BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS
A.
Kajian Pustaka dan Teori
A.1.
Eksposur Nilai Tukar Mata Uang Penggunaan mata uang asing dalam sistem mata uang asing mengambang
akan membuat entitas terkena risiko nilai mata uang . Risiko Mata Uang dapat didefinisikan sebagai : “Perubahan dalam nilai perusahaan karena ketidakpastian perubahan nilai mata uang asing relatif terhadap nilai mata uang domestik “ (Jacque,1996). Perubahan nilai mata uang ini akan berpengaruh kepada tingkat permintaan produk perusahaan, perubahan biaya operasi,tingkat kompetisi dan nilai aset dalam mata uang asing. Pada akhirnya akan
berpengaruh kepada
profitabilitas dan nilai perusahaan. Pengertian Eksposur dalam manajemen risiko adalah dampak yang dirasakan oleh entitas atas suatu risiko. Menurut Eitemen, Stonehill & Moffet (1998), Eksposur nilai tukar mata uang dapat dibedakan menjadi 3 macam yaitu : 1) Transaction exposure/Eksposur transaksi Risiko Mata Uang yang dihadapi perusahaan karena perubahan pada nilai transaksi yang disebabkan oleh perbedaan kurs valas pada saat transaksi disepakati sampai saat transaksi diselesaikan.
13
http://digilib.mercubuana.ac.id/
14
2) Accounting exposure/Eksposur akuntansi Risiko Mata Uang yang dihadapi perusahaan saat penyusunan laporan keuangan konsolidasi karena perbedaan mata uang perusahaan induk dengan perusahaan anak. 3) Economic exposure/Eksposur ekonomi. Risiko Mata Uang yang dihadapi perusahaan karena perubahan mata uang asing yang mempengaruhi arus kas, keuntungan dan nlai perusahaan. Eksposur ekonomi adalah eksposur nilai tukar mata uang yang dibahas dalam penelitian ini. Eksposur nilai tukar mata uang
pada dasarnya menunjukkan dampak
fluktuasi kurs valuta terhadap arus kas masa depan perusahaan yang merupakan cerminan nilai perusahaan. Eksposur merupakan risiko ketidakpastian atas arus kas masa depan yang dipengaruhi oleh perubahan nilai tukar mata uang. Eksposur juga dapat didefinisikan sebagai sensitivitas nilai perusahaan terhadap perubahan nilai tukar mata uang atau seberapa jauh nilai perusahaan akan naik atau turun dengan naik atau turunnya nilai tukar mata uang. Adler and Dumas (1980) menyatakan bahwa Eksposur nilai tukar mata uang adalah koefisien regresi dari perubahan nilai riil perusahaan dan perubahan nilai tukar. Mengikuti pernyataan ini, penelitian Jorion (1990) menggunakan return saham sebagai ukuran dari nilai riil perusahaan. Jorion mengukur eksposur nilai tukar mata uang perusahaan di USA dengan nilai koefisien regresi linear time series return saham, retun market dan perubahan nilai tukar. Model ini didasarkan atas teori Capital Asset Pricing Model dan Arbitrage Pricing Theory.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
15
Model penelitian Jorion ini digunakan oleh peneliti berikutnya dengan beberapa melakukan modifikasi. Berdasarkan penelitian Jorion yang diikuti peneliti lainnya, Eksposur nilai tukar mata uang diukur dengan nilai Koefisien Regresi dari Regresi Linear antara Return Saham dengan Return Nilai Tukar dan Return Pasar. Persamaannya adalah sebagai berikut : Rit = β0i + β1i ERt + β2i RMt + ε
Rit
it
= Return Saham ke i dalam periode t
ERt = Persentase perubahan mata uang dalam periode t RMt = Rate of Return Pasar (IHSG BEI) dalam periode t Eksposur nilai tukar mata uang diukur dengan nilai koefisien regresi perubahan nilai mata uang terhadap return Saham yaitu β1i.
A.2.
