BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS A. Kajian Pustaka 1. Resources Based View (RBV) Teori RBV membahas mengenai sumber daya dan kemampuan internal perusahaan serta hubungannya dengan pengambilan keputusan strategis. Selain itu RBV menjelaskan bagaimana sumber daya perusahaan mempengaruhi hasil dan proses yang kompetitif secara eksternal. RBV juga merupakan faktor persaingan perusahaan dan peranan dari sumber daya internal pada perusahaan dalam menentukan hasil yang kompetitif. RBV merupakan teori yang berakar dalam perekonomian, selain itu RBV berorientasi pada isi dan formulasi strategi (Madhani, 2010). RBV menjelaskan bahwa perusahaan yang mampu mengelola sumber dayanya dan pengetahuannya dengan baik maka perusahaan tersebut akan memiliki keunggulan kompetitif yang berpengaruh terhadap kinerja perusahaan (Kuryanto, 2008). Dalam Teori RBV sebuah perusahaan yang maju merupakan kumpulan sumber daya dan kemampuan yang membuat mereka berbeda dengan perusahaan lainnya sehingga menjadikan mereka lebih unggul dan kompetitif dalam mengelola sumber daya yang dimilikinya. RBV menganggap organisasi dapat dianggap sebagai sumber daya fisik, sumber daya manusia dan sumber daya organisasi (Barney, Amit dalam Madhani, 2010). Sumber daya yang berharga memungkinkan perusahaan untuk melakukan hal – hal dan berperilaku dengan
8
http://digilib.mercubuana.ac.id/
9
mengarahkan pada penjualan yang tinggi, biaya rendah, margin tinggi, atau dalam cara lain guna meningkatkan nilai perusahaan (Barney dalam Madhani, 2010). Dan juga meningkatkan kemampuan perusahaan dalam menambah nilai dalam jumlah pelanggan, mengembangkan produk baru, atau memperluas pasar. Sumber daya yang dimaksud dalam hal ini adalah modal intelektual yang terdiri dari human capital, structural capital, dan relational capital. Sumber daya harus memenuhi kriteria “VRIN” agar dapat memberikan keunggulan kompetitif dan kinerja yang baik secara berkelanjutan. Menurut Barney dalam Dwipayani (2014) yang dimaksud dengan kriteria “VRIN” adalah : a
Valuable (berharga) yaitu sumber daya akan menjadi berharga jika dapat memberikan nilai strategis pada perusahaan.
b
Rare (langka) yaitu sumber daya yang sulit untuk ditemukan diantara para pesaing dan hanya menjadi potensi perusahaan.
c
Imperfectly imitable (susah ditiru) yaitu sumber daya dapat memberikan keunggulan kompetitif yang berkelanjutan karena perusahaan lain tidak memiliki sumber daya ini dan tidak dapat menirunya
d
Non suitable (tidak ada barang pengganti) yaitu sumber daya yang tidak dapat digantikan dengan sumber daya lain sehingga dapat menjadi keunggulan yang kompetitif karena perusahaan lain tidak bisa mendapatkan hasil yang sama.
Menurut Barney RBV juga mengkategorikan sumber daya menjadi tiga kelompok yaitu :
http://digilib.mercubuana.ac.id/
10
a
Modal sumber daya fisik yang meliputi gedung, mesin dan peralatan
b
Modal sumber daya manusia yang meliputi pelatihan, pengalaman dan wawasan
c
Modal sumber daya organisasi yang meliputi struktur formal
Berdasarkan penjelasan tersebut diatas modal intelektual mampu memenuhi syarat menjadi sumber daya yang mampu menciptakan keunggulan kompetitif perusahaan. Dengan memaksimalkan human capital yang termasuk didalamnya elemen sumber daya manusia akan mampu memberikan nilai tambah bagi perusahaan sehingga dapat menciptakan kinerja, serta inovasi yang baik bagi perusahaan dalam menciptakan tingkat profitabilitas serta nilai perusahaan. 2. Knowledge Based View (KBV) Knowledge based view atau pandangan berbasis pengetahuan adalah ekstensi baru dari pandangan berbasis sumber daya perusahaan yang memberikan teoritis yang kuat dalam mendukung modal intelektual. KBV berasal dari RBV dan menunjukkan bahwa pengetahuan dalam berbagai bentuknya adalah kepentingan sumber daya bagi perusahaan (Grant dalam Fahmi Basyar, 2010). Teori berbasis pengetahuan perusahaan menguraikan karakteristik khas sebagai berikut : a
Pengetahuan mengambil makna yang paling strategis di perusahaan
b
Kegiatan dan proses produksi di perusahaan melibatkan penerapan pengetahuan
c
Individu – individu dalam organisasi
tersebut
yang bertanggung
jawab untuk membuat, memegang, dan berbagi pengetahuan.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
11
