BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Deskripsi Teori
1. Uji Praktek Kejuruan a. Definisi Uji Praktek Kejuruan Uji Praktek Kejuruan keahlian pada sekolah menengah kejuruan merupakan bagian dari ujian nasional yang terdiri dari ujian teori kejuruan dan ujian praktik kejuruan. Penyelenggaraan Uji Praktek Kejuruan keahlian diatur oleh Direktorat Pembinaan SMK dengan bekerja sama dengan DU/DI atau asosiasi profesi. Uji Praktek Kejuruan dilaksanakan pada akhir dari proses studi baik studi selama 3 tahun maupun studi 4 tahun. Menurut Direktorat Pembinaan SMK(2012: 1), pelaksanaan Uji Praktek Kejuruan pada tahun ajaran 2011/2012 yaitu dengan bekerja sama dengan industri atau asosiasi profesi yang terkait dengan bidang keahlian. Sebelum melaksanakan Uji Praktek Kejuruan, siswa diberikan kisi-kisi soal Uji Praktek Kejuruan yang disusun berdasarkan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar. Pelaksanaan Uji Praktek Kejuruan paling lambat dilaksanakan satu bulan sebelum penyelenggaraan ujian nasional, sehingga pelaksanaan Uji Praktek Kejuruan tidak mengganggu persiapan ujian nasional.Menurut pedoman dari Direktorat Pembinaan SMK (2012: 2), terdapat beberapa perangkat Uji Praktek Kejuruan, yaitu kisi-soal, soal ujian,lembarpedoman penilaian,soal praktik, dan instrumenverifikasi penyelenggara ujian praktik kejuruan.
b. Tujuan Uji Praktek Kejuruan Menurut Agussationo (2011: 35-36), tujuan pelaksanaan Uji Praktek Kejuruan dan sertifikasipada SMK adalah sebagai sarana mengukur dan menilai penguasaan kompetensi dan sebagai proses pemberian surat penghargaan atas kompetensi yang dimiliki siswa. Tujuan Uji Praktek
Kejuruan Direktorat pembinaan SMK adalah sebagai alat ukur keterserapan diklat,
sebagai
pengakuan
diri
atas
kemampuan
pada
bidang
kompetensinya, dan sebagai pintu masuk kedunia kerja. Tujuan pelaksanaan Uji Praktek Kejuruan akan tercapai apabila pelaksanaannya disiapkan dengan baik dan dilaksanakan sesuai dengan prosedur yang telah ditentukan oleh pihak sekolah dengan panduan dari Direktorat Pembinaan SMK
2. Persiapan Uji Praktek Kejuruan Seni Lukis a. Sekolah Menengah Kejuruan Penyelenggaraan sekolah menengah kejuruan didasarkan atas ketentuan yang ada pada Undang-Undang Republik Indonesia No.2 Tahun 1989 tentang sistem pendidikan Nasional Bab IV pasal 11 ayat (1) dan (3) yang berbunyi sebagai berikut: “Jenis pendidikan umum, pendidikan kejuruan, pendidikan luar biasa, pendidikan kedinasan, pendidikan keagamaan, pendidikan akademik, dan pendidikan professional”. Sekolah menengah kejuruan berdasarkan tingkatan pendidikan setara dengan sekolah menengah atas, akan tetapi keduanya mempunyai tujuan yang berbeda. Pengertian mengenai sekolah menengah kejuruan terdapat pada Peraturan PemerintahNo.74 tahun 2008 pasal 1 ayat 21 yang menyatakan bahwa “Sekolah Menengah Kejuruan yang selanjutnya disingkat SMK adalah salah satu bentuk satuan pendidikan formal yang menyelenggarakan pendidikan kejuruan pada jenjang Pendidikan Menengah sebagai lanjutan dari SMP, MTs, atau bentuk lain yang sederajat atau lanjutan dari hasil belajar yang diakui sama atau setara SMP atau MTs”. Sekolah menengah kejuruan melakukan proses belajar mengajar baik teori maupun praktik yang berlangsung di sekolah maupun di industri diharapkan dapat menghasilkan lulusan yang berkualitas. Sekolah menengah kejuruan mengutamakan pada penyiapan siswauntuk berlomba lapangan kerja.
memasuki
b. Tujuan Sekolah Menengah Kejuruan Menurut Fajar (2009: 9) ,tujuan Sekolah Menengah Kejuruan yaitu untuk mempersiapkan, memilih dan menempatkan calon tenaga keja sesuai dengan tanda-tanda pasar kerja. Berbeda dengan pendapat Fajar Hendra Utomo, menurut Peraturan Pemerintah No.29 Tahun 1990 pasal 2 ayat (1) menyebutkan bahwa sekolah kejuruan bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan siswa dalam pengembangan diri dan untuk meningkatkan kemampuan siswa sebagai anggota masyarakat. Menurut Peraturan Pemerintah No.24 Tahun 1990 pasal 3 ayat (2) disebutkan bahwa Sekolah kejuruan bertujuan untuk menyiapkan siswa dalam memenuhi lapangan kerja, menyiapkan siswa agar mampu memiliki karir, dan
menyiapkan
tamatan
agar
menjadi
warga
Negara
yang
produktif,adaptif, dan normatif.
