BAB II DATA AWAL PROYEK
Judul
: Perpustakaan Umum Kota Bandung
Statu Proyek
: Fiktif
Pemilik Proyek
: Pemerintah
Sumber Dana
: Kerjasama Pemerintah Kota Bandung, Depdiknas, dan PT. Telkom
Lokasi Tentatif
: Jl. R.E Martadinata No. 81-87, Bandung
Luas Lahan
: ±7900 m²
KDB
: 50%
KLB
: 1.5
GSB
: 12 m dari Jalan R.E. Martadinata
Ketinggian bangunan : ≤ 16 meter Luas Bangunan
: 8928 m²
Gambar 1 Peta Lokasi Perancangan (Sumber: RTRW Kota Bandung)
7
Batas Lahan Perancangan •
Sebelah Utara
: Daerah hunian dan jasa
•
Sebelah Timur
: Daerah komersil
•
Sebelah Selatan
: Jl. R. E. Martadinata Fasilitas pendidikan
•
Sebelah Barat
: Fungsi pendidikan dan jasa
Gambar 2 Peta Kondisi Eksisting Lahan Perancangan (Sumber: Google Earth)
2.1
LOKASI Berdasarkan studi literatur yang ada, dalam pemilihan lokasi yang tepat
untuk sebuah perpustakaan, sebaiknya dicari sebuah lokasi yang berada di dekat pusat keramaian kota seperti pusat-pusat perbelanjaan komersil, institusi-institusi pendidikan baik yang berupa sekolah menengah maupun sekolah tinggi, dan fasilitas-fasilitas publik lainnya. Pemilihan lokasi seperti ini sangat ideal bagi sebuah perpustakaan
untuk menarik masyarakat menggunakan fasilitas ini
sehingga aktifitas edukatif di Kota Bandung dapat berkembang.
8
Ritme Kota Bandung yang senantiasa up to date memberikan tuntutan tersendiri pada fasilitas publik yang senantiasa up to date pula. Daerah R.E. Martadinata, Bandung, atau yang lebih dikenal dengan sebutan Jalan Riau telah dikenal begitu luas sebagai salah satu daerah tujuan wisata belanja di Bandung selain Cihampelas. Jalan Riau terkenal akan Factory Outlet yang berada di sepanjang jalan tersebut. Hal-hal yang telah disebutkan di atas menjadikan Jalan Riau, Bandung, daerah yang cocok untuk sebuah perpustakaan kota. Saat ini telah terdapat dua perpustakaan di Bandung ini, yaitu yang terletak di jalan Soekarno-Hatta dan Jalan Cikapundung. Namun dua buah perpustakaan yang sudah ada masih terbatas hanya pada koleksi buku saja dan belum mengikuti perkembangan ke arah digital. Selain itu, letaknya yang jauh dari pusat kota menjadikan perpustakaan tersebut hanyalah sebatas tempat gudang buku saja. Oleh karena itu, salah satu solusinya adalah menambah program kegiatan-kegiatan minat yang mungkin digemari oleh masyarakat Bandung menjadi salah satu daya tarik berkegiatan di perpustakaan ini. Lokasi yang dipilih untuk perancangan perpustakaan umum ini tepatnya berada di Jalan Ir. R.E Martadinata No. 81-87. Lokasi ini dianggap cocok karena lahan diapit oleh fasilitas-fasilitas pendidikan dan jasa. Selain itu, lokasi ini memenuhi kriteria lahan yang cocok untuk perpustakaan dimana lahan harus bisa diakses dengan mudah, sarana dan prasarana dasar terpernuhi, kondisi geologis terpenuhi, dan kondisi eksisting sekitar yang dapat menunjang program kegiatan perpustakaan (Thompson, 1980). Selain itu, lokasi ini dipilih karena masih berada di koridor jalan yang dinamis dengan kegiatan dan lalu lintas wisatawan dari luar daerah yang sebagian besar adalah keluarga dan anak-anak muda.
2.2
PERATURAN DAN STANDAR YANG DIGUNAKAN Peraturan yang dirujuk sebagian besar adalah peraturan yang berkaitan
dengan peraturan pemerintah tentang pembangunan di lahan perancangan, yaitu RTRW Bandung tahun 2013.
