BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS
A. Kajian Pustaka A.1. Pengertian Nilai Perusahaan Nilai perusahaan adalah laba operasi bersih setelah pajak atau net operating profit after tax dibagi biaya modal rata-rata tertimbang. Besarnya nilai kapitalisasi laba atau nilai kapitalisasi atas laba operasi bersih setelah pajak (Utari dkk., 2014:200). Banyak metode dan teknik yang telah dikembangkan dalam penilaian perusahaan diantaranya adalah pendekatan laba, arus kas, dividen, aktiva, harga saham dan Economic Value Added(EVA). Ada beberapa pendekatan yang biasa dilakukan untuk nilai perusahaan Suharli (2006), diantaranya : a) Pendekatan laba antara lain metode rasio tingkat laba atau Price Earning Ratio. b) Pendekatan arus kas antara lain metode diskonto arus kas. c) Pendekatan dividen antara lain metode pertumbuhan dividen. d) Pendekatan aktiva antara lain metode penilaian aktiva. e) Pendekatan harga saham. f)
Pendekatan Economic Value Added (EVA). Memaksimumkan nilai pasar perusahaan sama dengan memaksimumkan
harga pasar saham. Hal ini dapat dijelaskan secara sederhana sebagai berikut: nilai perusahaan (V = value) adalah hutang (D = debt) ditambah
13
http://digilib.mercubuana.ac.id/
14
modal sendiri (E = equity ). Jika diasumsikan hutang tetap, nilai perusahaan naik maka modal sendiri naik. Naiknya modal sendiri akan meningkatkan harga per lembar saham perusahaan. Menurut Keown (2000:850) terdapat beberapa variabel kuantitatif yang sering digunakan untuk memperkirakan nilai perusahaan sebagai berikut: 1. Nilai Buku Nilai buku per lembar saham (BVS) digunakan untuk mengukur nilai shareholders equity atas setiap saham, dan besarnya nilai BVS dihitung dengan cara membagi total shareholders equity dengan jumlah saham yang beredar. Adapun komponen dari shareholders equity yaitu agio saham (paidup capital in excess of par value) dan laba ditahan (retained earning). 2. Nilai Appraisal Nilai appraisal suatu perusahaan dapat diperoleh dari perusahaan appraisal independent. Teknik yang digunakan oleh perusahaan appraisal sangat beragam, bagaimanapun nilai ini sering dihubungkan dengan biaya penempatan. Metode analisis ini sering tidak mencukupi dengan sendirinya karena nilai aktiva individual mempunyai hubungan yang kecil dengan kemampuan perusahaan secara keseluruhan dalam kegunaan dalam menghasilkan earnings dan kemudian nilai going concern dari suatu perusahaan. Bagaimanapun nilai appraisal dari suatu perusahaan akan bermanfaat sewaktu digunakan dalam penghubungan dengan metode penilaian yang lain. Nilai appraisal juga akan berguna
http://digilib.mercubuana.ac.id/
15
dalam situasi tertentu seperti dalam perusahaan keuangan, perusahaan sumber daya alam atau bagi suatu organisasi yang beroperasi dalam keadaan rugi. 3. Nilai Pasar Saham Nilai pasar saham sebagaimana dinyatakan dalam kuotasi pasar modal adalah pendekatan lain untuk memperkirakan nilai bersih dari suatu bisnis. Apabila saham didaftarkan dalam bursa sekuritas utama dan secara luas diperdagangkan, sebuah nilai pendekatan dapat dibangun berdasarkan nilai pasar. Pendekatan nilai pasar adalah salah satu yang paling
sering
dipergunakan
dalam
menilai
perusahaan
besar.
