BAB II DATA DAN ANALISA
2.1 Sumber Data Data dan informasi untuk mendukung proyek Tugas Akhir ini diperoleh dari : 1. Internet, www.who.org 2. Internet, www.ashm.org.au 3. Internet, www.yakita.or.id 4. Internet, www.kompas.co.id 5. Yayasan Harapan Permata Hati Kita (YAKITA) 6. Buku pedoman, National Hepatitis-C Resource Manual 7. Buku Kedokteran, Buku Ajar Mikrobiologi Kedokteran 8. Observasi langsung di lapangan
2.2 Gambaran Umum Hepatitis adalah peradangan di hati (lever), sejenis penyakit pada hati yang bisa terjadi melalui sebab yang berbeda-beda. Virus Hepatitis yang paling umum di Indonesia adalah virus Hepatitis A (HAV), Hepatitis B (HBV), dan Hepatitis-C (HCV) Hepatitis B dan Hepatitis-C dapat menyebabkan sirosis (pengerasan hati), dan/atau kanker hati, ditambah penyakit-penyakit sistemik lainnya.
Hepatitis-C belum ada vaksinnya. Memang ada beberapa perawatan, namun belum ada penyembuhan yang absolut. Perawatan-perawatan yang ada masih sangat mahal dan belum menjamin penyembuhan 100% bila sudah terinfeksi. 5
Saat ini Hepatitis-C merupakan masalah kesehatan dunia dengan pola penularan yang bahkan lebih berbahaya dan lebih mudah didapat dibanding HIV/AIDS. Diperkirakan VHC telah menyerang lebih dari 170 juta orang di seluruh dunia. Menurut data dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) tahun 2000, angka kejadian infeksi virus Hepatitis-C di Indonesia mencapai 7 juta orang, dan sebagian besar diantaranya adalah pecandu narkoba.
2.3 Tentang Hepatitis-C 2.3.1
Virus Hepatitis-C Virus Hepatitis-C (HCV) adalah salah satu penyebab penyakit hati di Indonesia. Terdapat 8 jenis virus Hepatitis, yaitu A, B, C, D, E, F, G dan H Diantara semua jenis virus ini, virus HCV-lah yang menjadi penyebab utama dari infeksi hati yang sifatnya sangat menular.
HCV memiliki angka replikasi (pertumbuhan) virus yang mencapai angka 10 triliun per hari dan terbilang sangat produktif.
HCV adalah virus yang sangat variatif secara genetik. Selain itu HCV juga memiliki angka mutasi yang tinggi, sehingga virus mutan kerap kali dapat menghindari antibodi tubuh. Hal ini masih ditambah dengan tingginya produksi HCV yang mengakibatkan munculnya generasi HCV yang beraneka ragam dan memungkinkan HCV meloloskan diri dari sergapan sistem kekebalan tubuh.
6
2.3.2
Gejala Gejala-gejala Hepatitis-C bisa hilang timbul atau mungkin hanya bersifat temporer. Namun proses kerusakan hati tetap saja terjadi, terlepas ada atau tidaknya gejala. Gejala yang berat bisa juga muncul tanpa terjadinya proses kerusakan hati yang permanen.
Gejala biasanya terjadi pada lebih 5% dari seluruh pengidap Hepatitis-C. Gejalanya meliputi : rasa letih, demam, menggigil, tidak nafsu makan, mual, muntah, kuning, nyeri perut kanan atas dan penurunan berat badan yang tidak diketahui penyebabnya. Namun seseorang belum tentu terinfeksi VHC apabila menderita salah satu atau lebih gejala-gejala tersebut. Sangat jarang orang yang terinfeksi VHC mengalami semua gejala Hepatitis-C. Bila merasa yakin berisiko tertular Hepatitis-C, sebaiknya orang yang bersangkutan segera berkonsultasi dengan dokter.
2.3.3
Cara Penularan VHC adalah virus yang terkandung dalam darah, sehingga virus ini menyebar/menular melalui darah atau produk-produk darah. Cara penularannya melalui luka tusuk jarum suntik yang tercemar Hepatitis-C, transfusi darah (sebelum tahun 1995), karena setelah tahun 1995, bank darah mulai melakukan penapisan donor darah (screening) secara ketat untuk Hepatitis-C.
Cara penularan lainnya dapat melalui akupunktur dan tindikan pada tubuh yang menggunakan jarum yang tidak/belum disterilkan atau tinta yang telah 7
terkontaminasi, pemakaian barang-barang pribadi secara bergantian (pisau cukur, sikat gigi, gunting atau pengikir kuku), pemakaian kokain hisap dengan menggunakan sedotan atau alat lain yang sama secara bergantian dan aktivitas seksual antara pasangan yang terinfeksi dan yang tidak terinfeksi. Adapun VHC menular melalui media darah yang terkontaminasi melalui luka. Janin dapat tertular Hepatitis-C karena proses perlukaan yang terjadi pada saat pemotongan plasenta bayi.
VHC tidak menular melalui kontak biasa seperti berpelukan, bersin, batuk atau duduk berdekatan dengan pengidap Hepatitis-C. Hepatitis-C jarang ditularkan lewat aktivitas seksual, tetapi ada kecenderungan bahwa mereka yang memilki banyak pasangan seksual juga memilki risiko yang lebih tinggi untuk mengalami infeksi VHC.