9
Sementara untuk standar-standar yang lebih arsitektural dan antropometris, perancang merujuk kepada buku-buku yang membahas tentang hal-hal yang berkaitan seperti Data Arsitek, Time Saver’s Standard, serta beberapa buku literatur tentang standar perpustakaan. Selain itu, terdapat dua landasan hukum untuk membangun perpustakaan di Indonesia (www.pnri.go.id/uploaded_files), yaitu: 1. Rancangan Undang-Undang tentang Perpustakaan 2. Undang-Undang Presiden Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 1990 tentang Serah-Simpan Karya Cetak dan Karya Rekam
Gambar 3 Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Bandung (Sumber: RTRW Tahun 2013)
2.3
PEMAHAMAN TIPOLOGI BANGUNAN
2.3.1
Kajian Literatur Sesuai dengan uraian yang telah dipaparkan di atas, fungsi dari
perpustakaan kota adalah: 1. Menyediakan sarana dan prasarana kegiatan edukasi
10
2. Menyediakan program kegiatan dalam rangka memupuk dan menyalurkan aspirasi, hasrat, bakat, dan minat masyarakat ke arah kegiatan yang positif. 3. Mengadakan kerjasama dengan instansi atau organisasi lain yang berkaitan dengan pengembangan edukasi masyarakat
Berdasarkan
Rancangan
Undang-Undang
tentang
Perpustakaan,
Perpustakaan di Indonesia memiliki beberapa tipologi, yaitu: 1. Perpustakaan Provinsi adalah lembaga teknis daerah bidang perpustakaan yang diselenggarakan oleh Pemerintah Daerah Provinsi yang mempunyai tugas pokok melaksanakan pengembangan perpustakaan di wilayah provinsi serta melaksanakan layanan perpustakaan kepada masyarakat. 2. Perpustakaan Kabupaten/Kota adalah lembaga teknis daerah bidang perpustakaan yang diselenggarakan oleh Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota, yang mempunyai tugas pokok melaksanakan pengembangan perpustakaan di wilayah Kabupaten/Kota serta melaksanakan layanan perpustakaan kepada masyarakat umum. 3. Perpustakaan Umum Kecamatan adalah Perpustakaan yang berada di Kecamatan sebagai cabang layanan Perpustakaan Kabupaten/Kota yang layanannya diperuntukkan bagi masyarakat di wilayah masing-masing. 4. Perpustakaan Umum Desa/Kelurahan adalah perpustakaan yang berada di Desa/Kelurahan sebagai cabang layanan Perpustakaan Kabupaten/Kota yang layanannya diperuntukkan bagi masyarakat di desa/kelurahan masing-masing. 5. Perpustakaan Sekolah adalah perpustakaan yang diselenggarakan oleh lembaga pendidikan persekolahan yang layanannya diperuntukkan bagi siswa, guru, dan masyarakat sekolah lainnya. 6. Perpustakaan Perguruan Tinggi adalah perpustakaan yang diselenggarakan oleh lembaga pendidikan tinggi yang layanannya diperuntukkan bagi sivitas akademika perguruan tinggi yang bersangkutan. 7.
