BAB II DATA AWAL PROYEK
2.1
LOKASI Kasus proyek Tugas Akhir Perancangan ini adalah Auditorium Musik Bandung. Status proyek ini bersifat fiktif dan berlokasi di Jl. Pelajar-Pejuang dengan luas lahan 12.065 m2, yang berbatasan dengan Jl. Maskumambang di sisi Timur, Jl. Pelajar-Pejuang di sebelah Barat, Hotel Horison di sebelah Selatan, dan Gedung ABG di sebelah Utara.
Gambar II.1 Lokasi
Kasus
: AUDITORIUM MUSIK DI BANDUNG
Tema
: Safe Concert
Sifat Proyek
: Fiktif
Pemilik Proyek
: Pemerintah daerah Kota Bandung
Pemilik Dana
: Pemerintah daerah Kota Bandung dengan dukungan dari pihak swasta
Lokasi
: Jln. Pelajar-Pejuang , Bandung
Luas Lahan
: ± 12.000m2
Luas Bangunan
:±
5.662m2
9
Batas Lahan Perancangan
Batas Utara
: Gedung ABG
Batas Timur
: Jln. Maskumambang
Batas Selatan
: Hotel Horison
Batas Barat
: Jln. Pelajar Pejuang
KDB
: 70%
KLB
: 2
GSB
: 15 m
Peraturan yang Berlaku:
Berdasarkan studi banding dan beberapa literatur yang ada, pemilihan lokasi yang tepat untuk sebuah Auditorium Musik adalah lokasi yang memiliki sarana infrastruktur jalan raya yang dapat menampung kapasitas besar. Hal ini disebabkan karena adanya aktivitas seperti pagelaran musik yang dapat mendatangkan pengunjung dalam jumlah banyak. Diharapkan beban transportasi dalam pusat kota tidak bertambah. Selain itu pula, jalan raya sebagai sarana transportasi utama harus dapat menampung kemungkinan beban kendaraan yang tinggi apabila suatu saat diadakan pagelaran musik. Lebar jalan tersebut haruslah cukup besar, sehingga tidak menimbulkan simpul kemacetan. Pemilihan lokasi seperti ini sangat ideal bagi sebuah Auditorium Musik untuk menarik masyarakat menggunakan fasilitas ini mengingat agar sebuah Auditorium Musik tetap hidup, kegiatan komersial di dalamnya harus terus berlangsung. Lokasi yang dipilih untuk perancangan Auditorium Musik ini tepatnya berada di Jalan Pelajar Pejuang, di sebelah utara Hotel Horison Bandung. Lokasi ini memiliki lahan dengan luas kurang lebih 12.000m². Adanya perluasan ke belakang di masa mendatang pun masih dimungkinkan. Selain itu lokasi ini dipilih karena masih berada di koridor jalan Pelajar Pejuang yang memiliki lebar jalan cukup besar dan ramai dengan kegiatan masyarakat.
10
2.2
PERATURAN DAN STANDAR YANG DIGUNAKAN
Sesuai dengan tema yang diajukan, perancangan auditorium ini dilakukan dengan pendekatan fungsi keselamatan bagi para pengguna bangunan. Beberapa peraturan dan standar yang digunakan diperoleh dari pedoman yang dikeluarkan oleh Health and Safety Executive Inggris yaitu The Event Safety Guide.
