BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Dalam Peraturan Daerah Kota Semarang Nomor 13 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Teknis Daerah dan Badan Pelayanan Terpadu Kota Semarang disebutkan bahwa kedudukan Kantor Ketahanan Pangan adalah sebagai unsur pelaksana Pemerintah Daerah Kota Semarang. Kantor Ketahanan Pangan Kota Semarang dipimpin oleh seorang Kepala Kantor yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Walikota melalui Sekretraris Daerah. Sebagai salah satu dokumen perencanaan pembangunan, Rencana Kerja SKPD menjadi sangat penting artinya bagi Kantor Ketahanan Pangan Kota Semarang yang terus berupaya untuk meningkatkan kinerja pelaksanaan pembangunan ketahanan pangan secara lebih optimal melalui pemanfaatan berbagai kekuatan dan peluang yang dimiliki dan perhitungan yang matang atas berbagai kelemahan dan kendala yang dihadapi didasarkan pada kemampuan, karakteristik dan kebutuhan nyata. Penyelenggaraan segenap aktivitas pembangunan ketahanan pangan oleh Kantor Ketahanan Pangan Kota Semarang yang mengarah pada terciptanya good governance sudah seharusnya mengikutsertakan segenap komponen dalam masyarakat. Dalam kaitan ini, Rencana Kerja SKPD Kantor Katahanan Pangan Kota Semarang memberikan arah atau pedoman bagi segenap stakeholder untuk terlibat aktif dalam pelaksanaan pembangunan khususnya pada pengembangan distribusi pangan, pengembangan ketersediaan pangan dan konsumsi dan keamanan pangan masyarakat Kota Semarang yang dipandang strategis. Dalam era reformasi yang mengutamakan transparansi dan akuntabilitas pelayanan publik, harus dikembangkan sikap aparatur yang mampu untuk mempertanggungjawabkan setiap langkah yang telah diambil. Rencana Strategis Kantor Ketahanan Pangan Kota Semarang memberikan pedoman yang cukup representif bagi semua pihak untuk turut memantau penyelenggaraan
1
pembangunan ketahanan pangan, karena memuat indikator-indikator penilaian kinerja yang terdiri atas : masukan, keluaran, hasil, manfaat dan dampak. Segenap stakeholders urusan ketahanan pangan menyadari bahwa dalam rangka meningkatkan kinerja pembangunan ketahanan pangan berdasarkan pada kemampuan, karakteristik, dan kebutuhan nyata dibutuhkan adanya dokumen perencanaan pembangunan yang bersifat strategis. Oleh karena itu, segenap stakeholders urusan ketahanan pangan telah membangun suatu kesepakatan dan komitmen untuk mendukung Rencana Strategis Kantor Ketahanan Pangan Kota Semarang Tahun 2011 – 2015, sejak dari tahapan formulasi, implementasi hingga tahapan evaluasi.
B. LANDASAN HUKUM
Dasar penyusunan Rencana Strategis Kantor Ketahanan Pangan Kota Semarang Tahun 2011 – 2015 dalam rangka sinkronisasi dan konsistensi dengan peraturan dokumen perencanaan lainnya adalah : 1. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional; 2. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah; 3. Undang Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang RPJP Nasional 2005 - 2025 4. Perda Provinsi Jawa Tengah Nomor 3 Tahun 2008 tentang RPJPD Provinsi Jawa Tengah Tahun 2005 -2025 5. Perda Kota Semarang Nomor 6 Tahun 2010 tentang RPJPD Kota Semarang Tahun 2005 – 2025 6. Peraturan Daerah Kota Semarang Nomor 13 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Teknis Daerah dan Badan Pelayanan Terpadu Kota Semarang;
2
C. MAKSUD DAN TUJUAN
Rencana Strategis Kantor Ketahanan Pangan Kota semarang Tahun 2011 – 2015 adalah rencana lima tahunan urusan ketahanan pangan yang menggambarkan visi, misi, tujuan, sasaran, program dan kegiatan. Berfungsi sebagai dokumen perencanaan taktis strategis urusan ketahanan pangan yang disusun mengacu pada berbagai dokumen perencanaan pembangunan yang ada. Dalam Rencana Strategis ini dijabarkan potret dan rencana pembangunan, yang memuat nilai-nilai strategis, kondisi lingkungan internal dan eksternal, dan indikasi program kegiatan yang akan dilaksanakan selama lima tahun disertai dengan indikator kinerja
D. SISTEMATIKA PENULISAN Sistematika penyusunan Renstra-SKPD Kantor Ketahanan Pangan Tahun 2011-2015 adalah sebagai berikut : BAB I
BAB II
BAB III
PENDAHULUAN A.
