10
BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS
A. Kajian pustaka 1. Pusat pertangungjawaban Dalam organisasi perusahaan, penentuan daerah pertanggungjawaban dan manajer yang bertanggung jawab dilaksanakan dengan menetapkan pusatpusat pertanggungjawaban dan tolok ukur kinerjanya (Anggun : 2013) Pusat pertanggungjawaban ialah setiap unit kerja dalam organisasi yang dipimpin oleh seorang manajer yang bertanggungjawab atas aktivitas yang dilakukan atau unit organisasi yang dipimpinnya (Garrison, 2006). Sedangkan menurut Hansen dan Mowen (2009), pusat pertanggung jawaban adalah suatu segmen bisnis yang manajernya bertanggungjawab terhadap serangkaian kegiatan tertentu. Dalam kaitan ini, Keseluruhan pusat pertanggungjawaban ini membentuk jenjang hirarki dalam organisasi tersebut. Pada tingkatan yang terendah bentuk dan pusat pertanggungjawaban ini kita dapatkan sebagai seksi, regulernya bergilir, serta unit-unit kerja lainnya, Pada tingkatan yang lebih tinggi pusat pertanggungjawaban dibentuk dalam departernen-departemen ataupun divisidivisi. Biasanya istilah pusat pertanggungjawaban hanya kita terapkan untuk unit-unit kecil dalam organisasi ataupun unit-unit kerja yang terletak pada tingkat bawah dalam suatu lingkup organisasi (Aprilia : 2014).
http://digilib.mercubuana.ac.id/
11
Menurut Samryn (2013) Pusat pertanggungjawaban merupakan suatu bagian dalam organisasi yang memiliki kendali atas terjadinya biaya, perolehan pendapatan, atau penggunaan dana investasi. Berdasarkan definisidefinisi tersebut dapat disimpulkan bahwa pusat pertanggungjawaban merupakan unit organisasi yang bertanggung jawab atas serangkaian kegiatan tertentu yang menyebabkan terjadinya biaya, pendapatan atau investasi. a. Jenis-jenis Pusat Pertanggungjawaban Dalam organisasi perusahaan, penentuan daerah pertanggung jawaban dan manajer yang bertanggung jawab dilaksanakan dengan menetapkan
pusat-pusat
pertanggungjawaban
dan
tolak
ukur
kinerjanya.Suatu pusat pertanggungjawaban dapat dipandang sebagai suatu sistem yang mengolah masukan menjadi keluaran. Masukan suatu pusat pertanggungjawaban yang dinyatakan dalam satuan uang disebut dengan pendapatan (Hardinal : 2013). Hubungan antara masukan dan keluaran suatu pusat pertanggung jawaban mempunyai karakteristik tertentu. Hampir semua masukan suatu pusat pertanggungjawaban dapat diukur secara kuantitatif, namun tidak semua keluaran pusat pertanggungjawaban dapat diukur secara kuantitatif ( Sumami:2009). Ada empat jenis pusat pertanggungjawaban, digolongkan menurut sifat input atau output moneter yang diukur untuk tujuan pengendalian (Menurut Anthony dan Govindarajan: 2009) :
http://digilib.mercubuana.ac.id/
12
1) Pusat pendapatan Di pusat pendapatan suatu output (yaitu, pendapatan) diukur secara moneter, akan tetapi tidak ada upaya formal yang dilakukan untuk mengaitkan input (yaitu, beban atau biaya) dengan output. Pada umumnya, pusat pendapatan merupakan unit penjualan/pemasaran yang tak memiliki wewenang untuk menetapkan harga jual dan tidak bertanggung jawab atas harga pokok penjualan dari barang-barang yang mereka pasarkan. Penjualan atau pesanan aktual diukur terhadap anggaran dan kuota, dan manajer dianggap bertanggung jawab atas biaya yang terjadi secara langsung didalam unitnya, akan tetapi ukuran utamanya adalah pendapatan. 2) Pusat biaya Pusat biaya adalah pusat pertanggungjawaban yang inputnya diukur secara moneter, namun outputnya tidak. Pusat biaya (cost center) manajer departemen atau divisi diserahi tanggung jawab untuk mengendalikan biayayang dikeluarkan dan otoritas untuk mengambil keputusan-keputusan yang mempengaruhi biaya tersebut, pusat biaya merupakan jenis pusat pertanggungjawaban yang digunakan secara luas.Hal ini karena bidang – bidang dimana manajer mempunyai tanggung jawab dan otoritas atas biaya dapat diidentifikasi dengan cepat pada sebagian besar perusahaan. Besar kecilnya pusat pertanggungjawaban tergantung pada aktivitas-aktivitasnya.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
13
Manajer pusat biaya perlu memastikan bahwa tugas-tugas yang diembannya dituntaskan dalam batasan yang diperkenankan oleh anggaran atau biaya standar. Manajer pusat biaya memakai biaya standar dan anggaran yang fleksibel untuk mengendalikan biaya. Apabila selisih dari biaya bersifat signifikan, manajemen haruslah menginvestigasi aktivitas -aktivitas pusat
biaya dalam upaya
menentukan apakah biaya diluar terkendali, atau sebaliknya, standar biayanya yang memang perlu direvisi. Manajer pusat biaya tidak membuat keputusan menyangkut penjualan ataupun jumlah asset tetap yang diinvestasikan pada pusat biaya tersebut. Kinerja pusat biaya terutama diukur berdasarkan efisiensi dan mutu. Kendatipun demikian, minimisasi biaya mungkin saja dilakukan dengan
mengorbankan
mutu
dan
volume
produksi
sehingga
mengakibatkan tidak adanya keharmonisan dengan tujuan perusahaan secara keseluruhan. Untuk menanggulangi tendensi ini perlu ditetapkan jenis dan banyaknya produksi yang dikehendaki serta standar mutu yang diisyaratkan. Terdapat dua cara beroperasinya pusat biaya. Beberapa pusat biaya diberikan secara tetap sumber daya (anggaran) dan diminta menghasilkan sebanyak mungkin keluaran dari sejumlah sumber daya tersebut.
Pengelolaan
pusat
biaya
lainnya
adalah
dengan
meminimalkan biaya seraya menghasilkan suatu kuantitas keluaran
http://digilib.mercubuana.ac.id/
14
tertentu. Oleh karena itu, mutu produk yang diproduksi dalam pusatpusat biaya harus dipantau. Ada dua jenis umum dari pusat biaya (Hardinal:2013), yaitu : a. Pusat biaya teknik Pusat biaya teknik memiliki ciri-ciri sebagai berikut: 1)
Input-inputnya dapat diukur secara moneter.
2)
Input-inputnya dapat diukur secara fisik.