Bagaimanapun nilai ini dapat berubah secara cepat. Faktor analisis berkompetisi dengan pengaruh spekulatif murni dan berhubungan dengan sentimen masyarakat dan keputusan pribadi. 4. Nilai “Chop-Shop” Pendekatan “Chop-Shop” untuk mengidentifikasi perusahaan multi industri yang dibawah nilai akan bernilai lebih apabila dipisahkan menjadi bagian-bagian. Pendekatan ini mengkonseptualisasikan praktik penekanan untuk membeli aktiva di bawah harga penempatan mereka. 5. Nilai Arus Kas Pendekatan arus kas untuk penilaian dimaksudkan agar dapat mengestimasi arus kas bersih yang tersedia untuk perusahaan yang menawarkan sebagai hasil merger atau akuisisi. Nilai sekarang dari arus kas ini kemudian akan ditentukan dan akan menjadi jumlah maksimum
http://digilib.mercubuana.ac.id/
16
yang harus dibayar oleh perusahaan yang ditargetkan. Pembayaran awal kemudian dapat dikurangi untuk menghitung nilai bersih sekarang dari merger. Nilai perusahaan dapat diukur melalui nilai harga saham di pasar, berdasarkan terbentuknya harga saham perusahaan di pasar, yang merupakan refleksi penilaian oleh publik terhadap kinerja perusahaan secara riil. Dikatakan secara riil karena terbentuknya harga di pasar merupakan bertemunya titik-titik kestabilan kekuatan permintaan dan penawaran harga secara riil terjadi transaksi jual beli surat berharga di pasar modal antara para penjual (emiten) dan para investor, atau sering disebut sebagai ekuilibrium pasar. Oleh karena itu, dalam teori keuangan pasar modal harga saham di pasar disebut sebagai konsep nilai perusahaan (Harmono, 2009:50). Mardiyati, dkk (2012: 6) mengemukakan nilai perusahaan dapat diukur dengan market value ratio, yaitu rasio yang menunjukkan hubungan antara harga 14 saham perusahaan dengan laba dan nilai buku perusahaan. Market value memberikan indikasi bagi manajemen tentang bagaimana pandangan investor terhadap risiko dan prospek perusahaan di masa depan. Nilai perusahaan yang dicerminkan oleh rasio nilai pasar memberikan informasi bagi manajemen suatu indikasi tentang pelaporan yang dipikirkan investor mengenai kinerja perusahaan dari waktu ke waktu. Dari beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa nilai perusahaan adalah nilai pasar, nilai perusahaan yang dapat memberikan kemakmuran bagi pemegang saham secara maksimum, apabila harga saham
http://digilib.mercubuana.ac.id/
17
perusahaan meningkat, maka semakin tinggi harga saham maka semakin tinggi pula kemakmuran pemegang saham. A.2. Pengertian Pertumbuhan Perusahaan Pertumbuhan perusahaan adalah peningkatan atau penurunan total aset yang dimiliki oleh perusahaan. Menurut Brigham dan Houston (2009) pertumbuhan perusahaan adalah perubahan (peningkatan atau penurunan) total aset yang dimiliki oleh perusahaan. Hal ini dapat dibuktikan melalui perusahaan yang tumbuh dapat dilihat dari peningkatan aktiva untuk memperbesar ukuran perusahaan. Konsep ini didasarkan pada dua argumentasi Pertama, pertumbuhan aktiva berbeda dengan pertumbuhan penjualan yang setiap usaha yang dilakukan secara langsung membawa implikasi pada penerimaan. Pertumbuhan aktiva mencerminkan waktu yang lebih panjang dari pertumbuhan penjualan. Kedua, investasi pada aktiva membutuhkan waktu sebelum dioperasikan, sehingga aktifitas yang dilakukan tidak terkait dengan penerimaan. Dalam pecking order theory pertumbuhan perusahaan memiliki hubungan yang positif terhadap keputusan pendanaan. Perusahaan dengan tingkat
pertumbuhan
perusahaan
yang
cepat
harus
mengandalkan pada dana eksternal. Semakin tinggi
lebih
banyak
pertumbuhan
perusahaan maka semakin besar kebutuhan dana untuk pembiayaan ekspansi. Semakin besar kebutuhan untuk pembiayaan mendatang maka semakin besar keinginan perusahaan untuk menahan laba. Jadi perusahaan
http://digilib.mercubuana.ac.id/
18
yang sedang tumbuh sebaiknya tidak membagikan laba sebagai deviden tetapi lebih baik digunakan untuk ekspansi. Pertumbuhan perusahaan mencerminkan pertumbuhan sumber daya berupa aset yang dimiliki oleh perusahaan dan diukur dari perbedaan nilai total aset setiap tahunnya. Pertumbuhan perusahaan ini menunjukkan alokasi investasi aset yang dilakukan perusahaan. Selain itu, pertumbuhan perusahaan dapat diukur dengan beberapa cara, misalnya dengan melihat pertumbuhan
penjualannya.