Knowledge based theory mengidentifikasi bahwa kelangkaan dan kesulitan untuk mentransfer dan mereplikasi merupakan sumber daya yang sangat penting dan kompetitif dalam menghadapi persaingan (Nonaka dan Takeuchi dalam Fahmi Basyar, 2010). Pendekatan basis ini membentuk dasar untuk membangun keterlibatan modal manusia dalam kegiatan rutin perusahaan yang dicapai melalui peningkatan keterlibatan karyawan dalam perumusuan tujuan operasional dan jangka panjang perusahaan (Fleming dalam Jafar, 2014) untuk mencapai tingkat profitabilitas yang tinggi serta meningkatkan nilai perusahaan di mata para investor. 3. Modal Intelektual Definisi modal intelektual yang dijelaskan oleh Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD : 1999) mengacu pada hal-hal seperti software, jaringan distribusi, dan rantai pasokan, sering kali istilah IC diperlakukan sebagai sinonim dari aktiva tidak berwujud. Meskipun demikian, definisi yang diajukan OECD menyajikan cukup perbedaan dengan meletakkan IC sebagai bagian terpisah dari dasar penetapan intangible asset secara keseluruhan suatu perusahaan. Modal intelektual merupakan suatu informasi tentang pengetahuan yang diaplikasikan dalam pekerjaan untuk menciptakan nilai (Williams 2001). Stewart (1997) menyatakan modal intelektual dapat dipandang sebagai pengetahuan, dalam pembentukan, kekayaan intelektual dan pengalaman yang dapat digunakan untuk menciptakan kekayaan.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
12
Para ahli telah mengemukakan beberapa elemen yang menjadi bagian dalam modal intelektual, dan secara umum elemen – elemen dalam modal intelektual terdiri dari Human Capital (HC), Structural Capital (SC), dan Customer Capital (CC) dalam Bontis et al (2000). Definisi dari ketiga elemen modal intelektual adalah sebagai berikut : a
Human Capital (HC)
Human capital adalah keahlian dan kompetensi yang dimiliki karyawan dalam memproduksi barang dan jasa serta kemampuannya untuk dapat berhubungan baik dengan pelanggan. Yang termasuk dalam human capital yaitu pendidikan, pengalaman dan keterampilan. Menurut Bontis (2000) human capital adalah kombinasi dari pengetahuan, skill, kemampuan melakukan inovasi dan kemampuan menyelesaikan tugas, meliputi nilai perusahaan, kultur, dan filsafatnya. Jika perusahaan berhasil dalam mengelola pengetahuan karyawannya maka hal itu dapat meningkatkan human capital. Sehingga human capital merupakan kekayaan yang dimiliki oleh suatu perusahaan yang terdapat dalam tiap individu yang ada di dalamnya. Human capital ini yang nantinya akan mendukung structural capital dan customer capital. b
Structural Capital (SC)
Structural capital adalah infrastruktur yang dimiliki oleh suatu perusahaan dalam memenuhi kebutuhan pasar. Yang menjadi bagian structural capital adalah sistem teknologi, sistem operasional perusahaan, paten, merk dagang dan kursus pelatihan.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
13
Menurut Pertiwi dan Sakini (2005) structural capital adalah kekayaan potensial perusahaan yang tersimpan dalam organisasi dan manajemen perusahaan. Structural Capital merupakan infrastruktur pendukung dari human capital sebagai sarana dan prasana pendukung kinerja karyawan. Dengan infrastruktur yang memadai akan mendukung kinerja karyawan dalam menciptakan potensi memajukan perusahaan. c
Customer Capital (CC)
Customer capital adalah orang orang yang berhubungan dengan perusahaan, yang menerima pelayanan yang diberikan oleh perusahaan tersebut. Customer Capital juga dapat diartikan sebagai kemampuan perusahaan untuk mengidentifikasi kebutuhan dan keinginan pasar sehingga menghasilkan hubungan baik dengan pihak luar. Customer Capital merupakan komponen modal intelektual yang memberikan nilai yang nyata bagi perusahaan dengan menciptakan suatu hubungan atau relasi yang harmonis dengan para mitranya atau bagian di luar lingkungan perusahaan. Customer Capital terdiri dari hubungan perusahaan dengan stakeholder yang meliputi hubungan antara perusahaan dengan konsumen, pemasok, kreditor, dan investor (Rousilita 2012). 4. Value Added Intellectual Coefficient TM (Model Pulic) Menurut Chan (2009) sejumlah studi dan literatur menyatakan bahwa metode VAICTM bisa menjadi metode pengukuran modal intelektual yang menjanjikan. Metode VAICTM ini dikembangkan oleh Pulic ditahun 1997, metode ini didesain untuk menyajikan informasi tentang efisiensi penciptaan nilai dari
http://digilib.mercubuana.ac.id/
14
aset berwujud dan aset tak berwujud yang dimiliki oleh perusahaan dan merupakan instrumen untuk mengukur kinerja modal intelektual perusahaan. VA adalah indikator paling objektif untuk menilai keberhasilan bisnis dan menunjukkan kemampuan perusahaan dalam penciptaan nilai (Value Creation) (Pulic, 1997). Metode VAICTM yang dikembangkan oleh Pulic ini mengukur efisiensi dari tiga jenis input yang dimiliki oleh perusahaan, antara lain : Human Capital (HC) (VAHU – value added human capital), structural capital (SC) (STVA – structural capital value added) dan Capital Employed (CE) (VACA – value added capital employed). a