Perdagangan Internasional Perdagangan Internasional adalah pertukaran barang dan jasa serta modal
melintasi batas negara yang dapat dilakukan oleh individu, badan hukum atau pemerintah. Perdagangan internasional dapat berupa ekspor, impor ataupun penanaman modal lintas negara. Perdagangan internasional memberikan manfaat antara lain untuk memperoleh bahan baku yang tidak dapat diproduksi di dalam negeri, memperluas pasar produk atau pertumbuhan perusahaan. Perdagangan internasional akan mengakibatkan penggunaan mata uang yang berbeda dengan mata uang yang digunakan di dalam negeri. Mata uang yang berbeda antara satu negara dengan negara lain akan terhubung dengan Nilai
http://digilib.mercubuana.ac.id/
16
Tukar, yang dapat diartikan nilai relatif mata uang satu terhadap mata uang lain. Nilai tukar ditentukan di pasar mata uang berdasarkan permintaan dan penawaran agregat. Penggunaan nilai tukar pada perdagangan antar negara memunculkan beberapa teori terkait, antara lain : 1) Teori Purchasing Power Parity Cessel (1918) menyatakan bahwa daya beli sejumlah uang dalam satu mata uang akan sebanding dengan daya beli sejumlah uang yang sama dalam mata uang lain. Artinya nilai tukar akan menyesuaikan sehingga daya beli kedua mata uang akan sama. 2) Teori Law of One Price Teori ini menyatakan bahwa sekuritas, komoditas dan aset akan memiliki harga yang sama di semua pasar dimanapun jika nilai tukar disesuaikan. Teori ini beranggapan jika ada perbedaan harga maka proses arbitrasi akan menyesuaikan sehingga harga menjadi sama. 3) Teori Interest Rate Parity Teori ini menyatakan bahwa bahwa perbedaan suku bunga antara dua negara adalah sama dengan selisih nilai tukar forward dengan nilai tukar kini. Teori ini mendasari penanaman modal lintas negara. Berdasarkan uraian tersebut diatas maka unsur unsur dari Faktor Perdagangan Internasional yang digunakan sebagai variabel dalam penelitian ini adalah: -
Ekspor
-
Impor
http://digilib.mercubuana.ac.id/
17
Kedua unsur ini dipilih karena merupakan faktor faktor yang secara makro mempengaruhi nilai tukar dan pada umumnya ditemui dalam setiap perusahaan manufaktur.
A.3.
Kebijakan Akuntansi Berdasarkan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) 25 paragraf
05, Kebijakan Akuntansi adalah “prinsip, dasar, konvensi, peraturan dan praktik tertentu yang diterapkan entitas dalam penyusunan dan penyajian laporan keuangan”. Kemudian hal ini diatur lebih lanjut dalam paragraf
07 yang
menyatakan jika suatu kondisi diatur dalam SAK maka kebijakan akuntansi yang diterapkan harus mengikuti SAK tersebut dengan pengecualian ,menurut paragraf 08, jika dampaknya tidak material dapat tidak dilaksanakan. Jika suatu kondisi tidak diatur dalam SAK, maka menurut paragraf 10, manajemen dapat menggunakan pertimbangannya sendiri dengan tetap bertujuan menghasilkan informasi yang relevan dan andal. Kegiatan perusahaan yang terkait dengan penggunaan mata uang diatur dalam PSAK 10 Pengaruh Perubahan Nilai Tukar Valuta Asing. Berdasarkan ketentuan ketentuan PSAK 10, hal yang dapat menggunakan pertimbangan manajemen adalah pemilihan mata uang fungsional dan mata uang pelaporan. Mata uang Fungsional adalah mata uang pada lingkungan ekonomi utama dimana suatu entitas beroperasi sedangkan Mata Uang Pelaporan adalah mata uang yang digunakan dalam penyajian laporan keuangan.
Kebijakan ini akan diuji
http://digilib.mercubuana.ac.id/
18
pengaruhnya terhadap Eksposur nilai tukar mata uang yang dihadapi perusahaan dalam penelitian ini. Instrumen keuangan (Financial Instrument)
perusahaan baik dengan
valuta asing atau valuta lokal memiliki pengaruh terhadap Eksposur nilai tukar mata uang yang dihadapi perusahaan. Berdasarkan teori Purchasing Power Parity, Law of One Price dan Interest Rate Parity, nilai sekuritas di pasar finansial akan mengikuti pergerakan nilai tukar mata uang sehingga akan mempengaruhi ukuran nilai wajar sekuritas perusahaan. Sekuritas yang diukur dengan nilai wajar akan mengikuti harga pasar finansial. Perubahan nilai sekuritas karena perubahan nilai wajar akan berpengaruh pada nilai perusahaan (Mary Barth, Biscarri, Espinosa, 2012) yang berarti dapat mempengaruhi eksposur nilai tukar mata uang perusahaan. PSAK 55 Instrumen Keuangan Pengakuan dan Pengukuran mengatur tentang instrumen yang harus diukur dengan nilai wajar. Manajemen memiliki pertimbangan yang dapat mempengaruhi penggunaan nilai wajar Instrumen Keuangan antara lain : 1) Menentukan Instrumen Keuangan yang sejak awal akan diukur pada Nilai Wajar melalui Laba Rugi 2) Menentukan Instrumen Derivatif yang dikategorikan lindung nilai dan efektif. 3) Menentukan Instrumen Keuangan yang dikategorikan tersedia untuk dijual. Lindung nilai secara finansial telah terbukti mengurangi efek perubahan nilai tukar terhadap harga saham dan juga eksposur nilai tukar mata uang (Batram dkk, 2010). Lindung nilai dapat dilakukan dengan berbagai bentuk. Antara lain
http://digilib.mercubuana.ac.id/
19
dengan penggunaan derivatif dan instrumen lindung nilai. Penelitian awal berdasarkan Catatan atas Laporan Keuangan, perusahaan sampel cenderung tidak menggunakan instrumen derivatif dan instrumen lindung nilai. Perusahaan sampel cenderung memegang Aset Moneter dalam Mata uang asing untuk perlindungan jika terjadi kenaikan luar biasa atas nilai tukar USD. Penggunaan aset moneter diatur khusus dalam PSAK 10 Pengaruh Perubahan Nilai Tukar Valuta Asing. Pengaturan ini memberikan dampak terhadap besaran sensitifitas perusahan terhadap perubahan nilai tukar sehingga dapat mempengaruhi eskposur nilai tukar perusahaan. Berdasarkan uraian tersebut diatas maka unsur unsur dalam Faktor Kebijakan Akuntansi yang digunakan sebagai variabel dalam penelitian ini adalah -
Pemilihan Mata Uang Pelaporan
-
Penggunaan Instrumen Keuangan dengan Nilai Wajar
-
Penggunaan Aset Moneter Mata Uang Asing
Pemilihan ini dengan pertimbangan bahwa kebijakan akuntansi tersebut yang paling berkaitan dengan penggunaan mata uang asing perusahaan.