c. Pembelajaran Sekolah Menengah Kejuruan Pembelajara di sekolah menengah kejuruan dilaksanakan untuk memenuhi kebutuhan tenaga dibidang
industri, tetapi tidak menutup
kemungkinan siswa sekolah menengah kejuruan meneruskan pendidikan kejenjang yang lebih tinggi. Pembelajaran di sekolah menengah kejuruan bertujuan untuk mempersiapkan siswa agar dapat bekerja secara mandiri dan dapat berkarir dengan profesional. Johar Maknum (2011: 8) menyatakan bahwa pelaksanaan pembelajaran di sekolah menengah kejuruan dirumuskan menjadi program normatif, adaptif dan produktif 1). Program normatif Program normatif merupakan
kelompok
mata pelajaran yang
bertujuan untuk membentuk siswa sebagai pribadi yang utuh, pribadi yang memiliki norma-norma sebagai makhluk sosial. Program normatif dijabarkan menjadi mata pelajaran yang memuat kompetensi kompetensi tentang norma, sikap, dan perilaku yang harus diajarkan dan dilatih pada siswa
2). Program adaptif Program
adaptif
merupakan
kelompok
mata pelajaran yang
bertujuan untuk membentuk siswa sebagai individu agar memiliki dasar yang kuat untuk berkembang dan mampu menyesuaikan diri dengan perubahan.Program adaptif memberi kesempatan kepada siswa untuk memahami dan mengusai konsep dan prinsip dasar keilmuan yang dapat diterapkan pada kehidupan sehari-haridan melandasi suatu kompetensi untuk bekerja. 3). Program produktif Program produktif merupakan kelompok mata pelajaran yang berfungsi untuk membekali siswa agar memiliki kemampuan produktif pada suatu keahlian tertentu yang relevan dengan tuntutan dan permintaan industri. Program produktif dilaksanakan pada masingmasing bidang keahlian yang menitik beratkan pada konsentrasi keahlian
agar
siswa
mendapatkan
kompetensi
yang
diharapkan.Evaluasi dilakukan untuk mengetahui apakah program yang dilaksanakan berjalan dengan baik atau tidak. Evaluasi pada program normatif dan adaptif dilakukan dengan diadakannya ujian sekolah dan ujian nasional. Evaluasi program produktif dilakukan untuk mengukur ketercapaian kompetensi siswa pada masing-masing jurusan dengan cara melaksanakan Uji Praktek Kejuruan siswa d. Jurusan Seni Lukis Seni adalah segala sesuatu yang bisa memberikan kesenangan, bahkan dapat menimbulkan sebuah ide atau gagasan. Seni memiliki cabang yang banyak, salah satunya seni rupa. Seni rupa adalah cabang seni yang membentuk karya seni dengan media yang bisa ditangkap mata dan dirasakan dengan rabaan. Kesan ini diciptakan dengan mengolah konsep garis, bidang, bentuk, volume, warna, tekstur, dan pencahayaan dengan acuan estetika.
Seni rupa berperan penting dalam pendidikan, terutama dalam proses belajar mengajar. Melalui pembelajaran pendidikan seni rupa, siswa dapat mengembangkan rasa kebanggaan dalam menciptakan ungkapan pikiran dan perasaan. Namun, ada juga siswa yang kurang memahami tentang pembelajaran pendidikan seni rupa ini, sehingga beranggapan dalam pembelajaran seharusnya diiringi dengan bakat. Jika tidak berbakat, maka hasil yang diperoleh tidak akan bagus. Dewasa ini, di berbagai sekolah mengurangi jam pelajaran yang berkesinambungan. Bahkan, di sekolah unggul ada yang menghapuskan mata pelajaran pendidikan seni ini khususnya seni rupa. Padahal menurut Ganta (1994: 46) Bangsa yang menggusur pendidikan seni dari kurikulum sekolahnya akan menghasilkan generasi yang berbudaya kekerasan di masa depan, karena kehilangan kepekaan untuk membedakan nuansa baik dan nuansa buruk. Dengan kata lain, mata pelajaran pendidikan seni rupa sangat penting dan diperlukan dalam pembelajaran di sekolah, karena di dalamnya terdapat kegiatan yang menuntut usaha untuk berpikir jernih dan merencanakan dengan hati-hati. Dalam kegiatan seni juga banyak yang mengandung
perenungan
sehingga
siswa
lebih
peka
untuk
membedakan sesuatu yang baik maupun buruk. Pembelajaran pendidikan seni rupa di sekolah saat ini dilakukan secara tidak beraturan antara pembelajaran teori dengan praktik. Padahal seharusnya pembelajaran seni rupa ini dilakukan secara berimbang sehingga hasil yang dihasilkan maksimal, karena siswa cenderung untuk sulit diatur. Bahkan, kurang percaya diri untuk bersikap disiplin diberbagai kesempatan. Pada masa sekolah siswa cenderung labil dan kurang percaya diri dalam menentukan sesuatu yang baik maupun buruk. Oleh karena itu, pendidikan seni sangat berperan penting dalam membantu siswa agar lebih stabil dan percaya diri untuk menentukan sesuatu.
Perkembangan pendekatan seni dalam pendidikan seiring dengan munculnya faham esensialis yang menganggap secara materi seni penting diberikan untuk siswa. Melalui pendidikan seni diharapkan siswa memiliki keahlian dalam hal menggambar, melukis, dan mematung. Pendekatan seni dalam pendidikan mempunyai tujuan untuk mengembangkan kemampuan apresiasi siswa terhadap seni budaya dan keterampilan. Proses pendidikan seni merupakan bentuk upaya untuk mewariskan, mengembangkan, dan melestarikan berbagai jenis kesenian yang ada di sekitar lingkungan siswa sehingga mengenal keragaman budaya bangsa. Dalam konteks pembelajaran, penggunaan pendidikan seni khususnya pendidikan seni rupa digunakan sebagai bentuk penularan kemampuan dari pendidik kepada siswa sehingga menguasai keterampilan teknis dalam berolah seni. Proses penyelenggaraan pendidikan seni melalui pendekatan ini bisa dilakukan dalam keluarga, sekolah, dan masyarakat. Seorang pengrajin batik biasanya menularkan kemampuan kepada anaknya secara turun menurun. Prinsip yang harus diperhatikan dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran yaitu penyampaian materi secara sistematis, bertahap, dan disesuaikan dengan tingkat perkembangan siswa. Agar siswa memiliki kemampuan dalam menggambar bentuk, siswa terlebih dahulu dilatih membuat garis, menguasai teknik arsir, dan menguasai kesan ruang.
