BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS A. Kajian Pustaka 1. Pasar Modal Menurut Sunariyah (2011:4), pengertian pasar modal secara umum adalah suatu sistem keuangan yang terorganisasi, termasuk didalamnya adalah bank-bank komersial dan semua lembaga perantara di bidang keuangan, serta keseluruhan surat-surat berharga yang beredar. Instrumen pasar modal pada prinsipnya adalah semua surat-surat berharga (efek) yang umum diperjualbelikan melalui pasar modal. Efek adalah setiap surat pengakuan utang, surat berharga komersial, saham, obligasi, sekuritas kredit, tanda bukti utang, rights, warrants, opsi atau setiap derivatif dari efek atau setiap instrumen yang ditetapkan oleh Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam) sebagai efek. Instrumen yang paling umum diperjualbelikan melalui Bursa Efek Indonesia saat ini adalah saham, obligasi dan rights (Siamat.2012:267). 2. Saham 2.1. Pengertian Saham Menurut Tambunan (2008:1), saham adalah bukti penyertaan modal pada sebuah perusahaan. Sedangkan menurut Siamat (2012:268), saham atau stocks adalah surat bukti atau tanda kepemilikan bagian modal pada suatu perseroan
10 http://digilib.mercubuana.ac.id/
11
terbatas. Dalam transaksi jual beli di Bursa Efek, saham merupakan instrumen yang paling dominan diperdagangkan. Saham dapat dibedakan menjadi 2 yaitu saham biasa (common stocks) dan saham preferen (preferred stocks). Adapun perbedaan kedua jenis saham tersebut adalah sebagai berikut: 1) Saham biasa : a. Dividen dibayarkan sepanjang perusahaan memperoleh laba. b. Memiliki hak suara (one share one vote). c. Hak memperoleh pembagian kekayaan perusahaan apabila bangkrut dilakukan setelah semua kewajiban perusahaan dilunasi. 2) Saham preferen : a. Memiliki hak paling dahulu memperoleh dividen. b. Tidak memiliki hak suara. c. Dapat mempengaruhi manajemen perusahaan terutama dalam pencalonan pengurus. d. Memiliki hak pembayaran maksimum sebesar nilai nominal saham lebih dahulu setelah kreditor apabila perusahaan dilikuidasi. e. Kemungkinan dapat memperoleh tambahan dari pembagian laba perusahaan disamping penghasilan yang diterima secara tetap. 2.2. Jenis β Jenis Saham Menurut Jogiyanto (2015:109), saham dapat dibagi menjadi 3 (tiga) yaitu: 1) Saham Biasa (Common Stock)
http://digilib.mercubuana.ac.id/
12
Jika perusahaan hanya mengeluarkan satu kelas saham saja, saham ini biasanya dalam bentuk saham biasa. Saham biasa adalah saham yang menempatkan pemiliknya paling junior terhadap pembagian deviden, dan hak atas harta kekayaan perusahaan apabila perusahaan tersebut dilikuidasi. Pemegang saham biasa hanya akan mendapat deviden pada akhir tahun pembukuan, hanya kalau perusahaan tersebut mendapatkan keuntungan. Apabila perusahaan tersebut mengalami kerugian, maka pemegang saham tidak akan mendapat deviden dan mengenai hal ini sudah ada ketentuan hukumnya, yaitu suatu perusahaan yang menderita kerugian, selama kerugian itu belum dapat ditutup, maka selama itu perusahaan tidak diperbolehkan membayar deviden. Saham biasanya mempunyai harga nominal yang nilainya ditetapkan oleh emiten (perusahaan yang menerbitkan saham). Besarnya harga nominal yang ditentukan oleh emiten ini berbeda dengan harga sebelum suatu saham dicatatkan (lister) di bursa efek. Jika suatu saham terjual dengan harga perdana yang lebih tinggi dari harga nominalnya, maka selisih itu adalah agio saham. 2) Saham Preferen Saham preferen merupakan saham yang mempunyai sifat gabungan (hybrid) antara obligasi (bond) dan saham biasa. Seperti obligasi yang membayarkan bunga atas pnijaman, saham preferen juga memberikan hasil yang tetap berupa deviden preferen dan dalam hal likuiditas, klaim pemegang saham preferen dibawah klaim pemegang saham obligasi. Sedangkan menurut Tambunan (2008:2), saham preferen adalah
