BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN, DAN PERUMUSAN HIPOTESIS A. Kajian Pustaka 1. Definisi, Fungsi, dan Jenis-jenis Bank Bank merupakan lembaga keuangan dengan kegiatan operasional menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkan dana kepada masyarakat serta memberikan jasa bank lainnya (Kasmir,2015:3). Menurut Ismail (2010:4), terdapat tiga fungsi utama bank, yaitu penghimpunan dana masyarakat, penyaluran dana kepada masyarakat, dan pemberian pelayanan jasa perbankan yaitu: 1. Menghimpun Dana dari Masyarakat Bank menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan. Masyarakat mempercayai bank sebagai tempat yang aman untuk melakukan investasi, dan menyimpan dana (uang). 2. Menyalurkan Dana Kepada Masyarakat Kebutuhan dana oleh masyarakat, akan lebih mudah diberikan oleh bank apabila masyarakat yang membutuhkan dana dapat memenuhi semua persyaratan yang diberikan oleh bank. Menyalurkan dana merupakan aktivitas yang sangat penting bagi bank, karena bank akan memperoleh pendapatan atas dana yang disalurkan.
9 http://digilib.mercubuana.ac.id/z
10
3. Pelayanan Jasa Perbankan Berbagai jenis produk pelayanan jasa yang dapat diberikan oleh bank antara lain jasa pengiriman uang (transfer), pemindahbukuan, penagihan suratsurat berharga, kliring, letter of credit, inkaso, garansi bank, dan pelayanan jasa lainnya. Produk pelayanan jasa yang ditawarkan kepada masyarakat merupakan aktivitas pendukung yang dapat diberikan oleh bank. Menurut Ismail (2010:13), jenis-jenis bank menurut segi fungsinya adalah sebagai berikut: a. Bank Sentral Bank sentral merupakan bank yang berfungsi sebagai pengatur bankbank yang ada dalam suatu negara. Bank sentral hanya ada satu di setiap negara dan mempunyai kantor yang hampir di setiap provinsi. Bank sentral yang ada di Indonesia adalah Bank Indonesia. b. Bank Umum Bank umum adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional dan/atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Kegiatan bank umum secara garis besar yaitu menghimpun dana dari masyarakat, menyalurkan dana kepada masyarakat, dan pelayanan jasa dan lalu lintas pembayaran.
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
11
c. Bank Perkreditan Rakyat Bank Perkreditan Rakyat adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa lalu lintas pembayaran. 2.
Laporan keuangan Ikatan Akuntan Indonesia dalam Standar Akuntansi Keuangan (2007: 1-2)
menyatakan bahwa : “Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi : neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan posisi keuangan, catatan dan laporan lain serta materi penjelasan yang merupakan bagian integral dari laporan keuangan.” a. Tujuan laporan keuangan Ikatan Akuntan Indonesia dalam Standar Akuntansi Keuangan (2007: 3) menyatakan bahwa : “Tujuan laporan keuangan adalah menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja, serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pengguna dalam pengambilan keputusan ekonomi.” b. Komponen laporan keuangan Ikatan Akuntan Indonesia dalam Standar Akuntansi Keuangan No. 1 (2007) menyatakan bahwa laporan keuangan lengkap terdiri dari komponen–komponen sebagai berikut : 1) Neraca, yaitu laporan yang menunjukkan keadaan keuangan suatu perusahaan pada tanggal tertentu.
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
12
2) Laporan Laba Rugi, yaitu laporan yang menunjukkan hasil usaha dan biaya– biaya selama suatu periode akuntansi . 3) Laporan perubahan ekuitas, yaitu laporan yang menunjukkan sebab – sebab perubahan ekuitas dari jumlah pada awal periode menjadi ekuitas pada akhir periode. 4)
Laporan Arus Kas, menunjukkan araus kas masuk dan keluar yang dibedakan menjadi arus kas operasi, arus kas investasi, dan asrus kas pendanaan.
