AR-40Z0 STUDIO PERANCANGAN AKHIR
SEMESTER I-2007/2008 A. A. Putra Munchana / 152 03 061
BAB II DATA AWAL PROYEK
Kasus
: GELANGGANG REMAJA MUSIK DI BANDUNG
Sifat Proyek
: Fiktif
Pemilik Proyek
: Pemerintah daerah Kota Bandung
Pemilik Dana
: Pemerintah daerah Kota Bandung dengan dukungan dari pihak swasta
Lokasi
: Jl. Ir. H. Juanda, Bandung
Luas Lahan
: ± 8.060m2
Peraturan Yang Berlaku
KDB
: 50%
KLB
: 1.6
Tinggi Bangunan Maks.
: 45° dari as jalan
GSB
: 8 meter dari Jl. Ir. H. Juanda
Batas Lahan Perancangan •
Sebelah Utara
: daerah hunian dan komersil
•
Sebelah Timur
: daerah Hunian
•
Sebelah Selatan
: daerah perkantoran dan ITSB
•
Sebelah Barat
: Jl. Ir. H. Juanda, dengan fungsi komersil dan perkantoran di
seberangnya.
12
AR-40Z0 STUDIO PERANCANGAN AKHIR
SEMESTER I-2007/2008 A. A. Putra Munchana / 152 03 061
2.1 LOKASI Berdasarkan studi banding dan beberapa literatur yang ada, dalam pemilihan lokasi yang tepat untuk sebuah gelanggang remaja agar dapat memenuhi tujuannya sebagai wadah aktivitas kepemudaan, sebaiknya dicari sebuah lokasi yang berada di dekat pusat keramaian remaja seperti pusat–pusat perbelanjaan komersil, institusi–institusi pendidikan baik yang berupa sekolah menengah maupun sekolah tinggi, dan fasilitas–fasilitas kepemudaan lainnya. Pemilihan lokasi seperti ini sangat ideal bagi sebuah gelanggang remaja untuk menarik remaja menggunakan fasilitas ini mengingat agar sebuah gelanggang remaja tetap hidup, kegiatan pembinaan remaja di dalamnya harus terus berlangsung. Dunia remaja pada umumnya selalu dikendalikan oleh trend dan gaya hidup yang dianggap sedang marak pada saat tersebut. Sebagian besar preferensi yang dilakukan remaja masa kini adalah karena pengaruh tren atau gaya hidup tadi. Hal ini tidak mengherankan karena remaja adalah masa dimana umumnya seseorang sangat membutuhkan pengakuan diri dari lingkungan terutama teman–teman sebayanya. Mereka hanya melakukan hal yang akan dilakukan oleh remaja pada umumnya, dimana mereka merasa akan mendapat pengakuan, yang kemudian jika dilihat secara lebih luas akan menghasilkan suatu tren remaja. Oleh karena itu agar para remaja lebih merasa nyaman untuk berkegiatan di gelanggang remaja, maka idealnya fasilitas ini diletakkan berdekatan dengan pusat–pusat aktivitas remaja. Daerah Dago telah dikenal begitu luas sebagai salah satu daerah tujuan wisata belanja di Bandung selain Cihampelas. Daerah Dago terkenal akan Factory Outlet dan cafe–cafe bertemakan gaya hidup yang tersebar di sepanjang koridor jalan Ir. Juanda. Selain itu daerah Dago juga terkenal karena menjadi daerah perkumpulan remaja yang cukup besar. Hal ini semakin jelas ketika malam minggu tiba, daerah Dago ini dipenuhi oleh para remaja yang datang beramai–ramai. Bukan hanya itu, di sekitar Dago terdapat beberapa universitas besar seperti Institut Teknologi Bandung dan Universitas Padjajaran yang menarik remaja–remaja dari luar Bandung untuk merantau ke Bandung dan kemudian tinggal di pondokan yang ada di sekitar daerah Dago ini.
13
AR-40Z0 STUDIO PERANCANGAN AKHIR
SEMESTER I-2007/2008 A. A. Putra Munchana / 152 03 061
Hal–hal yang telah disebutkan di atas menjadikan Dago sebagai daerah yang bisa disebut ideal untuk sebuah gelanggang remaja. Saat ini telah terdapat sebuah gelanggang remaja di daerah Dago ini, yaitu Gelanggang Pemuda Bandung yang terletak di jalan Merdeka. Namun karena keterbatasan lahan, fasilitas ini kurang memadai untuk menampung kegiatan yang sedemikian banyak dan bervariasi seperti yang harus diwadahi sebuah gelanggang remaja. Oleh karena itu, salah satu solusinya adalah memindahkan salah satu kegiatan yang ada ke sebuah fasilitas gelanggang remaja baru yang dalam hal ini adalah kegiatan bermusik, sehingga beban kegaiatan yang ditanggung oleh Gelanggang Pemuda Bandung berkurang dan ruangan yang ada dapat dimanfaatkan untuk kegiatan yang lain. Lokasi yang dipilih untuk perancangan Gelanggang Musik Remaja ini tepatnya berada di Jalan Ir. H Juanda, sekitar 450 meter ke arah Dago atas dari persimpangan Jl. Ir. H Juanda dan Jl. Siliwangi–Jl. Dipati Ukur. Lokasi ini dianggap cocok karena memiliki lahan kosong yang cukup luas. Adanya perluasan ke belakang di masa mendatang pun masih dimungkinkan. Selain itu lokasi ini dipilih karena masih berada di koridor jalan Ir. H. Juanda yang ramai dengan kegiatan dan lalu lintas wisatawan dari luar daerah yang sebagian besar adalah keluarga dan anak muda.
Gambar 2 Studi Figure Ground dan Radius Pelayanan
2.2 PERATURAN DAN STANDAR YANG DIGUNAKAN Peraturan yang dirujuk sebagian besar adalah peraturan yang berkaitan dengan peraturan pemerintah tentang pembangunan di lahan perancangan, yaitu RTRW Bandung
14
AR-40Z0 STUDIO PERANCANGAN AKHIR
SEMESTER I-2007/2008 A. A. Putra Munchana / 152 03 061
tahun 2013. Perancangan ini juga mengambil beberapa data statistik dari Bandung Dalam Angka 2005. Sementara untuk standar-standar yang lebih arsitektural dan antropometris, perancang merujuk kepada buku-buku yang membahas tentang hal-hal yang berkaitan seperti Data Arsitek, Time Saver’s Standard, serta beberapa buku yang membahas tentang akustik bangunan. 2.3 PEMAHAMAN TIPOLOGI BANGUNAN 2.3.1 Kajian Literatur Ciri – ciri utama yang dapat membedakan gelanggang remaja dari tipologi–tipologi yang lain adalah : 1. Adanya suatu fasilitas gedung utama yang menjadi tempat bagi fungsi–fungsi utama yang ada dalam sebuah gelanggang remaja, 2. Segmentasinya khusus bagi kelompok usia remaja dari segi fasilitas maupun program–program yang ditawarkan, 3. Kegiatan yang diwadahi pada umumnya diadakan secara outdoor, dengan tetap lebih mengutamakan fasilitas yang berada di dalam gedung fasilitas, 4. Kegiatan yang diadakan merupakan kegiatan untuk mengisis waktu luang, bukan kegiatan rutinitas sehari–hari. Pelaksanaan kegiatan dan metode pembinaan yang ditampilkan serta sarana yang ada diupayakan untuk mencapai 2 sasaran utama, yaitu : 1. Menampilkan iklim, suasana yang sehat dan kesempatan–kesempatan yang memungkinkan kreativitas remaja dapat berkembang secara wajar dan bertanggungjawab, 2. Mengupayakan remaja untuk terliabt dalam pembangunan sesuai dengan keahlian dan kondisinya sebagai remaja, serta menciptakan remaja–remaja yang kreatif, dinamis, bertanggungjawab, berbudi luhur, takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Diupayakan agar gelanggang remaja ini dapat berperan aktif dan ikut serta menuntun kegiatan pemuda, membantu para remaja dalam menyelenggarakan
