BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Secara umum kebijakan yang dilakukan oleh Rumah Sakit Umum Daerah Lawang dalam melaksanakan seluruh kegiatan yang berkaitan dengan kepentingan Rumah Sakit Rujukan Tingkat Pertama , baik yang bersifat administratif , keuangan dan organisasi mengacu pada Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Pemerintah , berkewajiban untuk mempertanggung jawabkan pelaksanaan tugas , fungsi dan peranannya dalam pengelolaan sumberdaya, dan sumber dana serta kewenangan yang ada yang dipercayakan kepada publik. Untuk itulah Rumah Sakit Umum Daerah Lawang membuat Laporan Kinerja (LKj) Tahun 2014 dan Penetapan Kinerja Tahun 2014. B. Maksud dan Tujuan Maksud dari penyusunan pelaporan akuntabilitas kinerja ini untuk menyajikan hasil program dan kegiatan yang telah dilakukan dalam satu tahun yang telah tertuang dalam perjanjian kinerja. Adapun tujuan dari pembuatan pelaporan ini adalah untuk mengetahui berapa prosen program dan kegitanan yang dilakukan bila dibandingkan dengan target kinerja yang telah ditentukan dan disepakai.
4
C. Gambaran Umum 1. Organisasi
DIREKTUR RUMAH SAKIT
KOMITE MEDIS RUMAH SAKIT
SUB BAGIAN ADMINISTRASI UMUM DAN KEUANGAN
SUB BAGIAN PELAYANAN SUB BAGIAN PENUNJANG
INSTALASI REKAM MEDIS
INSTALASI RAWAT INSTALASI RAWAT INAP JALAN
Ket : Garis Koordinasi
:
Garis Tanggung Jawab
5
INSTALASI PENUNJANG MEDIS
2. Sumber Daya Aparatur Jumlah Pegawai Rumah Sakit Umum Daerah Lawang Seluruhnya berjumlah 220 ( Dua Ratus Dua Puluh ) Orang terdiri dari :
a. Jumlah Pegawai Menurut Golongan : Tenaga Honorer
=
154 Orang
Golongan I
=
-
Orang
Golongan II
=
25
Orang
Golongan III
=
34
Orang
Golongan IV
=
7
Orang
Dokter Umum
=
12
Orang
Dokter Gigi
=
3
Orang
Dokter Spesialis Bedah
=
1
Orang
Dokter Spesialis Penyakit Dalam
=
2
Orang
Dokter Spesialis Anak
=
1
Orang
Dokter Spesialis Obgyne
=
2
Orang
Dokter Spesialis Paru - Paru
=
1
Orang
Dokter Spesialis Mata
=
1
Orang
Dokter Spesialis Anestesi
=
2
Orang
Dokter Spesialis Konservasi Gigi
=
1
Orang
Tenaga Keperawatan (Perawat dan Bidan)
=
93
Orang
Tenaga Kefarmasian (Apoteker dan Asisten Apoteker)
=
9
Orang
Tenaga Kesehatan Masyarakat
=
2
Orang
Tenaga Gizi
=
4
Orang
Tenaga Ketehnisan Medik
=
1
Orang
Perawat Gigi Pekarya (Rontgen, SPKU, Pekarya Atas & Ass. Perawat) Radiografer Perekam Medis Analis Kesehatan Psikolog Pembantu Ahli Gizi D1 Farmasi Manajemen Farmasi
= = = = = = = = =
2 0 2 1 4 0 6 0 0
Orang Orang Orang Orang Orang Orang Orang Orang Orang
Tenaga Non Medis
=
46
Orang
Direktur
=
1
Orang
Kepala Sub Bagian Administrasi Umum dan Keuangan
=
1
Orang
Kepala Sub Bagian Pelayanan
=
1
Orang
Kepala Sub Bagian Penunjang
=
1
Orang
b. Jumlah Tenaga Teknis dan Non Teknis
c. Jumlah Pejabat Struktural
6
3. Capaian Kinerja RSUD Lawang Tahun 2013
No
Sasaran
Indikator Kinerja
Target
Realisasi
60-65%
72.63%
4-5 hari
3.5 hari
1-2 hari
1.4 hari
30-40 kali
77
≤5 ‰
5.77%
≤ 2-5 ‰
2.15%
100%
114.4%
100%
62.5%
100%
70%
100%
70%
100%
80%
Strategis 1
Tersedianya
1. Kapasitas Pelayanan
sumber daya
Kesehatan perorangan di RS
manusia, sarana
a. Prosentase tingkat hunian
prasarana peralatan dan kebijakan untuk pengembangan jenis layanan
