BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS
A. Kajian Pustaka 1. Profitabilitas a. Pengertian Profitabilitas Profitabilitas merupakan kemampuan suatu perusahaan untuk mendapatkan laba (keuntungan) dalam suatu periode tertentu. Pengertian yang sama disampaikan oleh Husnan (2001) bahwa Profitabilitas adalah kemampuan suatu perusahaan dalam menghasilkan keuntungan (profit) pada tingkat penjualan, aset, dan modal saham tertentu. Sedangkan menurut Michelle & Megawati (2005) Profitabilitas merupakan kemampuan perusahaan menghasilkan laba (profit) yang akan menjadi dasar pembagian dividen perusahaan. Selain itu profitabilitas menggambarkan kemampuan badan usaha untuk menghasilkan laba dengan menggunakan seluruh modal yang dimiliki. Hal ini sesuai dengan pernyataan Sugiyarso dan Winarni (2005) profitabilitas adalah kemampuan perusahaan memperoleh laba dalam hubungan dengan penjualan total aktiva maupun modal sendiri. Dari definisi ini terlihat jelas bahwa sasaran yang akan dicari adalah laba perusahaan. Profitabilitas juga mempunyai arti penting dalam usaha mempertahankan kelangsunganhidupnya dalam jangka panjang, karena profitabilitas menunjukkan apakah badan usaha tersebutmempunyai prospek yang baik dimasa yang akan datang. Dengan demikian setiap badan usaha akan sellalu berusaha meningkatkan profitabilitasnya, karena semakin tinggi tingkat profitabilitas suatu badan usaha 8 http://digilib.mercubuana.ac.id/
9
maka kelangsungan hidup badan usaha tersebut akan lebih terjamin. Seperti diungkapkan oleh Battazzi, Secchi, and Tamagni (July 2008) dalam jurnalnya yang
berjudul
“Productivity,
Profitabilty, and
Financial
Performance”
menyatakan bahwa A comparative analysis of two crucial dimensions of firms performance: profitability and productivity, and find independently from the particular sector of activity and from financialconditions, there seems to be weak market pressure and little behavioral inclination for the moreefficient and more profitable firms to grow faster. Yang menjelaskan bahwa analisis komparatif dua dimensi penting dari kinerja perusahaan : profitabilitas dan produktivitas , dan menemukan independen dari sektor tertentu aktivitas dan dari kondisi keuangan, tampaknya ada tekanan pasar lemah dan sedikit kecenderungan perilaku untuk perusahaan lebih efisien dan lebih menguntungkan untuk tumbuh lebih cepat . Profitabilitas perusahaan merupakan salah satu faktor dasar penilaian kondisi suatu perusahaan, untuk itu dibutuhkan suatu alat analisis untuk bisa menilainya. Alat analisis yang dimaksud adalah rasio-rasio keuangan. Ratio profitabilitas mengukur efektifitas manajemen berdsasarkan hasil pengembalian yang diperoleh dari penjualan dan investasi. a. Ratio Profitabilitas Sebagai Alat Ukur Pengukuran Kinerja Keuangan Penilaian profitabilitas adalah proses untuk menentukan seberapa baik aktivitas-aktivitas
bisnis
dilaksanakan
untuk
mencapai
tujuan
strategis,
mengeliminasi pemborosan-pemborosan dan menyajikan informasi tepat waktu untuk melaksanakan penyempurnaan secara berkesinambungan (Supriyono, (2002). Ada beberapa pengukuran kinerja terhadap profitabilitas perusahaan
http://digilib.mercubuana.ac.id/
10
dimana masing-masing pengukuran dihubungkan dengan volume penjualan, total aktiva dan modal sendiri. Secara keseluruhan ketiga pengukuran ini akan menmungkinkan seorang analis untuk mengevaluasi tingkat earning dalam hubungannya dengan volume penjualan aktiva dan investasi tertentu dari pemilik perusahaan. Profitabilitas keuangan perusahaan dideskripsikan dalam bentuk laporan laba-rugi yang merupakan bagian dari laporan keuangan korporasi, yang dapat digunakan oleh semua pihak yang berkepentingan untuk membuatt keputusan ekonomi. Berdasarkan financial report yang diterbitkan perusahaan, selanjutnya dapat digali informasi mengenai posisi keuangan perusahaan, struktur permodalan, aliran kas, kinerja keuangan dan informasi lain yang mempunyai relevansi dengan laporan keuangan perusahaan. Profitabilitas keuangan perusahaan sudah tentu merupakan kinerja perusahaan yang ditinjau dari kondisi keuangan perusahaan. Profitabilitas keuangan perusahaan tercermin dari laporan keuangannya, oleh sebab itu untuk mengukur profitabilitas keuangan perusahaan diperlukan analisis terhadap laporan keuangan. Menurut pendapat Shapiro (2003) yang menunjukkan bahwa profitabilitas sangat cocok untuk mengukur efektifitas manajemen dan pengevaluasian kinerja manajemen dalam menjalankan bisnis dan produktivitasnya dalam mengelola aset-aset perusahaan secara keseluruhan seperti yang nampak pada pengembalian yang dihasilkan oleh penjualan dan investasi, serta untuk mengevaluasi kinerja ekonomi bisnis. Secaraumum profitabilitas merupakan pengukuran dari keseluruhan produktivitas dari kinerja perusahaan yang pada akhirnya akan
