BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS
A.
Landasan Teori 1.
Signalling Theory Signalling Theory merupakan sinyal – sinyal yang dibutuhkan oleh
investor untuk mempertimbangkan dan menentukan apakah para investor akan menanamkan sahamnya atau tidak pada perusahaan yang bersangkutan (Suwardjono, 2005 : 578). Signalling Theoryberakar pada akuntansi pragmatik yang
mengamati pengaruh informasi terhadap perubahan
perubahan perilaku pemakai yang memperhatikan pada pengaruh informasi terhadap perubahan perilaku pemakai informasi (Suwardjo, 2005 : 579). Menurut Ghozali dan Chairil (2007 : 08) teori pragmatik menjelaskan pengaruh informasi akuntansi terhadap perilaku pengambilan keputusan, dimana teori ini dimaksudkan untuk mengukur dan mengevaluasi pengaruh ekonomi, spikologis dan sosiologis pemakai terhadap alternatif prosedur akuntansi dan media pelaporan. Pendekatan pragmatis dapat dilakukan dengan mengamati reaksi pemakai laporan keuangan, dimana adanya reaksi pemakai laporan keuangan merupakan bukti bahwa laporan keuangan bermanfaat dan
7
berisi laporan keuangan yang relevan. Dalam suwardjono, 2005 : 579) mengidentifikasi konsep manfaat informasi sebagai berikut: “If individuals act as if they use a specific informasi item, then such information can be considered useful.” Suatu kejadian atau pesan dikatan mengandung informasi jika pesan tersebut menyebabkan perubahan keyakinan penerima (pasar modal) dan memicu tindakan tertentu (misalnya terefleksi dalam perubahan harga atau volume saham di pasar modal), dimana tindakan tersebut diyakini sebagai akibat nformasi dalam kejadian atau pesan tersebut, maka dapat dikatakan bahwa informasi tersebut bermanfaat. Dalam hal ini, perubahan harga atau volume saham yang diamati memberikan bukti adanyan manfaat dari informasi tersebut. Jadi dapat disimpukan, sdebuah informasi dapat dikatakan bermanfaat apabila informasi tersebut benar – benar atau seakan – akan digunakan dalam pengambilan keputusan oleh pemakai yang dituju, yang ditunjukan adanya asosiasi antara peristiwa (event) dengan return, harga atau volume saham di pasar modal (Suwatdjono, 2005 : 580). Menurut Nezz dkk ( dalam Ghozali dan chairil, 2007 : 09) jika perusahaan secara sukarela mengungkapkan informasi lingkungan yang bernuansa positif, maka tidakannya ini dapat mengurang risiko berkurangnya kemakmuran yang mungkin
8
dihadapi perusahaan di masa mendatang. Hal ini menunjukan sinyal positif bagi investor untuk menanamkan sahamnya.
B.
Nilai Perusahaan Nilai perusahaan diciptakan oleh perusahaan melalui kegiatan perusahaan dari
waktu ke waktu agar mencapai penilaian yang maksimum.Penilaian terhadap perusahaan dalam bidang akuntansi dan keuangan sekarang masih beragam.Di suatu pihak, nilai perusahaan ditunjukkan dengan laporan keuangan perusahaan, khususnya neraca yang berisi informasi laporan keuangan masa lalu, sementara pihak beranggapan
bahwa
nilai
suatu
perusahaan
tergambar
dari
nilai
saham
perusahaan.Nilai perusahaan merupakan persepsi investor terhadap perushaan yang sering dikaitkan dengan harga saham. Harga saham yang tinggi akan membuat nilai perusahaan itu tinggi. Nilai perusahaan atau disebut juga dengan nilai pasar perusahaan merupakan harga yang bersedia dibayar oleh calon pembeli apabila perusahaan tersebut dijual. Fakta menunjukkan bahwa nilai kekayaan yang ditunjukkan pada neraca tidak memiliki hubungan dengan nilai pasar dari perusahaan.Hal ini disebabkan karena perusahaan memiliki kekayaan yang tidak bisa dilaporkan dalam neraca seperti manajemen yang baik, reputasi yang baik dan prospek yang cerah (Erlangga dan Suryandari, 2009).