Pengukuran
ini
hanya
dapat
melihat
pertumbuhan perusahaan dari aspek pemasaran perusahaan saja. Pengukuran yang lain adalah dengan melihat pertumbuhan laba operasi perusahaan. Dengan melakukan pengukuran laba operasi perusahaan, kita dapat melihat aspek pemasaran dan juga efisiensi perusahaan dalam pemanfaatan sumber daya yang dimilikinya. Pengukuran berikutnya adalah dengan mengukur pertumbuhan laba bersih, dimana inputnya pertumbuhan laba bersih ini adalah modal, sedangkan outputnya adalah laba. Pengukuran pertumbuhan perusahaan yang terakhir adalah melalui pengukuran pertumbuhan modal sendiri. A.3. Struktur Modal 1. Pengertian Struktur Modal Struktur modal adalah merupakan perimbangan jumlah utang jangka pendek yang bersifat permanen, utang jangka panjang, saham preferen dan saham biasa (Sartono, 2010:225).
http://digilib.mercubuana.ac.id/
19
Struktur modal merupakan perimbangan jumlah utang jangka panjang, saham preferen, dan saham biasa. Struktur modal ini merupakan bagian dari struktur keuangan. Yang dimaksud struktur keuangan adalah perimbangan antara total utang dengan modal sendiri (Juhandi, 2008:93). Menurut Riyanto (2013:22) struktur modal adalah pembelanjaan permanen dimana mencerminkan perimbangan atau perbandingan antara utang jangka panjang dengan modal sendiri. Struktur modal merupakan gambaran dari bentuk proporsi financial yaitu antara modal yang dimiliki yang bersumber dari utang jangka panjang (long term liabilities) dan modal sendiri (shareholders equity) yang menjadi sumber pembiayaan suatu perusahaan (Fahmi, 2012:185). Menurut (Juhandi, 2008:94) asumsi-asumsi yang digunakan untuk mengetahui pengaruh penggunaan struktur modal yang berbeda terhadap nilai perusahaan adalah: a. Pendapatan perusahaan tidak kena pajak. b. Laba operasi yang diperoleh setiap tahunnya dianggap konstan. c. Struktur modal hanya terdiri dari saham dan obligasi. d. Nilai yang diharapkan terdiri dari Net Operating Income (NOI). e. Sekuritas diperdagangkan dalam pasar keuangan sempurna atau efisien. f. Semua laba yang tersedia bagi pemegang saham dibagikan sebagai deviden. g. Utang yang digunakan bersifat permanen, artinya utang yang jatuh tempo akan diperpanjang lagi.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
20
h. Pergantian struktur utang dilakukan secara langsung, artinya bila perusahaan menambah utang, maka modal sendiri berkurang. 2. Faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal Menurut Brigham dan Houston (2011:188) faktor-faktor yang mempengaruhi struktur modal sebagai berikut: a. Stabilitas penjualan. Suatu perusahaan yang penjualannya relatif stabil dapat secara aman mengambil utang dalam jumlah yang lebih besar dan mengeluarkan beban tetap yang lebih tinggi dibandingkan dengan perusahaan yang penjualannya tidak stabil. b. Struktur aset. Perusahaan yang asetnya memadai untuk digunakan sebagai jaminan pinjaman cenderung akan cukup banyak menggunakan utang. Aset umum yang dapat digunakan oleh banyak perusahaan dapat menjadi jaminan yang baik, sementara tidak untuk aset dengan tujuan khusus. c. Leverage operasi. Perusahaan dengan leverage operasi yang lebih rendah akan lebih mampu menerapkan leverage keuangan karena perusahaan tersebut akan memiliki risiko usaha yang lebih rendah. d. Tingkat pertumbuhan. Perusahaan yang memiliki pertumbuhan lebih cepat harus lebih mengandalkan diri pada modal eksternal. Selain itu, biaya emisi yang berkaitan dengan penjualan saham biasa akan melebihi biaya emisi
http://digilib.mercubuana.ac.id/
21
yang terjadi ketika perusahaan menjual utang, hal ini mendorong perusahaan