Perpustakaan Khusus adalah perpustakaan yang diselenggarakan oleh lembaga khusus baik di lingkungan pemerintah selain yang telah disebutkan pada butir 4, 7 hingga 10 di atas, maupun di lingkungan swasta, yang layanannya
11
diperuntukkan bagi manajemen dan masyarakat pengguna di lingkungan lembaga yang bersangkutan.(www.pnri.go.id/uploaded_files/homepage)
Berdasarkan klasifikasi tersebut maka proyek ini termasuk kepada jenis perpustakaaan kota yang akan memeberikan pelayanan kepada masyarakat umum. Sehingga, diharapkan keberadaaanya dapat memperbaiki kualitas aktifitas edukatif di kota Bandung
2.3.2
Sejarah dan Pengertian perpustakaan Dalam arti tradisional, perpustakaan adalah sebuah koleksi buku dan
majalah. Tetapi, perpustakaan lebih umum dikenal sebagai sebuah koleksi besar yang dibiayai dan dioperasikan oleh sebuah kota atau institusi, dan dimanfaatkan oleh masyarakat yang rata-rata tidak mampu membeli sekian banyak buku atas biaya sendiri. Seiring berkembangnya teknologi, perpustakaan adalah tempat kumpulan buku tercetak dan sebagian koleksinya ada dalam perpustakaan digital. Hal ini yang kemudian menjadi dasar pemahaman perpustakaan secara modern . (Wikipedia Indonesia)
Pada pertengahan abad-15, proses pernyimpanan data dilakukan dengan menggunakan media manuskrip. Penemuan manuskrip inilah yang mendorong kemajuan dalam bidang teknologi penyimpanan data yang pada akhirnya ditemukan teknologi pembukuan dan bahan kertas pada abad-18. Penyimpanan data manual dirasa banyak memiliki kekurangan dan rentan terhadap pudarnya cetakan huruf seiring dengan berjalannya waktu. Hingga pada tahun 1936, Freemont Rider menemukan metode penyimpanan lain berupa microfilm, microfiche, microcard, dan microprint. Penemuan metode penyimpanan data ini tidak berhenti sampai di situ. Teknologi penyimpanan data elektronik benyak mengalami perubahan ketika ditemukannya komputer pada tahun 1950. Setelah ditemukannya metode penimpanan elektrik, maka pengembangan teknologi mengarah pada media penyimpanan data yang lebih praktis dan memudahkan proses pertukaran informasi. Hingga pada akhirnya, pada tahun 1960 ditemukan laser read CD.
12
Perkembangan teknologi penyimpanan data memiliki kaitan yang erat dengan proses perkembangan perpustakaan. Teknologi berkaitan langsung dengan bagaimana cara perpustakaan mengorganisir koleksinya dan hal-hal administrasi, dalam media apa perpustakaan menyimpan informasi, dan bagaimana sistem penyusunan katalog koleksinya. Banyak perpustakaan kini juga merupakan tempat penyimpanan dan/atau akses ke map, cetak atau hasil seni lainnya, mikrofilm, mikrofiche, tape audio, CD, LP, tape video dan DVD, data CD-ROM, dan internet. Oleh karena itu, perpustakaan modern telah didefinisikan kembali sebagai tempat kumpulan buku tercetak dan sebagian koleksinya ada dalam perpustakaan digital. Sehingga, lahir pengertian baru bahwa perpustakaan adalah institusi yang mengumpulkan pengetahuan tercetak dan terekam, mengelolanya dengan cara khusus guna memenuhi kebutuhan intelektualitas para penggunanya melalui beragam cara interaksi pengetahuan, kenyamanan, atau kesenangan. Perpustakaan sebagai salah satu tempat penyimpanan koleksi berfungsi sebagai salah satu faktor yang mempercepat akselerasi transfer ilmu pengetahuan. Oleh karena itu, perpustakaan merupakan suatu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan dalam sistem pendidikan suatu lembaga. Selain itu, perpustakaan berfungsi sebagai sumber informasi, dan merupakan penunjang yang penting artinya bagi suatu riset ilmiah, sebagai bahan acuan atau referensi.
2.4
STUDI BANDING
2.4.1
Badan perpustakaan daerah Jawa Barat Badan perpustakaan daerah ini terletak di Jalan Soekarno Hatta No. 629,
bandung, Jawa Barat. Perpustakaan ini terletak di daerah perbatasan Kota Bandung. Kondisi lalu lintas di sekitar lahan adalah padat dan berkecepatan tinggi. Secara visual, bangunan ini tidak terlalu terlihat dari jalan karena bangunan ditarik masuk jauh ke dalam lahan dan bangunan Bapusda ini juga terhalang oleh papan pengumuman dan vegetasi-vegetasi di depan lahan.
13
B A
Keterangan Gambar: A: Bangunan utama perpustakaan; B: Fasilitas pendukung, kantin.
Gambar 4 Maket Komplek Bapusda (Sumber: Dok. pribadi)
2.4.1.1 Kegiatan dan Layanan Kegiatan di Bapusda ini secara garis besar dibagi menjadi dua kegiatan yaitu kegiatan rutin dan kegiatan tidak rutin. Kegiatan rutin yang ada di Badan Perpustakaan Jawa Barat adalah: 1.