9
Menurut Aries (2011:158) nilai perusahaan merupakan hasil kerja manajemen dari beberapa dimensi diantaranya adalah arus kas bersih dari keputusan investasi, pertumbuhan dan biaya modal perusahaan.Bagi investor, nilai perusahaan merupakan konsep penting karena nilai perusahaan merupakan indikator bagaimana pasar menilai perusahaan secara keseluruhan.Nilai perusahaan yang tinggi menjadi keinginan para pemilik perusahaan, sebab dengan nilai yang tinggi menunjukkan kemakmuran pemegang saham juga tinggi. Variabel kedua adalah pertumbuhan variabel ini tidak hanya dipengaruhi oleh efektivitas keputusan investasi semata tapi juga dipengaruhi oleh keputusan fungsi manajerial lainnya seperti penjualan, produksi dan kinerja laba rugi secara umum.Variabel terakhir adalah biaya modal, dimensi ini menggambarkan efektivitas kinerja pendanaan yang telah dilakukan manajer. Dalam konteks ini pembiayaan lebih dipandang sebagai Sumber dana yang layak dipilih agar dapat meminimalkan biaya modal perusahaan. Dari pengertian diatas dapat ditarik kesimpulan, nilai perusahaan timbul dari kegiatan perusahaan, bagaimana aktivitasnya dan keuangannya.Nilai perusahaan dapat dilihat di laporan keuangan terutaman di neraca keuangan, bisa dilihat bagaimana grafiknya dari periode sebelumnya dan sesudahnya sebagai perbandingan. Nilai perusahaan juga bukan dilihat dari nilai saham perusahaannya.
10
C.
Profitabilitas Profitabilitas adalah ukuran mengenai kemampuan perusahaan dalam
menghasilkan keuntungan selama periode tertentu.Dalam rasio profitabilitas ini dapat dikatakan sampai sejauh mana keefektifan dari keseluruhan manajemen dalam menciptakan keuntungan bagi perusahaan. Pengertian profitabilitas menurut Rizal A. (2010:38) menyatakan bahwa Profitabilitas adalah tingkat keuntungan bersih yang mampu diraih oleh perusahaan pada
saat
menjalankan
operasinya.Profitabilitas
mencerminkan
kemampuan
perusahaan dalam menghasilkan laba atas pengelolaan asset perusahaan yang merupakan perbandingan antara earning after tax dengan Total assets. Profitabilitas dapat digunakan untuk mengukur efektivitas perusahaan didalam menghasilkan profit untuk setiap assets yang ditanam. Pengertian profitabilitas menurut kasmir (2011:198) merupakan rasio dari kemampuan perusahaan dalam mencari keuntungan, sedangkan tujuan dari rasio profitabilitas menurut fahmi (2011:135) adalah “rasio ini mengukur efektivitas mengukur manajemen secara keseluruhan yang ditujukan oleh besar kecilnya keuntungan yang diperoleh dalam hubungannya dengan penjualan maupun investasi”. Profitabilitas menurut Saidi (2004) dalam Martalina (2011) adalah kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba.Para investor menanamkan saham pada perusahaan adalah untuk mendapatkan return, yang terdiri dari yield dan capital gain. Semakin tinggi kemampuan memperoleh laba, maka semakin besar return yang diharapkan investor, sehingga menjadikan nilai perusahaan menjadi lebih baik. 11
Dari pengertian di atas, kesimpulannya yaitu Profitabilitas merupakan kemampuan perusahaan memperoleh laba dalam hubungannya dengan penjualan, total aktiva atau dengan modal (ekuitas). 1. Jenis-Jenis Rasio Profitabilitas Rasio profitabilitas merupakan rasio yang bertujuan untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba selama periode tertentu dan juga memberikan Gambaran tentang tingkat efektivitas manajemen dalam melaksanakan kegiatan operasionalnya. Jenis-jenis rasio profitabilitas yaitu: 1. Gross Profit Margin (Margin Laba Kotor) Gross profit margin merupaka rasio yang mengukur efisiensi harga pokok atau biaya produksinya, mengindikasikan kemampuan perusahaan untuk berproduksi secara efisien (Sawir, 2009:18). Gross profit margin merupakan persentase laba kotor dibandingkan dengan sales. Semakin besar gross profit margin semakin baik keadaan operasi perusahaan, karena hal ini menunjukkan bahwa harga pokok penjualan relatif lebih rendah dibandingkan dengan sales, demikian pula sebaliknya, semakin rendah gross profit margin semakin kurang baik operasi perusahaan (Syamsuddin, 2009:61).