e. Guru dan siswa Menurut Arif Rohman (2008: 87), siswa adalah anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan potensi diri melalui proses pendidikan. Siswa merupakan sosok anak manusia yang membutuhkan bantuan orang lain untuk bisa tumbuh dan berkembang kearah kedewasaan. Jay Mc Tighe (2004: 1), mengemukakan bahwa “Student need opportunities to revise their assignments using clear examples of successful work, known criteria, and timely feedback”. Istilah siswa pada pendidikan formal dikenal dengan anak didik, sedangkan pada pendidikan pondok pesantren disebut
santri. Dalam kenyataannya siswa sangat bergantung dan membutuhkan bantuan dari orang lain yang memiliki kewibawaan dan kedewasaan yang dapat digunakan sebagai panutan. Panutan siswa dilingkungan sekolah adalah guru yang berperan sebagai tenaga pendidik dan sebagai penyalur informasi pendidikan. Menurut Arif Rahman (2008: 118), mengemukakan bahwa guru adalah setiap orang yang dengan sengaja mempengaruhi orang lain untuk mencapai tingkat kemanusiaan yang lebih tinggi. Berbeda dengan pendapat Arif Rahman, Dwi Siswoyo (2008: 119) menyatakan bahwa guru adalah orang yang bertanggung jawab terhadap pelaksanaan pendidikan dengan sasaran siswa. Menurut kedua pengertian diatas dapat diambil kesimpulan bahwa guru adalah orang yang mempunyai kompetensi untuk mempengaruhi siswa dan bertanggung jawab terhadap pelaksanaan pendidikan. Undang-undang nomor 14 tahun 2005 menyebutkan bahwa guru dan dosen adalah tenaga pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi siswa pada pendidikan anak usia dini jalurpendidikan formal, pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan perguruan tinggi. Guru pada dunia pendidikan mempunyai peranan sangat penting dalam pengembangan potensi siswa. Guru merupakan orang yang paling menentukan dalam perancangan dan penyiapan proses pendidikan dan pembelajaran dikelas, selain itu pengendalian siswa dan penilaian hasil belajar merupakan tugas yang harus dilakukan oleh seorang guru. Menurut Laura S. Pardo (2004: 273) peran guru yaitu “They teach decoding skills, help students build fluency, build and activate background knowledge, teach vocabulary words, motivate students, and engage them in personal responses to text”. Mengingat betapa pentingnya peran guru, maka pada tahun 2007 pemerintah mulai melakukan uji sertifikasi guru. Guru yang lulus dalam uji sertifikasi akan mendapatkan sertifikat pendidik. Uji sertifikasi adalah suatu pengujian melalui tes terhadap para guru untuk memperoleh sertifikat pendidik. Guru yang memiliki sertifikat pendidik
merupakan guru yang sudah diuji dan diakui kompetensi profesionalnya. Menurut Dwi Siswoyo (2008: 120) kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang guru adalah: kompetensi profesional, kompetensi personal, dan kompetensi sosial. Kompetensi profesional guru merupakan kemampuan dan kewenangan guru dalam menjalankan pekerjaan sebagai guru, oleh karena itu guru yang profesional berarti guru yang mampu melaksanakan tugas keguruan dengan profesional sebagai sumber kehidupan. Menurut Sugihartono (2007: 87) menyatakan bahwa guru dalam menjalankan tugas dituntut
memiliki
kompetensi
yang
bersifat
psikologis,
meliputi
kompetensi kognitif, afektif, dan psikomotorik: 1). Kompetensi kognitif guru Setiap guru harus memiliki kapasitas kognitif tinggi yang menunjang kegiatan pembelajaran yang dilakukannya. Hal utama yang dituntut dari kemampuan kognitif ini adalah keluwesan kognitif, yang ditandai dengan adanya keterbukaan guru dalam berfikir dan beradaptasi. Guru yang mempunyai keluwesan kognitif tinggi menunjukkan keterbukaan dalam perencanaan pembelajaran, responsive terhadap kelas serta menggunakan bermacam-macam metode yang relevan secara kreatif sesuai dengan sifat materi dan kebutuhan siswa. 2). Kompetensi afektif guru Guru yang baik hendaknya memiliki sikap dan perasaan yang menunjang proses pembelajran yang dilakukan, baik terhadap orang lain maupun terhadap diri sendiri. Terhadap orang lain khususnya terhadap siswa, guru hendaknya memiliki sikap dan sifat empati, ramah dan bersahabat, dengan adanya sifat ini siswa merasa
dihargai,
menumbuhkan
diakui
keberadaannya
keterlibatan
aktif
siswa
sehigga dalam
semakin proses
pembelajaran sehingga didapatkan hasil pembelajaran yang optimal. Terhadap diri sendiri, guru harus memilikisikap positif sehingga pada akhirnya dapat membantu optimalisasi proses
pembelajaran. Keadaan afektif yang bersumber dari diri guru sendiri merupakan penunjang proses pembelajaran sehingga diperoleh hasil yang optimal. 3) Kompetensi psikomotor guru Kompetensi psikomotor seorang guru merupakan keterampilan yang bersifat jasmaniah yang dibutuhhkan oleh guru untuk menunjang kegiatan profesionalnya sebagai guru. Kecakapan psikomotor ini meliputi kecakapan psikomotor secara umum dan kecakapan psikomotor secara khusus. Kecakapan psikomotor secara umum direfleksikan dalam bentuk gerakan dan tindakan umum jasmani guru seperti duduk, berdiri, berjalan, berjabat tangan, dan sebagainya. Secara khusus kecakapan psikomotor direfleksikan dalam bentuk keterampilan untuk mengekspresikan diri secara verbal maupun nonverbal