Pembacaan dongeng
2.
Perpustakaan berjalan
3.
Pembinaan perpustakaan
2.4.1.2 Jenis Layanan Layanan terbuka bagi semua pengguna baik anggota ataupun bukan.Sistem peminjaman berupa tiket, dan masing-masing anggota diberi 3 tiket sesuai dengan jumlah buku yang dapat dipinjam. Layanan yang tersedia antara lain:
14
1. Layanan sirkulasi Berupa layanan peminjaman dan pengembalian buku. 2. Layanan referensi (rujukan) Buku yang ada di koleksi ini tidak dapat dibawa pulang. Hanya untuk dibaca di tempat atau difotokopi. 3. Layanan audiovisual Peminjaman berupa radio casette, CD ROM, video cassette, film dll. Barang yang ada di bagian koleksi ini tidak dapat dibawa puang 4. Layanan story telling Mendongeng dan bercerita untuk anak-anak TK dan SD. 5. Layanan konsultasi Memberikan jasa konsultasi dalam hal pengelolaan perpustakaan. 6. Layanan ekstensi Layanan jarak jauh terutama untuk masyarakat di pelosok pedesaan yang tidak bisa datang ke perpustakaan umum, meliputi: •
Layanan mobil unit keliling Kabupaten/Kota di Jawa Barat.
•
Layanan terpadu perpustakaan sekolah, desa, panti asuhan, Lembaga Pemasyarakatan maupun rumah ibadah di beberapa Kabupaten/Kota di Jawa Barat.
•
Layanan pelatihan, layanan yang diberikan kepada masyarakat baik pelajar, mahasiswa, tenaga pengelola perpustakaan yang ingin mendapatkan pengetahuan mengenai pengelolaan perpustakaan melalui magang, bimbingan teknis, praktek kerja, penyuluhan, dll.
2.4.1.3 Program Ruang Ruangan yang ada di perpustakaan ini terdiri dari 10 jenis ruangan untuk mewadahi layanan dan kegiatan yang harus diwadahi. Ruang-ruang layanan yang ada di Badan perpustakaan Jawa Barat adalah: 1.
R. koleksi dan R. baca (umum, baik anggota atau bukan)
15
•
R. baca buku-buku teks umum
•
R. baca buku rujukan dan terbitan pemerintah
•
R. baca tebitan berkala
Gambar 5 Ruang baca remaja& anak
Gambar 6 Ruang baca dewasa
(Sumber: Dok. pribadi)
2.
(Sumber: Dok. pribadi)
R. audiovisual (lab bahasa an CD ROM) •
R. multimedia berkelompok untuk anak
•
R. komputer (kurang lebih 12 unit)
3.
Ruang katalog •
R.OPAC
•
Bibliografi nasional dan daerah
•
Indeks artikel majalah dan surat kabar
•
Abstrak atau sari karangan
4.
Ruang serba guna
5.
Fotokopi
6.
Musholla
7.
Kantin
8.
Tempat parkir
9.
Taman
10.
Toilet
16
Gambar 7 Maket Bapusda Kota Bandung (Sumber: Dok. pribadi)
2.4.1.4 Sirkulasi Bangunan
Gambar 8 Koridor bangunan (Sumber: Dok. pribadi)
Bangunan ini mempunyai sirkulasi lorong (double-loaded). Bangunan ini mempunyai jalur sirkulasi utama yang bercabang secara linear ke masing-masing ruangan yang berbeda fungsi. 2.4.1.5 Pengguna Perpustakaan ini diperuntukkan bagi masyarakat Bandung dan sekitarnya dari berbagai umur mulai dari anak-anak, remaja, hingga dewasa. Dengan anggota
17
kurang lebih 60.000 orang, pengunjung rata-rata harian di perputakaan ini adalah 1500 orang dengan peminjaman rata-rata harian sebanyak 645 buku.
