perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori
1. Kebudayaan a. Pengertian Kebudayaan Koentjaraningrat mengatakan
bahwa
“kebudayaan
adalah
keseluruhan sistem, gagasan, tindakan, dan hasil karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan milik demi manusia dengan belajar” (1990:80). Kebudayaan diperoleh dari proses belajar yang dilakukan manusia dalam kehidupan masyarakat. Kebudayaan dapat diartikan sebagai hal-hal yang bersangkutan dengan akal. Kebudayaan adalah keseluruhan sistem gagasan, tindakan, dan hasil karya manusia untuk memenuhi kebutuhan dengan cara belajar, yang semuanya tersusun dalam kehidupan masyarakat. Adanya kebudayaan merupakan suatu usaha manusia dalam rangka memenuhi kebutuhan sehari-hari, disamping diciptakan sebagai alat untuk mempertahankan dan sekaligus mencapai kesempurnaan hidup manusia. Wibowo (2007) mengatakan bahwa kebudayaan adalah suatu corak hidup dari suatu lingkungan masyarakat yang tumbuh dan berkembang berdasarkan spiritualitas dan tata nilai yang disepakati oleh suatu lingkungan masyarakat, dan oleh karenanya menjadi eksistensial bagi lingkungan masyarakat tersebut. Pranjoto Setjoatmodjo mengemukakan bahwa “seni merupakan unsur budaya yang fungsional untuk mengobjektifkan pengalaman rasa dan kehidupan batin manusia sehingga dapat dikontemplasi dan dipahami maknanya” (1982:84). Hal ini sejalan dengan pendapat Widagdo yang mengemukakan bahwa “kebudayaan adalah hasil buah budi manusia untuk mencapai kesempurnaan hidup, segala sesuatu yang diciptakan manusia baik konkrit maupun abstrak”(2001:20). Dari berbagai pernyataan di atas maka kebudayaan dapat diartikan commit user dari budi daya manusia yang sebagai keseluruhan proses dantohasil
9
perpustakaan.uns.ac.id
10 digilib.uns.ac.id
bersumber pada cipta, rasa, dan karsa demi menciptakan tata kehidupan yang bermakna, dinamis, dan berkesinambungan.Salah satu unsur penting di dalam sistem kebudayaan adalah kesenian. Oleh karena itu, melalui seni manusia memperoleh saluran untuk mengekspresikan pengalaman rasa serta ide yang mencerdaskan kehidupan batinnya. b. Unsur-unsur Kebudayaan Kebudayaan sebagai suatu sistem memiliki unsur-unsur yang besar maupun kecil dan merupakan satu rangkaian yang bulat serta menyeluruh atau bersifat universal. Koentjaraningrat (1986) mengklasifikasikan tujuh unsur budaya sebagai berikut: 1) Sistem religi dan keagamaan, 2) Sistem dan organisasi kemasyarakatan, 3) Sistem pengetahuan, 4) Bahasa, 5) Kesenian, 6) Sistem mata pencarian hidup, dan 7) Sistem teknologi dan peralatan.Istilah universal dalam kebudayaan menunjukkan bahwa unsurunsur tersebut bersifat universal, artinya seluruh unsur itu selalu ada di dalam kebudayaan. Soemardjan (1982) mengemukakan bahwa perubahan sosial dan perubahan kebudayaan mempunyai aspek yang sama yaitu keduanya bersangkut paut dengan cara penerimaan cara-cara baru atau suatu perbaikan dalam cara suatu masyarakat memenuhi kebutuhan. c. Wujud Kebudayaan Masyarakat dan kebudayaan merupakan satu kesatuan.Setiap masyarakat pasti menghasilkan kebudayaan dan setiap kebudayaan pasti ada masyarakatnya.Di antara keduanya tak dapat dipisahkan.Berbagai bentuk atau wujud kebudayaan itu merupakan cerminan manusia dalam berperilaku, berbuat, dan menentukan sikap di dalam lingkungannya. Secara garis besar wujud kebudayaan tersebut dibagi dalam tiga golongan (Koentjaraningrat, 1990) yaitu sebagai berikut : 1) Kebudayaan sebagai ide, nilai-nilai norma, peraturan-peraturan dan sebagainya. Wujud dari kebudayan yang bersifat abstrak, tidak dapat diraba commit user atau di alam pikiran masyarakat atau difoto. Lokasinya di dalamtokepala
11 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
di mana kebudayaan yang bersangkutan itu hidup.Kebudayaan ini dapat disebut adat atau tata kelakuan dalam bentuk jamaknya.Kebudayaan ide ini sabagai tata kelakuan yang mengatur, mengendalikan, dan memberikan arah kepada kelakuan dan perbuatan manusia dalam masyarakat. 2) Kebudayaan sebagai suatu kompleks aktivitas kelakuan berpola dari manusia dalam masyarakat. Wujud kebudayaan sering disebut sistem sosial, yaitu mengenai kelakuan berpola dari manusia itu sendiri. Sistem sosial itu terdiri dari aktivitas-aktivitas manusia yang berinteraksi, berhubungan, serta bergaul satu sama lain. Sebagai rangkaian aktivitas manusia dalam suatu masyarakat.Sistem sosial tersebut bersifat konkret dan terjadi di sekeliling kita sehari-hari, bisa diobservasi, difoto, dan didokumentasi. 3) Wujud kebudayaan sebagai benda-benda hasil karya manusia. Wujud kebudayaan juga disebut kebudayaan fisik, karena memerlukan banyak keterangan karena merupakan total keseluruhan hasil fisik dari aktivitas, perbuatan manusia, serta karya manusia dalam masyarakat. Wujud ketiga ini memiliki sifat yang paling konkret dan berupa benda atau hal yang dapat diraba, dilihat, dan difoto. Ketiga wujud kebudayaan di atas dalam kenyataan kehidupan masyarakat tidak dapat terpisahkan satu sama lain. Kebudayaan ide dan adat istiadat mengatur dan memberi arah pada perbuatan dan karya manusia, menghasilkan benda-benda kebudayaan fisiknya. Sebaliknya, kebudayaan fisik itu membentuk suatu lingkungan hidup tertentu yang makin lama makin menjauhkan manusia dari lingkungan alaminya, sehingga mempengaruhi pula pola-pola perbuatannya, bahkan juga mempengaruhi cara berfikirnya. d. Faktor Kebudayaan Kebudayaan
memiliki
faktor-faktor
yang
memengaruhi
perkembangan kebudayaan itu sendiri. Faktor kebudayaan menurut commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
12 digilib.uns.ac.id
Bakker (1984) diartikan sebagai penggerak manusia untuk menciptakan kebudayaan sebagai berikut : 1) Interaksi manusia dengan alam, adanya interaksi manusia dengan alam berpeluang menciptakan kebudayaan.Karena kebudayaan merupakan hasil interaksi, namun tidak semua interaksi tersebut menciptakan kebudayaan. 2) Evolusi,proses budaya adalah ciptaan manusia, bebas, superorganis dan pluriform. Evolusi dalam kontek ini adalah pergeseran perubahan karena berbagai faktor di antaranya sentuhan teknologi, perubahan iklim, lingkungan, dan sebagainya. 3) Degenerasi,konsep degenerasi berlawanan dengan evolusi bahwa kemajuan diukur dari nilai, bukan aspek fisik. 4) Habitat, habitat atau alam fisik (lingkungan sekitar) berpengaruh terhadap kebudayaan karena menentukan kelanjutan atau berhentinya sebuah budaya karena topologi (topografis dan geologis) dan iklim. 5) Biome,biome mencakup alam organis, demografi, dan ras, yang memengaruhi pola, bentuk, dan perubahan kebudayaan, baik perubahan dengan cepat atau lambat. 6) Lingkungan sosial, lingkungan sosial menurut aliran sosiologisme ditentukan oleh lingkungan sosial dimana ia bertahan dan berada. 7) Dialektif dan Response, proses kebudayaan dipengaruhi dua unsur yakni interaksi sosial dan lingkungan sosial. 8) Faktor krisis dan tenggelamnya kebudayaan, hal tersebutdapat diambil pada kebudayaan Romawi Klasik yang runtuh karena terjadi krisis dan tenggelamnya kebuayaan Romawi Klasik akibat faktor iklim pada negara tersebut, penyakit malaria, dan rasisme yang terjadi di Romawi pada masa itu. e. Fungsi Kebudayaan Manusia mempunyai kebutuhan yang harus dipenuhi, sehingga manusia akan merasa puas apabila kebutuhan tersebut dapat terpenuhi dan commit to user
13 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
tidak puas apabila sebaliknya. Menurut Soekanto (1975), kebudayaan mempunyai kegunaan yang sangat besar bagi manusia dan masyarakat. Menurut Koentjaraningrat dalam kajian Soekanto (1975) hasil karya manusia atau masyarakat menimbulkan teknolgi atau kebudayaan kebendaan yang mempunyai kegunaan utama di dalam melindungi masyarakat terhadap lingkungan alamnya. Soemardjan (1980)mengatakan bahwa kebudayaan masyarakat pada intinya berfungsi menghubungkan manusia dengan alam sekitarnya dan dengan masyarakat tempat manusia tersebut menjadi warga(Soyomukti, 2010:). Kebudayaan berfungsi memenuhi kebutuhan hidup manusia mulai dari kebutuhan biologis, kebutuhan sosial dan kebutuhan psikologis. Dengan
kebudayaan,
diwujudkan
dengan
manusia benda.