Latar Belakang
B.
Landasan Hukum
C.
Maksud dan Tujuan
D.
Sistematika Penulisan
GAMBARAN PELAYANAN SKPD A.
Tupoksi SKPD
B.
Struktur Organisasi
C.
Sumber Daya SKPD
D.
Kinerja Pelayanan SKPD
E.
Tantangan dan Peluang Pengembangan Pelayanan SKPD
ISU STRATEGIS A.
Indikasi Permasalahan
B.
Telaah Visi dan Misi Kepala Daerah Terpilih
C.
Telaah RPJMD
3
BAB IV
D.
Kajian Lingkungan Strategis
E.
Penentuan Isue Strategis
VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI, DAN KEBIJAKAN
BAB V
A.
Visi dan Misi SKPD
B.
Tujuan dan Sasaran
C.
Strategi
D.
Kebijakan
RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN DAN PENDANAAN INDIKATIF
BAB VI
INDIKATOR KINERJA SKPD
BAB VII
PENUTUP
LAMPIRAN
4
BAB II GAMBARAN PELAYANAN SKPD
A. TUGAS POKOK DAN FUNGSI SKPD TUGAS POKOK Tugas pokok Kantor Ketahanan Pangan Kota Semarang seperti yang disebutkan dalam Peraturan Daerah Kota Semarang Nomor 13 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Teknis Daerah dan Badan Pelayanan Terpadu Kota Semarang adalah Kantor Ketahanan Pangan Kota Semarang mempunyai tugas pokok melaksanakan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah yang bersifat spesifik di bidang pengembangan ketersediaan pangan, bidang pengembangan distribusi pangan serta bidang konsumsi dan keamanan pangan.
FUNGSI Fungsi Kantor Ketahanan Pangan Kota Semarang dalam rangka untuk melaksanakan tugas pokok seperti yang disebutkan dalam Peraturan Daerah Kota Semarang Nomor 13 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Teknis Daerah dan Badan Pelayanan Terpadu Kota Semarang adalah : 1. Perumusan kebijakan teknis di bidang pengembangan ketersediaan pangan, bidang pengembangan distribusi pangan serta bidang konsumsi dan keamanan pangan; 2. Penyusunan rencana program dan rencana kerja anggaran di bidang pengembangan ketersediaan pangan, bidang pengembangan distribusi pangan serta bidang konsumsi dan keamanan pangan; 3. Pengkoordinasian pelaksanaan tugas di bidang pengembangan ketersediaan pangan, bidang pengembangan distribusi pangan serta konsumsi dan keamanan pangan; 4. Pemberian dukungan atas penyelenggaraan pemerintahan daerah di bidang pengembangan ketersediaan pangan, bidang pengembangan distribusi pangan serta konsumsi dan keamanan pangan;
5
5. Pembinaan dan pelaksanaan tugas di bidang pengembangan ketersediaan pangan, bidang pengembangan distribusi pangan serta konsumsi dan keamanan pangan; 6. Pengelolaan urusan ketatausahaan Kantor Ketahanan Pangan; 7. Pelaskanaan Pembinaan, pemantauan, pengawasan dan pengendalian serta monitoring, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas Kantor Ketahanan Pangan, 8. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Walikota sesuai bidang tugasnya.