Menurut stuktur spectrum
sekolah menengah kejuruan terbagi menjadi enem (6) bidang studi keahlian, salah satunya yaitu bidang studi keahlian teknologi dan rekayasa. Bidang studi keahlian teknologi terbagi lagi menjadi delapan belas (18) program studi keahlian, salah satunya yaitu teknik ketenagalistrikan. Pada bidang studi keahlian terdapat lima (5) kompetensi keahlian, salah satunya yaitu kompetensi keahlian Seni Lukis 3. Proses Uji Praktek Kejuruan Seni Lukis a. Alat dan bahan Secara umum, media adalah semua bentuk perantara yang dipakai orang untuk menyampaikan ide atau gagasan, sehingga ide atau gagasan itu sampai kepada penerima. Media berasal dari kata medium yang artinya tengah. Medium dalam konteks ilmu bahan berarti bahan pengikat, yaitu bahan yang berfungsi untuk mengikat bahan lain agar menjadi satu (Rondhi, 2002: 22). Menurut Haryanto (dalam Kurniawati, 2011: 26) secara umum media mencakup media desain, yaitu pengetahuan tentang bahan, alat, dan proses dalam desain dan produk desain, media komunikasi
yaitu mengenai bahan, alat, dan proses dalam komunikasi dan jenis produknya, dan media seni rupa yaitu tentang pengetahuan bahan, alat dan proses atau teknik dalam seni rupa dan jenis produk seni rupa. Jadi, media dalam konteks berkarya seni rupa mencakup: pengertian bahan, alat dan teknik tertentu. Lebih lanjut Haryanto (dalam Kurniawati, 2011: 26) menyatakan bahwa media dalam seni rupa memiliki tiga substansi, yaitu bahan atau material sebagai sesuatu yang diubah atau digarap, alat yaitu benda untuk mengubah, dan teknik artistik (teknik khusus) yang akhirnya menjadi style atau gaya. Gaya atau style dalam konteks ini berarti ciri dari ekspresi yang khas dari seniman yang menyajikan karyanya. Istilah media juga dipakai dalam mengidentifikasi materi-materi spesifik karya seni, seperti lukisan akrilik, lukisan cat minyak, lukisan cat air dan sebagainya. Media berarti juga sarana atau alat untuk mencapai tujuan. Dalam kegiatan berekspresi di pendidikan seni rupa, sangat dibutuhkan sarana dan prasarana yang memadai atau disebut juga media. Sunaryo (2009: 19) mengemukakan bahwa media adalah bahan dan alat, serta perlengkapan yang biasa digunakan untuk memproduksi karya seni rupa, termasuk cara menggunakannya. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa media merupakan suatu perantara yang dipakai untuk menyampaikan suatu ide atau gagasan kepada orang lain. Berdasarkan pada pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa media seni rupa adalah sarana untuk kegiatan berkarya seni rupa yang mencakup alat, bahan serta teknik yang digunakan. Pemilihan media yang hendak digunakan dalam kegiatan berekspresi disesuaikan dengan keadaan di lokasi pembelajaran. Untuk mewujudkan proses aktivitas pembelajaran yang lancar, diperlukan media seni rupa yang ideal. Maksud dari media seni rupa yang ideal adalah kapan pun dan suasana apa pun, media diperlukan dapat segera diatasi dan bisa digunakan dengan lancar aman dan nyaman (Utomo, 2008). Media dan alat sangat berkaitan dalam mencipta karya seni. Sulistyo (2005 : 24), berpendapat media adalah sesuatu (bahan baku) yang dibutuhkan
dalam proses berkarya seni lukis, sedangkan alat adalah barang/peralatan yang diperlukan. Berikut merupakan beberapa alat atau media dalam proses berkarya seni lukis : 1)
Kertas, pada perinsipnya semua kertas dapat digunakan untuk media seni lukis. Lazimnya kertas berwarna putih lah yang baik digunakan, sebab pengaturan/pewarnaan pada lapisan ini lebih mudah karena warna tidak terserap olehnya.
2)
Kanvas adalah sejenis kain yang tebal dan kuat. Bahan ini dipergunakan untuk membuat layar dan terutama dasar lukisan. Menurut sejarahnya, sebelum diketemukan kanvas para pelukis menggunakan bidang lukisan dari bahan papan. Hal ini tentu kurang praktis karena berat untuk dibawa. Kanvas diketemukan menyusul setelah diketemukannya cat minyak, bidang untuk melukis ini lebih praktis dan terbuat dari bahan kain . Kain dibentangkan pada spanram kemudian diberi lapisan perekat untuk menutup pori-pori kain dan selanjutnya diberi lapisan cat dasar. Cat dasar dapat dari cat dengan medium minyak dapat juga cat dengan medium air. Kanvas dengan cat dari medium minyak tidak dapat digunakan untuk melukis dengan medium air kecuali cat akrilik. Namun cat dasar kanvas dengan medium air lebih fleksibel karena dapat digunakan melukis menggunakan cat dengan medium minyak maupun air. Daya tahan kanvas lebih lemah dibanding dengan bidanggambar dari bahan kayu, terutama dengan kelembaban.Kualitas kanvas dibedakan berdasar kelenturan, daya tahan dan tekturnya. Kanvas yang baik pada umumnya jika daya tahannya tinggi terhadap perubahan cuaca, lentur dan teksturnya halus. Hal iniditentukan oleh kualitas kain dan teknik pemberian cat dasar yang digunakan.
