BAB II DATA DAN ANALISA
2.1
Tinjauan Umum
2.1.1 Sumber Data dan Metode Penelitian Dalam proses pembuatan Tugas Akhir ini, diperlukan beberapa sumber data dan metode penelitian, yaitu: 1.
Company profile serta berbagai sumber data resmi dan media aplikasi yang dimiliki Växa Green Jakarta saat ini.
2.
Wawancara Narasumber.
3.
Kajian pustaka (referensi buku dan literatur internet).
4.
Survei Online dan Hasil Dokumentasi.
2.1.1.1 Sejarah
Gambar 2.1 Logo toko Växa Green
Växa Green berdiri sejak tahun 2013 dan didirikan oleh Andre Wiredja. Andre Wiredja sendiri merupakan pria kelahiran Bandung yang memang menyukai tanaman sejak dia remaja. Setelah dia lulus kuliah, dia sering melakukan
3
4
travelling baik luar kota maupun mancan Negara. Dimulai dari ini kemudian dia melakukan observasi di Jepang dan Korea dan disana tanaman kaktus dan sukulen sangatlah diminati. Dengan perjalanan ini pun dia sering melakukan perburuan untuk mencari kaktus dan sukulen dan dibawa pulang untuk dikumpulkan. Dengan tekad bulat mengedukasikan orang Jakarta cara bercocok tanam kaktus dan sukulen di daerah perkotaan makapun dibuatlah toko tanaman hias bernama Växa Green.
Växa sendiri berasal dari Bahasa Skandinavia yang artinya “to grow” atau berkembang. Toko ini sangat mengapresiasikan kerja tangan manusia sehingga setiap pot yang dibuat adalah buatan tangan pengrajin. Växa Green sendiri dapat dikunjungi di jalan Cipete Raya no. 7d, Cipete, Jakarta Selatan.
2.1.1.2 Wawancara Narasumber
Wawancara dibutuhkan untuk mendapatkan data yang otentik dan akurat. Metode yang dipakai untuk wawancara adalah diskusi dan tanya-jawab dengan pemilik tunggal Växa Green.
1. Secara umum apakah Växa Green itu sendiri? Toko tanaman hias yang menjual kaktus dan sukulen dan juga sedikit tanaman lainnya seperti air plant. Växa Green dibuat karena antusiasme saya terhadap masa depan dunia tanaman terutama di Jakarta. Memang masih sedikit peminatnya sekarang karena orang tidak tahu apa itu sukulen, tetapi dengan edukasi dan pengenalan secara umum maka lambat laun banyak orang akan aware dengan kaktus dan sukulen.
2. Apa yang membuat Toko tanaman hias bisa menjadi unik dan mudah dikenali? Sebagai trend sekarang ini mungkin media tanaman sangatlah menjadi faktor penting sebagai daya tarik konsumen. Contohnya saya Grow Little Garden yang menjual tanaman dengan media prisma terrarium yang sudah dipatenkan, ada juga yang menggunakan kulit telur sebagai potnya.
5
3. Apakah keunikan Växa Green sendiri? Kalau membahas media tanaman, Växa Green juga mempunyai terrarium dan juga media pot lainnya. Namun yang diutamakan adalah kelengkapan dan kesegaran tanamannya sendiri. Banyak orang membeli tanaman dengan media yang bermacam-macam akan tetapi bila tidak mengerti cara merawatnya maka sama saja bohong. Citra Växa Green sendiri ingin menampilkan sisi keramahannya dalam menghadapi konsumen dan dapat bertanya-tanya soal kaktus dan sukulen melalui e-mail dan juga modern. Selain itu, toko Växa Green juga sangat menghargai craftsmanship.
4. Mengapa memilih kaktus dan sukulen? Karena hidup di dunia perkotaan sangatlah membutuhkan hal-hal yang serba mudah. Menanam kaktus dan sukulen lebih mudah dibandingkan tanaman lainnya. Lebih mudah, kecil dan lebih sedikit disiramnya. Untuk orang yang ingin belajar memelihara kaktus dan sukulen sangatlah cocok untuk pemula.
