BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori
1. Permainan Tenis Lapangan Tenis lapangan merupakan olahraga permainan yang dilakukan oleh seorang atau sepasang pemain yang berhadapan ke seberang jaring dengan ukuran panjanglapangan 23,77 m dan lebar 10,97 m , serta di batasi net dengan tinggi 1,07 m pada bagian tepi dan 0,914 m pada bagian tengahnya. Untuk memainkannya diperlukan raket dan bola yang terbuat dari karet yang berisi angin dan terbungkus dengan bulu kempa. Untuk dapat bermain tenis lapangan dengan baik dan berprestasi secara optimal, seorang pemain harus dapat menguasai teknik dasar dan jenis pukulan yang ada, memiliki kemampuan fisik yang prima, taktik serta mental bertanding. Penguasaan teknik dasar dan teknik pukulan dengan baik merupakan salah satu landasan yang sangat penting agar dapat meningkatkan prestasi dalam bermain tenis. Permainan tenis menurut MulyonoB (1999: 17) bahwa “Permainan tenis di Indonesia tetap meningkat peminatnya ini disebabkan antara lain oleh faktor-faktor sebagai berikut : a. Permainan ini dapat dimainkan oleh segala tingkat umur (8 tahun – 70 tahun) asal masih cukup kuat dan tidak memiliki jenis penyakit tertentu sehingga oleh dokter dilarang untuk berolahraga tenis. b. Tidak membutuhkan lapangan yang luas seperti olahraga golf. c. Biaya masih terjangkau oleh masyarakat. d. Secara komperatif permainan dapat diatur secara santai. e. Kemungkinan untuk cidera dalam bermain tenis sangat kecil. f. Dapat diikuti oleh segala lapisan masyarakat. g. Dapat merupakan tempat berkomunikasi yang baik disaat menunggu giliranbermain.
Dalam semua permainan, bahkan semua jenis olahraga terutama pada jenis olahraga yang menggunakan alat, maka keterampilan dasar untuk dapat bermain olahraga tersebut harus diketahui, dimengerti dan dipelajari lebih dahulu. Artinya sebelum melakukan atau belajar olahraga tersebut maka, keterampilan dasarnya (dalam hal ini keterampilan dasar memukul bola) harus dipelajari terlebih dahulu. Dengan mempelajari keterampilan dasar memukul bola yang benar dan tepat sedini mungkin, maka perkembangan penguasaan pukulan selanjutnya akan mencapai hasil yang optimal.
2. Latihan a. Hakikat Latihan Latihan merupakan suatu proses yang dilakukan secara teratur guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Tujuan utama latihan dalam olahraga prestasi adalah untuk mengembangkan kemampuan biomotorik ke standart yang paling tinggi, atau dalam arti fisiologis atlet berusaha mencapai tujuan perbaikan sistem organisme dan fungsinya untuk mengoptimalkan prestasi atau penampilan olahraganya. Berkaitan dengan latihan menurut Yusuf Adisasmita dan Aip Syarifuddin (1996:145) bahwa, “Latihan adalah proses yang sistematis dari berlatih yang dilakukan secara berulang-ulang, dengan kian hari kian menambah jumlah beban latihan serta intensitas latihannya”. Menurut Bompa (1990: 3) bahwa, “Latihan merupakan aktivitas olahraga yang sistematik dalam waktu yang lama, ditingkatkan secara progresif dan individual yang mengarah pada ciri-ciri fungsi fisiologis dan psikologis manusia untuk mencapai sasaran yang telah ditentukan”. Berdasarkan pengertian latihan yang diungkapkan para ahli tersebut pada prinsipnya mempunyai pengertian yang hampir sama, sehingga dapat disimpulkan bahwa, latihan (training) merupakan proses berlatih yang sistematis dan kontinyu, dilakukan secara berulang-ulang dengan beban latihan yang semakin meningkat. Dalam pelaksanaan latihan dapat
dilakukan dengan berbagai metode atau cara seperti metode kontinyu, metode interval, metode bagian, metode keseluruhan dan lain sebagainya.