12
-
Menurut Fahmi (2011: 136) rumus gross profit margin sebagai berikut: =
Penjualan − HPP Penjualan
2. Net Profit Margin (Margin Laba Bersih) Rasio ini mengukur laba bersih setelah pajak terhadap penjualan.Semakin tinggi Net profit margin semakin baik operasi suatu perusahaan. Menurut Fahmi (2011: 136) rumus net profit margun sebagai berikut : =
3. Basic Earning Power (Rentabilitas Ekonomi) Rentabilitas ekonomi merupakan perbandingan laba sebelum pajak terhadap total asset. Jadi rentabilitas ekonomi mengindikasikan seberapa besar kemampuan asset yang dimiliki untuk menghasilkan tingkat pengembalian atau pendapatan atau dengan kata lain Rentabilitas Ekonomi menunjukkan kemampuan total aset dalam menghasilkan laba. Rentabilitas
ekonomi
mengukur
efektifitas
perusahaan
dalam
memanfaatkan seluruh sumberdaya yang menunjukkan rentabilitas ekonomi perusahaan (Sawir, 2009:19). Menurut Fahmi (2011: 136) rumus rentabilitas ekonomi sebagai berikut : Rentabilitas =
Laba Bersih Sebelum Pajak Total Aktiva
13
Operating profit margin merupakan perbandingan antara laba usaha dan
penjualan.Operating
profit
margin
merupakan
rasio
yang
menggambarkankan apa yang biasanya disebut pure profit yang diterima atas setiap rupiah dari penjualan yang dilakukan (Syamsuddin,2009:61). Operating profit disebut murni (pure) dalam pengertian bahwa jumlah tersebutlah yang benar-benar diperoleh dari hasil operasi perusahaan dengan mengabaikan kewajiban- kewajiban finansial berupa bunga serta kewajiban terhadap pemerintah berupa pembayaran pajak. Apabila semakin tinggi operatig profit margin maka akan semakin baik pula operasi suatu perusahaan. Menurut Fahmi (2011: 136) rumus operating profit margin sebagai berikut : Operating Pro it Margin =
Laba Bersih Sebelum Pajak Penjualan
4. Return On Investment Return on investment merupakan perbandingan antara laba bersih setelah pajak dengan total aktiva. Return on investment adalah merupakan rasio yang mengukur kemampuan perusahaan secara keseluruhan didalam menghasilkan keuntungan dengan jumlah keseluruhan aktiva yang tersedia didalam perusahaan (Syamsuddin, 2009:63).
14
Semakin tinggi rasio ini semakin baik keadaan suatu perusahaan.Return on investment merupakan rasio yang menunjukkan berapa besar laba bersih diperoleh perusahaan bila di ukur dari nilai aktiva (Syafri, 2008:63) -
Menurut Fahmi (2011: 136) rumus ROI sebagai berikut : ROI =
Laba Bersih Setelah Pajak Total Aktiva
5. Return On Equity Return on equity merupakan perbandingan antara laba bersih sesudah pajak dengan total ekuitas. Return on equity merupakan suatu pengukuran dari penghasilan (income) yang tersedia bagi para pemilik perusahaan (baik pemegang saham biasa maupun pemegang saham preferen) atas modal yang mereka investasikan di dalam perusahaan (Syafri,2008:305). -
Return on equityadalah rasio yang memperlihatkan sejauh manakah perusahaan mengelola modal sendiri (net worth) secara efektif, mengukur tingkat keuntungan dari investasi yang telah dilakukan pemilik modal sendiri atau pemegang saham perusahaan (Sawir 2009:20). ROE menunjukkan rentabilitas modal sendiri atau yang sering disebut rentabilitas.