dapat Dengan
menciptakan teknologi
dan
kebudayaan,
bisa
manusia
menghasilkan aturan dan nilai yang dianggap benar, sehingga dapat mengatur pergaulan kehidupan dalam bermasyarakat. Kebudayaan mengajarkan manusia untuk bertindak sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan, yang bersifat memaksa karena dilengkapi dengan sanksi apabila melanggarnya. 2. Kesenian a. Pengertian Kesenian Selama ini orang beranggapan bahwa seni tidak terlepas dari keindahan. Salah satu batas seni yang merupakan produk keindahan yang dikemukakan oleh Soedarsono (1992), bahwa seni adalah segala perbuatan manusia yang timbul dan hidup perasaannya yang bersifat indah sehingga dapat menggerakkan jiwa manusia. Menurut Miharja (1985) bahwa seni adalah kegiatan rohani manusia yang merefleksikan realitet dalam karya yang merupakan bentuk dan isinya mempunyai daya untuk mengembangkan pengalaman tertentu dalam alam rohani si penerimanya (Soedarsono (1990:4-5). Kesenian merupakan salah satu bagian terpenting dan salah satu commit to user bentuk karya cipta dan kebudayaan, karena kesenian tersebut adalah suatu
14 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
ungkapan
kreativitas
kebudayaan
dan
masyarakat
pendukungnya.
Kebudayaan tersebut tidak mungkin statis justru akan selalu berubah secara dinamis dikarenakan adanya kreativitas. Tanpa adanya gangguan yang disebabkan oleh masuknya unsur budaya asing sekalipun suatu kebudayaan yang ada dan hidup dalam masyarakat tertentu pasti akan berubah dengan berlalunya waktu (Ihromi, 1986). Kesenian sebagai salah satu bagian dari kebudayaan akan mengalami perubahan dan perkembangan secara dinamis. Perubahan tersebut tidak akan terjadi apabila tanpa adanya dukungan dan motivasi dari
lingkungan
masyarakat
maupun
senimannya.
Seperti
yang
diungkapkan oleh Sumardjan (1980) bahwa : Perkembangan kesenian pada umumnya mengikuti proses perubahan yang terjadi dalam masyarakat. Sebagai salah satu unsur dalam kebudayaan, maka kesenian tersebut akan mengalami hidup yang statis sebaliknya kesenian akan ikut bergeser dan berkembang apabila kebudayaan juga selalu bersikap terbukaterhadap perubahan dan inovasi (hlm. 32). Dari berbagai uraian diatas maka penulis dapat mengambil kesimpulan bahwa seni merupakan segala kegiatan rohani yang diwujudkan dalam suatu karya sehingga menimbulkan efek-efek psikologis bagi manusia lain yang melihatnya. Dalam seni tersebut mengandung pesan
untuk
diresapi
sehingga
seni
tidak
hanya
menonjolkan keindahan tetapi dapat menyampaikan pesan kepada manusia lain. Masing-masing seni memiliki prinsip, konsepsi serta ekspresi yang sama. Bila ada perbedaan hal itu disebabkan karena kekhasan dari masing-masing cabang seni, khususnya media ungkap yang digunakan. b. Kesenian sebagai Sistem Kajian tentang sistem kesenian, baik sebagai pranata tersendiri maupun sebagai sistem pendukung dalam pranata lain, memerlukan dukungan ilmu dasar antropologi.Konsep-konsep dasar mengenai struktur dan fungsi dalam rangkacommit studi mengenai to user masyarakat-masyarakat, yang
15 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
masing-masing ditandai oleh budayanya sendiri, telah dikembangkan dalam ilmu tersebut.Dalam bahasa mengenai sistem kesenian dapat dirinci unsur-unsur pembentuk sistem tersebut. Apabila sistem kesenian diidentikkan
dengan
pranata
kesenian,
komponen-komponen
pembentuknya adalah : 1) perangkat nilai-nilai dan konsep-konsep yang merupakan pengarah bagi keseluruhan kegiatan berkesenian (baik dalam membuat maupun menikmatinya); 2) para pelaku dalam urusan kesenian, mulai dari seniman perancang, seniman penyaji, pengayom (dalam arti luas, termasuk „produser‟) dan penikmat; 3) tindakan-tindakan terpola dan terstruktur dalam kaitan dengan seni, seperti kebiasaan berlatih, berkarya, membahas karya seni, „publikasi‟ karya seni beserta segala persiapannya, dan lain-lain; dan 4) benda-benda yang terkait dengan proses berkesenian, baik yang digunakan sebagai alat maupun dihasilkan sebagai bagian dari karya seni (Sedyawati, 2006). c. Fungsi Sosial Kesenian Ungkapan-ungkapan seni, baik yang “seni adiluhung” maupun yang “hiburan”, di samping nilai estetik atau nilai hiburannya, tentulah mempunyai juga fungsi-fungsi sosialnya. Tidak jarang dalam suatu masyarakat tetentu terdapat pengalokasian wewenang khusus kepada suatu golongan masyarakat tertentu untuk menjalankan atau memiliki suatu bentuk ungkapan seni tertentu.Pihak yang mempunyai, atau mendapat kewenangan khusus itu kebanyakan terkait dengan posisinya yang tinggi dalam
sistem
pemerintahan,
atau
kemampuan
religiusnya
yang
istimewa.Terkait dengan status sosial tertentu dari pemilik suatu bentuk kesenian, maka sering pula terdapat pembatasan mengenai lokasi dimana suaut sajian seni tertentu dapat dilaksanakan. Suatu survey atas berbagai suku bangsa di Indonesia sendiri sudah akan dapat menampilkan contohcontoh dari keterikatan antara kedudukan atau golongan sosial dengan bentuk seni tertentu. Dalam masyarakat yang cukup kompleks, dapat pula suatu jenis commit to user kesenian tertentu menjadi „milik‟ atau „tanda pengenal‟ bagi suatu
perpustakaan.uns.ac.id
16 digilib.uns.ac.id
golongan masyarakat tertentu, tanpa suatu konotasi akan adanya „hak khusus‟ seperti halnya ada kepemilikan oleh „penguasa‟ pemerintahan atau keagamaan. „Tanda pengenal‟ seperti itu mungkin lebih berhubungan dengan jenis pekerjaan (seperti halnya ronggeng dan reyog), atau ketersediaan bahan seperti halnya seni kerajinan dengan menggunakan sejenis serat dari tanaman tertentu (Sedyawati, 2006). d. Jenis Kesenian Secara umum seni dibedakan menjadi 3 macam yaitu sebagai berikut: 1) Seni Rupa Seni rupa adalah suatu wujud karya manusia yang mengandung unsur keindahan. Keindahannya diserap dengan indra penglihatan seperti : seni lukis, seni pahat, seni patung, seni grafis, seni lingkungan (environmental art), seni instalasi, seni pertunjukkan (performing art), seni peristiwa (happening art) dan sebagainya. Rasa senang ditimbulkan karena adanya keterpaduan dari unsur-unsur bentuk dari karya tersebut seperti aneka warnanya, selang-seling garis, aneka bentuk bidang-bidangnya, kemiripan bentuk objek yang dilukiskannya dengan lukisannya, aspek tematik yang diungkapkannya, keunikannya, teksturnya, dan lain-lain. 2) Seni Pertunjukan Seni pertunjukan adalah salah satu wujud karya seni manusia yang menampilkan suatu tontonan atau pertunjukan. Berbagai fungsi seni pertunjukan yang dapat dikenali, baik lewat data masa lalu maupun data etnografik masa kini, meliputi fungsi-fungsi religious, peneguhan interaksi sosial, edukatif, dan hiburan. Seni pertunjukan meliputi seni tari, seni musik, dan seni teater. Seni pertunjukan berusaha menampilkan suatu keindahan melalui sebuah pertunjukan seni. 3) Seni Sastra Seni sastra adalah seni yang dikemukakan melalui susunan rangkaian bahasa baik lisan maupun tulisan yang dapat menimbulkan rasa senang commit user tanpa pamrih bagi orang yangtomembacanya. Secara garis besar seni