Value added human capital (VAHU)
Value added human capital adalah indikator efisiensi nilai tambah modal manusia. VAHU merupakan rasio dari value added (VA) terhadap Human Capital (HC). Hubungan
ini mengindikasikan
kemampuan tenaga kerja untuk
menghasilkan nilai bagi perusahaan dari dana yang dikeluarkan untuk tenaga kerja tersebut. Rasio ini menunjukkan kontribusi yang dibuat oleh setiap rupiah yang diinvestasikan dalam Human Capital (HC) terhadap value added organisasi. Pulic (1997) memperlakukan tenaga kerja sebagai entitas penciptaan nilai (value creating entity). Hasilnya adalah bahwa VA menghasilkan the new created wealth of a period. Hubungan antara VA dan HC menunjukkan bahwa kemampuan dari HC untuk menciptakan nilai di dalam perusahaan. Semakin banyak value added dihasilkan dari setiap rupiah yang dikeluarkan oleh perusahaan menunjukkan bahwa perusahaan telah mengelola sumber daya
http://digilib.mercubuana.ac.id/
15
manusia secara maksimal sehingga menghasilkan tenaga kerja berkualitas yang pada akhirnya akan meningkatkan kinerja keuangan perusahaan (Ulum, 2008). Sumber daya manusia atau karyawan merupakan asset strategic perusahaan yang dapat meningkatkan kualitas perusahaan. Human capital (modal manusia) mencerminkan kemampuan kolektif perusahaan untuk menghasilkan solusi terbaik berdasarkan pengetahuan yang dimiliki orang – orang dalam perusahaan tersebut (Pramestiningrum, 2013). b
Structural Capital Value Added (STVA)
Structutral capital value added menunjukkan kontribusi structural capital (SC) dalam penciptaan nilai (Fajarini dan Firmansyah, 2012). STVA merupakan rasio dari SC terhadap VA. Rasio ini mengukur jumlah SC yang dibutuhkan untuk menghasilkan 1 rupiah dari VA dan merupakan indikasi bagaimana keberhasilan SC dalam penciptaan nilai, artinya semakin besar kontribusi HC dalam value creation maka akan semakin kecil kontribusi SC dalam hal tersebut (Pramudita, 2012). Menurut Sawarjuwono dan Kadir (2003) structural capital adalah kemampuan perusahaan dalam memenuhi proses produksi perusahaan dan strukturnya
yang mendukung karyawannya
untuk menghasilkan kinerja
intelektual yang optimal serta kinerja bisnis secara keseluruhan, misalnya : sistem operasional perusahaan, proses manuffacturing, budaya organisasi, filosofi manajemen dan semua bentuk intellectual property yang dimiliki dan dikuasai oleh perusahaan.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
16
c
Value Added Capital Employed (VACA)
Value added capital employed adalah indikator untuk VA yang diciptakan oleh satu unit dari physical capital or capital employed (CE). VACA merupakan rasio dari dari VA terhadap CE. Rasio ini menunjukkan kontribusi yang dibuat oleh setiap unit dari CE terhadap value added organisasi. Pulic mengasumsikan bahwa jika 1 unit dari CE menghasilkan return yang lebih besar dari pada perusahaan yang lain, maka perusahaan tersebut dapat dikatakan telah memanfaatkan CE (dana yang tersedia) sebagai bagian dari modal intelektual yang lebih baik (Ulum, 2008). Keunggulan metode Pulic adalah kemudahan dalam perolehan data yang digunakan dalam penelitian. Data yang dibutuhkan untuk menghitung berbagai rasio tersebut adalah angka – angka keuangan standar yang terdapat dalam laporan keuangan perusahaan. Pengukuran alternatif modal intelektual selain model Pulic terbatas pada pengukuran indikator keuangan dan non keuangan yang bersifat unik yang ada pada perusahaan secara individu. Kemampuan penerapan pengungkapan alternatif modal intelektual tersebut memiliki keterbatasan untuk jumlah sampel yang besar dan terdiversifikasi secara luas (Firer dan Williams, 2003). 5. Profitabilitas Profitabilitas
merupakan
kemampuan
suatu
perusahaan
untuk
mendapatkan laba dalam suatu periode tertentu. Pengetian yang sama disampaikan oleh Husnan (2001) bahwa profitabilitas adalah kemampuan suatu perusahaan dalam menghasilkan keuntungan pada tingkat penjualan, aset, dan
http://digilib.mercubuana.ac.id/
17
modal saham tertentu. Profitabilitas menggambarkan kemampuan badan usaha untuk menghasilkan laba dengan menggunakan seluruh modal yang dimilikinya. Penggunaan rasio profitabilitas dapat dilakukan dengan menggunakan perbandingan antara berbagai komponen yang ada dilaporan keuangan neraca dan laporan laba rugi. Pengukuran dapat dilakukan untuk beberapa periode operasi yang bertujuan untuk dapat melihat perkembangan perusahaan dalam rentang waktu tertentu, baik kenaikan ataupun penurunannya sekaligus untuk mencari penyebab perubahan tersebut. Menurut Kasmir (2008) tujuan penggunaan rasio profitabilitas bagi perusahaan, maupun bagi pihak luar perusahaan yaitu : a
