3
BAB II DATA DAN ANALISA
2.1 Sumber Data 2.1.1 Literatur Buku 1. "PLANETES" karya Makoto Yukimura 2. "Exploring Moon and Mars" John H. Gibbons 3. "Seri Jelajah Sains ANTARIKSA" karya Trija Falyeldi 4. "Alam Semesta dan Bumi" Kodansha 5. Cerita Fiksi 2.1.2 Literatir Artikel 1. "International Space Station" NASA Facts 2. "Educational Brieft : Docking With the International Space Station" NASA Facts 3. http://www.facekom.info/2011/10/ada-370000-keping-sampah-di-angkasa_9883.html 4. http://biak-spaceport.blogspot.com/2010/02/rusia-ingin-bisa-luncurkan-satelit-di.html 5.http://biak-spaceport.blogspot.com/2011/01/solid-rocket-propulsion.html 6. http://www.antaranews.com/teknologi/lapan-operasikan-stasiun-bumi-di-biak.htm 7. http://www.dominicantoday.com/dr/my-saved-articles?action=add&article=10357 2.2 Sejarah Perkembangan Satelit Era satelit buatan sudah dimulai sejak tahun 1950an. Sama seperti semua hal yang berkembang di dunia, satelit buatan memiliki sejarah perkembangannya sendiri. Pada perkembangannya pun, satelit kemudian digunakan untuk bermacam-macam tujuan, sehingga lahirlah berbagai jenis satelit. Menurut kamus online Wikipedia, terdapat beberapa tipe utama satelit, yaitu anti-satellite weapons, satelit astronomi, biosatelit, satelit komunikasi, satelit mini,
4 satelit navigasi, reconnaissance satellite, satelit observasi bumi, satelit tenaga matahari, stasiun luar angkasa, dan satelit cuaca. Jenis yang pertama, anti-satellite weapons, adalah satelit yang didesain untuk menghancurkan satelit ‘musuh’, dan target dan senjata orbit. Satelit astronomi adalah satelit yang digunakan untuk kepentingan penelitian astronomis. Biosatelit dirancang untuk mengangkut contoh organisme hidup untuk eksperimen, sementara satelit komunikasi adalah satelit yang digunakan untuk tujuan-tujuan telekomunikasi. Satelit mini (miniaturized satellites), seperti namanya, adalah satelit yang bentuknya kecil dan bobotnya ringan, dibagi menjadi tiga jenis yaitu satelit mini (minisatellites, 200-500 kg), satelit mikro (dibawah 200 kg), dan satelit nano (dibawah 10 kg). Satelit navigasi menggunakan gelombang radio untuk membantu mobile receiver menentukan lokasi. Reconnaissance satellites adalah satelit komunikasi maupun satelit observasi bumi yang digunakan untuk kepentingan militer atau aplikasi intelegensia, dan informasinya sangat terbatas karena dirahasiakan oleh pemerintah. Satelit observasi bumi digunakan untuk membuat peta, mengontrol keadaan alam bumi, dan sebagai, bukan untuk kepentingan militer. Satelit tenaga matahari diletakkan di orbit tinggi bumi, menggunakan transmisi gelobang mikro. Stasiun ruang angkasa didesain agar manusia dapat tinggal di luar angkasa, untuk digunakan dalam jangka wanktu yang lama. Akhirnya, satelit cuaca digunakan untuk memonitor cuaca dan iklim bumi.
Gambar 2.2.1 : Sputnik Satelit buatan pertama adalah Sputnik 1 yang diluncurkan pada 4 Oktober 1957 oleh Uni Soviet. Namun, Project RAND ternyata sudah merilis The Preliminary Design of an Experimental Circling Spaceship, yang ditandai dengan kalimat, “A satellite vehicle with appropriate instrumentation can be expected to be one of the most potent scientific tools of the Twentieth Century…” Amerika dikabarkan meluncurkan roket orbital pada 1945 dibawah naungan Biro Aeronautika, Angkatan Laut Amerika Serikat. Project RAND menulis semuanya secara terinci dalam laporannya, namun tidak percaya bahwa satelit digunakan untuk keperluan militer, melainkan sebagai sarana sains, politik dan propaganda, sehingga pada tahun 1954, Sekretariat Pertahanan Amerika Serikat menyatakan bahwa tidak ada program satelit yang
5 dijalankan di Amerika pada saat itu. Dibawah tekanan beberapa organisasi sains, pada awal 1955 Angkatan Udara dan Angkatan Laut Amerika Serikat akhirnya mengerjakan Project Orbiter, dengan menggunakan Jupiter C Rocket untuk meluncurkan satelit kecil yang diberi nama Explorer 1 pada 31 Januari 1958. Perlu dicatat bahwa pada masa itu, orang-orang masih belum memiliki teknologi secanggih orang-orang masa kini dalam meneliti angkasa luar dan atmosfer. Sebelum era satelit, manusia menggunakan balon yang dinaikkan sejauh 30 km ke atmosfer, dan gelombang radio untuk meneliti ionosfer. Era ruang angkasa kemudian dimulai pada tahun 1946, sejak para ilmuwan mulai mengukur atmosfer lapisan atas bumi menggunakan roket V-2 milik Jerman yang tertangkap. Hingga tahun 1952, mereka menggunakan V-2 dan roket Aerobee untuk meneliti atmosfer lapisan atas. Pada 29 Juli 1955, Presiden Amerika Serikat mencanangkan Project Vanguard, dengan jadwal peluncuran satelitnya pada musim semi 1958. Tidak mau kalah, Uni Soviet meluncurkan Sputnik 1 pada 4 Oktober 1957. Amerika