3).
Cat akrilik Adalah cat dengan tingkat kecerlangan tinggi dengan pencampur air atau minyak. Sifat cat akrilik hampir sama dengan cat air yaitu cepat kering. Karakter cat ini adalah warna yang
dihasilkan sangat cerah, mengkilat dan cemerlang. Teknik melukis cat akrilik hampir sama dengan cat minyak yaitu penerapan warna yang tebal pada media gambar. Sifatnya yang cepat kering membuat cat ini paling disukai para seniman dalam melukis.
Gambar 2.1 cat acrilyc (sumber : geogle, 22 februari 2016) 4).
Cat Minyak adalah cat yang terdiri atas partikel-partikel pigmen warna yang disuspensi dengan media minyak sebagai pengikat pigmen. Cat minyak telah digunakan di Inggris pada Abad ke 13 untuk penghiasan sederhana. Tapi sampai Abad ke-15 belum di banyak gunakan untuk hal hal artistik. Penggunaan yang paling sering digunakan saat ini adalah untuk keperluan domestik, dimana ketahanan dan warnanya yang cerah membuatnya cocok untuk
digunakan
pada
eksterior
KarakteristikKelebihan cat jenis ini yaitu
dan
interior.
efek kecerahan
warnanya sangat cemerlang. Kelebihan lainnya yaitu gradasi warna yang dicapai paling lebar tidak dapat dicapai oleh cat jenis lain juga daya tahan terhadap waktu paling awet.Selain itu cat membentuk pasta liat sehingga memberikan efek tekstur yang mengesankan bila diolah dengan baik.Kelemahan cat
minyak yaitu membutuhkan waktu beberapa hari untuk membuat cat ini kering, untuk kering sempurna keadaan tipis bisa beberapa minggu dan jika keadan tebal bisa beberapa bulan bahkan bisa beberapa tahun kemudian, jika belum kering sempurna akan lunak jika kena udara lembab. Dalam kurun waktu beberapa tahun, warna yang dihasilkan akan menjadi kekuningan jika kena udara lembab pada lukisan warna putih. Untuk
warna
lain
tidak
mengalami
perobahan
warna
kekuningan. Bau cat menyengat dan memerlukan teknik yang lebih rumit, ini membuatt beberapa seniman beralih ke akrilik.
Gambar 2.2 cat minyak (sumber : geogle, 22 februari 2016) 5). Pensil, pensil ada dua jenis yaitu pensil warna dan pensil hitam biasa yang memiliki ukuran pensil dapat digolongkan pada pensil keras yaitu bertanda huruf H, pensil sedang bertanda huruf HB dan pensil lembut bertanda B. 6). Spidol, spidol memiliki ukuran yang kecil dan yang besar. 7). Pastel, alat untuk mewarnai yang berbentuk seperti kapur namun sedikit lebih lunak.
8). Kuas, alat untuk menempelkan warna (cat air, cat akrilik, cat minyak) pada media lukis. Kuas untuk cat akrilik atau cat air menggunakan kuas dengan bulu yang halus sedangkan untuk cat minyak menggunakan bulu yang kasar/kaku. Kuas untuk melukis beragam macamnya bisa dikelompokan beberapa kelompok menurut bentuk bulu kuas, yaitu : a. Soft brushes/kuas berbulu lembut biasanya untuk melukis cat air terdiri atas flat brushes (ujung pipih) dan round brushes (ujung bulat) b. Bristle brushes/kuas berbulu kaku biasang untuk melukis cat minyak Macam-macam kuas diantaranya adalah kuas ujung bulat lancip (rigger), bulat tumpul (round) persegi rata (flat), persegi lancip (filbert), kuas kipas (fan) besar Kegunaan masing-masing kuastidak sama, misalnya yang bulat lancip untuk mengerjakannya yang rumit serta membuat detail,sedang yang persegi rata untuk mengoles cat pada bidang lebih lebar dan untuk mengeblok bidang lukisan.
Gambar 2.3 kuas (sumber : geogle, 22 februari 2016)
10). Konte, sebenarnya termasuk jenis pensil. Biasanya digunakan untuk finishing atau sketsa, karena konte juga memiliki ukuran dengan tanda H berarti karas, M berarti medium dan S berarti halus.