b. Prinsip -Prinsip Latihan Latihan merupakan suatu proses yang dilakukan secara teratur guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Untuk mencapai tujuan latihan maka harus berpedoman pada prinsip-prinsip latihan yang benar. Menurut Sudjarwo (1993: 21) bahwa, “Prinsip-prinsip latihan digunakan agar pemberian dosis latihan dapat dilaksanakan secara tepat dan tidak merusak atlet”. Prinsip
latihan
merupakan
garis
pedoman
yang
hendaknya
dipergunakan dalam latihan yang terorganisir dengan baik. Agar tujuan latihan dapat dicapai secara optimal, hendaknya diterapkan prinsip-prinsip latihan yang baik dan tepat. Menurut Sudjarwo (1993: 21-23) prinsipprinsip latihan di antaranya: “Prinsip individu, Prinsip penambahan beban, Prinsip interval, Prinsip penekanan beban (stress), Prinsip makanan baik dan, Prinsip latihan sepanjang tahun”. Prinsip-prinsip latihan tersebut sangat penting untuk diperhatikan dalam latihan. Prinsip-prinsip latihan yang harus diperhatikan meliputi prinsip individu, prinsip penambahan beban, prinsip interval, prinsip penekanan beban (stress), prinsip makanan baik dan, prinsip latihan sepanjang tahun. Tujuan latihan dapat tercapai dengan baik, jika prinsipprinsip latihan tersebut dilaksanakan dengan baik dan benar.
c. Komponen-Komponen Latihan Aktivitas fisik yang dilakukan seseorang berpengaruh terhadap kondisi fisiologis, anatomis, biokimia dan psikologis. Efisiensi dari suatu kegiatan merupakan akibat dari waktu yang dipakai, jarak yang ditempuh dan jumlah pengulangan (volume), beban dan kecepatannya intensitas, serta frekuensi penampilan (densitas). Menurut Depdiknas. (2000: 105) bahwa,
“Dalam proses latihan yang efisien dan efektifitas dipengaruhi: volume latihan, intensitas latihan, densitas latihan dan kompleksitas latihan”. Pendapat tersebut menunjukkan bahwa, latihan akan mencapai hasil yang efektif dan waktunya lebih efisien jika komponen-komponen latihan diperhatikan dengan baik dan benar. Komponen-komponen latihan meliputi volume latihan, intensitas latihan, densitas latihan dan kompleksitas latihan.
3. Voli Backhand a. Pengertian Voli Backhand Voli merupakan salah satu cara memukul bola sebelum bola itu memantul di lapangan. Pada umumnya pukulan voli terjadi di wilayah dekat net. Voli backhandadalah suatu teknik pukulan yang dilakukan seorang pemain tenis lapangan sebelum bola memantul ke lapangannya sendiri dengan posisi raket berada di samping kiri badan. Menurut Lardner (1994: 62) bahwa “voli merupakan tembakan yang jika dilatih dengan tekun akan terasa mudah dan jika mempunyai keyakinan terhadap tembakan ini, anda akan melakukannya dengan baik”. Pukulan volibackhand adalah pukulan yang dilakukan terhadap bola sebelum memantul ke lapangannya sendiri dan berada di samping kiri pemain (apabila menggunakan tangan kanan) atau di samping kanan (apabila menggunakan tangan kiri/kidal). Pukulan ini merupakan pukulan juga penting dalam permainan tenis lapangan selain pukulan groundstroke. Keadaan yang memaksa pemain untuk bereaksi secara cepat adalah alasan utama untuk melakukan pukulan voli, karena kecepatan bola maka tidak ada kesempatan melakukan backswing. Bola sebaiknya dipukul di depan badan dan lebih dekat dengan badan dibanding dengan pukulan drive. Voli merupakan pukulan yang bersifat menyerang, dilakukan dengan tujuan untuk mendapatkan poin pada saat itu juga.Menurut Magethi ( 1990:34 ), pukulan voli dalam permainan tenis lapangan bermacam-macam, yaitu : 1) Forehand Volley