Untuk mengukur atau menghitung laba yang diperoleh perusahaan dalam satu periode tertentu
b
Untuk menilai posisi laba perusahaan tahun sebelumnya dengan tahun sekarang
c
Untuk menilai perkembangan laba dari waktu ke waktu
d
Untuk menilai besarnya laba bersih sesudah pajak dengan modal sendiri
Penggunaan rasio
profitabilitas ini dilakukan dengan cara melakukan
pengukuran terhadap komponen laporan keuangan, hal ini dilakukan agar terlihat posisi keuangan dalam rentang waktu tertentu baik itu penurunan ataupun kenaikan yang nantinya digunakan pihak manajemen untuk melakukan evaluasi untuk meningkatkan kinerja perusahaan tersebut.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
18
Terdapat 4 jenis analisis yang digunakan untuk menilai tingkat profitabilitas, terdiri dari : a
Net Profit Margin (NPM) Rasio ini mengukur laba bersih setelah pajak terhadap penjualan. Semakin tinggi net profit margin semakin baik operasi suatu perusahaan. Net profit margin dapat dihitung dengan menggunakan rumus : Net profit margin =
b
Laba Bersih Setelah Pajak Penjualan
Gross Profit Margin (GPM) Rasio ini merupakan perbandingan antara laba kotor dengan penjualan. Dimana semakin besar Gross Profit Margin berarti semakin baik keadaan operasi perusahaan, karena hal ini menunjukkan bahawa harga pokok penjualan relatif lebih rendah dibandingkan dengan penjualan, sebaliknya apabila gross profit margin rendah itu mengindikasikan kurang baiknya operasi perusahaan (Syamsudin, 2009). Gross profit margin dapat dihitung dengan menggunakan rumus : Gross profit margin =
c
Penjualan – Harga Pokok Penjualan Penjualan
Return On Assets (ROA) Rasio ini merupakan perbandingan laba bersih setelah pajak dengan rata – rata total aktiva. ROA menunjukkan efektivitas perusahaan dalam mengelola aktiva baik modal sendiri maupun modal pinjaman. Semakin tinggi Return On Assets (ROA) maka akan memberikan
http://digilib.mercubuana.ac.id/
19
pengaruh terhadap volume penjualan. Return On Assets dapat dihitung dengan menggunakan rumus : Laba Bersih Setelah Pajak Total Assets
Return On Assets =
Rasio
dalam
menggunakan
pengukuran rasio
ROA,
profitabilitas
dalam
dikarenakan
rasio
penelitian ini
ini
merupakan
pengukuran kemampuan perusahaan secara keseluruhan di dalam menghasilkan keuntungan dengan jumlah keseluruhan aktiva yang tersedia di dalam perusahaan, semakin tinggi rasio ini berarti semakin baik keadaan suatu perusahaa Syamsudin (2004). ROA mengukur efektivitas keseluruhan dalam menghasilkan laba dari modal yang diinvestasikan (Horne dan Wachowicz, 2005 : 235). ROA mudah dihitung dan dipahami serta merupakan alat pengukur prestasi manajemen yang sensitif terhadap setiap pengaruh keadaan keuangan perusahaan sehingga cepat mendorong tercapainya tujuan perusahaan. d
Return On Equity (ROE) Rasio ini merupakan perbandingan antara laba bersih setelah pajak dengan total ekuitas. Return on equity merupakan suatu pengukuran dari penghasilan yang tersedia bagi pemilik perusahaan atas modal yang mereka investasikan didalam perusahaan (Syafri, 2008).Return On Equity dapat dihitung dengan menggunakan rumus : Return On Equity =
Laba Bersih Setelah Pajak Ekuitas
http://digilib.mercubuana.ac.id/
20
6. Nilai Perusahaan Nilai
perusahaan
merupakan
persepsi
investor
terhadap
tingkat
keberhasilan perusahaan yang terkait erat dengan harga sahamnya (Sujoko dan Soebiantoro, 2007). Harga saham yang tinggi otomatis akan mengakibatkan nilai perusahaan juga menjadi semakin tinggi, yang tentunya akan meningkatkan kepercayaan pasar bahwa kinerja perusahaan ini tidak hanya memiliki nilai yang bagus di waktu yang sekarang tetapi juga untuk di masa yang akan datang. Nilai perusahaan yang tinggi dapat meningkatkan kemakmuran bagi para pemegang saham, sehingga para pemegang saham akan menginvestasikan modalnya kepada perusahaan tersebut (Tendi Haruman, 2007). Kekayaan pemegang saham dan perusahaan dipresentasikan oleh harga pasar dari saham yang merupakan cerminan dari keputusan investasi, pendanaan, dan manajemen aset. Memaksimumkan nilai perusahaan merupakan tujuan jangka panjang suatu perusahaan, karena perusahaan yang memiliki nilai itu sangat dihargai dipasaran karena dianggap memiliki prospek yang bagus di masa depan. Tujuan ini dapat dicapai dengan cara mengoptimalkan pelaksanaan fungsi manajemen keuangan, dimana satu keputusan keuangan yang diambil akan mempengaruhi keputusan keuangan lainnya dan berdampak pada nilai perusahaan (Fama and French, 1998 dalam Wahyudi Untung, 2006). Nilai perusahaan dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan Price Book Value (PBV) yang merupakan perbandingan antara harga saham dengan nilai buku ekuitas, dimana apabila semakin tinggi rasio ini maka menunjukkan bahwa pasar semakin percaya akan prospek perusahan tersebut.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