http://digilib.mercubuana.ac.id/
11
menunjukan efisiensi dan produktifitas perusahaan tersebut. Prastowo (2010) menyatakan bahawa informasi kinerja perusahaan, terutama profitabilitas diperlukan untuk menilai perubahan potensial sumber daya ekonomi yang mungkin dikendalikan di masa depan, sehingga dapat memprediksi kapasitas perusahaan dalam menghasilkan kas (dan setara kas) serta untuk merumuskan efektifitas perusahaan dalam memanfaatkan tambahan sumber daya. Rasio
profitabilitas
merupakan
rasio
untuk
menilai
kemampuan
perusahaandan mencari keuntungan. Rasio ini juga memberikan ukuran tingkat efektifitas manajemen suatu perusahaan. Hal ini ditunjukkan oleh laba yang dihasilkan dari penjualan dan pendapatan investasi. Intinya adalah penggunaan rasio ini menunjukkan efisiensi perusahaan. Penggunaan rasio profitabilitas dapat dilakukan dengan menggunkana perbandingan antara berbagai komponen yang ada dilaporan keuangan neraca dan laporan laba rugi. Pengukuran dapat dilakukan untuk beberapa periode operasi. Tujuannya dalah agar terlihat perkembangan perusahaan dalam rentang waktu tertentu, baik penurunan atau kenaikan, sekaligus mencari penyebab perubahan tersebut. Hasil pengukuran tersebut dapat dijadikan alat evaluasi kinerja manajemen selama ini, apakah mereka telah bekerja secara efektif atau tidak. Jika berhasil mencapai target yang telah ditentukan mereka dikatakan telah berhasil mencapai target untuk periode atau beberapa periode, sebaliknya jika gagal atau tidak berhasil mencapai target yang telah ditentukan, ini akan menjadi pelajaran bagi manajemen untuk periode ke depan. Kegagalan ini harus diselidiki dimana letak
http://digilib.mercubuana.ac.id/
12
kesalahan dan kelemahannya sehingga kejadian tersebut tidak terulang. Kegagalan atau keberhasilan dapat dijadikan sebagai bahan acuan untuk perencanaan laba ke depan, sekaligus kemungkinan untuk menggantikan manajemen yang baru terutama setelah manajemen lama mengalami kegagalan. Rasio profitabilitas ini sering disebut sebagai salah satu alat ukur kinerja manajemen. Sama halnya dengan rasio-rasio lain, rasio profitabilitas juga memiliki tujuan dan manfaat, tidak hanya bagi pihak pemilik usaha atau manajemen saja, tetapi juga bagi pihak diluar perusahaan, terutama pihak-pihak yang memiliki hubungan atau kepentingan dengan perusahaan. Tujuan penggunaan rasio profitabilitas bagi perusahaan, maupun bagi pihak luar perusahaan, yaitu: 1) Untuk mengukur atau menghitung laba yang diperoleh perusahaan dalam satu periode tertentu; 2) Untuk menilai posisi laba perusahaan tahun sebelumnya dengan tahun sekarang; 3) Untuk menilai perkembangan laba dari waktu ke waktu; 4) Untuk menilai besarnya laba bersih sesudah pajak dengan modal sendiri; 5) Untuk mengukur produktivitas seluruh dana perusahaan yang digunakan baik modal pinjaman maupun modal sendiri; 6) Dan tujuan lainnya. Sementara itu, manfaat yang diperoleh adalah untuk: 1) Mengetahui besarnya tingkat laba yang diperoleh perusahaan dalam satu periode;
http://digilib.mercubuana.ac.id/
13
2) Mengetahui posisi laba perusahaan tahun sebelumnya dengan tahun sekarang; 3) Mengetahui perkembangan laba dari waktu ke waktu 4) Mengetahui besarnya laba bersih sesudah pajak dengan modal sendiri; 5) Mengetahui produktivitas dari seluruh dana perusahaan yang digunakan baik modal pinjaman maupun modal sendiri; 6) Manfaat lainnya. b. Jenis-jenis Rasio Profitabilitas Sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai, terdapat beberapa jenis rasio profitabilitas yang dapat digunakan. Masing-masing jenis rasio profitabilitas digunakan untuk menilai serta mengukur posisi keuangan perusahaan dalam suatu periode tertentu atau untuk beberapa periode. Penggunaan seluruh atau sebagian rasio profitabbilitas tergantung dari kebijakan manajemennya. Jelasnya, semakin lengkap jenis rasio yang digunakan semakin sempurna hasil yang akan dicapai. Artinya pengetahuan tentang kondisi dan posisi profitabilitas perusahaan dapat diketahui secara sempurna. Dalam prakteknya, menurut Kasmir (2008) jenis-jenis rasio profitabilitas yang dapat digunakan adalah: 1) Profit margin on Sales Profit margin on sales atau ratio profit margin atau margim laba atas penjual merupakan salah satu rasio yang digunakan untuk mengukur margin laba atas penjualan. Cara pengukuran rasio ini adalah dengan membandingkan laba bersih setelah pajak dengan penjualan bersih. Rasio ini dikenal juga dengan nama profit margin.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