mengikuti jejak Sputnik 1 dengan menggunakan Space Surveillance Network (SSN) selain mengamati dan meneliti objek-objek ruang angkasa lainnya. Yang kemudian terjadi adalah kompetisi super-ketat antara kedua negara dalam memperbaharui dan meluncurkan sistem satelit terbaru. Pada tanggal 1 Oktober 1958, inagurasi NASA diadakan sebagai suksesor dari NACA (National Advisory Committee for Aeronautics, didirikan pada 1915 untuk mendukung penelitian-penelitian industri aeronautik negara). NASA diberikan mandat yang sama, dan diharapkan dapat mendukung penelitian terhadap perkembangan satelit di Amerika Serikat. Sementara itu, persaingan antara Amerika Serikat dengan Uni Soviet terus berlangsung. Pada 12 April 1961, kosmonot Soviet Yuri Gagarin menjadi manusia pertama di ruang angkasa. Amerika Serikat kemudian merencanakan Project Mercury dan tujuh astronotnya. Kemudian, presiden John f. Kennegy berjanji pada negara dan masyarakatnya untuk mendaratkan seorang astronot di bulan sebelum akhir dari dekade tersebut, dengan nama Project Apollo. Sayangnya, berbagai kecelakaan terjadi pada proses pelanksanaan Project Apollo. Misalnya saja pada 27 Januari 1967; terjadi kebakaran pada modul perintah Apollo, yang menewaskan tiga orang astronot. Berbagai kecelakaan dan kegagalan mewarnai Project Apollo, hingga akhirnya Apollo 11 diluncurkan pada tahun 1969. Pada tanggal 20 Juli tahun itu, Neil Armstrong bersama dengan Edwin Aldrin (yang kemudian menjadi ikon kartun anak-anak Buzz Lightyear) menjadi manusia
6 pertama yang menjejakkan kaki di bulan , sedang astronot Michael Collins tinggal di pesawat ulang-alik. Kecelakaan juga terjadi di pihak Uni Soviet. Pada tahun 1967, tahun yang sama dengan kecelakaan Apollo pertama, seorang kosmonot kehilangan nyawanya. Menyusul kemudian, pada 1971, tiga orang kosmonot lagi meninggal. Mereka adalah Georgi Dobrovolsky, Vladislav Volkov, dan Victor Patseyev.Project Apollo ternyata tidak terhenti di Apollo 11. Namun, proyek tersebut pun ternyata harus dihentikan pada Apollo 17 pada bulan Desember tahun 1972, sebab terjadi perubahan iklim sosial dan politik Amerika Serikat, selain karena keterbatasan dana— uang yang ada pada saat itu habis untuk mendanai (misalnya) Perang Vietnam. Meski Project Apollo terhenti, masih banyak hal yang dilakukan oleh Amerika dalam mengembangkan sistem satelitnya. Singkatnya, secara garis besar, pada era 1970an hingga 1980an, terdapat berbagai misi antariksa yang dijalankan oleh Amerika, seperti misalnya ApolloSoyuz Test Project, yang pada akhirnya melibatkan Amerika dan Uni Soviet bersama-sama pada orbit. Selain itu, mereka juga mengembangkan teknologi pesawat ulang-alik. Sayangnya, misi planetari sempat mati pada akhir 70an hingga akhir 80an karena ACTS (Advanced Communication Technology Satellites, diluncurkan pada 1993) berpotensi kurang sempurna, dan terutama karena terjadi beberapa kecelakaan lagi. Pada Februari 1984, satelit telekomunikasi Westar VI ‘tersangkut’ di orbit karena booster-nya mengalami kegagalan . Kemudian, kecelakaan terberat yang menjadi kekhawatiran utama adalah meledaknya The Challenger kurang dari dua tahun kemudian, yang merupakan tragedi tersesar NASA selain meledaknya Columbia pada tahun 2003. Untung saja, misi planetari tidak terhenti selamanya. Pada era 1990an, satelit Galileo menginvestigasi Jupiter dan bulan-bulannya. Huble Space Telescope juga meneruskan penelusurannya terhadap ruang angkasa dari orbit rendash bumi. Selain itu, sebuah Rover meneliti Mars, mencoba mencari kebenaran akan kabar burung mengenai adanya kehidupan di planet merah tersebut. Rover tersebut dikendalikan dari bumi. Berkebalikan dari era 70-80an, misi planetari pada masa kini malah makin berkembang dan ditunggu-tunggu kabar beritanya oleh khalayak ramai, bahkan oleh orang awam sekalipun. Orang-orang makin penasaran akan ada-tidaknya kehidupan di planet lain, bahkan mungkin di galaksi lain. Mars bisa dikatakan sebagai objek penelitian utama. Sebab, selain penelitian mengenai ada-tidaknya kehidupan disana, diteliti juga mengenai kemungkinan manusia untuk tinggal disana. Seri baru satelit ulang-alik pun dirancang untuk menjelajahi Mars dan isinya. Sumber : http://livebeta.kaskus.us/thread/186/1325468333/
7