rumah sakit (BOR) b. Rata-rata lama pasien dirawat (ALOS) c. Rata-rata lama tempat tidur kosong/tidak terisi (TOI) d. Frekuensi pemakaian tempat tidur dalam kurun waktu (BTO) 2. Angka kematian pasien dirawat di RS a. Angka kematian umum tiap 1000 pasien keluar (GDR) b. Angka kematian ≥ 48 jam tiap 1000 pasien keluar (NDR) 3. Pendapatan RS a. Capaian pendapatan tahun berjalan
2
Terpenuhinya
1. Kualifikasi tenaga profesional
standar
medis dan keperawatan
ketenagaan,
a. Tenaga medis sesuai
sarana
dengan standar klasifikasi
prasarana dan
RS
peralatan sesuai
b. Tenaga keperawatan yang
dengan standar
memenuhi standar
pelayanan
kompetensi
Rumah sakit
2. Kelengkapan sarana dan prasarana Rumah Sakit a. Kelengkapan alat kesehatan yang terstandar b. Kelengkapan sarana gedung/fisik sesuai standar
7
D.
Dasar Hukum
1. Tap MPR RI Nomor : XI/MPR/1998, tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas Korupsi, Kolusi dan Nepotisme; 2. Undang - undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas Korupsi, Kolusi dan Nepotis 3. Keputusan Kepala Lembaga Administrasi Negara (LAN) Nomor : 239/IX/6/8/2003 tentang Perbaikan Pedoman Penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah; 4. Peraturan Daerah Kabupaten Nomor 1 Tahun 2008 tentang Organisasi Perangkat Daerah Pemerintah Kabupaten Malang; 5. Peraturan BUpati Malang Nomor 24 Tahun 2011 tentang Struktur Organisasi RSUD Lawang Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2014 tentang Akuntabilitas Kinerja Pemerintah; 6. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2014 tentang Akuntabilitas Kinerja Pemerintah; 7. Permenpan Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu atas pelaporan Kinerja Instansi Pemerintah. 8. Peraturan Bupati Nomor 5 Tahun 2014 tentang Review RPJMD 9. Surat Edaran Bupati Malang Nomor : 060/571/421.203/2014 tentang Penyampaian Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2014 serta Penetapan Kinerja (Tapkin) Tahun 2015.
8
E.
Sistimatika Kata Pengantar Daftar Isi Ringkasan Eksklusif Bab I :
Pendahuluan F. Latar Belakang G. Maksud dan tujuan H. Gambaran Umum 4. Organesasi Perangkat daerah 5. Sumber Daya Aparatur 6. Capaian Kinerja SKPD Tahun 2013 I. Dasar Hukum J. Sistematika
Bab II :
Perencanaan dan Perjanjian Kinerja C. Perencanaan Strategis 4. Visi 5. Misi 6. Tujuan, Sasaran, Kebijakan dan Program D. Perjanjian Kinerja
Bab III :
A. Capaian Kinerja Organesasi E. Realisasi Anggaran
Bab IV:
Penutup
Lampiran:
9
BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA A. Perencanaan Strategis 1. Visi Rencana Stratejik RSUD lawang adalah merupakan bagian integral dari Pemerintahan Kabupaten malang, oleh karena itu sistem perencanaan program kegiatan RSUD Lawang juga merupakan bagian tidak terpisahkan dari progam kegiatan Pemerintahan Kabupaten Malang. Sebagaimana diketahui Visi RPJMD Kabupaten Malang Tahun 2010 2015 : Terwujudnya masyarakata Kabupaten Malang yang Mandiri, Agamis, Demokratis, Produktif, Maju, Aman, Tertib dan Berdaya Saing (MADEP MANTEB) yang disahkan menjadi Peraturan Daerah Nomor 2 Tahun 2011 ini menjadi dasar penyusunan rencana strategus (Jangka Menengah) RSUD Lawang yang selaras dengan Visi RSUD Lawang; "Menjadi Rumah Sakit yang mandiri dan Pilihan Masyarakat kabupaten Malang Tahun 2015"