21
Menurut Darmadji dan Fakhrudin (2001:141) Price Book Value merupakan rasio yang menggambarkan seberapa besar pasar menghargai nilai buku saham dari suatu perusahaan. Salah satu fungsi PBV adalah untuk menentukant apakah sebuah saham saat ini sudah diperdagangkan di harga sesuai berdasarkan hasil historisnya. Menurut Brigham dan Huston (2006) dalam Wijaya, Bandi, dan Wibawa (2010), PBV mengukur nilai yang diberikan pasar keuangan kepada manajemen dan organisasi perusahaan sebagai sebuah perusahaan yang terus tumbuh dengan rumusan : Harga per Lembar Saham PBV =
x 100% Nilai Buku Lembar Saham
7. Penelitian Terdahulu Berikut beberapa penelitian terdahulu yang telah dilakukan mengenai modal intelektual : Rousilita Suhendah (2012) melakukan penelitian mengenai pengaruh intellectual capital terhadap profitabilitas, produktivitas, dan penilaian pasar pada perusahaan yang go publik di Indonesia pada tahun 2005 – 2007. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh perusahaan yang terdaftar di BEI dari tahun 2005 – 2007. Metode penentuan sampel menggunakan pusposive sampling. Dengan beberapa kriteria yang telah ditentukan maka jumlah sampel yang digunakan adalah sebanyak 95 perusahaan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa : (1) intellectual capital berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas (positif) dan produktivitas (negatif), namun tidak berpengaruh signifikan terhadap nilai pasar.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
22
(2) Physical capital tidak berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas, produktivitas, dan penilaian pasar. (3) Human capital berpengaruh signifikan terhadap
produktivitas,
namun
tidak
berpengaruh
signifikan
terhadap
profitabilitas dan penilaian pasar. (4) Structural capital berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas dan produktivitas, namun tidak berperngaruh signifikan terhadap penilaian pasar. Fahmi Basyar (2010) melakukan penelitian mengenai pengaruh modal intelektual (intellectual capital/IC) terhadap return on asset perusahaan perbankan yang terdaftar di bursa efek indonesia (BEI) tahun 2007 – 2009. Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2007 – 2009. Metode penentuan sampel menggunakan purposive sampling. Dengan beberapa kriteria yang telah ditentukan maka jumlah sampel yang digunakan adalah sebanyak 25 sampel yang terdiri dari 15 bank komersial atau bank umum dan 10 bank asing yang terdaftar di BEI. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa (1) Hasil analisis regresi linier berganda menunjukkan uji statistik t menunjukkan bahwa variabel Human Capital Efficiency (HCE) tidak berpengaruh signifikan terhadap Return on Asset perusahaan perbankan. (2) Hasil analisis regresi linear berganda menggunakan uji statistik t menunjukkan bahwa variabel Structural Capital Efficiency (SCE) tidak berpengaruh signifikan terhadap Return on Asset perusahaan perbankan. (3) Hasil analisis regresi linier berganda menggunakan uji statistik t menunjukkan bahwa variabel Capital Employed Efficiency (CEE) memiliki pengaruh positif yang signifikan terhadap Return on Asset perusahaan perbankan (4) Hasil analisis regresi linier berganda
http://digilib.mercubuana.ac.id/
23
menggunakan uji statistik f (anova) menunjukkan bahwa variabel Value Added Intellectual Coeffisient (VAIC) yang terditi dari HCE, SCE, dan CEE secara bersamaan (simultan) berpengaruh positif secara signifikan terhadap Return on Asset (ROA) perusahaan perbankan. I Gede Cahyadi Putra (2011) melakukan penelitian mengenai pengaruh modal intelektual pada nilai perusahaan perbankan yang go public di Bursa Efek Indonesia. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2008 – 2010. Metode penentuan sampel yang digunakan adalah metode purposive sampling. Berdasarkan beberapa kriteria yang telah ditentukan maka terpilihlah 25 perusahaan
perbankan
sebagai
sampel
penelitian.