B. STRUKTUR ORGANISASI
Susunan
organisasi
Kantor
Ketahanan
Pangan
Kota
Semarang
sebagaimana disebutkan dalam Peraturan Daerah Kota Semarang Nomor 13 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Teknis Daerah dan Badan Pelayanan Terpadu Kota Semarang, terdiri atas : 1. Kepala Kantor 2. Sub Bagian Tata Usaha 3. Seksi Pengembangan Ketersediaan Pangan 4. Seksi Pengembangan Distribusi Pangan 5. Seksi Konsumsi dan Keamanan Pangan
6
Bagan Struktur Organisasi Kantor Ketahanan Pangan
KEPALA KANTOR Ir. WP RUSDIANA, MP Pembina Tk I / IV b - S2 KEPALA SUB BAGIAN TATA USAHA ANI TRIWIJAYANTI, SH Penata Tk I / III d - S1 Staf 8 orang
KASI. PENGEMBANGAN
KASI. PENGEMBANGAN
KASI KONSUMSI
KETERSEDIAAN PANGAN SRI UTAMI, SP, MP
DISTRIBUSI PANGAN Ir. Setyo Handayani
& KEAMANAN PANGAN SRI KISWANTI, SE
Penata Tk I / III d - S2
Penata Tk I / III d – S1
Penata Tk I / III d - S1
Staf 3 orang
Staf 2 orang
Staf 4 orang
C. SUMBER DAYA SKPD
Tabel 1. Susunan Kepegawaian Kantor Ketahanan Pangan Kota Semarang Tahun 2010 No.
JABATAN
GOL
ESELON
PENDIDIKAN
1
2
3
4
5
1.
Kepala Kantor
IV / b
III
S2
2.
Kepala Sub Bagian Tata Usaha
III / d
IV
S1
3.
Kasi. Pengembangan Ketersediaan Pangan
III / d
IV
S2
4.
Kasi Pengembangan Distribusi Pangan
III / d
IV
S1
5.
Kasi. Konsumsi dan Keamanan Pangan
III / d
IV
S1
6.
Staf Golongan : II/ a III / a III / b III / c III / d
1 orang 3 orang 9 orang 1 orang 2 orang
SMP SMA S1 S2
: 1 orang : 3 orang : 11 orang : 2 orang
7
D. KINERJA PELAYANAN SKPD Sesuai dengan tugas pokok dan fungsi Kantor Ketahanan Pangan sebagaimana tertuang dalam Peraturan Daerah Kota Semarang Nomor 13 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Teknis Daerah dan Badan Pelayanan Terpadu Kota Semarang, kinerja pelayanan SKPD Kantor Ketahanan Pangan
Kota
Semarang
adalah
memberikan
pelayanan
pada
bidang
pengembangan ketersediaan pangan, pengembangan distribusi pangan serta konsumsi dan keamanan pangan. Pelayanan tersebut berupa fasilitasi, sosialisasi kepada masyarakat dalam bidang pengembangan penganekaragaman pangan lokal dan koordinasi dengan stakeholder terkait ketahanan pangan.
E. TANTANGAN DAN PELUANG PENGEMBANGAN PELAYANAN SKPD Seiring dengan perkembangan pembangunan, urusan ketahanan pangan menjadi sangat penting dalam rangka menjamin ketersediaan pangan dalam jumlah cukup, aman, merata, dan terjangkau semua lapisan masyarakat sampai di ringkat keluarga. Berkaitan dengan hal tersebut, ketahanan pangan mempunyai tugas dan tanggungjawab yang cukup besar. Beberapa tantangan pengembangan ketahanan pangan di Kota Semarang antara lain : 1. Kota Semarang bukan daerah produksi pangan, namun mempunyai potensi pengembangan beberapa komoditas pangan, oleh sebab itu perlu diupayakan dapat mengoptimalkan produktivitas beberapa komoditas pangan yang ada. 2. Masih tingginya konsumsi beras dan terigu, oleh sebab itu diperlukan upaya untuk memperkenalkan dan menggali potensi pangan lokal non beras non terigu. 3. Masih rendahnya kesadaran masyarakat akan pentingnya konsumsi pangan yang beragam, bergizi seimbang dan aman (B2SA). 4. Masih banyak beredar bahan pangan yang kurang memenuhi standar mutu pangan, terutama penggunaan bahan tambahan non pangan
yang
ditambahkan ke dalam makanan. Meskipun banyak tantangan yang harus dihadapi, namun terdapat beberapa peluang yang dapat dikelola dengan sebaik-baiknya dalam pengembangan ketahanan pangan di Kota Semarang, diantaranya:
8
1. Pengembangan sentra-sentra olahan pangan berbasis sumber daya lokal; 2. Pengembangan kelurahan mandiri pangan; 3. Penumbuhan dan pengembangan warung desa;
9
BAB III ISU STRATEGIS
A. INDIKASI PERMASALAHAN
Indikasi permasalahan yang dihadapi oleh Kantor Ketahanan Pangan Kota Semarang lima tahun ke depan, yaitu :
Kapasitas produksi pangan yang semakin terbatas, dengan semakin terbatasnya lahan pertanian.