5) Catatan atas Laporan Keuangan, berisi informasi keuangan yang tidak dicantumkan dalam laporan keuangan tetapi informasi tersebut merupakan bagian integral dari laporan keuangan. 3. Tingkat Kesehatan bank Menurut Kasmir (2008:41) tingkat kesehatan bank adalah kemampuan suatu bank untuk melakukan kegiatan operasional perbankan secara normal dan mampu memenuhi kewajibannya dengan baik dengan cara-cara yang sesuai dengan peraturan perbankan yang berlaku. Tingkat kesehatan suatu bank jika dilihat dari pendapat tersebut adalah posisi dimana bank tersebut dapat dikatakan sehat atau tidak. Apakah bank masih bisa beroperasi atau tidak layak beroperasi dilihat dari tingkat kesehatan bank tersebut. Laporan keuangan yang ada di suatu bank tersebut dapat mencerminkan bagaimana sesungguhnya kondisi dan kinerja dari pada bank tersebut. Dari laporan keuangan tersebut dapat dilakukan strategi – strategi oleh manajemen. Bank wajib menjaga tingkat kesehatannya sesuai
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
13
dengan standar yang telah ditetapkan oleh Bank Indonesia selaku pembina dan pengawas bank. Bank Indonesia dalam peraturan BI No. 13/1/PBI/2011 bahwa penilaian tingkat kesehatan bank dapat dilakukan dengan metode Profil Risiko (risk profile), Good Corporate Governance (GCG), Rentabilitas (earnings), dan permodalan (capital). 3.1. Risk Profile (Profil Risiko) Penilaian terhadap faktor profil risiko merupakan penilaian terhadap risiko inheren yang merupakan penilaian atas risiko yang melekat pada kegiatan bisnis bank, baik yang dapat dikuantifikasikan maupun yang tidak, yang berpotensi mempengaruhi potensi keuangan, dan kualitas penerapan manajemen risiko dalam operasional bank yang dilakukan terhadap 8 (delapan) risiko beserta beberapa parameter atau indikator minimum yang wajib dijadikan acuan oleh bank dalam menilai risiko inheren menurut Surat Edaran Bank Indonesia No. 13/24/DPNP tahun 2011. Terdapat delapan jenis risiko yaitu risiko kredit, risiko pasar, risiko operasional, risiko likuiditas, risiko hukum, risiko strategi, risiko kepatuhan, dan risiko reputasi. Namun, pada penelitian ini peneliti akan fokus pada dua resiko yang paling banyak dihadapi dan menjadi jenis resiko yang paling mendasar bagi bank yaitu resiko kredit dan resiko likuiditas.
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
14
3.2. Earnings (Rentabilitas) Analisis rasio rentabilitas adalah alat untuk menganalisis atau mengukur tingkat efisiensi usaha dan profitabilitas yang dicapai oleh bank yang bersangkutan (Margaretha, 2009:61). Tujuan analisis rasio earnings menurut Kasmir (2008:197), yaitu: 1) Untuk mengukur atau menghitung laba yang diperoleh perusahaan dalam satu periode tertentu. 2) Untuk menilai posisi laba perusahaan tahun sebelumnya dengan tahun sekarang. 3) Untuk menilai perkembangan laba dari waktu ke waktu. 4) Untuk menilai besarnya laba bersih sesudah pajak dengan modal sendiri. 5) Untuk mengukur produktivitas seluruh dana perusahaan yang digunakan oleh perusahaan, baik modal pinjaman maupun modal sendiri. 3.3. Capital (Permodalan) Modal bank adalah dana yang diinvestasikan oleh pemilik dalam rangka pendirian badan usaha yang dimaksudkan untuk membiayai kegiatan usaha bank disamping untuk memenuhi regulasi yang ditetapkan oleh otoritas moneter (Taswan, 2010:137). Kecukupan modal merupakan faktor yang penting bagi bank untuk menutupi eksposur risiko saat ini dan mengatasi eksposur risiko di masa mendatang. Modal juga merupakan salah satu faktor yang penting bagi bank dalam mengembangkan usahanya dan menampung risiko kerugian. Tingkat kecukupan modal sangat tergantung dari portofolio asetnya.