14
Terdapat dua rumus untuk mencari profit margin, yaitu sebagai berikut: 1. Untuk margin laba kotor dengan rumus: Profit Margin
Penjualan Bersih - Harga Pokok Penjualan Sales
……….....……….(1) Margin laba kotor menunjukkan laba yang relative terhadap perusahaan, dengan cara penjualan bersih dikurangi harga pokok penjualan. Rasio ini merupakan cara untuk penetapan harhga pokok penjualan.
2. Untuk margin laba bersih dengan rumus: Net Profit Margin
Earning After Interest and Tax Sales
……………..…......……...(2) Margin laba bersih merupakan ukuran keuntungan dengan membandingkan antara laba setelah bunga dan pajak dibandingkan dengan penjualan. Rasio ini menunjukkan pendapatan bersih penjualan perusahaan. Baik profit margin on sales maupun net profit margin apabila rasionya tinggi ini menunjukkan kemampuan perusahaan menghasilkan laba yang tinggi pada tingkat penjualan tertentu, sebaliknya kalau rasionya rendah menandakan penjualan yang terlalu rendah untuk tingkat biaya tertentu, atau biaya yang terlalu tinggi untuk tingkat penjualan tertentu, atau kombinasi dari kedua hal tersebut. Rasio yang rendah bisa menunjukkan ketidakefisienan manajemen. 3. Hasil Pengembalian Assets (Return on Assets) Rasio ini adalah keuntungan bersih setelah pajak terhadap jumlah aset secara keseluruhan. Rasio ini merupakan suatu ukuran untuk menilai berapa besarkah
http://digilib.mercubuana.ac.id/
15
tingkat pengembalian (%) dari asset yang dimiliki. Apabila rasio ini tinggi berarti menunjukkan adanya efisiensi yang dilakukan oleh pihak manajemen. Hanafi dan Halim (2007) menyatakan bahwa rasio Return on Assets (ROA) mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan laba bersih berdasarkan tingkat asset tertentu. Demikian juga Syamsudin (2004) mengatakan bahwa Return on Assets (ROA) merupakan pengukuran kemampuan perusahaan secara keseluruhan di dalam menghasilkan keuntungan dengan jumlah keseluruhan aktiva yang tersedia di dalam perusahaan, semakin tinggi rasio ini berarti semakin baik keadaan suatu perusahaan. Return on Assets mengukur kemampuan perusahaan dalam memanfaatkan aktivanya untuk memperoleh laba. Menurut Prastowo (2010) rasio ini mengukur tingkat kembalian investasi yang telah dilakukan oleh perusahaan dengan menggunakan seluruh dana (aktiva) yang demilikinya. Demikian juga menurut Menurut Hanafi dan Halim (2007), Return on Assets (ROA) merupakan rasio keuangan perusahaan yang berhubungan dengan profitabilitas mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan keuntungan atau laba pada tingkat pendapatan, aset dan modal saham tertentu. Dengan mengetahui ROA, kita dapat menilai apakah perusahaan telah efisien dalam menggunakan aktivanya dalam kegiatan operasi untuk menghasilkan keuntungan. Ukuran yang sering digunakan untuk menghitung Return on Assets (ROA) adalah: ROA
Laba Setelah Pajak x100 % Total Assets ………………..........…….……………..(3)
http://digilib.mercubuana.ac.id/
16
4. Hasil Pengembalian Ekuitas (Return on Equity/ROE) Hasil pengembalian ekuitas atau return on equity atau rentabilitas modal sendiri merupakan rasio untuk mengukur laba bersih sesudah pajak dengan modal sendiri. Rasio ini menunjukkan efisiensi penggunaan modal sendiri. Semakin tinggi rasio ini semakin baik. Artinya posisi pemilik perusahaan semakin kuat, demikian pula sebaliknya. Rumus untuk mencari Return on Equity (ROE) dapat digunakan sebagai berikut: ROE
Earning After Interest and Tax Equity