3)
Jumlah dollar optimum dan input yang dibutuhkan untuk menghasilkan satu unit output dapat ditentukan.
b. Pusat biaya kebijakan Pusat biaya kebijakan meliputi unit-unit administratif dan pendukung (seperti akuntansi, hukum, hubungan industrial, hubungan masyarakat, sumber daya manusia), operasi litbang, dan hampir semua aktivitas pemasaran.Output dari pusat biaya ini tidak bisa diukur secara moneter. 3) Pusat laba Ketika kinerja finansial suatu pusat pertanggungjawaban diukur dalam ruang lingkup laba (yaitu, selisih antara pendapatan dan biaya), maka pusat ini disebut sebagai pusat laba (profit center). Laba merupaka ukuran kinerja yang berguna karena laba memungkinkan manajemen senior untuk dapat menggunakan satu indikator
yang
komprehensif,
http://digilib.mercubuana.ac.id/
dibandingkan
jika
harus
15
membandingkan
beberapa
indikator
(beberapa
diantaranya
menunjuk ke arah yang berbeda). Manajer pusat laba diukur kinerjanya dari selisih antara pendapatan dengan biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh pendapatan tersebut. Oleh karena itu dalam pusat laba, masukan maupun
keluarannya
menghitung
laba
diukur
yang
dalam
dipakai
satuan
sebagai
rupiah
pengukur
untuk kinerja
manajernya. Suatu pusat pertanggungjawaban merupakan pusat laba 4) Pusat investasi Di unit usaha yang lain, laba dibandingkan dengan aktiva yang digunakan untuk
menghasilkan laba tersebut. Pusat
pertanggungjawaban ini disebut dengan pusat investasi.Ukuran prestasi manajer pusat investasi dapat berupa rasio antara laba dengan investasi yang digunakan untuk memperoleh laba tersebut. 2. Akuntansi Pertanggungjawaban Seorang pimpinan diharapkan mampu memantau seluruh kegiatan operasi perusahaannya secara langsung.Namun, semakin kompleksnya kegiatan suatu perusahaan menyebabkan pimpinan tak lagi mampu memantau seluruh kegiatan perusahaan secara langsung.Oleh karena itu, diperlukan adanya pendelegasian wewenang dan tanggung jawab melalui penerapan akuntansi pertanggungjawaban. Dengan akuntansi pertanggungjawaban, pimpinan dapat
http://digilib.mercubuana.ac.id/
16
mengendalikan tanggung jawab tiap unit kerja atau pusat pertanggungjawaban (Dian:2012). Akuntansi pertanggungjawaban pada hakekatnya adalah salah satu aspek dari sistem pengendalian manajemen yang berkaitan dengan pemberian informasi untuk memudahkan manajemen dalam mengendalikan kegiatan operasional perusahaan termasuk didalamnya dalam mengukur kinerja manajemen (Hardinal : 2013). Menurut Samryn (2013), akuntansi pertanggungjawaban adalah suatu sistem akuntansi yang digunakan untuk mengukur kinerja setiap pusat pertanggungjawaban sesuai dengan informasi yang dibutuhkan manajer untuk mengoprasikan pusat pertanggungjawaban mereka sebagai bagian dari sistem pengendalian manajemen.menurut Hansen dan Mowen (2009), akuntansi pertanggungjawaban adalah alat fundamental untuk pengendalian manajemen dan ditentukan melalui empat elemen penting, yaitu pemberian tanggung jawab, pembuatan ukuran kinerja atau benchmarking, pengevaluasian kinerja, dan pemberian penghargaan. Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan akuntansi pertanggung jawaban adalah suatu sistem yang digunakan manajer untuk mengukur kinerja pada setiap pusat pertanggungjawaban (Aprilia:2014). Menurut Mulyadi (2009), Karakteristik Akuntansi Pertanggungjawaban terbagi atas:
http://digilib.mercubuana.ac.id/
17
1) Adanya identifikasi pusat pertanggungjawaban. Akuntansi pertanggungjawaban mengidentifikasikan pusat pertanggungjawaban sebagai unit organisasi seperti departemen, keluarga produk,tim kerja, atau individu. Apa pun satuan pusat pertanggungjawaban yangdibentuk, sistem akuntansi pertanggung jawaban membebankan tanggung jawab kepada individu yang diberi wewenang. Tanggung jawab dibatasi dalam satuan keuangan (seperti biaya). 2) Standar ditetapkan sebagai tolok ukur kinerja manajer yang bertanggung jawab atas pusat pertanggungjawaban tertentu. Setelah pusat
pertanggungjawaban diidentifikasi dan
ditetapkan, sistem akuntansi pertanggungjawaban menghendaki ditetapkannya biaya standar sebagai dasar untuk menyusun anggaran. Anggaran berisi biaya standar yang diperlukan untuk mencapai sasaran yang telah ditetapkan. Biaya standar dan anggaran merupakan ukuran kinerja manajer pusat pertanggung jawaban dalam mewujudkan sasaran yang ditetapkan dalam anggaran. 3) Kinerja manajer diukur dengan membandingkan realisasi dengan anggaran. Pelaksanaan anggaran merupakan penggunaan sumber daya oleh manajer pusat pertanggungjawaban dalam mewujudkan
http://digilib.mercubuana.ac.id/
18
sasaran yang ditetapkan dalam anggaran. Penggunaan sumber daya ini diukur dengan informasi akuntansi pertanggungjawaban, yang mencerminkan ukuran kinerja manajer pusat pertanggungjawaban dalam mencapai sasaran anggaran. Dengan informasi akuntansi pertanggungjawaban, secara prinsip individu hanya dimintai pertanggung jawaban atas biaya yang ia memiliki wewenang untuk mempengaruhinya
secara
signifikan.
Informasi
akuntansi
pertanggung jawaban menyajikan informasi biaya sesungguhnya dan informasi biaya yang dianggarkan kepada setiap manajer yang bertanggung
jawab,
untuk
memungkinkan
setiap
manajer
mempertanggungjawabkan pelaksanaan anggaran mereka dan mmemungkinkan mereka untuk memantau pelaksanaan anggaran mereka. 4) Manajer secara individual diberi penghargaan atau hukuman berdasarkan kebijakan manajemen yang lebih tinggi. Sistem penghargaan dan hukuman dirancang untuk memacu para manajer dalam mengelola biaya – untuk mencapai target standar biaya yang dicantumkan dalam anggaran. Atas dasar evaluasi
penyebab
terjadinya
penyimpangan
biaya
yang
direalisasikan dari biaya yang dianggarkan, para manajer secara individual diberi penghargaan atau hukuman menurut sistem penghargaan dan hukuman yang ditetapkan.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
19
Menurut Samryn (2013), manfaat Akuntansi Pertanggungjawaban terbagi atas : a)
Penilai kinerja manajer pusat pertanggungjawaban. Akuntansi informasi
yang
pertanggungjawaban penting
dalam
menghasilkan
perencanaan
dan
pengendalian aktivitas organisasi.Karena informasi itu lebih menitik beratkan pada hubungan antara informasi dengan manajer yang bertanggung jawab terhadap perencanaan dan realisasinya sehingga informasi akuntansi pertanggung jawaban yang dihasilkan merupakan pencerminan dari skor yang dibuat oleh setiap manajer dalam memanfaatkan sumber daya yang tersedia dalam pencapaian sasaran perusahaan. b)
Pemotivasi manajer. Pemotivasi adalah sesuatu yang digunakan untuk mendorong timbulnya suatu prakarsa seseorang untuk melakukan tindakan secara sadar dan bertujuan. Motivasi orang untuk berusaha dipengaruhi oleh nilai penghargaan dan kemungkinan usaha akan diberi penghargaan. Orang akan memiliki motivasi untuk berusaha jika ia memiliki nilai penghargaan yang tinggi atau jika ia berkeyakinan bahwa suatu kinerja akan diberi penghargaan adalah tinggi.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