A.4.
Dasar Teori
A.4.1 Capital Asset Pricing Model Capital Asset Pricing Model (CAPM) adalah sebuah model yang menggambarkan hubungan antara risiko dan return yang diharapkan, model ini digunakan dalam penilaian harga sekuritas. Model CAPM diperkenalkan oleh Treynor, Sharpe dan Litner. Model CAPM merupakan pengembangan teori
http://digilib.mercubuana.ac.id/
20
portofolio yang dikemukan oleh Markowitz dengan memperkenalkan istilah baru yaitu risiko sistematik (systematic risk) dan risiko spesifik/risiko tidak sistematik (spesific risk /unsystematic risk). Risiko sistematik adalah risiko yang tidak bisa dihilangkan dengan diversifikasi sedangkan Risiko tidak sistematik adalah risiko yang bisa dihilangkan dengan diversifikasi. Risiko sistematik adalah risiko yang diperhitungkan atas return yang diharapkan. CAPM digunakan untuk menaksir tingkat keuntungan yang layak bagi suatu saham. Return Saham yang diinginkan adalah Return dari Investasi bebas risiko ditambah excess return karena adanya faktor risiko. Model CAPM digambarkan dengan rumus berikut : Ri
=
Rf + (Rm-Rf) βi atau
Ri - Rf = (Rm-Rf) βi
(Ri
-
Rf) menunjukan excess return sekuritas i sedangkan (Rm-Rf)
menunjukan excess return dari porto folio pasar. Sedangkan β menunjukan rasio varian sekuritas i dengan varian portofolio pasar yaitu kepekaan saham terhadap portofolio Capital Asset Pricing Model hanya menggambarkan hubungan antara Return Pasar dan Return Sekuritas dalam kaitannya dengan adanya faktor risiko tetapi belum mempertimbangkan adanya risiko diluar pasar.Selanjutnya Model ini menjadi dasar untuk pengembangan teori selanjutya,
http://digilib.mercubuana.ac.id/
21
A.4.2 Arbitrage Pricing Theory Arbitrage Pricing Theory (APT) dikembangkan oleh Stephen Ross untuk menentukan tingkat keuntungan yang dipandang layak dalam suatu investasi. Perbedaan dengan CAPM adalah pada APT telah menjelaskan bahwa tingkat keuntungan dipengaruhi oleh berbagai faktor dalam perekonomian dan industri dan bukan hanya dipengaruhi hubungan antara sekuritas dengan pasar saja. Model persamaan dalam APT adalah pengembangan dari model persamaan dalam CAPM yang dapat diformulasikan sebagai berikut : Ri
=
Rf + (Ri1-Rf) βi1 + (Ri2-Rf) βi2 +.........+ (Rik-Rf) βik
Ri = Tingkat keuntungan yang diharapkan dari sekuritas i Rik = Tingkat keuntungan yang diharapkan dari sekuritas i dengan kepekaan terhadap faktor k sebesar βik βik = Kepekaan sekuritas i terhadapa faktor k Berdasarkan persamaan APT inilah diturunkan persamaan regresi yang menunjukan hubungan antara Return Saham dengan Return Perubahan Nilai tukar dan Return Pasar.