2.4.1.6 Waktu Operasional Waktu operasional perpustakaan ini adalah setiap hari senin hingga sabtu dengan detail jadwal seperti di bawah ini: Senin-Kamis Jumat
: 08.00 – 15.00 pagi
: 08.00 – 11.00
istirahat
: 11.30 – 13.00
siang
: 13.00 – 15.00
Sabtu
: 08.00 – 15.00
2.4.1.7 Koleksi Perpustakaan ini memiliki jumlah koleksi hingga 39.241 judul buku dan terdiri dari 92.490 koleksi periodikal. Koleksi depositnya terdiri dari 3.700 judul karya cetak dan 5.264 eksemplar.
2.4.2
New York public library Perpustakaan ini terletak di kawasan pusat kota yaitu Fifth Avenue at 42nd
Street. Berada di kawasan dengan mobilitas orang dan kendaraan yang relatif tinggi dan dekat sentra perdagangan serta jasa.
2.4.2.1 Kegiatan dan Layanan Perpustakaan ini memiliki program kegiatan dan layanan yang beraneka ragam dan memiliki beberapa fasilitas tambahan. Berikut daftar kegiatan yang dilaksanakan di perpustakaan tersebut: •
Memberi informasi terbaru melalui email;
•
Melatih baca tulis;
•
Diskusi buku rutin;
•
Kegiatan diskusi buku rutin;
•
Tur. 18
Gambar 9 R. komputer (Sumber:www.tecu.com)
Beberapa ruangan yang tersedia pada perpustakaan ini adalah: •
Ruang koleksi arsip dan manuskrip yang tidak dijual bebas;
•
Ruang fotografi;
•
Ruang fotokopi data;
•
Ruang computer;
•
Ruang audio visual;
•
Ruang les bahasa;
•
Ruang baca yang tenang dan ruang baca yang diiringi musik;
•
Ruang baca dengan gaya lounge disertai dengan fasilitas TV.
2.4.2.2 Program Ruang Secara garis besar ruang-ruang di perpustakaan ini terbagi menjadi empat bagian. Ruang ilmu pengetahuan umum di fasilitas ini menyimpan segala macam media cetak tentang ilmu pengetahuan umum yang diperuntukkan bagi segala usia. Sedangkan tiga bagian ruang yang lain yaitu seni, budaya, serta bisnis dan sosial merupakan hasil pemilahan koleksi perpustakaan ini yang lebih spesifik.
2.4.2.3 Sirkulasi Bangunan perpustakaan ini memiliki sistem sirkulasi utama yang kemudian bercabang ke sirkulasi-sirkulasi sekunder ke tiap-tiap fungsi ruang.
19
Gambar 10 Sirkulasi utama bangunan (Sumber:www.tecu.com)
2.4.2.4 Pengguna Perpustakaan bagian ini hanya memfasilitsi pengguna-pengguna remaja di kota tersebut. Hal inilah yang menyebabkan pembagian koleksi di perpustakaan ini menjadi lebih mendetail di banding perpustakaan pada umumnya.
2.4.2.5 Waktu Operasional: Senin
10.00-18.00
Selasa
10.00-20.00
Rabu
10.00-18.00
Kamis
10.00-20.00
Jumat
10.00-17.00
Sabtu
13.00-17.00
Pelayanan perpustakaan dapat di luar jam tersebut, dengan membuat janji terlebih dahulu. 2.4.2.6 Koleksi Perpustakaan ini selain memiliki
koleksi spesifik seperti yang sudah
dipaparkan di atas, terdapat pula koleksi khusus berupa buku-buku dan DVD anime dan manga . Selain itu terdapat ruang koleksi khusus berbahasa Spanyol dan Cina.