5. Apakah visi dan misi Växa Green? Menjual dan mengenalkan berbagai macam tanaman, untuk sekarang ini kaktus dan sukulen kepada masyarakat. Mengedukasikan orang orang mengenai kaktus itu sendiri, cara merawat tanaman yang baik, dan meskipun bukan green fingers pun dapat memelihara dengan baik. Asal tahu saja tidak semua kaktus tinggal di gurun, ada juga kaktus tropik yang tinggal di iklim tropis.
6. Siapakah Target Market Växa Green? Rata-rata dari remaja sampai pegawai banyak yang membeli. Tetapi tidak jarang banyak ibu-ibu yang suka membeli.
7. Sampai sekarang ini, problem apa sajakah yang muncul? Mungkin sebagai suatu trend membuat konsumen membeli tanaman kaktus dan sukulen hanya untuk sesaat, bukan peminat jangka panjang. Masalah lainnya adalah sistem pengantaran yang masih bingung dalam
6
media apa, karena bila tanaman dan media dipisah maka akan membuat ribet dan tidak convenient.
8. Yang terakhir, menurut anda bagaimanakah identitas visual Växa Green sekarang ini? Identitas visual masih sangatlah mentah. Tidak mempunyai latar belakang desain dan dibuat sendiri jadilah seperti ini saja. Aplikasi desain sendiri masih kurang diekembangkan.
2.1.1.3 Kajian Pustaka
2.1.1.3.1 Referensi Buku
1. Logo Savvy - Perry Chua dan Dann Ilicic 2. Recycling and Redesigning Logos—A Designer’s Guide to Refreshing and Rethinking Design – Michael Hodgson 3. Layout Dasar dan Penerapannya – Surianto Rustan 4. Mendesain Logo – Surianto Rustan 5. Corporate Identity Manuals – David E. Carter 6. The Complete Guide to Advanced Illustration and Design – Simmon jennings 7. Pantone: Guide to Communication With Color – Lestrice Eissemen 8. Cacti and Succulents – Philip Perl 9. Bertanam Kaktus – Rismunandar
2.1.1.3.2 Literatur Internet
1. https://instagram.com/vaxagreen/ 2. http://cilliayay.blogspot.com/2009/03/sukulen.html 3. http://thehoneycombers.com/jakarta/2014/09/23/terrarium-jakartasucculents/ 4. http://sub-cult.com/features/alska.html 5. http://manual.co.id/article/alska/
7
6. http://id.wikihow.com/Menanam-Kaktus 7. http://brightspotmarket.com/brand/detail.php?brand_id=228 8. https://instagram.com/bucape_/
2.1.1.4 Survey Online dan Hasil Dokumentasi
2.1.1.4.1 Survey Online
Dibawah ini merupakan summary data lengkap responden yang mengikuti survei berupa infografik.
8
Gambar 2.2 Hasil survey online Växa Green bagian I
9
Gambar 2.3 Hasil survey online Växa Green bagian II
10
Bedasarkan hasil survei diatas, penulis menyimpulkan beberapa poin dibawah ini: 1. Berdasarkan hasil survey online, peminat tanaman kaktus dan sukulen didominasi oleh kaum perempuan yag berbanding 70% dengan 30%. 2. Mayoritas peminat berasal dari mahasiswa (74.1%) dan pegawai (15.2%) 3. Sejumlah besar responden masih belum tahu apa itu sukulen, banyak yang hanya tahu kaktus (59.8%). Hal ini menandakan harus ada pengenalan atau awareness lebih dahulu mengenai sukulen itu sendiri kepada masyarakat. 4. 61.6% yang tertarik untuk membeli tanaman kaktus dan sukulen. Alasannya karena lebih mudah untuk dirawat dan memiliki bentuk yang unik. 5. Responden mengetahui toko-toko tanaman kaktus dan sukulen dari toko (46.4%) dan festival (29.5%). 6. Orang yang mengetahui toko Växa Green hanya sebesar 4.5% yang menandakan sangat kecilnya awareness masyarakat terhadap toko ini. 7. Logo toko Växa Green dianggap kurang menarik (75.9%) dan dikarenakan logo kurang mempresentasekan kaktus dan sukulen. 8. Hal-hal yang yang diperhatikan dari toko tanaman kaktus adalah kesegaran tanaman dan desain dan kemasan itu sendiri (57.1%). Hal ini menandakan bahwa toko tanaman hiaspun membutuhkan identitas visual yang dikemas dengan baik sehingga menarik banyak pelanggannya. 9. Sebagian besar dari responden menyatakan ya, bahwa toko Växa Green butuh di-rebranding. Data tersebut meyakinkan penulis bahwa proyek rebranding ini bersifat relevan dan tidak mengada-ada.