A.4.3 Optimal Hedging Theory Hedging adalah suatu investasi yang dilakukan khususnya untuk mengurangi atau meniadakan risiko pada suatu investasi lain. Hedging dalam menghadapai Risiko Perubahan Mata uang bertujuan untuk mengurangi potensi kerugian jika terjadi perubahan nilai tukar yang besar. Sehingga Hedging akan mengurangi dampak risiko yang dirasakan perusahaan.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
22
Beberapa teori dikembangkan oleh ahli terkait faktor yang mempengaruhi aktivitas hedging perusahaan antara lain: 1) Smih dan Stulz (1985) menyatakan aktivitas hedging akan dipengaruhi kemungkinan perusahaan mengalami insolvency atau kebangkrutan 2) Nance, Smith dan Smithson (1993) menyatakan bahwa kemungkinan insolvency dapat dikurangi dengan berada pada posisi liquiditas tinggi dan aktivitas hedging tergantung cost dan benefitnya. 3) Froot (1996) menyatakan bahwa Hedging dipengaruhi tingkat biaya yang tidak digunakan untuk pertumbuhan.
B.
PENELITIAN TERDAHULU Penelitian terdahulu yang digunakan sebagai referensi dalam penelitian ini
secara garis besar terbagi dua. Pertama penelitian terkait pengukuran eksposur nilai tukar mata uang dan faktor determinan berupa perdagangan internasional misalnya ekspor, hutang luar negeri, invoice currency dan seterusnya. Kedua penelitian terkait kebijakan akuntansi terhadap nilai perusahaan yang meliputi kebijakan nilai wajar serta translasi aset mata uang asing.
B.1
Penelitian Eksposur Nilai Tukar Mata Uang dan Perdagangan Internasional Penelitian penelitian ini digunakan peneliti untuk menentukan metode
yang digunakan dalam pengukuran eksposur. Disamping itu juga digunakan untuk menentukan variabel variabel penelitian terdahulu yang telah diuji berpengaruh
http://digilib.mercubuana.ac.id/
23
terhadap eksposur sebagai faktor determinan dan hubungannya dengan eksposur sehingga diharapkan Model yang digunakan peneliti dalam pengujian hipotesis dalam penelitian dapat sesuai dengan teori. Penelitian penelitian tersebut antara lain : 1)
Jorion (1990) Penelitian Jorion bertujuan untuk mengukur Eksposur dan Faktor faktor
yang berpengaruh signifikan pada Eksposur nilai tukar mata uang. Sampel dalam penelitian ini sebanyak 287 perusahaan di USA dengan kriteria antara lain : bukan perusahaan asing, data terpublikasi dan bukan perusahaan minyak.Penelitian ini mencakup periode 1971-1987 yang dibagi 3 segmen yaitu : 1971-1976, 19771980,1981-1987. Penelitian terbagi dalam 2 tahap. Tahap pertama mengukur besarnya Eksposur tiap sampel menggunakan Metode Ordinary Least Square. Jorion mengukur Eksposur nilai tukar mata uang sebagai koefisien regresi dari regeresi linear time series return saham, return pasar dan nilai tukar. Nilai tukar yang digunakan adalah nilai tukar rata rata USD terhadap seluruh mata uang. Modelnya adalah sebagai berikut : Rit = β0i + β2i Rst + β3i Rmt + ε
it
Rst = Persentase perubahan mata uang dalam periode t Rmt = Rate of Return Pasar dalam periode t Hasil penelitian menyatakan bahwa untuk masing masing periode terdapat 15, 5, 16, 15 perusahaan yang terdampak signifikan. Hasil penelitian juga mendapatkan bahwa Eksposur agregat berubah setiap periode.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
24
Tahap kedua mengukur pengaruh Faktor faktor terhadap besarnya tiap sample. Pada tahap dua ini Jorion hanya menggunakan faktor Foreign Sales sebagai independent variabel. Jorion adalah peneliti pertama yang mengukur faktor berpengaruh pada eksposur nilai tukar mata uang . Model yang digunakan adalah regresi linear dengan persamaan sebagai berikut : β1i = γ0 + γ1 F1 + ui β1i = Eksposur nilai tukar mata uang /Koefisen Regresi pada Tahap 1 F1 = Ratio Foreign Sales dengan Total Asset Hasil penelitian menyatakan foreign operation tinggi berdampak signifikan pada eksposur nilai tukar mata uang . 2)
He dan Ng (1998) Penelitian ini bertujuan untuk mengukur Eksposur dan Faktor faktor yang
berpengaruh signifikan pada eksposur nilai tukar mata uang . Penelitian He dan Ng berangkat dari hasil yang menyatakan bahwa penelitian di USA menunjukan bahwa
perubahan nilai mata uang mempunyai pengaruh yang lemah pada
Eksposur nilai tukar mata uang. He dan Ng berpendapat bahwa perusahaan Jepang memiliki karakteristik berbeda dengan perusahaan USA. Sampel dalam penelitian ini sebanyak 171 perusahaan di Jepang dengan kriteria sampling antara lain : perusahaan mutinasional dan data terpublikasi.