2.4 Yayasan Harapan Permata Hati Kita Yayasan Harapan Permata Hati Kita (YAKITA) merupakan Lembaga Swadaya Masyarakat yang aktif bergerak di bidang HIV/AIDS yang meliputi penyediaan layanan informasi dan konseling. Lembaga ini juga aktif menangani masalah seputar penyalahgunaan narkoba, mengingat HIV/AIDS juga merupakan penyakit yang rawan diderita oleh banyak pengguna narkoba. YAKITA memiliki pusat rehabilitasi dan dapat memberikan pelayanan detosifikasi (mengobati gejala suatu penyakit) yang biasanya lebih sering dimanfaatkan oleh para pecandu narkoba dalam proses rehabilitasinya.
8
YAKITA terbilang sangat aktif dalam mengadakan program penyuluhanpenyuluhan mengenai HIV/AIDS dan Penyalahgunaan Narkoba ke berbagai macam instansi kesehatan, sekolah-sekolah, maupun lingkungan perumahan (biasanya melalui PKK).
Kini seiring dengan gencarnya gaung kewaspadaan terhadap penyakit HepatitisC di dunia, YAKITA juga kerap mengikutsertakan gaung kewaspadaan Hepatitis-C dalam setiap program kampanye serta penyuluhannya. YAKITA merupakan LSM yang berpedoman dan dipercaya oleh Departemen Kesehatan Australia untuk menangani masalah seputar HIV/AIDS, narkoba serta Hepatitis-C. YAKITA merupakan satu dari sedikit sekali LSM yang mengerti benar tentang seluk beluk penyakit Hepatitis-C.
Sejauh ini Pusat Pemulihan Yayasan Harapan Permata Hati Kita telah telah melakukan kegiatan outreach dengan memberikan pendidikan/informasi melalui Seminar-seminar yang dilakukan oleh mantan pengguna yang sedang menjalani pemulihan berdasarkan dari pengalaman mereka. Adapun program outreach yang lainnya yang telah dilakukan di beberapa tempat seperti: Pertukaran jarum suntik, penyediaan alat-alat suntik yang steril, pembuangan peralatan yang tidak steril, pengalihan narkoba, serta meningkatkan kepedulian kalangan IDU dan PSK tentang penyebaran virus AIDS dan Hepatitis-C. Program ini telah dilakukan di Bali oleh Yayasan Hati-Hati ditujukan khususnya untuk kalangan IDU sebagai salah satu program guna menghindari/memperkecil jumlah penularan HIV/AIDS dan Hepatits C. 9
Program Outsearch ini bertujuan untuk menyampaikan pesan dengan jelas dan terang-terangan tentang dampak buruk dari narkoba dan penularan virus HIV/AIDS juga Hepatitis-C yang semakin meningkat dan bertujuan untuk menekan jumlah penularan dalam waktu jangka pendek dan jangka panjang pada kelompok sasaran yang dilakukan oleh petugas outreach dari mantan pengguna, pengguna atau nonpengguna.
2.5 Target/Sasaran 1. Target Primer •
Demografis Usia
•
:
35 tahun keatas (para orangtua)
Jenis Kelamin :
laki-laki dan perempuan
Kelas Sosial
:
kelas A, B, C
Pendidikan
:
setaraf perguruan tinggi dan SMA
Pekerjaan
:
Pegawai kantor, ibu rumah tangga
Geografis Indonesia khususnya wilayah perkotaan dengan penekanan edukatif di Rumah Sakit, lingkungan PKK, serta klinik-klinik kesehatan.
•
Psikografis Berwawasan luas, modern, berpedulian tinggi terhadap keluarganya, terbiasa dengan informasi, memiliki inisiatif yang baik.
10
2. Target Sekunder Seluruh masyarakat generasi muda Indonesia, terlebih masyarakat di daerah perkotaan yang lebih rawan tertular Hepatitis-C melalui berbagai macam penyalahgunaan narkoba.
2.6 Analisa SWOT 1. Strength (kekuatan) : 1. Keberadaan kampanye yang semakin penting mengingat penyebaran virus Hepatitis-C yang sangat pesat. Hepatitis-C juga merupakan penyakit yang mulai gencar dikampanyekan secara aktif di seluruh dunia. 2. Masih kurangnya pengetahuan dan pemahaman masyarakat tentang seluk beluk virus Hepatitis-C. 3. Kebutuhan masyarakat akan informasi seputar Hepatitis-C masih sangat besar. 4. Di Indonesia belum ada kampanye visual sejenis yang “hanya fokus” pada masalah Hepatitis-C.
2. Weakness (kelemahan) : 1. Kampanye pengenalan Hepatitis-C belum dapat terangkat secara konsisten di Indonesia. 2. Banyaknya
masyarakat
yang
masih
menganggap
HIV/AIDS
lebih
menakutkan daripada Hepatitis-C. Hal ini juga disebabkan karena HepatitisC masih merupakan topik yang terbilang baru untuk masyarakat Indonesia.
11
3. Masih sedikit sekali pakar kesehatan dan LSM yang mampu menangani Hepatitis-C, bahkan di kalangan kedokteran di Indonesia pun masih kerap terjadi kesalahpahaman informasi tentang Hepatitis-C.
3. Opportunity (peluang) : 1. Maraknya teknologi informasi yang dapat digunakan sebagai media untuk berkampanye. 2. Dukungan penuh dari pemerintah melalui Departemen Kesehatan. 3. Adanya kepedulian pemerintah melalui penetapan tanggal 16 September sebagai hari “Peduli Hepatitis-C Nasional”.
4. Threat (ancaman) : 1. Pola
hidup
masyarakat
modern
yang
serba
mudah
yang
sangat
memungkinkan mereka menjadi malas untuk mencari informasi. 2. Pola hidup bebas (bahkan terlalu bebas) ala negera “Barat” yang kini menjadi kebiasaan masyarakat perkotaan yang dapat memungkinkan terjadinya penularan yang lebih cepat.
12