-
Menurut Fahmi (2011: 136) rumusROE sebagai berikut :
Return On Equity =
Laba Bersih Setelah Pajak Ekuitas
15
6. Earning Per Share Earning per share adalah rasio yang menunjukkan berapa besar kemampuan perlembar saham yang digunakan dalam menghasilkan profit atau laba (Syafri, 2008:306). Earning per share merupakan rasio yang menggambarkankan jumlah rupiah yang diperoleh untuk setiap lembar saham biasa (Syamsuddin, 2009:66).Oleh karena itu pada umumnya manajemen perusahaan, pemegang saham biasa dan calon pemegang saham sangat tertarik akanearning per share. Earning per share adalah suatu indikator keberhasilan perusahaan. - Earning per share menurut Wijaya dan Wibawa(2010) dihitung dengan rumus: EPS =
D.
Laba Bersih Setelah Pajak − Dividen Preferen Jumlah Saham Biasa yang beredar
Deviden 1.
Pengertian Deviden Menurut Walter (2011 : 26) dividen adalah hasil yang diperoleh oleh
pemegang saham atas penyertaan modal (saham yang dimiliki) didalam satu perusahaan yang menerbitkan saham. Dividen merupakan nilai pendapatan bersih perusahaan setelah pajak dikurangi dengan laba ditahan (retained earning) yang ditahan sebagai
16
cadangan perusahaan. Menurut Suhajar (2011 : 321 ), dividen merupakan kompensasi yang diterima oleh pemegang saham, disamping capital gain. Dividen ini untuk dibagikan kepada para pemgang saham sebagai keuntungan dari laba perusahaan.Dividen ditentukan berdasarkan dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) dan jenis pembayarannua tergantung kepada kebijakan pimpinan. 2. Macam-Macam deviden Suhajar Wiyoto (2011 : 321 ), dilihat dari alat pembayarannya dividen dibagi menjadi tiga jenis yaitu : 1. Dividen tunai (Cash Dividend) Dividen tunai merupakan dividen yang dibagikan dalam bentuk uang tunai. Tujuan dari pemberian dividen dalam bentuk tunai adalah untuk memacu kinerja saham di bursa efek, yang juga merupakan return kepada para pemegang saham. Dividen tunai merupakan bentuk pembayaran yang paling banyak diharapkan oleh investor.Untuk membayarkan dividennya dalam bentuk tunaidi perlukan likuiditas. 2. Dividen saham (Stock Dividen) Dividen saham merupakan dividen yang dibagikan dalam bentuk saham, dengan dibagikannya dividen dalam bentuk saham, maka akan meningkatkan likuiditas perdagangan di bursa efek. Kemungkinan perusahaan ingin menurunkan nilai sahamnya dan dengan caramemperluas
17
pemilikan dan posisi perusahan yang tidak memungkinkan membagikan dividen dalam bentuk tunai. 3. Sertifikat Dividen (Script Dividend) Sertifikat dividen merupakan dividen yang dibayarkan dengan sertifikat atau surat promes yang dikeluarkan oleh perusahaan yang menyatakan bahwa suatu waktu sertifikat itu dapat dikeluarkan dalam bentuk uang. Jadi, kalau perusahaan ingin membagikan dividen dalam bentuk tunai tetapi smentara itu, perusahaan sedang mengalami kesulitan likuiditas, maka sebagai gantinya perusahaan mengeluarkan sertifikat.berdasarkan dengan tahun buku, dividen dapat dibagi atas dua jenis yaitu : A. Dividen Interim Merupakan dividen yang dibayarkan oleh perseroan antara satu tahun buku dengan tahun buku berikutnya.Dividen interim ini dapat dibayarkan beberapa kali dalam setahun dengan tujuan salah satunya untuk memacu kinerja kerja saham perseroan di bursa efek. B. Dividen Final Dividen final merupakan dividen hasil pertimbangan setelah penutupan buku perseroan sebelumnya dan dibayarkan pada tahun buku berikutnya.Dividen final ini juga memperhitungkan dan mempertimbangkan hubungannya dengan dividen interim yang telah dibayarkan untuk tahun buku tersebut. 18