4). Hasil karya pelaksanaan Uji Praktek Kejuruan Seni Lukis Salah satu anggapan menyatakan bahwa seni lukis adalah bentuk lukisan pada bidang 2 dimensional berupa hasil dari percampuran warna yang mengandung maksud. Dari anggapan ini, maka hasil karya seni rupa pada bidang 2 dimensional yang tidak menggunakan warna (hanya berupa garis) digolongkan seni gambar. Istilah lukisan kedengarannya disamakan/dibedakan dengan istilah untuk menyebutkan salah satu karya seni rupa. Istilah melukis dan menggambar disamakan/dibedakan tidak menjadi persoalan dan tidak usah diperdebatkan. Kalau kita mencari persamaannya/perbedaannya menjadi kaburlah pengertian kita untuk menyebut gambar dan mana lukisan. Melukis dapat dikatakan sebagai kegiatan menggambar, jika ungkapan perasaan (ekspresi) merupakan aspek yang paling dominan, oleh karenanya melukis dapat dikatakan dengan istilah menggambar ekspresi. Jadi, melukis berarti usaha seseorang (sebut seniman) untuk menyalurkan ungkapan perasaan dengan menggunakan media seni rupa lazimnya adalah media cat minyak di atas kanvas atau cat air di atas kertas. Di dalam seni lukis, pada hakekatnya adalah penuangan ide kreatif yang di dalamnya unsur ekspresivitas dan kreativitas, di samping warna sangat menentukan kehadiran karya di dalam seni lukis. Warna di dalam seni lukis menjadi elemen yang sangat menarik, karena kehadiran warna di dalam sen lukis menjadi daya tarik bagi penikmatnya. Di dalam seni gambar, ekspresivitas, kreativitas dan pewarnaan tidak menjadi elemen utama. Unsur pokok yang harus ada di dalam karya gambar antara lain ikatan fungsi karya, oleh karenanya unsur ketepatan ukuran, kerapian, kebersihan dan sejenisnya sangat mutlak diperhatikan oleh penciptanya sebagai contoh pada gambar arsitektur, gambar anatomi, gambar
proyeksi dan gambar perspektif. Herbert Read di dalam bukunya “The Meaning of Art” menjelaskan dan bahwa seni gambar lazimnya memiliki ciri khusus, yaitu merupakan realisasi dari fragmen kehidupan lipatan-lipatan draferi, profil wajah, kontur tonjolan-tonjolan urat, maupun susunan sekuntum bunga. Di sinilah letak kepentingan yang paling jelas yang pernah ditinggalkan oleh si seniman kepada kita. Studi terhadap seni gambar tidak hanya merupakan landasan penting bagi segala kritik seni yang ilmiah, tetapi juga merupakan latihan-latihan terbaik bagi kepekaan estetis seseorang. Dan lebih dari itu Ruskin pernah menerangkan bahwa orang-orang modern ini, belajar melukis atau berusaha untuk belajar melukis adalah melalui gambar, sebaliknya orang-orang jaman dahulu belajar menggambar melalui melukis. Garis dan warna dalam lingkup seni rupa merupakan kesatuan yang utuh. Garis pada seni rupa mempunyai pengertian yang luas. Umum mengatakan bahwa garis konstruksi pada ilmu pengetahuan, teknik ilmu proyeksi, ilmu perspektif, dan sebagainya dianggap unsur seni gambar. Hal ini akan berbeda kenyataannya dengan garis yang ditimbulkan dengan jalan melototkan cat langsung dari dari tubenya yang sering dilakukan oleh Affandi, begitu juga Piet Mondrean dengan karya lukisannya yang wujudnya hanya berupa komposisi garis-garis kontruksi. Kenyataan menunjukkan bahwa kedua buah karya tersebut digolongkan karya seni lukis bukan seni gambar. Dari dua buah contoh di atas dapat diketengahkan kembali mengenai pengertian seni lukis yakni pengungkapan seseorang dalam bentuk karya seni pada bidang 2 dimensional dengan mengolah elemen-elemen rupa seperti garis, warna, bidang, gelap, terang/perspektif , tekstur dan sebagainya. a. Aliran dalam seni lukis Aliran dalam seni lukis dalam terdapat beraneka macam Aliranaliran, yang merupakan satu bentuk yang memiliki karakteristik tersendiri muncul ada yang selaras saling meneruskan, atau menentang aliran sebelumnya. Menurut Rasjoyo (1994), Perhatian manusia cenderung pada hal-hal yang bersifat material, sehingga dunia ini seakan akan menyisihkan seni rupa. Hal ini menyebabkan seniman-seniman berontak.
Pemberontakan seniman tersebut termanifestasikan dalam bentuk-buntuk kreatifitas, terutama kreatifitas seni, sehingga lahirlah aliran-aliran dalam seni rupa. Dibandingkan dengan gaya yang berurusan dengan bentuk luar karya seni, aliran memiliki sifat yang lebih dalam. Menurut Soedarso (1990), menyiratkan bahwa: “gaya, langgam, atau style berurusan dengan bentuk luar (fisik) karya seni, sedang aliran lebih dalam sifatnya (idiologis), seperti dekoratif adalah gaya, sedang Ekspresionisme adalah aliran”. Dari pernyataan diatas yang menjelaskan tentang aliran, berikut adalah berbagai aliran-aliran dalam seni lukis antara lain: 1). Aliran Klasikisme Aliran ini berkembang pada abad 19 di Perancis. Ciri-ciri seni klasikisme antara lain : (1) dibuat-buat dan berlebihan; (2) indah dan molek; (3) dekoratif. Aliran klasikisme mengacu pada kebudayaan Yunani Klasik dan Romawi Klasik. (Rasjoyo, 1994: 47). 2). Aliran Neo-Klasikisme Sebagai kelanjutan dari aliran Klasikisme, aliran ini memiliki ciri-ciri antara lain: (1) terikat pada norma-norma intelektual akademis; (2) bentuk selalu seimbang dan harmonis; (3) batasan-batasan warna bersifat bersih dan statis; (4) raut muka tenang dan berkesan agung; (5) berisi cerita lingkungan istana; (6) cenderung dilebih-lebihkan. (Rasjoyo, 1994: 47). 3). Aliran Ekspresionisme Aliran
