statements paragraf 19-24. IFRS menekankan pada principle base dibandingkan rule base. Menurut Dewan Standar Akuntansi Keuangan (DSAK, 2013), tingkat pengadopsian IFRS dapat dibedakan menjadi lima tingkat (1) full adoption, (2) adapted, (3) piecemeal, (4) referenced (convergence), dan (5) not adopted at al. Berdasarkan roadmap yang telah disusun IAI, program konvergensi IFRS di Indonesia dilakukan melalui tiga tahapan yaitu tahap adopsi (2008-2010), tahap persiapan akhir (2011), dan tahap implementasi (2012). Pada tahun 2009, Indonesia belummewajibkan perusahaan-perusahaan listing di BEI menggunakan IFRS sepenuhnya, melainkan masih mengacu kepada standar akuntansi keuangan nasional atau PSAK, namun pada tahun 2010 bagi perusahaan yang telah memenuhi syarat, adopsi IFRS sangat dianjurkan. Tujuan dari konvergensi adalah agar informasi keuangan yang dihasilkan dapat diperbandingkan, mempermudah dalam melakukan analisis kompetitif dan hubungan baik dengan pelanggan, supplier, investor dan kreditor. Indonesia sebagai Negara yang terus berkembang dan banyaknya transaksi internasional yang dilakukan mengharuskan Indonesia untuk melakukan konvergensi terhadap IFRS. Sasaran Konvergensi IFRS tahun 2012, yaitu merevisi PSAK agar secara material sesuai dengan IFRS versi 1 Januari 2009 yang berlaku efektif tahun
http://digilib.mercubuana.ac.id/
15
2011/2012, Konvergensi IFRS di Indonesia dilakukan secara bertahap. Adapun manfaat yang diperoleh dari konvergensi IFRS adalah memudahkan pemahaman atas laporan keuangan dengan penggunaan SAK yang dikenal secara internasional,
meningkatkan
arus
investasi
global
melalui
transparansi,
menurunkan biaya modal dengan membuka peluang fund raising melalui pasar modal secara global, menciptakan efisiensi penyusunan laporan keuangan. Dengan dilakukannya konvergensi PSAK ke IFRS dapat mengurangi peran dari
badan
otoritas
dan
panduan
terbatas
pada
industri-industri
spesifik,Pendekatan terbesar pada subtansi atas transaksi dan evaluasi dimana merefleksikan realitas ekonomi yang ada, Peningkatan daya banding laporan keuangan dan memberikan informasi yang berkualitas di pasar modal internasional, menghilangkan hambatan arus modal internasional dengan mengurangi perbedaan dalam ketentuan pelaporan keuangan, mengurangi biaya pelaporan keuangan bagi perusahaan multinasional dan biaya untuk analisis keuangan bagi para analis dan meningkatkan kualitas pelaporan keuangan menuju “best practise”.
4.
Komparabilitas Komparbilitas merupakan karakteristik kualitatif yang memungkinkan
pengguna untuk mengidentifikasi dan memahami kesamaan dan perbedaan antar item (Lam, Nelson & Lau, Peter., 2014)
http://digilib.mercubuana.ac.id/
16
Komparabilitas pengungkapan aset tetap pada laporan keuangan merupakan salah satu tujuan yang akan dicapai dari konvergensi standar akuntansi yang mengadopsi IFRS. Dengan melakukan komparabilitas atau perbandingan pengungkapan aset tetap pada laporan keuangan suatu perusahaan manufaktur yang mengadopsi IFRS maka akan terlihat hasil pencapaian konvergensi standar akuntansi yang bertujuan untuk menyeragamkan standar akuntansi yang berlaku internasional. 5.
