BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan kesehatan bertujuan untuk menciptakan kesadaran, kemauan dan kemampuan setiap orang untuk hidup sehat, sehingga dapat mewujudkan derajat kesehatan yang optimal dalam kehidupannya (Megawati, 2005). Untuk mencapai tujuan tersebut, kebijaksanaan pembangunan kesehatan tetap diarahkan kepada upaya pemerataan dan peningkatan mutu pelayanan kesehatan untuk memberikan akses kepada semua orang, dengan mutu pelayanan yang lebih baik. Kondisi ini pula yang kemudian dicanangkan dalam visi Indonesia sehat 2010. Dalam visi Indonesia sehat 2010, disebutkan bahwa pelaksanaan pembangunan di bidang kesehatan tidak lagi dilakukan secara sentralisasi tetapi desentralisasi, kesehatan tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan masyarakat tetapi menjadi hak azasi manusia dan kesehatan tidak lagi merupakan konsumsi tetapi investasi sumber daya manusia serta pembangunan kesehatan tidak lagi menduduki urutan terakhir tetapi prioritas utama (Depkes RI, 2000). Rumah sakit sebagai salah satu institusi pelayanan kesehatan harus merespon dan proaktif dalam memenuhi kebutuhan pelayanan kesehatan yang bermutu dan terjangkau oleh masyarakat. Mutu pelayanan kesehatan sangat dipengaruhi oleh kualitas sarana fisik, jenis tenaga yang tersedia, obat, alat-alat kesehatan, sarana penunjang lainnya, proses pemberi pelayanan dengan kompensasi yang diterima oleh perawat. Hal ini merupakan tantangan yang harus ditanggapi secara positif, salah satunya yaitu dengan meningkatkan kemampuan Sumber Daya Manusia (SDM) kesehatan sebagai pengelola/ pemberi pelayanan kesehatan. Sumber
1
2
Daya Manusia rumah sakit yang bermutu harus selalu mengikuti dan menguasai perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta menerapkan nilai-nilai moral dan etika (Depkes RI, 2002). Kinerja adalah penampilan hasil karya personel baik kuantitas maupun kualitas dalam suatu organisasi. Kinerja dapat merupakan penampilan individu atau kelompok kerja pegawai (Ilyas, 2002). Penampilan hasil karya tidak terbatas kepada personal yang memangku jabatan fungsional maupun struktural, tetapi juga kepada seluruh jajaran personel dalam organisasi. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi (determinan) kinerja personel, Gibson (2002) mengadakan penelitian dengan mendapatkan bahwa ada tiga kelompok variabel yang mempengaruhi perilaku kerja dan kinerja, yaitu variabel karakteristik individu, karakteristik pekerjaan dan karakteristik lingkungan kerja. Muchlas (2005) mengatakan bahwa dari ketiga kelompok variabel diatas, karakteristik individu merupakan variabel yang sangat penting karena terkait minat (interest), sikap (attitudes), dan kebutuhan (needs), sehingga penulis tertarik untuk meneliti variabel karakteristik individu yang mempengaruhi perilaku kerja yang pada akhirnya akan berpengaruh terhadap kinerja personel. Perilaku kerja yang berhubungan dengan kinerja adalah yang berkaitan dengan tugas-tugas pekerjaan yang harus diselesaikan untuk mencapai sasaran suatu jabatan atau tugas melalui uraian tugas personel. Beberapa sub variabel ini dikelola oleh individu-individu pelayanan kesehatan, termasuk pelayanan keperawatan yang mana dalam perilaku kerja dan kinerjanya harus berdasar pada standar dan kode etik keperawatan. Upaya keperawatan ini tidak lain adalah untuk keberhasilan pelayanan rumah sakit tersebut (Ridad, 2000). Selain itu tercapainya kepuasan klien terhadap asuhan keperawatan selama dalam perawatan yang ditandai dengan adanya laporan klien mengenai
3
pelayanan yang bermutu (pernyataan kepuasan) terhadap kenyamanan, kecepatan pelayanan, keramahan dan perhatian (Megawati 2005). Semakin sempurna pemenuhan kepuasan tersebut, makin baik pula penilaian klien akan mutu pelayanan yang diselenggarakan. Namun suatu pelayanan sekalipun dapat memuaskan klien, tetapi apabila penyelenggaraannya tidak sesuai dengan kode etik dan standar bukanlah pelayanan yang bermutu (Azwar, 2003). Klien sebagai individu dalam bersikap terhadap stimulus (asuhan keperawatan) sangat dipengaruhi oleh karakteristik individu, latar belakang sosial/pengalaman, ekonomi, budaya dan pendidikan yang akan memberikan ungkapan kepuasan yang bersifat subyektif, namun Linda-Pelz mengungkapkan kepuasan tersebut merupakan evaluasi positif terhadap dimensi pelayanan keperawatan. Oleh karena itu kinerja perawat selalu dinilai oleh klien sebagai penerima asuhan keperawatan sebagai upaya mempertahankan dan atau memperbaiki pelayanan keperawatan yang diberikan. Berdasarkan penelitian terdahulu (Toyib, 2005), salah satu rumah sakit swasta di Makasar, ditemukan banyak sekali keluhan dari pasien maupun keluarganya tentang ketidakpuasan dalam penerimaan asuhan keperawatan, baik dari pintu masuk rumah sakit yaitu Unit Gawat Darurat (UGD) sampai instalasi rawat inap dengan pembayaran-pembayaran asuransi kesehatan, lebih banyak pasien memperoleh mutu pelayanan keperawatan kurang baik sebanyak 17 responden (22,7%), dibandingkan yang memperoleh mutu pelayanan baik sebanyak 7 responden (9,3%). Keluhan masyarakat terhadap perawat adalah yang kurang terampil dalam asuhan keperawatan, kurang tanggap dan tidak menindaklanjuti keluhan dari pasien, kurangnya koordinasi antara perawat satu dengan yang lainnya, dan perawat yang memperlihatkan ekspresi wajah yang kurang ramah tamah terhadap pasien maupun keluarganya. Ketidakpuasan pasien terhadap asuhan keperawatan yang kurang baik yang disebabkan oleh kualitas pendidikan perawat yang rendah dan kurangnya pengalaman kerja perawat.