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
15
Menurut Taswan (2010:213) semakin besar penempatan dana pada aset berisiko tinggi, maka semakin rendah rasio kecukupan modal. Sebaliknya jika penempatan dana pada asset yang berisiko rendah dapat menaikkan tingkat kecukupan modal. 4. Analisis Rasio indikator tingkat kesehatan bank 4.1 Non Performing Loan (NPL) Salah satu permasalahan yang sering dialami oleh bank - bank yang ada di Indonesia adalah kredit bermasalah. Kredit bermasalah terjadi karena pihak debitur tidak mampu memenuhi kewajibannya yang telah disepakati pada saat perjanjian kredit. NPL merupakan persentase jumlah kredit bermasalah (kriteria kurang lancar, diragukan, macet) terhadap total kredit yang disalurkan bank. Kredit bermasalah yang tinggi dapat menimbulkan keengganan bank untuk menyalurkan kredit karena harus membentuk cadangan penghapusan yang besar. Risiko kredit (default risk) juga dapat terjadi akibat kegagalan atau ketidakmampuan nasabah dalam mengembalikan jumlah pinjaman yang diterima dari bank beserta bunganya sesuai dengan jangka waktu yang telah ditentukan atau dijadwalkan (Idroes, 2008). Dengan semakin tingginya nilai NPL ini, maka membuat ketertarikan para investor untuk membeli saham pada bank tersebut berkurang sehingga berdampak pada penurunan harga sahamnya. 4.2 Loan to Deposit Ratio (LDR) Loan to Deposit Ratio (LDR) merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur komposisi jumlah kredit yang diberikan dibandingkan dengan jumlah
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
16
dana masyarakat dan modal sendiri yang digunakan (Kasmir, 2010:225). Menurut peraturan Bank Indonesia No.15/7/PBI/2013 besarnya LDR yang baik berkisar antara 78% - 92%. Bank yang memiliki LDR kurang dari 78% tersebut menandakan bahwa bank tersebut tidak melaksanakan tugasnya dalam menyalurkan dana dengan baik. Menurut Haryetti (2012) bahwa LDR menggambarkan kemampuan bank untuk membayar kembali penarikan-penarikan yang dilakukan oleh nasabah dan deposan dengan mengandalkan kredit yang diberikan sebagai sumber likuiditasnya. Semakin tinggi rasio ini maka semakin rendah pula kemampuan likuiditas dari bank tersebut. LDR dapat pula digunakan untuk menilai daripada strategi yang dilakukan oleh manajemen suatu bank, manajemen bank yang konservatif cenderung memiliki LDR yang relatif rendah, begitu pula sebaliknya. Semakin tinggi kredit yang diberikan oleh bank maka akan semakin tidak likuid bank tersebut. Hal ini bisa terjadi karena seringnya terjadi kredit macet yang tinggi. Sehingga dengan asumsi para pelaku investor yang rasional, maka semakin tinggi rasio LDR akan semakin menurunkan harga saham suatu bank . 4.3. Return On Asset (ROA) Menurut Kasmir (2012:201), Return On Asset (ROA) adalah rasio yang menunjukan hasil (return) atas jumlah aktiva yang digunakan dalam perusahaan. Selain itu, ROA memberikan ukuran yang lebih baik atas profitabilitas perusahaan karena menunjukan efektivitas manajemen dalam menggunakan aktiva untuk memperoleh pendapatan. ROA digunakan untuk mengukur efektifitas perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dengan memanfaatkan aktiva yang dimilikinya.
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
17