Voli forehand merupakan pukulan terhadap bola yang masih di udara dengan menarik lengan kanan sedikit ke samping kanan, permukaan raket sedikit dibuka dan bahu berputar sedikit ke samping dan kaki kiri melangkah ke depan saat perkenaan raket dengan bola. Ini dilakukan oleh pemain yang memukul dengan tangan kanan. 2) Backhand Volley Voli backhand merupakan kebalikan dari pukulan Voli forehand, yaitu dengan menyilangkan lengan kanan ke bagian atas sebelah kiri badan dan kaki kanan yang digunakan untuk melangkah ke depan. 3) Low Volley Low volley atau voli rendah merupakan pukulan voli dengan menggerakkan tubuh secara cepat untuk menjangkau bola dengan menekuk lutut untuk mendapatkan bola rendah dengan membuka raket. 4) Stop volley Stop volley merupakan pukulan untuk menjatuhkan bola sedikit melewati net dan jauh dari lawan, dan untuk menghentikan laju bola yang datang. Pukulan ini dilakukan dekat dengan net yang harus memperhatikan pegangan raket dengan kuat. b. Grip Voli Backhand 1) Backhand Continental grip Grip/pegangan ini merupakan grip klasik yang selalu digunakan oleh pemain-pemain tenis jaman dahulu ketika raket kayu masih digunakan. Posisi tangan berada tepat di atas gagang raket dan posisi pangkal telunjuk berada di sudut 1 (untuk pemain tangan kanan) atau sudut 4 (untuk pemain kidal) seperti yang terlihat pada gambar di bawah ini.
Gambar2.1. Grip Kontinental Pemain pro modern yang masih menggunakan tipe ini adalah Stefan Edberg dan sebelumnya adalah John McEnroe. Grip ini sangat baik digunakan di permukaan lapangan yang cepat, seperti rumput, dan digunakan oleh pemain dengan tipe permainan service volley. Saat ini tidak banyak yang menggunakan tipe continental sebagai pegangan forehand ataupun backhand utamanya karena tempo permainan yang semakin cepat dengan bola yang semakin berputar (spin). Kelemahan grip ini adalah hanya bisa dipakai untuk pukulan mendatar (flat) dan mengiris (slice), sedangkan untuk pukulan spin agak sulit. Pemain yang memakai grip ini juga seringkali kesulitan menghadapi bola-bola top spin yang bersifat agak melambung parabolik. Akan tetapi,continental merupakan grip standar untuk melakukan service dan juga untuk pukulan voli serta overhead karena tangan mantap mencengkeram gagang raket.
2) Backhand Eastern grip Eastern merupakan grip yang paling mudah diaplikasikan petenis pemula. Grip ini seringkali disebut sebagai pegangan berjabat tangan. Anda dapat mencobanya dengan memulai pegangan dari leher raket, seperti menjabat tangan, lalu turun ke ujung gagang raket. Posisi dari pangkal telunjuk cenderung berada pada sisi kanan (untuk pemain tangan kanan) atau sisi kiri (untuk pemain kidal).
Gambar 2.2. Grip Eastern Pilihan grip ini cocok sekali bagi pemain yang sering mengandalkan permainan volley ke depan net karena anda dapat dengan mudah dan cepat menyesuaikan grip untuk pukulan volley ke depan net. Namun kelemahan pegangan ini adalah sulit untuk menghadapi bola-bola topspin yang bersifat parabolik. Salah satu pemain pro yang merajai tenis di tahun 90′an, yaitu Pete Sampras, memakai grip ini sebagai pilihannya karena dia merupakan tipikal pemain service volley yang sangat nyaman memakai grip ini.
3) Backhand Semi-Western grip Grip jenis ini adalah grip yang paling banyak dipakai oleh pemain tenis modern, terutama yang memiliki tipe permainan baseliner. Grip ini menempatkan pangkal jari telunjuk anda di sudut 2 (untuk pemain tangan kanan) atau 3 (untuk pemain kidal). Atau bisa juga berawal dari grip eastern kemudian tangan anda diputar searah jarum jam satu sudut ke sudut 2 atau 3. Keunggulan dari grip ini adalah anda dapat memukul spin dengan baik sehingga kemungkinan bola untuk melewati net lebih besar karena sifatnya yang parabolik. Grip ini juga dapat dipakai untuk memukul flat tetapi tidak direkomendasikan untukmemukul slice. Kelemahan dari grip ini adalah sulit untuk mengantisipasi bola-bola rendah yang dihasilkan dari pukulan flat atau slice terutama di lapangan
cepat (grass atau hard court). Beberapa contoh pemain pro yang menggunakan grip ini adalah : Andre Agassi, Roger Federer.