http://digilib.mercubuana.ac.id/
13
penanaman modal atau kepemilikan pada tingkat terbatas. Dimana pemegang saham ini tidak memiliki hak suara dalam RUPS, namun dijanjikan sejumlah dividen dengan jumlah yang pasti dan tetap dalam prosentase tertentu yang pelaksanaan pembayarannya didahulukan dibanding dividen saham biasa. 3) Saham Treasuri (Treasury Stocks) Saham treasuri adalah saham yang milik perusahaan yang sudah pernah dikeluarkan
dan
beredar
yang
kemudian
dibeli
kembali
oleh
perusahaanuntuk tidak dipensiunkan tetapi disimpan sebagai treasuri. 2.3. Risiko dan Manfaat Investasi Pada Saham Menurut Rusdin (2008:73-74), risiko investasi pada saham antara lain sebagai berikut: 1) Tidak ada pembagian dividen Jika emiten tidak dapat membukukan laba pada tahun berjalan atau Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) memutuskan untuk tidak membagikan dividen kepada pemegang saham karena laba yang diperoleh akan dipergunakan untuk ekspansi usaha. 2) Capital Loss Investor akan mengalami capital loss jika harga beli saham lebih besar dari harga jual saham. 3) Risiko likuidasi
http://digilib.mercubuana.ac.id/
14
Jika emiten bangkrut atau dilikuidasi, para pemegang saham memiliki hak klaim terhadap aktiva perusahaan setelah seluruh kewajiban emiten dibayar. Tetapi jika tidak ada lagi aktiva yang tersisa, maka pemegang saham tidak memperoleh apa-apa. 4) Saham delisting dari bursa Berdasarkan alasan tertentu, saham dapat dihapus pencatatannya (delisting) di bursa, sehingga pada akhirnya saham tersebut tidak dapat diperdagangkan. Sementara itu, manfaat investasi pada saham antara lain sebagai berikut: 1) Dividen Dividen adalah bagian keuntungan perusahaan yang dibagikan kepada pemegang saham. Jumlah yang dibagikan diusulkan oleh dewan direksi dan disetujui di dalam RUPS. 2) Capital Gain Investor dapat menikmati capital gain jika harga jual melebihi harga beli saham tersebut. 2.4. Faktor β Faktor yang Mempengaruhi Harga Saham Menurut Alwi (2008:87), faktor β faktor yang mempengaruhi harga saham terbagi menjadi dua yaitu faktor internal (lingkungan mikro) dan faktor eksternal (lingkungan makro).
http://digilib.mercubuana.ac.id/
15
Lingkungan mikro yang mempengaruhi voltalitas harga saham antara lain: 1) Pengumuman tentang pemasaran, produksi, penjualan seperti pengiklanan, rincian kontrak, produk baru, perubahan harga, penarikan produk baru, laporan produksi, laporan keamanan produk dan laporan penjualan. 2) Pengumuman pendanaan, seperti pengumuman yang berhubungan dengan ekuitas dan hutang, sekuritas yang hybrid, leasing, kesepakatan kredit, pemecahan saham, pembelian saham, joint venture dan lainnya. 3) Pengumuman
badan
direksi
manajemen,
seperti
perubahan
dan
penggantian direktur, manajemen dan struktur organisasi. 4) Pengumuman
penggabungan
pengambilalihan
diversifikasi,
seperti
laporan merger, investasi ekuitas, laporan take over oleh pengakuisisi dan diakuisisi, laporan divestasi dan lainnya. 5) Pengumuman
investasi,
seperti
melakukan
ekspansi
pabrik,
pengembangan riset, penutupan usaha dan lainnya. 6) Pengumuman ketenagakerjaan, seperti negosiasi baru, kontrak baru, pemogokan dan lainnya. 7) Pengumuman laporan keuangan perusahaan, seperti peramalan laba sebelum akhir tahun fiskal dan setelah akhir tahun fiskal, earning per share (EPS), dividend per share (DPS), price earnings ratio (PER), book ratio, net profit margin, return on assets (ROA), return on equity (ROE) dan lainnya.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
16