11
2.1.1.4.2 Hasil Dokumentasi
Gambar 2.4 Environment Visual di Växa Green
12
Penulis menyempatkan diri untuk berkunjung ke toko Växa Green terletak di Cipete untuk mendokumentasikan kondisi fisik dan suasana sekitar. Penulis juga sempat mendokumentasi paper bag dan business card toko Växa Green.
Gambar 2.5 Business Card dan Paper Bag toko Växa Green
Sedikit ulasan mengenai Identitas visual dari business card Vaxa Green yaitu dominan dengan warna hijau, ilustrasi cukup unik namun memiliki resolusi yang rendah sehingga membuat gambar pecah. Nomor telepon harus ditulis secara manual dan membuat business card terkesan tidak konsisten. Untuk paper bag sendiri masih menggunakan kepunyaan toko Älska dan belum ada buatan sendiri. Ukuran yang ada tidak akan muat dengan tanaman yang akan dibeli. Paper bag dominan dengan warna hitam sehingga tidak memberikan kesan organis pada pencerminan identitas visual yang ada. Di lain hal, sang pemilik masih membutuhkan item pendukung lainnya seperti contohnya saja celemek, buku katalok, dsb.
13
2.1.2 Kompetitor 2.1.2.1 Grow Little Garden
Gambar 2.6 Logo Grow Little Garden
Sebuah toko tanaman hias yang memiliki hak paten terrarium atau sebuah wadah ekosistem kecil yang dibuat sebagai media tanaman tersebut. Terrarium yang terkenal berbentuk prisma dan terbuat dari kaca dan besi. Warna sudah menunjukan keorganisan dan memberikan kesan yang ramah namun eksklusif. Pemilihan font pada logotype sudah memberikan mood yang sesuai namun keterbacaan Grow yang selalu didahulukan oleh Little Garden membuat orang menjadi bingung akan nama brand tersebut. 2.1.2.2 Bucape
Gambar 2.7 Packaging dan identitas visual Bucape
14
Bucape adalah toko tanaman hias kaktus dan sukulen yang memiliki cara penjualan secara delivery dimulai dari 15.000 sampai 60.000 rupiah. Bucape juga sering menggunakan terrarium sebagai media dari tanaman hiasnya.
Identitas visual yang dimiliki Bucape memiliki stroke berbentuk kotak atau persegi yang memberikan kesan tertutup dan eksklusif. Padahal harga kaktus yang dijual cukup terjangkau. Logotype dibuat sangat simple dan membuat adanya keseimbangan antara visual yang ada dengan produk yang dijualnya.
2.1.3 Sekilas tentang kaktus dan sukulen Sukulen di dunia botani sendiri disebut tanaman gemuk yang berasal dari kata succos yang artinya juice. Dan kaktus adalah satu satu jenis tanaman sukulen seperti contoh lainnya yaitu Haworthia dan Aloe. Kaktus sendiri adalah nama yang diberikan untuk anggota tumbuhan berbunga famili cactaceae. Kaktus dapat tumbuh pada waktu yang lama tanpa air. Kaktus bisa ditemukan di gurun ataupun daerah tropis. Dan memiliki akar yang panjang untuk mencari air dan memperlebar penyerapan air dalam tanah. Air yang diserah kaktus disimpan dalam ruang batangnya. Kaktus juga memiliki daun berbentuk duri sehingga dapat mengurangi penguapan air lewat daun. Oleh sebab itu kaktus dapat tumbuh pada waktu yang lama tanpa air. Jadi dapat disimpulkan semua kaktus adalah sukulen tetapi tidak semua sukulen adalah kaktus.