14
AR-40Z0 STUDIO PERANCANGAN AKHIR
SEMESTER I-2007/2008 A. A. Putra Munchana / 152 03 061
kegiatan di bidang mental spiritual, ilmu pengetahuan dan keterampilan, olahraga, seni, dan rekreasi. Sesuai dengan uraian yang telah dipaparkan di atas, fungsi dari Gelanggang Remaja adalah : 1. Menyediakan sarana dan prasarana kegiatan kepemudaan, antara lain kegiatan di bidang mental spiritual, ilmu pengetahuan dan keterampilan, olahraga, seni, dan berkreasi. 2. Menyediakan program kegiatan dalam rangka memupuk dan menyalurkan aspirasi, hasrat, bakat, dan minat remaja ke arah kegiatan yang positif. 3. Mengadakan kerjasama dengan instansi
atau organisasi
lain yang berkaitan
dengan pembinaan dan pengembangan remaja. Menurut Buku Penyelenggaraan Gelanggang yang diterbitkan oleh kantor Menteri Negara Pemuda dan Olahraga, Tipologi Gelanggang Remaja memiliki klasifikasi sebagai berikut : 1. Gelanggang Remaja Tipe A atau pemula, memiliki fasilitas sebagai berikut: •
Ruang Serba Guna yang dapat digunakan untuk bulutangkis dan pementasan kesenian
•
Ruang belajar untuk latihan atau kursus keterampilan
•
Kamar Ganti dan Toilet
•
Tempat Ibadah ( Mushala)
•
Kantor Pengelola
•
Gudang
•
Ruang Pelatih, Pengajar, atau Instruktur
•
Rumah Jaga Petugas
•
Lapangan Terbuka Serbaguna
2. Gelanggang Remaja Tipe B atau madya, memiliki fasilitas sebagai berikut: •
Gedung Serba Guna yang dapat digunakan untuk olahraga dan berbagai pertunjukan kesenian ( termasuk di dalamnya toilet dan kamar mandi)
•
Gedung pendidikan untuk latihan dan kursus keterampilan
15
AR-40Z0 STUDIO PERANCANGAN AKHIR
•
Kantor Pengelola
•
Ruang Pelatih, Pengajar, dan Instruktur
•
Tempat ibadah (mushala)
•
Gudang
•
Rumah jaga petugas
•
Lapangan terbuka serbaguna
SEMESTER I-2007/2008 A. A. Putra Munchana / 152 03 061
3. Gelanggang Remaja Tipe C atau utama, memiliki fasilitas sebagai berikut: •
Gedung Serba Guna yang dapat digunakan untuk olahraga dan berbagai pertunjukan kesenian ( termasuk di dalamnya toilet dan kamar mandi)
•
Gedung pendidikan untuk latihan dan kursus keterampilan
•
Kantor Pengelola
•
Ruang Pelatih, Pengajar, dan Instruktur
•
Tempat ibadah (mushala)
•
Kolam Renang
•
Gudang
•
Rumah jaga petugas
•
Lapangan terbuka serbaguna
Dalam hal ini, tipe gelanggang remaja yang akan dirancang adalah gelanggang remaja tipe B, atau tipe madya. 2.3.2
Studi Banding Tipologi Sejenis
GELANGGANG PEMUDA BANDUNG Gelanggang Pemuda Bandung adalah wadah untuk berbagai kegiatan kepemudaan Bandung yang terletak di daerah ramai dengan aktivitas kaum remaja, yaitu daerah Dago, tepatnya di Jalan Merdeka no.64. Lokasinya yang strategis membuat aksesibilitasnya begitu mudah karena terletak langsung di tepi jalan Merdeka yang ramai.
16
AR-40Z0 STUDIO PERANCANGAN AKHIR
SEMESTER I-2007/2008 A. A. Putra Munchana / 152 03 061
Gambar 3 Diagram pembagian daerah fungsi di Gelanggang Pemuda Bandung
Fasilitas ini berdiri pada tahun 1973 dengan nama Bale Rancage Putra-Putri Kotamadya Bandung. Beberapa kali berganti nama, hingga menjadi Gelanggang Generasi Muda Bandung, dan sejak tahun 1998 hingga sekarang bernama Gelanggang Pemuda Bandung. Gelanggang pemuda ini dibangun melalui kerja sama dari Pemerintah Daerah Tingkat II Bandung dengan Konrad Adenauer Stiftung (BKSB-KAST). Fasilitas ini milik Pemerintah Daerah Kota Bandung dan langsung bertanggungjawab kepada Walikota Bandung.
17
AR-40Z0 STUDIO PERANCANGAN AKHIR
SEMESTER I-2007/2008 A. A. Putra Munchana / 152 03 061
Gambar 4 Gelanggang Generasi Muda Bandung
Gelanggang Pemuda ini memiliki visi membina generasi muda sebagai tunas-tunas bangsa yang berkualitas, maju, mandiri, dan demokratis secara berkepribadian. Oleh karena itu pembinaan yang dilakukan ini tidak boleh berhenti dan selalu harus disesuaikan dengan perkembangan jaman. Sasaran dari fasilitas ini adalah kaum remaja yang berusia antara 17 hingga 35 tahun. Gelanggang ini memiliki sistem keanggotaan dan titik berat operasionalnya dalah pada kegiatan-kegiatan positif kepemudaan. Mayoritas anggota dari Gelanggang Pemuda ini adalah laki-laki, sementara kegiatan yang paling digemari adalah musik dan berbagai macam beladiri. Selain kegiatan rutinnya, sering diadakan acara-acara tertentu seperti kegiatan pagelaran seni, ceramah-ceramah, seminar, dan berbagai kegiatan sosial seperti peringatan 17 Agustus. Program-program kegiatan yang dimaksudkan untuk mengarahkan dan memberi keterampilan bagi remaja untuk nantinya turut ambil bagian dalam usaha pembangunan masyarakat di kecamatan tempat mereka tinggal. Saat ini persentase jumlah program-program yang aktif kurang lebih adalah 50%. Hal ini dipengaruhi oleh minat dari kaum remaja
18
AR-40Z0 STUDIO PERANCANGAN AKHIR
SEMESTER I-2007/2008 A. A. Putra Munchana / 152 03 061
Bandung itu sendiri, dan selalu berubah seiring dengan waktu. Program-program dalam fasilitas ini adalah pembinaan melalui berbagai bidang yang diantaranya meliputi : 1.
Bidang Seni dan Budaya •
Tari Sunda
•
Latihan Komedi Musikal
•
Tari jaipongan
•
Latihan Gitar Klasik
•
Tari Pergaulan
•
Latihan Gitar Elektrik
•
Tari Minang
•
Latihan Bass Elektrik
•
Tari Bali
•
Latihan Vokal
•
Tari Jawa
•
Latihan Piano
•
Latihan Merangkai Bunga
•
Latihan Drum
•
Latihan Melukis
•
Latihan Arumba
•
Latihan Drama / teater
•
Latihan Degung
2.
Bidang Olahraga •
Latihan Senam Irama
•
Latihan Jujitsu
•
Latihan Karate Lemkari
•
Latihan Jitkundo
•
Latihan Kungfu Naga Mas
•
Latihan Shorinji Kempo
•
Latihan Kungfu Walet Mas
•
Pencak Silat Perisai Diri
•
Latihan Taekwondo
•
Latihan Wushu
•
Latihan Boxer / Tarung Derajat
•
Latihan Aikido
•
Latihan Kendo
•
Latihan Body Language
3.
Bidang Keterampilan •
Latihan Menjahit
•
Bimbingan test
•
Latihan keterampilan Elektronik
•
Latihan
•
Latihan Perbengkelan
•
Latihan Memasak
•
Pelatihan civil engineering
•
Latihan Tata Buku
•
Pelatihan Kepemimpinan
•
Latihan American Accounting
•
Pelatihan Sekretarisan
•
Latihan Komputer
•
Baca Tulis Al-Quran
•
Latihan Home Decorator
penulisan
dan
Jurnalistik
19
AR-40Z0 STUDIO PERANCANGAN AKHIR
•
SEMESTER I-2007/2008 A. A. Putra Munchana / 152 03 061
Pelatihan Ujian Persamaan SMP–
•
Kursus Bahasa Arab
SMU
•
Kursus Bahasa Inggris
•
Sekretaris LPL ISMI
•
Kursus Bahasa Jepang
•
Pelatihan Radio Siaran
•
Kursus Bahasa Jerman
4.