20
2.4.3
Kesimpulan Studi banding Berdasarkan data-data dan pengamatan yang dilakukan, kesimpulan dari
masing-masing studi banding di atas adalah sebagai berikut:
Tabel 1 Hasil Studi Banding (Sumber: Dokumen Pribadi)
Lokasi Layanan dan Kegiatan
Bapusda
New York Library
Jauh dari pusat kota dan bangunan tidak terlihat dari jalan utama Layanan referensi, audio visual, story telling, konsultasi, ekstensi,
Berada di pusat kota dan tampak dari jalan utama Layanan informasi terbaru melalui email, pelatihan baca tulis rutin, diskusi buku rutin, les bahasa, dan tur. Terdapat juga ruang baca yang tenang dan ruang baca yang diiringi musik, ruang baca dengan gaya lounge disertai dengan fasilitas TV, koleksi arsip dan manuskrip yang tidak dijual bebas, r. fotografi, dan r. fotokopi data. 4 bagian besar program ruang Sirkulasi utama yang kemudian bercabang ke masing-masing fungsi Merupakan perpustakaan cabang yang hanya melayani remaja Senin : 10.00-18.00 : 10.00-20.00 Selasa Rabu : 10.00-18.00 Kamis : 10.00-20.00 Jumat : 10.00-17.00 Sabtu :13.00-17.00
Program Ruang
10 jenis ruang
Sirkulasi
Sirkulasi lorong
Pengguna
Segala usia
Waktu operasional
Koleksi
Senin-Kamis Jumat Sabtu
08.00 – 15.00 08.00 – 15.00 08.00 – 15.00
Terdapat 39.241 judul buku dan terdiri dari 92.490 koleksi periodikal. Koleksi depositnya terdiri dari 3.700 judul karya cetak dan 5.264 eksemplar.
Koleksi spesifik seperti bidang seni, sosial, budaya, terdapat pula koleksi khusus berupa buku-buku dan DVD anime dan manga . Selain itu terdapat ruang koleksi khusus berbaha Spanyol dan Cina
21
Beberapa kesimpulan yang didapat dari studi banding adalah: •
Lokasi perpustakaan sebaiknya berada di kawasan pusat kota dan mudah untuk diakses oleh warga kota;
•
Perpustakaan sebaiknya tampak dari jalan utama agar pengunjung dapat melihat keberadaan perpustakaan tersebut;
•
Sebaiknya perpustakaan memiliki koleksi yang beragam sehingga dapat menarik pengguna dengan berbagai bidang keahlian dan ketertarikan;
•
Konsep sirkulasi yang jelas dan berupa grid merupakan sistem sirkulasi yang paling efektif untuk perpustakaan;
•
Untuk perpustakaan khusus, pembagian program ruang bersifat lebih mendetail.
2.5
JENIS PENGGUNA Pengguna Perpustakaan Kota terdiri atas:
1. Pengunjung •
Anak-anak hingga dewasa;
•
Pengunjung umum bagian komersil.
2. Pengelola atau pegawai perpustakaan 3. Pengelola atau karyawan bagian komersial 4. Petugas bagian servis
2.6
JENIS KEGIATAN Jenis kegiatan yang terdapat di perpustakaan, dapat dibagi menjadi empat
bagian besar yaitu: •
Kegiatan pencarian koleksi dan membaca
Kegiatan ini merupakan kegiatan utama dari sebuah perpustakaan. Kegiatan ini diwadahi dengan pemintakatan berdasarkan jenis koleksi yang disediakan bagi pengunjung. Pada pepustakaan publik, mayoritas koleksi dibagi berdasarkan umur yaitu R. koleksi anak, R. koleksi remaja, dan R. koleksi dewasa. Apabila perpustakaan bersifat khusus dan untuk komunitas tertentu maka pembagian koleksinya lebih mendetail. Beberapa contoh ruang koleksi khusus antara lain R. 22
koleksi sastra fiksi, R. koleksi sastra non fiksi, R. koleksi pengetahuan umum, R. arsip, R. manuskrip, dsb. •
Kegiatan administrasi dan penerimaan
Kegiatan ini adalah kegiatan yang harus dilakukan oleh pengunjung sebelum memasuki fungsi perpustakaan seperti penitipan barang, pendaftaran anggota, peminjaman buku, dan pengembalian buku •
Kegiatan penunjang
Kegiatan ini diwadahi dalam dalam ruang-ruang seperti R. serba guna, kafetaria, dan toko buku. Kegiatan ini biasanya bertujuan untuk mencari sumber pemasukan finansial bagi perpustakaan. •
Kegiatan servis
Kegiatan ini harus dapat diwadahi di setiap area pemintakatan. Hal ini karena fungsi servis mewadahi kebutuhan dasar pengunjung sehingga apabila kegiatan servis ini diwadahi di setiap area maka akan tercipta sistem sirkulasi yang lebih jelas.