Gambar 2.3. Semi-Western grip 4) Backhand Western grip Grip jenis ini merupakan grip yang ekstrim digunakan terutama untuk memproduksi pukulan topspin. Pemain spesialis lapangan tanah liat (clay) umumnya menggunakan grip jenis ini, juga banyak pemain dern saat ini.
Gambar 2.4. Backhand Western grip Banyak orang menyebut grip ini sebagai pegangan wajan karena cara memegang raket ini seperti saat kita memegang gagang wajan atau panci masakan.Caranyaadalahandamenempatkan posisi pangkal telunjukpadasi sibawahdarigagangraket, atau anda dapat memulai dari posisi semiwestern kemudian bergeser satu sudut ke sisi bawah gagang raket. Grip
ini sangat baik digunakan bagi pemain yang ingin memukul bola dengan top spin yang ekstrim. Arah bola dari hasil pukulan ini dapat melambung di atas net dan turun menurut garis parabolik yang ekstrim. Grip ini juga sangat nyaman digunakan untuk mengantisipasi bola-bola tinggi yang biasanya terjadi di lapangan tanah liat. Akan tetapi, kelemahan dari grip jenis ini adalah tidak bisa dipakai untuk melakukan pukulan flat serta slice dan juga sangat sulit untuk mengantisipasi bola-bola slice yang jatuh rendah di lapangan cepat seperti rumput (grass) atau semen (hard court). Pemain pro yang mengadopsi jenis grip ini umumnya merupakan pemain spesialis tanah liat seperti Rafael Nadal, Carlos Moya atau sebelumnya adalah Sergi Bruguera.
4. Teknik Pukulan Voli Backhand Setelah menguasai cara memegang raket dengan baik, selanjutnya harus mempelajari teknik pukulan secara benar. Pelaksanaan pukulan voli backhand, untuk dapat memperoleh hasil pukulan yang baik maka harus memperhatikan teknik-teknik dasar yang meliputi cara memegang raket, posisi badan pada saat memukul, gerak ayunan lengan dan raket serta posisi raket pada saat mengenai bola. Keempat unsur teknik pukulan dasar tersebut dikenal dengan istilah four in one principles, yaitu suatu prinsip yang merupakan satu kesatuan dari keempat unsur teknik dalam melakukan suatu pukulan dalam permainan tenis lapangan. Keempatnya tidak dapat dipisahkan dan harus menjadi kesatuan gerak dalam usaha melakukan suatu teknik pukulan yang benar dengan hasil penempatan bola yang baik. Setelah dapat memegang raket dengan benar, menurut Scharff (1976:29) teknik selanjutnya yaitu sikap berdiri, ayunan ke belakang (backswing), ayunan ke depan (forward swing), saat perkenaan dengan bola (impact), dan gerak lanjutan (follow through). Lebih jelasnya, uraian berikut ini akan menjelaskan teknik pelaksanaan dari kelima unsur teknik tersebut dalam melakukan pukulan voli backhand.
a. Cara Memegang Raket Dalam permainan tenis lapangan, pegangan raket sangatlah penting karena pegangan yang benar dan tepat akan memperoleh rasa pegangan yang enak di tangan dan tepat memukul bola ke arah yang dikehendaki. Suatu pukulan yang baik biasanya didukung oleh teknik pegangan yang benar. Ada tiga jenis pegangan yang digunakan untuk melakukan pukulan, yaitu : pegangan western, pegangan eastern, pegangan continental (Scharff, 1997:24). Untuk memukul voli backhand pegangan yang digunakan adalah continental. Pegangan ini dapat dipakai untuk kedua macam pukulan voli baik voli forehand maupun voli backhand. Kelebihan dari pegangan continental ini adalah memberikan rasa enak pada pemain serta dapat melakukan pukulan voli backhand dengan leluasa. Berkaitan dengan pegangan continental, Magethi mengatakan bahwa pegangan continental adalah pegangan raket dengan menempatkan bentuk huruf “V“ antara ibu jari dan telunjuk bagian atas pegangan raket dan jarijari tangan mengelilingi raket (2000:36). Secara lebih jelas cara memegang raket dengan cara continental seperti pada gambar di bawah ini.