20
Sistem
akuntansi
pertanggungjawaban
menghasilkan
keluaran berupa informasi pertanggungjawaban yang berupa informasi tentang aktiva, pendapatan dan biaya yang dihubungkan dengan manajer yang bertanggungjawab terhadap suatu pusat pertanggungjawaban. Menurut
Slamet
(2015)
tujuan
diterapkan
akuntansi
pertanggungjawaban adalah sebagai berikut : a) Dengan akuntansi pertanggungjawaban, pengelompokan dan pelaporan biaya dilakukan hanya untuk tiap tingkatan manajemen dimana tiap tingkatan manajemen hanya dibebani dengan biaya-biaya yang berada di bawah tanggung jawabnya. Dengan demikian biaya dapat dikendalikan dan diawasi secara efektif dan efisien. b) Untuk pengendalian biaya, karena selain biaya-biaya dan pendapatan diklasifikasikan menurut pusat tanggung jawabnya, biaya dan pendapatan yang dilaporkan juga harus dibandingkan dengan anggaran yang telah ditetapkan terlebih dahulu. Sehingga akuntansi pertanggungjawaban juga memungkinkan beroperasinya suatu sistem anggaran dengan baik. c) Membantu manajemen dalam pengendalian dengan melihat penyimpangan realisasi dibandingkan dengan anggaran yang ditetapkan.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
21
d) Dapat digunakan sebagai salah satu alat perencanaan untuk mengetahui kriteria penilaian prestasi unit usaha tertentu. e) Dapat digunakan sebagai pedoman penentu langkah yang harus dibuat oleh perusahaan dalam rangka pencapaian sasaran perusahaan. f) Dapat digunakan sebagai tolak ukur dalam rangka penilaian kinerja
(performance)
bagian-bagian
yang
ada
dalam
perusahaan, karena secara berkala top manajemen dan top manajer dapat menilai kinerja dari setiap bagian yang menjadi tanggung jawabnya. Tujuan pusat pertanggungjawaban adalah untuk membantu menerapkan strategi. Karena organisasi merupakan perpaduan pusat-pusat pertanggungjawabannya, sehingga jika strateginya sehat, maka setiap pusat pertanggungjawaban dapat mencapai sasarannya, dan keseluruhan organisasi akanmencapai tujuannya (Aprilia:2014). Untuk dapat diterapkannya akuntansi pertanggungjawaban ada empat syarat, (Mulyadi;2009) yaitu : 1) Struktur organisasi Dalam akuntansi pertanggungjawaban struktur organisasi harus menggambarkan aliran tanggung jawab, wewenang dan posisi yang jelas untuk setiap unit kerja dari setiap tingkat manajemen selain itu
http://digilib.mercubuana.ac.id/
22
harus menggambarkan pembagian tugas dengan jelas pula. Dimana organisasi disusun sedemikian rupa sehingga wewenang dan tanggung jawab tiap pimpinan jelas. Dengan demikian wewenang mengalir dari tingkat manajemen atas ke bawah, sedangkan tanggung jawab adalah sebaliknya. 2) Anggaran. Dalam akuntansi pertanggungjawaban setiap pusat pertanggung jawaban harus ikut serta dalam penyusunan anggaran karena anggaran merupakan gambaran rencana kerja para manajer yang akan dilaksanakan dan sebagai dasar dalam penilaian kerjanya. Diikut sertakannya semua manajer dalam penyusunan anggaran. 3) Penggolongan biaya. Karena tidak semua biaya yang terjadi dalam suatu bagian dapat dikendalikan oleh manajer, maka hanya biaya-biaya terkendalikan yang harus dipertanggung jawabkan olehnya. Pemisahan biaya kedalam biaya terkendalikan dan biaya tak terkendalikan perlu dilakukan dalam akuntansi pertanggung jawaban. 4) Sistem akuntansi Oleh karena biaya yang terjadi akan dikumpulkan untuk setiap tingkatan manajer maka biaya harus digolongkan dan diberi kode sesuai dengan tingkatan manajemen yang terdapat dalam struktur organisasi. Setiap tingkatan manjemen merupakan pusat biaya dan
http://digilib.mercubuana.ac.id/
23
akan dibebani dengan biaya yang terjadi didalamnya yang dipisahkan antara biaya terkendalikan dan biaya tidak terkendalikan. 5)
Sistem pelaporan biaya. Bagian akuntansi biaya setiap bulannya membuat laporan pertanggung jawaban untuk tiap-tiap pusat biaya. Setiap awal bulan dibuat rekapitulasi biaya atas dasar total biaya bulan lalu, yang tercantum dalam kartu biaya. Dari beberapa syarat mengenai penerapan akuntansi pertanggung
jawaban di atas, dapat dijelaskan bahwa akuntansi pertanggungjawaban didasarkan pada tanggung jawab manajerial (masing-masing departemen atau bagian) pada setiap tingkat organisasi dengan tujuan menentukan anggaran bagian bagi tiap-tiap departemen yang ada. 3. Struktur Organisasi Bentuk struktur organisasi merupakan faktor yang mendasar dalam desain dan implementasi sebuah sistem informasi manajemen. Secara garis besar struktur organisasi bisa berbentuk sentralisasi dan desentralisasi (Samryn 2013). Desentralisasi ditandai dengan sistem pendelegasian wewenang pengambilan keputusan dalam lingkungan organisasi dengan memberikan kesempatan kepada para manajer diberbagai jejang operasi untuk membuat keputusan-keputusan kunci yang berhubungan dengan bidang pertanggungjawaban mereka. Sebagai konsenkuensinya,
desentralisasi
membutuhkan
desain
system
akuntansi
pertanggung jawaban yang berbeda berbanding dengan organisasi tersentralisasi.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
24
Dalam organisasi yang disentralisasi, sebaliknya sangat sedikit memberikan pendelegasian wewenang kepada bagian organisasi yang lebih kecil ruang lingkupnya. Bentuk organisasi semacam ini hampir semua keputusan berada pada manajemen puncak (Samryn: 2013). Menurut Slamet Sugiri (2015), Struktur Organisasi merupakan rerangka hubungan antarsatuan organisasi yang didalamnya terdapat pejabat,tugas,dan wewenang yang masing-masing mempunyai peran tertentu dalam kesatuan yang utuh. Organisasi dibangun untuk mencapai suatu tujuan yang pencapaiannya hanya dapat diwujudkan melalui usaha bersama melibatkan banyak individu. Efektivitas organisasi untuk mewujudkan tujuan bersama ini sangat ditentukan oleh pengorganisasian sumber daya manusia di dalam memanfaatkan berbagai sumber daya lain (sumber daya modal, uang, alam) untuk mewujudkan tujuan organisasi (Ni made:2012) . Oleh karena itu kemudian dikembangkan struktur organisasi yang mencerminkan pembagian tugas, wewenang dan tanggung jawab yang jelas demi terlaksananya fungsi koordinasi dan pengendalian untuk mencapai tujuan perusahaan (Eva : 2010). Setiap organisasi beranggotakan lebih dari satu orang, oleh karena itu diperlukan aturan main yang jelas yang menyangkut antara lain pembagian tugas, wewenang dan tanggungjawab, serta mekanisme hubungan antara orang didalam suatu organisasi. Struktur organisasi dalam hal ini menggambarkan hubungan formal yang bersifat permanen diantara orang-orang, atau bagian di dalam organisasi ( I Cenik Ardana dan Hendro:2016).