yang
mengalami
pertumbuhan
pesat
untuk
lebih
mengandalkan diri pada utang. e. Profitabilitas. Sering kali diamati bahwa perusahaan dengan tingkat pengembalian atas investasi yang sangat tinggi ternyata menggunakan utang dalam jumlah yang relatif sedikit. Tingkat pengembalian yang tinggi ini memungkinkan perusahaan melakukan sebagian besar pendanaannya melalui dana yang dihasilkan secara internal. f. Pajak. Bunga merupakan suatu beban pengurang pajak, dan pengurangan ini lebih bernilai bagi perusahaan dengan tarif pajak yang tinggi. Jadi, makin tinggi tarif pajak suatu perusahaan, maka makin besar keunggulan dari utang. g. Kendali. Pertimbangan kendali dapat mengarah pada penggunaan baik itu utang maupun ekuitas karena jenis modal yang memberikan perlindungan terbaik kepada manajemen akan bervariasi dari satu situasi ke situasi yang lain. Apapun kondisinya, jika manajemen merasa tidak aman, maka manajemen akan mempertimbangkan situasi kendali. h. Sikap manajemen. Manajemen dapat melaksanakan pertimbangannya sendiri tentang struktur modal yang tepat. Beberapa manajemen cenderung lebih
http://digilib.mercubuana.ac.id/
22
konservatif dibandingkan yang lain, dan menggunakan utang dalam jumlah yang lebih kecil dibandingkan dengan rata-rata perusahaan di dalam industrinya, sementara manajemen yang agresif menggunakan lebih banyak utang dalam usaha mereka untuk mendapat laba yang lebih tinggi. i. Sikap pemberi pinjaman dan lembaga pemeringkat. Perusahaan sering kali membahas struktur modalnya dengan pihak pemberi
pinjaman
dalam
lebaga
pemeringkat
serta
sangat
memperhatikan saran mereka. j. Kondisi pasar. Kondisi pasar saham dan obligasi mengalami perubahan dalam jangka panjang maupun jangka pendek yang dapat memberikan arah penting pada struktur modal optimal suatu perusahaan. Perusahaan berperingkat rendah yang membutuhkan modal terpaksa pergi ke pasar saham atau pasar utang jangka pendek, tanpa melihat sasaran struktur modalnya. Namun, ketika kondisi melonggar, perusahaan ini menjual obligasi jangka panjang untuk mengembalikan struktur modalnya kembali pada sasaran. k. Kondisi internal perusahaan. Kondisi internal suatu perusahaan sendiri juga dapat berpengaruh pada sasaran struktur modalnya. Misalnya, suatu perusahaan baru saja berhasil menyelesaikan suatu program litbang, dan perusahaan meramalkan laba yang lebih tinggi dalam jangka waktu yang tida lama
http://digilib.mercubuana.ac.id/
23
lagi. Namun, laba yang baru ini belum diantisipasi oleh investor, sehingga tidak tercermin dalam harga sahamnya. l. Fleksibilitas keuangan. Mempertahankan fleksibilitas keuangan dilihat dari sudut pandang operasionalnya berarti mempertahankan kapasitas cadangan yang memadai
untuk
melakukan
pinjaman,
yang
tergantung
dari
pertimbangan dari masing-masing termasuk : perkiraan sumber dana, perkiraan kondisi pasar modal, keyakinan manajemen atas perkiraannya dan konsekuensi-konsekuensi dari terjadinya kekurangan modal (Bringham dan Houston,2001;40). 3. Teori Struktur Modal Teori struktur modal adalah variasi perubahan komposisi struktur modal yang dapat mengubah besarnya rata-rata tertimbang biaya modal yang berpengaruh terhadap penilaian perusahaan (Harmono, 2009:137). Menurut Sartono (2010:225) teori struktur modal terdiri dari pendekatan laba bersih atau net income (NI) approach, pendekatan laba operasi bersih atau net operating income (NOI) approach, pendekatan tradisional, pendekatan klasik oleh Modigliani dan Miller (MM) yang menandai permulaan teori struktur modal modern. Kesimpulan sementara dari teori struktur modal ini adalah pertama, terdapat struktur modal yang optimal atau paling tidak terletak dalam datu rentang tertentu untuk setiap perusahaan. Kedua, meskipun hingga saat ini masih sulit untuk menentukan secara pasti satu struktur modal yang