perpustakaan.uns.ac.id
17 digilib.uns.ac.id
sastra dapat dikelompokkan kedalam dua kategori besar yaitu prosa dan puisi. Prosa adalah seni sastra yang berusaha mendeskripsikan keadaan, keinginan, atau imajinasi secara mendetail. Sedangkan puisi adalah seni yang cenderung menyederhanakan deskripsi dengan menangkap inti permasalahan yang ingin diungkapkan. 3. Musik a. Pengertian Musik Musik dapat didefinisikan sebagai sebuah cetusan ekspresi atau pikiran yang dikeluarkan secara teratur dalam bentuk bunyi. Asal kata musik berasal dari bahasa Yunani yaitu mousike yang diambil dari nama dewa dalam mitologi Yunani kuno yaitu Mousa yakni yang memimpin seni dan ilmu (Ensiklopedi National Indonesia, 1990). Musik adalah segala sesuatu yang menyenangkan, mendatangkan keceriaan, mempunyai irama (ritme), melody, timbre (tone colour) tertentu untuk membantu tubuh dan pikiran saling bekerja sama (Fauzi, 2006). Musik memberi nuansa yang bersifat menghibur, menumbuhkan suasana yang menenangkan dan menyenangkan seseorang, sehingga musik tidak hanya berpengaruh terhadap kecerdasan berfikir saja tetapijuga kecerdasan emosi (Sari, 2004). Pengertian musik menurut Yesaya (2014) bahwa musik merupakan sebuah kesenian sekaligus sarana hiburan yang tercipta dari suara atau bunyi-bunyian yang disusun sedemikian rupa sehingga terkandung irama harmonisasi, dan lagu yang enak didengar. Musik adalah suatu susunan tinggi rendah nada yang berjalan dalam waktu.Hal ini dapat dilihat dari notasi musik yang digambarkan besarnya waktu dalam arah horisontal dan tinggi rendah nada dalam arah vertikal (Mudjilah, 2010). Musik merupakan suatu ekspresi dari emosi manusia, seperti nada yang memiliki banyak arti jika dipadukan dengan nada lainnya.Bahasa menyampaikan banyak ide dan musik memberi kesan sulit dipahami commit to user pikiran.Musik mampu menjadi bahasa pemersatu, dalam berbagai bahasa
18 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
yang berbeda seperti kita ketahui bahwa ada banyak tata bahasa yang digunakan dalam Negara di dunia demikian dengan musik. Seperti yang diungkapkan oleh Machlis (1995: 30) bahwa: Music has been called the language of the emotions. This is a not unreasonable metaphor; for music, like language, aim to communicate meaning. Like language too it possesses a grammar, a syntax, and a rhetoric. But it is a different kind of language. Words are concrete; tone is fluid and intangible. A word taken by itself has a fixed meaning; a tone assumes meaning only from its association with others tones. Words convey specific ideas; music suggest elusive states of mind. b. Jenis Musik Secara garis besar musik terbagi menjadi dua jenis yaitu musik tradisional dan musik modern keduanya memiliki perbedaan yang signifikan bisa kita kenali berdasarkan ciri instrumen yang digunakan serta lagu yang dibawakan. 1) Musik Modern Musik modern adalah musik yang sudah mendapat sentuhansentuhan teknologi baik dari segi instrumen maupun penyajian, musik modern
selalu
berkembang
da
nada
pembaharuan
seiring
berkembangnya zaman, musik modern bersifat universal serta menyeluruhsehingga semua orang bisa saja mengerti, memahami, dan menikmati musik modern tersebut. Musik modern memiliki sentuhan teknologi yang dianggap lebih beradab dan lebih maju. 2) Musik Tradisional Tradisional berasal dari kata Traditio (Latin) yang berarti kebiasaan yang sifatnya turun-temurun. Kata tradisional itu sendiri adalah sifat yang berpegang teguh terhadap kebiasaan yang turuntemurun (Salim, 1991). Tradisi berasal dari kata tradisi yang berarti sesuatu yang turuntemurun (adat, kepercayaan, kebiasaan, ajaran) dari nenek moyang. Dengan kata lain tradisi adalah kebisaan yang diwariskan dari satu generasi ke generasi berikutnya commit to secara user turun-temurun. Dipertegas lagi
19 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
oleh Esten (1993) bahwa tradisi adalah kebiasaan turun-temurun sekelompok masyarakat berdasarkan nilai-nilai budaya masyarakat yang bersangkutan. (Ensiklopedi Nasional Indonesia 1990: 4141) yang mendefinisikan tradisi sebagai kebiasaan yang diwariskan dari suatu generasi ke genarasi berikutnya secara turun-temurun, kebiasaan yang diwariskan mencakup berbagai nilai budaya meliputi adat istidat, sistem kemasyarakatan, sitem kemayarakatan, sistem pengetahuan, bahasa, kesenian dan system kepercayaan. Menurut Sedyawati (1992) musik tradisional adalah musik yang digunakan sebagai perwujudan dan nilai budaya yang sesuai dengan tradisi. Musik tradisional menurut Mudjilah (1997) adalah seni budaya yang sejak lama turun-temurun telah hidup dan berkembang pada daerah tertentu. Maka dapat dijelaskan bahwa musik tradisional adalah musik masyarakat yang diwariskan secara turun-temurun dan berkelanjutan pada masyarakat suatu daerah. c. Unsur Musik Musik tradisional yang hidup dan berkembang di Indonesia memiliki unsur-unsur pokok di dalamanya. Berikut merupakan penjelasan tentang unsur-unsur musik tradisional: a) Irama atau ritme Irama atau ritme adalah dinamika bunyi yang bergerak secara teratur serta berhubungan dengan panjang pendeknya not , berat ringannya aksen atau tekanan pada not sehingga bisa dirasakan (Sijaya, 1984:1). Irama berbeda dengan birama.Irama tidak tampak dalam penulisan lagu, tetapi dirasakan saat lagu dimainkan. b) Melodi Menurut Kodijat, melodi adalah susunan atau urutan nada-nada dalam musik yang terdengar dalam berbagai tinggi rendahnya nada (1986). Jamalus mengatakan bahwa “Melodi adalah susunan rangkaian nada (bunyi dengan getaran teratur) yang berurutan serta beirama dan useride” (1988:16). mengungkapkan suatu commit gagasantoatau
20 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