2.2
Tinjauan Khusus
2.2.1 Landasan Teori
2.2.1.1 Teori Branding
15
Menurut buku Logo Savvy yang ditulis dan disusun oleh Perry Chua dan Dann Ilicic, branding tidak sama dengan marketing atau pemasaran. Banyak orang berasumsi bahwa branding adalah sebuah bidang yang terletak diantara tim kreatif dan departemen pemasaran. Nyatanya, branding adalah sebuah inisiatif tingkat CEO yang mengontrol jalannya keseluruhan sebuah organisasi, dan pemasaran adalah sebagian kecil dari keseluruhan porsi branding. Chua dan Ilicic (2007:8) menyatakan bahwa ada empat area utama yang patut diperhatikan ketika memulai proyek branding: 1. Do you know who you are? (Apakah Anda mengetahui siapa diri Anda?) 2. Do you know how you are currently positioned in the marketplace and/or what your strategic positioning should be? (Apakah Anda mengetahui positioning anda di masyarakat dan/atau bagaimana positioning Anda seharusnya?) 3. Does your brand identity reflect who you are and your positioning? (Apakah identitas brand anda saat ini merefleksikan siapa Anda sesungguhnya dan positioning Anda?) 4. How will you communicate your brand—first to your employees and then to your customers? (Bagaimana Anda akan mengkomunikasikan brand Anda—pertama, ke karyawan Anda, lalu ke pengguna?) (Chua dan Ilicic, 2007:9). Poin pertama hingga ketiga berbicara mengenai inti dari sebuah brand, yang seringkali disebut sebagai brand essence atau big idea, beberapa menyebutnya sebagai brand platform. Apapun sebutannya, ini merupakan dasar dari keseluruhan sebuah perusahaan atau toko. Poin keempat berbicara mengenai eksekusi dan pemasaran. Disini, bagaimana brand dikomunikasikan secara internal
tidak
kalah
penting
dengan
bagaimana
brand
tersebut
dikomunikasikan untuk targetnya. Sebuah brand atau perusahaan, di dalam semua aspeknya, harus menjalankan masing-masing perannya secara optimal demi tersampaikannya brand promise kepada para pengguna. Jika tidak, sia-
16
sialah segala usaha untuk membentuk citra sebuah brand, karena dengan demikian, brand tersebut tidak lebih dari sekedar omong kosong belaka. Bedasarkan hasil wawancara dengan narasumer, Bpk. Andre Wiredja dapat disimpulkan bahwa toko Växa Green sebagai sebuah brand, tidak mengenal dirinya dengan baik. Hal ini terlihat dari belum bisa mempositioning brand nya kepada masyarakat. Sehingga masyarakat tidak aware dan tidak bisa membedakan antara toko tanaman yang satu dengan lainnya. Terbukti dari data statistik yang ada, sebagian besar orang belum mengetahui keberadaan toko Växa Green. Hal ini dikarenakan minimnya orang yang mengerti mengenai kaktus atau belum pernah mendengar yang namanya sukulen. Bila masyarakat belum mengenal produk yang dijual maka masyarakat tidak akan mencari atau aware dengan toko tersebut. Bedasarkan analisa diatas, bisa disimpulkan bahwa brand identity manual bukan lagi sebuah complementary item, melainkan sebuah kebutuhan.
2.2.1.2 Teori Strategi dan Perancangan Ulang Identitas (Re-branding) Debbie Millman, praktisi branding dari Sterling Brands sekaligus pengajar aktif di School of Visual Arts, New York, dalam seminarnya The Top 10 Things I Wish I Knew When I Graduated Knowledge, memaparkan pernyataan sebagai berikut: When we’re talking about strategic design, there’s only one lens that you can look at, Harvard Business School’s definition about what strategy is. So, according to Michael Porter from The Harvard Business School, the definition of strategy is choosing to perform activities differently, or to perform disctinctly different activities than rivals. Both of these lenses in terms of strategic design provide an opportunity to create a game-changer, and ultimately, I think that’s really what we’re looking for. Nobody’s looking for a design that looks like somebody else’s. We don’t go to a project thinking “I want to do a me-too design”, or “I want to design something like so and so and hope nobody notices.”.