2. Misi Misi merupakan penjabaran dari Visi yang telah ditetapkan pada RPJMD Kabupaten
Malang,
dengan demikian Misi RSUD
Lawang
merupakan
penjabaran dari Visi RSUD Lawang yakni: 1. Memberikan pelayanan kesehatan yang prima kepada semua lapisan masyarakat secara cepat, tepat, bermutu namun terjangkau dengan dilandasi etika profesi dan ketulusan hati. 2. Menyelenggarakan pelayanan rujukan yang berfungsi sebagai pusat rujukan di Wilayah Kecamatan Lawang dan sekitarnya. 3. Membangun Sumber Daya Manusia (SDM) dan meningkatkan fasilitas Rumah Sakit guna mendukung upaya peningkatan mutu pelayanan kesehatan yang profesional kepada masyarakat. 4. Melaksanakan proses pendidikan yang menunjang pelayanan kesehatan prima. 5. Mewujudkan Kesejahteraan karyawan Rumah Sakit.
10
3. Tujuan, Sasaran, Kebijakan dan Program Dari Visi Misi RSUD lawang bertujuan agar dapat terwujudnya suatu keinginan untuk bisa meningkatkan kualitas pelayanan dan manajemen administrasi yang tertib, lancar dan akuntabel di segala bidang, dengan menerapkan kebijakan RS yang sesuai dengan peraturan menteri kesehatan tentang pelayanan kesehatan paripurna dan disesuaikan dengan programnya. Sasaran merupakan penjabaran dari tujuan, yaitu sesuatu yang akan dicapai atau dihasilkan oleh Instansi Pemerintah dalam jangka waktu tahunan, semesteran, triwulan atau bulanan. Berdasarkan tujuan yang ditetapkan, maka sasaran dan indikator sasaran yang akan dicapai atau dihasilkan oleh RSUD Lawang sebagai berikut:
SASARAN DAN INDIKATOR SASARAN
No
Sasaran Strategis Tersedianya sumber daya manusia, sarana
1.
prasarana peralatan dan kebijkan untuk pengembangan jenis layanan
Indikator
Program
1. Kapasitas Pelayanan Kesehatan Perorangan di Rumah Sakit 2. Angka Kematian pasien di rawat di Rumah Skit 3. Pendapatan Rumah Sakit
1. Standarisasi Pelayanan Kesehatan
Terpenuhinya standar ketenagaan, sarana 2
prasarana dan peralatan sesuai dengan standar
1. Kualifikasi tenaga professional medis dan keperawatan 2. Kelengkapan sarana dan prasarana RS
pelayanan RS
11
B. Perjanjian Kinerja Perjanjian kinerja merupakan lembar / dokumen yang berisikan penugasan dari pimpinan instansi yang lebih tinggikepada pimpinan instansi yang lebih rendah untuk melaksanakan program / kegiatan. Sedangkan perjanjian kinerja antara Kepala SKPD dengan Bupati yang dituangkan di dalam program / kegiatan dengan tabel sebagai berikut:
PERJANJIAN KINERJA
No 1
Sasaran Strategis Tersedianya sumber
Indikator Kinerja 1. Kapasitas Pelayanan Kesehatan
daya manusia,
perorangan di RS
sarana prasarana
a. Prosentase tingkat hunian rumah
peralatan dan kebijakan untuk pengembangan jenis layanan
Target
sakit (BOR)
60-65% 4-5 hari
b. Rata-rata lama pasien dirawat 1-2 hari
(ALOS) c. Rata-rata lama tempat tidur kosong/tidak terisi (TOI) d. Frekuensi pemakaian tempat tidur dalam kurun waktu (BTO)
30-40 kali ≤5 ‰ ≤ 2-5 ‰
2. Angka kematian pasien dirawat di RS a. Angka kematian umum tiap 1000 pasien keluar (GDR)
100%
b. Angka kematian ≥ 48 jam tiap 1000 pasien keluar (NDR) 3. Pendapatan RS a. Capaian pendapatan tahun berjalan 2