Kerangka Konseptual Akuntansi Kerangka konseptual IFRS menjelaskan konsep-konsep dasar yang
mendasari penyusunan dan penyajian laporan keuangan untuk pengguna eksternal. Kerangka konseptual IFRS juga berfungsi sebagai panduan kepada Dewan dalam mengembangkan masa depan SAK dan sebagai panduan untuk menyelesaikan masalah akuntansi yang tidak ditujukan langsung dalam Standar Akuntansi Internasional atau International Financial Reporting Standard (IFRS) atau Interpretasi (IAS). IASB saat ini sedang merumuskan kerangka konseptual IFRS baru hasil konvergensi antara IASB dan FASB. Ada beberapa perubahan dalam kerangka konseptual yang baru dibandingkan dengan yang saat ini diadopsi Indonesia. Kerangka konseptual tersebut terdiri dari 8 ( delapan ) bab , yaitu tujuan laporan keuangan, entitas pelaporan (reporting entity), karakteristik kualitatif & kerangka dasar, elemen laporan keuangan, recognition & derecognition, penyajian & pengungkapan serta konsep modal & pemeliharaan modal.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
17
Tujuan laporan keuangan bertujuan umum adalah memberikan informasi keuangan atas entitas pelaporan yang berguna bagi investor saat ini dan investor potensial, peminjam dan kreditur lain dalam pengambilan keputusan atas pemberian sumber daya kepada entitas. Karakteristik kualitatif
secara umum ditujukan untuk meningkatkan
kegunaan informasi dalam pengambilan keputusan. Karakteristik tersebut terdiri dari karakteristik kualitatif fundamental dan karakteristik kualitatif yang dapat meningkatkan relevansi laporan keuangan. Laporan keuangan dan entitas pelaporan menjelaskan tentang asumsi dan reporting entity.Asumsi dalam kerangka konseptual yang baru adalah going concern. Artinya dalam penyusunan laporan keuangan, diasumsikan perusahaan akan berjalan terus sampai waktu yang tidak ditentukan. Elemen laporan keuangan menjelaskan definisi aset, liabilitas, ekuitas, penghasilan dan beban. Recognition dan derecognition menjelaskan tentang proses pengakuan, kriteria pengakuan dan pelepasan. Kriteria pengakuan harus mempertimbangkan aspek relevance, existence uncertainty and separability, low probability a flow of economic benefits, measurement uncertaninty, faithful representation dan cost (relevansi, keberadaan ketidakpastian dan keterpisahan, probabilitas rendah aliran manfaat ekonomi, ketidakpastian pengukuran, representasi Dan biaya). Dalam derecognition dijelaskan juga tentang modification of contracts (kontrak modifikasi) yang dapat menyebabkan terjadinya pelepasan.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
18
Pengukuran menjelaskan basis pengukuran, faktor yang dipertimbangkan untuk memilih basis pengukuran, lebih dari satu basis pengukuran yang relevan dan pengukuran ekuitas. Penyajian dan pengungkapan dijelaskan tujuan dan ruang lingkup laporan keuangan, penyajian dan pengungkapan sebagai alat komunikasi dan informasi tentang kinerja keuangan. Secara detail dalam penyajian dan pengungkapan dijelaskan konsep classification, aggregation, objectives and principles
presentation and disclosure
(klasifikasi, agregasi, penyajian dan pengungkapan
tujuan dan prinsip-prinsip) . 6. Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan (Financial statement) merupakan Suatu informasi mengenai keuangan perusahaan dalam suatu periode tertentu yang digunakan untuk menggambarkan kinerja suatu perusahaan.Laporan keuangan adalah sebuah output atau data hasil akhir dalam proses akuntansi. Output tersebut merupakan pedoman yang dijadikan sebagai bahan pertimbangan para pengguna dalam pengambilan
keputusan.Laporan
keuangan
juga
merupakan
laporan
pertanggungjawaban atau akuntabilitas yang menjelaskan tingkat kesuksesan perusahaan dalam mencapai tujuannya selama satu periode ekonomi. 7.
Tujuan Laporan Keuangan Menurut Standar Akuntansi Keuangan yang dikeluarkan oleh Ikatan Akuntan
Indonesia tujuan laporan keuangan adalah Menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja, serta perubahan posisi keuangan suatu
http://digilib.mercubuana.ac.id/
19
perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan. Laporan keuangan juga menunjukkan apa yang telah dilakukan manajemen atau pertanggungjawaban manajemen atas sumber daya yang dipercayakan kepadanya. Pemakai yang ingin melihat apa yang telah dilakukan atau pertanggungjawaban manajemen berbuat demikian agar mereka dapat membuat keputusan ekonomi. Keputusan ini mencakup, misalnya, keputusan untuk menahan atau menjual investasi mereka dalam perusahaan atau keputusan untuk mengangkat kembali atau mengganti manajemen. Tujuan laporan keuangan untuk memberikan informasi keuangan tentang entitas penyusun yang berguna untuk investor yang ada dan investor potensial, pemberi pinjaman dan kreditur lainnya dalam membuat keputusan tentang penyediaan sumber daya untuk suatu entitas. 8.