2. Prosedur Standar Pembayaran Deviden Menurut Suhajar Wiyoto (2011 : 322) dalam pembayaran dividen terdapat beberapa tahapan atau prosedur yaitu sebagai berikut : 1. Declaration Date Declaration Date adalah tanggal keputusan untuk membagikan dividen pada RUPS atau tanggal pada saat direksi perusahaan mengumumkan rencana pembayaran dividen. 2. Date of Record Date of Record merupakan tanggal keputusan bahwa para pemegang saham pada tanggal tertentu dinyatakan berhak untuk menerima dividen, atau hari terakhir untuk mendaftarkan diri sebagai pemegang saham agar berhak menerima dividen yang akan dibagikan perusahaan. 3. Ex – Dividend Ex – Dividend adalah tanggal pada saat dimana hak atas hak atas periode dividen berjalan dilepaskan dari sahamnya yaitu lima hari sebelum date of record. Pada tanggal ini atau sesudahnya pembeli tidak berhak untuk memperoleh dividen yang akan dibagikan. 4. Payment Date Payment Date adalah tanggal kapan dividen tersebut akan dibayarkan, dan bagaimana cara pembayarannya.
19
3. Kebijakan Deviden Deviden merupakan salah satu return yang paling dinanti-nantikan oleh investor sekaligus juga merupakan sinyal bahwa perusahaan berada pada tingkat profitabilitas tinggi. Pada dasarnya, perusahaan akan meningkatkan pembayaran deviden apabila manajemen yakin bahwa perusahaan akan mencapai tingkat profitabilitas tinggi di masa depan dan akan menurunkan deviden apabila tidak terdapat arus kas yang mencukupi. Signalling theory menyatakan bahwa perusahaan melakukan penyesuaian deviden untuk menunjukkan sinyal akan prospek perusahaan. Ada kecendrungan harga saham akan naik jika ada pengumuman kenaikan deviden, dan harga saham akan turun jika ada pengumuman penurunan deviden. Terdapat argumen lain yang lebih masuk akal, yaitu bahwa deviden itu sendiri tidak menyebabkan kenaikan/penurunan harga, tetapi prospek perusahaan, yang ditunjukkan oleh meningkatnya/menurunnya deviden yang dibayarkan, yang menyebabkan perubahan pada harga saham. Teori tersebut kemudian dikenal sebagai Teori Isi Informasi dari Deviden (Information Content of Devidend). Menurut teori tersebut, deviden mempunyai kandungan informasi, yaitu prospek perusahaan di masa datang. Salah satu faktor yang mempengaruhi harga saham adalah kemampuan perusahaan membayar deviden. (Susanti,2010:3). Nilai perusahaan dapat dilihat dari kemampuan perusahaan membayar deviden.Besarnya deviden ini 20
dapat mempengaruhi harga saham.Apabila deviden yang dibayarkan tinggi, maka harga saham cenderung tinggi sehingga nilai perusahaan juga tinggi, sebaliknya, jika deviden yang dibayarkan kecil, maka harga saham perusahaan tersebut juga rendah.Kemampuan membayar deviden erat hubungannya dengan
kemampuan
perusahaan
memperoleh
laba.Jika
perusahaan
memperoleh laba yang besar, maka kemampuan membayar deviden juga besar. Oleh karena itu, dengan deviden yang besar akan meningkatkan nilai perusahaan.