Terpenuhinya standar ketenagaan, sarana prasarana dan peralatan sesuai dengan standar pelayanan Rumah sakit
1. Kualifikasi tenaga profesional medis dan keperawatan a. Tenaga medis sesuai dengan standar klasifikasi RS
100% 100%
b. Tenaga keperawatan yang memenuhi standar kompetensi 2. Kelengkapan sarana dan prasarana
100%
Rumah Sakit a. Kelengkapan alat kesehatan yang terstandar b. Kelengkapan sarana gedung/fisik sesuai standar
12
100%
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA A. Capaian Kinerja Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) adalah kewajiban dari Kepala Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) pada suatu Instansi Pemerintah untuk mempertanggung jawabkan keberhasilan / kegagalan pelaksanaan sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan. Demikian juga, LAKIP dapat digunakan sebagai alat untuk menilai kinerja pejabat dalam melaksanankan tugasnya. Sedangkan pada Pengukuran Kinerja itu sendiri meliputi hal-hal berikut : Kinerja kegiatan yang merupakan tingkat pencapaian target (rencana tingkat capaian) dari masing masing kelompok indikator kinerja kegiatan; Tingkat pencapaian sasaran yang merupakan tingkat pencapaian target (rencana tingkat capaian) dari masing - masing indikator sasaran yang telah ditetapkan dalam dokumen Rencana Kerja. Pengumpulan data kinerja diperoleh denganmenggunakanformulir Capaian Indikator Kinerja Utama. Kualitas Indikator Kinerja Utama harus memenuhi persyarata - persyaratan sebagai berikut: IKU dapat diukur secara objektif IKU menggambarkan hasil IKU relevan dengan kondisi yang akan diukur IKU cukup untuk mengukur kinerja
13
3.a.1 Perbandingan target dan realisasi kinerja tahun 2014 Tabel 1 : Tabel sasaran tersedianya sumber daya manusia, sarana prasarana peralatan dan kebijakan untuk pengembangan jenis layanan No
Sasaran
Indikator Kinerja
Strategis 1
Tersedianya
Kesehatan perorangan di RS
manusia,
a. Prosentase tingkat hunian
prasarana peralatan dan
Realisasi
2014
2014
60-65%
54.70%
4-5 hari
3.75 hari
1-2 hari
3,26 hari
30-40 kali
53 kali
≤5 ‰
10,70 ‰
≤ 2-5 ‰
4,76 ‰
100%
135%
1. Kapasitas Pelayanan
sumber daya
sarana
Target
rumah sakit (BOR) b. Rata-rata lama pasien dirawat (ALOS)
kebijakan untuk
c. Rata-rata lama tempat
pengembangan
tidur kosong/tidak terisi
jenis layanan
(TOI) d. Frekuensi pemakaian tempat tidur dalam kurun waktu (BTO) 2. Angka kematian pasien dirawat di RS a. Angka kematian umum tiap 1000 pasien keluar (GDR) b. Angka kematian ≥ 48 jam tiap 1000 pasien keluar (NDR) 3. Pendapatan RS a. Capaian pendapatan tahun berjalan
Berdasarkan data diatas dapat dilihat bahwa: Kapasitas Pelayanan Kesehatan perorangan bila dibanding dengan target sudah terpenuhi, kecuali prosentase hunian RS yang belum memenuhi target, hal ini dikarenakan jumlah tempat tidur yang meningkat. Angka kematian pasien dirumah sakit masih diatas target, hal ini dikarenakan jenis pasien yang datang sudah dalam kondisi kritis, dan pasien menolak untuk dirujuk. Pendapatan RS lebih besar dari target yang telah disepakati
14
Tabel 2: Tabel terpenuhinya standar ketenagaan, srana prasarana dan peralatan sesuai dengan standar pelayanan RS No