Aset Tetap (PSAK 16 Revisi 2011) Pedoman bagi setiap entitas terkait kegiatan pengakuan, pengukuran,
penyajian dan pengungkapan aset tetap di Indonesia adalah PSAK No.16 tentang Aset Tetap. Selanjutnya dalam kerangka teori Aset Tetap (PSAK 16 revisi 2011) terdapat beberapa hal yang perlu diungkapkan di dalam laporan keuangan perusahaan diantaranya sebagai berikut: (1) dasar pengukuran yang digunakan dalam menentukan jumlah tercatat bruto, (2) metode penyusutan yang digunakan, (3) umur manfaat atau tarif penyusutan yang digunakan, (4) jumlah tercatat bruto dan akumulasi penyusutan (dijumlahkan dengan akumulasi rugi penurunan nilai) pada awal dan akhir periode, dan (5) rekonsiliasi jumlah tercatat pada awal dan
http://digilib.mercubuana.ac.id/
20
akhir periode. Kemudian program konvergensi PSAK ke IFRS di Indonesia pada akhirnya menuntut beberapa penyesuaian di dalam standar akuntansi Indonesia. Secara umum perbedaan antara PSAK 16 (revisi 2011) Aset Tetap dengan PSAK 16 (revisi 2007) adalah sebagai berikut :
http://digilib.mercubuana.ac.id/
21
Tabel 2.1 Ikhtisar Perubahan PSAK 16 Revisi 2011 No. 1.
2.
3.
Pokok Bahasan PSAK 16 (Revisi 2011) Pengecualian Menambahkan pengecualian terhadap ruang ruang lingkup lingkup untuk: a. aset tetap diklasifikasikan sebagai dimiliki untuk dijual sesuai dengan PSAK 58. b. pengakuan dan pengukuran aset eksplorasi dan evaluasi PSAK 64 Ruang lingkup Tidak mengatur lagi mengenai properti investasi yang sedang dibangun atau dikembangkan. Hibah Pemerintah
Pengaturan aset tetap yang tersedia untuk dijual dihapus karena sudah diatur dalam PSAK 58 Depresiasi atas Menjelaskan bahwa pada 5. Tanah umumnya tanah memiliki umur ekonomis tidak terbatas sehingga tidak disusutkan, kecuali entitas meyakini umur ekonomis tanah terbatas. Perlakuan akuntansi tanah yang diperoleh dengan Hak Guna Usaha, Hak Guna Bangunan dan lainnya mengacu pada ISAK 25: Hak Atas Tanah Sumber: Website IAI, 2012 4.
Aset tetap yang tersedia untuk dijual
Tidak mengatur syarat pengakuan aset tetap yang berasal dari hibah. Hanya mengatur nilai tercatat aset tetap yang dapat dikurangi dari hibah pemerintah.