ROA merupakan rasio antara laba sesudah pajak terhadap total assets. Semakin besar ROA menunjukkan kinerja perusahaan semakin baik, karena tingkat pengembalian (return) semakin besar (Kasmir, 2012:201).Pengembalian total aset (ROA), sering disebut laba atas investasi (ROI), yaitu rasio yang digunakan untuk nmengukur efektivitas keseluruhan manajemen dalam menghasilkan laba dengan yang aset yang tersedia. Semakin tinggi return perusahaan pada total aset, maka semakin baik kinerja perusahaan tersebut (Gitman & Zutter, 2012:81).Rasio ROA penting bagi bank karena ROA digunakan untuk mengukur efektivitas perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dengan memanfaatkan asset yang dimilikinya. Menurut ketentuan Bank Indonesia, standar yang paling baik untuk Return On Assets dalam ukuran bank-bank Indonesia minimal 1,5%. Semakin besar ROA suatu bank, semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai bank tersebut dan semakin baik pula posisi bank tersebut dari segi penggunaan aset yang dimiliki (Dendawijaya, 2009:120). Hal ini dapat menunujukkan bahwa dengan memperoleh keuntungan yang tinggi, deviden yang dibagikan juga akan tinggi, sehingga para investor tertarik untuk membeli saham tersebut dan akan menyebabkan kenaikan harga saham pada bank tersebut. 4.4. Capital Adequacy Ratio (CAR) Capital Adequacy Ratio (CAR) merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kecukupan modal bagi bank. Menurut Idroes (2008:69), Capital Adequacy Ratio (CAR) mencerminkan kemampuan bank untuk menutup risiko kerugian dari aktivitas yang dilakukannya dan kemampuan bank dalam mendanai
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
18
kegiatan operasionalnya. Capital Adequacy ratio (CAR) adalah rasio yang memperlihatkan seberapa jauh seluruh aktiva bank yang mengandung risiko (kredit, penyertaan, surat berharga, tagihan pada bank lain) ikut dibiayai dari dana modal sendiri disamping memperoleh dana-dana dari sumber-sumber diluar bank. Dengan kata lain, CAR adalah rasio kinerja bank untuk mengukur kecukupan modal yang dimiliki bank untuk menunjang aktiva yang mengandung atau menghasilkan risiko, misalkan kredit diberikan. CAR merupakan indikator terhadap kemampuan bank untuk menutupi penurunan aktivanya sebagai akibat dari kerugian bank yang disebabkan oleh aktiva yang berisiko (Dendawijaya, 2009:121). Menurut SK BI No. 30/11/KEP/DIR/Tgl. 30 April 1997, nilai CAR tidak boleh kurang dari 8 %. Oleh karena itu, bank harus mempertahankan kecukupan modal minimum untuk berjaga-jaga apabila bank tersebut mengalami risiko kerugian. Berdasarkan pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa semakin besar nilai CAR, maka semakin baik kinerja bank dalam megelola modal yang dimilikinya. Nilai CAR yang tinggi mengindikasikan bahwa bank telah mempunyai modal yang cukup baik dalam menunjang kebutuhannya serta menanggung risikorisiko yang ditimbulkan termasuk di dalamnya risiko kredit (Dendawijaya, 2009:122). Hal tersebut dapat menandakan kinerja bank tersebut menunjukkan kinerja yang baik sehingga dapat membuat ketertarikan para investor untuk membeli saham bank tersebut dan akan membuat harga saham bank tersebut naik.
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
19
5. Saham 5.1. Pengertian Saham Saham dapat didefinisikan sebagai tanda penyertaan modal seseorang atau pihak (badan usaha) dalam suatu perusahaan atau perseroan terbatas. Dengan menyertakan modal tersebut, maka pihak tersebut memiliki klaim atas pendapatan perusahaan, klaim atas asset perusahaan, dan berhak hadir dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) (www.idx.co.id). Sedangakan Menurut Fahmi (2012) saham adalah (1) tanda bukti penyertaan kepemilikan modal/dana pada suatu perusahaan, (2) kertas yang tercantum dengan jelas nilai nominal, nama perusahaan dan diikuti dengan hak dan kewajiban yang dijelaskan kepada setiap pemegangnya, (3) persediaan yang siap untuk dijual. Menurut Anoraga, Pandji, & Pakarti (2006:54) mengatakan bahwa terdapat dua jenis saham yaitu: a. Saham Biasa (Common Stock) Saham biasa adalah saham yang tidak mendapat hak istimewa. Hak dari pemegang saham biasa adalah mendapat deviden hanya jika perusahaan tersebut mengeluarkan pengumuman tentang pembagian deviden. Jika tidak ada pengumuman, maka pemilik saham biasa tidak memiliki klaim atas perusahaan
meskipun
perusahaan
pada
keuntungan.