http://digilib.mercubuana.ac.id/
25
4. Perencanaan Anggaran Dalam pengelolaan perusahaan, manajemen menetapkan tujuan atau sasaran dan kemudian membuat rencana kegiatan untuk mencapai tujuan atau sasaran tersebut. Dampak keuangan yang diperkirakan akan terjadi sebagai akibat dari rencana kerja tersebut kemudian disusun dan dievaluasi melalui proses penyusunan anggaran (Dian:2012). Setelah anggaran disusun dan kemudian dilaksanakan, akuntansi biaya berfungsi untuk memberikan umpan balik kepada manajemen mengenai konsumsi sumber daya dalam pelaksanaan rencana kegiatan (Eva : 2009). Perbandingan dan analisis biaya sesungguhnya dengan biaya yang dianggarkan memberikan informasi bagi manajemen untuk memungkinkan mereka mengidentifikasi penyimpangan yang terjadi dari rencana kegiatan, yang pada gilirannya dapat digunakan oleh manajemen sebagai dasar untuk melakukan tidakan koreksi (Aprilia :2014). Menurut Garrison (2006) anggaran (Budget) dinyatakan anggaran adalah rencana terperinci tentang pemerolehan dan penggunanan sumberdaya keuangan dan sumber daya lainnya selama priode waktu tertentu.Sedangkan Sedangkan menurut Supriyono (2008), berpendapat bahwa penganggaran merupakan perencanaan keuangan perusahaan sekaligus dipakai dasar sistem pengendalian (pengawasan) keuangan oleh perusahaan untuk periode yang akan datang. Anggaran ataupun proses penganggaran memiliki fungsi. Fungsi-fungsi itu ,antara lain (slamet,2015):
http://digilib.mercubuana.ac.id/
26
1) Alat Perencanaan 2) Alat Koordinasi 3) Ragam Pengawasan atau pengendalian 4) Dasar Penilaian Kinerja Menurut Armanto (2013), sebuah sistem penganggaran memberikan beberapa manfaat untuk suatu manajemen: 1) Penyusunan
anggaran
mengharuskan
menejemen
melakukan
perencanaan. Semakin baik manajemen melakukan perencanaan maka akan semakin besar harapan akan kesuksesan. 2) Anggaran akan mendorong terciptanya koordinasi dan komunikasi. 3) Anggaran dapat dimanfaatkan sebagai patok duga bagi manajemen untuk evaluasi kinerja, dengan cara membandingkan antara hasil yang direncanakan. 4) Anggaran sebagai alat motivasi. 5) Sebagai dasar pola pikir (frame work) dalam melakukan penilaian kerja (performance appraisal). Kamaruddin Ahmad (2013) berpendapat bahwa budget itu mempunyai tiga kegunaan penting : 1) Hasil yang diharapkan dari suatu rencana tertentu dapat diproyektir sebelum rencana itu dilaksanakan apabila terdapat alternatif-alternatif, maka manajemen dapat memilih mana yang paling baik.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
27
2) Dalam membuat budget diperlukan analisis yang sangat teliti mengenai setiap tindakan yang dilakukan. 3) Jika bekerja dengan menggunakan budget, maka kita menetapkan patokan untuk prestasi, dan berdasarkan patokan itu kita dapat menilai baik buruknya prestasi yang dihasilkan. Keterbatasan (limitations) anggaran : 1) Bahwa dalam budget planning kita menggunakan taksiran-taksiran yang tidak selalu tepat. 2) Bahwa budget itu harus terus-menerus disesuaikan dengan keadaan yang berubah-ubah. 3) Pelaksanaan budget tidak terjadi dengan otomatis, oleh karena itu, manajemen pada semua tingkat harus ikut serta. 4) Budgeting
tidak
menghilangkan kebutuhan akan
judgement
dari
manajemen yang berpengalaman. 5. Sistem Pengendalian Pengendalian merupakan proses dengan mana para manajer mempengaruhi anggota organisasi lainya untuk mengimpletasikan strategi organisasi(Garisson , 2006). Sedangkan menurut Anthony (2005) pengendalian adalah semua metode, prosedur dan strategi organisasi, termasuk sistem pengendalian manajemen yang digunakan oleh manajemen untuk menjamin bahwa pelaksanaan sesuai dengan strategi dan kebijakan perusahaan.Pengendalian terdiri atas sebagian kegiatan meliputi:
http://digilib.mercubuana.ac.id/
28
a. Merencanakan apa yang harus dilakukan organisasi. b. Mengkoordinasikan aktivitas-aktivitas dari beberapa bagian organisasi. c. Mengomunikasikan informasi. d. Mengevaluasi informasi. e. Memutuskan tindakan apa yang seharusnya diambil jika ada. Pengendalian tidak berarti mengharuskan agar semua tindakan sesuai dengan rencana yang ditentukan sebelumnya, seperti anggaran. Rencana seperti itu didasarkan pada situasi yang dipercaya ada pada saat rencana tersebut diformulasikan. Jika situasi ini telah berubah pada waktu penerapannya, maka tindakan yang ditentukan oleh rencanan mungkin tidak lagi sesuai (Sumarni :2009). Arief Suadi (2013) mengungkapakan bahwa pengendalian adalah usaha sistematis yang dilakukan manajemen untuk mencapai tujuan secara efisien dan efektif. Pengendalian dilaksanakan dengan membandingkan kinerja dengan rencana dan mengambil tindakan yang perlu untuk menghiangkan berbagai penyimpangan. Berbagai kegiatan selalu dimonitor sehingga hasilnya dapat diketahui apakah masih sesuai dengan yang diharapkan. 6. Sistem Pelaporan Sistem akuntansi pelaporan dalam pertanggungjawaban merupakan sistem pengolahan informasi atas biaya dengan cara menggolongkan, mencatat, dan meringkas biaya sesuai dengan pusat pertangungjawaban yang bertangung jawab untuk pengendalian biaya (Aprilia:2014).
http://digilib.mercubuana.ac.id/
29
Prosedur pengumpulan data biaya yang terjadi dalam akuntansi pertanggung jawaban yang dikutip oleh Mulyadi (2007) sebagai berikut : a. Atas dasar dokumen sumber, dicatat setiap jenis biaya kedalam buku pembantu biaya. b. Secara priodik (misalnya sebulan sekali) biaya dicatat dalam buku pembantu biaya dijumlah dan disajikan dalam laporan pertanggung jawaban. Pengendalian biaya didalam sistem akuntansi terhadap pertanggungjawaban dilakukan dengan menghubungkan tiap-tiap biaya dengan manajer yang bertanggung jawab atas biaya-biaya. Oleh karena itu, pada tahap pertama semua jenis biaya yang terjadi dikumpulkan menurut pusat untuk pertangunggjawaban berbagai jenjang dalam organisasi perusahaan. Atas dasar pengumpulan biayabiaya dapat disajikan laporan pertanggungjawban (Dian:2012). Laporan pertanggungjawaban merupakan laporan-laporan yang menerangkan hasil dari aplikasi konsep akuntansi pertanggungjawaban yang memegang peranan penting dalam kegiatan penyusunan perencanaan dan pengawasan atas jalannya operasi perusahaan (Slamet: 2015). Laporan pertanggung jawaban merupakan ikhtisar hasil-hasil yang dicapai oleh seorang manajer bidang pertanggungjawaban dalam melaksanakan tugas atau pekerjaannya selama periode tertentu (Susi:2006). Di dalam pengumpulan atau pelaporan biaya, tiap bidang pertanggungjawaban harus dipisahkan antara biaya terkendali dan biaya tidak terkendali (Samryn 2013).