http://digilib.mercubuana.ac.id/
24
optimal. Ketiga, pemahanan konsep struktur modal membantu manager keuangan untuk mengidentifikasi faktor utama yang mempengaruhi struktur modal yang optimal. a. Pendekatan Laba Bersih atau Net Income (NI) Pendekatan ini mengasumsikan bahwa investor menilai laba perusahaan dengan tingkat kapitalisasi (Ke) yang konstan dan perusahaan dapat meningkatkan jumlah utangnya dengan tingkat biaya utang (Kd) yang konstan pula. Karena Ke dan Kd konstan maka semakin besar jumlah utang yang digunakan perusahaan, biaya modal rata-rata tertimbang (Ko) akan semakin kecil. Oleh karena itu, jika Ko semakin kecil sebagai akibat penggunaan utang yang semakin besar, nilai perusahaan akan meningkat. b. Pendekatan Laba Operasi Bersih atau Net Operating Income (NOI) Pendekatan ini melihat bahwa biaya modal rata-rata tertimbang konstan berapapun tingkat utang yang digunakan oleh perusahaan, sebagai konsekuensinya biaya modal rata-rata tertimbang tidak mengalami perubahan dan keputusan struktur modal menjadi tidak penting. c. Pendekatan Tradisional Pendekatan tradisional yang banyak dianut oleh para praktisi dan akademis. Pendekatan ini mengasumsikan bahwa hingga satu leverage tertentu, risiko perusahaan tidak mengalami perubahan. Namun setelah rasio utang atau leverage tertentu biaya utang dan biaya modal rata-rata tertimbang yang pada awalnya menurun, setelah leverage tertentu akan
http://digilib.mercubuana.ac.id/
25
meningkat. Oleh karena itu, nilai perusahaan mula-mula meningkat dan akan menurun sebagai akibat penggunaan utang yang semakin besar. Dengan demikian menurut pendekatan tradisional, terdapat struktur modal yang optima untuk setiap perusahaan. Struktur modal yang optimal tersebut terjadi pada saat nilai perusahaan maksimum atau struktur modal yang mengakibatkan biaya modal rata-rata tertimbang minimum. d. Pendekatan Modigliani-Miller (MM) Modiglaini-Miller (MM) menentang pendapat tradisional, pendekatan ini mengasumsikan bahwa risiko modal bagi seluruh pemegang sekuritas tidak berubah jika struktur modal perusahaan mengalami perubahan, karena kemungkinan adanya ARBITRASE. Menurut gagasan MM, bahwa bagaimanapun pembagian struktur modal antara utang dan equity selalu terdapat perlindungan atas nilai investasi total perusahaan tergantung dari keuntungan dan risiko, maka nilai perusahaan tidak berubah walaupun struktur berubah. Arbitrase yaitu menemukan dua aktiva yang pada dasarnya sama dan membeli yang termurah serta menjual yang lebih mahal (Juhandi, 2008:98). 4. Struktur Modal yang Optimal Menurut Juhandi (2008:100) struktur modal yang optimal adalah struktur modal yang dapat memberikan biaya penggunaan modal rata-rata tertimbang paling rendah atau paling minimal. Dalam prinsip hati-hati di
http://digilib.mercubuana.ac.id/
26
dalam kondisi apapun jumlah utang jangan lebih besar dari modal sendiri (Debt Ratio Max 50%). Struktur modal yang optimal merupakan struktur yang akan memaksimalkan harga saham perusahaan, dan struktur ini pada umumnya meminta
rasio
utang
yang
lebih
rendah
daripada
rasio
yang
memaksimalkan EPS yang diharapkan (Brigham, 2011:171). A.4. Penelitian Terdahulu Berikut akan diuraikan beberapa penelitian terdahulu yang terkait dengan nilai perusahaan, diantaranya adalah: TABEL 2.1 RINGKASAN PENELITIAN TERDAHULU 1). Pertumbuhan Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan No. 1.