4
Rumah Sakit Umum Sari Mutiara Medan merupakan salah satu rumah sakit yang berorientasi pada pelayanan sosial dan selalu ingin berkembang sesuai dengan tuntutan masyarakat dan peka terhadap kebutuhan masyarakat yang semakin kritis dengan dukungan oleh kinerja karyawannya. Karena Rumah Sakit Umum Sari Mutiara ini merupakan rumah sakit yang cukup dikenal masyarakat dan melayani berbagai penggunaan kartu berobat seperti Badan Pelayanan Jaminan Kesehatan (BPJS) maupun pasien umum, maka sebaikknya segala unsur yang terdapat di rumah sakit ini akan menjadi sorotan penilaian dari pelanggan (klien). Penilaian pelanggan terhadap rumah sakit biasanya dari aspek kinerja tenaga kesehatan yang bertugas di rumah sakit, termasuk didalamnya tenaga keperawatan yang jumlahnya cukup besar dibandingkan tenaga kesehatan yang lain. Kinerja tenaga perawat yang paling banyak dilihat oleh pasien adalah perilaku dan kemampuannya dalam memberikan pelayanan keperawatan. Beberapa kepala unit rawat inap Rumah Sakit Umum Sari Mutiara Medan pernah melakukan observasi dan pengamatan dan didapatkan bahwa beberapa perawat memang menguasai bidang kerjanya, namun sering ditemukan adanya perawat yang memberikan pelayanan asuhan hanya sebagai rutinitas belaka, untuk memenuhi tugas tanpa memperhatikan komunikasi yang baik terhadap klien yang dirawatnya, sehingga terkesan sombong. Berdasarkan uraian latar belakang diatas tersebut, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul Hubungan Karakteristik Perawat dengan Kinerja Perawat pelaksana di Rumah Sakit Umum Sari Mutiara Medan Tahun 2014.
B. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian di atas maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah : Apakah Ada Hubungan Karakteristik Perawat Dengan Kinerja Perawat Pelaksanan di Rumah Sakit Umum Sari Mutiara Medan Tahun 2014?
5
C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Untuk mengetahui hubungan karakteristik perawat dengan kinerja perawat pelaksana di Rumah Sakit Umum Sari Mutiara Medan tahun 2014. 2. Tujuan Khusus a. Untuk mengetahui apakah ada hubungan umur dengan kinerja perawat pelaksana di Rumah Sakit Umum Sari Mutiara Medan tahun 2014. b. Untuk mengetahui apakah ada hubungan jenis kelamin dengan kinerja perawat pelaksana di Rumah Sakit Umum Sari Mutiara Medan tahun 2014. c. Untuk mengetahui apakah ada hubungan tingkat pendidikan dengan kinerjaperawat pelaksana di Rumah Sakit Umum Sari Mutiara Medan tahun 2014. d. Untuk mengetahui apakah ada hubungan masa kerja dengan kinerja perawat pelaksana di Rumah Sakit Umum Sari Mutiara Medan tahun 2014. D. Manfaat Penelitian 1. Bagi Rumah Sakit Bagi manajemen Rumah Sakit Umum Sari Mutiara Medan khususnya bidang keperawatan agar dapat memberi masukan mengenai pentingnya menumbuhkan motivasi kerja dalam upaya meningkatkan kinerja perawat guna meningkatkan kualitas dan kuantitas pelayanan keperawatan terhadap pasien di instalasi rawat inap. 2. Bagi Pendidikan Keperawatan Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai informasi bagi mahasiswa keperawatan sehingga menjadi perawat yang dapat memberikan kinerja yang baik sehingga kepuasan pasien dan keluarga dapat terjaga.
6
3. Bagi Penelitian Lain Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai data tambahan bagi penelitian berikutnya yang terkait dengan karakteristik perawat dan kinerja perawat.