PSAK 16 (Revisi 2007) Hanya mengatur pengecualian ruang lingkup untuk untuk hak penambangan dan reservasi tambang, seperti minyak, gas alam, dan sumber daya alam sejenis yang tidak dapat diperbarui. Ruang lingkup mencakup properti yang dibangun atau dikembangkan untuk digunakan di masa depan sebagai properti investasi. Pengakuan aset tetap yang berasal dari hibah pemerintah mempunyai syarat bahwa: a. entitas telah memenuhi kondisi atau prasyarat hibah tersebut; b. hibah akan diperoleh. Pengaturan aset tetap yang tersedia untuk dijual dihapus karena sudah diatur dalam PSAK 58 Perlakuan akuntansi untuk tanah yang diperoleh dengan Hak Guna Usaha, Hak Guna Bangunan dan lainnya mengacu pada PSAK 47: Tanah.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
22
Secara historis, aset tetap mengacu pada aset berwujud yang dimiliki untuk tujuan jangka panjang. Akan tetapi, definisi formal aset tetap harus memasukkan (1) cara penggunaannya dan (2) jangka waktu kepemilikan oleh suatu entitas. Aset tetap (Property, plant and equipment) merupakan aset berwujud yang dimiliki untuk penggunaan dalam proses produksi atau penyediaan barang atau jasa, untuk penyewaan pada pihak lain atau untuk tujuan - tujuan administratif dan diperkirakan akan digunakan selama lebih dari satu periode ( IAS 16.6). Pengaturan aset tetap di Indonesia dalam PSAK No. 16 mengenai pedoman suatu entitas terkait dalam kegiatan pengakuan, pengukuran, penyajian serta pengungkapan laporan keuangan dalam aset tetap. Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI) telah melakukan perubahan Pernyataan Standar Akuntansi (PSAK) dalam revisi PSAK No. 16 (Tahun Revisi 2007) menjadi PSAK No. 16 (Tahun Revisi 2011) tentang aktiva tetap dan aktiva lain-lain yang sudah berlaku efektif pada tanggal 01 Januari 2012 , sesuai dengan program kovergensi IFRS. Penelitian ini merupakan penelitian yang berbeda dari penelitian sebelumnya.Pada penelitian sebelumnya Ana Clara L. (2013) menjelaskan banyak peningkatan transparansi, kualitas dan kuantitas pengungkapan. Mirip dengan proses konvergensi di negara lain, migrasi sistem dari "bentuk untuk esensi" ke "esensi untuk membentuk" satu tidak akan terjadi dengan cara yang lengkap dan memadai dalam waktu yang singkat, sehingga menujukkan bahwa kualitas awal pengungkapan IFRS secara signifikan bervariasi berdasarkan adopsi IFRS.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
23
Vergauwe dan Gaeremynck (2013) menjelaskan bahwa pengungkapan laporan keuangan tidak hanya meningkat dari waktu ke waktu tetapi juga dapat lebih dibandingkan, kemudian pada penelitian Ardian Setianto & Agung Juliarto (2014) menjelaskan bahwa komparabilitas pengungkapan aset tetap pada laporan keuangan perusahaan yang terdapat di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode tahun 2011-2013 menjadi semakin kecil seiring berlakunya konvergensi IFRS dari waktu ke waktu. Pada penelitian ini, peneliti mengacu terhadap komparabilitas pengungkapan aset tetap pada perusahaan manufaktur yang terdapat di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode tahun 2013 – 2015 dengan mengidentifikasi item – item pengungkapan yang menggunakan checklist yang berbeda serta penggunaan periode tahun yang berbeda, sehingga hasil penelitian lebih akurat.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
24
Tabel 2.2 Penelitian Terdahulu NAMA PENELITI Ana Clara Lacerda de Oliveira (2013)
LOKASI PENELITIAN Penelitian pada laporan akuntansi perusahaan publik Brasil yang dikutip di Sao Paulo Bursa Efek Index (IBOVESPA) (2009-2010)
METODE VARIABEL PENELITIAN Analisis Variabel Statistik Interaksi Deskriptif
Vergauwe dan Gaeremynck (2013)
Tes Empiris pada 563 Eropa tercantum real estate pengamatan perusahaan dari 11 negara Eropa yang mencakup periode 20052010.
Analisis Regresi
Variabel Interaksi, Variabel Kontrol
Ardian Setianto & Agung Juliarto (2014)
penelitian pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (2011 - 2013)
Analisis Statistik Deskriptif
Variabel Independen, Variabel Interaksi, Variabel Kontrol
http://digilib.mercubuana.ac.id/
HASIL PENLITIAN Banyak peningkatan transparansi, kualitas dan kuantitas pengungkapan. Mirip dengan proses konvergensi di negara lain, migrasi sistem dari "bentuk untuk esensi" ke "esensi untuk membentuk" satu tidak akan terjadi dengan cara yang lengkap dan memadai dalam waktu yang singkat. Pengungkapan tidak hanya meningkat dari waktu ke waktu tetapi juga menjadi lebih komparabel. Selain itu, mereka juga menemukan bukti bahwa krisis keuangan yang terjadi dapat mempercepat proses ke pengungkapan informasi yang lebih komparabel. Komparabilitas pengungkapan aset tetap pada laporan keuangan perusahaan menjadi semakin kecil seiring berlakunya konvergensi IFRS dari waktu ke waktu.