Gambar 2.5 : Cara memegang raket dengan continental Sumber : Barron’s. Tennis Course Techniques and Tactics Vol. 1 (2000:37)
b. Sikap Berdiri Dalam melakukan setiap pukulan, pemain mengambil posisi siap, raket disiapkan di depan badan, raket tergenggam erat mengarah pada net, jari-jari tangan kiri memegang raket di pangkal hulunya dengan pegangan continental, berat badan harus berada pada ujung kaki, kaki direntangkan selebar kira-kira 30 cm, dan kedua lutut sedikit ditekuk agar cepat bergerak kearah datangnya bola baik ke kiri atau ke kanan. Leher raket juga harus ditunjang oleh jari-jari tangan kiri. Ini akan mengurangi beban yang ditanggung tangan kanan, dan cara ini juga memungkinkan tangan kiri untuk memutar bahu ke kiri atau ke kanan pada saat raket ditarik sebagai persiapan untuk melakukan pengambilan pukulan bola dari lawan. Kepala tegak dan pemain berkonsentrasi pada bola yang akan dipukul lawan. Untuk lebih jelasnya tampak pada gambar berikut.
Gambar 2.6. Sikap Berdiri Siap Sumber : Barron’s. Tennis Course Techniques and Tactics Vol. 1 (2000:15) c. Ayunan Ke Belakang (Backswing) Pada
pukulan voli backhand, ayunan ke belakang hanya sedikit.
Ayunan dilakukan dari samping kiri atas ke samping kanan bawah. Pada saat back swing dimulai, berat badan harus ditanamkan dikaki kiri (belakang), dan bahu kanan disiapkan untuk diarahkan ke jaring net. Raket
diayunkan pendek kebelakang dan badan harus diputar ke kiri, siku kanan setinggi bahu, karena pergelangan lebih mudah terkunci dan menambah kekuatan pukulan. Saat raket hampir mengenai bola, kepala raket harus tinggi, kalau bisa di atas bola kemudian tangan kiri dilepaskan untuk pukulan ke depan dan sedikit ke bawah seperti untuk voli forehand. Pergelangan tangan harus erat selama memukul, berat badan berpindah ke kaki kanan sewaktu memukul.Lebih jelasnya ayunan ke belakang seperti gambar berikut ini.
Gambar 2.7 : Ayunan ke belakang Sumber : Barron’s. Tennis Course Techniques and Tactics Vol. 1 (2000:98) d. Ayunan Ke Depan (Forward Swing) Pada pukulan voli backhand saat ayunan lengan ke depan,badan harus menyamping net atau sejajar dengan net. Kaki kiri harus sejajar dengan net, kaki kanan langsung ke belakang. Untuk pukulan yang dikehendaki sebelah kanan, pukulan bola agak lebih dahulu daripada pukulan lurus dan sekaligus kaki belakang digeser ke depan. Untuk pukulan ke kiri, bola dipukul sedikit terlambat (lebih dekat ke badan) dan kaki belakang agak sedikit mundur.Lebih jelasnya ayunan ke depan seperti pada gambar berikut ini.
Gambar 2.8 : Ayunan ke depan Sumber : Barron’s. Tennis Course Techniques and Tactics Vol. 1 (2000:99) e. Perkenaan Raket Dengan Bola (Impact) Saat raket bergerak ke depan, kepala raket harus tinggi dan permukaan raket sedikit menghadap net. Raket dipegang lebih kuat dan terus selama mengenai bola, diusahakan senar raket mengenai bola tepat pada bagian tengahnya. Lebih jelasnya perkenaan raket dengan bola seperti pada gambar 2.9 berikut ini.