Pembinaan generasi muda melalui kegiatan ceramah, seminar, diskusi, atau sarasehan,
5.
Pembinaan generasi muda melalui kegiatan pagelaran, festival, pasanggiri, perlombaan, dan pameran,
6.
Pembinaan generasi muda melalui kegiatan-kegiatan mental dan spiritual,
7.
Pembinaan generasi muda melalui bantuan kegiatan kepemudaan, dan
8.
Pembinaan generasi muda melalui kegiatan peningkatan prestasi.
Bangunan yang dipakai sebagai Gelanggang Pemuda ini terdiri dari 3 lantai dan berdiri di atas tanah seluas kira-kira 2530 m2. Di bagian tengahnya terdapat void terbuka yang dimanfaatkan menjadi lapangan olahraga dan diatapi oleh atap dengan bahan polymer. Material ini dipakai agar sinar matahari tetap bisa masuk walau lapangan terbuka ini dinaungi atap. Fasilitas –fasilitas yang lain disusun mengelilingi lapangan terbuka ini bersusun di ketiga lantai, sehingga lapangan ini menjadi pusat kegiatan dari seluruh fasilitas ini karena memiliki akses terutama akses visual dari hampir seluruh fungsi-fungsi yang ada. Untuk mewadahi kegiatan yang secara kuantitas sangatlah banyak dan variatif, Gelanggang Pemuda ini dilengkapi berbagai faslilitas sebagai berikut : •
Hall Serbaguna
Ruang aula yang terletak di bagian depan, berhadapan dengan lapangan tengah, dan memiliki void yang langsung memiliki akses visual dan audial terhadap kantor pengelola di lantai 2 ini digunakan untuk macam kegiatan yang cukup banyak seperti latihan beladiri, paduan suara, latihan tari, dan beberapa kegiatan sejenisnya. Saat hari Jumat, aula ini juga dimanfaatkan untuk Shalat berjamaah. •
Perpustakaan
•
Pondok Pemuda
20
AR-40Z0 STUDIO PERANCANGAN AKHIR
SEMESTER I-2007/2008 A. A. Putra Munchana / 152 03 061
Fungsi hunian ini terletak di lantai 2 dan 3, berupa kamar-kamar yang berukuran sekitar 2,5 x 3m, dan disusun mengelilingi void lapangan terbuka di tengah. Fasilitas pondokan ini ditujukan pada rombongan peserta Pendidikan Latihan yang diadakan di Bandung, atau mahasiswa luar Bandung yang sedang berkunjung ke Bandung untuk kepentingan survey atau penelitian. •
Ruang -ruang unit kegiatan
Terletak di lantai 1 dan 2 dan disusun mengelilingi lapangan terbuka tengah dengan daerah antara berupa teras sebagai ruang sirkulasi. Ruang-ruang khusus yang ada adalah ruang untuk kegiatan musik di lantai 2 yang mendapat perlakuan akustikal yang khusus. •
Ruang-ruang kelas
Ruang-ruang kelas ini digunakan untuk kegiatan – kegiatan yang lebih bersifat teori seperti pelajaran bahasa, pengajian, dan kegiatan sejenis lainnya. •
Kantin
Kantin terletak di depan, tepat setelah pintu masuk. •
Lapangan tengah
Lapangan terbuka ini dimanfaatkan untuk berbagai kegiatan olahraga seperti bulu tangkis serta kegiatan beladiri yang terkadang dilakukan di lapangan ini. Ukuran dari lapangan ini kurang lebih sebesar lapangan bulu tangkis. Di sekelilingnya langsung berbatasan dengan teras sebagai awalan sebelum ruang-ruang kelas dan unit kegiatan. •
Kantor Pengelola
Ruang-ruang pengelola terdapat di bagian depan, lantai 2, tepat di atas aula dan memiliki void yang langsung menuju aula. •
Fasilitas–fasilitas pelengkap lain seperti tempat fotokopi dan penjualan pulsa
telepon seluler, warnet dan online games centre yang terletak di depan fasilitas dan memiliki akses langsung dari lapangan parkir sehingga dapat melayani orang dari luar fasilitas. Secara umum, setelah melakukan pengamatan, dapat dirumuskan beberapa aspek positif dan aspek negatif dari Gelanggang Pemuda Bandung sebagai berikut :
21
AR-40Z0 STUDIO PERANCANGAN AKHIR
SEMESTER I-2007/2008 A. A. Putra Munchana / 152 03 061
Aspek–aspek positif •
Program kegiatan yang ditawarkan amat beragam serta memiliki sumber daya pembimbing yang memadai,
•
Memiliki lokasi yang sangat strategis : di pusat keramaian Bandung yang memiliki banyak titik aktivitas remaja, serta berada di tepi jalan yang dilewati berbagai jalur angkutan umum,
•
Memiliki pintu masuk dan orientasi yang jelas sehingga orang–orang tidak segan masuk ke dalam fasilitas dan menggunakannya.
Aspek–aspek negatif •
Fasilitas ini berada di daerah padat sehingga sulit melakukan perluasan bangunan
•
Untuk mewadahi kegiatan yang begitu banyak dan bervariasi, ruang yang disediakan oleh fasilitas ini bisa dinilai kurang memadahi. Sementara ini hal tersebut diatasi dengan memperpadat jadwal penggunaan ruang, atau menggunakan satu ruangan misalnya aula untuk dua kegiatan yang tidak terlalu mengganggu satu sama lainnya dalam waktu yang bersamaan.
•
Tampaknya keterbatasan lahan telah menjadi isu dalam perancangan Gelanggang Pemuda ini sehingga ruang–ruang yang ada cenderung memiliki spesifikasi yang umum agar dapat digunakan oleh berbagai macam kegiatan.
•
Karena lahannya yang terbatas, jarak antarfungsi cenderung berdekatan sehingga kadang saling mengganggu, seperti ruang kelas dan ruang unit kegiatan selain musik yang terganggu secara visual maupun audial terhadap lapangan tengah yang ribut oleh berbagai kegiatan yang ada.
•
Antara lapangan tengah dan pondokan tidak ada sekat atau pembatas sehingga fungsi pondokan serasa kurang privat dan kurang layak menjadi fungsi hunian.
•
Daerah di sekitar lahan adalah fasilitas–fasilitas perbelanjaan yang selalu ramai, sehingga seringkali mengganggu kegiatan yang sedang berlangsung di dalam fasilitas.
22
AR-40Z0 STUDIO PERANCANGAN AKHIR
SEMESTER I-2007/2008 A. A. Putra Munchana / 152 03 061
GELANGGANG REMAJA BULUNGAN JAKARTA SELATAN Gelanggang Remaja Bulungan ini adalah fasilitas kepemudaan milik Pemerintah DKI Jakarta seperti juga Gelanggang Pemuda di Bandung. Terletak di daerah dengan aktivitas kaum remaja yang cukup banyak, kompleks gelanggang remaja ini terbagi menjadi 2 bagian. Bagian pertama berada di Jalan Bulungan dan menampung beberapa fasilitas gedung olahraga, lapangan basket terbuka, mushalla, ruang–ruang unit kegiatan, auditorium, kantor pengelola, kelas–kelas untuk kegiatan pendidikan dan pelatihan, rumah dinas, fasilitas–fasilitas pertunjukan, klinik Narkoba dan fasilitas–fasilitas pelengkap seperti wartel dan pusat fotokopi. Sementara bagian kedua terletak di jalan Kyai Maja, sekitar 200 meter dari bagian pertama yang menampung fasilitas olahraga seperti kolam renang, lapangan basket terbuka, dan lapangan tenis, gedung pengelola, serta pusat jajanan. Secara umum, sebagai bagian dari fasilitas milik Pemerintah DKI Jakarta, tugas Gelanggang remaja Bulangan ini adalah : •
Menunjang dalam proses pembinaan bakat dan aktivitas generasi muda ke arah yang lebih positif
•
Menjalin kerjasama dengan instansi atau lembaga lain yang terkait dengan generasi muda
•
Membantu Pemerintah DKI Jakarta dalam hal pemasukan retribusi dari masyarakat
23
AR-40Z0 STUDIO PERANCANGAN AKHIR
SEMESTER I-2007/2008 A. A. Putra Munchana / 152 03 061
Gambar 5 Gelanggang Remaja di Jl. Bulungan
Gambar 6 Lapangan Olahraga di Jl. Kyai Maja
Gelanggang Remaja Bulungan ini memiliki fasilitas yang tergolong lengkap untuk kegiatan–kegiatan yang ditawarkannya. Fasilitas ini juga menjadi semacam markas bagi beberapa komunitas remaja dalam bidang penyuluhan remaja, seni, ataupun olahraga. Program–program yang ada di Gelanggang Remaja ini antara lain : 1. Kegiatan Olahraga
Permainan : voli, basket, sepak takraw, tenis meja, bulu tangkis, dll
Ketangkasan : Pajat Tebing, skating, dll
Fitness
Bela diri : Aikido, Kempo, Tekwondo, Karate, dll
Organisasi–organisasi olahraga dan perwasitan seperti : Perbasi, IPSI, BPOC, dll
2. Pendidikan dan Rohani
Mental dan Spiritual :
ceramah–ceramah, penyuluhan, peringatan hari
besar agama, dll.