http://digilib.mercubuana.ac.id/
30
Laporan pertanggungjawaban harus dinyatakan dalam bentuk yang sederhana. Jika laporan tersebut terlalu kompleks maka manajer akan mengalami kesulitan dalam menganalisis kegiatan operasi perusahaan. Laporan pertanggungjawaban harus menyajikan jumlah anggaran dan jumlah aktual dari pendapatan dan biaya yang dapat dikendalikan (Athena :2010). Penyimpangan-penyimpangan yang terjadi harus menjadi perhatian yang penting. Komunikasi regular antara penyaji laporan dengan pengguna laporan pertanggungjawaban harus selalu dilakukan untuk memastikan relevansi dari informasi yang disajikan tersebut. Lebih lanjut, laporan pertanggungjawaban harus diterbitkan dengan dasar waktu yang tepat. Di dalam penyajian laporan pertanggungjawaban selisih yang terjadi antara actual dengan anggaran harus dianailsis dan diselidiki sebab terjadinya (Hardinal : 2013). Secara umum, tujuan dari laporan pertanggungjawaban
adalah untuk
memberikan informasi kepada para pimpinan tentang hasil-hasil pelaksanaan suatu pekerjaan yang berada dalam lingkup tanggung jawabnya dan memberikan motivasi kepada manajer untuk mengambil satu tindakan dalam upaya meningkatkan hasil (Abdul :2011). 7. Pengendalian Biaya Pengendalian biaya adalah tindakan yang dilakukan untuk mengarahkan aktivitas agar tidak menyimpang dengan tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya (Dian:2012). Pengendalian biaya ini dapat dilakukan melalui anggaran biaya yang secara kontinu diadakan pengawasan secara analisis terhadap penyimpangan yang
http://digilib.mercubuana.ac.id/
31
terjadi sehingga dapat diketahui penyebab terjadinya penyimpangan atas selisih tersebut kemudian dilakukan tindak lanjut agar kerugian yang terjadi relatif kecil (Hardinal:2013). Tanggung jawab atas pengendalian biaya terletak pada pihak yang bertanggungjawab atas penyusunan anggaran untuk biaya yang dikendalikannya. Walaupun sebenarnya tanggung jawab penuh dari suatu organisasi terletak pada manajer (Dian :2012). Tanggung jawab ini hanya terbatas pada biaya yang dapat dikendalikan, dan prestasi kerja setiap personel harus diukur dengan membandingkan biaya yang sebenarnya terjadi dengan biaya yang dianggarkan. Untuk mencapai efisiensi dalam suatu perusahaan diperlukan suatu pengendalian karena dengan pengendalian, biaya yang dikeluarkan bisa ditekan seminimal mungkin. Pengendalian dapat dilakukan dengan cara (Hardinal:2013): 1) Pengurangan biaya Terdapat tiga kemungkinan cara untuk meningkatkan laba yaitu : a) Meningkatkan volume penjualan. b) Meningkatkan harga penjualan. c) Mengurangi biaya. Oleh sebab itu, salah satu cara di atas yang dapat digunakan untuk pencapaian efisiensi dengan cara mengurangi biaya, di mana tindakan tersebut merupakan bagian dari pengendalian biaya. Pengurangan biaya dimaksudkan dengan mengerahkan segala usaha untuk menggunakan
http://digilib.mercubuana.ac.id/
32
semuanya secara lebih efektif dan efisien agar diperoleh lebih banyak hasil dengan biaya yang sedikit. 2) Penggunaan Biaya Standart Jika biaya sesungguhnya menyimpang dari biaya standar, maka yang dianggap benar adalah biaya standar sepanjang asumsi-asumsi yang mendasari penentuannya tidak berubah. B. Penelitian Terdahulu Penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Hardinal (2013) dengan judul “Penerapan Akuntansi Pertanggungjawaban sebagai alat pengendalian biaya pada PT. Telkomsel Regional Sulawesi dan Papua”. Data dari penelitian ini diperoleh dari kuesioner (primer) dan beberapa observasi serta wawancara langsung dengan pihak terkait. Sampel sebanyak 80 responden yaitu karyawan PT. Telkomsel Regional Sulawesi dan Papua. Teknik analisis yang digunakan adalah regresi berganda dan uji hipotesis menggunakan uji f dan uji t, yang sebelumnya telah dilakukan uji asumsi klasik terlebih dahulu. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa variabel akuntansi pertanggungjawaban yang terdiri atas struktur organisasi, perencanaan, pelaksanaan, dan pelaporan secara simultan (uji f) berpengaruh signifikan terhadap pengendalian biaya. Penelitian yang dilakukan oleh Aprilia (2014) dengan judul “Pengaruh Akuntansi Pertanggungjawaban Terhadap
Pengendalian Biaya Standart”.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh struktur organisasi, perencanaan atau anggaran, pelaksanaan atau pengendalian dan pelaporan
http://digilib.mercubuana.ac.id/
33
secara parsial dan simultan terhadap pengendalian biaya standar.Penelitian ini merupakan penelitian kausal dengan pendekatan kuantitatif dengan objek penelitian pada PT. Taru Martani dan PT. Jateng Sinar Agung Sentosa. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh karyawan di PT. Taru Martani dan PT. Jateng Sinar Agung Sentosa yang berjumlah 67 orang. Sampel penelitian ini adalah sebagian karyawan di PT. Taru Martani dan PT. Jateng Sinar Agung Sentosa yaitu sebanyak 50 orang. Data penelitian adalah data primer yang diperoleh secara langsung melalui kuesioner penelitian yang dibagikan kepada responden penelitian. Variabel penelitian ini terdiri dari variabel bebas yang terdiri empat variabel yaitu struktur organisasi, perencanaan atau anggaran, pelaksanaan atau pengendalian dan pelaporan dan variabel dependennya adalah pengendalian biaya standar. Analisis data yang digunakan adalah regresi linier sederhana dan regresi linier berganda. Selanjutnya yang dilakukan oleh Abdul (2011) dengan judul “Penerapan Akuntansi pertanggungjawaban terhadap Pengendalian Biaya pada PT. Lima Utama Surabaya”.Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi dan mengetahui apakah penerapan akuntansi pertanggungjawaban pada PT. Lima Utama Surabaya telah memadai dalam menunjang efisiensi pengendalian biaya.Dari penelitian yang telah dilakukan dapat diketahui bahwa penerapan akuntansi pertanggungjawaban di PT. Lima Utama Surabaya belum memadai. Hal ini terlihat dengan : PT. Lima Utama Surabaya belum melakukan pemisahan biaya terkendali dan biaya tidak terkendali dengan cukup memadai.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
34