Penulis Dewa Kadek Oka Kusumajaya (2011)
2.
Pt Indah Purnama Sari dan Nyoman Abundanti (2012)
Judul Pengaruh Struktur Modal dan Pertumbuhan Perusahaan Terhadap Profitabilitas dan Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia Pengaruh Pertumbuhan Perusahaan dan Leverage Terhadap Profitabilitas dan Nilai Perusahaan
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Hasil Pertumbuhan perusahaan berpengaruh (ROA) positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan (PBV).
Pertumbuhan perusahaan (growth) berpengaruh positif signifikan terhadap nilai perusahaan (PBV).
27
3.
Gita Syardiana, Ahmad Rodoni, dan Zuwesty Eka Putri (2015)
Pengaruh Invesment Opportunity Set (IOS), Struktur Modal, Pertumbuhan Perusahaan, dan Return On Asset Terhadap Nilai Perusahaan
Pertumbuhan perusahaan memiliki pengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan.
4.
Abdul Rasyid (2015)
Effects of Ownership Structure, Capital Structure, Profitability and Company’s Growth towards Firm Value
Pertumbuhan perusahaan berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan.
5
Hariandy Hasbi (2015)
Islamic Microfinance Institution: The Capital Structure, Growth, Performance and Value of Firm in Indonesia
Pertumbuhan berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan.
Sumber : Berbagai hasil penelitian 2). Struktur Modal Terhadap Nilai Perusahaan No. 1.
Penulis Indra Jantana (2012)
2.
Rina Br. Bukit (2012)
Judul Hasil Pengaruh Struktur Struktur modal Modal, Profitabilitas berpengaruh positif dan Likuiditas Terhadap signifikan terhadap nilai Nilai Perusahaan Pada perusahaan Perusahaan Sektor Barang Konsumsi SubSektor Rokok di BEI Tahun 2007-2011 Pengaruh Struktur Struktur modal dapat Modal Terhadap Nilai meningkatkan nilai Perusahaan Melalui perusahaan. Profitabilitas: Analisis Data Panel Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia
http://digilib.mercubuana.ac.id/
28
3.
Ni Kadek Rai Prastuti dan I Gede Merta Sudiartha (2016)
Pengaruh Struktur Modal, Kebijakan Deviden dan Ukuran Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Manufaktur
Struktur modal memiliki pengaruh yang positif dan signifikan dengan nilai perusahaan.
4.
Samuel Antwi, Ebenezer Fiifi Emire Atta Mills and Professor Xicang Zhao (2012)
Capital Structure and Firm Value: Empirical Evidence from Ghana
5.
Sri Hermuningsih (2013)
Profitability, Growth Opportunity, Capital Structure and The Firm Value
Keputusan struktur modal memiliki berbagai implikasi dan salah satunya adalah efek pada nilai perusahaan. Hutang jangka panjang dampak positif pada nilai perusahaan. Struktur modal berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan.
6.
Uke Marius Siahaan, Suhadak, Siti Ragil Handayani dan Solimun (2014)
7.
Maria Kontesa (2015)
The Influence of Company Size and Capital Structure towards Liquidity, Corporat Performance and Firm Value, for Large and Small Group Companies Capital Structure, Profitability, And Firm Value. What New?
Sumber : Berbagai hasil penelitian
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Variabel modal memiliki pengaruh positif yang signifikan terhadap peningkatan nilai perusahaan.
Struktur modal dapat dipengaruhi baik secara langsung maupun tidak langsung terhadap nilai perusahaan.