Keberadaan dan fungsi lumbung pangan masyarakat mulai memudar
Kelembagaan pemasaran hasil-hasil pangan belum mampu berperan baik dalam menstabilkan harga
Bervariasinya kemampuan produksi pangan antar wilayah antar musim
Jumlah penduduk kota Semarang sekitar 1,4 juta jiwa membutuhkan pangan cukup banyak terutama beras
Lambatnya pengembangan usaha penyediaan bahan pangan sumber protein dan sumber zat gizi mikro
Penerapan teknologi pengolahan pangan lokal dan teknologi di masyarakat tidak mampu mengimbangi pangan olahan asal import yang membanjiri pasar
Kurangnya kesadaran masyarakat akan pentingnya pangan bergizi dan diversifikasi pangan
Masih ada pangan yang belum memenuhi standart mutu dan persyaratan keamanan pangan yang dapat membahayakan konsumen
Laju peningkatan kebutuhan beberapa komoditas pangan lebih cepat dari laju peningkatan produksi
Adanya gangguan hama dan penyakit pada tanaman dan ternak
Anomali iklim dan menurunnya kualitas lingkungan
Masih kurangnya kemampuan mengelola cadangan pangan
Tingginya biaya angkutan menyebabkan biaya distribusi pangan menjadi tinggi
10
Kurangnya kesadaran dan penerapan sistem sanitasi dan higienis rumah tangga
Masih dominannya konsumsi sumber energi karbohidrat yang berasal dari beras
B TELAAH VISI DAN MISI KEPALA DAERAH TERPILIH Visi Walikota Semarang tahun 2011-2015 adalah ”Terwujudnya Semarang sebagai Kota Perdagangan dan Jasa yang Berbudaya Menuju Masyarakat Sejahtera”. Untuk mewujudkan visi tersebut, maka langkah-langkah yang akan diambil dituangkan dalam misi-misi Kota Semarang yaitu : 1. Mewujudkan sumberdaya manusia dan masyarakat Kota Semarang yang berkualitas, 2. Mewujudkan pemerintahan kota yang efektif dan efisien, meningkatkan kualitas pelayanan publik, serta menjunjung tinggi supremasi hukum, 3. Mewujudkan kemandirian dan daya saing daerah, 4. Mewujudkan tata ruang wilayah dan infrastruktur yang berkelanjutan, 5. Mewujudkan kehidupan masyarakat yang sejahtera. Penjabaran dari misi-misi tersebut adalah sebagai berikut: 1. Mewujudkan sumberdaya manusia dan masyarakat Kota Semarang yang berkualitas 1) Mengembangkan pemerataan akses dan mutu pendidikan dasar 9 tahun dan rintisan wajar 12 tahun didukung oleh sarana/prasarana yang memadahi dan tenaga pendidikan yang profesional serta peningkatan tata kelola pendidikan yang berskala berstandar nasional, 2) Pengembangan pemerataan jangkauan dan mutu pelayanan kesehatan masyarakat dan pelayanan kesehatan perseorangan/rujukan dengan rintisan penembangan
pelayanan
berskala
rumah
sakit,
pengembangan
profesionalisme dan kompetensi tenaga kesehatan yang didukung dengan pesebaran sarana dan prasarana dan terwujudnya jaminan pemeliharaan kesehatan masyarakat,
11
3) Pengembangan sistem pengendalian laju pertumbuhan dan persebarannya, fasilitasi Keluarga Berencana dan sistem administrasi kependudukan yang terintegrasi, 4) Fasilitasi pengembangan kesempatan kerja/ berusaha, kesejahteraan dan perlindungan tenaga kerja, serta kualitas tenaga kerja yang mampu bersaing di era global, 5) Pengembangan
peran pemuda dan organisasi kepemudaan dalam
mendukung sikap dan perilaku kepeloporan, kemandirian, inovasi, dan kreativititas serta wawasan kebangsaan dan cinta tanah air guna meningkatkan
partisipasi
dalam
pembangunan
serta
Pengembangan
pembudayaan olahraga masyarakat dan fasilitasi olahraga prestasi unggulan yang didukung sarana prasarana olahraga yang memadahi, 6) Pengembangan kepedulian terhadap pengembangan dan perlindungan serta pelestarian seni dan budaya tradisional , bangunan bersejarah serta benda cagar budaya dalam rangka memperkuat identitas dan jati diri masyarakat 2. Mewujudkan pemerintahan kota yang efektif dan efisien, meningkatkan kualitas pelayanan publik, serta menjunjung tinggi supremasi hukum 1) Pengembangan