2.3 Masalah Bahaya di Orbit Bumi Baru-baru ini kita dibuat khawatir dengan adanya berita bahwa sebuah bangkai satelit akan jatuh ke bumi. Satelit Upper Atmosphere Research Satellite (UARS)milik Badan Antariksa Amerika (NASA) yang berbobot 6,5 ton dan seukuran bus itu mengancam penduduk yang tinggal di antara 57 derajat lintang utara dan 57 derajat lintang selatan, termasuk Indonesia. Untunglah satelit yang diluncurkan pada September1991 jatuh di Samudra Pasifik yang terletak antara Australia dan Hawaii. "Satelit memasuki atmosfer di atas Samudera Pasifik pada 14,1 derajat lintang selatan dan 189,8 derajat bujur timur. Lokasi ini di wilayah laut terpencil di belahan bumi selatan, jauh dari daratan," begitu penjelasan NASA mengenai lokasi jatuhnya UARS. Meski rongsokan satelit itu sudah jatuh, masih banyak rongsokan satelit di angkasa. Era satelit sendiri dimulai ketika Uni Soviet meluncurkan satelit Sputnik I pada 4 Oktober 1957. Sedangkan AS baru meluncurkan satelit pertamanya pada 31 Januari 1958, bernama Explorer 1. Sejak itu satu per satu satelit-satelit baru masuk ke orbit bumi. Menurut The United States Space Surveillance Network (SSN), salah satu divisi di The United States Strategic Command, saat ini ada sebanyak 26.000 objek (diameter 10 cm atau lebih) yang melayang di orbit bumi. Tak semuanya satelit. Di dalamnya termasuk pecahan komet atau batuan ruang angkasa yang terperangkap di orbit, bekas senjata anti satelit yang diluncurkan AS dan Uni Soviet pada era perang satelit 1970-an, rongsokan stasiun ruang angkasa, dan sebagainya. Dari objek melayang sebanyak itu, 8000-an di antaranya merupakan objek buatan manusia (satelit, rongsokan satelit, rongsokan persenjataan, puing-puing stasiun ruang angkasa, dan sejenisnya).Menurut katalog dari National Space Science Data Center (NSSDC), hingga akhir Oktober 2010 terdaftar sebanyak 6.578 satelit yang sudah diluncurkan ke orbit sejak tahun 1957. Satelit yang mati umumnya tetap berada di orbitnya menjadi bangkai satelit. Sebagian jatuh ke bumi terutama ke laut. Sedangkan yang saat ini masih beroperasi sekitar 560 satelit. Masih sulit diketahui berapa tepatnya jumlah bangkai satelit yang masih berada di orbitnya. Bharath Gopalaswamy, ilmuwan roket India yang melakukan penelitian sampah antariksa di Stockholm International Peace Research Institute, memperkirakan bahwa di angkasa saat ini terdapat lebih dari 370.000 keping sampah. Di antaranya ada 1.100 satelit baik yang sudah jadi rongsokan maupun masih beroperasi.Jumlah puing itu juga sebagian berasal dari bangkai satelit yang saling bertabrakan. Misalnya pada Februari 2009, ketika sebuah satelit kosmos Rusia dan satelit Iridium Communication Inc bertabrakan menghasilkan 1.500-an puing. Karena itu jika
8 memang ada 1.100 satelit yang berada di orbit dan 560 satelit yang masih aktif, bangkai satelit yang menunggu jatuh masih ada sekitar 500-an. Sumber : http://www.facekom.info/2011/10/ada-370000-keping-sampah-di-angkasa_9883.html 2.4 Pengembangan Teknologi Penunjang di Indonesia Lembaga Penerbangan dan Antariksa (Lapan) telah mengoperasikan stasiun bumi yang dibangunnya sendiri di Pulau Biak, Papua, demikian diumumkan Lapan hari ini di Jakarta.Para teknisi Lapan membuat stasiun bumi itu dengan mengintegrasikan komponen-komponen yang dibelinya
dan
membuat
sebagian
software
(perangkat
lunak)
sendiri
untuk
mengoperasikannya.Sebuah kemajuan karena dua stasiun bumi sebelumnya yang ada di Rumpin dan Rancabungur, Bogor, bukan dibuat sendiri tetapi dibeli dari Amerika Serikat.Stasiun bumi Biak digunakan untuk menerima data dari LAPAN-TUBSAT, satelit mikro yang berbobot hanya 100 kilogram yang dikembangkan bekerjasama dengan Universitas Teknik Berlin, Jerman. Stasiun bumi Lapan di Biak memiliki antena untuk menangkap sinyal satelit berorbit rendah. Dalam menangkap sinyal satelit semacam itu, antena harus dapat bergerak atau berubah orientasi secara cepat karena satelit muncul dan hilang dari horizon dalam waktu singkat, kurang dari 15 menit. Beroperasinya Stasiun Bumi penerima Biak menambah cakupan LAPAN-TUBSAT hingga wilayah Indonesia timur, bahkan hingga pantai utara Australia.Keberhasilan beroperasinya stasiun bumi di Biak menunjukkan bahwa teknisi Lapan telah menguasai teknologi perekayasaan stasiun bumi untuk satelit orbit rendah.Beberapa alasan dikemukakan para peneliti bahwa Pulau Biak sangat cocok dikembangkan menjadi Space Port, karena hal berikut. 1. Pulau Biak merupakan lokasi yang sangat strategis untuk penerbangan ke angkasa luar karena posisinya sangat dekat dengan garis katulistiwa. 2. Pulau Biak berhadapan langsung dengan samudera luas sehingga proses peluncuran roket yang akan dilakukan diperkirakan tidak akan mengganggu negara lain. Jika roket pendorong satelit itu diluncurkan, serpihan atau benda-benda yang jatuh dari dari proses peluncuran itu akan jatuh ke laut, tidak mengenai negara lain, termasuk wilayah Indonesia. 3. Pulau Biak juga terletak di di area ekuatorial (Posisinya hanya dua derajat dari garis katulistiwa) sehingga dorongan roket peluncur satelit lebih kuat dan mampu mengantar alat pemantauan di angkasa ke antariksa.