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
periode
tersebut
mendapat
20
b. Saham Preferen (Preferen Stock) Saham preferen adalah saham yang didalamnya disertai dengan hakhak istimewa. Hak tersebut adalah hak untuk mendapat deviden atau pembagian kekayaan pada saat perusahaan dilikuidasi lebih dahulu daripada pemegang saham biasa. Disamping itu, pemegang saham preferen memiliki preferensi untuk mengajukan usul pencalonan direksi atau komisaris perusahaan. 5.2. Harga saham Harga saham (stock price) merupakan nilai sekarang (present value) dari penghasilan-penghasilan yang akan diterima oleh pemodal di masa yang akan datang (Husnan, 2009:151). Harga saham suatu perusahaan selalu mengalami pergerakan naik atau turun. Pergerakan pada harga saham inilah yang dapat memberikan keuntungan bagi para investor. Menurut Darmadji dan Fakhruddin (2006:13), fluktuasi harga saham terjadi karena adanya permintaan dan penawaran yang berbeda-beda atas saham tersebut. Permintaan dan penawaran tersebut terjadi karena adanya banyak faktor, baik yang sifatnya internal seperti kinerja perusahaan dan industri dimana perusahaan tersebut bergerak maupun faktor yang sifatnya eksternal seperti tingkat suku bunga, inflasi, nilai tukar dan faktor-faktor non ekonomi seperti kondisi sosial dan politik, dan faktor lainnya. Analisis saham secara akurat dapat membantu investor memperoleh keuntungan wajar sekaligus meminimalkan risiko. Hal ini disebabkan karena investasi saham di pasar modal
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
21
merupakan jenis investasi yang cukup berisiko tinggi meskipun menjanjikan tingkat keuntungan yang relatif besar (Nainggolan, 2008). . 5.3. Teknik analisis saham Pada umumnya terdapat 2 jenis teknik analisis saham yang dipergunakan oleh investor yaitu analisis fundamental dan analisis teknikal. Menurut Halim (2013:160) analisis fundamental menggunakan data fundamental, yaitu data yang berasal dari keuangan perusahaan (misalnya laba, dividen yang dibayar, penjualan dan lain sebagainya), sedangkan analisis teknikal menggunakan data pasar dari saham (misalnya harga dan volume transaksi saham) untuk menentukan nilai dari saham. 6. Penelitian sebelumnya Terdapat beberapa penelitian sebelumnya yang berhubungan dengan judul pada penelitian in, diantaranya adalah ; Ike rini sumarningsih mengenai “ Pengaruh rasio indikator tingkat kesehatan bank terhadap harga saham perusahaan perbankan go public yang terdaftar di bursa efek indonesia. Hasil pengujian menemukan bahwa variabel car, npl, npm, roa, bopo, ldr terhadap harga saham secara simultan berpengaruh terhadap harga saham pada perusahaan perbankan yang go public. hasil penelitian juga menunjukkan bahwa dari enam variabel yang berpengaruh signifikan yaitu roa, bopo, ldr karena nilai signifikan kurang dari 0,05. sedangkan car, npl, npm tidak berpengaruh signifikan karena nilai signifikan lebih dari 0,05 terhadap harga saham pada perusahaan perbankan.
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
22
Made dimas sanjaya
pengaruh kinerja keuangan terhadap harga saham
perbankan yang listing di bursa efek indonesia (bei). Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel return on asset (roa) berpengaruh positif dan signifikan terhadap harga saham perbankan, sedangkan capital adequacy ratio (car), non performing loan (npl), loan to deposit ratio (ldr) berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap harga saham pada perusahaan perbankan. hasil uji secara simultan menunjukkan terdapat pengaruh antara car, npl, roa dan ldr secara bersama-sama terhadap harga saham perusahaan perbankan yang go public di bursa efek indonesia. besarnya pengaruh tersebut adalah 38,00 %, sedangkan sisanya sebesar 62,00 % dipengaruhi faktor lain di luar penelitian atau di luar persamaan regresi. Setyaningsih sri utami mengenai “ Pengaruh rasio keuangan terhadap harga saham (studi pada perusahaan perbankan di bursa efek jakarta). Penelitian ini mengetahui signifikansi pengaruh perubahan rasio keuangan terhadap harga saham. rasio keuangan diukur dengan loan to deposit ratio, capital ratio, return on asset, return on equity, net profit margin, earning per share, dividend per share, debt to equity ratio, studi pada perusahaan perbankan di bursa efek jakarta. hasil analisis regresi menunjukkan bahwa loan to deposit ratio berpengaruh negatif terhadap perubahan harga saham. capital ratio berpengaruh positif terhadap perubahan harga saham. Return on equity berpengaruh negatif terhadap perubahan harga saham, net profit margin berpengaruh positif terhadap perubahan harga saham.Earning per share berpengaruh positif terhadap perubahan harga saham.
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
23
Maria ulfa mengenai “ Pengaruh kinerja keuangan terhadap harga saham bank umum milik pemerintah di bei. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari empat rasio yang diuji, terdapat satu rasio yang berpengaruh signifikan terhadap harga saham yaitu rasio net profit marjin. sedangkan tiga rasio lainnya yaitu loan to deposit ratio, return on assets dan capital adequacy ratio berpengaruh tidak signifikan terhadap harga saham. hasil pengujian koefisien determinasi parsial menunjukkan rasio net profit margin memiliki pengaruh yang dominan terhadap harga saham. Koenta adji koerniawan “ Pengaruh variabel fundamental terhadap harga saham
perusahaan
perbankan
di
bursa
efek
Jakarta.