Iptek : Penelitian, workshop, dll
Berbagai kegiatan keterampilan
3. Seni Dan Budaya
Seni Tari
Seni Sastra
Seni Musik
Seni Lukis
24
AR-40Z0 STUDIO PERANCANGAN AKHIR
SEMESTER I-2007/2008 A. A. Putra Munchana / 152 03 061
4. Program–Program Khusus
DIAM (Dialog Anak Muda), sebuah perkumpulan remaja yang bergerak di bidang pendidikan dan kerohanian
KAMU (Kreasi Anak Muda), sebuah perkumpulan remaja yang bergerak di bidang olahraga dan seni.
Gambar 7 Lapangan Olahraga Terbuka
Gambar 8 Lapangan Tenis
Fasilitas – fasilitas yang disediakan untuk mewadahi seluruh kegiatan di atas adalah : •
Arena Kolam renang dengan luar total sekitar 7000m2,
•
Gedung Olahraga dengan daya tampung sekitar 1500 orang dan luas sekitar 2000m2,
•
Auditorium untuk berbagai pertunjukan dengan daya tampung 500 orang dan luas sekitar 2000m2, terdapat mezanin yang difungsikan sebagai fasilitas seni dan budaya,
•
Aula B dan C untuk kegiatan pertunjukan seni pertunjukan dan kebudayaan,
•
Lapangan–lapangan olehraga yang terbuka seperti lapangan basket, tenis, dan bulu tangkis,
25
AR-40Z0 STUDIO PERANCANGAN AKHIR
•
SEMESTER I-2007/2008 A. A. Putra Munchana / 152 03 061
Ruang sekretariat dari berbagai perkumpulan dan sanggar seni, klub olahraga serta perkumpulan kepemudaan yang lain, bahkan ada sekretariat Kelompok Penyanyi Jalanan yang merupakan suatu wadah kreatif bagi pengamen dan penyanyi jalanan,
•
SMP terbuka yang dikelola oleh sebuah LSM,
•
Tembok untuk wall climbing,
•
Ruang Manajerial dan pengelola.
Gambar 9 Bangunan Kolam Renang
Lokasi Gelanggang Remaja Bulungan berada di dekat pusat keramaian Blok M Plaza sebagai pusat kegiatan remaja yang cukup ramai, serta berada dekat dengan SMUN 70 dan SMUN 6 Jakarta. Fasilitas ini pun sering dimanfaatkan sekolah–sekolah di sekitar untuk melaksanakan kegiatan akademik olahraganya, sehingga remaja–remaja di sekitar fasilitas ini sudah tidak merasa asing lagi dengan fungsi–fungsi yang ada di dalam gelanggang remaja ini. Akses masuk ke kompleks gelanggang ini pun ada beberapa buah yang semakin menambah kesan ‘mengundang’ orang sekitar untuk datang. Namun di sisi lain, hal ini justru membuat kurang jelasnya orientasi pintu masuk pengguna yang baru pertama kali menggunjungi fasilitas ini.
26
AR-40Z0 STUDIO PERANCANGAN AKHIR
SEMESTER I-2007/2008 A. A. Putra Munchana / 152 03 061
Walau berada di daerah yang ramai, kegiatan yang berlangsung di dalam Gelanggang Remaja Bulungan ini tidak begitu terganggu karena fasilitas ini berupa kompleks bangunan yang tertutup dan cenderung berorientasi ke dalam. Karena lahannya yang cukup luas fasilitas ini mempu membentuk lingkungannya sendiri dan tak terpengaruh kebisingan dari luar. Akses masuk utamanya pun dibuat menjauhi pusat kebisingan, dibuat mengahadap kompleks perumahan yang ada di dekatnya. Di sisi lain, karena bentuk lahannya yang terpisah menjadi dua membuat sulitnya mobilisasi dari arena olahraga tertentu menuju fasilitas petunjukan yang hanya ada di satu bagian atau sebaliknya. Kawasan pun jadi kehilangan fokusnya dan terjadi beberapa pengulangan fasilitas di dua bagian seperti kantor pengelola, kantin, wartel, atau pusat fotokopi. Di satu sisi, hal ini juga bisa menjadi nilai positif karena hingar bingar dan keramaian yang terjadi saat adanya kegiatan di gedung pertunjukan tidak akan mengganggu kegiatan di fasilitas olahraga terutama fasilitas kolam renang. Gelanggang remaja Bulungan Jakarta Selatan ini merupakan proyek percontohan untuk fasilitas–fasilitas kepemudaan di Jakarta serta diharapkan dapat menjadi pusat berbagai komunitas remaja. Bukan hanya dari segi usia, namun juga karena aspek–aspek positif yang diberikan Pemerintah DKI Jakarta kepada fasilitas ini. Namun karena bentuk lahan yang terpisah menjadi dua dan perkembangan daerah sekitar, muncul pula hal–hal yang bernilai negatif bagi fasilitas ini. Aspek–aspek tersebut adalah sebagai berikut : Aspek–aspek positif •
Lokasi yang sangat strategis : berada di daerah keramaian remaja, pusat perbelanjaan, serta sekolah–sekolah yang memastikan tetap berjalannya aktivitas di dalam fasilitas ini.
•
Fasilitas yang ada dalam Gelanggang ini tergolong lengkap untuk mewadahi seluruh kegiatan yang ada, ruang–ruang interaksi, ruang hijau, semua tersedia cukup dalam fasilitas ini.
•
Adanya dukungan dari masyarakat, terlihat dari banyaknya komunitas– komunitas yang berkegiatan di fasilitas ini.
27
AR-40Z0 STUDIO PERANCANGAN AKHIR
SEMESTER I-2007/2008 A. A. Putra Munchana / 152 03 061
Aspek–aspek negatif •
Terdapat beberapa akses masuk yang mengacaukan orientasi pengguna. Sementara akses yang sebetulnya menjadi akses utama dengan adanya gapura malah tertutup oleh pepohonan. Di dalam lahan pun tak ada tengaran– tengaran atau simpul tertentu yang mempermudah penggunanya berorientasi,
•
Terpisahnya fasilitas olahraga dan pertunjukan sehingga menyulitkan mobilisasi antar dua fungsi tersebut,
•
Pada beberapa sisi, pagar pembatas lahan terlalu tinggi dan tidak menampakkan sosok bangunannya sehingga mengurangi kesan keterbukaan.