9 Sumber : http://duaribuan.wordpress.com/2012/01/30/biak-space-port-untuk-roketindonesia/ 2.5 Pengiriman Manusia ke Luar Angkasa Penjelajahan angkasa adalah eksplorasi fisik dari benda di luar Bumi dan biasanya menyangkut teknologi, ilmu pengetahuan, dan politik yang berhubungan dengan luar angkasa. Salah satu yang paling terkenal dan aspek penting dari penjelajahan angkasa adalah pendaratan manusia pertama di bulan dalam perlombaan angkasa antara Amerika Serikat dan Uni Soviet. Dari fiksi ke kenyataan Ide mengirim objek ke angkasa terdapat di dalam pikiran dari banyak penulis sains fiksi ratusan tahun sebelum hal itu menjadi kenyataan. Beberapa karya ini juga menulis penggambaran bagaimana hal tersebut dapat dilakukan. Pada abad 20, dengan pengembangan propulsi teknologi yang cukup, material yang kuat dan ringan dan terobosan teknologi dan sains lainnya, ide misi luar-bumi tidak lagi hanya sekedar impian tapi suatu kenyataan. Museum National Air and Space (National Air and Space Museum, NASM) di National Mall di Washington, D.C. memajang sebuah contoh batu bulan yang dapat dilihat dan disentuh oleh masyarakat, sebuah kapsul Gemini dan roket Soviet. Steven F. Udvar-Hazy Center di Dulles International Airport di Virginia Utara menampilkan banyak teknologi aerospace dalam satu tempat: Pesawat luar angkasa Enterprise, sebuah Concorde dan beberapa pesawat lainnya. Museum Space & Rocket Center A.S di Huntsville, Alabama dekat dengan Redstone Arsenal menampilkan banyak perangkat angkasa, termasuk replika roket Saturn V Apollo 11 ukuran-penuh, Apollo asli, dan kapsul pelatih luar-angkasa Merkurius, dan kapsul luar angkasa Apollo 16 asli. 2.6 Luar Angkasa Luar angkasa atau angkasa luar atau antariksa (juga disebut sebagai angkasa), merujuk ke bagian yang relatif kosong dari Jagad Raya, di luar atmosfer dari benda "celestial". Istilah luar angkasa digunakan untuk membedakannya dengan ruang udara dan lokasi "terrestrial". Karena atmosfer Bumi tidak memiliki batas yang jelas, namun terdiri dari lapisan yang secara bertahap semakin menipis dengan naiknya ketinggian, tidak ada batasan yang jelas antara atmosfer dan angkasa. Ketinggian 100 kilometer atau 62 mil ditetapkan oleh Federation Aeronautique Internationale merupakan definisi yang paling banyak diterima sebagai batasan antara atmosfer dan angkasa.
10 Di Amerika Serikat, seseorang yang berada di atas ketinggian 80 km ditetapkan sebagai astronot. 120 km (75 mil atau 400.000 kaki) menandai batasan di mana efek atmosfer menjadi jelas sewaktu proses memasuki kembali atmosfer (re-entry). (Lihat juga garis Karman). Kesalahan pengertian umum tentang batasan ke angkasa adalah orbit terjadi dengan mencapai ketinggian ini. Orbit membutuhkan kecepatan orbit dan secara teoretis dapat terjadi pada ketinggian berapa saja. Gesekan atmosfer mencegah sebuah orbit yang terlalu rendah. Ketinggian minimal untuk orbit stabil dimulai sekitar 350 km (220 mil) di atas permukaan laut rata-rata, jadi untuk melakukan penerbangan angkasa orbital nyata, sebuah pesawat harus terbang lebih tinggi dan (yang lebih penting) lebih cepat dari yang dibutuhkan untuk penerbangan angkasa sub-orbital. Mencapai orbit membutuhkan kecepatan tinggi. Sebuah pesawat belum mencapai orbit sampai ia memutari Bumi begitu cepat sehingga gaya sentrifugal ke atas membatalkan gaya gravitasi ke bawah pesawat. Setelah mencapai di luar atmosfer, sebuah pesawat memasuki orbit harus berputar ke samping dan melanjutkan pendorongan roketnya untuk mencapai kecepatan yang dibutuhkan; untuk orbit Bumi rendah, kecepatannya sekitar 7,9 km/s (28.400 km/jam — 18.000 mill/jam). Oleh karena itu, mencapai ketinggian yang dibutuhkan merupakan langkah pertama untuk mencapai orbit. Energi yang dibutuhkan untuk mencapai kecepatan untuk orbit bumi rendah 32MJ/kg sekitar dua puluh kali energi yang dibutuhkan untuk mencapai ketinggian dasar 10 kJ/km/kg. Batasan menuju angkasa •
4,6 km (15.000 kaki) — FAA menetapkan dibutuhkannya bantuan oksigen untuk pilot pesawat dan penumpangnya.