……….........…………………..……...(4) Menurut Helfert (2000), Return on Equity (ROE) menjadi pusat perhatian para pemegang saham karena berkaitan dengan modal saham yang diinvestasikan untuk dikelola pihak manajemen. ROE memiliki arti penting untuk menilai kinerja keuangan perusahaan dalam memenuhi harapan pemegang saham. 5. Laba Per Lembar Saham Biasa (Earning per Share of Common Stock) Rasio laba per lembar saham atau disebut juga rasio nilai buku merupakan rasio untuk mengukur keberhasilan manajemen dalam mencapai keuntungan bagi pemegang saham. Rasio yang rendah berarti manajemen belum berhasil untuk memuaskan pemegang saham, sebaliknya dengan rasio yang tinggi, kesejahteraan pemegang saham meningkat. Keuntungan bagi pemegang saham adalah jumlah keuntungan setelah dipotong pajak. Keuntungan yang tersedia bagi pemegang saham biasa adalah jumlah keuntungan dikurangi pajak, dividen, dan dikurangi hak-hak lain untuk pemegang saham prioritas.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
17
Rumus untuk mencari laba per lembar saham biasa adalah sebagai berikut: Laba Per Lembar Saham
Laba Saham Biasa Saham Biasa Yang Beredar …….........…….………(5)
2. Growth Opportunity Growth opportunity didefinisikan sebagai peluang pertumbuhan perusahaan di masa yang akan datang (Mai, 2006). Perusahaan-perusahaan yang mempunyai growth opportunity tinggi mempunyai nilai investasi dalam jumlah yang besar, terutama dalam aktiva tetap yang umur ekonomisnya lebih dari satu tahun. Investasi tersebut dilakukan melalui pembangunan pabrik baru, pembelian mesin baru, program research and development dalam rangka menemukan produk dan teknologi baru, pembelian teknologi baru terutama teknologi informasi, dan perluasan pasar. Perusahaan akan melihat prospek yang akan diperoleh dimasa mendatang dengan melihat peluang pertumbuhan. Peluang pertumbuhan adalah peluang perusahaan
untuk
melakukan
perluasan
perusahaan
dimasa
mendatang.
Perusahaan yang memiliki peluang pertumbuhan tinggi menyebabkan perusahaan dapat memegang banyak pilihan nyata untuk investasi dimasa akan depan daripada perusahaan yang pertumbuhannya rendah. Perusahaan-perusahaan ini cenderung menahan labanya untuk membiayai investasinya yang besar dalam rangka untuk melakukan ekspansi bisnis. Dampak adanya investasi yang besar tersebut maka perusahaan-perusahaan yang mempunyai growth opportunity tinggi akan mempunyai profitabilitas yang tinggi. Semakin tinggi growth opportunity, semakin tinggi profitabilitas perusahaan.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
18
Menurut Zou & Xiao (2006) dalam penelitiannya growth opportunity berpengaruh positif terhadap profitabilitas Perusahaan. Pengukuran growth opportunity dalam penelitian ini menggunakan ukuran rasio sebagaiberikut :
Growth
total asset (t) - total asset (t - 1) total asset ( t - 1 ) ………...........……………………….(6)
3. Struktur Modal Struktur merupakan komposisi pendanaan permanen perusahaan, yaitu baruan pendanaan jangka panjang perusahaan. Struktur modal merupakan dari struktur keuangan dimana struktur keuangan mencerminkan kebijakan manajemen perusahaan dalam menandai aktivanya (Sawir, 2004). Tujuan manajemen struktur modal kerja adalah menciptakan bauran sumber dana permanen sedemikian rupa agar mampu memaksimalkan harga saham dan agar tujuan manajemen keuangan untuk memaksimalkan nilai perusahaan tercapai. Bauran pendanaan yang ideal dan selalu diupayakan manajemen ini disebut struktur modal optimal. Perusahaan dalam menentukan struktur mmodalnya pasti berrtujuan untuk meminimalkan biaya modal yang akan dikeluarkan, karena biaya ini secara potensial akan mengurangi pembayaran deviden tunai kepada para pemegang saham. Jika biaya modal ini dapat diminimalisir, jumlah deviden tunai yang akan dibayarkan akan meningkat, dan hal ini tentunya dapat memaksumumkan harga saham. Penentuan struktur modal, yang menyangkut bauran pendanaan yanng berasal dari modal sendiri dan utang yang akan digunakan oleh perusahaan pada akhirnya menyangkut penentuan berapa banyak utang (leverage keuangan) yang
http://digilib.mercubuana.ac.id/
19
akan digunakan perusahaan untuk menandai aktivanya. Menurut Syahyunun (2004), “Financial Leverage dapat didefinisikan sebagai kemampuan perusahaan dalam menggunakan keewajiban-kewajiban keuangan yang sifatnya tetap”. Jika perusahaan menggunakan utang, berarti memiliki kewajiban tetap untuk membayar bunga atas utang yang diambil dalam rangka pendanaan perusahaan. Menurut Sawir (2004). “ada dua aspek yang perlu dipertimbangkan oleh manajemen perusahaan dalam pengambilan keputusan keuangan yaitu tingkat pengembalian
(return)
dan
resiko
(risk)”.
