BAB II DATA DAN ANALISA
2.1 Data Literatur 2.1.1 Buku : •
Batik : Pengaruh Zaman dan Lingkungan, H. Santosa Doellah, tahun
2002. •
Katolog Batik Nusantara, Balai Besar Penelitian&Pengembangan Industri Kerajinan&Batik, tahun 1997.
•
Seni Indonesia Indah jilid No.8: Batik; BP3-TMII, Jakarta, 1997.
•
What is Publication Design?, Lakshmi Bhaskaran, tahun 2007.
•
Design Elements “ A Graphic Style Manual”, Timothy Samara, tahun
2007. •
Print and Production Finishes for Promotional – Items, Scott Witham, tahun 2007.
•
Tipografi dalam Desain Grafis, Danton Sihombing, tahun 2001.
2.1. 2 Intenet : •
“ Lika Liku Ulir Batik “ www.indosiar.com
•
www.batikindonesiainfo.com
•
www.indonesiabatikpainting.com
•
www.batikdanarhadi.com
5
6 2.2 Data Sejarah 2.2.1 Pengertian Batik Batik klasik atau batik keraton adalah batik yang tumbuh dan berkembang di atas dasar-dasar filsfat kebudayaan Jawa yang mengacu pada nilai-nilai spiritual dan pemurnian diri, serta memandang manusia dalam konteks harmoni semesta alam yang tertib, serasi dan seimbang ( Batik Indonesia, 1993). Arti batik sendiri bisa disebut sebagai kain bercorak. Kata batik dalam bahasa Jawa berasal dari akar kata “tik”, yang mempunyai arti berhubungan dengan suatu pekerjaan yang halus, lembut, dankecil,yang mengandung unsur keindahan. Sedangkan secara etimologis, berarti menitikan malam dengan canting sehingga membentuk corak yang terdiri atas susunan titikan dan garisan. Secara teknis batik berarti suatu cara penerapan corak diatas kain melalui proses celup rintang warna dengan malam sebagai medium perintangnya (Seri Indonesia Indah jilid 8,1993).
2.2.2 Teknik Pembuatan Batik Dalam pembuatan batik, tata karma yang ada di lingkungan keraton sangat berpengaruh.Adanya ketentuan dalam perilaku anggota keluarga raja dan semua pejabat keraton dalam bertindak, berbicara dan berbusana. Kehalusan dalam segala hal juga mempengaruhi pembuatan batik. Membatik adalah salah satu kegiatan para abdi dalem dan para putri sehari-harinya di lingkungan keraton. Dalam batik klasik kebanyakan pembuatan batik dengan teknik batik tulis.
7 2.2.3 Alat-alat Membatik •
Canting tulis, adalah alat untuk menuliskan cairan malam pada kain dalam pembuatan corak, centing mampu melukiskan ragam hias yang paling rumit sekalipun. Canting terbuat dari tembaga ringan, mudah dilenturkan, tipis namun kuat, dipasangkan pada gagang buluh bambu yang ramping.
•
Kain, biasanya bahan yang digunakan adalah bahan mori, kain ini dinuat dari benang kapas, permukaannya hakus ddengan tetal tenunan yang tinggi. Ada beberpa jenis mori, yaitu mori yang terhalus adalah primissima atau viollissima, lalu prima, lalu biru dan terakhir blacu tipis. Namun saat ini wol dan sutera bisa dijadikan kain untuk membatik.
•
Gawangan, terdiri dari beberapa kayu ringan yang disusun sehingga berbentuk penyangga, yang berfungsi sebagai penyangga untuk membentangkan kain selama proses membatik.
•
Bandul, dibuat dari timah, kayu atau batu yang dibungkus kain, yang berfungsi untuk menahan kain agar tidak bergeser karena tertiup angin.
•
Wajan, adalah wadah yang terbuat dari baja atau tanah liat, bertangkai agar mudah untuk diturunkan, fungsinya untuk mencairkan malam.
•
Anglo, adalah kompor kecil yang berfungsi untuk memanaskan malam.
8 •
Taplak, digunakan sebagai kain penutup paha pembatik agar tidak tertetesi oleh malam saat canting ditiup.
•
Dingklik, adalah tempat duduk pembatik.
2.2.4 Proses Pembuatan Batik •
Mempersiapkan kain Proses penyiapan kain diawali dengan merendam kain agar luwes dan lentur
•
Pengetelan Yaitu proses memasak kain di dalam air panas. Pengetelan merupakan proses penyabunan dalam larutan alkalindan zat yang digunakan adalah air abu merang, soda abu, dan kostik soda. Pengetelan berfungsi untuk menghilangkan zat-zat yang terdapat pada serat kain seperti lemak, minyak, protein, pectin dan pektosa.