•
5,3 km (17.400 kaki) — Setengah atmosfer Bumi berada di bawah ketinggian ini
•
16 km (52.500 kaki) — Kabin bertekanan atau pakaian bertekanan dibutuhkan
•
18 km (59.000 kaki) — Batasan atas dari Troposfer
•
20 km (65.600 kaki) — Air pada suhu ruangan akan mendidih tanpa wadah bertekanan (kepercayaan tradisional yang menyatakan bahwa cairan tubuh akan mulai mendidih pada titik ini adalah salah karena tubuh akan menciptakan tekanan yang cukup untuk mencegah pendidihan nyata)
•
24 km (78.700 kaki) — Sistem tekanan pesawat biasa tidak lagi berfungsi
•
32 km (105.000 kaki) — Turbojet tidak lagi berfungsi
11 •
45 km (148.000 kaki) — Ramjet tidak lagi berfungsi
•
50 km (164.000 kaki) — Stratosfer berakhir
•
80 km (262.000 kaki) — Mesosfer berakhir
•
100 km (328.000 kaki) — Permukaan aerodinamika tidak lagi berfungsi
Proses masuk-kembali dari orbit dimulai pada 122 km (400.000 ft). Sumber : http://id.wikipedia.org/wiki/Luar_angkasa 2.7 Astronot Antariksawan (lazim disebut astronot) adalah sebutan bagi orang yang telah menjalani latihan dalam program penerbangan antariksa manusia untuk memimpin, menerbangkan pesawat, atau menjadi awak pesawat antariksa. Istilah "astronot" juga kadang digunakan untuk merujuk secara spesifik kepada antariksawan yang berasal dari Amerika Serikat atau negara sahabat, berbeda dengan seorang kosmonot yang berasal dari Uni Soviet/Rusia. Kosmonot pertama adalah Yuri Gagarin. Semenjak tahun 2003 dikenal pula istilah taikonot (meski bukan istilah resmi pemerintah Tiongkok), antariksawan dari Tiongkok. Taikonot pertama adalah Yang Liwei. Antariksawan-antariksawan pertama, baik di AS maupun Uni Soviet, biasanya merupakan pilot pesawat tempur - umumnya pilot-pilot penguji - dengan latar belakang militer. Antariksawan militer biasanya menerima tanda kualifikasi khusus, dikenal di AS dengan nama Astronaut Badge setelah menyelesaikan latihan dan mengikuti penerbangan ke luar angkasa. Lebih dari 32 negara sudah pernah mengirimkan antariksawannya ke luar angkasa. Hingga kini (April 2007), sembilan belas antariksawan telah tewas dalam misi perjalanannya, dan setidaknya sepuluh antariksawan telah meninggal dalam kecelakaan latihan di darat. Manusia pertama yang ke luar angkasa ialah Yuri Gagarin pada 12 April 1961 menggunakan Vostok 1. Wanita pertama yang ke luar angkasa ialah Valentina Tereshkova pada Juni 1963 menaiki Vostok 6 berkebangsaan Rusia. Alan Shepard menjadi orang Amerika dan pemimpin astrnot ke luar angkasa pada 5 Mei 1961. Wanita Amerika pertama ke luar angkasa ialah Sally Ride yang menaiki pesawat luar angkasa Chalenger misi STS-7 pada 18 Juni 1983. Misi pertama yang pergi ke orbit bulan ialah Apollo 8 yang dipandu oleh William Anders. Dia lahir di Hong Kong dan menjadi orang Asia pertama menjadi antariksawan pada 15 Oktober 2003. Yang Liwei menjadi rakyat China pertama menjadi antariksawan menggunakan pesawat Shenzhou 5.
12 Russia melaksanakan program Intercosmos telah membenarkan banyak orang-orang dari negara-negara sosialis pergi ke luar angkasa. Contohnya Vladimir Remek menjadi orang Czech pertama ke luar angkasa menjalankan roket Russia, Soyuz. Pada 23 Julai 1980, Pham Tuan menjadi orang Vietnam pertama menjadi orang Asia Tenggara ke luar angkasa menggunakan Soyuz 37. Pada 1980, rakyat Kuba bernama Arnaldo Tamayo Méndez menjadi orang keturunan Afrika pertama ke luar angkasa. Sedangkan kelahiran Afrika pertama yang ke luar angkasa ialah Patrick Baudry. Sumber : http://id.wikipedia.org/wiki/Antariksawan 2.8 Jenis-Jenis Pakaian Astronot Dari Masa ke Masa Pakaian Luar Angkasa yang dipakai oleh para Astronot adalah sesuatu yang sangat vital dalam Proyek Misi Penerbangan Luar Angkasa, dimana oleh bantuan teknologi dari pakaian tersebutlah, para Astronot dapat bertahan hidup dari cuaca ekstrem, tekanan tinggi, lingkungan keras, bahkan dari keadaan tanpa udara Nah, berikut ini kita akan melihat 10 Macam Pakaian Luar Angkasa yang sering digunakan NASA dalam proyek misi ke luar angkasa : 1. The Mercury Space Suite Mercury Space Suite ini pertamakali digunakan NASA dalam proyek Mercury, program pertama spaceflight manusia Amerika Serikat pada tahun 1959-1962. Secara keseluruhan ada enam penerbangan berawak. Setelan pakaian ini dirancang oleh Russell Colley yang berusaha membuat pakaian yang tahan dengan tekanan tinggi. Tapi karena desainnya masih klasik tentu banyak kekurangan pada pakaian ini. Desainnya yang Sempit membuat terganggu mobilitas dari awak NASA. Mereka susah sekali membungkuk, membengkokkan tangan atau kakinya melawan gaya gravitasi. Tapi hal ini bisa dimaklumi, karena teknologi saat itu belum maju
13
Gambar 2.8.1 : The Mercury Spacesuit 2. The Gemini Space Suite Pakaian The Gemini Space Suite ini digunakan pada Proyek Gemini NASA yang terdiri dari sepuluh penerbangan berawak pada tahun 1965 dan 1966 dengan tujuan mengembangkan teknik yang akan digunakan dalam perjalanan ruang angkasa. The Gemini Space Suit melewati beberapa generasi dengan setelan kode G3C dan G4C, dimana pakaian ini terdiri dari enam lapisan nilon (paling dalam adalah lapisan karet kuat). Pakaian ini sudah diintegrasikan dengan Helm dan Sepatu Boot Anti Panas
Gambar 2.8.2 : The Gemini Space Suite
14
3. Apollo/Skylab A7L Suite Ini masih desain yang klasik. Di tahun 1960-an dan 1970-an Apollo A7L & Skylab adalah pakaian angkasawan yang dipakai pada proyek Apollo sebagaimana bisa dilihat pada gambar dibawah. Pakaian angkasawan yang dirancang oleh produsen ILC Dover ini digunakan antara tahun 1968 dan 1975.Proyek NASA 3 Penerbangan Skylab (berawak) dan juga Apollo-Soyuz Test Project memakai pakaian ini. Dan istimewanya, Pakaian Apollo A7L & Skylab ini tahan oleh Api.
Gambar 2.8.3 : Apollo A7L Suite 4. The Mark III Suite Untuk pakaian astronot ketiga ini dinamakan Mark III Space Suit. Dirancang oleh ILC Dover, dimana pakaian ini lebih berat daripada pakaian lainnya kebanyakan – hal ini dikarenakan dukungan sistem primer di Ransel sendiri yang beratnya 15 kilogram. Namun, lebih mobile
dari
setelan
sebelumnya,
karena
Ransel
nya
diikatkan
di
pinggang.