Gambar 2.9 : Perkenaan bola Sumber : Barron’s. Tennis Course Techniques and Tactics Vol. 1 (2000:99) f. Gerak Lanjutan (Follow Through) Pada pukulan voli backhand ayunan lanjutan hanya sedikit, setelah raket membentur bola kemudian melakukan ayunan lanjutan, dan raket berhenti kira-kira pada ketinggian lutut pada sisi kanan tubuh. Arah ayunan raket dari samping atas ke samping bawah. Lebih jelasnya gerak lanjutan seperti pada gambar 2.10 berikut ini
Gambar 2.10 : Gerak lanjutan (follow through) Sumber : Barron’s. Tennis Course Techniques and Tactics Vol. 1 (2000:99) Secara lengkap pelaksanaan voli backhand dari awal sampai akhir seperti pada gambar 2.11 berikut ini.
Gambar 2.11 : Pelaksanaan voli backhand Sumber : Barron’s. Tennis Course Techniques and Tactics Vol. 1 (2000:99) 5. Metode Latihan Pukulan Voli Pemberian latihan olahraga ada berbagai macam cara dalam melatih atau metode latihan, untuk mencari efektifitas dan efisiensi suatu latihan. Untuk tenis lapangan ada banyak metode latihan yang dapat diberikan oleh pelatih kepada anak didiknya.Metode latihan voli dalam permainan tenis lapangan ada bermacam-macam, Brown (1996:74) mengatakan bahwa metode latihan voli diantaranya : a. Voli Bayangan Melalui cermin, pemain melakukan ayunan voli dengan mencari komponen seperti gerakan kaki, cara genggaman atau gerakan mengayun. b. Voli 2 Lawan 1 Melakukan voli dengan 2 mitra latih, jika bola datang terlalu rendah, turunkan badan dengan menekuk lutut dan jika bola datang setinggi bahu, pukul bola dengan sudut membuka lapangan. c. Voli dengan Sasaran
Menempatkan sasaran di sudut belakang backhand dan forehand, lalu backhand pendek dan lebar, dan forehand pendek dan lebar. d. Voli Maju Pemain memukul bola dengan voli secara bersamaan bergerak maju ke depan net selangkah demi selangkah. e. Vol Dinding Memukul bola ke dinding dengan voli ke arah sasaran yang ditentukan. Selain
metode-metode
latihan
tersebut,
banyak
pelatih
yang
menggunakan metode latihan lain. Metode latihan yang saya gunakan adalah metode latihan secara terus-menerus dan bergantian. Metode latihan untuk mengembangkan pukulan voli backhand dapat dilakukan dengan metode drill. Metode drill ini dalam pelaksanaan latihannya dapat digunakan dengan berbagai bentuk dan variasi pola latihan, tanpa mengabaikan prinsip individual, yaitu bahwa kebutuhan dari suatu bentuk usaha latihan dari tiap-tiap anak berbeda. Dalam proses latihan untuk melatih pukulan voli backhand, metode latihan dengan drill merupakan salah satu metode yang sering digunakan oleh pelatih, sehingga dalam pelaksanaan metode drill ini dilakukan oleh anak dengan memukul bola secara terus-menerus dan bergantian. 6. Metode Latihan Terus-Menerus dan Bergantian a. Metode Latihan Terus-Menerus Bentuk latihan ini biasa dilakukan para pelatih, yaitu pengumpan (F) memberikan bola dengan metode drill dari garis belakang (baseline) kepada testi (T) yang berdiri di dekat net, kurang lebih 1 sampai 11/2 meter. Testi melakukan voli backhand secara terus-menerus dengan jumlah pukulan yang telah ditentukan. Bentuk metode latihan voli backhand terus-menerus tampak pada gambar 2.12 berikut ini.