•
Pencucian Pencucuain kain bertujuan agar sabun yang ada pada kain hilang, karena dapat menghambat proses penulisan malam. •
Pengemplongan Proses
ini
bertujuan
untuk
menghaluskan
lapisan
kain
dan
mempermudahkan proses pemalaman. Proses ini biasanya dimulai dengan melipat kain panjang hingga lebih kurang 16 lipatan, selanjutnya
9 kain dipukul-pukul dengan palu sampai halus lalu dinilas dengan air bersih. •
Pemalaman Pemalaman adalah proses penggambaran corak diatas permukaan kain menggunakan malam cair sebagai bahannya dan canting tulis sebagai alatnya. Proses pemalaman bisa berulang-ulang berdasarkan ragam hiasnya, makin rumit ragam hias nya makin lama proses pemalamannya. Pemalaman dilakukan bolak balik agar memperoleh hasil pemalaman yang sama bagian depan dan belakang kain.
•
Pewarnaan Proses ini dilakukan untuk memberi dan mengubah warna, memperjelas bentuk, rincian, perlambangan dan cirri ketradisian serta memperkuat nilai estetika sekaligus menyatakan nilai ekspresi. Warna yang digunakan zat-zat pewarna alam, contohnya warna coklat diambil dari kulit pohon tingi, warna kuning diambil dari kunyit dan pohon tegeran.
•
Penghilangan malam Proses penghilangan malam atau melorod dilakukan dengan merendam kain dalam air mendidih, yang harus terus menerus dipanaskan, yang dicampur dengan larutan kanji atau soda abu.
2.2.5 Tujuan Membatik •
Batik sebagai bagian lingkup religi dan adat.
•
Batik sebagai komoditas perdagangan.
10 2.2.6 Fungsi Batik Klasik •
Busana kebesaran keluarga keraton dan keperluan adati seperti upacara kelahiran, perkawinan dan kematian.
•
Bagi kalangan tertentu atau atas permintaan bangsawan batik bukan sebagai sandang tetapi memiliki nilai budaya.
•
Sebagai penutup bagian atas tubuh, penutup kepala atau seringkali dianggap sebagai benda keramat.
•
Pada jaman sekarang kegunaan batik berkembang ke dalam berbagai bidang kebutuhan busana, perlengkapan rumah tangga dan arsitektur.
2.2.7 Ragam Hias pada Batik Klasik Ragam hias yang berpusat pada wahana budaya dan alam fikiran Jawa. Coraknya cenderung simbolis, statis dan magis, baik pada penataannya diatas permukaan bidang kain maupun pewarnaannya. Jumlah warnanya pun terbatas pada coklat soga dan biru nila diatas latar putih atau putih gading. Dalam batik klasik terdapat dua pola batik yakni: 2.2.7.1 Pola Geometrik, ada beberapa macam yaitu : •
Ceplok, terdiri dari garis-garis silang yang membentuk lingkaran, bintang, persegi panjang, jajaran genjang.
•
Kawung, terbentuk oleh susunan lingkaran yang bersentuhan dalam garis-garis sejajar.
•
Nitik, pola berupa susunan titik-titik persegi dan balok-balok kecil yang dibuat dengan canting khusus.
•
Lereng, pola ini tersusun atas garis-garis miring yang sejajar.
11 •
Parang, sama seperti lereng tapi pada parang terdapat deretan ragam hias mlinjon yang menjadi kekhasannya.
2.2.7.2 Pola Non-Geometrik, ada beberapa macam yaitu : •
Semen, pola yang menggambarkan sulur-sulur tanaman.
•
Tambal, ragam hias yang berbentuk segitiga dan wajik.
•
Modang, yang dipakai pada pinggiran tengahan ikat kepala.
•
Truntum, pola yang berbentuk bunga-bunga kecil.
2.3 Data Mandatoris Batik Danar Hadi 2.3.1 Sejarah Singkat Batik Danar Hadi didirikan sekitar tahun 1967 dikota Solo oleh H.Santosa Doellah dan istrinya, Hj. Danarsih. Nama Danar Hadi sendiri diambil dari nama istri H. Santosa Doellah, Hj. Danarsih dan nama ayah mertuanya H. Hadipriyono. H.Sentosa Doellah sendiri sudah mengenal batik sejak kecil karena kakek dan kakek buyutnya adalah seorang yang cukup tepandang dan pengusaha batik. Mencontoh dari apa yang telah dijalani oleh kakek dan kakek buyutnya, yang memadukan aspek keterampilan, ketekunan, kepintaran, kewirausahaan dan keinginan untuk tetap melestarikan batik dengan menerapkan ke fashion masa kini, Danar Hadi mampu berkembang dari sebuah perusahaan kecil menjadi salah satu aset bangsa, yang melayani konsumen batik dari yang menengah sampai kalangan tinggi.
12 Pada tahun 1975 Danar Hadi meluaskan pemasarannya ke Jakarta, dengan membuka House of Batik. Tahun 1981 Danar Hadi mendirikan pabrik pembuatan batik kemudian di tahun 1997 Danar Hadi mencoba meluaskan pemasaran sampai ke luar negeri. Sampai saat ini telah tersebar luas toko dan outlet Danar Hadi di seluruh kota-kota besar Indonesia. Pada tahun 1985 batik Danar Hadi menerima Penghargaan Upakarti dari Pemerintah Indonesia
2.3.2 Visi Misi Batik Danar Hadi tetap memegang teguh filosofi perusahaan yang telah tertanam dari dulu yaitu kerja keras, keterampilan, pengalaman, sistem manajemen dan jiwa akan seni dalam bertahan di dunia industri batik. Ikut melestarikan budaya bangsa dan tetap memperkenalkan batik di kancah dunia luar adalah tujuan utama Batik Danar Hadi.