Keputusan
keuangan
yanng
berhubungan dengan leverage, seperti yang telah disebutkan sebelumnya akan membawa konsekuensi pada peningkatan resiko pemegang saham biasa. Resiko yang dihadapi oleh perusahaan atau pemegang saham biasa dibagi menjadi dua macam, yaitu resiko bisnis (business risk) berkaitan dengan ketidakpastian tingkat pengembalian atas aktiva suatu perusahaan dimasa mendatang, dan resiko keuangan (financial risk) terjadi karena adanya penggunaan utang dalam struktur modal perusahaan yang mengakibatkan perusahaan harus menanggung beban tetap secara periodic berupa beban bunga. Resiko keuangan (financial risk) adalah tambahan resiko yang dibebankan kepada para pemegang saham biasa akibat dari pengembalian keputusan pendanaan dengan utang. Resiko ini terjadi karena pemberian pinjaman (utang) yang menerima bayaran bunga secara tetap, dianggap tidak menanggung resiko bisnis. Pada dasarnya, pendanaan melalui utang akan meningkatkan tingkat pngembalian yang diharapkan dari suatu investasi, tetapi disisi lain, pendanaan melalui utang juga meningkatkan tingkat resiko atas investasi. Menurut Brigham
http://digilib.mercubuana.ac.id/
20
dan Haston (2006) kebijakan struktur modal melibatkan adanya suatu pertukaran antara resiko dan pengembalian: a. Penggunaan lebih banyak utang akan meningkatkan resiko yang ditanggung oleh para pemegang saham, b. Namun penggunaan utang yang lebih besar biasanya akan menyebabkan terjadinya espektasi tingkat pengembalian atas ekuitas yang lebih tinggi. Menurut Sawir (2004) “Leveragekeuangan dapat diukur berdasarkan nilai buku yaitu dengan rasio nilai buku seluruh utang terhadap total aktiva (Debt to Asset Ratio – DAR). Pengukuran manfaat penggunaan utang atau analisis leverage keuanngan dapat dilakukan dengan memperbandingkan tingkat pengembalian aktiva (Sawir, 2004). Struktur modal suatu perushaan merupakan gabungan antara modal sendiri (equity) dan utang perusahaan (debt). Menurut Riyanto (2008) struktur modal perusahaan dipengaruhi oleh banyak faktor, faktor yang utama adalah: a) Tingkat bunga b) Stabilitas pendapatan c) Kadar risiko dari aktiva d) Besarnya jumlah modal yang dibutuhkan e) Keadaan pasar modal 4. Aktivitas Rasio aktivitas adalah rasio yang mengukur seberapa efektif perusahaan dalam memanfaatkan semua sumber daya yang ada. Semua rasio aktivitas ini melibatkan
http://digilib.mercubuana.ac.id/
21
perbandingan antara tingkat penjualan dan investasi pada berbagai jenis aktiva. Rasio-rasio aktivitas menganggap bahwa sebaiknya terdapat keseimbangan yang layak antara penjualan dan beragam unsur aktiva misalnya persediaan, aktiva tetap dan aktiva lainnya. Aktiva yang rendah pada tingkat penjualan tertentu akan mengakibatkan semakin besarnya dana kelebihan yang tertanam pada aktiva tersebut. Dana kelebihan tersebut akan lebih baik bila ditanamkan pada aktiva lain yang lebih produktif. Jenis-jenis rasio aktivitas yang termasuk ke dalam rasio aktivitas adalah sebagai berikut: a. Total Assets Turn Over (perputaran aktiva) Total assets turn over merupakan perbandingan antara penjualan dengan total aktiva
suatu
perusahaan
dimana
rasio
ini
menggambarkan
kecepatan