c) Harmoni Menurut Syafiq dalam Ensiklopedia Indonesia, Harmoni adalah musik yang berkaitan dengan keselarasan paduan bunyi (2003).Secara teknis, harmoni meliputi susunan, peranan dari sebuah paduan bunyi dengan sesamanya atau dengan bentuk keseluruhannya.Menurut Kodijat harmoni juga pengetahuan tentang hubungan nada-nada dalam akord serta hubungan antara masing-masing akord. Akord adalah rangkaian dari dua nada atau lebih yang dibunyikan serentak menghasilkan suara yang selaras (1986). d. Instrumen Musik Instrumen berasal dari kata instrumen (dalam seni musik) berarti alat musik atau bunyi-bunyian. Menurut Soewito instrumen musik adalah sarana untuk penampilan suatu kesenian (1966).Dengan demikian, instrumen musik ialah alat yang digunakan untuk menghasilkan bunyi atau suara dalam menampilkan suatu produk kesenian. Menurut Mudjilah secara umum instrumen musik apabila ditinjau dari bunyinya terdiri dari 5 jenis yaitu instrumen musik pukul, instrumen musik tiup, instrumen musik petik, instrumen musik gesek dan instrumen vokal (2004). 1) Instrumen musik pukul Instrumen pukul atau perkusi adalah instrumen yang sumber bunyinya dari bahan instrumen tersebut, atau dapat juga dari membran. Alat musik pukul berfungsi sebagai alat musik ritmis. Alat musik ini akan mngeluarkan bunyi apabila ditabuh atau dipukul. Instrumen pukul dibedakan menjadi dua jenis berdasarkan bunyinya yaitu idhiophone dan membranphone. 2) Instrumen musik tiup Instrumen musik tiup merupakan instrumen yang terdiri dari tabung berlubang-lubang. Macam instrumen tiup ialah tiup kayu dan bassoon. commit to user
21 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
3) Instrumen musik petik Instrumen musik petik merupakan instrummen yang cara memainkannya dengan dipetik misalkan saja gitar, gitar bass, dan lain sebagainya. 4) Instrumen musik gesek Instrumen
musik
gesek
merupakan
instumen
yang
cara
memainkannya dengan digesek dengan suatu alat tertentu, misalnya saja biola. 5) Instrumen vokal Instrumen vokal merupakan instrumen yang tanpa menggunakan alat untuk memainkannya.Instrumen ini dihasilkan dari suara yang dikeluarkan dari pita suara manusia (Mudjilah, 2004).Instrumen vokal dibagi menjadi dua kategori yaitu vokal wanita dan pria.Suara vokal wanita dibagi menjadi tiga kategori sopran (tinggi), mezzossopran (sedang), dan alto (rendah).Sedangkan suara vokal pria dibagi menjadi tiga kategori tenor (tinggi), bariton (sedang), dan bass (rendah). e. Fungsi Musik Menurut Alan ada beberapa definisi fungsi musik (1964), diantaranya adalah: 1) Sebagai sarana entertainment, artinya musik berfungsi sebagai sarana hiburan bagi pendengarnya. 2) Sebagai sarana komunikasi, komunikasi tidak hanya komunikasi antar penonton dan pemain, namun dapat bersifat komunikasi yang bersifat religi dan kepercayaan, seperti komunikasi antara masyarakat dengan roh nenek moyang serta leluhur. 3) Sebagai persembahan simbolis artinya musik berfungsi sebagai simbol dari keadaan kebudayaan masyarakat. 4) Sebagai respon fisik, artinya musik berfungsi sebagai pengiring aktivitas ritmik. commit to user
22 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
5) Sebagai keserasian norma-norma masyarakat, musik berfungsi sebagai norma sosial dalam masyarakat atau ikut berperan dalam norma sosial dalam suatu budaya masyarakat. 6) Sebagai institusi sosial dan ritual keagamaan, artinya musik memberikan kontribusi dalam kegiatan sosial maupun keagamaan misalnya saja pengiring peribatan atau pernikahan. 7) Sebagai sarana kelangsungan dan statistik kebudayaan, artinya musik juga berperan dalam pelestarian guna kelanjutan dan stabilitas suatu bangsa. 8) Sebagai wujud integrasi dan identitas nsional, artinya musik memberi pengaruh dalam proses pembentukan kelompok sosial. Musik yang berbeda akan membentuk kelompok yang berbeda pula. 4. Paguyuban a. Pengertian Paguyuban Paguyuban atau Gemeinschaft merupakan bentuk kehidupan bersama dimana anggota-anggotanya diikat dalam hubungan batin yang murni yang bersifat alamiah dan kekal.Dasar hubungan adalah rasa cinta dan persatuan batin yang bersifat alamiah dan kekal.Sedangkan menurut Soemardjan dan Soemardi (1980) paguyuban adalah bentuk kehidupan bersama yang lebih bersesuaian dengan triebwille. Kebersamaan dan kerjasama tidak dilaksanakan untuk mencapai suatu tujuan di luar, melainkan dihayati sebagai tujuan dalam dirinya. Para anggota dipersatukan dan disemangati dalam perilaku social mereka oleh ikatan persudaraan, simpati dan perasaan lainnya sehingga mereka terlibat secara psikis dalam suka duka hidup bersama. Dengan kata lain bahwa mereka sehati dan sejiwa (Soekanto, 2006). Konsepsi merupakan
manusia
makhluk
sebagai
pembentuk
satu-satunya kebudayaan,
organisme mengakui
yang bahwa
kebudayaan bersifat universal dan merupakan atribut dari semua manusia. Manusia sebagai makhluk sosial berarti manusia dilahirkan dan dibesarkan dalam suatu kelompok commit karena to kelompok yang membesarkannya tak user
23 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
mungkin dapat melangsungkan hidupnya. Manusia dapat mewujudkan kebudayaan karena ia memiliki kemampuan untuk manusia melalui proses belajar, dan diajarkan kepada anggotanya melalui proses akulturasi, enkulturasi, dan proses sosialisasi (Sutarjo, 2010). Soekanto mengatakan bahwa “paguyuban merupakan kelompokkelompok sosial yang merupakan himpunan yang berupa kesatuankesatuan manusia yang hidup bersama” (2006:101). Hubungan tersebut antara lain menyangkut kaitan timbal balik yang saling mempengaruhi dan juga suatu kesadaran untuk saling menolong. Beberapa persyaratan setiap himpunan manusia dapat dinamakan kelompok sosial apabila memenuhi persyaratan sebagai berikut: 1) Adanya kesadaran pada setiap anggota kelompok bahwa dia merupakan sebagian dari kelompok yang bersangkutan. 2) Ada hubungan timbal balik antara anggota yang satu dengan anggota yang lainnya. 3) Ada suatu faktor yang dimiliki bersama sehingga hubungan antar mereka bertambah erat, yang dapat merupakan nasib yang sama, kepentingan yang sma, tujuan yang sama, tujuan yang sama, ideology politik yang sama, dan lain-lain. Tentunya factor mempunyai musuh bersama misalnya dapat pula menjadi factor pengikat/pemersatu. 4) Berstruktur, berkaidah, dan mempunyai pola perilaku 5) Bersistem dan berproses. b. Tipe Paguyuban Soerjono Soekanto (mengutip simpulan Seorang Sosiolog asal Jerman Ferdinand Tonnies) membedakan tipe-tipe paguyuban menjadi 3 (2006), yaitu: 1) Paguyuban karena ikatan darah (Gemeinschaft by blood) Paguyuban karena ikatan darah adalah paguyuban yang mendasarkan diri pada ikatan darah atau keturunan. Contoh: kekerabatan, masyarakat-masyarakat suatu daerah yang terdapat di commit to user kebumen di Surakarta. daerah lain. Seperti ikatan mahasiswa
24 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
2) Paguyuban karena tempat(Gemeinschaft of place) Paguyuban karena tempat adalah paguyubanyang mendasarkan diri
pada
tempat
tinggal
yang
saling
berdekatan
sehingga
dimungkinkan untuk dapat saling tolong menolong. Contoh: kekerabatan masyarakat RT dan RW. 3) Paguyuban karena ikatan pernikahan (Gemeinschaft of mind)