Kelemahan pakaian ini adalah adanya bantalan kasar yang memungkinkan gerak relatif terbatas pada bahu, pinggul, pergelangan kaki, dan pinggang.Tapi setidaknya Pakaian ini sudah merupakan rancangan untuk Pakaian Astronot ke depannya.
15
Gambar 2.8.4 : The Mark III 5. The Orlan Space Suite Pakaian The Orlan Space Suite ini digunakan untuk pertama kalinya pada bulan November 1988, oleh kosmonot Musa Manarov dari stasiun ruang angkasa Mir. The Orlan Space Suit akhirnya terus digunakan pada stasiun Mir. pada 1997. Pada tanggal 3 Februari 2006, The Orlan Space Suite diperbaharui dengan pemancar radio canggih yang dinamakan SuitSat-1. Pada bulan Juni, 2009, diperbaharui lagi setelannya dengan penggantian peralatan radiotelemetri dan Portable Sistem Pendukung Hidup dalam ransel yang berisi mini-komputer. Komputer ini berisi proses data dari berbagai sistem di pakaian angkasawan dan memberikan peringatan kerusakan. Kemudian menguraikan dan ditampilkan pada layar LCD di bagian dada kanan pakaian angkasawan itu.
Gambar 2.8.5 : Orlan Space Suite
16
6. Advanced Crew Escape Suite Pakaian Advanced Crew Escape Suite (ACES) ini disebut juga “Pakaian Labu”. Mungkin karena warnanya yang seperti buah labu. Pakaian ACES ini hanay digunakan untuk jangka pendek saja. setelan pakaian ini pertama kali digunakan pada tahun 1994 dan telah beroperasi sampai akhir “Proyek Shuttle” NASA. Pakaian ini juga memakai teknologi "MAG" atau lebih dikenal dengan bahan Garment Serap Maksimum yang akan memungkinkan untuk menahan air seni dari astronot. Pakaian ini juga dilengkapi dengan sepatu bot parasutis yang sangat berat dengan resleting (bukan tali) yang membantu untuk mengurangi cedera pergelangan kaki bengkak.
Gambar 2.8.6 : Advanced Crew Escape Suite 7. The Sokol Space Suite The Sokol Space Suite pertama kali digunakan pada tahun 1973 dan masih digunakan sampai sekarang untuk beberapa proyek Angkasa Luar. Pakaian ini memiliki berat sekitar 10 kg (22 lb) dan dijelaskan oleh orang-orang yang telah menggunakannya dimana mereka merasa nyaman memakainya. Pakaian ini dilengkapi teknologi dan perlengkapan yang memungkinkan penggunanya dapat bertahan 30 jam di lingkungan yang bertekanan tinggi dan 2 jam dalam ruang hampa. Mereka juga bisa mengapung karena dilengkapi dengan alat bantu apung jika sengaja mendarat di air.
17
Gambar 2.8.7 Sokol SPace Suite 8. Constellation Space Suite Desain Constellation ini diumumkan oleh NASA pada tanggal 11 Juni 2008, dan akan diproduksi di Houston, Texas oleh Perusahaan berbasis Oceaneering International, perusahaan pertama selain David Clark Perusahaan, Hamilton Sundstrand, dan ILC Dover. Pakaian ini akan terus diproyeksikan untuk Pakaian Astronot di masa depan.Pakaian ini menarik dan dikenal dengan teknologi "MAG SUPER" atau lebih dikenal dengan bahan Garment Serap Maksimum yang akan memungkinkan untuk menahan air seni yang cukup banyak dari astronot Sebuah topi komunikasi, dikenal di seluruh NASA sebagai "topi Snoopy," juga dipakai oleh astronot pada pakaian ini untuk memfasilitasi komunikasi baik melalui sistem interkom, atau dengan Mission Control di Houston.
Gambar 2.8.8 : Constellation Space Suite
18
9. Extravehicular Mobility Unit (EMU) Extravehicular Mobility Unit (EMU) adalah pakaian yang pertama kali digunakan pada tahun 1982 dan terus diperbaharui sampai saat ini (2010). Pakaian ini sudah cukup canggih sekarang dan cukup nyaman digunakan berkat sistem Live Support System (LSS) yang menggabungkan dan mendukung kehidupan astronot dan sistem listrik di lengan dan sarung tangan yang membuat hangat penggunanya. Extravehicular Mobility Unit (EMU) juga dilengkapi Apollo-style "gelembung" helm / Extravehicular Visor Majelis (EVVA) berteknologi tinggi untuk mengatur suhu tubuh tetap hangat.
Gambar 2.8.9 : EMU 10. The I-suite Pakaian I-Suite ini sesungguhnya mulai dikenalkan pada tahun 1997 dan digunakan juga sampai sekarang (2010) melalui proses pembaharuan teknologi di dalamnya. I-Suit ini dirancang oleh ILC Dover. I-Suite mencakup perbaikan dalam bahan dan teknik manufaktur yang membuatnya lebih ringan dan lebih mobile Extravehicular Mobility Unit (EMU) versi sebelumnya I-suite ini beratnya hanya 65 pon (29 kg) tanpa Ransel Kehidupan atau termal / lapisan micrometeoroid, dibandingkan Pakaian Extravehicular Mobility Unit (EMU) versi sebelumnya yang beratnya mencapai 107 lbs (49 kg). Pakaian ini dilengkapi juga dengan bantalan super nyaman di setiap sendi penggunanya, sehingga penggunanya bisa lebih mobile.