Lingkungan makro yang mempengaruhi voltalitas harga saham antara lain: 1) Pengumuman dari pemerintah, seperti perubahan suku bunga tabungan dan deposito, kurs valuta asing, inflasi, serta berbagai regulasi dan deregulasi ekonomi yang dilakukan oleh pemerintah. 2) Pengumuman hukum, seperti tuntutan karyawan terhadap perusahaan atau terhadap manajernya dan tuntutan perusahaan terhadap manajernya. 3) Pengumuman industri sekuritas, seperti laporan pertemuan tahunan, insider training, volume / harga saham perdagangan dan pembatasan / penundaan trading. 4) Gejolak sosial politik dalam negeri dan fluktuasi nilai tukar juga merupakan faktor yang berpengaruh signifikan pada terjadinya voltalitas harga saham di bursa efek di suatu negara. 5) Berbagai issue baik dari dalam maupun luar negeri, seperti issue lingkungan hidup, hak asasi manusia, serta kerusuhan massal. 2.5. Return Saham Menurut Jogiyanto (2015:110), return saham adalah tingkat pengembalian saham atas investasi yang dilakukan oleh investor. Dalam penelitian ini return saham yang digunakan adalah capital gain/loss yaitu selisih laba/rugi dari harga investasi sekarang dengan periode yang lalu. Rumusnya adalah sebagai berikut :
π
=
πt β πt-1 πt-1
R = return saham
http://digilib.mercubuana.ac.id/
17
Pt = harga saham pada saat periode t Pt-1 = harga saham pada saat periode t-1 Return saham dapat dibedakan menjadi dua jenis yaitu return realisasi dan return ekspektasi. Return realisasi merupakan return yang telah terjadi. Return realisasi dihitung menggunakan data historis. Return realisasi penting karena digunakan sebagai salah satu pengukur kinerja perusahaan. Return realisasi ini juga berguna sebagai dasar penentuan return ekspektasi dan risiko di masa datang. Return ekspektasi adalah return yang diharapkan akan diperoleh investor di masa mendatang dan sifatnya belum terjadi. 3. Laporan Keuangan Pengertian laporan keuangan menurut Kasmir (2008:7) adalah sebagai berikut : βLaporan keuangan merupakan laporan yang menunjukan kondisi keuangan perusahaan pada saat ini atau pada saat periode tertentu. Maksud laporan keuangan yang menunjukan kondisi perusahaan saat ini adalah keadaan keuangan perusahaan pada tanggal tertentu (untuk neraca) dan periode tertentu (untuk laporan laba rugi). Biasanya laporan keuangan dibuat per periode, misal tiga bulan atau enam bulan untuk kepentingan internal perusahaan. Sementara itu, untuk laporan lebih luas dilakukan setahun sekali.β
Pengertian Laporan keuangan menurut Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan / PSAK (2009:5) adalah suatu penyajian terstruktur dari posisi keuangan dan kinerja keuangan suatu entitas. Tujuan laporan keuangan adalah memberikan informasi mengenai posisi keuangan, kinerja keuangan, dan arus kas
http://digilib.mercubuana.ac.id/
18
entitas yang bermanfaat bagi sebagian besar kalangan pengguna laporan dalam pembuatan keputusan ekonomi. Laporan keuangan juga menunjukkan hasil pertanggungjawaban
manajemen
atas
penggunaan
sumber
daya
yang
dipercayakan kepada mereka. 4. Rasio Profitabilitas Menurut
Husnan
dan
Pudjiastuti
(2012:76),
rasio
profitabilitas
dimaksudkan untuk mengukur efisiensi penggunaan aktiva perusahaan (atau mungkin sekelompok aktiva perusahaan). Mungkin juga efisiensi ingin dikaitkan dengan penjualan yang berhasil diciptakan. 4.1. Return On Investment (ROI) Menurut Husnan dan Pudjiastuti (2012:76), ROI menunjukan seberapa banyak laba bersih yang bisa diperoleh dari seluruh kekayaan yang dimiliki perusahaan. Karena itu dipergunakan angka laba setelah pajak dan (rata-rata) kekayaan perusahaan. ROI dapat dinyatakan dengan rumus:
π
ππΌ =
πππ‘ ππππππ‘πππ πΌπππππ ππππππ‘πππ π΄π π ππ‘π
4.2. Return On Equity (ROE) Rasio ini mengukur keberhasilan perusahaan dalam menghasilkan laba bagi para pemegang saham. Oleh karena itu, ROE dianggap sebagai representasi dari kekayaan pemegang saham atau nilai perusahaan (Mardiyanto. 2009:63).