ini
berusaha
untuk
melukiskan aktualitas
yang sudah
didistorsikan. Yaitu kesedihan, kekerasan ataupun tekanan batin yang berat, jadi baik bentuk maupun warnanya diubah sedemikian rupa sehingga menunjang pelukisan seperti itu. Worringer mengatakan bahwa pada karyakarya
ekspresionisme
umumnya
terdapat
tendensi
kearah
seperti
individualisasi dan fragmentasi; pada pribadi-pribadi tidak ditumbuhkan nilai-nilai sosialnya melainkan justru dikembangkan kesadarannya akan isolasi dan keterpisahannya. (Soedarso, 1990: 7 1)
4). Aliran Romantisme Aliran romantisme ditandai oleh kontras cahaya yang tegas, kaya dengan warna dan komposisi yang hidup. Aliran romantisme senantiasa memilih kejadian-kejadian dasyat sebagai tema, penuh khayal dan perasaan, petualangan, atau tentang kejadian-kejadian masa kuno atau tentang negeri-negeri Timur yang fantastis.Aliran ini lebih menekankan pada bagian emosional dari tingkah laku dan sifat manusia daripada sifat yang rasional, lebih mengutamakan kepercayaan dan intuisi, bukan kecerdasan. (Arifin, 1985: 125). 5). Aliran Naturalisme Aliran yang berusaha melukiskan segala sesuatu sesuai dengan nature atau alam nyata, artinya disesuaikan dengan tangkapan mata kita untuk memberikan kesan mirip dan cenderung untuk mengidealisasikan alam, diperbaiki, disempurnakan. (Dharsono, 1989: 28). 6). Aliran realisme Aliran realisme adalah aliran kenyataan (Real: Nyata) yang melukiskan kenyataan sehari-hari tanpa memberi suasana diluar kenyataan, tanpa menjiwai dengan perasaan romantis. Aliran realisme ini cenderung mengangkat tema-tema seperti kenyataan dari kepahitan hidup, penderitaan pekerja kasar, kesibukan-kesibukan kota dan pelabuhan.( Arifin, 1985: 131). 7). Aliran Surrialisme Aliran ini muncul pada masa perang dunia I, dimana seorang Futuris Italia Carlo Carra (1881-1966) bertemu dengan Georgio de Chirilo (18881978) yang menyatakan telah menemukan jenis seni baru yang lain dari aliran-aliran dalam seni modern yang sudah ada, ialah seni lukis yang mendasarkan eksistensinya pada metafisika. Ia menyatakan bahwa segala sesuatu itu memiliki dua aspek, ialah aspek yang biasa, sebagaimana kita lihat sehari-hari (dan bisa ditangkap oleh semua orang) dan aspek yang metafisis yang hanya bisa ditangkap oleh orang-orang tertentu pada saat
yang tertentu pula (transdental). ( Soedarso, 1990: 100). 8). Aliran Kubisme Aliran Kubisme lahir pada tahun 1907 yang merupakan kelanjutan dari pandangan Cezanne tentang obyek ditambah dengan pengenalan atas patung-patung primitif dari Afrika dan Liberia oleh Tokoh-tokohnya, Yaitu Pablo Picasso (1881-1973) dan Georges Braque (1882-1963). ( Soedarso, 1990: 88) 9). Aliran Abstrak Aliran abstrak adalah ciptaan-ciptaan yang terdiri dari susunan garis, bentuk dan warna yang sama sekali terbebas dari ilusi atas bentuk-bentuk alam. Tetapi secara umum, ialah seni dimana bentuk-bentuk alam itu tak lagi berfungsi sebagai obyek ataupun tema yang harus dibawakan, melainkan tinggal sekedar sebagai motif saja. ( Soedarso, 1990: 95). 10). Aliran Fauvisme Aliran fauvisme yang berarti binatang liar, yang dulu dipakai oleh Louis Vauxcelles, seorang kritikus yang terkejut melihat keliaran dari segerombolan pelukis-pelukis muda yang berpameran di salon d` Automne, dan menyebut pameran itu sebagai Cage des Fauves, sangkar binatangbinatang liar. Istilah tersebut justru diangkat oleh gerombolan pelukis yang berpameran tadi menjadi nama resminya, yang sebelumnya mereka memakai nama kelompoknya dengan „Kelompok Salon d` Automne‟. ( Soedarso, 1990: 71). 11). Aliran Dadaisme Aliran Dadaisme muncul saat berkecamuknya perang dunia I, dibulan Februari 1916, dimana saat itu keadaan dalam rongrongan perang. Nama Dada begitu saja diambil dari sebuah kamus Jerman-Perancis yang kebetulan berarti „kuda mainan‟. Sinisme dan ketiadaan ilusi adalah ciri khas Dada, yang diekspresikan dalam bentuk main-main, mistis ataupun sesuatu yang menimbulkan kejutan. ( Soedarso, 1990: 99).
l2). Aliran Futurisme Aliran Futurisme merupakan hasil seni yang harus memperlihatkan gerak. Serta menganggap gerak adalah yang utama dalam suatu karya seni.dalam hal ini yang dimaksud bukan gerak yang biasa melainkan gerak yang mengandung kecepatan. Oleh karena itulah maka hasil lukisan ini tampaknya kacau oleh gerak yang simpangsiur. Dalam pengambilan tema kaum Futurisme cenderung mengambil tema-tema seperti: pesta dansa, arak-arakan, kerusuhan dan sebagainya. Yaitu suasana kesibukan yang penuh dengan nuansa gerak. (Arifin, 1985: 146).
13). Aliran Pop-Art Aliran ini lahir pada tahun 1956, sebagai hasil pernyataan bahwa aliran ini bagian dari seni modern yang berlaku saat ini, dan tidak mengada-ada. Obyek yang ditampilkan adalah benda-benda yang sudah ada. Bentuk lukisan Pop-Art sering bersifat lucu, ironis, dan karikatual. (Rasjoyo, 1994: 56).