Hasil
penelitian
mengindikasikan faktor fundamental yang memiliki pengaruh signifikan terhadap harga saham perusahaan perbankan di bursa efek jakarta adalah roe dan book value equity per share, sedangkan variabel roa, dan der teruji tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham . Sandro heston sambul, Sri murni, Johan r. tumiwa mengenai “ Pengaruh kinerja keuangan perbankan terhadap harga saham yang di tawarkan di bursa efek indonesia (studi kasus 10 bank dengan asset terbesar). hasil pengujian hipotesis pertama diperoleh nilai car sebesar 0,81. hasil pengujian hipotesis kedua diperoleh nilai npl sebesar 0,833. hasil pengujian hipotesis ketiga diperoleh nilai ldr sebesar 0,22. hipotesis keempat diperoleh nilai roa sebesar 0,11. masing-masing variable menyatakan bahwa car dan npl tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap hargasaham. ldr dan roa memiliki pengaruh yang signifikan terhadap harga saham.
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
24
Fariz Abdullah dan L.Suryanto dengan judul “ Analisis pengaruh rasiorasio camel sebagai penilaian tingkat kesehatan bank terhadap harga saham perusahaan perbankan yang terdaftar di bursa efek Jakarta”. Hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat pengaruh signifikan dan positif variable CAR, ALR dan NPM terhadap harga saham, sedangkan LDR berpengaruh signifikan dan negative terhadap harga saham. Widya Novita Devi dengan judul “Analisis pengaruh kinerja keuangan terhadap harga saham Bank bumn di bursa efek indonesia (periode 2006-2015)”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara parsial variabel Return On Equity (ROE), Loan to Deposit Ratio (LDR) dan Capital Adequacy Ratio (CAR) berpengaruh signifikan terhadap harga saham, sedangkan Return On Assets (ROA), Non Performing Loan (NPL), dan Earning Per Share (EPS) tidak berpengaruh signifikan. Secara simultan variabel Return On Assets (ROA), Return On Equity (ROE), Loan to Deposit Ratio (LDR), Capital Adequacy Ratio (CAR), Non Performing Loan (NPL), dan Earning Per Share (EPS) berpengaruh terhadap harga saham. Variabel Return On Assets (ROA), Return On Equity (ROE), Loan to Deposit Ratio (LDR), Capital Adequacy Ratio (CAR), Non Performing Loan (NPL), dan Earning Per Share (EPS) dapat menjelaskan harga saham pada bank umum swasta nasional yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2006 - 2015 sebesar 95,97%, sisanya sebesar 4,03 % dijelaskan oleh variabel lain diluar model.
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
25
TABEL 2.1 PENELITIAN SEBELUMNYA Peneliti dan Judul
Variabel
Hasil penelitian
sumarningsih
Harga
Hasil
“
saham, car,
menemukan bahwa variabel
rasio indikator tingkat
npl,
npm,
car, npl, npm, roa, bopo, ldr
kesehatan bank terhadap
roa,
bopo,
terhadap harga saham secara
harga saham perusahaan
ldr
Penelitian Ike
rini
mengenai
perbankan
Pengaruh
pengujian
simultan berpengaruh terhadap
public
harga saham pada perusahaan
yang terdaftar di bursa
perbankan yang go public.
efek indonesia.
hasil
go
penelitian
juga
menunjukkan bahwa dari enam variabel
yang
berpengaruh
signifikan yaitu roa, bopo, ldr karena nilai signifikan kurang dari 0,05. sedangkan car, npl, npm
tidak
signifikan signifikan
berpengaruh karena
lebih
dari
nilai 0,05
terhadap harga saham pada
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
26
perusahaan perbankan.