http://digilib.mercubuana.ac.id/
19
Menurut Husnan dan Pudjiastuti (2012 : 76), return on equity (ROE) atau rentabilitas modal sendiri mengukur seberapa banyak keuntungan yang menjadi hak pemlik modal sendiri. Karena itu digunakan angka laba setelah pajak. ROE dapat dinyatakan dengan rumus:
π
ππ‘π’ππ ππ πΈππ’ππ‘π¦ =
πΏπππ πππ‘πππβ πππππ πππππ πππππππ
5. Economic Value Added (EVA) 5.1. Pengertian EVA Konsep Economic Value Added (EVA) pertama kali diperkenalkan oleh G. Bennett Steward, III, Maging Partner dari Stern Stewart & Co dalam bukunya βThe Quest For Valueβ (Harper Business, 1991). Menurut Tunggal (2001:1), Economic Value Added (EVA) adalah suatu sistem manajemen keuangan untuk mengukur laba ekonomi dalam suatu perusahaan, yang menyatakan bahwa kesejahteraan hanya dapat tercipta jika perusahaan mampu memenuhi semua biaya operasi (operating cost) dan biaya modal (cost of capital). Menurut Glen Arnold (2000) dalam Tunggal (2001:2): βEconomic Value Added (EVA) (was trademarked by Stern Stewart and Co.) is a variant of economic profit, which is the modern term for residual income. Economic profir for period is the amont earned by business after deducting all operating expenses and a charge for the opportunity cost of capital employed.β
http://digilib.mercubuana.ac.id/
20
Menurut Reilly dan Brown (2001) dalam Tunggal (2001:2) : βEconomic Value Added (EVA) is an internal management performance measure that compares net operating profit to total cost of capital. Indicated how profitable company projects are as sign of management performance.β Menurut Young dan OβByrne (2001:5), EVA mengukur perbedaan, dalam pengertian keuangan, antara pengembalian atas modal perusahaan dan biaya modal. EVA sama dengan NOPAT dikurangi biaya modal. Biaya modal sama dengan modal yang diinvetasikan perusahaan dikalikan rata-rata tertimbang (weighted average) dari biaya modal (WACC). WACC sama dengan jumlah biaya dari setiap komponen modal (utang jangka pendek, utang jangka panjang dan equitas pemegang saham) ditimbang berdasarkan proporsi relatifnya dalam struktur modal perusahaan pada nilai pasar. Jadi bila dirumuskan adalah sebagai berikut : πΈππ΄ = ππππ΄π β πΆππππ‘ππ πΆβπππππ πΈππ΄ = ππππ΄π β (ππ΄πΆπΆ Γ πΌππ£ππ π‘ππ πΆππππ‘ππ) Berdasarkan definisi-definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa : 1. EVA merupakan tujuan korporat untuk meningkatkan nilai (value) dari modal (capital) yang investor dan pemegang saham telah tanamkan dalam operasi usaha. 2. EVA merupakan selisih dari laba operasi bersih setelah pajak (Net Operating Profit After Tax / NOPAT)
http://digilib.mercubuana.ac.id/
21
3. Biaya modal perusahaan (cost of capital) merupakan biaya tertimbang dari modal (weight average cost of capital / WACC) untuk hutang dan modal sendiri yang digunakan oleh perusahaan. Sebab itu, perusahaan harus menghitung berapa besarnya biaya hutang (cost of debt) dan biaya modal sendiri (cost of equity). 4. Jika sebuah perusahaan memiliki nilai EVA > 0, maka dapat dikatakan perusahaan tersebut telah menciptakan nilai (creating value) dan kinerja perusahaan tersebut baik. Sebaliknya, jika sebuah perusahaan memiliki nilai EVA < 0, maka perusahaan tersebut tidak menciptakan nilai (destructing value) dan kinerja perusahaan tersebut bisa dikatakan kurang baik. 5.2. Kelebihan dan Kekurangan EVA Kelebihan Economic Value Added (EVA) adalah sebagai berikut: 1. EVA bermanfaat untuk digunakan sebagai alat penilai kinerja perusahaan dimana fokus penilaian kinerja adalah penciptaan nilai (value creation). 2. EVA menyebabkan perusahaan lebih memperhatikan kebijaksanaan struktur modal. 3. EVA dapat digunakan untuk mengidentifikasi kegiatan atau proyek yang memberikan pengembalian yang lebih tinggi dari pada biaya modalnya. Kelemahan Economic Value Added (EVA) adalah sebagai berikut: 1. EVA hanya menggambarkan penciptaan nilai pada suatu periode tertentu.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