GELANGGANG MAHASISWA SOEMANTRI BRODJONEGORO JAKARTA
Gambar 10 Gerbang Utama Gelanggang Mahasiswa Soemantri Brodjonegoro
Gelanggang remaja ini adalah sebuah fasilitas kepemudaan yang memiliki fasilitas yang sangat lengkap dan pengelolaan yang sangat baik. Lokasinya pun sangat strategis dan memberi nilai positif bagi kompleks bangunan ini. Terletak di kawasan Kuningan, Jakarta,
28
AR-40Z0 STUDIO PERANCANGAN AKHIR
SEMESTER I-2007/2008 A. A. Putra Munchana / 152 03 061
sebagian fungsi dari gelanggang mahasiswa ini kini diserahkan pengelolaannya pada pihak swasta sehingga orientasi operasinya lebih ke arah komersil. Namun fungsi–fungsi utama seperti fasilitas olahraga dan kesenian masih dikelola oleh pemerintah. Masuknya pengelolaan pihak swasta di satu sisi malah dapat memberi nilai lebih bagi keseluruhan kompleks bangunan. Beberapa sektor dari kompleks Gelanggang Mahasiswa ini antara lain : •
Pasar Festival
Pasar festival adalah fungsi komersil yang ada di kompleks ini. Sektor ini berupa daerah pertokoan dan dikelola oleh pihak swasta. •
Gelanggang Olahraga Soemantri Brodjonegoro
Sektor ini berupa gedung olahraga yang tergolong lengkap. Berbagai fasilitas olahraga seperti lapangan sepak bola, lapangan basket, lapangan hoki, aula untuk bulu tangkis, voli, dan tenis meja, 3 buah lapangan tenis, sebuah plaza pusat, fitness centre, dan banyak lagi unit–unit olahraga yang lain. Sektor ini dikelola oleh Dinas Pemuda dan Olahraga.
Gambar 11 bola
Running track dan stadion sepak
Gambar 12 Bangunan parkir berada di bawah lapangan dan plaza terbuka
29
AR-40Z0 STUDIO PERANCANGAN AKHIR
Gambar 13 Plaza terbuka di depan stadion dan tembok panjat di depannya
•
SEMESTER I-2007/2008 A. A. Putra Munchana / 152 03 061
Gambar 14 Sektor Komersil : Pasar Festival
Gedung Kebudayaan Nyi Ageng Serang
Sektor ini adalah sektor kesenian dan kebudayaan. Di dalamnya terdapat fungsi– fungsi auditorium, perpustakaan, dan penginapan. Sektor ini dikelola oleh Dinas Pariwisata. •
Pusat Perfilman Haji Umar Ismail
Sektor ini adalah bagian yang dimanfaatkan khusus untuk wadah seni perfilman. Terdapat sekolah perfilman dan seringkali diadakan pemutaran film–film yang terbuka untuk kalangan umum. Fasilitas ini dikelola pihak swasta. •
Klub tenis Rasuna, sebuah klub tenis yang dikelola oleh pihak swasta.
Karena pengelolanya yang terdiri dari pihak yang berbeda–beda maka tak ada suatu program kegiatan khusus untuk keseluruhan kompleks fasilitas. Semua dijalakan secara terpisah dan memiliki program–program kegiatannya masing–masing. Keadaan ini membewa aspek–aspek yang positif, sebaliknya juga memiliki aspek–aspek negatif : Aspek–aspek positif •
Lokasi yang sangat strategis : berada di daerah ramai di kawasan Kuningan, berada dekat dengan fasilitas pertokoan, perkantoran, hunian apartemen, dan universitas Paramadina,
•
Fasilitas yang disediakan untuk mewadahi kegiatan yang ada sangat memadai, lengkap, dan dipelihara dengan baik,
30
AR-40Z0 STUDIO PERANCANGAN AKHIR
•
SEMESTER I-2007/2008 A. A. Putra Munchana / 152 03 061
Adanya pengelolaan swasta di kompleks gelanggang memberi nilai positif yaitu secara visual fasilitas ini jadi lebih menarik, dan karena adanya fungsi komersial, lebih banyak remaja yang tertarik untuk datang ke fasilitas ini.
•
Perancangan massa dan siteplanning yang sangat baik membuat kompleks ini baik secara arsitektural, baik secara orientasi, dan terdapat sebuah plaza dan gerbang untuk menarik pengunjung untuk masuk.
Aspek – aspek negatif •
Pengelolaannya yang dilakukan oleh pihak–pihak yang berbeda, dengan tujuan yang berbeda–beda pula, membuat setiap sektor terasa berdiri sendiri– sendiri, padahal tetap berada pada satu kompleks. Tak ada satu kelembagaan yang menjadi penyatuan dari pengelola–pengelola tersebut. Hal ini agak menyulitkan pengunjung selain secara penggunaan juga secara perolehan informasi tentang fasilitas itu sendiri.
KESIMPULAN STUDI BANDING Berdasarkan studi banding yang telah dilakukan, beberapa aspek perancangan yang penting dalam merancang sebuah gelanggang remaja yang baik adalah : •
Sebuah gelanggang remaja yang baik sangat tergantung pada lokasinya. Gelanggang remaja biasanya terletak di dekat pusat–pusat perbelanjaan, area komersil ramai, sekolah–sekolah, serta beberapa fasilitas kepemudaan,
•
Harus ada plaza–plaza terbuka yang dekat dengan pusat keramaian remaja sebagai tempat interaksi remaja,
•
Perlunya perancangan tembok pembatas dan akses masuk agar memberi kesan ‘mengundang’, namun tetap jelas mana yang merupakan akses utama, dan tengaran untuk berorientasi. Aksesibilitas dari pusat–pusat keramaian di dekatnya juga harus mudah, namun sebisa mungkin kegiatan di dalam gelanggang remaja itu sendiri tidak boleh terganggu oleh keramaian tersebut,
31
AR-40Z0 STUDIO PERANCANGAN AKHIR
•
SEMESTER I-2007/2008 A. A. Putra Munchana / 152 03 061
Program yang ditawarkan harus sesuai dengan minat kaum remaja di daerah sekitar. Karena minat ini biasanya selalu berubah–ubah dari waktu ke waktu, maka fleksibilitas fasilitas yang ada merupakan hal yang cukup penting,
•
Walau areanya sangat luas, ataupun terpisah–pisah, seharusnya ada sebuah area yang menjadi pusat dari seluruh kompleks gelanggang remaja yang akan menjadi tempat berkumpul para remaja setelah selesai beraktivitas di dalam gelanggang. Hal ini penting karena adanya sifat remaja yang senang untuk berkumpul,
•
Bentuk bangunan yang unik dan terlihat dari akses–akses jalan besar cukup penting untuk menimbulkan kesan ‘menarik untuk remaja’.
2.4 TINJAUAN TEORI YANG BERHUBUNGAN 2.4.1 Musik Beberapa pengertian musik antara lain :
‘Art of arranging sounds of voice(s) or instrument or both in a pleasing sequence or combination…’ Seni merangkai suara dari bunyi–bunyian atau instrumen atau keduanya dalam sebuah kombinasi atau alur yang indah…
--Oxford Advanced Learner’s Dictionary
‘art, entertainment, or other human activity that involves organized and audible sounds and silence.’ Suatu seni, hiburan, atau aktivitas manusia lain yang berkenaan dengan suara terdengar dan kesunyian yang terorganinasi
--www.en.wikipedia.com
Ilmu atau seni menyusun nada atau suara dalam urutan kombinasi dan hubungan temporal yang menghasilkan komposisi yang mempunyai kesatuan dan kesinambungan.
--Kamus Besar Bahasa Indonesia
32
AR-40Z0 STUDIO PERANCANGAN AKHIR
SEMESTER I-2007/2008 A. A. Putra Munchana / 152 03 061
Nada atau suara yang disusun sedemikian rupa sehingga mengandung irama lagu dan keharmonisan.
--Poerwadaminta
Musik biasanya direprentasikan melalui : •
Pitch : tinggi rendahnya nada,
•
Rythm : variasi dari aksentuasi suara dihubungkan dengan periode waktu,
•
Harmony
:
penggunaan
beberapa
nada
secara
bersamaan
yang
direpresentasikan dengan sebuah kord, •
Timbre : warna nada yang disebabkan oleh proses penciptaan suara,
•
Melodi : kombinasi dari harmoni-harmoni secara horizontal.