19
Gambar 2.8.10 : I-Suite Sumber : http://www.kaskus.co.id/showthread.php?t=5971025 2.9 Stasiun Luar Angkasa Internasional Masa Kini Stasiun Luar Angkasa Internasional (bahasa Inggris: International Space Station, ISS) adalah sebuah gabungan rencana stasiun luar angkasa, khususnya Mir 2 Rusia, Stasiun Luar Angkasa Freedom Amerika Serikat dan Fasilitas orbital Columbus Eropa, mewakilkan kehadiran manusia tetap di luar angkasa: telah ditempati oleh paling tidak dua orang sejak 2 November 2000. Setiap kali pergantian awak, keempat awak lama dan baru ada di sana dan juga paling tidak satu pengunjung lainnya.ISS merupakan projek gabungan dari 16 negara: AS, Rusia, Jepang, Kanada, Brasil dan 11 negara dari Uni Eropa. Dan agensi luar angkasa mereka adalah NASA Amerika, Russian Federal Space Agency, Japan Aerospace Exploration Agency (JAXA), Canadian Space Agency (CSA/ASC), Brazilian Space Agency (Agência Espacial Brasileira) (AEB) dan European Space Agency (ESA).
Gambar 2.9.1 : ISS
20 Stasiun luar angkasa ini terletak di orbit sekitar Bumi dengan ketinggian sekitar 360 km, sebuah tipe orbit yang biasanya disebut orbit Bumi rendah. (Ketinggian persisnya bervariasi sejalan dengan waktu sekitar beberapa kilometer dikarenakan seretan atmosfer dan "reboost". Stasiun ini, rata-rata, kehilangan ketinggian 100 meter perhari.) Dia mengorbit Bumi dengan periode 92 menit; pada 1 Desember 2003 dia telah menyelesaikan 33.500 orbit sejak peluncurannya. Dia utamanya dilayani oleh Pesawat ulang-alik, dan Soyuz dan Pesawat luar angkasa Progress. Pada 2005 dia masih dalam pembuatan dan berkapasitas 3 awak. Sejauh ini, seluruh awak tetap datang dari program luar angkasa Rusia atau AS. Tetapi ISS telah dikunjungi oleh banyak astronot, beberapa dari mereka bukan dari dua negara di atas (dan juga oleh 2 turis luar angkasa). Nama "Stasiun Luar Angkasa Internasional" (disingkat "MKS" dalam bahasa Rusia) menandakan sebuah penyelesaian netral mengakhiri perselisihan pendapat tentang namanya. Awalnya ingin dinamakan "Stasiun Luar Angkasa Alpha" namun ditolak oleh Rusia, karena akan dikira stasiun itu adalah sesuatu yang baru, namun Uni Soviet telah mengoperasikan delapan stasiun orbital jauh sebelum ISS diluncurkan (lihat Stasiun Luar Angkasa). Usulan Rusia kepada namanya adalah "Atlant" ditolak oleh Amerika Serikat karena khawatir kemiripan nama dengan Atlantis, nama benua legenda yang tenggelam ke lautan. Penggunaan Atlantis juga akan menyebabkan kebingungan dengan Pesawat ulang alik Atlantis. 2.10 Kehidupan Astronot Saat di Luar Angkasa Saat para astronot sedang berada di dalam pesawat atau di sebuah stasiun luar angkasa,tentu saja semua jadi berbeda. Berikut macam-macam hal yang mereka dapatkan disana. •
Mereka dapat memakan makanan seperti kita di bumi. Pada awal tahun 1960-an, makanan luar angkasa hanya seukuran satu gigitan atau dibungkus dalam tabung alumunium.Makanan dibuat seperti ini supaya tidak terlalu berat dan tidak memakan banyak tempat. Sejak tahun 1970-an, selama masa Apollo, jumlah jenis makanan luar angkasa meningkat. Saat ini, terdapat 150 jenis makanan yang berbeda-beda. Makanannya mirip seperti makanan yang kita makan di bumi
•
Para astronot mengenakan jenis pakaian yang sama dengan yang kita pakai di bumi. Dalam pesawat luar angkasa, tekanan udara dijaga besarnya 1 atmosfer, sama dengan yang kita rasakan di permukaan bumi. Suhu dan kelembaban juga diatur sehingga para astronot dapat tinggal dengan nyaman. Oleh karena itu, para astronot tidak memerlukan
21 pakaian khusus kecuali pakaian warna oranye yang dipakai ketika peluncuran dan saat kembali ke bumi. Para astronot mengenakan pakaian yang sama dengan kita di bumi. •
Para astronot membersihkan tubuh mereka dengan handuk basah, dan mencuci rambut mereka dengan shampo tanpa air. Ketika para astronot ingin memcuci tangan atau wajah mereka, mereka akan mengusapnya dengan alkohol atau menggunakan handuk basah yang telah diberi sabun. Jika para astronot ingin mencuci rambut mereka, mereka menggunakan shampo tanpa air yang tidak membutuhkan air untuk dapat dibilas. Shampo tanpa air ini digunakan karena tidak ada busa yang dapat mengganggu di pesawat luar angkasa. Jika sudah selesai, mereka akan menggunakan handuk untuk mengeringkannya. Untuk membersihkan tubuh mereka, mereka cukup menggunakan handuk yang telah dibasahi dengan sabun.
•
Para astronot membutuhkan latihan untuk menjaga otot dan tulang mereka agar tetap kuat. Untuk menjaga agar tubuh astronot tetap kuat, mereka melakukan beberapa olahraga. Mereka akan berolahraga selama dua jam dengan mesin latihan, seperti treadmills dan ergometers.
•
Para astronot tidur di ruang tidur dengan tas tidur. Mereka mengikat tubuh mereka dengan
longgar
sehingga
tidak
terapung-apung
saat
tidur.