kualitas penyelenggaraan pemerintahan yang efektif dan
efisien sesuai dengan prinsip-prinsip good governance
yang didukung
penerapan e-government menuju e-city, 2) Pengembangan sistem pengendalian laju pertumbuhan dan persebarannya, fasilitasi Keluarga Berencana dan sistem administrasi kependudukan yang terintegrasi, 3) Pengembangan
pemahaman politik untuk mewujudkan budaya politik
demokratis yang santun dan partisipasi politik yang didukung oleh infra dan supra struktur politik yang sehat, 4) Pengembangan budaya kerja aparatur yang profesional, bersih, beretika, dan berwibawa serta anti korupsi, kolusi dan nepotisme dalam rangka menunjang tata pengelolaan pemerintahan yang baik yang didukung oleh kelembagaan dan ketatalaksanaan serta Sistem Informasi Manajemen kepegawaian yang transparan dan akuntabel serta Pengembangan kerjasama daerah dengan berbagai pihak baik tingkat lokal, nasional maupun internasional,
12
5) Pengembangan
sumber-sumber pendapatan daerah yang potensial dan
kreatif dengan tidak membebani rakyat, 6) Pengembangan
kualitas penyelenggaraan pemerintahan yang efektif dan
efisien sesuai dengan prinsip-prinsip good governance
yang didukung
penerapan e-government menuju e-city, 7) Pengembangan komunikasi timbal balik antara pemerintah dan pemangku kepentingan yang mendorong terwujudnya masyarakat yang responsif terhadap informasi yang didukung oleh keterbukaan informasi publik yang bertanggungjawab, 8) Pengembangan upaya perlindungan masyarakat untuk menjaga dan memelihara keamanan, ketertiban, persatuan, dan kesatuan serta kerukunan masyarakat dalam rangka mewujudkan terjaminnya keamanan dan ketertiban umum dan tegaknya hukum serta terselenggaranya perlindungan dan pengayoman terhadap masyarakat yang didukung oleh sarana prasarana keamanan dan ketertiban yang memadahi. 3. Mewujudkan kemandirian dan daya saing daerah 1) Mengembangkan peran koperasi dan UMKM serta lembaga keuangan daerah dalam pemenuhan kebutuhan pasar, serta pengembangan kewirausahaan dan pengembangan lokal untuk mendorong daya saing, 2) Mengembangkan struktur perekonomian daerah melalui pengembangan investasi, potensi dan produk unggulan daerah yang berdaya sainng serta mengembangkan BUMD dan aset-aset daerah untuk mendorong sektor riil dalam rangka memperluas kesempatan kerja, 3) Mengembangkan Produktivitas Pertanian yang berorientasi pada sistem agribisnis, 4) Mengembangkan Produktivitas bahan pangan untuk menjaga ketersediaan bahan pangan dan meningkatkan ketahanan pangan, 5) Mengembangkan
pemanfaatan
potensi
sumberdaya
kehutanan
dan
konservasi lingkungan, 6) Menangani masalah kerusakan kawasan pertambangan dan rehabilitasi daerah tangkapan air melalui regulasi insentif dan disintensif,
13
7) Mengembangkan kualitas pariwisata melalui pemanfaatan teknologi, kelembagaan, obyek wisata dan sarana prasarana pendukung 8) Mengembangkan Produktivitas kelautan dan perikanan yang berorientasi pada sistem agribisnis, 9) Rintisan pasar-pasar tradisional modern dan perlindungan bagi keberadaan pasar tradisional serta pengembangan perdagangan dalam negeri dan ekspor, 10) Mengembangkan kualitas produk sektor perindustrian melalui pemanfaatan teknologi, kelembagaan dan sarana prasarana pendukung. 4. Mewujudkan tata ruang wilayah dan infrastruktur yang berkelanjutan 1) Meningkatkan penataan lahan bekas galian C, penataan lahan kritis dan kawasan pantai dan pengembangan kegiatan perlindungan dan konservasi, rehabilitasi dan pemulihan cadangan sumberdaya alam dan pengendalian polusi, 2) Peningkatan kualitas dan kuantitas