Sasaran
Indikator Kinerja
Strategis
1
Terpenuhinya
1. Kualifikasi tenaga
standar
professional medis dan
ketenagaan,
keperawatan
sarana prasarana dan
2. Kelengkapan sarana
Target
Realisasi
2014
2014
100%
90%
100%
80%
prasarana RS
peralatan sesuai dengan standar pelayanan RS
Berdasarkan data tersebut diatas maka: Untuk kualifikasi tenaga professional baik medis maupun paramedis sudah memenuhi target, tetapi untuk kuantitasnya masih perlu penambahan. Kelengkapan sarana dan prasarana masih belum sesuai dengan standar yang seharusnya karena masih perlu banyak penambahan alat kesehatan yang diperlukan
15
3.a.2 Perbandingan target, realisasi dan capaian tahun 2014 dan 2013
Tabel 3: Tabel tersedianya sumber daya manusia, sarana prasarana peralatan dan kebijakan untuk pengembangan jenis layanan No
Sasaran
Indikator Kinerja
Target
Realisasi
Realisasi
2013
2014
60-65%
72,56%
54,70%
4-5 hari
3,5 hari
3,75 hari
1-2 hari
1,4 hari
3,26 hari
30-40 kali
77 kali
53 kali
≤5 ‰
5.77‰
10,70‰
≤ 2-5 ‰
2.15‰
4,76‰
100%
114,4%
135%
Strategis 1
Tersedianya
1. Kapasitas Pelayanan
sumber daya
Kesehatan perorangan
manusia,
di RS
sarana
a. Prosentase tingkat
prasarana
hunian rumah sakit
peralatan dan
(BOR)
kebijakan untuk
b. Rata-rata lama
pengembangan
pasien dirawat
jenis layanan
(ALOS) c. Rata-rata lama tempat tidur kosong/tidak terisi (TOI) d. Frekuensi pemakaian tempat tidur dalam kurun waktu (BTO) 2. Angka kematian pasien dirawat di RS a. Angka kematian umum tiap 1000 pasien keluar (GDR) b. Angka kematian ≥ 48 jam tiap 1000 pasien keluar (NDR) 3. Pendapatan RS a. Capaian pendapatan tahun berjalan
Berdasarkan data diatas dapat dilihat bahwa: Kapasitas pelayanan kesehatan perorangan bila disbanding tahun 2013 mengalami penurunan hal ini dikarenakan dengan naiknya klas RS dari D ke C maka jumlah tempat tidur bertambah sehingga BOR mengalami penurunan
16
Angka kematian pasien jika dibandingkan dengan tahun 2013 juga mengalami kenaikan hal ini dikarenakan semakin kompleknya jenis penyakit yang ada dan sebagian besar pasien menolak untuk dirujuk jika ada kasus yang tidak bisa di tangani di RSUD Lawang Pendapatan RS jika dibandingkan dengan tahun 2013 juga mengalami kenaikan hal ini dikarenakan semakin tingginya kunjungan RS dan jenis pelayanan yang bertambah
Tabel 4: Tabel tersedianya sumber daya manusia, sarana prasarana peralatan dan kebijakan untuk pengembangan jenis layanan No
Sasaran
Indikator Kinerja
Target
Realisasi
Realisasi
2013
2014
100%
90%
92%
100%
80%
83%
Strategis
1.
Terpenuhinya
1.Kualifikasi tenaga
standar
professional medis dan
ketenagaan,
keperawatan
sarana prasarana dan
2.Kelengkapan sarana prasarana RS
peralatan sesuai dengan standar pelayanan RS
Kualifikasi tenaga
professional
baik
medis ataupun paramedic bila
dibandingkan dengan tahun 2013 mengalami kenaikan, hal ini dikarenakan di tahun 2014 RSUD lawing menambah tenaga baik medis maupun paramedic karena jenis layanan yang bertambah. Dengan adanya dana baik yang bersumber dari APBD ataupun APBN difokuskan untuk penambahan alat kesehatan dan gedung pelayanan untuk meningkatkan pelayanan yang ada.