Di daerah tanpa gravitasi, tidak ada istilah "naik" atau "turun". Para astronot dapat tidur dengan menghadap ke arah manapun. Namun, tetap saja tidak baik jika tidur melayanglayang ke segala arah. Jadi, para astronot tidur di ruang tidur dengan tas tidur. Mereka mengikat tubuh mereka dengan longgar sehingga tubuh mereka tidak melayang-layang pada saat tidur di pesawat luar angkasa. •
Para astronot mengaitkan tubuh mereka ke toilet sehingga tubuh mereka tidak melayang. Kemudian mereka menggunakan alat seperti vacuum cleaner untuk menyedot segala jenis sampah buangan. Di dalam pesawat luar angkasa tidak ada bak mandi atau shower, tapi ada toilet. Toiletnya seluas 1 x 1 meter. Laki-laki dan perempuan menggunakan toilet yang sama. Toiletnya mirip seperti toilet orang barat yang kita gunakan di bumi. Meskipun demikian, ada sedikit perbedaan. Para astronot mengikatkan tubuh mereka di toilet sehingga mereka tidak melayang. Kemudian mereka menggunakan alat seperti vacuum-cleaner untuk menyedot sampah buangan. Sampah buangan ini kemudian dikeringkan dalam vacuum.
•
Astronot yang telah dibekali kemampuan pengobatan akan mengobati astronot yang sakit. Setiap astronot di pesawat luar angkasa memiliki tugas khusus. Masing-masing telah dibekali pelatihan yang dibutuhkan untuk menjalankan tugas tersebut. Tim Bagian
22 Kesehatan telah dilatih tidak hanya untuk memberikan pertolongan pertama, tapi juga untuk memberikan pertolongan medis seperti menjahit luka dan memberi injeksi. Banyak peralatan kedokteran dan obat-obatan di dalam kotak medis pesawat luar angkasa. Perlengkapan ini juga berguna dalam menstabilkan kondisi astronot saat terbang kembali ke bumi. •
Para astronot menghabiskan waktu luang mereka untuk membaca buku favorit mereka, mendengarkan musik, atau memandangi bumi. Karena bumi dan bintang-bintang terlihat indah dari jendela pesawat luar angkasa, mereka juga sering memandangi jendela dan mengambil foto. Di Stasiun Luar Angkasa Internasional, mereka dapat menonton film dari DVD, dan sekali seminggu mereka dapat berbicara dengan keluarga mereka di bumi.
Sumber : http://livebeta.kaskus.us/thread/000000000000000005953537/kehidupan-astronot-diluar-angkasa/1 2.11 Spaceport Spaceport atau pelabuhan angkasa atau pusat peluncuran luar angkasa atau kosmodrom adalah tempat diluncurkannya pesawat luar angkasa. Umumnya sebuah pelabuhan angkasa harus mempunyai luas yang cukup besar agar jika sebuah roket meledak ia tak akan membahayakan nyawa manusia di sekitar lokasi peluncuran. Lokasi yang lebih disukai biasanya terletak di dekat katulistiwa ke arah timur agar dapat memanfaatkan kecepatan rotasi Bumi secara maksimum, dan merupakan orientasi yang baik untuk menuju sebuah orbit geostasioner. Selain itu, hal ini meningkatkan rasio massa terhadap orbit. Untuk orbit-orbit kutub atau Molniya, aspek-aspek ini tidak berlaku. Untuk keselamatan, sebuah jalur peluncuran di atas air atau tanah kosong sangatlah penting.
Gambar 2.11.1 : Russian Spaceport Spaceport yang ada didunia kebanyakan dimiliki oleh Russia.
23 Sumber : http://id.wikipedia.org/wiki/Spaceport 2.12 Target Audiens Penonton berusia 15 tahun ke laki-laki atau perempuan, tinggal di Jakarta atau kota besar lainnya, memiliki pengetahuan dan pendidikan minimal SMA atau Perguruan Tinggi.Memiliki ketertarikan pada hal-hal fiksi ilmiah,dan dalam tingkat ekonomi menengah ke atas. 2.13 Analisa Kasus 2.13.1 Faktor Pendukung 1. Animasi masa sekarang banyak diminati berbagai usia dan jenis kelamin. 2. Jarangnya animasi bertema fiksi ilmiah. 3. Menjadi serial animasi yang menghibur namun juga memiliki nilai lebih yang membuka wawasan penonton . 4. Menjadi sarana pengajaran secara tidak langsung. 2.13.2 Faktor Penghambat 1. Tidak begitu banyaknya masyarakat yang suka menonton film yang berbobot. 2. Animasi sering dikira hanya tontonan anak-anak 3. Masyarakat pada umumnya menganggap animasi hanya berisi sesuatu yang tidak realistis.
24
2.14 Sinopsis Disaat kemajuan ilmu pengetahuan manusia tentang luar angkasa telah berkembang pesat pada tahun 2086. Seorang Astronot berkebangsaan Indonesia yang bekerja pada sebuah perusahaan reparasi satelit bekerja dengan penuh bahaya diluar angkasa yang selalu membayangi dan mengancam hidupnya disana. Bekerja bersama teman-temannya yang sudah bersamanya selama 4 tahun sebagai ahli reparasi satelit,walau mereka berbeda latar belakang dan kebangsaan namun itu tidak menjadi sekat bagi dirinya. Dengan selalu dibayangi penyesalan dimasa lalu yang kelam karena kehilangan kedua orangtuanya. Berjuang untuk hidup dan berjanji kepada orang-orang yang dicintai untuk selalu kembali memijakan kaki di bumi sejauh apapun dia pergi. Bagaimanakah kisah perjalanan hidupnya dalam menjalani kehidupan yang selalu keluar masuk atmosfir dan berpergian ratusan ribu kilometer dari bumi bersama teman-temannya, dan bagaimana pertemuan serta perpisahan dengan orang-orang yang akan mengubah jalan hidupnya dalam melawan masa lalunya serta mencari sebuah arti hidup yang baru ?