perputarannya total aktiva dalam satu periode tertentu. Total assets turn over merupakan rasio yang menunjukkan tingkat efisiensi penggunaan keseluruhan aktiva perusahaan dalam menghasilkan volume penjualan tertentu (Syamsuddin, 2004). Total assets turn over merupakan rasio yang menggambarkan perputaran aktiva diukur dari volume penjualan. Jadi semakin besar rasio ini semakin baik yang berarti bahwa aktiva dapat lebih cepat berputar dan meraih laba dan menunjukkan semakin efisien penggunaan keseluruhan aktiva dalam menghasilkan penjualan. Dengan kata lain jumlah asset yang sama dapat memperbesar volume penjualan apabila perputaran asetnya dapat ditingkatkan atau diperbesar. Total assets turn over penting bagi para kreditur dan
http://digilib.mercubuana.ac.id/
22
pemilik perusahaan, tapi akan lebih penting lagi bagi manajemen perusahaan, karena hal ini akan menunjukkan efisien tidaknya penggunaan seluruh aktiva dalam perusahaan. Total assets turn over dihitung sebagai berikut: TATO
Penjualan Total Aktiva ………......…..…………………………………………..(7)
b. Working Capital Turn Over (Rasio Perputaran Modal Kerja) Perputaran modal kerja merupakan perbandingan antara penjualan dengan modal kerja bersih. Dimana modal kerja bersih adalah aktiva lancar dikurangi utang lancar.Perputaran modal kerja merupakan rasio mengukur aktivitas bisnis terhadap kelebihan aktiva lancar atas kewajiban lancar serta menunjukkan banyaknya penjualan (dalam rupiah) yang dapat diperoleh perusahaan untuk tiap rupiah modal kerja (Sawir, 2004). Working capital turn over merupakan kemampuan modal kerja (neto) berputar dalam suatu periode siklus kas (cash cycle) dari perusahaan (Riyanto, 2008). Modal kerja selalu dalam keadaan operasi atau berputar dalam perusahaan selama perusahaan yang bersangkutan dalam keadaan usaha.periode perputaran modal kerja (working capital turn over period) dimulai dari saat dimana kas diinvestasikan dalam komponen-komponen modal kerja sampai dimana saat kembali menjadi kas. Makin pendek periode tersebut berarti makin cepat perputaran atau makin tinggi perputarannya (turn over rate-nya). Berapa lama periode perputaran modal kerja adalah tergantung berapa lama periode perputaran dari masing-masing komponen dari modal kerja tersebut.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
23
Perputaran modal kerja dihitung dengan rumus: WCTO
Penjualan Aktiva lancar - Utang lancar …......…..……………………………….(8)
c. Fixed Assets Turnover ( Rasio Perputaran Aktiva Tetap ) Rasio ini merupakan perbandingan antara penjualan dengan aktiva tetap. Fixed assets turn over mengukur efektivitas penggunaan dana yang tertanam pada harta tetap seperti pabrik dan peralatan, dalam rangka menghasilkan penjualan, atau berapa rupiah penjualan bersih yang dihasilkan oleh setiap rupiah yang diinvestasikan pada aktiva tetap (Sawir, 2004). Rasio ini berguna untuk mengevaluasi kemampuan perusahaan menggunakan aktivanya secara efektif untuk meningkatkan pendapatan. Kalau perputarannya lambat (rendah), kemungkinan terdapat kapasitas terlalu besar atau ada banyak aktiva tetap namun kurang bermanfaat, atau mungkin disebabkan hal-hal lain seperti investasi pada aktiva tetap yang berlebihan dibandingkan dengan nilai output yang akan diperoleh. Jadi semakin tinggi rasio ini berarti semakin efektif penggunaan aktiva tetap tersebut. Perputaran aktiva tetap dihitung dengan rumus: FATO
Penjualan Aktiva Tetap ……......…..………………..……………………………(9)
d. Inventory Turnover ( Rasio Perputaran Persediaan ) Inventory turnover menunjukkan kemampuan dana yang tertanam dalam inventory berputar dalam suatu periode tertentu, atau likuiditas dari inventory dan tendensi untuk adanya overstock (Riyanto, 2008).