22
2. Proses perhitungan EVA memerlukan estimasi atas biaya modal dan estimasi ini terutama untuk perusahaan yang belum go public sulit untuk dilakukan dengan tepat. 3. EVA terlalu menekankan pada keyakinan bahwa investor sangat mengandalkan pendekatan fundamental dalam mengkaji dan mengambil keputusan untuk menjual dan membeli saham tertentu. 4. Konsep EVA sangat bergantung pada transparan internal untuk menghasilkan perhitungan yang akurat. Didalam kenyataan perusahaan jarang mengemukakan kondisi internalnya. 5.3. Perhitungan EVA 5.3.1. Net Operating Profit After Tax (NOPAT) Menurut Tunggal (2008:5), NOPAT adalah laba yang diperoleh dari operasi perusahaan setelah dikurangi pajak penghasilan, tetapi termasuk biaya keuangan (financial cost) dan non cash bookeeping entries. NOPAT dapat dihitung sebagai berikut: ππππ΄π = πΈππππππ π΄ππ‘ππ πππ₯ + π΅πππ¦π π΅π’πππ 5.3.2. Invested Capital Young dan OβByrne (2001) dalam Pinangkaan (2010), bependapat bahwa : βInvested capital is the sum of all the firmβs financing, apart from shorttherm, noninterest bearing liabilities,such as accounts payable, accurage wages, and accurage taxes.β
http://digilib.mercubuana.ac.id/
23
Menurut Tunggal (2008:4), Invested capital adalah jumlah seluruh pinjaman perusahaan diluar pinjaman jangka pendek tanpa bunga (non β interest bearing liabilities), seperti hutang dagang, biaya yang masih harus dibayar, hutang pajak, uang muka pelanggan dan sebagainya.
Invested capital dapat
dihitung dengan cara: Invested Capital = Cash + Working Capital Requirement + Fixed Assets Dimana : Working Capital Requirement = (persediaan + piutang dagang + aktiva lancar lainnya) β (hutang dagang + biaya-biaya masih harus dibayar + uang muka pelanggan) Atau : Invested Capital = Total Assets β Non-Interest Bearing Current Liabilities 5.3.3. Cost of Capital Menurut Mardiyanto (2009:234), biaya modal (cost of capital) adalah tingkat imbal hasil minimum yang harus diterima oleh investor sehingga investor bersedia mendanai suatu proyek pada tingkat risiko tertentu. Sedangkan menurut Tunggal (2008:30), biaya modal adalah tingkat pengembalian minimum atas modal yang dibutuhkan untuk mengganti pinjaman dan ekuitas investor. 1) Cost of debt (kd) Menurut Titman (2011:461), βthe cost of debt is the rate return the firmβs lenders demand when they loan money to the firmβ. Biaya utang merupakan tingkat keuntungan yang diisyaratkan pemberi pinjaman atas
http://digilib.mercubuana.ac.id/
24
investasi perusahaan yang dibelanjai dengan utang (Sudana. 2011:136). Menurut Van Horne & Wachowicz (2007:125) cost of debt dapat dirumuskan sebagai berikut : kd = kb (1-t) πππππ ππ’πππ
kb = π‘ππ‘ππ π’π‘πππ π¦πππ πππππ’πππ kd = biaya hutang setelah pajak kb = biaya hutang sebelum pajak t = tingkat pajak 2) Cost of preferred stock (kp) Cost of preferred stock merupakan biaya penggunaan dana yang berasal dari penjualan saham preferen atau biaya saham preferen dapat dihitung dengan membagi dividen saham preferen dengan harga neto yang diperoleh dari penjualan saham preferen baru (Van Horne dan Wachowiz; 2007:126). Rumusnya adalah sebagai berikut : kp = dp / po kp = cost of preferred stock dp =dividen yang dibayar po = harga pasar saham preferen 3) Cost of common equity (ks) Salah satu cara untuk menghitung cost of common equity (ks) adalah dengan metode dividend growth mode. Menurut Keown, Martin, Petty dan Scott (2010:8) rumus yang digunakan adalah sebagai berikut :