Hasil
penelitian
ini
menunjukkan berdasarkan hasil pengujian multiple regression analysis diperoleh konstanta sebesar 0,137 dan nilai signifikansi dari variabel independen sebesar 0,032 yang lebih kecil dari α (0,05). Hal ini menunjukkan bahwa modal intelektual berpengaruh positif pada nilai perusahaan. Ni Made Sunarsih dan Ni Putu Yuria Mendra (2011) melakukan penelitian mengenai pengaruh modal intelektual terhadap nilai perusahaan dengan kinerja keuangan sebagai variabel intervening pada perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode tahun 2005 – 2010. Metode penentuan sampel yang digunakan adalah metode purposive sampling. Berdasarkan beberapa kriteria sampel yang terlpilih 1.049 observasi. Hasil penelitian ini menunjukkan (1) Modal intelektual berpengaruh positif terhadap kinerja keuangan (2) Modal
http://digilib.mercubuana.ac.id/
24
intelektual tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan (3) Kinerja keuangan sebagai variabel intervening mampu memediasi hubungan antara modal intelektual dengan nilai perusahaan. Setyarini Santoso (2012) melakukan penelitian mengenai pengaruh modal intelektual dan pengungkapannya terhadap kinerja perusahaan. Populasi dalam sampel ini adalah perusahaan – perusahaan yang terdaftar di BEI. Metode penentuan sampel yang digunakan adalan metode purposive sampling. Berdasarkan beberapa kriteria sampel yang terpilih adalah 31 perusahaan besar yang terdaftar di BEI. Hasil penelitian ini menunjukkan modal intelektual serta pengungkapannya tidak berpengaruh terhadap kinerja perusahaan di Indonesia saat ini dan satu tahun yang akan datang. Perusahaan di Indonesia masih mengandalkan value added nya melalui efisiensi modal fisik dan bukan modal intelektual. Tabel 2.1 Penelitian Sebelumnya No 1
Peneliti
Judul
Rousilita Pengaruh Suhendah (2012) Intellectual Capital Terhadap Profitabilitas, Produktivitas, dan Penilaian Pasar Pada Perusahaan Yang Go Publik di Indonesia Pada Tahun 2005 – 2007
Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan metode analisis regresi berganda
Hasil penelitian (1) intellectual capital berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas (positif) dan produktivitas (negatif), namun tidak berpengaruh signifikan terhadap nilai pasar. (2) Physical capital tidak berpengaruh signifikan terhadap
http://digilib.mercubuana.ac.id/
25
profitabilitas, produktivitas, dan penilaian pasar. (3) Human capital berpengaruh signifikan terhadap produktivitas, namun tidak berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas dan penilaian pasar. (4) Structural capital berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas dan produktivitas, namun tidak berperngaruh signifikan terhadap penilaian pasar. 2
Fahmi Basyar (2010)
Pengaruh Modal Intelektual (Intellectual Capital/IC) Terhadap Return On Asset Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2007 – 2009
Penelitian ini menggunakan metode pendekatan kuantitatif
http://digilib.mercubuana.ac.id/
(1) Hasil analisis regresi linier berganda menunjukkan uji statistik t menunjukkan bahwa variabel Human Capital Efficiency (HCE) tidak berpengaruh signifikan terhadap Return on Asset perusahaan perbankan. (2) Hasil analisis regresi linear berganda menggunakan uji statistik t menunjukkan bahwa variabel Structural Capital Efficiency (SCE) tidak berpengaruh signifikan terhadap Return on Asset perusahaan perbankan.
26
(3) Hasil analisis regresi linier berganda menggunakan uji statistik t menunjukkan bahwa variabel Capital Employed Efficiency (CEE) memiliki pengaruh positif yang signifikan terhadap Return on Asset perusahaan perbankan (4) Hasil analisis regresi linier berganda menggunakan uji statistik f (anova) menunjukkan bahwa variabel Value Added Intellectual Coeffisient (VAIC) yang terditi dari HCE, SCE, dan CEE secara bersamaan (simultan) berpengaruh positif secara signifikan terhadap Return on Asset (ROA) perusahaan perbankan. 3
I Gede Cahyadi Putra (2011)
Pengaruh Modal Intelektual Pada Nilai Perusahaan Perbankan Yang Go Public Di Bursa Efek Indonesia.
Penelitian ini menggunakan metode analisis regresi berganda
Berdasarkan hasil pengujian multiple regression analysis diperoleh konstanta sebesar 0,137 dan nilai signifikansi dari variabel independen sebesar 0,032 yang lebih kecil dari α (0,05). Hal ini menunjukkan bahwa modal intelektual berpengaruh positif pada nilai perusahaan.
4
Ni Made Sunarsih dan Ni Putu Yuria Mendra (2011)
Pengaruh Modal Intelektual Terhadap Nilai Perusahaan Dengan Kinerja Keuangan
Penelitian ini menggunakan metode analisis jalur
(1) Modal intelektual berpengaruh positif terhadap kinerja keuangan
http://digilib.mercubuana.ac.id/
27
Sebagai Variabel Intervening Pada Perusahaan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia.