Aspek–aspek tersebut disusun dengan pattern dan combination tertentu sehingga menghasilkan apa yang biasa kita sebut dengan lagu. (sumber: http://en.wikipedia.com/music)
2.4.2
Perilaku
Perilaku seseorang berbeda–beda, tergantung dari dimana konteks ia berada serta dalam kelompok yang seberapa besar ia berinteraksi. Oleh karena itu pembahasan hal–hal mengenai perancangan yang berkaitan dengan perilaku dibagi berdasarkan tempatnya. Dalam hal ini obyek perancangan adalah sebuah Gelanggang Remaja dimana sebagian besar aktivitasnya bertitik berat pada interaksi antar-manusia dan menurut studi banding yang telah dibahas pada subbab 2.3.2, sebagian besar interaksi tersebut terjadi di ruang-ruang terbuka publik. Oleh karena itu yang akan banyak dibahas adalah analisis perilaku manusia di ruang– ruang publik terbuka. Data–data yang dihasilkan dari analisa perilaku ini bukanlah data–data kuantitatif, melainkan berupa unsur–unsur apa yang harus ditambahakan di rancangan agar dapat merespon perilaku penggunanya dengan baik. Pendekatan Perilaku dalam Perancangan Ruang Terbuka Publik Sebuah Gelanggang Remaja menuntut adanya ruang–ruang terbuka yang cukup untuk mewadahi interaksi antar remaja di dalamnya, oleh karena itu diperlukan ruang–ruang
33
AR-40Z0 STUDIO PERANCANGAN AKHIR
SEMESTER I-2007/2008 A. A. Putra Munchana / 152 03 061
terbuka yang bisa berfungsi dengan baik untuk dapat memenuhi hal tersebut. Menurut C.M. Deasy, FAIA dalam bukunya yang berjudul Designing Places For People : A Handbook on
Human Behavior, ada hal–hal yang harus diperhatikan dalam perancangan ruang–ruang publik.
Terkait dengan Keamanan Pribadi •
Sebaiknya merancang ruang–ruang terbuka yang memang diperlukan,
Setiap ruang terbuka yang dibuat harusnya memperhitungkan siapa yang akan ‘memiliki’-nya. Selain meningkatkan sense of belonging, hal ini juga dimaksudkan agar ruang terbuka tidak menjadi ruang yang tidak terawat karena tidak memiliki aktivitas di dalamnya. •
Aktivitas dalam sebuah ruang terbuka sebaiknya dipusatkan ke dalam beberapa simpul–simpul kegiatan dan jumlahnya dibatasi,
Simpul aktivitas akan menyebabkan munculnya simpul–simpul perkumpulan orang. Hal ini penting untuk menjaga ruang terbuka tetap aman. •
Sebaiknya sebuah ruang terbuka dilewati banyak jalur sirkulasi pejalan kaki,
Dengan banyaknya jalur pejalan kaki yang melalui ruang terbuka diharapkan selalu ada aktivitas yang terjadi. •
Sebuah ruang terbuka sebaiknya bisa terlihat dengan baik dari tepi jalan besar,
•
Penyediaan penerangan yang cukup sangatlah penting.
Terkait dengan Interaksi yang Diwadahi di Dalamnya •
Aktivitas yang ada di dalam ruang terbuka sebaiknya terlihat dari jalur sirkulasi di sekitar perimeter ruang terbuka,
Agar aktivitas di dalam ruang terbuka adapat terlihat dari jalur–jalur sirkulasi di luarnya. •
Rancanglah jalan–jalan memotong sebagai akses yang lebih mudah dari tempat–tempat penting di sekitar ruang terbuka,
Jalan–jalan memotong ini bisa menarik lalu lintas orang melalui ruang terbuka ini. •
Rancanglah akses–akses mudah untuk dua kegiatan yang berbeda,
34
AR-40Z0 STUDIO PERANCANGAN AKHIR
SEMESTER I-2007/2008 A. A. Putra Munchana / 152 03 061
Semakin beranekaragam kegiatan yang ada di dalam sebuah ruang terbuka, maka semakin sering pejalan kaki akan berhenti untuk menonton. •
Sediakan tempat untuk pertunjukan atau atraksi tertentu sepanjang jalur sirkulasi pejalan kaki,
Hal ini akan menarik orang berjalan melalui ruang terbuka ini. •
Sediakan tempat menonton yang nyaman dan cukup di sekitar pusat–pusat atraksi,
Hal inilah yang jarang ada pada ruang–ruang terbuka di Indonesia. Padahal hal ini penting untuk membuat orang–orang betah berkumpul di simpul–simpul atraksi. •
Susunan tempat duduk sebaiknya dapat membentuk suatu kelompok sosial yang bersifat informal.
Umumnya, penyusunan bangku di ruang terbuka adalah linier. Hal ini membatasi terjadinya interaksi informal, sementara susunan yang saling berhadapan bisa membentuk suatu ruang bersama sehingga interaksi bisa terjadi.
Terkait dengan Menarik Pengunjung untuk Datang •
Letakkan ruang terbuka publik di lokasi yang memungkinkan pejalan kaki dapat melihat aktivitas yang ada di dalamnya,
•
Akses masuk ke dalam ruang terbuka harus jelas, dirancang sebagai pusat informasi dan memiliki papan – papan informasi di dalamnya.
Ruang terbuka bisa menjadi semacam wadah informasi bagi fungsi yang dilayaninya dengan meletakkan papan – papan informasi tentang berita serta kegiatan – kegiatan yang diadakan dalam fasilitas tersebut.
Pendekatan Perilaku dalam Perancangan Simpul – simpul Atraksi
Status Personal
35
AR-40Z0 STUDIO PERANCANGAN AKHIR
SEMESTER I-2007/2008 A. A. Putra Munchana / 152 03 061
Dalam merancang sebuah simpul atraksi, tujuan utamanya adalah memungkinkan
penonton untuk melihat tanpa penghalang apapun serta mendengar dengan jelas apa yang ditampilkan oleh penampil. Tak ada pengecualian dalam hal ini. •
Penonton berhak melihat dan mendengar dengan baik apa yang ditampilkan oleh penampil, serta penampil berhak menampilkan penampilan mereka kepada penonton tanpa gangguan apapun.
Status Sosial Saat memasuki sebuah tempat, rekasi orang–orang dibagi menjadi dua, yaitu •
mode habitual, atau
•
mode exploratory.
Mode habitual terjadi bila orang tersebut sudah biasa berada di tempat tersebut, sementara mode exploratory terjadi bila orang tersebut baru pertama kali berada di tempat tersebut. Pada mode exploratory, orang tersebut akan berusaha mencari hal–hal yang menarik perhatian mereka. Mereka akan memberi perhatian lebih pada lingkungan sekitarnya, mengeksplorasinya. Pada mode habitual, orang–orang terlihat lebih tidak peduli pada lingkungannya. Padahal mereka bukannya tidak peduli, namun mereka lebih selektif dalam menemukan hal yang dapat menarik perhatian mereka. Pengetahuan tentang karakter manusia ini dapat menjadi suatu nilai tambah yang membantu seorang perancang untuk menentukan titik–titik simpul atraksi. Secara umum, hal–hal tersebut dirangkum sebagai berikut : •
Letakkan atraksi di persimpangan jalur–jalur sirkulasi,
•
Rancanglah aktivitas sehingga aktivitas apapun yang terjadi akan dengan mudah terlihat oleh pejalan kaki yang lewat,
•
Sediakan tempat bagi seorang penonton untuk menonton sekilas sebelum memutuskan masuk ke tempat menonton utama atau pergi,
•
Sediakan tempat yang cukup dan layak untuk menonton suatu atraksi.