Klasifikasi kode rekening juga belum diterapkan dengan cukup memadai. Biaya-biaya yang terjadi dicatat untuk setiap tingkat manajemen, namun belum digolongkan dan diberi kode sesuai dengan tingkatan manajemen yang terdapat dalam struktur organisasi. PT. Lima Utama Surabaya telah melakukan perhitungan analisis laporan keuangan, namun perusahaan tidak melakukan penelusuran mendalam sehingga sulit untuk mengambil tindakan koreksi. Perusahaan tidak membuat rekomendasi sehubungan dengan adanya penyimpangan materiil. Penelitian selanjutnya dilakukan oleh Dian (2012) dengan judul penelitian “Penerapan Akuntansi PertanggungJawaban terhadap pengendalian Biaya”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana penerapan akuntansi pertanggungjawaban dan efisiensi pengendalian biaya pada PT. PLN (Persero) Wilayah Sul-Sel, Sul-Tra, dan Sul-Bar. Penelitian ini dilaksanakan pada PT. PLN (Persero) Wilayah Sul-Sel, Sul-Tra, dan Sul-Bar dengan menggunakan pendekatan komparatif. Penelitian ini juga menggunakan studi pustaka dan wawancara dengan staf bagian keuangan pada PT PLN (Persero) Wilayah SulSel, Sul-Tra, dan Sul-Bar untuk memperoleh data. Metode analisis dari penelitian
ini
adalah
dengan
membandingkan
penerapan
akuntansi
pertanggungjawaban dan pengendalian biaya yang diperoleh dari studi kasus. Dari hasil penelitian pada PT PLN (Persero) Wilayah Sul-Sel, Sul-Tra, dan Sul-Bar, Perusahaan tersebut telah menerapkan akuntansi pertanggungjawaban
http://digilib.mercubuana.ac.id/
35
dengan cukup baik, hal ini dapat diketahui dengan terpenuhinya syarat-syarat dan karakteristik dari pusat pertanggung jawaban. Penelitian dilakukan oleh Ni Made (2010) dengan judul “Pengaruh Penerapan Akuntansi pertanggungjawaban Terhadap Efektivitas pengendalian Biaya”. Penelitian ini dilakukan pada enam pusat perbelanjaan yang berada di Kabupaten Badung guna mengetahui dan memperoleh bukti mengenai pengaruh penerapan akuntansi pertanggungjawaban terhadap efektivitas pengendalian biaya. untuk mengetahui pengaruh tersebut digunakan kuesioner sebagai instrumen teknik pengumpulan data yang disebarkan pada 41 orang responden. Adapun teknik analisis yang digunakan adalah analisis regresi linear sederhana. Berdasarkan hasil analisis diperoleh hasil yang menunjukkan bahwa penerapan akuntansi pertanggungjawaban memberikan pengaruh yang positif dan signifikan terhadap efektivitas pengendalian biaya. Penelitian dilakukan oleh Eva (2006) dengan judul “Penerapan Akuntansi Pertanggungjawaban melalui pusat biaya sebagai alat Pengendalian Biaya Pada PT.POS Indonesia (PERSERO)”.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penerapan akuntansi pertanggungjawaban perusahaan melalui penyusunan anggaran sebagai alat pengendalian biaya, penyusunan klasifikasi dan kode rekening, pelaporan realisasi anggaran serta analisis selisih antara realisasi dan anggaran. Penelitian dilakukan pada PT. Pos Indonesia (Persero).Hasil penelitian menunjukkan bahwa penyusunan anggaran sebagai alat pengendalian dan pengklsifikasian serta pembuatan kode rekening telah
http://digilib.mercubuana.ac.id/
36
dilaksanakan dengan baik tetapi tidak seluruhnya sesuai dengan penerapan akuntansi pertanggungjawaban. Sedangkan untuk pelaporan realisasi dan anggaran dan analisis selisih antara realisasi dan anggaran menunjukkan bahwa besarnya penyimpangan anggaran tersebut masih cukup baik karena disebabkan oleh faktor di luar kendali manajer pusat pertanggungjawaban sehingga dengan adanya penyimpangan ini akan mendorong manajer untuk melakukan pengendalian biaya untuk meningkatkan kinerja perusahaan. Penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Sumarni (2009) yang meneliti tentang “Penerapan akuntansi pertanggungjawaban sebagai alat pengendalian biaya pada PT. Haji Kalla Makassar”, dengan variabel independenakuntansi pertanggungjawaban dan variabel dependen adalah pengendalian biaya, menemukan
bahwa
penerapan
akuntansi
pertanggungjawaban
belum
sepenuhnya efektif karena belum memisahkan biaya terkendali dan biaya tidak terkendali sehingga sulit mengukur kinerja manajer yang bersangkutan. Susi
(2006),
“Penerapan
Akuntansi
Pertanggungjawaban
dengan
Efektivitas Pengendalian Biaya pada 5 Hotel di Tasikmalaya, Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta”. Dengan hasil bahwa terdapat hubungan yang positif antara penerapan akuntansi pertanggungjawaban dengan efektivitas pengendalian biaya. Persamaan dengan penelitian yang akan dilakukan adalah sama-sama membahas penerapan akuntansi pertanggungjawaban dalam suatu organisasi. Perbedaannya terletak pada pembahasan mengenai analisa akuntansi pertanggung jawaban dan objek yang diteliti. Berbeda dengan
http://digilib.mercubuana.ac.id/
37
penelitian terdahulu, penelitian ini dilakukan untuk mengetahui sejauh mana penerapan akuntansi pertanggungjawaban dapat digunakan sebagai alat dalam menunjang pengendalian biaya pada suatu perusahaan. Salah satu data penelitian yang digunakan diperoleh dari hasil lapangan yang diajukan dengan wawancara atas pihak-pihak yang bersangkutan. Athena
(2010),
dengan
judul
“Pengaruh
Penerapan
akuntansi
pertanggungjawaban terhadap pengendalian biaya pada PT. Pelni”.Dari hasil penelitian pada PT Pelni, perusahaan tersebut belum menerapkan akuntansi pertanggungjawaban dengan cukup baik, hal ini dapat diketahui denganadanya beberapa syarat-syarat dan karakteristik yang belum dipenuhi. Perusahaan juga belum menjalankan pengendalian biaya dengan baik, hal ini dapat dilihat dari adanya analisis terhadap penyimpangan biaya yang belum dilakukan. Pada penelitian Zuhrotun (2014) “Pengaruh Penerapan akuntansi pertanggung jawaban terhadap pengendalian biaya PT. TELKOM CABANG LAMONGAN”.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana penerapan akuntansi pertanggungjawaban terhadap efisiensi pengendalian biaya pada PT.Telkom Lamongan. Data dari penelitian ini diperoleh dari kuesioner (premier), observasi dan wawancara langsung dengan pihak terkait. Sampel sebanyak 14 responden merupakan semua karyawan PT.Telkom Lamongan. Tehnik analisis yang digunakan adalah regresi berganda dan uji hipotesis dengan menggunakan uji f dan uji t, yang sebelumnya telah dilakukan uji asumsi klasik terlebih dahulu. Hasil penelitian ini menunjukkan
http://digilib.mercubuana.ac.id/
38
bahwa variabel akuntansi pertanggungjawaban yang terdiri atas struktur organisasi, perencanaan, pelaksanaan dan pelaporan secara simultan (uji f) berpengaruh signifikan terhadap pengendalian biaya. Uji parsial (uji t) diperoleh bahwa variabel struktur organisasi, perencanaan, pelaksanaan dan pelaporan secara parsial berpengaruh positif terhadap pengendalian biaya. Table 2.1 Ringkasan Penelitian Terdahulu
No.