b. Teknik dalam seni lukis Teknik melukis berkaitan dengan gaya / corak. Teknik melukis terdiri dari: 1). Teknik dusel yaitu penerapan warna dengan goresan yang lembut dan halus. Teknik ini digunakan untuk mencapai kesempurnaan objek yang ditampilkan sehingga warna terkesan menyatu. Untuk lukisan realis biasanya memakai teknik ini. 2). Teknik blok/plate yaitu penerapan warna yang dominan yang dipasang dengan rata pada bidang tertentu baik pada objek maupun latar belakang. Cara melukis dengan menutup objek-objek gambar menggunakan satu atau beberapa warna. 3). Teknik Spray (semprot) Cara melukis dengan bahan cat yang cair yang disemprotkan dengan sprayer. Teknik ini sering di digunakan unutk membuat reklame visual
4). Pointilis (titik-titik) Teknik pointilisme, yaitu cara melukis yang dalam menentukan bentuk dan gelap terang objek dengan titiktitik. 5). Teknik aquarel, yaitu cara menggambar dengan menggunakan cat air dengan sapuan warna yang tipis, sehingga hasilnya tampak transparan atau tembus pandang. 6). Teknik plakat, yaitu cara menggambar dengan menggunakan bahan cat poster dengan
sapuan warna yang tebal sehingg
hasilnya tampak pekat dan menutup. 7). Teknik kerok yaitu penciptaan goresan yang bervariasi dengan menggores atau mengkerok warna paling atas yang setengah kering sehingga akan muncul warna sebelumnya. 8). Teknik impasto Impasto adalah teknik lukisan di mana cat dilapiskan dengan sangat tebal di atas kanvas sehingga arah goresan sangat mudah terlihat. Cat yang digunakan bisa pula tercampur di atas kanvas. Saat kering, teknik impasto akan menghasilkan tekstur yang jelas, sehingga kesan kehadiran objek lebih terasa. 9). Teknik kolase yaitu menempel sesuatu baik kertas dan yang lainnya dengan potongan kecil-kecil pada kanvas sehingga tercipta bentuk yang dikehendaki.
B.Kerangka Berpikir Uji Praktek Kejuruan adalah merupakan salah satu cara yang digunakan untuk mengukur kompetensi yang dimiliki siswa. Kompetensi yang diukur dan dinilai yaitu mengenai performansi siswa meliputi aspek pengetahuan, keterampilan, dan sikap. Pada pelaksanaan Uji Praktek Kejuruan adalah tahap yang pertama adalah persiapan. Persiapan dilakukan oleh beberapa pihak, yaitu dari sekolah, jurusan, dan siswa. Persiapan dari sekolah yang berperan adalah panitia Uji Praktek Kejuruan. Meliputi guru-guru dari kurikulum maupun guru guru dari program
studi yang telah dipilih dari pihak sekolah,guru guru yang dipilih adalah guru guru yang berkompeten dibidang keahlian masing masing jurusan. Persiapan dari jurusan seni lukis sendiri adalah tempat, alat dan bahan. Alat alat dan tempat yang digunakan untuk Uji Praktek Kejuruan adalah tempat yang telah diverifikasi oleh tim panitia Uji Praktek Kejuruan. Persiapan yang terakir adalah persiapan yang dilakukan oleh siswa jurusan seni lukis, yang menjadi inti dari uji praktek itu sendiri. Persiapan siwa adalah persiapan intelegensi dari masing masing-masing siswa, persiapan siswa dilakukan dua bulan sebelum pelaksanaan Uji Praktek Kejuruan. Siswa melakukan latihan materi yang diujikan pada upk. Dengan membuat beberapa lukisan dengan aliran yang nantinya akan dikerjakan pada saat Uji Praktek Kejuruan. Setelah semua persiapan dilakukan hal yang menjadi bagian penting dalam Uji Praktek Kejuruan pada jurusan seni lukis adalah proses pelaksanaan yang dilaksanakan selama tiga hari di ruangan bengkel jurusan seni lukis. Pada proses pelaksanaan pihak yang berperan yaitu pihak sekolah, jurusan, maupun siswa. Pihak sekolah yaitu panitia upk bertugas untuk mempersiapkan soal ujian yang akan diberikan pada jurusan seni lukis. Panitia ujian juga yang menyediakan berita acara kegiatan ujian, presensi siswa, dan presensi penilai atau juri. Dari pihak jurusan seni lukis pada saat proses ujian bertugas untuk mempersiapakan alat alat dan bahan yang digunakan siswa untuk mengerjakan.jurusan harus memastikan alat dan bahan yang digunakan siswa lengkap dan harus memenuhi standart Uji Praktek Kejuruan. Pada proses pelaksanaan ujian praktek, siswa yang menjadi intinya. Disini siwa yang menjadi peserta ujian. Siswa diberikan pilihan tiga soal yang akan dipilih satu soal yang akan dikerjakan. Soal Uji Praktek Kejuruan pada seni lukis adalah soal paket satu yaitu seni lukis realis, paket soal dua adalah seni lukis dekoratif, dan paket soal tiga adalah seni lukis modern. Setelah dilaksankanya proses uji praktek selam tiga hari ujian dinyatakan selesai. Pada hari ketiga siswa melakukan pembingkaian karya sehingga pada keesokan harinya karya telah siap dipasang untuk pameran sekaligus untuk dilakukan penilaian. Hasil karya siswa berjumlah 25 lukisan siap pamer yang terdiri dari berbagai macam aliran, yaitu aliran sni lukis realis, seni lukis dekoratif,
dan seni lukis modern. Dengan ukuran karya 70 x 60 cm. dari uraian yang telah dijelaskan diatas dapat digambarkan dengan skema sebagai berikut.
Persiapan UPK Seni Lukis Di Smk N 9 - Sekolah - Jurusan - Guru Dan Siswa
Uji Praktek Kejuruan Seni Lukis Smk Negeri 9 Surakarta Tahun 2015/2016
Proses Pelaksanaan Uji Praktek Kejuruan Seni Lukis Di Smk Negeri 9 surakarta
Hasil karyi Uji Praktek Kejuruan Seni Lukis Di Smk Negeri 9 Surakarta - Aliran - Teknik
Bagan 2.1 Kerangka Berfikir