http://digilib.mercubuana.ac.id/
24
Rasio perputaran persediaan mengukur efisiensi pengelolaan persediaan barang dagang. Rasio ini merupakan indikasi yang cukup popular untuk menilai efisiensi operasional, yang memperlihatkan seberapa baiknya manajemen mengontrol modal yang ada pada persediaan. Ada dua masalah yang timbul dalam perhitungan dan analisis rasio perputaran persediaan. Pertama, penjualan dinilai menurut harga pasar (market price), persediaan dinilai menurut harga pokok penjualan (at Cost), maka sebenarnya rasio perputaran persediaan (at cost) digunakan untuk mengukur perputaran fisik persediaan. Sedangkan rasio yang dihitung dengan membagi penjualan dengan persediaan mengukur perputaran persediaan dalam kas (Sawir, 2004). Namun banyak lembaga penelitian rasio keuangan yang menggunakan rasio perputaran persediaan (at market) sehingga bila ingin dibandingkan dengan rasio industri rasio perputaran persediaan (at market) sebaiknya di gunakan. Kedua, penjualan terjadi sepanjang tahun sedangkan angka persediaan adalah gambaran keadaan sesaat. Oleh karena itu, lebih baik menggunakan rata-rata persediaan yaitu persediaan awal ditambah persediaan akhir dibagi dua. Rasio perputaran persediaan dihitung dengan rumus: ITO ( at cost )
HPP Rata - rata Persediaan …………………….…………………..(10)
ITO ( at market )
Penjualan Persediaan ………………………………………………...(11)
5. Likuiditas Likuiditas merupakan suatu indikator mengenai kemampuan perusahaan dalam membayar semua kewajiban finansial dalam jangka pendek pada saat jatuh
http://digilib.mercubuana.ac.id/
25
tempo dengan menggunakan aktiva lancar yang tersedia. Menurut Syamsudin (2002) mengatakan bahwa : Likuiditas merupakan suatu indikator mengenai kemampuan perusahaan untuk membayar semua kewajiban financial jangka pendek pada saat jatuh tempo dengan menggunakan aktiva lancar yang tersedia. Likuidias tidak hanya berkenaan dengan keadaan keuangan perusahaan, tetapi juga berkaitan dengan kemampuannya untuk mengubah aktiva lancar tertentu menjadi uang kas. Sedangkan
menurut
Bambang
Riyanto
(2008)
mengatakan
bahwa
likuiditasadalah menunjukkan kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi kewajiban finansialnya yang harus segera dipenuhi untuk kewajiban keuangan pada saat ditagih. Menurut Kasmir (2008) mengatakan bahwa ketidak mampuan perusahaan membayar kewajiban jangka pendek (yang sudah jatuh tempo) disebabkan oleh berbagai faktor, yaitu : 1) Bisa dikarenakan memang perusahaan tidak memiliki dana sama sekali 2) Bisa mungkin saja perusahaan memiliki dana, namun saat jatuh tempo perusahaan tidak memiliki dana (tidak cukup dana secara tunai) sehingga harus menunggu dalam waktu tertentu, untuk mencairkan aktiva lainnya seperti menagih hutang, menjual surat-surat berharga, atau menjual persediaan atau aktiva lainnya. Sedangkan menurut Brighan dan Houston (2006) mengatakan bahwa aset likuid merupakan aset yang diperdagangkan dipasar aktifsehingga dapat dikonversi dengan cepat menjadi kaspada harga pasar yang berlaku, sedangkan
http://digilib.mercubuana.ac.id/
26
posisi likuiditas suatu perusahaan berkaitan dengan pertanyaan, apakah perusahaan mampu melunasi utangnya ketika utang tersebut jatuh tempo ditahun berikutnya. Menurut Subramanyam (2012), likuiditas digunakan untuk mengevaluasi kemampuan memenuhi kewajiban jangka pendek. Rasio ini dapat dihitung melalui sumber informasi tentang modal kerja yaitu pos - pos aktiva lancar dan hutang lancar. Dengan demikian rasio likuiditas berpengaruh terhadap kinerja keuangan perusahaan sehingga rasio likuiditas memiliki hubungan dengan harga saham perusahaan. Adapun jenis rasio likuiditas yang sering digunakan adalah : a. Current Ratio ( Rasio Lancar ) Current ratio merupakan perbandingan antara aktiva lancar dan kewajiban lancar dan merupakan ukuran yang paling umum digunakan untuk mengetahui kesanggupan suatu perusahaan memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Rasio ini menunjukkan sejauh mana aktiva lancar menutupi kewajiban – kewajiban lancar. Semakin besar perbandingan aktiva lancar dan kewajiban lancar semakin tinggi kemampuan perusahaan menutupi kewajiban jangka pendeknya. Current rasio yang rendah biasanya dianggap menunjukkan terjadinya masalah dalam likuidasi, sebaliknya current rasio yang tinggi juga kurang baik karena menunjukkan banyak dana menganggur yang pada akhirnya mengurangi kemampulabaan perusahaan ( Sawir, 2004). Current Ratio dapat dihitung dengan rumus : Current Ratio
Aktiva Lancar Utang Lancar ……........………….…………………………..(10)
http://digilib.mercubuana.ac.id/
27