•
Beberapa simpul kegiatan kecil lebih baik daripada satu simpul kegiatan besar. Standar angka yang pasti untuk hal ini tidak ada, namun secara kasar, 4 simpul kegiatan yang masing–masing terdiri dari 100 orang lebih baik
36
AR-40Z0 STUDIO PERANCANGAN AKHIR
SEMESTER I-2007/2008 A. A. Putra Munchana / 152 03 061
daripada sebuah simpul kegiatan yang terdiri dari 400 orang. Hal ini terjadi karena pada sebuah perkumpulan sosial yang terlalu besar, cenderung tidak terjadi interaksi satu sama lainnya, sementara pada perkumpulan sosial informal yang lebih kecil, kecenderungan untuk munculnya interaksi akan lebih besar. Selain itu kemungkinan munculnya suatu diversifikasi aktivitas dalam rangka menarik pengunjung lebih banyak juga lebih besar. 2.4.3
Remaja
Berbeda dengan di masa–masa yang lalu, kini pengertian arsitektur telah mengalami suatu pergeseran makna. Dahulu arsitektur disebut sebagai sebuah seni, dan bangunan sebagai produk dari arsitektur disebut sebuah karya seni. Hal itu terlihat dari banyaknya simbol– simbol, hierarki, dan tanda–tanda peradaban manusia yang sangat kental menghiasi perancangan arsitektur. Seiring dengan perkembangan jaman, makna tersebut mulai tergeser dengan munculnya pemikiran bahwa arsitektur ada untuk memenuhi kebutuhan obyek yang dilayaninya yaitu manusia. Maka dalam merancang sebuah produk arsitektur seharusnya dimulai dari apa kebutuhan dari manusia itu sendiri. Dari perbedaan kebutuhan dan sifat tiap manusia inilah nantinya keragaman dalam arsitektur akan terlihat. Oleh karena itu fasilitas ini akan dirancang untuk dapat selaras dengan kebutuhan, karakter, dan selalu berusaha menyelesaikan permasalahan–permasalahan yang dimiliki oleh kaum remaja sebagai sasaran pengguna dari fasilitas ini. Maka sebagai bahan acuan untuk memulai proses perancangan, alangkah baiknya untuk sedikit mempelajari tentang remaja itu sendiri. Secara umum, masa remaja dapat diartikan dengan masa transisi dari masa kanak– kanak menuju kedewasaan. Beberapa definisi remaja antara lain :
“……….masa perkembangan kanak–kanak yang diteruskan ke dalam masa dewasa dalam segala segi kehidupan” ( Arthur T. Jesild, ’ ”The Psychology of Adolosence”)
37
AR-40Z0 STUDIO PERANCANGAN AKHIR
SEMESTER I-2007/2008 A. A. Putra Munchana / 152 03 061
“……….meliputi periode / masa transisi dari kanak–kanak menjadi dewasa yang secara kasar dapat ditinjau secara seseorang mulai mulai menunjukkan tanda–tanda pubertas sampai tercapainya masa kematangan seksual, telah dicapai tinggi maksimal dalam perkembangan mentalnya secara penuh” ( Elizabeth B. Hurlock,”Adolosence Development”)
“………menuju kedewasaan yang berkembang menurut irama yang spesifik sekali pada masing – masing individu” ( Lester dan Alice Crow, ”Human Development and Learning”)
” masa remaja ( dari segi perkembangan ) adalah masa belajar di atas kaki sendiri dan masa mencari–cari. Masa itu remaja harus sudah mulai menampakkan kematangan emosi, mengambil keputusan sendiri, sudah dapat menentukan pekerjaan ” ( Stanley Hall )
Terdapat begitu banyak tulisan yang mendefinisikan batasan usia remaja dan jika dibandingkan semuanya memiliki pendapat dan pembagian yang berbeda – beda.
Sementara Singgih C. Menyebutkan batasan usia remaja adalah 12–22 tahun. Elizabeth B. Hurlock membagi batasan usia remaja menjadi 2 tahap, yaitu : •
Masa Remaja awal (early adolosence), dengan batasan umur 13–17 tahun untuk wanita dan 14–17 tahun untuk pria
•
Masa Remaja akhir (late adolosence), dengan batasan umur berkisar antara 17–21 tahun. Prof. Dr. Soeryono Soekananto, SH, MA membatasi usia remaja berkisar antara 13
hingga 18 tahun dengan pembagian: •
Golongan remaja muda (teenager) dengan batasan umur 13–17 tahun untuk wanita dan 14 – 17 tahun untuk pria,
•
Golongan muda / pemuda pemudi dengan batasan umur 17–18 tahun.
38
AR-40Z0 STUDIO PERANCANGAN AKHIR
SEMESTER I-2007/2008 A. A. Putra Munchana / 152 03 061
Ada pemikiran yang mengatakan bahwa batas seseorang telah mengijak masa remaja tak dapat diukur dari batasan usia, namun dari perubahan sifat–sifat yang terjadi. Dalam pola pikir yang seperti ini, batasan remaja adalah bila seseorang telah mulai meninggalkan sifat– sifat kanak–kanak dan perlahan mulai berubah ke sifat–sifat orang dewasa. Menurut Elizabeth B. Hurlock, seorang manusia telah dapat dikatakan dewasa bila telah memenuhi ciri–ciri sebagai berikut : 1.
Secara jasmani : jika seseorang telah mencapai kedaaan kodisi tubuh
seperti orang dewasa (baik secara bentuk, proporsi, komposisi, ukuran, fungsi) dan sudah mampu untuk memperoleh keturunan. 2.
Secara Mental : Keadaan ini dapat diukur melalaui perbanduingan
antara emosi dan rasio yang digunakan seseorang dalam menghadapi sesuatu. Orang yang lebih dewasa, menggunakan emosi dan rasionya secara seimbang. 3.
Secara Sosial : Jika seseorang telah dapat bergerak dalam masyarakat
sesuai dengan tuntutan yang diajukan masyarakat terhadapnya. 4.
Secara Ekonomi : Jika telah mampu mencari nafkah (penghasilan)
yang memungkinkan dirinya untuk melepaskan diri dari ketergantungan ekonomi terhadap orang lain. Dalam kata lain telah dapat berdikari.
Masa remaja adalah masa yang unik dibanding masa–masa dalam kehidupan manusia lainnya. Masa ini adalah sebuah masa transisi, sebuah masa dengan pertumbuhan fisik dan mental yang sangat cepat sehingga cenderung menimbulkan kebingungan–kebingungan tertentu bagi orang yang bersangkutan. Cara untuk menanggapi berbagai kebingungan tersebut sangat bervariasi pada tiap remaja, tergantung pada kepribadian dan pengaruh dari lingkungannya. Perubahan baik fisik maupun mental yang begitu cepat menimbulkan reaksi – reaksi yang sangat beragam, mulai dari yang bersifat positif seperti pengharapan dan kebanggaan yang menyenangkan, hingga yang bersifat negatif seperti kebingungan dan kecemasan. Lebih dalam lagi, variasi reaksi remaja terhadap perkembangan dan pertumbuhan dirinya tergantung pada faktor–faktor seperti kecepatan perubahan diri, kurang tidaknya
39
AR-40Z0 STUDIO PERANCANGAN AKHIR
SEMESTER I-2007/2008 A. A. Putra Munchana / 152 03 061
persiapan untuk ini, idealisme di waktu kanak–kanak, harapan masyarakat atas dirinya, dan bagaimana posisi individu tersebut dalam lingkungan sosialnya. Pada umumnya karakter remaja adalah sebagai berikut : Karakter fisik pada laki–laki mulai terjadi penonjolan otot–otot serta perubahan suara, sementara pada anak perempuan perkembangan tubuh menunjukkan perbedaan dengan anak–anak. Karakter mental Menurut Wayne William, karakter remaja digambarkan sebagai masa peralihan. Sifat– sifat yang mononjol adalah suka bertualang, idealis, antusias, agresif, optimis, dan memiliki energi yang seakan–akan tak terbatas. Ciri lain adalah selalu ingin tahu, terlalu cepat mengambil keputusan, berekasi secara ekstrim, keinginan akan pengalaman berkreasi, dan suka berkhayal. Soeryono Soekanto mengemukakan ciri –ciri mental remaja sebagai berikut : •
Keinginan yang kuat untuk melakukan interaksi sosial dengan orang dewasa atau orang yang dianggap lebih matang pribadinya,
•
Keinginan untuk mendapatkan kepercayaan dari orang dewasa,
•
Mulai memikirkan kehidupan secara mandiri baik secara ekonomi, sosial, maupun politis,
•
Adanya perkembangan taraf intelektualitas,
•
Menginginkan sistem kaidah nilai yang sesuai dengan kebutuhannya yang tidak selalu sama dengan kaidah nilai yang dianut oleh orang dewasa.