Paguyuban karena ikatan pernikahan adalah paguyuban yang walaupun terdiri dari orang-orang yang walaupun tidak mempunyai hubungan darah ataupun tempat tinggalnya tidak berdekatan tetapi mereka mempunyai ideologi atau pikiran yang sama. 5. Karawitan a. Pengertian Karawitan Karawitan berasal dari rawit, yang mendapat awalan ke dan akhiran an. Rawit berarti halus, lembut, legit. Secara etimologis, istilah karawitan berasal dari kata rawita yang berarti halus dengan mendapat awalan ka dan akhiran an. Rawita adalah sesuatu yang mengandung rawit. Kata rawit merupakan kata sifat yang mempunyai arti bagian kecil, potongan kecil, renik, rinci, halus, atau indah. Kata karawitan juga dapat diartikan sebagai suatu keahlian, keterampilan, kemampuan atau seni memainkan, menggarap, atau mengolah suatu gendhing atau lagu tradisional dalam seni karawitan Jawa yang dimainkan menggunakan alat musik gamelan sehingga menjadi bagian-bagian kecil yang bersifat renik, rinci, halus (Endraswara, 2008).Karawitan adalah salah satu bentuk seni yang menggunakan medium suara, baik suara manusia maupun instrumen. Instrumen yang dipakai biasa disebut gamelan. Ada beberapa jenis perangkat gamelan di lingkungan karawitan gaya Surakarta dan Yogyakarta, diantaranya gamelan sekati, monggang, dan gamelan gedhe (Rustopo, dkk, 2007). Karawitan termasuk salah satu pertunjukan yang secara garis besar memunyai tiga fungsi yaitu sebagai sarana upacara, sebagai hiburan dan to user karawitan dapat berdiri sendiri sebagai tontonan. Dalamcommit penyajiannya
25 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
terlepas dari keperluan lain yang biasa disebut konser atau klenengan. Karawitan dapat juga sebagai iringan seperti misalnya karawitan tari, karawitan pakeliran, dan atau karawitan ketoprak yang seiring dengan perkembanganya mampu dipadukan atau dikolaborasikan dengan seni musik modern (Supanggah, 2007). b. Isi Karawitan Alat-alat bunyi gamelan itu disebut ricikan baik yang tabuh satu maupun yang tabuh dua. Isi dari karawitan terdiri dari 2 pokok yaitu : 1) Irama Adalah pelebaran dan penyempitan gatra.Irama dapat pula diartikan sebagai tingkatan pengisian di dalam gatra, mulai dari tiap gatra berisi 4 titik yang berarti satu slag balungan berisi satu titik meningkat
menjadi
kelipatan–kelipatannya
demikian
juga
sebaliknya.Tempo di dalam seni karawitan sendiri tergantung pamurba irama, dimana tiap-tiap penggendang mempunyai kodrat temponya masing-masing, juga tergantung pada kebutuhannya.Misalnya sebagai iringan tari tradisi jawa maka temponya lambat.Tempo dalam karawitan ada 3 yaitu tamban (lambat), sedang (sedang), dan seseg (cepat). 2) Lagu Lagu adalah susunan nada-nada yang diatur dan apabila dibunyikan terdengar enak.Pengaturan nada-nada tersebut nantinya berkembang ke arah yang suatu bentuk dan bentuk inilah yang selanjutnya disebut gending. Ditinjau dari cara penyajiannya karawitan dikelompokan menjadi 3 macam yaitu: a) Karawitan sekar (vokal) Sesuai namanya penyajian dalam karawitan sekar lebih mengutamakan vocal atau suara. Bagus tidaknya penampilan karawitan sekar sangat bergantung pada kelihaian sang vokalis ketika melantunkan sekarnya. Sekar adalah pengolahan vokal yang user khusus dilakukancommit untukto menimbulkan rasa seni yang erat
26 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
hubunganya dengan indera pendengaran.Sekar erat berhubungan dengan nada, bunyi dan alat pendukung lainnya yang selalu akrab berdampingan. b) Karawitan gending (instrumen) Berbeda dengan karaawitan sekar, karawitan gending lebih mengutamakan
unsur
instrumen
atau
alat
musik
dalam
penyajiannya. Macam-macam alat gending dalam karawitan cukup banyak, diantaranya adalah alat gong, gending, kleneng, sinter, gambling, dan lain sebagainya. c) Karawitan sekar gending (campuran) Karawitan sekar gending merupakan salah satu bentuk kesenian gabungan antara karawitan sekar dang ending.Dalam penyajianya, karawitan ini tidak hanya menampilkan salah satu diantara keduanya, tetapi juga kedua karawitan ini ditampilkan secara bersama-sama agar menghasilkan karawitan yang bagus. c. Instrumen Karawitan Instrumen adalah segala bunyi intrumen gamelan Jawa.Instrumen merupakan hasil bunyi gamelan tanpa iringan vokal apapun. Bunyibunyian semacam ini biasanya digunakan untuk mengawali ragam tradisi di Jawa. Ricikan atau alat musik pada karawitan terbagi menjadi 2 bagian yaitu: 1) Ricikan yang bertugas pada bagian irama Ricikan yang bertugas pada bagian irama terdiri dari 6 instrumen yang msing-masing bagiannya mempunyai fungsi yang berbeda. Berikut nama dan fungsi ricikan karawitan bagian irama a) Kendhang Kendhang bila ditabuh menghasilkan suara atau bunyi antara lain: tong, tak, thung, atau dang dan lain sebagainya. Fungsi dari instrumen ini adalah sebagai pamurba irama dan sebagai variasi lagu. Tugas dari instrumen ini adalah mengatur irama dan jalannya sajian. commit to user
27 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
b) Ketuk Ketuk merupakan pemangku irama dalam instrumen karawitan.Fungsi dari instrumen ini adalah untuk menguatkan suara yang dikeluarkan kendang dan menentukan bentuk gending serta menentukan macam irama. c) Kenong Kenong disebut sebagai pemangku irama.Instrumen ini bertugas untuk menentukan batas-batas gatra dan menegaskan irama berdasarkan gendingnya. d) Kempul Kempul adalah instrumen yang bertugas sebagai pemangku irama.Tugas instrumen ini adalah sebagai penegas irama. e) Gong Gong berfungsi sebagai pemangku irama. Gong dapat dibedakan menjadi 3 macam yaitu: (1).Gong Siyem adalah gong bernada 1 (besar) yang besarnya diantara kempul dan gong gedhe. (2). Gong Suwukanadalah gong bernada 2 (sedang) yang besarnya diantara kempul dan gong gedhe. (3).Gong Gedheadalah gong bernada 3 (besar) yang biasanya dibuat warna hitam. Sesuai dengan namanya gong ini paling besar wujud dan bentuknya. f) Kecer (pada wayang) 2) Ricikan yang bertugas pada bagian lagu Ricikan yang bertugas pada bagian lagu terdiri dari 6 instrumen yaitu: a) Rebab Rebab adalah salah satu instrumen pada karawitan yang bertugas sebagai pamurba irama pada bagian lagu.Fungsi dari instrumen ini adalah untuk menentukan lagu dan sebagai pembuka untuk gending-gending rebab. Rebab biasanya terbuat dari bahan commit to user
28 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