prasarana dan sarana pengelolaan
sampah serta pengembangan kegiatan penanganan sampah dalam bentuk pemilahan, pengumpulan, pengangkutan, pengolahan dan pemrosesan akhir dan
Pengembangan
(Penambahan
luasan
dan
Optimalisasi)
TPA
JATIBARANG dan Perintisan TPA Regional, 3) Pengembangan Kuantitas dan Kualitas Ruang Terbuka Hijau (RTH), 4) Perwujudan struktur tata ruang yang seimbang antar wilayah melalui : Pembangunan Jalan Lingkar, Pengembangan angkutan umum masal, pembangunan sarana pusat pertumbuhan baru, penanganan kawasan dan bangunan cagar budaya serta peningkatan pemanfaatan ruang dan pengendalian pemanfaatan ruang yang konsisten dengan rencana tata ruang yang ditetapkan, 5) Pengembangan fasilitas transportasi (terminal tipe A, tipe B, tipe C, pemberhentian akhir/stop station); dan Studi pengembangan perparkiran (on street parking dan off street parking,pola pergerakan angkutan dan terminal barang, pengembangan dan pengelolaan lalu lintas (traffic management), 6) Pengembangan sarana dan prasarana transportasi massal yang melayani antar kawasan perkotaan, antar dan inter moda angkutan darat, laut, udara,
14
7) Penyediaan lahan dan pengembangan jalan lingkar tengah (middle ring road), jalan lingkar luar (outer ring road) dan jalan radial; Penyusunan dokumen perencanaan persimpangan tidak sebidang (overpass,underpass dan flyover) , 8) Perencanaan
kelengkapan
jalan
(street
difokuskan
pada
meningkatnya
pembangunan
furniture),
dengan
pengelolaan
sasaran lampu
penerangan jalan primer dan sekunder, 9) Perencanaan dan penyediaan lahan serta pengembangan jalan tol Semarang – Batang, dengan sasaran pembangunan difokuskan pada Terbangunya jalan tol Semarang-Batang, 10) Penyediaan perumahan yang layak huni bagi masyarakat dan masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) melalui penyediaan rumah susun serta fasilitas pendukungnya beserta pemakaman umum, 11) Pengembangan sarana dan prasarana sumber daya air guna mengurangi banjir dan rob (normalisasi sungai, dam/waduk, kolam retensi/polder, tanggul pantai), 12) Pengembangan ketersediaan air baku dan Pembentukan kelembagaan (Badan Air) dan kerjasama antar wilayah, hulu hilir dan antara Pemerintah Pusat, Provinsi dan Kota. 5. Mewujudkan kehidupan masyarakat yang sejahtera 1) Pengembangan pengarusutamaan gender melalui fasilitasi pengembangan kelembagaan, kesetaraan dan keadilan gender dalam berbagai bidang kehidupan serta perlindungan anak, remaja dan perempuan dai segala bentuk diskriminasi dan eksploitasi, 2) Pengembangan
penanganan penyandang masalah kesejahteraan sosial
(PMKS), lansia, anak jalanan dan anak terlantar, anak berkebutuhan khusus, korban napza, penyandang HIV- AIDs, wanita rawan sosial dan penyandang cacat
secara sistematis, berkelanjutan dan bermartabat melalui pelayanan
panti, non panti maupun rumah singgah dilandasi
rasa kesetiakawanan
sosial,
15
3) Pengembangan perlindungan dan pemenuhan hak dasar warga miskin secara adil, merata, partisipatif,koordinatif, sinergis, dan saling percaya guna mempercepat penurunan jumlah warga miskin. Berdasarkan
penjabaran
tersebut,
Kantor
Ketahanan
Pangan
melaksanakan misi ketiga yaitu mewujudkan kemandirian dan daya saing daerah, pada point keempat yaitu Mengembangkan Produktivitas bahan pangan untuk menjaga ketersediaan bahan pangan dan meningkatkan ketahanan pangan.