Penelitian ini
mencakup periode 1979-1993. Penelitian terbagi dalam 2 tahap. Tahap pertama mengukur besarnya Eksposur tiap sampel menggunakan Metode Ordinary Least Square. Persamaan
http://digilib.mercubuana.ac.id/
25
regeresi yang digunakan sama dengan yang digunakan Jorion. He dan Ng juga menggunakan nilai rata rata Japan Yen terhadap seluruh mata uang. Hasil penelitian menyatakan bahwa untuk masing masing periode terdapat 25% dari 171 sampel perusahaan yang terdampak signifikan. He dan Ng juga mengukur rata rata Eksposur per sektor industri dengan hasil yang bervariasi. Tahap kedua mengukur Faktor faktor berpengaruh terhadap besarnya Eksposur tiap sample. Pada tahap dua ini digunakan faktor Firm Size, Export, Dividen Payout Ratio, Quick Ratio, Debt Equity Ratio dan Book to Market Value sebagai independent variabel. He dan Ng berpendapat bahwa lindung nilai akan mengurangi risiko mata uang. Faktor faktor Firm Size, Dividen Payout Ratio, Quick Ratio, Debt Equity Ratio dan Book to Market Value adalah faktor yang mempengaruhi keputusan perusahaan melakukan lindung nilai.
He dan Ng
menggunakan model persamaan regresi sebagai berikut : βix = α0 + α1 logSIZEi + α2 EXPORT i + α3 DIVR i + α4 QR i + α5 DEB i + α6 BMV i + v i Hasil penelitian menyatakan bahwa faktor Size dan Export
memiliki
hubungan signifikan positif. Dividen Payout Ratio, Quick Ratio dan Debt Equity Ratio memiliki hubungan signifikan negatif. Sementara faktor lain tidak ada hubungan signifikan.
3)
Muller dan Verschoor (2005) Penelitian ini bertujuan untuk mengukur Eksposur dan Faktor faktor yang
berpengaruh signifikan pada Eksposur nilai tukar mata uang. Sampel dalam
http://digilib.mercubuana.ac.id/
26
penelitian ini sebanyak 817 perusahaan multinasional di Eropa dengan periode penelitian 1988-2002. Penelitian terbagi dalam 2 tahap. Tahap pertama mengukur besarnya Eksposur tiap sampel menggunakan Metode Ordinary Least Square. Muller dan Verschoor menggunakan tiga nilai tukar yaitu EUR/USD, EUR/JPY dan EUR/UK POUNDS.
Selain
itu
pada
penelitian
ini
juga
diperhitungkan
faktor
heterokedasitas pada data time series. Faktor ini dimasukan dalam persamaan regresi linear penelitian Jorion sehingga persamaannya menjadi sebagai berikut : Rit = α i + βi Rmt + γi Xt + εit
εit = μi,t *(hi,t)1/2,
hi,t= δi + t ε2i,t-1 + v hi,t-1 Hasil penelitian menyatakan bahwa untuk masing masing periode 13% tereksposur signifikan terhadap Japan Yen, 14% tereksposur signifikan terhadap US Dollar dan 22% signifikan terhadap Poundsterling sampel perusahaan yang terdampak signifikan. Tahap kedua mengukur pengaruh Faktor faktor terhadap besarnya Eksposur tiap sample. Pada tahap dua ini digunakan faktor Firm Size, Dividen Payout Ratio, Quick Ratio, Debt to Equity Ratio dan Book to Market Value sebagai independent variabel. Persamaannya adalah sebagai berikut : γi,T = α0,T + α1,T log SIZEi + α2,T DIVi + α3,T QUICKi + α4,T BPSi + α5,T DEi + vi,T Hasil penelitian menyatakan bahwa faktor Size dan Dividen Payout Ratio memiliki hubungan sangat signifikan pada EUR/USD. Tetapi faktor SIZE lebih lemah pada EUR/JPY dan EUR/UK POUNDS tetapi masih signifikan. Sementara
http://digilib.mercubuana.ac.id/
27
faktor Quick Ratio, Book Value per Share dan Debt Equity Ratio kurang signifikan.