Dalam pedoman ini penulis menyaring bab-bab yang berkaitan dan ada hubungannya dengan kriteria arsitektur. Bab-bab tersebut adalah : •
Keamanan Kebakaran Dalam perancangan bangunan publik, perhatian terhadap kemungkinan terjadinya kebakaran sangat penting, terutama pada perancangan auditorium ini karena jumlah masa yang terlibat dapat mencapai lebih dari seribu orang. Keamanan akan kebakaran meliputi : 1. Pintu darurat : kebanyakan orang mencari jalan keluar dari tempat mereka masuk, namun pintu darurat diperlukan apabila pintu utama terblokir oleh asap atau api. Lebar pintu ini tidak kurang dari 1,05 m, membuka 90°, tahan api dan asap, serta mampu menutup dengan sendiri. Akses menuju pintu tidak lebih dari 30 m. Jalur menuju pintu tidak memakai permukaan yang licin. Terdapat penanda yang jelas dengan ketinggian antara 2 hingga 2,5 m 2. Alat proteksi : fire extinguisher dan selang pemadam. Alat-alat ini disediakan dengan jarak tidak lebih dari 30 m
•
Kapasitas
Penentuan kapasitas sebuah auditorium Kepadatan yang dapat diterima, (D) D (Person /m2) =
1 Floor Space Allowance (m2/person)
11
Auditorium dirancang dengan luas 1344m². Dengan adanya fungsi penunjang seperti : - pemeriksaan tiket
= 72m²
- ruang kontrol
= 54m²
- toilet
= 64m²
- panggung
= 128m²
Total : 318m² Maka luas yang dapat dipakai (a) : 1344-318 = 1026m² Standar luasan perorang = 1,2m² Sehingga : d = 1/1,2 x a 0,83 x 1026 = 851 orang
Untuk mengantisipasi kelebihan pemakai standar luas perorang dapat diturunkan maksimal hingga 0,5m²/orang
Penentuan lebar pintu berdasar flow capacity D (Person /m2) =
1 Floor Space Allowance (m2/person)
(Sumber: The Event Safety Guide)
Dimana standar (f) yang digunakan adalah 60 ; (t) yang digunakan adalah 2,5 ; lebar perorang 0,55 m² ; lebar pintu yang dirancang 6,7m
Apabila kapasitas lantai dasar 851 orang dan penonton yang berada di balkon 200 orang, maka total menjadi 1051 orang. Untuk antisipasi lebar pintu harus dapat menampung lebih dari 1051 orang. Sehingga : flow capacity = 6,7/0,55 x 60 x 2,5 = 1827 orang Untuk itu lebar pintu yang dirancang telah memenuhi syarat karena dapat menampung lebih dari kapasitas standar 1051 orang
12
•
Barrier
Gambar II.2 Barrier (Sumber: The Event Safety Guide)
Barrier merupakan sebuah solusi untuk mengendalikan perilaku penonton pada saat menonton konser. Untuk itu penonton di cluster (kelompok) dalam sebuah barrier atau pagar pengaman. Tiap kelompok ini dikelilingi oleh jalur sirkulasi untuk memudahkan pencapaian. Salah satu perusahaan yang memproduks barrier ini adalah Mojo barrier. Melalui penelitian dan pengalaman,konfigurasi yang paling baik adalah berupa kotak-kotak yang dikelilingi oleh jalur sirkulasi.
Gambar II.3 Konfigurasi Barrier (Sumber: The Event Safety Guide)
•
Efek Khusus
Efek khusus yang akan digunakan pada bangunan auditorium ini adalah fog machine dan pyrotechnic. Kedua efek khusus ini berada
13
diatas panggung dan jarak antar panggung tertinggi dengan ceiling tidak kurang dari 3m. Alat ini dioperasikan pada sebuah ruang kontrol dengan luasan tidak kurang dari 6m² oleh seorang operator, yang dapat dibantu oleh beberapa orang yang berada di sekitar alat. Dalam ruang kontrol ini harus dapat melihat alat, sehingga dapat dipastikan tidak ada orang yang berada di dekat alat. •
Instalasi Peralatan Elektrik
Ruang-ruang kontrol elektrikal harus disediakan untuk memudahkan pengoperasian.Kabel-kabel yang digunakan dalam operasional harus berada diatas 5,8m dari tanah. Daya yang dikonsumsi dalam auditorium ini mencapai 8-10kw. Angka ini merupakan rata-rata daya yang digunakan pada sebuah konser indoor berskala menengah (1000-2000 orang) Pengeras suara yang digunakan harus memiliki jarak minimal 3m dari penonton terdepan (terdekat dari panggung)
2.3