25
B. Rerangka Pemikiran Berdasarkan latar belakang yang telah dibahas sebelumnya, peneliti akan menjelaskan gambaran permasalahan melalui kerangka pemikiran, bagaimana dengan variabel-variabel yang saling berkaitan. Penelitian ini akan menganalisis bagaimana pengaruh penerapan IFRS terhadap komparabilitas pengungkapan Aset Tetap pada laporan keuangan suatu perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada periode tahun 2013 sampai dengan 2015. Variabel dependen
sebagai
tingkat
pengungkapan
aset
tetapsedangkan
variabel
independennya adalah tingkat pengungkapan awal atau Initial High Disclosure (IDH). Penelitian ini juga menggunakan variabel interaksi untuk dapat menjelaskan peningkatan komparabilitas pengungkapan, dan variabel kontrol sebagai pengontrol variabel independen untuk dapat menjelaskan keberadaan variabel dependen.Apabila komparabilitas pengungkapan semakin meningkat seiring berjalannya penerapankonvergensi IFRS di Indonesia maka koefisien variabel interaksi ini diharapkan akan menjadi semakin negatif yang menunjukkan bahwa perbedaan semakin berkurang. Sedangkan variabel kontrol yang terdapat dalam penelitian ini menggunakanleverage.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
26
Gambar 2.1 Kerangka pemikiran peneliti
Variabel Independen Tingkat Pengungkapan Awal (IDH)
Variabel Interaksi IDH x IFRS1 IDH x IFRS2
Variabel Kontrol Leverage
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Tingkat Pengungkapan Aset Tetap (Laporan Keuangan BEI 2013-2015)
27
C.
HIPOTESIS Seiring berjalannya penerapan konvergensi IFRS ke dalam PSAK terbaru,
terdapat perbedaan tingkat pengungkapan aset tetap pada laporan keuangan perusahaan semakin berkurang dan menunjukkan peningkatan komparabilitas pengungkapan aset tetap pada laporan keuangan perusahaan seiring berlakunya konvergensi IFRS dari waktu ke waktu (Ardian Setianto & Agung Juliarto 2014). Pola pengungkapan diharapkan untuk meningkat dari waktu ke waktu atau setidaknya tetap stabil.Alasan hal tersebut karena jika mengurangi jumlah pengungkapan akan berdampak ke biaya tambahan bagi perusahaan sebagai perilaku yang merugikan investor, pengungkapan tersebut diharapkan dapat meningkat dari waktu ke waktu sebagai dampak pengungkapan menjadi lebih murah karena proses pembelajaran dari pengalaman masa lalu dan kebijakan pengungkapan dari perusahaan lainnya juga mendorong terjadinya peningkatan dalam praktek pengungkapan.Argumen ini didasarkan pada teori institusional, lebih spesifik lagi mimetic isomorphism (DiMaggio and Powell, 1983). Perusahaan yang pada awalnya mengungkapkan sedikit informasi saja, mempunyai
kecenderungan untuk
meniru
perusahaan
yang
telah
baik
pengungkapannya untuk memenuhi permintaan investor, yang akan berdampak pada laporan keuangan yang lebih dapat dibandingkan dari waktu ke waktu (Vergauwe dan Gaeremynck, 2013).Komparabilitas pengungkapan aset tetap pada laporan keuangan perusahaan menjadi semakin kecil seiring berlakunya konvergensi IFRS dari waktu ke waktu (Ardian Setianto & Agung Juliarto 2014).
http://digilib.mercubuana.ac.id/
28
H1: Penerapan konvergensi IFRS berpengaruh positif terhadap pengungkapan Aset Tetap pada laporan keuangan perusahaan manufaktur di Indonesia. H2: Perbedaan tingkat pengungkapan aset tetap pada laporan keuangan perusahaan manufaktur terhadap penerapan IFRS menjadi semakin berkurang dari waktu ke waktu mengindikasikan adanya peningkatan secara signifikan terhadap komparabilitas pada periode waktu yang berbeda.
http://digilib.mercubuana.ac.id/