B. TELAAH RPJMD Berdasarkan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kota Semarang Tahun 2011-2015, Kantor Ketahanan Pangan Kota Semarang melaksanakan misi ke tiga yaitu mewujudkan kemandirian dan daya saing daerah dengan mengembangkan produktivitas bahan pangan untuk menjaga ketersediaan bahan pangan dan meningkatkan kemantapan ketahanan pangan, dengan sasaran pembangunan difokuskan pada peningkatan ketersediaan pangan utama, peningkatan skor pola pangan harapan, peningkatan pengembangan kelurahan mandiri pangan, peningkatan cadangan pangan daerah dan meningkatkan kualitas bahan pangan yang memenuhi standart mutu pangan. Untuk mencapai sasaran tersebut, dilaksanakan program ketahanan pangan dan program peningkatan kesejahteraan masyarakat. C. KAJIAN LINGKUNGAN STRATEGIS Dalam rangka menentukan pilihan tindakan (program dan kegiatan) yang strategis guna mewujudkan visi dan melaksanakan misi Kantor Ketahanan Pangan Kota Semarang, maka harus dilakukan analisis lingkungan strategis untuk menemukan faktor-faktor kunci keberhasilan denganmenggunakan analisa SWOT. Analisis lingkungan strategis ini akan memperhitungkan baik kondisi lingkungan internal maupun kondisi lingkungan eksternal. 1.
LINGKUNGAN INTERNAL Lingkungan internal bersifat saat ini dan cenderung dapat dikontrol dalam batas-batas wilayah kewenangan Kantor Ketahanan Pangan Kota
16
Semarang. Hasil analisis atas lingkungan internal dirumuskan dalam dua kelompok faktor, yaitu kekuatan (strength) dan kelemahan (weakness). Dilihat dari posisi Kota Semarang secara geografis dan topografis seperti yang sudah disebutkan di atas, jenis tanah yang cukup dominan untuk pertanian adalah jenis mediteran coklat tua yang cocok bagi pengembangan tanaman tahunan/keras, tanaman hortikultura dan tanaman palawija yang mampu mendukung ketahanan pangan Kota Semarang. Sarana dan prasarana yang ada untuk mendukung kelancaran pelaksanaan tugas dan fungsi di bidang ketahanan pangan antara lain : beberapa Koperasi Unit Desa, BRI Unit Desa, kios sarana, pasar hewan, Pos Kesehatan Hewan, klinik hewan, Tempat pelelangan Ikan (TPI), dan Rice Mill Unit (RMU) serta ditunjang dengan kelancaran distribusi pangan maupun akses pangan. Disamping itu, aspek sumber daya manusia juga sangat penting peranannya dalam mewujudkan ketahanan pangan di Kota Semarang. Oleh sebab itu, Kantor Ketahanan Pangan Kota Semarang berkoordinasi dengan instansi terkait diantaranya, Dinas Pertanian, Dinas Perikanan dan Kelautan, Dinas Perindustrian dan Perdagangan dalam merencanakan kebijakan Ketahanan Pangan Kota Semarang. Pengembangan ketahanan pangan pada tingkat masyarakat sangat didukung oleh keberadaan kelurahan-kelurahan mandiri pangan, kelompok PKK tingkat kelurahan, kelompok-kelompok pengolahan pangan lokal yang potensial untuk dikembangkan menjadi produk pangan unggulan Kota Semarang serta potensi pangan lokal seperti ubi kayu, suweg, uwi, gembili, garut (lerut), dan ganyong. Berdasarkan hal tersebut, maka dapat dirumuskan faktor-faktor kekuatan dan kelemagan sebagai berikut : KEKUATAN 1. Agroklimat Kota Semarang yang cocok untuk pengembangan komoditas pangan lokal seperti ubi kayu, suweg, uwi, gembili, sukun, pisang dan lain sebagainya;
17
2. Tersedianya sejumlah sarana dan prasarana pendukung kelancaran pelaksanaan tugas dan fungsi di bidang ketahanan pangan antara lain : pasar, warung desa, alur distribusi pangan yang baik; 3. Dimilikinya potensi pengembangan produksi pada subsektor tanaman pangan dan hortikultura, peternakan, maupun perkebunan dan kehutanan; 4. Adanya kelompok-kelompok pengolah pangan lokal dengan dibentuknya asosiasi pengolah pangan lokal ”Semarmesem”. KELEMAHAN 1. Keterbatasan lahan pertanian sehingga bahan pangan pokok sebagian besar disuplai dari kabupaten sekitar; 2. Rendahnya minat masyarakat untuk mengkonsumsi pangan lokal; 3. Harga bahan pangan yang tidak stabil. 2.