17
3.a.3 Perbandingan Antara realisasi 2014 dan target Renstra Tabel 5: Tabel tersedianya sumber daya manusia, sarana prasarana peralatan dan kebijakan untuk pengembangan jenis layanan No
Sasaran
Indikator Kinerja
Strategis 1
Tersedianya
Target
Target
Realisasi
Renstra
2014
2014
60-65%
60-65%
54,70%
4-5 hari
4-5hari
3,75 hari
1-2 hari
1-2hari
3,26 hari
30-40 kali
30-40kali
53 kali
≤5 ‰
≤ 5‰
10,70‰
≤ 2-5 ‰
≤ 2-5‰
4,76‰
100%
100%
135%
1. Kapasitas Pelayanan
sumber daya
Kesehatan perorangan di
manusia,
RS
sarana
a. Prosentase tingkat
prasarana
hunian rumah sakit
peralatan dan
(BOR)
kebijakan untuk
b. Rata-rata lama
pengembangan
pasien dirawat
jenis layanan
(ALOS) c. Rata-rata lama tempat tidur kosong/tidak terisi (TOI) d. Frekuensi pemakaian tempat tidur dalam kurun waktu (BTO) 2. Angka kematian pasien dirawat di RS a. Angka kematian umum tiap 1000 pasien keluar (GDR) b. Angka kematian ≥ 48 jam tiap 1000 pasien keluar (NDR) c. Pendapatan RS a. Capaian pendapatan tahun berjalan
Berdasarkan data tersebut diatas maka: Karena target renstra sama dengan target renja dan perjanjian kinerja maka hasilnya adalah sama dengan perbandingan hasil kinerja tahun 2014 dibandingakan dengan target
18
Tabel 6: Tabel tersedianya sumber daya manusia, sarana prasarana peralatan dan kebijakan untuk pengembangan jenis layanan No
Sasaran
Indikator Kinerja
Strategis
1.
Terpenuhinya
1.Kualifikasi tenaga
standar
professional medis dan
ketenagaan,
keperawatan
sarana
2.Kelengkapan sarana
prasarana dan
Target
Target
Realisasi
Renstra
2014
2014
100%
100%
92%
100%
100%
83%
prasarana RS
peralatan sesuai dengan standar pelayanan RS
Berdasarkan table tersebut diatas maka:
Kualifikasi tenaga professional
baik
medis ataupun paramedis bila
dibandingkan dengan target renstra belum memenuhi target, hal ini dikarenakan kuantitas dokter spesialis dasar kuantitas masih belum terpenuhi. Walaupun mendapatkan dana baik yang bersumber dari APBD ataupun APBN difokuskan untuk penambahan alat kesehatan dan gedung pelayanan tetapi masih belum memenuhi kekurangan alat untuk standar pelayanan minimalnya.
19
3.a.4 Perbandingan Antara realisasi dengan target sasaran Nasional Tabel 7 : Tabel sasaran tersedianya sumber daya manusia, sarana prasarana peralatan dan kebijakan untuk pengembangan jenis layanan No
Sasaran
Indikator Kinerja
Strategis 1
Tersedianya sumber daya manusia,
Realisasi
Nasional
2014
60-85%
54.70%
6-9 hari
3.75 hari
1-3 hari
3,26 hari
40-50 kali
53 kali
≤ 45 ‰
10,70%
≤ 25 ‰
4.76%
100%
135%
1. Kapasitas Pelayanan Kesehatan perorangan di RS a. Prosentase tingkat hunian
sarana
Target
rumah sakit (BOR)
prasarana peralatan dan
b. Rata-rata lama pasien dirawat (ALOS)
kebijakan untuk
c. Rata-rata lama tempat
pengembangan
tidur kosong/tidak terisi
jenis layanan
(TOI) d. Frekuensi pemakaian tempat tidur dalam kurun waktu (BTO) 2. Angka kematian pasien dirawat di RS a. Angka kematian umum tiap 1000 pasien keluar (GDR) b. Angka kematian ≥ 48 jam tiap 1000 pasien keluar (NDR) 3. Pendapatan RS a. Capaian pendapatan tahun berjalan
Berdasarkan data diatas dapat dilihat bahwa: Kapasitas Pelayanan Kesehatan perorangan bila dibanding dengan target Nasional belum terpenuhi, hal ini bias dilihat pada pencapaian indikator :
Tingkat hunian RS
Rata-rata lama tempat tidur kosong
Frekuensi pemakaian tempat tidur
Hal ini dikarenakan RSUD Lawang pada tahun 2014 meningkat klasnya dari type D menjadi type C sehingga jumlah tempat tidur otomatis naik pula< jari 50 tempat tidur menjadi 104 tempat tidur.