17
Hodgson (2010:15) menyatakan secara spesifik bahwa, “Most redesigns can’t succeed without knowing what to keep. Unless the client in question has been remarkably bereft of design direction, there’s always something that resurfaces in a logo. It might be a tagline or a typographic style, it might be an intangible asset that arises from the consumer’s emotional dialogue with the product.” Dua pernyataan diatas bukanlah sebuah kumpulan teori yang kontradiktif. Sebaliknya, dua teori tersebut saling melengkapi satu sama lain. Penulis mengambil kesimpulan bahwa, terdapat dua unsur terpenting dalam membuat ulang strategi sebuah brand: 1. Membuat desain yang inovatif. Inovatif, berbeda dengan inventif, tidak melulu sesuatu yang sifatnya revolusioner. Berbeda, tetapi tidak berlawanan seratus delapan puluh derajat. Tidak konvensional, tetapi tidak memberontak. Ada beberapa nilai atau unsur tertentu yang boleh diperbaiki atau diimprove demi mencapai branding yang lebih tepadu. 2. Mendesain ulang tidak berarti menghilangkan sepenuhnya; ada beberapa nilai yang tetap bisa dibawa dan diterapkan pada desain baru. Namun, nilai tersebut bisa sesuatu yang sifatnya intangible, atau nilai-nilai yang tidak dirasakan oleh indera. Nilai-nilai intangible ini yang nantinya akan diterjemahkan menjadi sebuah bentuk visual yang baru. Dalam hal ini, penulis merasa bertanggung jawab untuk mempertahankan satu nilai intangible yang dimiliki oleh toko Växa Green, yaitu semangat untuk memasyarakatkan tanaman kaktus dan sukulen dan juga bagaimana cara mearawatnya dengan benar. Aset tangible toko Växa Green seperti warna hijau dan coklat, memiliki kemungkinan untuk dipakai ulang, namun tetap harus ada sebuah (atau beberapa) atribut baru untuk menyegarkan kembali brand toko Växa Green.
2.2.1.3 Teori Warna
18
Warna adalah salah satu bagian terpenting dalam identitas visual, dengan warna kita dapat mudah menyampaikan suatu kesan tertentu tanpa perlu menggunakan kata-kata. Menurut Lestrice Eisseman dalam buku “Pantone: Guide to Communication With Color” (OhioGrafix Press, 2002), warna merupakan metode yang paling tepat dalam usaha penyampaian pesan dan tujuan. Prinsip warna menurut Robert B. Parker antara lain : •
Penggunaan warna harus memiliki fungsi
•
Warna harus dapat memberikan ciri khas perusahaan/produk yang disampaikan
•
Penggunaan warna tidak hanya berfungsi sebagai sensasi artisitik, tetapi bertujuan untuk mengatakan bahwa warna memang nyata kebenarannya
•
Hindari warna yang tidak perlu.
Asosiasi dan psikologi warna menurut Anne Dameria dalam buku “Color Basic: Panduan Dasar Warna untuk Desainer dan Industri Grafika”
Bila diulas lagi toko Växa Green sesuai namanya tidak akan meninggalkan warna korporatnya yaitu warna hijau. Efek warna hijau memberikan nuansa natural, menenangkan, relaksasi, meredakan depresi dan ketegangan atau grogi serta kegelisahan. Menawarkan kesan pembaharuan, kontrol diri dan harmonisasi. Untuk menunjukan sisi ramah juga ada unsur warna coklat yang memberikan nuansa kehangatan, down to earth, organis dan sederhana. 2.2.1.4 Teori Logo Logo merupakan suatu bagian penting dalam identitas visual. Menurut David E. Carter pada buku “Corporate Identity Manuals”, setiap produk atau badan usaha harus memiliki identitas yang dapat membedakan produk serta badan usaha yang satu dengan yang lainnya. Karena itu dibutuhkan suatu logo
19
identitas visual yang dapat mewakili karakter dari produk atau badan usaha tersebut. Untuk logo toko Växa Green yang sekarang memang sudah organis akan tetapi akan dilakukan pembaharuan yang lebih merepresentasekan toko tanaman kaktus dan sukulen. 2.2.1.5 Teori Kemasan Kemasan yang baik adalah kemasan yang dpat melindungi isi produk terhadap cuaca dan proses alam lainnya. Kemasan juga digunakan sebagai wadah yang memudahkan barang untuk dibawa. Selain itu kemasan juga harus dapat menampilkan citra produk agar dapat mudah dikenali, dipahami dan diingat.