galih kayu asem, galih kayu sana, babad sapi yang dikeringkan, kawat, kain budru. Rebab biasanya digunakan untuk wirama halus. b) Gender Gede Gender adalah salah satu instrumen pada karawitan yang bertugas sebagai pemangku irama pada bagian lagu.Gender berfungsi untuk memperindah lagu dengan cengkoknya dan sebagai pembuka gending-gending gender dan lancaran disamping boning barung. c) Bonang Gede Bonang gede bertugas sebagai pemangku lagu pada lagu.Bonang gede berfungsi untuk memperindah lagu dan cengkoknya, sebagai pembuka gending-gending bonang, dan sebagai pembuka gending-gending lancaran. d) Gambang Gambang bertugas sebagai pemangku lagu.Gambang berfungsi untuk memperindah lagu dengan cengkoknya.Gambang dibuat dari bahan pokok yang dipilih kualitas suaranya yang baik karena fungsinya untuk memperindah lagu. e) Clempung, Gender penerus, Bonang penerus Ketiga instrumen ini mempunyai berfungsi yang sama yaitu sebagai pemangku lagu dan bertugas sebagai penghias lagu. f) Slenthem, Demung, Saron barung Ketiga instrumen ini berfungsi sebagai pemangku lagu dan bertugas sebagai pola daripada lagu atau diistilahkan balungan. g) Saron penerus Saron penerus berfungsi sebagai pemangku lagu dan instrumen ini mempunyai slag yang dapat digunakan sebagai petunjuk macam-macam irama. 6. Pendidikan a. Pengertian Pendidikan Secara etimologis atau kebahasaan, kata pendidikan berasal dari to user kata didik yang mendapatcommit imbuhan awalan dan akhiran pe-an. Berubah
29 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
menjadi kata kerja mendidik yang berarti membantu anak untuk menguasai aneka pengetahuan, ketrampilan, sikap, dan nilai yang diwarisi dari keluarga dan masyarakatnya. Soedomo Hadi, yang menyatakan bahwa pendidikan berasal dari kata majemuk yang terdiri dari kata “Pais” yang berarti anak dan “Ago” yang berarti membimbing anak. Jadi paedagogike berarti aku yang membimbing anak.
Orang yang pekerjaannya
membimbing anak dengan maksut membawanya ketempat belajar, dalam bahasa Yunani disebut sebagai Pedagogos. Secara simbolik kata pedagogos berarti perbuatan membimbing yang inti perbuatannya mendidik yang tugasnya hanya membimbing saja dan kemudian pada suatu saat pendidik harus melepaskan anak itu kembali dalam masyarakat (2003). Pendidikan merupakan sejumlah kemampuan manusia yang dapat dikembangkan melalui pengalaman. Pengalaman itu terjadi karena interaksi manusia dengan lingkungannya, baik lingkungan fisik maupun lingkungan social secara efisien dan efektif (Tirtaraharjo, 2005). Seorang ahli pendidikan Meichati (1976) menjelaskan definisi tentang pendidikan sebagai hasil peradapan suatu bangsa yang dikembangkan atas dasar pandangan hidup bangsa yang berfungsi sebagai filsafat pendidikannya suatu cita-cita atau menjadi motif cara suatu bangsa berfikir dan berkelakuan yang dilangsungkan turun temurun dari genersi ke generasi (Suwarno, 2006:19). Bernadib (1982) mengemukakan pendidikan adalah usaha untuk membantu seseorang yang umumnya belum dewasa untuk mencapai kedewasaan. Dengan demikian pendidikan itu adalah suatu proses, suatu interaksi antar manusia. Oleh karena proses antar manusia maka pendidikan berlangsung dalam suatu wadah pergaulan antar manusia. Pergaulan ini adalah msyarakat, yang dapat berbentuk sangat sederhana atau yang paling kompleks. commit to user
30 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
b. Tujuan Pendidikan Tujuan Pendidikan ialah seperangkat sasaran kemana pendidikan itu diarahkan.Seorang ahli pendidikan Tirta dan La Sulo (1994) mengatakan bahwa pendidikan memuat gambaran tentang nilai-nilai yang baik, luhur, pantas, benar, dan indah untuk kehidupan. Tujuan pendidikan bersifat normatif, yaitu mnegandung unsur norma yang bersifat memaksa, akan tetapi tidak bertentangan dengan hakikat perkembangan manusia serta dapat diterima oleh msyarakat sebagai nilai hidup yang baik. Tujuan pendidikan juga bersifat abstrak karena memuat nilai-nilai yang sifatnya abstrak, tidak kelihatan panca indera tetapi bias dihayati dan dipahami oleh pemiliknya (Rohman, 2008). Menurut Langevelt (1980) mengatakan bahwa tujuan pendidikan adalah tercapainya kedewasaan.Dengan adanya kedewasaan tersebut maka tugas peserta didik adalah membawa peserta didik dengan penuh rasa tanggung jawab kea rah kedewasaan. Tujuan pendidikan merupakan sesuatu yang ingin dicapai oleh kegiatan pendidikan menurut jenisnya terbagi kedalam 6 jenis, yaitu: 1) Tujuan umum Tujuan umum pendidikan adalah tujuan yang akan dicapai oleh peserta didik. Tujuan umum pendidikan sering disebut juga dengan istilah tujuan akhir pendidikan atau tujuan total atau tujuan lengkap. Tujuan yang akan dicapai di akhir proses pendidikan yaitu tercapainya kedewasaan jasmani dan rohani anak didik. Maksud kedewasaan jasmani adalah mencapai batas pertumbuhan maksimal, maka pertumbuhan jasmani tidak akan berlangsung lagi. Sedangkan maksut kedewasaan rohani adalah peserta didik sudah mampu berdiri sendiri dan mampu bertanggung jawab atas semua perbuatannya. 2) Tujuan khusus Tujuan khusus adalah tujuan yang merupakan pengkhususan dari tujuan umum. Untuk mencapai tujuan umum pendidikan tersebut commit to user di atas, tiap-tiap peserta didik tentu mempunyai cara dan kiat-kiat
31 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
sendiri-sendiri sehingga berbeda satu sama lain. Hal tersebut tergantung dari bebrapa hal, yaitu a) Tergantung dari sifat atau bakat masing-masing peserta didik. b) Tergantung dari aneka kemungkinan yang ada dalam lingkungan dimana peserta
didik memperoleh pengalaman pendidikan
misalnya keluarga, sekolah dan masyarakat. c) Tergantung dari tujuan kemasyarakatan peserta didik. d) Tergantung dari sejumlah kesanggupan yang dimiliki oleh peserta didik. e) Tergantung pada lembaga pendidikan 3) Tujuan seketika Tujuan seketika atau incidental adalah tujuan pendidikan yang bersifat seketika sesuai dengan momen tertentu. Misalnya memberi tahu cara bertelepon, cara makan di tempat umum, dan lain-lain. 4) Tujuan sementara Tujuan sementara adalah tujuan yang hanya berlaku sementara saja, sehingga kalau sudah tercapai tujuan yang diinginkan maka tujuan ini seolah-olah merupakan tempat berhenti atau tempat beristirahat
di
dalam
perjalanan
menuju
ke
tempat
tujuan
umum.Misalnya : belajar berjalan, merupakan tujuan sementara untuk menuju pada tujuan perkembangan anak yang lebih tinggi yaitu kedewasaan. 5) Tujuan tidak lengkap Tujuan tidak lengkap adalah tujuan yang mempunyai hubungan dengan aspek kepribadian manusia, sebagai fungsi kerohanian pada bidang etika, keagamaan dan sikap sosial dari orang tua. Ahli pendidikan Hadisusanto, Sidharto, dan Siswoyo (1985) menjelaskan bahwa tujuan pendidikan tidak lengkap adalah tujuan yang hanya meliputi sebagaian kehidupan manusia, misalnya segi psikologis, biologis, atau sosiologis saja (Rohman, 2008). commit to user
32 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