20
Angka kematian pasien dirumah sakit masih dibawah target, hal ini dikarenakan target nasional jauh lebih tinggi dibandingkan dengan target RS. Pendapatan RS lebih besar dari target yang telah disepakati Tabel 8: Tabel terpenuhinya standar ketenagaan, srana prasarana dan peralatan sesuai dengan standar pelayanan RS No
Sasaran
Indikator Kinerja
Strategis
1
Terpenuhinya
4. Kualifikasi tenaga
standar
professional medis dan
ketenagaan,
keperawatan
sarana
5. Kelengkapan sarana
prasarana dan
Target
Realisasi
Nasional
2014
100%
92%
100%
83%
prasarana RS
peralatan sesuai dengan standar pelayanan RS
Berdasarkan data tersebut diatas maka: Untuk kualifikasi tenaga professional baik medis maupun paramedis sudah memenuhi target, tetapi untuk kuantitasnya masih perlu penambahan. Kelengkapan sarana dan prasarana masih belum sesuai dengan standar yang seharusnya karena masih perlu banyak penambahan alat kesehatan yang diperlukan
3.a.5 Analisis Penyebab keberhasilan atau kegagalan Berdasarkan data yang tersebut diatas maka bias kita lihat beberapa factor Antara lain:
Fator keberhasilan dipengaruhi oleh meningkatnya partisipasi masyarakat untuk memanfaatkan fasilitas RS sehingga meningkatnya jumlah kunjungan hal ini bisa dilhat dari pendapatan yang telah memnuhi target, disamping itu juga meningkatnya jenis layanan yang disediakan RSUD Lawang
21
Disamping mengalami keberhasilan baik dari segi pendapatan maupun layanan yang ada, masih ada beberapa indicator yang tidak memenuhi target, hal ini dikarenakan RSUD lawing di tahun 2014 naik klas dari klas D menjadi klas C sehingga jumlah tempat tidur naik 100% semula hanya 50 tempat tidur menjadi 104 tempat tidur
3.a.6 Analisis efisiensi atas penggunaan SDM dan Anggaran Perlu kita ketahui dengan meningkatnya klas RS maka pendapatan RS meningkat, hal ini selain jumlah kunjungan meningkat juga adanya peserta BPJS yang memanfaatkan fasilitas RSUD Lawang. Dari peserta BPJS yang memanfaatkan fasilitas RSUD Lawang maka bisa merupakan keuntungan RS type C, ini bisa dijelaskan klem Antara RS type C lebih besar dibandingkan dengan RS type D sedangkan jenis pelayanannya tidak berbeda jauh antara type C dan D, disamping hal tersebut diatas penganggaran yang ada diutamakan pada jenis pelayanannya sehingga RSUD lawang bisa mengefisiensikan anggaran yang ada. Untuk ketenagaan RSUD lawing selalu menerapkan sistem meningkatkan kinerja dengan berbasis no work no pay sehingga tenaga yang ada bias dimaksimalkan, hal ini ditempuh dengan perhitungan remunerasi yang saling menguntungkan dan tidak melangar undang-undang yang ada.
3.a.7 Analisis program dan kegiatan yang menjadi keberhasilan atau kegagalan Pada tahun 2014 ini RSUD Lawang ada 3 yaitu:
Program standarisasi pelayanan kesehatan
Program pembinaan industry rokok dan tembakau
Program pengadaan, peningkatan sarana prasarana RS/RS jiwa/RS mata Dari ketiga program tersebut selain untuk biaya operasional RS juga
untuk peningkatan sarana prasarana Rumah Sakit Dari program standarisasi pelayanan kesehatan berfokus pada belanja pegawai dan belanja barang dan jasa, sedangkan untuk program pembinaan industry rokok dan tembakau untuk pembelian alat kesehatan dan pengandaan gedung pelayanan. Untuk program pengadaan, peningkatan sarana prasarana RS/RS jiwa/RS mata difokuskan untuk pengadaan alat keseatan penunjang.