T
F
Gambar 2.12 : Metode Latihan Terus-Menerus Hal ini dapat diartikan sama dengan pernyataan Lutan (1998 : 113) bahwa metode latihan terus-menerus sama dengan massed practice, yaitu suatu kegiatan latihan yang dilakukan dalam suatu rangkaian dengan selang waktu istirahat yang sangat kecil diantara kegiatan mencoba. Kegiatan ini lebih intensif dan efektif sehingga mempunyai hasil belajar yang lebih banyak. Latihan terus-menerus mempunyai kelebihan yang dapat mengetahui kesalahan pukulannya saat itu juga, sehingga dengan cepat pemain dapat memperbaiki kesalahan pukulan untuk menempatkan bola yang lebih baik. Sedangkan kelemahannya pemain akan cepat terkuras tenaganya dalam melakukan latihan tersebut. Voli terus-menerus memberikan latihan yang lebih efektif dibandingkan voli bergantian, yang membuat feeling (perasaan) seorang pemain semakin baik dalam menempatkan bola pada sasaran. b. Metode Latihan Bergantian Bentuk latihan ini dilakukan dengan metode drill juga,dengan pengumpan (F) memberikan bola dari garis belakang (baseline) kepada testi (T) yang juga berdiri di dekat net kurang lebih 1 sampai 11/2 meter. Dalam metode ini testi melakukan pukulan voli backhand dengan memukul sekali diikuti testi lain di belakangnya untuk melakukan pukulan secara bergantian. Bentuk latihan voli backhand bergantian tampak pada gambar 2.13.
T
F
Gambar 2.13 : Metode latihan bergantian Hal ini dapat diartikan sama dengan pernyataan Lutan, bahwa metode latihan bergantian sama dengan distributed practice, yaitu suatu kegiatan rangkaian kegiatan latihan yang melibatkan kegiatan istirahat yang cukup diantara kegiatan mencoba. Kegiatan ini kurang dapat meningkatkan kemampuannya, karena kurang adanya kontrol pukulan dari testi yang tidak dapat mengetahui kesalahan pukulan untuk
menempatkan bola. Tetapi
latihan ini hanya mengeluarkan sedikit tenaga dan tidak cepat lelah. Sering berlari dan berputar pada seorang pemain untuk latihan voli bergantian menyulitkan pemain untuk memukul bola dengan baik dan menempatkan arah bola yang sulit dijangkau oleh lawan. Pemain kurang memperhatikan teknik memukul dan penempatan bola hanya memperhatikan pergantian saat memukul bola saja.
B. Kerangka Berpikir Berdasarkan tinjauan dari uraian pelaksanaan voli backhand secara terusmenerus dan bergantian diatas maka dapat diajukan kerangka berpikir sebagai berikut: 1. Perbedaan Pengaruh Metode Latihan Terus-Menerus dan Bergantian Terhadap Kemampuan Penempatan Voli Backhand Tenis Lapangan
Di samping karakteristik dari masing-masing metode latihan tersebut, kedua metode latihan tersebut memiliki kelebihan dan kelemahan. Adapun kelebihan dan kelemahan dari latihan Voli Backhandsecara terus-menerus dapat diidentifikasi sebagai berikut : a. Pemain akan merasa senang dan mempunyai motivasi yang tinggi dan dapat mengetahui kesalahannya dengan cepat. b. Latihan dilakukan secara bertahap, sehingga pemain lebih cepat beradaptasi terhadap gerakan keterampilan yang lebih sulit/kompleks serta dapat dengan segera memperbaiki kesalahannya. c. Pemain akan memiliki teknik pukulan dan koordinasi yang baik, sehingga pemain akan lebih mudah dalam melakukan pukulan. d. Pemain dapat melakukan gerakan yang lebih luwes dan memiliki akurasi penempatan yang baik. Sedangkan kelemahan dari latihan voli backhandsecara terus-menerus, diantaranya yaitu : a. Tenaga pemain cepat terkuras b. Pemain cepat merasa lelah c. Kekuatan yang dibutuhkan untuk melakukan pukulan lebih besar. Adapun dalam pelaksanaan latihan voli backhand secara bergantian kelebihannya dapat diidentifikasi sebagai berikut : a. Pemain akan terbiasa mengeluarkan sedikit tenaga dalam melakukan pukulan voli. b. Pemain tidak cepat merasa lelah. c. Pemain pemula yang kecepatan reaksinya tinggi akan mudah dalam melakukan pukulan voli backhand secara bergantian. Sedangkan kelemahan latihan voli backhand secara bergantian dapat diidentifikasi diantaranya yaitu : a. Pemain pemula yang kecepatan reaksinya rendah akan mengalami kesulitan dalam melakukan pukulan voli backhand secara bergantian. b. Pemain akan sering melakukan kesalahan teknik pukulan voli backhand .