2.7
TINJAUAN TEORI YANG BERHUBUNGAN
2.7.1
Perilaku Perilaku orang akan sangat dipengaruhi oleh tempat ia berada dan dengan
siapa ia berinteraksi. Dalam hal ini, hasil rancangan arsitektur memiliki efek saling mempengaruhi dengan penggunanya. Perpustakaan kota adalah sebuah ruang publik yang dirancang untuk mewadahi aktifitas edukasi masyarakatnya. Oleh karena itu, yang akan menjadi bahan pertimbangan adalah perilaku manusia di ruang-ruang publik terbuka. Data-data yang dihasilkan berupa unsur-unsur yang harus diperhatikan di rancangan agar dapat merespon perilaku penggunanya dengan baik. Sebuah perpustakaan kota menuntut adanya ruang-ruang yang cukup untuk mewadahi interaksi antar pengunjung di dalamnya. Oleh karena itu, diperlukan ruang-ruang yang bisa berfungsi dengan baik untuk dapat memenuhi hal tersebut.
23
2.7.2 Ruang Publik Ada beberapa pertimbangan ketika kita akan merancang ruang publik, pertimbangannya antara lain bahwa: •
Sebaiknya sebuah ruang publik mudah diakses baik oleh pejalan kaki maupun kendaraan
•
Sebuah ruang publik sebaiknya aktifitasnya dapat dipelajari dengan baik oleh orang yang lewat
•
Penyediaan penerangan yang cukup sangatlah penting.
•
Rancanglah jalan-jalan memotong sebagai akses yang lebih mudah dari tempat-tempat penting di sekitar ruang terbuka,
•
Rancanglah akses-akses mudah untuk dua kegiatan yang berbeda,
•
Susunan tempat duduk sebaiknya dapat membentuk suatu kelompok sosial yang bersifat informal.
•
Akses masuk ke dalam ruang publik harus jelas, dirancang sebagai pusat informasi dan memiliki papan-papan informasi di dalamnya.
Reaksi orang ketika datang ke suatu tempat dibagi bisa dibagi menjadi dua jenis. Yang pertama adalah reaksi yang muncul dari orang yang baru pertama kali datang dan yanng kedua adalah reaksi orang sudah terbiasa datang ke tempat tersebut. Hal ini juga dapat menjadi pertimbangan tersendiri untuk menentukan skenario kegiatan pengunjung ketika memasuki lahan. Pengetahuan tentang perilaku manusia ini dapat menjadi suatu pertimbangan tambahan yang membantu seorang perancang untuk menentukan titik-titik simpul atraksi. Secara umum, hal-hal tersebut dirangkum sebagai berikut: •
Letakkan atraksi di persimpangan jalur-jalur sirkulasi,
•
Rancanglah bangunan sehingga aktivitas apapun yang terjadi akan dengan mudah terlihat oleh pejalan kaki yang lewat,
•
Sediakan tempat bagi seorang penonton untuk melihat sekilas sebelum memutuskan masuk ke tempat menonton utama atau pergi.
24
2.8
KRITERIA PERANCANGAN Kriteria perancangan untuk kasus Perpustakaan Kota ini adalah:
•
Rancangan ini harus memiliki sifat-sifat bangunan publik di konteks urban. Ini menjadi poin penting karena perpustakaan kota memang diharapkan menjadi tempat berkegiatan masyarakat kota. Sehingga diharapkan dapat lebih dinamis untuk menanggapi ritme kehidupan masyarakat perkotaaan yang memiliki mobilitas tinggi.
•
Rancangan ini diharapkan dapat memberikan kontribusi positif bagi lingkungan sekitar. Dan dalam lingkup yang lebih luas diharapkan dapat memperbaiki kualitas kegiatan edukatif skala kota
•
Rancangan ini harus dapat berfungsi secara fungsional dalam mewadahi aktivitas edukasi. Hal ini mencakup hal-hal teknis seperti elektrikal, pengadaan air bersih, dsb. (Michael Brawne, 1971)
25