PEMAHAMAN UNTUK TIPOLOGI BANGUNAN 2.3.1 Auditorium Definisi mengenai auditorium diantaranya sebagai berikut : 1. An auditorium is the area within a theatre, concert hall or other performance space where the audience comes to see the show and to hear the show. It wants a maximum comfort, a minimum of distraction, and complete safety”(Harold BurrisMeyer,1949:1) 2
Auditorium adalah area penonton pertunjukan duduk untuk
mendengarkan dan menonton pertunjukan. ( Kate Pickard,2008:361)
14
Bangunan auditorium memiliki persyaratan bentuk panggung yang didasarkan pada kapasitas yang akan diakomodasi. Menurut fungsi yang diakomodasi auditorium dibagi menjadi : 1. Auditorium frontal tetap
:
2. Auditorium frontal semi fleksibel :
tidak dapat berubah dengan mudah dapat berubah komposisi tempat duduknya
3. Auditorium konvertibel
:
memiliki kemampuan berbagai macam
konfigurasi auditorium
4. Auditorium bebas
:
memberi kebebasan konfigurasi
5. Auditorium multi fungsi
:
fleksibilitas aktifitas dan fungsi
6. Outdoor
:
Menyatukan penonton, pemain, dan lingkungan
Sedangkan menurut bentuk auditorium dibagi menjadi : 1. Proscenium, panggung pertunjukan manghadap penonton pada satu sisinya, dan penonton melihat panggung melalui suatu bingkai arsitektural 2. Arena, letak panggung berada di tengah-tengah dan dikelilingi penonton pada keempat sisinya. 3. Open thrust, bentuk dasar proscenium yang dibuat menjorok ke arah penonton sehingga penonton mengelilingi dari 3 sisi. 4. Multiform, memiliki kemampuan untuk merubah bentuk panggung dan susunan auditoriumnya. 5. Mulitiuse, suatu bentuk auditorium yang kosong tanpa panggung dan tempat duduk permanen.*)
(*Sumber : Harold Burris-Meyer & Edward C.Cole, Theatres and Auditoriums, 1949:5)
15
2.3.2 Musik Pengertian musik menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah ilmu atau seni menyusun nada atau suara dalam urutan kombinasi dan hubungan temporal yang menghasilkan komposisi yang mempunyai kesatuan dan kesinambungan. Adapun pengertian lain, yaitu Nada atau suara yang disusun sedemikian rupa
sehingga
mengandung
irama
lagu
dan
keharmonisan.
(Poerwadaminta) Nada atau suara yang disusun sedemikian rupa sehingga mengandung irama lagu dan keharmonisan.
2.3.3 Auditorium Musik Bandung Gedung konser diberi nama Auditorium Musik untuk menunjukkan bahwa gedung ini adalah tempat orang duduk mendengarkan dan menonton pertunjukan musik itu sendiri. Auditorium Musik merupakan sarana untuk mengapresiasikan hasil karya musik kepada masyarakat. Selain itu pula masyarakat dapat menikmati hasil karya musik tersebut dengan fasilitas yang memadai sehingga tercipta sebuah kenyamanan yang selama ini kurang diperhatikan . Fasilitas auditorium diposisikan sebagai daya tarik utama bangunan (anchor facilities). Auditorium memiliki fungsi yang sangat spesifik, yang
dikhususkan
untuk
mewadahi
kegiatan
penyelenggaraan
pertunjukan musik Auditorium sebagai fasilitas utama yang ditunjang dengan berbagai fasilitas hiburan dan komersial lainnya seperti restoran, toko, studio, dan kantor. Restoran adalah suatu tempat yang diorganisasi secara komersial, yang menyelenggarakan pelayanan dengan baik kepada semua tamunya baik
16
berupa makan maupun minum. Fasilitas restoran merupakan fasilitas yang dapat menarik bagi konsumen dan menjadi fasilitas primer bagi semua kalangan karena semua orang membutuhkan tempat makan dengan berbagai keperluan lainnya. Fasilitas ini dapat pula menjadi daya tarik pengunjung selain auditorium. Fasilitas kantor merupakan fasilitas pendukung sehingga fasilitas lain yang ada dapat dimanfaatkan secara maksimal dengan adanya kegiatan bisnis yang berkaitan. Fasilitas toko merupakan fasilitas pendukung dimana kegiatan bisnis terjadi dan dispesifikan dengan bidang musik. Fasilitas studio merupakan fasilitas pendukung, dimana pengunjung dapat mengapresiasikan kemampuan musikalitas mereka dan berinteraksi sosial dengan sesama pelaku musik.