c. Pemain yang kekuatan genggamannya masih lemah, akan merasa sukar latihan. d. Pelatih akan sering membetulkan teknik yang salah, sehingga pelatihan akan sedikit terhenti, dan tujuan latihan lebih lama tercapai. e. Pemain juga akan sulit untuk mengontrol pukulannya. f. Pemain kurang mengetahui kesalahan pukulannya dan akurasi penempatan yang buruk. Berdasarkan karakteristik, kelebihan dan kelemahan Latihan TerusMenerus
dan
Bergantian
Terhadap
Kemampuan
Penempatan
Voli
Backhandtersebut tentu akan menimbulkan pengaruh yang berbeda. Perlakuan yang berbeda akan menimbulkan respon yang berbeda pula pada diri pelaku. Dengan demikian diduga bahwa, metode latihan terus-menerus dan bergantian memiliki pengaruh yang berbeda terhadap kemampuan voli backhandtenis lapangan. 2. Metode Latihan Terus-Menerus Lebih Baik Pengaruhnya Terhadap Kemampuan Penempatan Voli Backhand Tenis Lapangan Metode latihan untuk mengembangkan pukulan voli backhand dapat dilakukan dengan metode drill. Metode drill ini dalam pelaksanaan latihannya dapat digunakan dengan berbagai bentuk dan variasi pola latihan, tanpa mengabaikan prinsip individual, yaitu bahwa kebutuhan dari suatu bentuk usaha latihan dari tiap-tiap anak berbeda. Dalam proses latihan untuk melatih pukulan voli backhand, metode latihan dengan drill merupakan salah satu metode yang sering digunakan oleh pelatih, sehingga dalam pelaksanaan metode drill ini dilakukan oleh anak dengan memukul bola secara terusmenerus dan bergantian. Latihan terus-menerus mempunyai kelebihan yang dapat mengetahui kesalahan pukulannya, sehingga dengan cepat pemain dapat memperbaiki kesalahan pukulan untuk menempatkan bola yang lebih baik. Sedangkan kelemahannya pemain akan cepat terkuras tenaganya dalam melakukan latihan tersebut. Voli terus-menerus memberikan latihan yang lebih efektif
dibandingkan voli bergantian, yang membuat feeling (perasaan) seorang pemain semakin baik dalam menempatkan bola pada sasaran. Metode latihan bergantian merupakan distributed practice yaitu suatu kegiatan rangkaian kegiatan latihan yang melibatkan kegiatan istirahat yang cukup diantara kegiatan mencoba. Kegiatan ini kurang dapat meningkatkan kemampuannya, karena kurang adanya kontrol pukulan dari testi yang tidak dapat mengetahui kesalahan pukulan untuk menempatkan bola. Tetapi latihan ini hanya mengeluarkan sedikit tenaga dan tidak cepat lelah. Latihan bergantian lebih efektif dibanding latihan terus-menerus karena pemain tidak jenuh untuk menanti giliran memukul,sehingga setiap saat pemain harus siap melakukan pukulan berikutnya. Pada prinsipnya pemain harus sering diberikan latihan atau pukulan dan jangan dibiarkan untuk diam.
C. Hipotesis Berdasarkan hasil analisis terhadap kelemahan dan kelebihan voli backhand secara terus-menerus dan bergantian, dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut: 1. Ada perbedaan pengaruh antara metode latihan secara terus-menerus dan bergantian terhadap kemampuan penempatan voli backhandtenis lapangan pada Mahasiwa Putra Pembinaan Prestasi Tenis Lapangan POK FKIP UNS Tahun Akademik 2014/2015. 2. Metode latihan secara terus-menerus memberi pengaruh yang lebih baik dibanding metode latihan secara bergantian terhadap kemampuan penempatan voli backhandtenis lapangan pada Mahasiwa Putra Pembinaan Prestasi Tenis Lapangan POK FKIP UNS Tahun Akademik 2014/2015.