Made
dimas
mengenai
“
kinerja terhadap
sanjaya
Harga
Hasil
penelitian
pengaruh
saham, roa,
menunjukkan bahwa variabel
keuangan
car, npl, ldr,
return
harga
saham
on
berpengaruh
asset
(roa)
positif
dan
perbankan yang listing di
signifikan
bursa
saham perbankan, sedangkan
efek
indonesia
(bei).”
terhadap
harga
capital adequacy ratio (car), non performing loan (npl), loan to deposit ratio (ldr) berpengaruh negatif dan tidak signifikan saham
terhadap pada
harga
perusahaan
perbankan. hasil uji secara simultan menunjukkan terdapat pengaruh antara car, npl, roa dan ldr secara bersama-sama terhadap
harga
saham
perusahaan perbankan yang go public di bursa efek indonesia.
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
27
besarnya
pengaruh
tersebut
adalah 38,00 %, sedangkan sisanya
sebesar
62,00
%
dipengaruhi faktor lain di luar penelitian
atau
di
luar
persamaan regresi.
Setyaningsih sri utami
Harga
mengenai
saham, ldr,
signifikansi
rasio keuangan terhadap
capital
perubahan
harga saham (studi pada
ratio,
roa,
terhadap harga saham. rasio
perusahaan perbankan di
roe,
npm,
keuangan diukur dengan loan
bursa efek jakarta)”.
earning per
to deposit ratio, capital ratio,
share,
return on asset, return on
dividend
equity,
per
share,
earning per share, dividend
to
per share, debt to equity ratio,
“
Pengaruh
debt
Penelitian ini mengetahui
equity ratio
studi
pengaruh rasio
net
profit
pada
perbankan
keuangan
di
margin,
perusahaan bursa
efek
jakarta. hasil analisis regresi menunjukkan bahwa loan to
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
28
deposit negatif
berpengaruh
ratio terhadap
perubahan
harga saham. capital ratio berpengaruh positif terhadap perubahan harga saham. Return on equity berpengaruh negatif terhadap saham,
perubahan net
profit
harga margin
berpengaruh positif terhadap perubahan
harga
saham.Earning
per
share
berpengaruh positif terhadap perubahan harga saham.
Fariz
Abdullah
dan
Harga
Hasil
penelitian
L.Suryanto dengan judul
saham, car,
menunjukan bahwa terdapat
“
pengaruh
alr,
pengaruh signifikan dan positif
rasio-rasio camel sebagai
ldr
Analisis
penilaian
npm,
tingkat
variable CAR, ALR dan NPM terhadap
harga
saham,
kesehatan bank terhadap
sedangkan LDR berpengaruh
harga saham perusahaan
signifikan
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
dan
negative
29
perbankan yang terdaftar
terhadap harga saham.
di bursa efek Jakarta”. Maria ulfa mengenai “
Harga
Pengaruh
saham,
kinerja
keuangan terhadap harga
npm,
saham bank umum milik
roa,car
Hasil
penelitian
menunjukkan bahwa dari empat ldr,
rasio yang diuji, terdapat satu rasio
pemerintah di bei.
yang
berpengaruh
signifikan terhadap harga saham yaitu rasio net profit marjin. sedangkan tiga rasio lainnya yaitu loan to deposit ratio, return on assets dan capital adequacy berpengaruh
ratio
tidak
signifikan terhadap harga saham. hasil
pengujian
koefisien
determinasi parsial menunjukkan rasio net profit margin memiliki pengaruh yang dominan terhadap harga saham.
Widya
Novita
Devi Harga saham,
dengan judul “Analisis roe,
ldr,
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
Hasil menunjukkan
penelitian bahwa
secara
30
pengaruh
kinerja car,roa,npl,eps
parsial
variabel
Return
On
keuangan terhadap harga
Equity (ROE), Loan to Deposit
saham Bank bumn di
Ratio
bursa
Adequacy
efek
indonesia
(periode 2006-2015)”.
(LDR)
dan
Capital
Ratio
(CAR)
berpengaruh signifikan terhadap harga saham, sedangkan Return On
Assets
(ROA),
Non
Performing Loan (NPL), dan Earning Per Share (EPS) tidak berpengaruh signifikan. Secara simultan variabel Return On Assets (ROA), Return On Equity (ROE), Loan to Deposit Ratio (LDR), Capital Adequacy Ratio (CAR), Non Performing Loan (NPL), dan Earning Per Share (EPS)
berpengaruh
terhadap
harga saham. Variabel Return On Assets (ROA), Return On Equity (ROE), Loan to Deposit Ratio (LDR), Capital Adequacy
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
31
Ratio (CAR), Non Performing Loan (NPL), dan Earning Per Share (EPS) dapat menjelaskan harga saham pada bank umum swasta nasional yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2006 - 2015 sebesar 95,97%, sisanya sebesar 4,03 % dijelaskan oleh variabel lain diluar model. Koenta adji koerniawan “
Harga
Hasil
Pengaruh
variabel
saham, roe,
mengindikasikan
fundamental
terhadap
book value
fundamental
harga saham perusahaan
equity
pengaruh
perbankan di bursa efek
share, roa,
harga
Jakarta.