4)
Ampomah, Mazouz and Yin (2012) . Penelitian ini bertujuan untuk mengukur Eksposur dan Faktor faktor yang
berpengaruh signifikan pada eksposur ekonomi. Sampel dalam penelitian ini sebanyak 269 perusahaan di UK dengan kriteria data terpublikasi dan bukan sektor keuangan. Periode penelitian meliputi tahun 1991-2010. Ampomah dkk mengukur besarnya Eksposur tiap sampel menggunakan
Metode Ordinary Least Square dengan perubahan pada return pasar. Penelitian ini memperhitungkan pengaruh perubahan mata uang terhadap retun pasar yang dilakukan dengan persamaan : RMt= θm ERt + ORMt ORMt adalah hasil dari regresi tersebut yang merupakan return pasar yang tidak terkena pengaruh dari perubahan nilai mata uang. Kemudian hasil dari regresi diatas disubstitusikan kedalam model Jorion sehingga menjadi : Rit = β0i + β1i ERt + β2i ORMt + ε
it
Hasil penelitian menyatakan bahwa untuk masing masing periode 52,8 % tereksposur signifikan terhadap mata uang asing.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
28
5)
Ito , Koibuchi, Sato dan Shimizu (2015)
Penelitian ini bertujuan untuk mengukur Eksposur dan Faktor faktor yang berpengaruh signifikan pada eksposur. Sampel dalam penelitian ini sebanyak 227 perusahaan di Jepang dengan periode penelitian 2005-2009. Penelitian terbagi dalam 2 tahap. Tahap pertama mengukur besarnya Eksposur tiap sampel menggunakan Metode Ordinary Least Square yang sama dengan Model yang digunakan Jorion (1990) dengan menggunakan nilai tukar JPY/USD: Rit = β0i + β2i Rst + β3i Rmt + ε
it
Hasil penelitian menyatakan bahwa untuk seluruh sampel perusahaan yang terdampak sesuai signifikansi yang diharapkan Tahap kedua mengukur pengaruh Faktor faktor terhadap besarnya Eksposur tiap sample. Pada tahap dua ini digunakan faktor Foreign Sales, USD Invoicing, Financial Hedging, dan Operating Hedging sebagai independent variabel.
B.2
Penelitian Kebijakan Akuntansi Penelitian untuk menilai hubungan antar kebijakan akuntansi dengan
eksposur jarang ditemui. Penelitian kebijakan akuntansi umumnya dihubungkan dengan nilai perusahaan. Peneliti menggunakan penelitian penelitian ini untuk referensi dalam menetapkan model pengujian karena eksposur dalam penelitian ini juga diukur dengan variabel nilai perusahaan. Penelitian penelitian ini antara lain :
http://digilib.mercubuana.ac.id/
29
1)
Feraro dan Veltry (2012) Penelitian bertujuan untuk mengukur pengaruh Penyesuaian translasi yang
ditampilkan dalam Pendapatan Komprehensif lainnya terhadap Nilai Saham Perusahaan. Penyesuaian translasi terjadi saat penyusunan Laporan Keuangan Konsolidasi sebagai akibat adanya perbedaan jenis mata uang antara perusahaan induk dan perusahaan anak. Feraro Veltry menggunakan model Ohlson (1995) yang dimodifikasi. Persamaannya adalah sebagai berikut : Pit+6 = β0 + β1 BVPSit + β2 EPSit + β3 FCTAit + ε Hasil penelitian menyatakan FCTA memiliki value relevant terhadap nilai saham. Translation adjusment akan berpengaruh pada Eksposur Eksposur nilai tukar mata uang melalui eksposur translasi.
2)
Bosch (2012) Penelitian bertujuan untuk mengukur pengaruh Penggunaan Nilai wajar
dalam pembukuan perusahaan terhadap Nilai Saham Perusahaan. Nilai wajar diukur dengan jumlah instrumen keuangan yang dipilih untuk diukur dalam nilai wajar.
Bosch
menggunakan
model Ohlson
(1995)
yang
dimodifikasi.
Persamaannya adalah sebagai berikut : Pit = β0 + β1 NFVAit + β2 NFVLit + β3 FVAit + β3 FVLit + β4 NIit + ε NFVA/L = Non fair Value Aset/Liabilitas FVA/L
= Fair Value Aset/Liabilitas
NI
= Net Income
http://digilib.mercubuana.ac.id/
30
Hasil penelitian menyatakan FVA & FVL memiliki value relevant terhadap nilai saham.
C.
Rerangka Penelitian Penelitian penelitian terdahulu tentang Eksposur nilai tukar mata uang
umumnya dilakukan dengan langkah langkah berikut : 1) Mengukur Eksposur Eksposur nilai tukar mata uang masing masing perusahaan. 2) Menentukan faktor faktor yang berpengaruh pada besaran Eksposur nilai tukar mata uang yang meliputi tingkat signifikansinya dan arah korelasi Penelitian dalam tesis ini dilakukan dengan mengukur Eksposur perusahaan di Indonesia karena risiko perubahan nilai mata uang Rupiah terhadap US Dollar.