b. Quick Ratio ( Rasio Cepat ) Rasio ini disebut juga acid test ratio yang juga digunakan untuk mengukur kemampuan suatu perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Penghitungan quick ratio dengan menggunakan aktiva lancar dengan persediaan. Hal ini dikarenakan persediaan merupakan unsur aktiva lancar yang likuiditasnya rendah dan sering mengalami fluktuasi harga serta menimbulkan kerugian jika terjadi likuiditas. Jadi rasio ini merupakan rasio yang menunjukkan kemampuan aktiva lancar yang paling likuid yang mampu menutupi hutang lancar. Sawir (2009) mengatakan bahwa quick ratio umumnya dianggap baik adalah semakin besar rasio ini maka semakin baik kondisi perusahaan. Quick Ratio dapat dihitung menggunakan rumus : Quick Ratio
Aktiva ancar - Persediaan Utang Lancar
……………..................……………(13) c. Cash Ratio ( RasioKas ) Rasio ini merupakan rasio yang menunjukkan posisi kas yang dapat menutupi hutang lancar dengan kata lain rasio kas merupakan rasio yang menggambarkan kemampuan kas yang dimiliki dalam manajemen kewajiban lancar tahun bersangkutan. Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendek dengan kas yang tersedia. Cash Rasio dapat dihitung dengan rumus : Cas Ratio
Kas Utang Lancar …………......………………………………………(14)
http://digilib.mercubuana.ac.id/
28
6. Hasil Penelitian Terdahulu Tabel 2.1 Hasil Penelitian Terdahulu No. 1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Nama
Judul
Pengaruh Growth Opportunitydan Ukuran Perusahaan Terhadap Profitabilitas Perusahaan Industri Manufaktur Di Indonesia. Nur Alizna Pengaruh Tingkat Perputaran (2009) Modal Kerja, Struktur Modal Dan Skala Perusahaan Terhadap Profitabilitas. Rahmat Setiawan ( 2009 )
Setyo Budi Analisis Pengaruh Efisiensi Nugroho Modal Kerja, Likuiditas dan (2012) Solvabilitas Terhadap Profitabilitas Studi kasus Pada PT. Telekomunikasi Indonesia. Saeful PengaruhStruktur Modal Dan Anwar LikuiditasTerhadapProfitabilit (2013) as pada Perusahaan Manufaktur Sektor Industri Logam Dan Barang Dari Logam Yang Terdaftar Di BEI Nurul Pengaruh Modal Kerja Dan Supianty Likuiditas Terhadap (2014) Profitabilitas Pada Perusahaan Telekomunikasi Yang Terdaftar Di BEI Tahun 2007 – 2012. Qasim Impact of Liquidity Ratios on Saleem And Profitability (Case Of Oil and Ramiz Ur Gas Companies of Pakistan) Rehman (2011) Hina Agha Impact Of Working Capital on (2014) Profitability David Sukardi Kodrat (2009)
HasilPenelitian Growth Opportunity berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas, sedangkan ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap profitabilitas. Tingkat perputaran modal kerja dan struktur modal kerja berpengaruh terhadap profitabilitas sedangkan skala perusahaan tidak berpengaruh terhadap profitabilitas. Efisiensi modal kerja, likuiditas dan solvabilitas tidak berpengaruh secara signifikan terhadap profitabilitas. Struktur modal dan likuiditas berpengaruh secara signifikan terhadap profitabilitas.
Modal kerja dan likuiditas tidak berpengaruh terhadap profitabilitas.
Likuiditas berpengaruh positif terhadap profitabilitas pada perusahaan minyak dan gas di Pakistan. Working Capital Turn Over tidak berpengaruh terhadap profitabilitas.
Peran Struktur Modal Struktur modal tidak Terhadap Profitabilitas Pada berpengaruh terhadap Perusahaan Realestate profitabilitas.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
29
B. Rerangka Pemikiran Kinerja dari suatu perusahaan dapat dinilai dengan melihat profitabilitas yang dihasilkan. Profitabilitas merupakan kemampuan perusahaan menghasilkan laba. Tingkat profitabilitas yang tinggi menggambarkan bahwa perusahaan tersebut memiliki kemampuan yang tinggi dalam menghasilkan laba atau keuntungan serta dalam memenuhi kewajiban lancarnya. Terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi profitabilitas tetapi tidak semua faktor dapat mempengaruhi profitabilitas secara signifikan. Oleh sebab itu, perlu diketahui faktor-faktor apa saja yang dapat mempengaruhi profitabilitas secara signifikan. Berdasarkan pemikiran diatas, dapat dibuat suatu model penelitian di bawah ini.
Growth Opportunity
H1 Struktur Modal
H2 Profitabilitas
Aktivitas
H3 H4
Likuiditas
Gambar 2.1 Rerangka Pemiikiran Penelitian
http://digilib.mercubuana.ac.id/
30
C. Hipotesis Menurut Sugiyono (2014), hipotesis adalah: “Merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan”. Perumusan Hipotesis : H1
: Growth opportunity berpengaruh positif terhadap profitabilitas
H2
: Struktur modal berpengaruh positif terhadap profitabilitas
H3
: Aktivitas berpengaruh positif terhadap profitabilitas
H4
: Likuiditas berpengaruh positif terhadap profitabilitas.
http://digilib.mercubuana.ac.id/