der
perbankan di bursa efek jakarta
per
penelitian faktor
yang
signifikan saham
memiliki terhadap perusahaan
adalah roe dan book value equity per share, sedangkan variabel roa,
dan
der
teruji
tidak
berpengaruh signifikan terhadap harga saham .
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
32
Sandro heston sambul,
Harga
Sri murni,
saham, car,
pertama
npl, ldr, roa
sebesar 0,81. hasil pengujian
tumiwa
Johan r.
mengenai
“
Pengaruh
kinerja
keuangan
perbankan
terhadap yang
harga
di
Hasil pengujian hipotesis nilai
car
hipotesis kedua diperoleh nilai npl
saham
sebesar
pengujian
0,833.
hasil
hipotesis
ketiga
di
diperoleh nilai ldr sebesar 0,22.
indonesia
hipotesis keempat diperoleh nilai
(studi kasus 10 bank
roa sebesar 0,11. masing-masing
dengan asset terbesar).
variable menyatakan bahwa car
bursa
tawarkan
diperoleh
efek
dan npl tidak memiliki pengaruh yang
signifikan
hargasaham. memiliki
ldr
terhadap dan
pengaruh
roa yang
signifikan terhadap harga saham.
B. Rerangka Pemikiran Penilaian kesehatan bank adalah suatu kegiatan yang dilakukan untuk mengetahui kemampuan suatu bank untuk melakukan kegiatan operasi perbankan secara normal dan memenuhi kewajibannya. Penilaian kesehatan bank sangat penting
karena
untuk
membentuk
kepercayaan
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
masyarakat
dan
untuk
33
melaksanakan prinsip kehati–hatian dalam dunia perbankan, serta diharapkan hanya bank–bank yang benar–benar sehat yang dapat beroperasi dan berhubungan dengan masyarakat. Kesehatan suatu bank umum perlu diketahui karena untuk mendapatkan kepercayaan dari masyarakat diperlukan bank yang sehat. Penilaian tingkat kesehatan bank berdasarkan Peraturan Bank Indonesia penilaian kesehatan bank umum ditentukan dalam Surat Edaran No. 13/24/DPNP tanggal 25 Oktober 2011 menyatakan bahwa penilaian tingkat kesehatan bank dinilai dengan analisis RGEC yang terdiri dari : Risiko (Risk), Manajemen yang baik (Good Corporate Governance), Rentabilitas (Earnings) dan Permodalan (Capital). Penilaian rasio indikator tingkat kesehatan bank melalui ini merupakan salah satu upaya manajemen yang baik dalam mengelola perbankan. Gambar 2.1 NPL (X1) LDR (X2)
Rerangka Pemikiran H1 H2
ROA (X3)
H3
CAR (X4)
H4
Sumber: Data diolah peneliti, 2016
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
HARGA SAHAM (Y)
34
C. Perumusan Hipotesis Hipotesis didefinisikan sebagai hubungan yang diperkirakan secara logis diantara dua atau lebih variable yang diungkapkan dalam bentuk pernyataan yang dapat diuji (Sekaran, 2006:135). Berdasarkan landasan teori dan hasil penelitianpenelitian terdahulu maka hipotesis penelitian yang diajukan untuk rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: H1 : Non Performing Loan (NPL) berpengaruh signifikan terhadap harga saham pada PT. Bank Rakyat Indonesia Tbk. (Persero) periode 2011 – 2015 H2 : Loan to Deposit Ratio (LDR) berpengaruh signifikan terhadap harga saham pada PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. periode 2011 – 2015 H3 : Return on Asset (ROA) berpengaruh signifikan terhadap harga saham pada PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. periode 2011 – 2015 H4 : Capital Adequacy Ratio (CAR) berpengaruh signifikan terhadap harga saham pada PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. periode 2011 – 2015
http://digilib.mercubuana.ac.id/z