2.3.3 Galeri Batik Kuno Danar Hadi Galeri ini adalah galeri yang disediakan oleh Batik Danar Hadi untuk memajang, memperkenalkan, menyediakan informasi dibidang pendidikan tentang koleksi-koleksi batik yang dipunyai oleh Batik Danar Hadi. Selain itu galeri ini memeang disediakan untuk tujuan pariwisata di kota Solo. Beragam jenis batik ada disini, mulai batik antiksampai batik buatan Batik Danar Hadi sendiri. Galeri ini bertempat di Jl. Brig.Jend.Slamet Riyadi No. 261-263 Solo.
13 2.4 Data Penerbit Red & White Publishing, baru berdiri kurang lebih 2 tahunan dan telah menerbitkan beberapa buku-buku popular Indonesia, seperti buku “View Points” (buku tentang karya fotografi dan fotografer Indonesia), buku kenegaraan yang diperuntukan bagi istana Negara dan buku “Land of Water” (buku informasi bagi penggemar yacht internasional tentang daerah wisata di Indonesia bagian timur). Red & White Publishing lebih mengarah pada seni dan ketertarikan akan kekayaan Negara Indonesia.
2.5 Data Pendukung Judul Buku
: Batik: From the Courts of Java and Sumatra
Penerbit
: Periplus
Penulis
: Rudolf G. Smend
Tahun Terbit
: 2004
Halaman
: 95 halaman
Harga
: Rp. 150.000,-
Cover
: Hardcover dangan sampul
Buku ini berisikan koleksi-koleksi batik dan foto-foto tua yang didapatkan oleh beberapa kolektor batik kebangsaan asing seperti Jerman dan Amerika. Selain koleksikoleksi batik dan foto-foto tuanya, terdapat beberapa data tentang batik keraton di Jawa dan batik Sumatra. Namun ada kekurangan dari buku ini yaitu kurangnya informasi atau sedikitnya informasi tentang batik klasik itu sendiri.
14
2.6 Content Buku Daftar Isi Kata Pengantar Pendahuluan Bab I : Batik Klasik Bab II : Proses Pembuatan Bab III : Ragam Hias dan Pola Batik Bab IV : Kegunaan Galeri Daftar Pustaka
2.7 Spesifikasi Buku •
Ukuran : 21 cm x 27.9 cm
•
Tebal Media : 72 halaman
•
Jenis Kertas : Cover
: Board dilapis material kain beludru hitam
15 Isi
: Art Paper 150 gram
•
gender
: pria – wanita
•
usia
: 30 - 55 tahun
•
strata sosial
: kalangan A
2.8 Sasaran 2.8.1 Target Audience : Demografi :
pendidikan minimal S-1 Psikografi : •
mempunyai kepedulian akan budaya bangsa, khususnya batik klasik.
•
berpendidikan, berpikiran maju.
•
cinta produksi bangsa.
•
kota besar seperti Bandung, Surabaya, Bali
•
luar negeri
Geografi :
2.8.2 Target market : •
masyarakat umum
•
kolektor batik
•
kolektor buku
•
instansi – instansi tertentu, seperti universitas dan sekolah
•
perancang busana
16 2.9 Analisa SWOT 2.9.1 Strength : •
Batik klasik adalah kebudayaan asli Indonesia.
•
Masih ada sekelompok masyarakat yang peduli akan batik klasik.
•
Batik klasik sudah dikenal di mancanegara.
•
Dapat meningkatkan rasa cinta dan nasionalisme dalam negeri.
•
Adanya informasi tambahan batik klasik lewat media lain yang lebih praktis, murah dan cepat.
2.9.2 Weakness : •
Masih sedikit rasa kepedulian masyarakat untuk menjaga warisan leluhur.
•
Minimnya buku yang beredar dipasaran yang membahas tentang batik klasik.
•
Pengetahuan batik pada generasi muda yang masih minim.
•
Generasi muda yang masih menggangap bahwa batik hanya untuk orang tua.
•
Mulai masuknya kebudayaan luar yang lebih menarik daripada batik klasik.
•
Buku termasuk media yang konsevatif, karena dinilai tidak canggih bila dibandingkan dengan media-media elektronik zaman sekarang.
2.9.3 Opportunity : •
Dapat membantu melestarikan batik klasik Indonesia.
•
Masyarakat dapat lebih mengenal macam-macam motif batik kasik.
17 •
Menambah daftar pustaka tentang batik klasik yang masih minim.
•
Masyarakat dapat semakin menghargai budaya bangsa.
2.9.4 Threat : •
Banyaknya motif atau pattern international.
•
Trend fashion yang lebih menarik dan modern, sehingga menurunkan minat pemakaian batik terutama untuk kaula muda.
•
Life style yang semakin praktis dan modern, menghambat perkembangan pengerajin-pengerajin batik.