Dua aspek ini saling berkaitan satu sama lain. Permasalahan yang mengenai perubahan fisik dapat memicu munculnya permasalahan mental pula. Kebingungan akan perubahan
fisik
dapat
menumbulkan
gejala–gejala
mental
seperti
kecanggungan,
ketidaktenangan, kebanggan yang berlebihan, ataupun merasa terkucil secara berlebihan.
Bagi remaja pertumbuhan fisik merupakan aspek penting. Pertumbuhan fisik diperlukan untuk mencapai suatu tingkat kematangan yang lebih tinggi, kaerna sedemikian
40
AR-40Z0 STUDIO PERANCANGAN AKHIR
SEMESTER I-2007/2008 A. A. Putra Munchana / 152 03 061
pentingnya sehingga dalam pembentukan konsep ego manusia bergantung pada kematangan fisik. (Teori Ego Fisik, Baller 1961)
Karakter remaja yang begitu khas, dunianya yang begitu eksploratif, idealis, serta permasalahannya yang unik membuat seorang remaja kadang memiliki pola pikir yang sama sekali berbeda dengan kelompok usia lain. Hal ini karena pada masa inilah seorang manusia mempertanyakan kembali apa yang dia pikir benar selama menjalani hidupnya. Oleh karena itu idealisme dan pemikiran–pemikiran yang dianggap aneh sering muncul. Secara umum, hal–hal yang menyebabkan remaja dianggap aneh oleh orang tua adalah : •
Remaja selalu berusaha menyesuaikan diri pada situasi dengan cara–caranya sendiri, dan jika itu tercapai mereka akan merasa sangat puas,
•
Pola sikap tingkah laku yang dihargai sesama remaja dianggap sebagai suatu pengakuan eksistensi yang sangat diperhitungkan oleh remaja,
•
Berbagai macam cara penyaluran kebutuhan akan ketegangan dilakukan oleh remaja,
•
Remaja selalu mencoba membuat ciri dan identitas sendiri. Seperti salah satu sifat remaja yang telah disebutkan di atas, faktor sosial adalah salah
satu faktor penting dalam setiap aspek perkembangan terutama perkembangan mental remaja. Remaja adalah salah satu masa hidup manusia yang sangat tergantung pada lingkungan sosialnya. Banyak hal–hal tentang kehidupannya yang ia peroleh dari lingkaran pergaulannya. Bahkan muncul gejala–gejala remaja yang lebih banyak belajar dari teman–temannya dibanding orang tuanya sendiri karena ia merasa terkekang oleh orang tuanya. Aspek sosial ini juga turut berubah seiring dengan seseorang menginjak masa remaja.
”...menekankan keadaan remaja dengan metode ego sosial, hubungan sosial dalam kelompok sangat penting artinya bagi pemuda. Remaja baru dapat dipahami dengan baik setelah dilihat hubungannya dengan lingkungan sosial dan kebudayaan.” (Wyle 1961)
41
AR-40Z0 STUDIO PERANCANGAN AKHIR
SEMESTER I-2007/2008 A. A. Putra Munchana / 152 03 061
Untuk memenuhi kebutuhan sosialnya, remaja biasanya berkelompok dengan teman sebayanya membentuk kelompok–kelompok pergaulan mulai dari yang kecil hingga besar seperti :
1. Chum kelompok sahabat karib yang terdiri dari dua atau tiga orang dengan jenis kelamin sama yang memiliki ikatan yang kuat dan meiliki kemauan, kemampuan, minat yang sama kuat.
2. Cliques penyatuan beberapa chums, pada masa remaja awal biasanya jenis kelamin pada satu cliques biasanya sama, namun pada masa remaja akhir terjapat perbedaan jenis kelamin. Dalam cliques inilah remaja melakukan berbagai aktivitas bersama.
3. Crowds terdiri dari lebih banyak remaja yang lebih banyak dari cliques. Karena anggota yang banyak dan ikatan emosional berkurang, disinilah mulai muncul perasaan takut terabaikan dari kelompok.
4. Perkumpulan remaja yang terorganisir (Clubs) Sengaja dibentuk dan diorganisir oleh orang dewasa yang biasaya melalui lembaga–lembaga tertentu. Kelompok ini muncul atas kesadaran orang dewasa bahwa kaum remaja membutuhkan penyesuaian pribadi dan mental dengan mengikuti perkumpulan–perkumpulan tersebut.
5. Gaggs Terdiri dari remaja–remaja yang gagal memnuhi kebutuhan pribadinya dan sosialnya. Aktivitas pergaulannya ditolak oleh teman–temanhya atau tidak dapat menyesuaikan diri dengan kelompoknya, sehingga mereka melarikan diri dan membantuk kelompok–kelompok sendiri. Kebanyakan anggota gaggs menganggur sehingga sering menggangu remaja yang lain.
42
AR-40Z0 STUDIO PERANCANGAN AKHIR
SEMESTER I-2007/2008 A. A. Putra Munchana / 152 03 061
Dari seluruh kajian di atas, dapat disimpulkan bahwa secara umum, remaja adalah adalah individu yang sedang dalam masa transisi dari anak–anak menuju dewasa, dimana terjadi perubahan karakter fisik, mental, maupun sosial, karakternya memiliki ciri karakter kanak-kanak maupun dewasa, namun mereka juga memiliki karakter khas yang membuat mereka unik. Keunikan permasalahan dan karakter remaja bermuara pada keunikan kebutuhan pula. Memahami kebutuhan remaja dan menyediakannya dalam hal–hal yang positif dapat mengurangi jumlah remaja yang terjerumus ke dalam pengaruh–pengaruh negatif. Kebutuhan remaja dapat disebut sebagai suatu rangkuman dari definisi dan karakter remaja itu sendiri. Menurut Wayner William dalam “Recreational Places”, kebutuhan remaja antara lain adalah : 1.
Persahabatan (Companionship)
2.
Petualangan (Adventure)
3.
Kesempatan untuk berkarya (Opportunity to create)
4.
Status pengukuran sosial (Status and Social Recognition)
5.
Kegembiraan yang bebas dari tekanan
6.
Kebutuhan prestasi
7.
Kesehatan (Sense of well being)
8.
Keindahan (enjoyment of beauty)
9.
Melayani (service)
10.
Istirahat dan bersantai (rest and relaxation)
Maka hal–hal yang dapat memenuhi kebutuhan–kebutuhan tersebut secara positif seharusnya terdapat dalam fasilitas–fasilitas kepemudaan. 2.5 KRITERIA PERANCANGAN Kriteria perancangan untuk kasus Gelanggang Remaja Musik ini adalah : •
Rancangan ini harus memiliki sifat-sifat bangunan publik, namun dapat pula merespon pengguna spesifiknya, yaitu kaum remaja. Hal ini dapat menjadi sebuah poin penting karena pada hakekatnya sebuah gelanggang remaja adalah termasuk dalam tipologi bangunan publik, dimana dalam hal ini
43
AR-40Z0 STUDIO PERANCANGAN AKHIR
SEMESTER I-2007/2008 A. A. Putra Munchana / 152 03 061
tipologi ini dapat dikatakan bertentangan dengan karakter remaja itu sendiri yang cenderung lebih dinamis dan memberontak. Namun usaha-usaha untuk menyelaraskan kedua aspek ini adalah hal penting dalam merancang sebuah gelanggang remaja agar bangunan ini dapat memenuhi untutannya sebagai bangunan publik, di sisi lain tetap bisa ‘dekat’ dengan remaja itu sendiri. •
Rancangan ini dapat memberikan kontribusi positif bgi lingkungan di sekitarnya. Sebagai bangunan publik tentu saja gelanggang remaja harus dapat member kontribusi bagi publik, dalam hal ini yang paling dekat adalah masyarakat sekitar lahan perancangan. Oleh karena itu konsep-konsep yang beroreientasi pada publik adalah konsep-konsep utama yang seharusnya menjadi acuan dalam merancang fasilitas ini.
•
Rancangan ini harus dapat berfungsi secara fungsional dalam mewadahi aktivitas-aktivitas remaja khususnya yang berhubungan dengan musik. Hal ini mencakup hal-hal teknis seperti akustik, plumbing, dan lain sebagainya yang memungkinkan aktivitas di dalam fasilitas ini berjalan dengan lancar.
44