http://digilib.mercubuana.ac.id/
25
ks = ( D1 / Pcs) + g D1 = D0 ( 1 + g ) ks = cost of common equity D1 = estimasi deviden diharapkan dimasa depan D0 = dividen per share Pcs = harga saham ketika pembagian deviden g = tingkat pertumbuhan dividen Sementara itu menurut Tambunan (2008:222), tingkat pertumbuhan deviden (g) suatu perusahaan yang dihitung dengan rumus : π = π
ππΈ Γ π
ππ‘πππ‘πππ π
ππ‘π π
ππ‘πππ‘πππ π
ππ‘π = 1 β π·ππ
π·ππ
=
π·ππ£πππππ πππ‘ πΌπππππ
ROE = return on equity DPR = dividend payout ratio
5.3.4. Weight Average Cost of Capital (WACC) Young dan OβByrne (2001) mengungkapkan bahwa : βThe required rate of return on each capital component is called its component cost and the cost of capital used to analize capital budgeting decisions should be a weighted average of the various componentβs cost. We called this weighted average just that, the weighted average cost of capital.β
http://digilib.mercubuana.ac.id/
26
Sedangkan menurut Titman, Martin dan Anshuman (2008:122) : βThe weighted average cost of capital (WACC) is a weighted average of the after-tax costs of the various sources of invested capital raised by the firm to finance its operations and investment.β Menurut Mardiyanto (2009:239), WACC dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut : ππ΄πΆπΆ = ππ. πΎπ + ππ . πΎπ + ππ. πΎπ WACC
= biaya modal rata-rata tertimbang
Wd
= presentase utang dari modal
Ws
= presentase saham biasa atau laba ditahan dari modal
Wp
= presentase saham preferen dari modal
Kd
= biaya hutang
Ks
= biaya saham biasa atau laba ditahan
Kp
= biaya saham preferen
6. Market Value Added (MVA) 6.1. Pengertian MVA Menurut Gallagher (2000:96) dalam Tunggal (2008:11), βmarket value added is the market value of the firm, debt plus equity, minus the total amount of capital invested in the firm.β Sedangkan Geoffrey Colvin (2000:208) dalam Tunggal (2008:11) mendefinisikan market value added sebagai βthe difference
http://digilib.mercubuana.ac.id/
27
between the total capital investors have put into a company and the money they can now take out.β Menurut Brigham dan Houston (2010:111), Market Value Added (MVA) adalah perbedaan antara nilai pasar ekuitas suatu perusahaan dengan nilai buku seperti yang disajikan dalam neraca, nilai pasar dihitung dengan mengalikan harga saham dengan jumlah saham yang beredar. MVA dapat dirumuskan sesbagai berikut: MVA = Market Value of Equity β Invested Capital MVA = (closing price x jumlah saham yang beredar) β Invested Capital 6.2. Kelebihan dan Kekurangan MVA Kelebihan MVA menurut Young dan OβByrne (2001:31) adalah bahwa para manajer dapat dengan penuh percaya diri memaksimalkan MVA saat ini sehingga kelebihan pengembalian juga akan maksimal. Sedangkan kekurangan MVA menurutnya adalah sebagai berikut : 1. MVA mengabaikan kesempatan biaya oportunitis dari modal yang diinvestasikan pada perusahaan. 2. MVA adalah sebuah indikator βsekali bidikβ yang mengukur perbedaan nilai pasar dan modal yang diinvestasikan pada tanggal tertentu.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
28
7. Penelitian Terdahulu Berikut adalah hasil-hasil penelitian yang terdahulu : Tabel 2.1 HASIL PENELITIAN TERDAHULU No. 1.
Nama Getereida Pinangkaan, 2010
2.
Vandi Andriawan, 2015
3.
Abdul Ghafoor A, Kalsoom Siddique dan Ghulam Sarwar, 2014
4.
Roniko Pardede dan Esti Silalahi, 2014
5.
Ury Tri Rahayu dan Siti Aisyah, 2012
6.