1.
2.
3.
4.
Nama Peneliti
Judul Penelitian
Eva Damayanti (2006)
Penerapan Akuntansi Pertanggungjawaban melalui pusat biaya sebagai alat Pengendalian biaya Pada PT.POS Indonesia (PERSERO)
Sumarni Tarata (2009)
Athena Adharwati (2010)
Ni Made Suari Ardiani
Penerapan akuntansi pertanggungjawaban sebagai alat pengendalian biaya pada PT. Haji Kalla Makassar Pengaruh Penerapan akuntansi pertanggungjawaban terhadap pengendalian biaya pada PT. Pelni Pengaruh Penerapan Akuntansi pertanggungjawaban
Variabel Yang Digunakan
Independen: Akuntansi Pertangung Jawaban Dependen : Pengendalian Biaya
Independen: Akuntansi Pertangung Jawaban Dependen : Pengendalian Biaya Independen: Akuntansi Pertangung Jawaban Dependen : Pengendalian Biaya Independen: Akuntansi Pertangung
Sub Variabel
1. 2. 3.
1. 2.
3.
1.
2.
1. 2.
penyusunan anggaran pembuatan kode Rekening pelaporan
struktur organisasi biaya terkendali dan biaya tidak terkendali sistem pengkodean biaya Syarat-syarat pusat pertanggung jawaban karakteristik pusat pertanggung jawaban struktur organisasi biaya terkendali dan biaya tidak
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Hasil Penelitian penyusunan anggaran sebagai alat pengendalian dan pengklsifikasian serta pembuatan kode rekening telah dilaksanakan dengan baik tetapi tidak seluruhnya sesuai dengan penerapan akuntansi pertanggungjawaban, Sedangkan pelaporan berpengaruh signifikan pengendalian Biaya struktur organisasi dan Sistem pengkodean berpengaruh positif signifikan terhadap Pengendalian Biaya, Sedangkan Pembagian , biaya terkendali dan biaya tidak terkendali berpengaruh Negatif signifikan Terhadap Pengendalian Biaya Syarat-syarat pusat pertanggung jawaban dan karakteristik pusat pertanggung jawaban berpengaruh negative signfkan terhadap pengendalian biaya. Dapat dilihat dari Penyimpangan Biaya yang belum dilakukan struktur organisasi, biaya terkendali dan biaya tidak terkendali, sistem pengkodean
39
(2010)
Terhadap Efektivitas pengendalian Biaya
Jawaban
3.
Dependen : Efektivitas Pengendalian Biaya
5.
6.
7.
8.
Abdul haris Kurniawan (2011)
Dian Oktavina Anwar (2012)
Hardinal Bidang (2013)
Anggun Putri Anik (2013)
Penerapan Akuntansi pertanggungjawaban terhadap Pengendalian Biaya pada PT.Lima Utama Surabaya Penerapan Akuntansi PertanggungJawaban terhadap pengendalian Biaya(STUDI KASUS PADA PT. PLN (PERSERO) WILAYAH SULSELRABAR) Penerapan Akuntansi Pertanggungjawaban sebagai alat pengendalian biaya pada PT. Telkomsel Regional Sulawesi dan Papua Evaluasi penerapan Akuntansipertanggu ngjawaban terhadap pengendalian biaya produksi
9.
Aprilia Rahma Wijayani (2014)
Pengaruh Akuntansi Pertanggungjawaban Terhadap Pengendalian Biaya Standart pada PT.Taru Martani dan PT. Jateng Sinar Agung Sentosa
10.
Zuhrotun Nisak (2014)
Pengaruh Penerapan akuntansi pertanggungjawaban
Independen: Akuntansi Pertangung jawaban
1. 2. 3.
Dependen : Pengendalian Biaya
4.
Independen: Akuntansi Pertangung Jawaban Dependen : Pengendalian Biaya
Independen: Akuntansi Pertangung jawaban Dependen : Pengendalian Biaya Independen: Akuntansi Pertangung Jawaban Dependen : Efektivitas Pengendalian Biaya Independen: Akuntansi Pertangung jawaban
terkendali sistem pengkodean biaya
biaya berpengaruh positif dan signifikan terhadap Efektivitas Pengendalian Biaya.
Struktur Organisasi Pelaporan, biaya terkendali dan biaya tidak terkendali kode rekening
Struktur Organisasi, Pelaporan, biaya terkendali dan biaya tidak terkendali, kode rekening belum memadai, Sehingga tidak berpengaruh signifikan terhadap pengendalian Biaya.
syarat-syarat pusat pertanggungjawaban yang terdiri dari :
syarat-syarat pusat pertanggungjawaban yang terdiri dari : Struktur Organisasi,Anggran,system akuntansi,pelaporan berpengaruh signifikan terhadap Variabel Dependen
1. 2. 3. 4.
Struktur Organisasi Anggran, system akuntansi pelaporan
1. 2.
Struktur Organisasi Pelaksanaan Anggaran Perencanaan Pelaporan
Struktur Organisasi,Pelaksanaan Anggaran,Perencanaan,Pelaporan secara simultan dan parsial berpengaruh signifikan terhadap pengendalian biaya.
Struktur Organisasi Pelaksanaan Anggaran Perencanaan Pelaporan system pengkodean
Struktur Organisasi,Pelaksanaan Anggaran,Perencanaan,Pelaporan, system pengkodean berpengaruf positif signifikan terhadap pengendalian Biaya
3. 4. 1. 2. 3. 4. 5.
1. 2.
Dependen : Pengendalian Biaya standart
3. 4.
Independen: Akuntansi Pertangung
1. 2.
Struktur Organisasi Pelaksanaan Anggaran Perencanaan Pelaporan
Struktur Organisasi Pelaksanaan Anggaran
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Baik secara parsial maupun simultan variabel penerapan struktur organisasi, sistem perencanaan atau anggaran, sistem pelaksanaan atau pengendalian, dan sistem pelaporan berpengaruh signifikan terhadap pengendalian biaya standar. struktur organisasi, perencanaan, pelaksanaan dan pelaporan secara simultan (uji f) berpengaruh
40
terhadap pengendalian biayaPT. TELKOM CABANG LAMONGAN
Jawaban
3. 4.