A.
Kesempatan Investasi Keputusan investasi sering dianggap sebagai keputusan terpenting dalam
pengambilan keputusan manajer keuangan perusahaan untuk mencapai tujuan perusahaan, yaitu memaksimalkan kemakmuran pemegang saham. Pendapat Hartono (2009:10) memperjelas bahwa “keputusan investasi merupakan langkah awal untuk menentukan jumlah aktiva yang dibutuhkan perusahaan secara keseluruhan sehingga keputusan investasi ini merupakan keputusan terpenting yang dibuat oleh perusahaan”. Dalam hubungannya dengan nilai perusahaan, maka setiap keputusan investasi yang dibuat oleh manajer keuangan akan berdampak terhadap harga saham perusahaan tersebut. Menurut Keown et al. (2011:6) “maksimalisasi kekayaan pemegang saham, yaitu maksimalisasi harga pasar saham perusahaan karena seluruh keputusan keuangan akan terrefleksi di dalamnya. Kebijakan investasi ataupun 21
dividen yang buruk akan mengakibatkan para investor bereaksi dan membuat harga saham menjadi turun”. Berdasarkan
penjelasan
diatas,
maka
dalam
penelitian
ini peneliti
menggunakan dua variabel pengukuran untuk menilai penggunaan alternatif keputusan investasi yang dilakukan oleh perusahaan-perusahaan sektor properti dan real estate.Kedua variabel tersebut adalah Total Assets Growth (TAG) dan Current Assets to Total Assets (CA/TA).
B.
Peneliti Terdahulu Tabel 2.1 Ringkasan Penelitian Terdahulu
No
Peneliti
Metode Analisis
1
Lihan Rini
Analisis
Puspo
Berganda
Variabel
Regresi 1.Keputusan Investasi
Hasil Penelitian 1. Keputusan Investasi
2. Keputusan Pendanaan
berpengaruh posotif
Wijaya dan
3. Kebijakan Deviden
terhadap nilai
Anas
4. Nilai Perusahaan
perusahaan.
Wibawa (2010)
2. Keputusan pendanaan berpengaruh posotif terhadap
nilai
perusahaan 3. Kebijakan
deviden
22
berpengaruh posotif pada
Nilai
perusahaan
2
Sri Hasnawati
Analisis
(2005)
Berganda
Regresi 1. Keputusaninvestasi
- Keputusan
2. Keputusanpendanaan
investasi,keputusa
3. Keputusandividen
n pendanaan, dan
4. NilaiPerusahaan
keputusan devidensecara parsialberpengaruh positif terhadap nilaiperusahaan
3
Umi Murtini
Analisi
(2008)
Berganda
Regresi 1. Keputusaninvestasi
- Keputusan
2. Keputusanpendanaan
investasi,keputusa
3. Keputusandividen
n pendanaan, dan
4. NilaiPerusahaan
keputusan devidensecara parsial berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan
23
4
Purnamasari
Analisis
(2009)
Berganda
Regresi 1. Keputusaninvestasi
- Keputusan
2. Keputusanpendanaan
investasi,keputusa
3. Keputusandividen
n pendanaan, dan
4. NilaiPerusahaan
keputusan devidensecara parsial berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan
Sumber : diolah oleh penulis
G.
Kerangka Pemikiran dan Hipotesis Penelitian 1.