2.4 TINJAUAN TEORI
2.4.1 Spesifikasi peruntukan pada auditorium Auditorium bukan hanya ruang yang digunakan untuk pertunjukan musik, namun bisa juga berfungsi sebagai ruang pidato/pertemuan, ruang drama/teater atau ruang serbaguna. Masing-masing memiliki standar nilai akustik murni yang berbeda-beda. Namun seperti judul kasus ini maka kriteria dan persyaratan auditorium yang akan digunakan sebagai bahan acuan adalah auditorium yang diperuntukkan pertunjukan musik.
Secara umum, pemintakatan interior auditorium adalah daerah penonton, daerah penampil, daerah latar belakang panggung, serta areal ganti penampil. Pemintakatan seperti ini sudah awam sejak pertunjukan masa Romawi kuno.
Pada ruang tertutup ada dua hal mendasar yang harus dipahami yaitu sound-reflecting dan sound-absorbtion. Peletakan material dan bentuk
17
yang tepat sehingga kedua faktor ini menjadi optimal akan menciptakan ruang dengar yang nyaman baik bagi penonton maupun penampil. Istilah yang sering digunakan untuk mengukur tingkat kenyamanan audial ini disebut reverberation time (RT) atau waktu dengung. Waktu dengung yang baik untuk auditorium tergantung pada peruntukannya. Apakah
untuk
ruang
pertunjukan
musik,
ruang
opera,
ruang
pidato/pertemuan, ruang drama/teater atau ruang serbaguna. Selain dari peruntukan, karakterisitik dengung optimum suatu ruang juga tergantung pada volume ruang. Optimasi yang terjadi maksudnya : •
Karakteristik waktu dengung terhadap frekuensi yang disukai.
•
Perbandingan bunyi pantul terhadap bunyi langsung yang tiba di penonton menguntungkan
•
Pertumbuhan dan peluruhan bunyi berada pada kondisi yang optimum.
Waktu dengung ini tidak begitu berperan dalam menentukan bentuk auditorium yang akan dipilih, namun penting untuk menentukan luasan ruang yang akan dirancang. Dengan mengikuti saran sesuai tabel, maka penanganan teknis detail material lantai, dinding, material nantinya akan lebih mudah karena secara volume, ruang yang bersangkutan sudah memiliki proporsi yang memungkinkan untuk mempunyai akustik murni yang baik.*)
(*Sumber : Leslie L. Doyle,1986:22)
18
Diagram II.1 Tingkat waktu dengung yang berbeda pada peruntukan auditorium yang berbeda ( Sumber : Akustik lingkungan hal.34 )
Diagram II.2 Hubungan volume per tempat duduk dengan optimasi waktu dengung ( Sumber : Akustik lingkungan hal.37 )
2.4.2
Dinding
Karakteristik dinding bisa dibagi menjadi 2 yaitu dinding penyerap dan dinding pemantul. Dinding pemantul adalah dinding yang diberi soundreflecting dan diffusing dengan ketidakteraturan sebanyak mungkin. Dengan banyaknya permukaan tidak teratur dengan ukuran yang cukup, maka kondisi mendengar pada ruang dengan RT yang panjang, seperti ruang untuk pertunjukan musik contohnya, menjadi lebih baik. Dinding
19
penyerap adalah dinding yang diolah sedemikian rupa untuk mengurangi kemungkinan suara pantul. Biasanya dinding yang digunakan pada ruang pertunjukan musik adalah dinding pemantul.
Gambar II.4 Permukaan dinding penyerap ( Sumber : Akustik lingkungan hal.56 )
2.5 KRITERIA PERANCANGAN Tema perancangan Auditorium Musik ini ialah “Safe Concert ” dimana selain desainnya didasarkan kebutuhan fungsional dan akustik, kriteria keamanan menjadi perhatian penting untuk mengurangi kecelakaan yang mungkin dapat terjadi. Sedangkan untuk konsep bangunan mengambil unsur-unsur yang berhubungan dengan musik rock, seperti penciptaan kesan bangunan yang keras sebagai analogi dari kerasnya musik rock
20