6) Tujuan perantara Tujuan perantara atau intermedier adalah tujuan yang hamper sama dengan tujuan sementara, akan tetapi khusus mengenai pelaksanaan teknis dari tugas-tugas belajar. Misalnya belajar membaca, belajar menulis yang seolah-olah terlepas dari tujuan akhir, sehingga seakan-akan cara belajar mengeja tidak terikat pada pandangan hidup tertentu. Padahal sebenarnya hubunganya sangat erat dengan tujuan akhir (Imam, 1995). Pentingnya pendidikan tercermin dalam UUD 1945, yang mengamanatkan bahwa pendidikan merupakan hak setiap warga Negara yang bertujuan mencerdaskan kehidupan bangsa.Hal ini kemudian dirumuskan dalam Undang-Undang RI. No 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasiona Bab II Pasal 3 yang menyebutkan bahwa: Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemamuan dan membentuk watak serta peradapan bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tihan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab. c. Jenis Jalur Pendidikan Jalur pendidikan menurut Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 adalah wahana yang dilalui peserta didik untuk mengembangkan potensi diri dalam suatu proses pendidikan yang sesuai dengan tujuan pendidikan. Rohman menyebutkan ada 3 jalur pendidikan yaitu formal, nonformal, dan informal (2008). 1) Jalur Pendidikan formal Jalur Pendidikan formal adalah jalur yang biasanya ditembuh melalui sekolah. Menurut Sanapiah Faisal jalur pendidikan persekolahan ini mempunyai karakteristik antara lain sudah terstandarisasi sedemikian rupa paling tidak dalam wujud legalitas formalnya, dalam jenjangjenjangnya lama belajarnya, paket kurikulumnya, persyaratan unsurcommit to user unsur pengelolaanya, persyaratan usia dan tingkat kemampuan
perpustakaan.uns.ac.id
33 digilib.uns.ac.id
enlormentnya, perolehan dan keberartian nilai dari kresedensialnya, prosedur evaluasi hasil belajarnya, dan sekuensi penyajian materi dan latihan-latihanya. Pendidikan formal memiliki persyaratan organisasi dan pengelolaan yang relative ketat, lebih formalistis, dan lebih terikat pada legalitas formal administrative (Rohman, 2008). 2) Jalur Pendidikan nonformal Pendidikan nonformal adalah pendidikan yang dilakukan secara teratur, dengan sadar dilakukan, tetapi tidak terlalu ketat mengikuti peraturan-peraturan yang tetap seperti pada pendidikan formal. Dalam pendidikan nonformal paket penididikannya berjangka pendek, setiap program pendidikanya merupakan suatu paket yang sangat spesifik dan biasanya lahir dari kebutuhan yang mendadak, persyaratan enrolmenya lebih fleksibel baik dalam usia maupun tingkat kemampuan, persyaratan unsur-unsur pengelolaanya juga lebih fleksibel, sekuensi pelajaran juga lebih luwes, tidak berjenjang kronologis, serta perolehan dan nilai kredensialnya tidak begitu terstandarisasi (Rahman, 2008). 3) Jalur Pendidikan informal Pendidikan informal adalah pendidikan yang tidak terikat dan tidak terstruktur. Pendidikan ini sama sekali tidak terorganisir secara structural, tidak terdapat perjenjangan kronologis, lebih merupakan pengalaman belajar individual-mandiri, pembelajarannya sangat natural tidak buatan seperti bagaimana pendidikan formal dan informal (Rohman, 2008). d. Pembelajaran Karawitan Pembelajaran karawitan merupakan salah satu bentuk aktivitas pendidikan seni yang memiliki tujuan lebih dari sekedar pengetahuan yang bersifat lahiriah saja.Pendidikan seni memiliki peranan dalam pembentukan pribadi siswa yang harmonis dengan memperhatikan kebutuhan dan perkembangan anak didik untuk mencapai kecerdasan, to user kreatifitas, emosional, commit intelektual dan spiritual.Pendapat ini selaras
34 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
dengan pernyataan Maslow (1971) bahwa “education through art”, menumbuhkan kreatifitas, kepekaan sosial terhadap lingkungan, mencerdaskan segi kognitif dalam perkembangan manusia dalam harmoni dengan dimensi pembentukan karakter manusia (Semiawan, 2006:13). Ada beberapa pola atau cara belajar yang sering dilakukan seseorang yang hendak mendalami karawitan. Dalam bukunya Serat Kandha Karawitan Jawa dalam Endaswara (2008) dijelaskan ada 6 pola belajar dalam Karawitan Jawa yang meliputi sebagai berikut: 1) Meguru Meguru
adalah
belajar
tentang
sejumlah
kawruh
atau
pengetahuan tertentu yang dilakukan dengan cara berguru kepada seseorang yang dipandang mempunyai kawruh yang luas. Dalam hal ini, pendalaman yang dilakukan umumnya lebih bersifat teoritis dan teknis. Berguru biasanya dilakukan secara perorangan oleh orang yang sama sekali belum mempunyai kawruh. 2) Nyantrik Nyantrik adalah belajar tentang sejumlah kawruh tertentu yang dilakukan dengan cara belajar pada seorang guru atau orang yang dianggap mempunyai kawruh tertentu, dengan tujuan memperluas wawasan yang sebelumnya telah dimiliki. Dalam hal ini pendalaman yang dilakukan umumnya bersifat teoritis dan filosofis. Pola ini biasanya dilakukan secara perorangan atau dilakukan oleh beberapa orang sekaligus. Dengan cara ini, kedalaman dan keluesan pengetahuan seseorang bisa meningkat pesat dalam waktu yang relative singkat. 3) Magang Magang adalah belajar tentang suatu kawruh (pengetahuan) tertentu yang dilakukan dengan cara memperhatikan, mempelajari, dan mengamati apa yang dilakukan oleh seseorang yang sudah lebih to user kemudian secara bertahap dan mahir dalam suatu commit hal tertentu,
perpustakaan.uns.ac.id
35 digilib.uns.ac.id
perlahan-lahan disesuaikan dengan tingkat kemahiran yang sudah dikuasai. Orang yang sedang belajar harus menggantikan orang yang diamatinya.Magang biasanya lebih banyak berhubungan dengan berbagai hal yang lebih menekankan segi pemahaman, kemahiran, ketrampilan, dan teknis. Pola ini biasanya dilakukan secara perorangan atau sekelompok kecil sehingga bersifat sangat intensif. 4) Ajar dhewe Ajar dhewe adalah belajar secara mandiri yang dilaksanakan untuk menguasai suatu kawruh tertentu tanpa bantuan pelatih, guru, atau orang lain. Karena dilakukan sendiri, biasanya kemahirannya didapat setelah melampaui kurun waktu yang cukup panjang. Selain itu, ada kesulitan tersendiri, yaitu sampai saat ini sangat sedikit buku-buku yang membahas tentang karawitan, khususnya karawitan Jawa yang bisa digunakan untuk keperluan belajar sendiri. 5) Latihan bareng Latihan bareng adalah belajar dan berlatih yang dilakukan secara bersama-sama atau secara kelompok, yang dilakukan dengan tujuan untuk menguasai suatu kawruh tertentu.Dalam hal ini, bisa dilakukan tanpa bantuan pelatih, guru, atau orang lain, tetapi bbia juga dengan dibantu pelatih, instruktur, atau guru. Pola ini sering diterapkan pada kelompok-kelompok kesenian karena dilakukan secara bersamasama biasanya kemahirannya didapat setelah melampaui kurun waktu yang tidak terlampau panjang. Dalam hal ini, kesulitan tentang ketersediaan buku pelajaran umumnya sedikit diatasi dengan catatan notasi balungan gendhing yang dalam kelompok kesenian jawa lazim disebut buku not gendhing jawa. 6) Sekolah Sekolah adalah belajar tentang sejumlah kawruh tertentu yang dilakukan secara formal, yakni di suatu lembaga pendidikan atau sekolah. Pendidikan dengan cara ini umumnya lebih banyak commit to user