Kerangka Pemikiran Optimalisasi nilai perusahaan dapat dicapai melalui pelaksanaan
fungsi manajemen keuangan, di mana suatu keputusan yang diambil akan mempengaruhi keputusan keuangan lainnya dan berdampak pada nilai perusahaan manajemen keuangan yang menyangkut penyelesaian atas keputusan penting yang diambil perusahaan, antara lain kebijakan deviden dan kesempatan/keputusan investasi. Adapun kerangka konseptual penelitian sebagai berikut: 24
Gambar 2.1 Kebijakan deviden (X2)
Profitabilitas (X1)
Nilai Perusahaan (Y1)
Kesempatan/Keputusan Investasi (X3) Sumber : Penulis Keterangan: Variabel X1
: Profitabilitas
Variabel X2
: Kebijakan Dividen
Variabel X3
: Kesempatan Investasi
Variabel Y1 :
Nilai Perusahaan
Pada dasarnya, laba bersih perusahaan bisa dibagian kepada pemegang saham sebagai dividen atau ditahan dalam bentuk laba ditahan untuk membiayai investasi perusahaan.Kebijakan dividen menyangkut keputusan tentang penggunaan laba yang menjadi hak pemegang saham.
25
Kesempatan investasi merupakan nilai perusahaan yang besarnya tergantung pada pengeluaran-pengeluaran yang ditetapkan manajemen di masa yang akan datang, dalam hal ini pada saat ini merupakan pilihan-pilihan investasi yang diharapkan akan menghasilkan keuntungan yang lebih besar. Profitibalitas perusahaan akan menentukan nilai perusahaan dapat dikatakan baik atau tidak, karena apabila suatu kegiatan yang menimbulkan atau menyebabkan profit atau laba perusahaan menurun, maka dikatakan bahwa nilai perusahaan tersebut tidak baik, begitu juga sebaliknya dengan profit yang bagus akan mengakibatkan atau mempengaruhi nilai perusahaan yang baik 2. Hipotesis Penelitian Hipotesis adalah jawaban atau dugaan sementara dari suatu permasalahan yang dihadapi, yang kebenarannya masih perlu dibuktikan lebih lanjut. Berdasarkan tinjauan teoritis, rumusan masalah dan tinjauan penelitian terdahulu, maka hipotesis penelitian adalah sebagai berikut: 1.
Pengaruh profitabilitas terhadap kebijakan dividen
Tujuan para investor dalam menanamkan modal pada saham perusahaan – perusahaan terbuka adalah untuk mendapatkan dividen. Kebijakan dividen merupakan salah satu kebijakan manajer keuangan yang berkaitan dengan pembayaran dividen kepada para pemegang saham, yang keberadaannya sangat tergantung dari perolehan laba perusahaan (Riyanto, 2001 : 265). Sujoko dan subiantoro (2007 :48) memjelaskan bahwa profitabilitas yang
26
tinggi menunjukan prospek perusahaan yang baik, terutama dalam memberikan dividen kepada para pemegang saham, sehingga investor akan merespon secara positif sinyal tersebut dan nilai perusahaan akan meningkat. Hasil penelitian Adriyani (2008) dan Dwiaji (2011) menemukan bukti bahwa profitabilitas mempunyai pengaruh positif signifikan terhadap kebijakan dividen. Berdasarkan pernyataan dari hasil – hasil penelitian tersebut, maka dapat ditarik hipotesis pertama (H1) H1. Profitabilitas berpengaruh positif terhadap kebijakan dividen 2.
Pengaruh profitabilitas terhadap kesempatan investasi
Semakin besar perusahaan semakin besar pula dana yang digunakan atau dibutuhkan untuk menjalankan operasi atau untuk melakukan investasi (Soliha dan Taswan, 2002 : 43). Salah satu sumber dana perusahaan untuk melakukan investasi adalah laba disamping hutang. Profitabilitas yang besar atau kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba yang besar akan memungkinkan perusahaan menggunakanny untuk keperluan investasi. Sesuai dengan Packing Order Theory yang dikembangkan Myers (dalam Waluyo dan Ka’aro, 2002) bahwa manajer keuangan akan memnfaatkan laba yang diperoleh lebih dahulu untuk keperluan investasi sesuai dengan skala prioritas, dan apabila laba tidak mencukupi perusahaan dapat mencari utang dari pihak ketiga.berdasarkan dari pernyatan dan hasil – hasil penelitian tersebut maka dapat ditarik hipotesis ke dua (H2): H2. Profitabilitas berpengaruh positif terhadap kesempatan investasi 27
3.