29
B. Rerangka Pemikiran 1) Pengaruh Pertumbuhan Perusahaan terhadap Nilai Perusahaan Pertumbuhan perusahaan sangat diharapkan oleh pihak eksternal maupun internal suatu perusahaan karena dapat memberikan suatu dampak positif bagi mereka. Kusumajaya (2011) menyatakan bahwa pertumbuhan perusahaan berpengaruh (ROA) positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan (PBV). Pertumbuhan perusahaan (growth) berpengaruh positif signifikan terhadap nilai perusahaan (PBV) (Sari dkk, 2012). Pendapat lainnya oleh Syardiana dkk (2015) menyatakan bahwa pertumbuhan perusahaan memiliki pengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan. Penelitian yang dilakukan oleh Rasyid (2015) dan Hasbi (2015) juga menyatakan
bahwa
pertumbuhan
perusahaan
secara
signifikan
berpengaruh pada nilai perusahaan. 2) Pengaruh Struktur Modal terhadap Nilai Perusahaan Aturan struktur financial konservatif menghendaki agar perusahaan tidak mempunyai hutang yang lebih besar daripada jumlah modal sendiri, dalam keadaan bagaimanapun. Pada sisi lain, konsep cost off capital menyatakan bahwa perusahaan akan berusaha untuk memperoleh struktur modal yang dapat meminimumkan biaya penggunaan modal rata-rata. Jantana (2012) menyatakan bahwa struktur modal berpengaruh positif signifikan terhadap nilai perusahaan. Struktur modal juga dapat meningkatkan nilai perusahaan (Bukit, Rina Br, 2012).
http://digilib.mercubuana.ac.id/
30
Prastuti dan Sudiartha (2016) juga menyimpulkan berdasarkan hasil uji dapat dikatakan bahwa struktur modal memiliki pengaruh yang positif dan signifikan dengan nilai perusahaan. Begitu juga penelitian Hermuningsih (2013) berpendapat bahwa struktur modal berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan. Penelitian lain yang dilakukan Antwi dkk (2012) menyimpulkan bahwa keputusan struktur modal memiliki beberapa implikasi dan salah satunya adalah berpengaruh terhadap nilai perusahaan, dimana utang jangka panjang berpengaruh positif pada nilai perusahaan dalam hal ini modal. Siahaan dkk ((2014) juga menyatakan bahwa variabel struktur modal berpengaruh positif dan signifikan terhadap perkembangan nilai perusahaan. Struktur modal dapat berpengaruh secara langsung maupun tidak langsung terhadap nilai perusahaan, dimana pengaruh secara tidak langsung dengan perantara profitabilitas (Kontesa, 2015). Terdapat persamaan dan perbedaan antara penelitian-penelitian terdahulu dengan penelitian sekarang. Persamaan tersebut terletak pada veriabel terikat yaitu nilai perusahaan. Adapun perbedannya terletak pada variabel bebas dan periode pengamatan penelitian. Hasil penelitian terdahulu masih terdapat hasil yang bervariasi sehingga perlu dilakukan penelitian lebih lanjut, baik secara replikatif (pengulangan) maupun pengembangan. Berdasarkan
landasan
teori,
hasil
penelitian
sebelumnya,
serta
permasalahan yang dikemukan, berikut rerangka pemikiran teoritis yang dituangkan dalam model penelitian yang ditunjukkan pada gambar berikut:
http://digilib.mercubuana.ac.id/
31
Pertumbuhan Perusahaan Nilai Perusahaan
Struktur Modal
GAMBAR 2.1 RERANGKA PEMIKIRAN
C. Hipotesis Dari penjelasan teoritis dan hasil penelitian terdahulu maka yang menjadi variabel dalam penelitian ini adalah Pertumbuhan Perusahaan, dan Struktur Modal sebagai variabel independen (bebas) dan Nilai Perusahaan sebagai variabel dependen (variabel terikat). Sehingga hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Ha1 : Diduga pertumbuhan perusahaan berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Ha2
:
Diduga struktur modal berpengaruh terhadap nilai perusahaan.
http://digilib.mercubuana.ac.id/