36 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
memberikan bekal dalam bentuk teori daripada dalam bentuk berlatih atau praktik. B. PENELITIAN YANG RELEVAN
Berikut ini adalah beberapa penelitian yang relevan dengan permasalahan yang dikaji oleh peneliti. Pertama adalah penelitian dari Supardi dalam skripsinya yang berjudul “Pelatihan Karawitan di Grup Karawitan Mojolaras Mojosongo dan Grup Karawitan Majumawas Benowo Ngringo Jaten Karanganyar: Salah satu usaha demi Ketahanan Kehidupan Seni Karawitan di Era Globalisasi” (2011). Hasil dari penelitian tersebut menunjukan bahwa penguasaan gendhing-gendhing mrabot dari paguyuban Karawitan Mojolaras dan Karawitan Majumawas dengan beberapa tahapan yaitu pelatihan teknis, pengayaan, penguasaan dan penyajian gendhing-gendhing mrabot. Kedua, penelitian yang dilakukan oleh Bambang Sosodipuro dalam tesisnya yang berjudul “Karawitan Keraton Kasunanan dan Mangkunegaran pasca perjanjian Giyanti” (2013). Hasil dari penelitian yang dilakukan menunjukan bahwa kesenian karawitan di Keraton Surakarta dan Mangkunegaran pasca perjanjian Giyanti mengalami perkembangan yang lebih pesat. Karawitan di Keraton Surakarta memperoleh perhatian tidak hanya dari dalam Keraton melainkan dari luar Keraton, bahkan karawitan mampu merambah masyarakat dengan adanya pertunjukan setiap kali ada hajatan. Beberapa penelitian relevan yang berasal dari jurnal antara lain yang dilakukan oleh Mathew Issac Cohen (2010) yang berjudul “Performing Otherness: Java and Bali on International Stages 1905-1952” dan dimuat dalam International Journal of Folk Music Council volume 43 number 2 summer/fall 2012. Hasil dari penelitian menunjukan bahwa musik tradisional Indonesia khususnya musik gamelan Jawa dan Bali mulai diperkenalkan kepada dunia International mulai dari universitas, kota bahkan desa di dunia. Beberapa kelompok kesenian bahkan mulai menunjukan ketertarikan dengan melakukan penelitian dan mengumpulkan data mengenai musik dan tarian yang berasal dari commit to user tradisi Indonesia.
37 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Penelitian relevan dalam jurnal berikutnya adalah yang dilakukan oleh Kaori Okado (2011) yang berjudul “When woman are King: Cross Gendered Expression in an All Female Central Javanesse Court Dance Drama and its public Reception” dan dimuat dalam International Journal of Urban Scope Reserch Center volume 2. Hasil dari penelitian menunjukan bahwa Langendriyan yang merupakan perpaduan antara tari dan drama mulai diperkenalkan pada sekitar abad ke 19. Pada setiap pertunjukannya Langendriyan selalu menggunakan musik gamelan yang dikemas dalam karawitan sebagai pengiringnya dan kostum tradisional Jawa.
C. KERANGKA BERPIKIR D. Kebudayaan
Kesenian Kesenian
Kesusastraan
Pertunjukan
Musik
Paguyuban Karawitan dan Tari Mangkunegaran Pengajaran Seni Karawitan SMKN8 /SMKI Gambar 2.1toKerangka Berpikir commit user
Rupa
38 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Keterangan : Kebudayaan dapat diartikan sebagai keseluruhan proses dan hasil dari budi daya manusia yang bersumber pada cipta, rasa, dan karsa demi menciptakan tata kehidupan yang bermakna, dinamis, dan berkesinambungan.Salah satu unsur penting di dalam sistem kebudayaan adalah kesenian. Oleh karena itu, melalui seni manusia memperoleh saluran untuk mengekspresikan pengalaman rasa serta ide yang mencerdaskan kehidupan batinnya. Kesenian merupakan salah satu bagian terpenting dan salah satu bentuk karya cipta dan kebudayaan, karena kesenian tersebut adalah suatu ungkapan kreativitas kebudayaan dan masyarakat pendukungnya. Kebudayaan tersebut tidak mungkin statis justru akan selalu berubah secara dinamis dikarenakan adanya kreativitas. Tanpa adanya gangguan yang disebabkan oleh masuknya unsur budaya asing sekalipun suatu kebudayaan yang ada dan hidup dalam masyarakat tertentu pasti akan berubah dengan berlalunya waktu. Menurut jenisnya seni dibedakan menjadi 3 macam yaitu seni sastra, seni rupa dan seni pertunjukan. Seni pertunjukan diantaranya adalah seni tari dan seni musik. Seni musik dalam perkembangannya dibedakan menjadi 2 yaitu musik tradisional dan musik modern. Musik tradisional yang ada di Surakarta adalah seni karawitan. Seni karawitan merupakan seni yang berkembang di wilayah Istana. Pura Mangkunegara salah satu yang melestarikan kesenian karawitan. Pada saat berdirinya hingga saat ini karawitan mangkunegaran mendapat tempatnya di Mangkunegaran dengan baik. Pada saat kekuasaan Mangkunegara IV, karawitan menjadi pusat perhatian karena karawitan mengalami perkembangan terbukti dengan diciptakannya gendhing-gendhing baru yang mengutamakan gerongan (suara vokal pria) pada penyajiannya. Paguyuban Karawitan Mangkunegaran berada di bawah departemen seni mangkunegaran. Paguyuban ini berdiri sejak berdirinya pura mangkunegara pada masa Mangkunegara I. Paguyuban Karawitan Mangkunegaran ini rutin commit to user
39 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
melakukan latihan dan lebih mulai berkembang saat konservatori karawitan berdiri. Konservatori Karawitan Indonesia yang berdiri sekitar tahun 1950 menjadi dasar dari berkembangnya karawitan gaya mangkunegaran. Konservatori Karawitan Indonesia atau lebih dikenal dengan Kokar ini menjadi salah satu pusat pelatihan dalam belajar Karawitan. Karawitan Mangkunegaran dijadikan salah satu bahan ajar yang digunakan untuk melatih calon seniman yang menuntut ilmu di Konservatori Karawitan Indonesia ini. Pada tahun 1976 sesuai dengan keputusan
Direktorat
Pendidikan
Sekolah
Menengah
Kejuruan
Nomor
0292/0/1976 nama Kokar diganti menjadi Sekolah Menengah Karawitan Indonesia yaitu lembaga pendidikan yang mempersiapkan siswanya menjadi menjadi tenaga kerja tingkat menengah yang memiliki pengetahuan, ketrampilan, dan sikap sebagai seniman tingkat menengah di bidang seni. Pada tahun 1997 sesuai dengan Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor 136/0/1997, Sekolah Karawitan Indonesia berubah nama menjadi Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 8. Materi yang diajarkan di sekolah ini sesuai dengan Kurikulum tahun 2013 dalam Permendikbud No 60 Tahun 2014 yang didalamnya mencakup materi mengenai penguasaan Karawitan dengan gendhing-gendhing karya Mangkunegara.
commit to user