(2) Modal intelektual tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan (3) Kinerja keuangan sebagai variabel intervening mampu memediasi hubungan antara modal intelektual dengan nilai perusahaan
5
Setyarini Santoso (2012)
Pengaruh Modal Intelektual dan Pengungkapannya Terhadap Kinerja Perusahaan
Penelitian ini menggunakan metode ordinary least square
Modal intelektual serta pengungkapannya tidak berpengaruh terhadap kinerja perusahaan di Indonesia saat ini dan satu tahun yang akan datang
6
Chen et.al (2005)
An Empirical Investigation of the Relationship Between Intellectual Capital and Firms’ Market Value and Financial Performance
Penelitian ini menggunakan metode analisis linear berganda
(1) VAIC, VACA dan VAHU memiliki pengaruh positif terhadap M/B, ROE, ROA, GR, dan EP (2) STVA tidak berpengaruh signifikan terhadap M/B (3) STVA memiliki pengaruh positif terhadap ROE (4) RD memiliki pengaruh positif terhadap ROA dan GR (5) AD memiliki pengaruh negatif terhadap ROE dan ROA
7
Reza Gharole Ahangar (2011)
The Relationship Between Intellectual Capitals and Financial Performance: An
Penelitian ini menggunakan metode analisis linear berganda
http://digilib.mercubuana.ac.id/
(1) HCE, Lev, ATO dan PC berpengaruh signifikan terhadap ROA (2) HCE, CEE, dan
28
Empirical Investigation In An Iranian Company
ATO berpengaruh signifikan positif terhadap GR (3) CEE berpengaruh signifikan negatif terhadap EP
8
9
Bontis et.al (2010)
Rehman et.al (2013)
Intellectual Capital and Business Performance in the Pharmaceutical Sector of Jordan
Penelitian ini menggunakan metode analisis linear berganda
(1) HC dan CC menjadi faktor yang signifikan dalam menjalankan usaha
Intellectual Capital Efficiency and Financial Performance of Insurance Sector in Pakistan : a Panel Data Analysis
Penelitian ini menggunakan metode analisis linear berganda
(1) HCE bepengaruh terhadap ROE dan EPS
(2) SC memiliki pengaruh positif terhadap kinerja perusahaan
(2) SCE dan CEE berpengaruh terhadap ROE dan EPS
Sumber : Beberapa jurnal terdahulu B. Rerangka Pemikiran dan Pengembangan Hipotesis 1. Pengaruh Value Added Human Capital (VAHU) terhadap Return on Assets (ROA) Human capital mencerminkan kemampuan kolektif perusahaan untuk menghasilkan solusi terbaik berdasarkan pengetahuan yang dimiliki orang – orang yang ada dalam perusahaan tersebut (Sawarjuwono dan Kadir, 2003). Tingkat pengetahuan dan keahlian karyawan merupakan kunci keberhasilan dalam menjalankan semua rencana manajemen dalam menjalankan perusahaan untuk meningkatkan perolehan laba bersih perusahaan yang berdampak positif terhadap Return on Assets (ROA). Penelitian yang dilakukan oleh Ahangar (2011)
http://digilib.mercubuana.ac.id/
29
menunjukkan bahwa Value Added Human Capital (VAHU) memiliki pengaruh positif terhadap Return on Asset (ROA). Berdasarkan uraian tersebut maka hipotesis yang diajukan adalah : H1 : Value Added Human Capital (VAHU) berpengaruh terhadap Return on Asset (ROA) 2. Pengaruh Structural Capital Value Added (STVA) terhadap Return on Assets (ROA) Structural
capital
merupakan
kemampuan
organisasi
meliputi
infrastruktur, sistem informasi, rutinitas, prosedur, dan budaya organisasi yang mendukung usaha karyawan untuk menghasilkan intelektual yang optimal, karena dengan prosedur yang baik berarti modal intelektual akan mencapai kinerja secara optimal (Niswah Baroroh, 2013). Dengan proses rutinitas perusahaan yang terstruktur akan memberikan iklim kerja yang baik, sehingga mampu mengantarkan perusahaan kepada kinerja keuangan yang baik melalui efisiensi produksi yang berdampak baik terhadap laba dari aset. Sehingga pengelolaan Strucrutal Capital (STVA) yang baik akan meningkatkan laba dari aset yang diukur dengan Return on Assets (ROA). Penelitian yang dilakukan oleh Niswah Baroroh (2013) menunjukkan bahwa Structural Capital (STVA) berpengaruh positif terhadap Return on Assets (ROA). Berdasarkan uraian tersebut maka hipotesis yang diajukan adalah : H2 : Structural Capital Value Added (STVA) berpengaruh terhadap Return on Asset (ROA)
http://digilib.mercubuana.ac.id/
30