Ansori, 2015
Judul Pengaruh Return On Investment (ROI) dan Economic Value Added (EVA) Terhadap Return Saham Pengaruh Economic Value Added (EVA), Market Value Added (MVA), Return On Equity (ROE), dan Basic Earning Power (BEP) Terhadap Return Saham The Effect Of Economic Value Added On Stock Return: Evidence From Selected Companies Of Karachi Stock Exchange Pengaruh Economic Value Added, Reutrn On Asset, Return On Equity, Dan Earning Per Share Terhadap Return Saham Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di BEI Pengaruh Economic Value Added dan Market Value Added Terhadap Return Saham Pengaruh Economic Value Added dan Market Value Added Terhadap Return Saham Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Hasil ROI dan EVA tidak berpengaruh signifikan terhadap return saham EVA dan MVA tidak berpengaruh signifikan, ROE dan BEP berpengaruh signifikan terhadap return saham The value of stock is affected by variable Economic Value Added and it is significant at a level less than 10 % EVA, ROA, ROE dan EPS tidak berpengaruh signifikan terhadap return saham
EVA dan MVA tidak berpengaruh signifikan terhadap return saham EVA dan MVA berpengaruh signifikan terhadap return saham
29
7.
Pengaruh Economic Value Added, Market Value Added dan Return On Equity Terhadap Return Saham
Chandra, 2015
EVA dan MVA berpengaruh signifikan, ROE berpengaruh negatif signifikan terhadap return saham
B. Rerangka Pemikiran Berdasarkan landasan teoritis dan hasil penelitian sebelumnya, maka model konseptual dalam penelitin ini dapat digambarkan sebagai berikut:
Return On Equity
H1 Economic Value Added
H2
Market Value Added
Return Saham
H3
Gambar 2.1 Rerangka Pemikiran C. Hipotesis 1. ROE terhadap Return Saham ROE berguna untuk mengetahui besarnya kembalian yang diberikan oleh perusahaan untuk setiap modal dari pemilik. Rasio ini menunjukkan kesuksesan manajemen dalam memaksimalkan tingkat kembalian pada pemegang saham.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
30
Semakin tinggi ROE maka akan semakin baik karena menandakan kinerja perusahaan semakin baik dan memberikan tingkat kembalian (return) yang lebih besar pada pemegang saham. Penelitian yang dilakukan oleh Vandi
(2015)
menunjukkan bahwa ROE berpengaruh signifikan terhadap return saham. Hipotesis alternatif pertama dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut: H1 : Diduga Return On Equity (ROE) berpengaruh terhadap return saham perusahaan kontruksi 2. EVA terhadap Return Saham EVA merupakan suatu tolak ukur kinerja keuangan yang berbasis nilai. EVA mengukur nilai tambah yang dihasilkan suatu perusahaan dengan cara mengurangi beban biaya modal (cost of capital) yang timbul sebagai akibat investasi yang dilakukan. EVA merupakan alat ukur yang sangat berkaitan dengan harga saham. EVA yang positif menandakan bahwa perusahaan berhasil menciptakan nilai tambah (value creation) bagi pemilik perusahaan atau investor. Sehingga apabila EVA positif maka tingkat keuntungan saham akan meningkat. Penelitian yang dilakukan oleh Chandra (2015), Ghafoor dkk. (2012) dan Ansori (2015) menunjukkan hasil bahwa EVA berpengaruh terhadap return saham. Hipotesis alternatif kedua dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut: H2 : Diduga Economic Value Added (EVA) berpengaruh terhadap return saham perusahaan kontruksi
http://digilib.mercubuana.ac.id/
31
3. MVA terhadap Return Saham MVA adalah perbedaan antara nilai pasar ekuitas suatu perusahaan dengan nilai buku seperti yang disajikan dalam neraca, nilai pasar dihitung dengan mengalikan harga saham dengan jumlah saham yang beredar. Konsep inti dari MVA adalah harga saham, dimana nilai pasar tergantung pada harga saham yang beredar. Dengan demikian bila MVA suatu perusahaan positif maka hal tersebut akan berpengaruh terhadap return yang dapat diterima oleh pemegang saham. Penelitian Chandra (2015) dan Ansori (2015) menunjukkan hasil bahwa MVA berpengaruh terhadap return saham. Hipotesis alternatif ketiga dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut: H3 : Diduga Market Value Added (MVA) berpengaruh terhadap return saham perusahaan kontruksi
http://digilib.mercubuana.ac.id/