Perencanaan, Pelaporan
Dependen : Pengendalian Biaya
signifikan terhadap pengendalian biaya. Uji parsial (uji t) diperoleh bahwa variabel struktur organisasi, perencanaan, pelaksanaan dan pelaporan secara parsial berpengaruh positif terhadap pengendalian biaya
(Sumber : dari beberapa jurnal penelitian terdahulu)
C. Rerangka Pemikiran Alur pikir disusun berdasarkan sistematika, analisis dan alat analisis yang digunakan dalam pemecahan, sehingga PT. Bank Papua Sorong yang bergerak di bidang Perbankkan dalam melaksanakan akuntansi pertanggung jawaban yang dilakukan oleh perusahaan adalah sejauh mana : a. Struktur organisasi (H1) Keberhasilan program Perencanaan dan Pengendalian Laba atau Penganggaran pada Perbankkan tak luput juga mendasarkan pada struktur organisasi dan garis pemisah wewenang dan tanggung jawab yang jelas. b. Perencanaan anggaran (H2) Suatu pengendalian biaya yang efektif ditunjang dengan adanya anggaran yang disusun sesuai dengan tingkat manajemen dalam organisasi. Dengan adanya susunan organisasi yang memiliki pembagian wewenang dan tanggung jawab yang jelas, perusahaan
http://digilib.mercubuana.ac.id/
41
dapat menetapkan pihak yang bertanggung jawab jika terjadi penyimpangan dalam anggaran. c. Sistem pengendalian (H3) Sistem pengendalian merupakan fungsi yang penting dalam suatu kegiatan bisnis, sehingga harus dilakukan sebaik mungkin. Pada umumnya perusahaan melakukan pengawasan biaya agar biaya yang dikeluarkan dalam kegiatan bisnis dapat digunakan secara efektif dan efisien. d. Sistem pelaporan (H4) Laporan pertanggungjawaban disajikan untuk memungkinkan setiap manajer melakukan pengelolaan biaya. Laporan ini berisi mengenai biaya-biaya yang dianggarkan, biaya yang sebenarnya dan selisihnya. Dalam penelitian yang dilakukan Aprilia (2014). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh struktur organisasi, perencanaan anggaran, sistem pengendalian dan sistem pelaporan biaya secara parsial dan simultan terhadap pengendalian biaya. Dengan parsial maupun simultan variabel penerapan struktur organisasi, perencanaan anggaran, sistem pengendalian, dan sistem pelaporan berpengaruh signifikan terhadap pengendalian biaya. Dalam kaitannya dengan uraian tersebut diatas maka dapat disajikan alur pikir dalam penelitian ini sebagai berikut :
http://digilib.mercubuana.ac.id/
42
Akuntansi Pertanggungjawaban pada Struktur Organisasi
H1
Akuntansi Pertanggungjawaban pada
H2
Perencanaan Anggaran
H3
H3
Pengendalian Biaya
Akuntansi Pertanggungjawaban pada Sistem Pengendalian
H4
Akuntansi Pertanggungjawaban pada Sistem Pelaporan
Gambar 2.1 Rerangka Pemikiran D. Hipotesis Penelitian 1. Pengaruh Struktur Organisasi terhadap Pengendalian Biaya. Slamet Sugiri Sodikin (2015) menyatakan struktur organisasi merupakan rerangka hubungan antara satuan organisasi yang didalamnya terdapat pejabat, tugas, dan wewenang yang masing –masing mempunyai peran tertentu dalam kesatuan yang utuh. Dalam penelitian Hardinal (2013) menemukan PT. Tekomsel Regioanal Sulawesi dan papua telah menerapkan system akuntansi
http://digilib.mercubuana.ac.id/
43
pertanggung jawaban dalam organisasi dengan cara membagai- bagi pusat pertanggung jawaban dapat dilihat dari hasil analisis mengenai variable struktur organisasi, berpengaruh positif dan signifikan terhadap pengendalian biaya. Keberhasilan program Perencanaan dan Pengendalian Laba atau Penganggaran pada Perbankkan tak luput juga mendasarkan pada struktur organisasi dan garis pemisah wewenang dan tanggung jawab yang jelas. Maka dapat dirumuskan : H1 :Struktur organisasi berpengaruh positif terhadap pengendalian biaya
2. Pengaruh Perencanaan anggaran terhadap Pengendalian Biaya. Anggaran adalah rencana terperinci tentang perolehan dan penggunaan sumber daya keuangan dan sumberdaya lainnya selama suatu periode waktu tertentu(Garrison:2006). Dalam penelitian yang dilakukan Athena (2010) setiap pusat pertanggungjawaban telah menyusun anggrannya masing-masing. Penyusunan anggaran pada PT.Pelnitelah menerapkan system akuntansi pertanggung jawaban dalam organisasi dengan cara membagai- bagi pusat pertanggung
jawaban
dapat
dilihat
dari
hasil
analisis
mengenai
variablePerencanaan anggaran, berpengaruh positif dan signifikan terhadap pengendalian biaya. Dari uraian di atas,anggaran dapat berfungsi sebagai alat perencanaan dan juga sebagai alat pengendalian. Suatu pengendalian biaya yang efektif ditunjang dengan adanya anggaran yang disusun sesuai dengan
http://digilib.mercubuana.ac.id/
44
tingkat manajemen dalam organisasi. Dengan adanya susunan organisasi yang memiliki pembagian wewenang dan tanggung jawab yang jelas, perusahaan dapat menetapkan pihak yang bertanggung jawab jika terjadi penyimpangan dalam anggaran. Berdasarkan hal tersebut dapat dirumuskan : H2 :Perencanaan anggaran berpengaruh positif terhadap pengendalian biaya 3. Pengaruh Sistem Pengendalian terhadap Pengendalian Biaya. Sistem pengendalian adalah suatu alat pengumpulan data untuk membantu dan mengoordinasikan proses pembuatan keputusan dalam organisasi (Govirjan:2005). Dalam penelitian yang dilakukan oleh Zuhrotun Nisak (2014), informasi akuntansi pertanggung jawaban PT. TELKOM CABANG LAMONGAN telah menerapkan sistem akuntansi pertanggung jawaban dalam organisasi dengan cara membagai- bagi pusat pertanggung jawaban dapat dilihat dari hasil analisis mengenai variable sistem pengendalian, berpengaruh positif dan signifikan terhadap pengendalian biaya. Sistem pengendalian merupakan fungsi yang penting dalam suatu kegiatan bisnis, sehingga harus dilakukan
sebaik
mungkin.
Pada
umumnya
perusahaan
melakukan
pengawasan biaya agar biaya yang dikeluarkan dalam kegiatan bisnis dapat digunakan secara efektif dan efisien. Menurut Garisson(2006), untuk melakukan pengendalian biaya di dalam perusahaan tergantung besar kecilnya perusahaan tersebut. Sehingga dapat dirumuskan :
http://digilib.mercubuana.ac.id/
45
H3:Sistem Pengendalian berpengaruh positif terhadap pengendalian biaya 4. Pengaruh Sistem Pelaporan terhadap Pengendalian Biaya. Pada laporan pertanggung jawaban dapat dilihat berapa besarnya perbandingan antara anggaran dengan realisasinya, serta selisinya. Dalam penelitian Susi Trisnawati (2006), Hardinal (2013), Aprilia Rahma Wijayani (2014) menyatakan sistem pelaporan telah dilaksanakan sesuai dengan sistem akuntansi pertanggung jawaban dengan menetapkan antara realisasi dengan anggaran dan mengevaluasi sebab-sebab terjadinya perbedaan. Dan hasilnya berpengaruh positif dan signifikan terhadap pengendalian biaya. Laporan pertanggungjawaban biaya disajikan untuk memungkinkan setiap manajer melakukan pengelolaan biaya. Laporan ini berisi mengenai biaya-biaya yang dianggarkan, biaya yang sebenarnya dan selisihnya. Dengan demikian, manajer memiliki dasar untuk memantau pelaksanaan anggaran. Maka dapat dirumuskan: H4: Sistem Pelaporan berpengaruh positif terhadap pengendalian biaya
http://digilib.mercubuana.ac.id/