Penelitian USD mendominasi semua transaksi internasional di
Indonesia sehingga pengukuran nilai tukar mata uang lain belum perlu dilakukan. Penelitian tentang Eksposur perusahaan Indonesia dengan nilai tukar Rupiah tentunya jarang dilakukan peneliti negara lain sedangkan di Indonesia sendiri jumlahnya tidak banyak. Sehingga peneliti tertarik meneliti Eksposur untuk periode saat ini. Penelitian dalam tesis ini kemudian dilakukan untuk menentukan pengaruh faktor faktor terhadap Eksposur nilai tukar mata uang. Penelitian ini akan menambahkan faktor faktor yang belum banyak diteliti yaitu : 1) Pengaruh Import Ratio Perusahaan pada Eksposur nilai tukar mata uang.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
31
2) Pengaruh Pemilihan Mata Uang Pelaporan pada Eksposur nilai tukar mata uang. 3) Pengaruh Pemilihan Instrumen keuangan dengan Pengukuran Niilai Wajar pada Eksposur nilai tukar mata uang. 4) Pengaruh Penggunaan Aset Moneter Dalam Mata Uang ASing pada Eksposur nilai tukar mata uang. Penelitian dilakukan dalam 2 tahap. Tahap pertama yaitu mengukur Eksposur nilai tukar mata uang tiap sampel dengan menggunakan Metode Ordinary Least Square. Persamaan mengikuti modifikasi yang dilakukan oleh Ampomah dkk (2012). Persamaannya adalah sebagai berikut : RMt= θm ERt + ORMt……………………………………………………………….(1) Rit = β0i + β1i ERt + βm ORMt + ε
it…………………………………….(2)
Rit
= Return Saham ke i dalam periode t
ERt
= Perubahan nilai tukar mata uang dalam periode t
RMt = Return Pasar (IHSG BEI) dalam periode t ORMt = Orthogonalized Return Market
Eksposur Nilai Tukar Mata Uang diukur dengan nilai koefisien regresi perubahan nilai mata uang terhadap return Saham yaitu βi. Tahap kedua dilakukan dengan mengukur pengaruh Faktor Faktor terkait terhadap Eksposur dengan menggunakan Regresi Linear. Persamaannya adalah sebagai berikut : β1i = α0 + α1 SIZEi + α2 EXPi + α3 IMPi + α4 ACCRYi + α5 FVFIi + α6 AMMAi + α7 QRi + α8LDERi + + vi,T……………………………………(3)
http://digilib.mercubuana.ac.id/
32
Dimana : β1i
= Eksposur Nilai Tukar Mata Uang
SIZE
= Ukuran Perusahaan
EXP = Export Ratio IMP = Import Ratio ACCRY = Accounting Currency/ Mata Uang Pelaporan FVFI
= Fair Value Financial Instrument
AMMA = Aset Moneter Mata Uang Asing QR = Quick Ratio LDER β0
= Long Term Debt to Equty Ratio
= Konstanta
Berdasarkan tahapan dan persamaan regresi tersebut maka skema penelitian ini adalah sebagai berikut : SIZE EXPORT IMPORT ACCCRY
Eksposur Nilai Tukar Mata Uang (β1i)
FVFI AMMA QR LDER
Gambar 2.1 Skema Penelitian
http://digilib.mercubuana.ac.id/
33
D.
Hubungan Variabel dan Pengembangan Hipotesis
D.1
Pengaruh Firm Size terhadap Eksposur Nilai Tukar Mata Uang Penelitian penelitian He Ng (1998), Muller Verschoor (2005), El Masry
dkk (2007), menggunakan Firm Size sebagai faktor penentu hedging dimana hedging akan mengurangi dampak risiko. Menurut Nance, Smith, Smithson (1993) sebagaimana dikutip He Ng (1998) perusahaan dengan ukuran besar akan memiliki skala ekonomis yang baik sehingga dapat menutup biaya hedging dibanding perusahaan kecil. Berdasarkan hal tersebut maka probabilitas perusahaan besar melakukan hedging lebih besar dibanding perusahaan kecil dengan demikian perusahaan besar akan memiliki eksposur yang lebih kecil. Berdasarkan penjelasan tersebut disusun hipotesis sebagai berikut : H1. Firm Size akan berpengaruh signifikan dan positif atau negatif terhadap Eksposur Nilai Tukar Mata Uang . Hipotesa statistik : D.2
H0 = 0
H2 = 0
Pengaruh Export Ratio terhadap Eksposur Nilai Tukar Mata Uang Penurunan nilai tukar Rupiah terhadap USD dan mata uang asing lain akan
membuat nilai produk Indonesia relatif lebih murah di pasar luar negeri, sehingga akan meningkatkan permintaan atas produk, menambah nilai penjualan, dan meningkatkan laba perusahaan. Hal yang sebaliknya juga berlaku, jika Nilai tukar rupiah menguat maka laba perusahaan akan turun. Semakin besar rasio ekspor perusahaan maka Eksposur akan semakin kecil. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian Jorion (1990), He Ng (1998) dan El Masry dkk (2007). Berdasarkan penjelasan ini maka disusun hipotesis berikut :