Paper bag yang ada masih memiliki ukuran yang kurang cocok dengan ukuran tanaman dan kurang dapat menahan berat dari objek yang dimaksudkan, sehingga diperlukan pemikiran bahan dan ukuran yang pas sehingga tanamanpun tidak akan rusak bila dibawa pulang.
2.2.1.6 Teori Ilustrasi Menurut Sigit Santoso Ilustrasi berasal dari bahasa latin, illustre yang artinya menerangkan. Ilustrasi dapat berupa gambar, simbol, relief atau musik yang bertujuan untuk mengkomunikasikan sesuatu. Menurut Simmon Jennings dalam bukunya yang berjudul “The Complete Guide to Advanced Illustration and Design” memiliki tiga fungsi yaitu, ilustrasi sebagai informasi, ilustrasi sebagai dekorasi dan ilustrasi sebagai komentar. Karena toko Växa Green mengapresiasikan craftsmanship sehingga membuat pendekatan visual dengan teknik ilustrasi akan tetapi dimodifikasikan kembali dengan
teknik
ilustrasi
modern
sehingga
tercipta
paduan
yang
menggambarkan citra “artisan” namun modern. Teknik Ilustrasi yang digunakan : 1. Teknik Ilustrasi Tradisional. Cara pembuatannya masih manual dan
20
biasanya illustrator yang memiliki kemampuan hand-writing yang menggunakan teknik ini. 2. Teknik Ilustrasi Modern. Teknik ilustrasi dengan perkembangan teknologi mengandalkan software grafis yang memang lebih efisien dalam segi waktu. Gaya Ilustrasi yang digunakan : 1.Realis. Kesamaan objek yang digambar sama persis, benar-benar ada dan nyata. 2. Surealis. Menitikberatkan kepada khayalan, tidak nyata, misteri dan terkadang menggunakan pendekatan metafora, hiperbola, humanoid dan sebagainya. 2.2.1.7 Teori Layout Menurut Surianto Rustan, S.sn. dalam buku yang berjudul Layout dasar dan penerapannya, layout dapat diartikan sebagai tataletak elemen-elemen desain terhadap satu bidang dalam media tertentu untuk mendukung konsep/pesan yang dibawanya. Beberapa prinsip dasar layout: Sequence Digunakan untuk mengatur informasi yang ditampilkan. Bila semua di tampilkan dengan sama menonjolnya, maka pembaca akan mengalami kesulitan untuk membaca informasi tersebut. Dengan adanya sequence, akan membuat pembaca secara otomatis mengurutkan pandangan matanya sesuai yang diinginkan desainer. Emphasis Penggunaan empasis dapat diciptakan dengan beberapa cara yaitu dengan menggunakan huruf yang lebih besar dibanding elemen layout lainnya. Warna kontras dengan latar belakang, atau dengan figure and ground. Balance
21
Menampilkan kesan seimbang dengan menggunakan elemen yang sesuai dan meletakannya merata pada suatu bidang layout.
Unity Merupakan berbagai elemen yang saling berkaitan dan disusun dengan tepat dan selaras sehingga terlihat secara fisik pesan yang ingin disampaikan dalam konsepnya.
2.3
Analisa SWOT
Strength (Kekuatan)
1. Mengapresiasi craftmanship 2. Memiliki banyak varian tanaman dan media tanaman.
Weakness (Kendala) 1. Belum bisa menjalankan sistem delivery karena belum menemukan pengemasan yang pantas untuk dikirim. 2. Masih tidak mempunyai identitas yang differentiates dari kompetitornya.
Opportunity (Peluang)
1. Memiliki lokasi yang strategis. 2. Dengan identitas dan promosi yang baik akan mudah dikenali dengan keunikannya.
Threat (Ancaman)
1. Pemeliharaan tanaman hias hanya sebuah trend dan akan menghilang dengan cepat.
22
2. Tanaman hias jenis lainnya yang tidak kalah popular dengan kaktus dan sukulen.