22
Dengan
ketiga
program
tersebut
RSUD
Lawang
menunjukkan
keberhasilannya terutama pada pendapatan yang diatas target yang telah ditentukan. Namun demikian RSUD Lawang masih banyak kekurangan dalam hal sarana prasarananya sehingga ada beberapa indikator yang belum memenuhi target yang telah ditentukan.
B. Realisasi Anggaran
Untuk laporan penyerapan penganggaran dapat dilihat sebagai berikut: No
Program
Jenis Kegiatan
Anggaran (Rp)
Realisasi (Rp)
%
1
2
3
4
5
6
Program
Kegiatan Penyusunan
Standarisasi
standar analisis
Pelayanan
belanja Pelayanan
Kesehatan
Kesehatan
Program
Kegiatan Pembinaan
pembinaan industri
lingkungan sosial
rokok dan
industri dan tanam
tembakau
tembakau
1
2
3,445,000,000.00
3,386,402,300.00 98.30
6,952,780,177.00
6,754,133,600.00 97.14
2,000,000,000.00
1,969,000,000.00 98.45
1,336,458,700.00
1,262,005,000.00 94.43
Program Pengadaan, Peningkatan
3
sarana dan Prasarana RS/RS
Kegiatan Pengadaan alat-alat kesehatan Rumah Sakit
Jiwa/ RS (APBD I) Program Pengadaan, Peningkatan
4
sarana dan Prasarana RS/RS
Kegiatan Pengadaan alat-alat kesehatan Rumah Sakit
Jiwa/ RS (DAK)
23
3.c Permasalahan dan Strategi Pemecahan Masalah Permasalahan dan strategi pemecahan masalah yang dihadapi di RSUD Lawang adalah sebagai berikut: 1. Jumlah tenaga belum sesuai dengan kebutuhan. 2. Sarana alat kesehatan yang belum sesuai standar pelayanan minimal. Untuk mengatasi hambatan dan kendala tersebut di atas diperlukan upaya upaya penanggulangan antara lain sebagai berikut: 1. Mengoptimalisasi tenaga yang telah ada 2. Jika ada kasus yang tidak bisa ditangani di RSUD Lawang karena keterbatasan alat, maka pasien dirujuk ke RS yang lebih tinggi
24
BAB IV Penutup
Laporan Kinerja Satuan Perangkat Kerja Daerah Rumah Sakit Umum Daerah Lawang Tahun 2014 ini merupakan bentuk pertanggungjawaban Pelaksanaan Anggaran dan Kegiatan Tahun Anggaran 2014 dan sebagai tindak lanjut dari Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. Secara umum tujuan, sasaran, program dan kegiatan Satuan Perangkat Kerja Daerah Rumah Sakit Umum Daerah Lawang Tahun 2014 dapat dilaksanakan dengan baik, namun demikian hasil yang diperoleh tersebut masih perlu ditingkatkan terus guna merespon tuntutan pelayanan masyarakat yang semakin tinggi. Mengenai keberhasilan, hambatan, dan cara pemecahan masalahnya dapat dilihat sebagai berikut: A. Keberhasilan Keberhasilan yang telah dicapai antara lain : 1. Bertambahnya jenis layanan 2. Meningkatnya pendapan RS 3. Mendapatkan penghargaan dari Bupati tentang penilaian kinerja
B. Hambatan/masalah Beberapa hambatan/masalah yang masih dihadapi antara lain: 1. Jumlah tenaga medis dan paramenis juga administrasi yang belum memadai 2. Jumlah sarana prasarana yang belum sesuai dengan standar pelayanan minimal RS type C
C. Pemecahan Masalah Untuk pemecahan masalah yang dihadapi dilakukan dengan cara : 1. Mengoptimalisasi tenaga yang telah ada 2. Melakukan tindakan medis sesuai dengan kapasitas RS dan peralatan yang tersedia
25