http://digilib.mercubuana.ac.id/
34
H2. Export Ratio akan berpengaruh signifikan dan positif atau negatif terhadap Eksposur Nilai Tukar Mata Uang . Hipotesa statistik : D.3
H0 = 0
H3 = 0
Pengaruh Import Ratio terhadap Eksposur Nilai Tukar Mata Uang Perubahan nilai tukar akan mempengaruhi kinerja perusahaan melalui
peningkatan harga barang impor yang dapat meliputi bahan baku, bahan penolong, dan barang modal. Semakin banyak perusahaan membutuhkan barang impor semakin rentan perusahaan terhadap gejolak nilai mata uang. Hal ini sejalan dengan penelitian Aabo, Hog, Kun (2009) yaitu terdapat hubungan positif antara impor dan eksposur nilai tukar mata uang. Berdasarkan uraian tersebut maka disusun hipotesis sebagai berikut : H3. Import Ratio akan berpengaruh signifikan dan positif atau negarif terhadap Eksposur Nilai Tukar Mata Uang . Hipotesa statistik : D.4
H0 = 0
H4 = 0
Pengaruh Pemilihan Mata Uang Pelaporan terhadap Eksposur Nilai Tukar Mata Uang Penggunaan mata uang pelaporan USD akan mengurangi risiko mata uang
karena mengurangi selisih kurs dalam pencatatan transaksi maupun translasi yang melibatkan USD. Tingkat penggunaan USD dalam kegiatan perusahaan dapat tercermin dari pemilihan mata uang fungsionalnya. Sehingga penggunaan mata uang pelaporan USD akan mengurangi risiko mata uang asing. Berdasarkan uraian tersebut maka disusun hipotesis sebagai berikut :
http://digilib.mercubuana.ac.id/
35
H4. Penggunaan Mata Uang Pelaporan USD akan berpengaruh signifikan dan positif atau negatif terhadap Eksposur Nilai Tukar Mata Uang Hipotesa statistik :
H0 = 0
H6 = 0
D.5 Pengaruh Penggunaan Nilai Wajar Instrumen Keuangan terhadap Eksposur Nilai Tukar Mata Uang Nilai pasar finansial baik saham, obligasi atau derivatif akan dipengaruhi oleh faktor nilai tukar mata uang berdasar teori Purchasing Power Parity, Law of One Price dan Interest Rate Parity. Nilai pasar sekuritas akan mempengaruhi nilai wajar instrumen keuangan perusahaan yang pada akhirnya mempengaruhi laba rugi dan ekuitas perusahaan (Barth dkk, 2012). Tingkat penggunaan nilai wajar yang tinggi mengakibatkan perusahaan lebih rentan terhadap perubahan mata uang. Berdasarkan uraian tersebut maka disusun hipotesis sebagai berikut : H5. Penggunaan Nilai Wajar Instrumen Keuangan akan berpengaruh signifikan dan positif atau negatif terhadap Eksposur Nilai Tukar Mata Uang . Hipotesa statistik :
H0 = 0
H7 = 0
D.6 Pengaruh Penggunaan Aset moneter Dalam Mata Uang Asing terhadap Eksposur Nilai Tukar Mata Uang Pemilikan Aset Moneter dakam mata uang asing disebut perusahaan sebagaii lindung nilai natural karena akan melindungi perusahaan dari ketidakpastian kewajiban pembayaran karena perubahan nilai tukar yang luar biasa. Pemilikan Mata Uang Asing yang tinggi membuat perusahaan terlindung dari risiko nilai tukar tetapi perusahaan terancam atas penurunan nilai aset karena
http://digilib.mercubuana.ac.id/
36
perubahan nilai tukar. Berdasar teori tersebut maka disusun hipotesis sebagai berikut : .H6. Penggunaan Aset moneter Dalam Mata Uang Asing akan berpengaruh signifikan dan positif atau negatif terhadap Eksposur Nilai Tukar Mata Uang . Hipotesa statistik : D.7
H0 = 0
H7 = 0
Pengaruh Quick Ratio dan Long Term Debt to Equity Ratio terhadap Eksposur Nilai Tukar Mata Uang Quick Ratio dan Long Term Debt to Equity Ratio adalah ukuran keuangan
perusahaan yang menggambarkan likuiditas perusahaan dan tingkat hutang perusahaan. Ukuran ini digunakan untuk menunjukan probabilitas perusahaan akan mengalami kesulitan keuangan. Likuiditas tinggi dan hutang rendah membuat perusahaan terhindar dari kesulitan keuangan dan cenderung tidak melakukan hedging sehingga lebih terdampak risiko mata uang (Al Masry dkk, 2007). Berdasarkan uraian tersebut maka disusun hipotesis sebagai beikut : H7. Quick Ratio akan berpengaruh signifikan dan positif atau negatif terhadap Eksposur Nilai Tukar Mata Uang Hipotesa statistik :
H0 = 0
H8 = 0
H8. Long term Debt to Equity Ratio akan berpengaruh signifikan dan positif atau negatif terhadap Eksposur Nilai Tukar Mata Uang Hipotesa statistik :
H0 = 0
H9 = 0
http://digilib.mercubuana.ac.id/