Pengaruh profitabilitas, kebijakan dividen dan kesempatan investasi
terhadap nilai perusahaan a. Pengaruh profitabilitas terhadap nilai perusahaan Sujoko dan Subiantoro (2007) menyatakan bahwa profitabilitas yang tinggi menunjukan prospek perusahaan yang baik, sehingga investor akan merespon positif sinyal tersebut dan nilai perusahaan akan meningkat. Hal itu dapat dipahami karena perusahaan berhasil membukukan laba yang meningkat, mengidentifikasikan perusahaan tersebut memiliki kinerja yang baik, sehingga dapat mencipkana sentiment positif para investor dan dapat membuat harga saham perusahaan meningkat. Meningkatnya harga saham di pasar, maka akan meningkatkan nilai perusahaan. Berdasarkan pernyataan tersebut dapat dikatakan bahwa profitabilitas mempunyai pengaruh positif terhadap nilai perusahaan. Berdasarkan pernyataan dan hasil – hasil penelitian tersebut, maka dapat ditarik hipotesis ketiga bagian pertama (H3a) H3a.
Profitabilitas
memiliki
pengaruh
positif
terhadap
nilai
perusahaan. b. Pengaruh kebijakan dividen terhadap nilai perusahaan Kebijakan dividen berkaitan dengan kebijakan perusahaan mengenai seberapa besar dividen yang akan dibagikan kepada para pemegang saham dari laba yang dibukukan. Pemberian dividen memberikan informasi atau isyarat mengenai kinerja financial perusahaan di pandangan para investor. 28
Jika perusahaan memiliki rasio pembayaran dividen yang stabil, atau bahkan meningkat, maka akan dapat melahirkan sentimen positif pada para investor, yang dapat meningkatkan harga perusahaan (Sujoko dan Soebiantoro,
2007)
meningkatkan
nilai
dimana
meningkatnya
perusahaan,
ksrena
harga
nilai
saham
perusahaan
dapat adalah
perbandingan harga saham dengan nilai buku saham (Fakhruddin dan hadianto, 2001). Hasil penelitian Wahyudi dan Pawestri (2006) menemukan bukti bahwa kebijakan dividen memilik pengaruh positif terhadap nilai perusahaan, walaupun tidak signifikan.Sebaliknya hasil penelitian Sujoko dan Soebiantoro (2007), Susanti (2010) dan Dwiaji (2011) menemukan bukti bahwa kebijakan dividen mempunyai pengaruh positif signifikan terhadap nilai perusahaan. Berdasarkan pernyataan dan hasil – hasil penelitian tersebut, maka dapat ditarik kesimpulan hipotesis ke tiga bagian kedua (H3b) H3b. Kebijakan dividen berperngaruh positif terhadap nilai perusahaan c. Pengaruh Kesempatan Investasi terhadap nilai peusahaan Perusahaan yang banyak melakukan investasi dapat menciptakan sentiment positif pada para investor, sehingga harga saham perusahaan meningkat (Soliha dan Taswan, 2002) yang dapat berdampak pada meningkatnya nilai perusahaan (Sujoko dan Soebianto, 2007). Dengan demikian kesempatan investasi berpengaruh positif pada nilai perusahaan peneliatan Wahyudi dan Pawestri (2006) dan Rachmawati dan Triatmoko 29
2007 mendapatkan hasil bahwa kesempatan investasi berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan, tetapi tidak signifikan. Sebaliknya hasil Pujiati dan Widamar (2010) serta Adriyani 2012) mendapatkan bukti bahwa kesempatan investasi mempunyai pengaruh positif signifikan terhadap nilai perusahaan. Berdasarkan hasil hasil penelitian tersebut, maka dapat ditarik hipotesis ke ketiga bagian tiga (H3c).. H3c. Kesempatan Investasi memiliki pengaruh positif terhadap nilai perusahaan
30