3. Pengaruh Value Added Capital Employed (VACA) terhadap Return on Assets (ROA) Resources based view menyatakan bahwa pengelolaan sumber daya dan pengetahuan yang baik akan menciptakan keunggulan kompetitif sehingga meningkatkan laba dari aset (ROA). Peningkatan yang terjadi pada penjualan dikarenakan hubungan yang harmonis yang dimiliki oleh perusahaan dan mitranya, baik yang berasal dari para pemasok yang handal dan berkualitas dan juga berasal dari pelanggan yang loyal dan merasa puas akan pelayanan perusahaan, serta juga berasal dari hubungan perusahaan dengan pemerintah maupun dengan masyarakat sekitar (Sawarjuwono dan Kadir, 2003). Sehingga hubungan perusahaan yang baik secara internal antar sesama pekerja maupun eksternal kepada para pelanggan yang dikelola dengan baik akan berdampak pada iklim kerja yang baik serta angka penjualan yang tinggi sehingga dapat menciptakan proses produksi yang efisien dan mampu mengurangi biaya produksi yang tidak digunakan, maka dampaknya laba dari aset akan meningkat. Penelitian yang dilakukan Martha Kartika dan Saarce Elsye Hatane (2012) menunjukkan bahwa Value Added Capital Employed (VACA) berpengaruh positif terhadap Return on Assets (ROA). Berdasarkan uraian tersebut maka hipotesis yang diajukan adalah : H3 : Value Added Capital Employed (VACA) berpengaruh terhadap Return on Asset (ROA)
http://digilib.mercubuana.ac.id/
31
4. Pengaruh Value Added Human Capital (VAHU) terhadap Price Book Value (PBV) Menurut Bontis (2000) human capital adalah kombinasi dari pengetahuan, skill, kemampuan melakukan inovasi dan kemampuan menyelesaikan tugas, meliputi nilai perusahaan, kultur, dan filsafatnya. Jika perusahaan berhasil dalam mengelola pengetahuan karyawannya maka hal itu dapat meningkatkan human capital. Sehingga human capital merupakan kekayaan yang dimiliki oleh suatu perusahaan yang terdapat dalam tiap individu yang ada di dalamnya. Laba perusahaan merupakan indikator penciptaan nilai perusahaan
yang akan
menunjukkan prospek di masa yang akan datang. Dengan keahlian karyawan yang bagus tentunya akan memberikan dampak yang bagus pada kinerja perusahaan, sehingga bisa bersaing dan memperoleh laba yang besar serta meningkatkan nilai saham perusahaan tersebut, dengan demikian nilai perusahaan akan bagus dimata investor. Berdasarkan uraian diatas maka hipotesis yang diajukan adalah : H4 : Value Added Human Capital (VAHU) berpengaruh terhadap Price Book Value (PBV) 5. Pengaruh Structural Capital Value Added (STVA) terhadap Price Book Value (PBV) Yang menjadi bagian structural capital adalah sistem teknologi, sistem operasional perusahaan, paten, merk dagang dan kursus pelatihan. Menurut Pertiwi dan Sakini (2005) structural capital adalah kekayaan potensial perusahaan yang tersimpan dalam organisasi dan manajemen perusahaan. Structural Capital merupakan infrastruktur pendukung dari human capital sebagai sarana dan
http://digilib.mercubuana.ac.id/
32
prasana pendukung kinerja karyawan. Dengan infrastruktur yang memadai akan mendukung kinerja karyawan dalam menciptakan potensi memajukan perusahaan. Berdasarkan RBV, sumber daya memberikan keunggulan kompetitif jika perusahaan lain tidak memiliki sumber daya tersebut. Semakin tinggi pengelolaan perusahaan terhadap sumber daya strukturalnya maka semakin tinggi pula price book value perusahaan. Berdasarkan uraian tersebut maka hipotesis yang diajukan adalah : H5 : Structural Capital Value Added (STVA) berpengaruh terhadap Price Book Value (PBV) 6. Pengaruh Value Added Capital Employed (VACA) terhadap Price Book Value (PBV) Pulic mengasumsikan bahwa jika 1 unit dari capital employed menghasilkan return yang lebih besar dari perusahaan yang lain, maka perusahaan tersebut dapat dikatakan telah memanfaatkan dana yang tersedia sebagai bagian dari modal intelektual yang lebih baik (Ulum, 2008). Sehingga berdampak positif terhadap kinerja keuangan perusahaan, implikasinya terhadap naiknya harga saham sehingga berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan. Bersadarkan uraian tersebut hipotesis yang diajukan adalah : H6 : Value Added Capital Employed (VACA) berpengaruh terhadap Price Book Value (PBV)
C. Model Konseptual Variable ini terdiri dari variable dependen Return on Assets (ROA) dan Price Book Value (PBV), variable independen yaitu Value Added Capital Employed (VACA), Value Added Human Capital (VAHU), dan Structural Capital
http://digilib.mercubuana.ac.id/
33
Value Added (STVA). Berdasarkan landasan teori, pengaruh antara variable dan hasil penelitian sebelumnya maka untuk merumuskan hipotesis, berikut kami sajikan kerangka pemikiran yang dituangkan dalam model penelitian pada metode analisa data :
Variabel Independen
VAHU
Variabel Dependen
H1 ROA
H4
STVA
H2 H5 H3
H6
VACA
Gambar 2.1 Model Konseptual
http://digilib.mercubuana.ac.id/
PBV