LINGKUNGAN EKSTERNAL Lingkungan eksternal bersifat masa depan dan cenderung tidak dapat dikontrol dalam batas-batas wilayah kewenangan Kantor Ketahanan Pangan Kota Semarang.
Hasil analisis atas lingkungan eksternal
dirumuskan dalam dua kelompok faktor, yaitu peluang (opportunity) dan ancaman (threat). Berdasarkan hal tersebut, faktor-faktor peluang dan ancaman sebagai berikut : PELUANG 1. Pengembangan sentra-sentra olahan pangan berbasis sumber daya lokal; 2. Pengembangan kelurahan mandiri pangan; 3. Penumbuhan dan pengembangan warung desa; ANCAMAN 1. Banyaknya pangan yang beredar di masyarakat yang tidak terjamin mutu dan keamanannya; 2. Kondisi ekonomi yang belum stabil dan beresiko tinggi bagi pengembangan usaha.
18
D. PENENTUAN ISSUE STRATEGIS Dari analisa SWOT diperoleh identifikasi atas faktor-faktor lingkungan strategis yang selanjutnya dilakukan interaksi antar faktor untuk merumuskan issue strategis yang dihadapi oleh Kantor Ketahanan Pangan Kota Semarang lima tahun ke depan, yaitu :
Kapasitas produksi pangan yang semakin terbatas
Keberadaan dan fungsi lumbung pangan masyarakat mulai memudar
Kelembagaan pemasaran hasil-hasil pangan belum mampu berperan baik dalam menstabilkan harga
Bervariasinya kemampuan produksi pangan antar wilayah antar musim
Jumlah penduduk kota Semarang sekitar 1,4 juta jiwa membutuhkan pangan cukup banyak terutama beras
Lambatnya pengembangan usaha penyediaan bahan pangan sumber protein dan sumber zat gizi mikro
Penerapan teknologi pengolahan pangan lokal dan teknologi di masyarakat tidak mampu mengimbangi pangan olahan asal import yang membanjiri pasar
Kurangnya kesadaran masyarakat akan pentingnya pangan bergizi dan diversifikasi pangan
Masih ada pangan yang belum memenuhi standart mutu dan persyaratan keamanan pangan yang dapat membahayakan konsumen
Laju peningkatan kebutuhan beberapa komoditas pangan lebih cepat dari laju peningkatan produksi
Adanya gangguan hama dan penyakit pada tanaman dan ternak
Anomali iklim dan menurunnya kualitas lingkungan
Masih kurangnya kemampuan mengelola cadangan pangan
Tingginya biaya angkutan menyebabkan biaya distribusi pangan menjadi tinggi
Kurangnya kesadaran dan penerapan sistem sanitasi dan higienis rumah tangga
Masih dominannya konsumsi sumber energi karbohidrat yang berasal dari beras
19
BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN
A. VISI DAN MISI
VISI Penetapan visi Kantor Ketahanan Pangan Kota Semarang adalah untuk menjembatani kondisi masa kini dengan kondisi masa depan, mengklarifikasi arah dan tujuan organisasi serta menumbuhkembangkan inspirasi dan tantangan pembangunan.
Berdasarkan hal tersebut di atas visi yang diemban dan
diupayakan pencapaiannya oleh segenap aparatur Kantor Ketahanan Pangan beserta stakeholders terkait selama tahun 2011-2015 adalah : “KETERSEDIAAN DAN KONSUMSI PANGAN YANG CUKUP, AMAN. MERATA, BERAGAM DAN TERJANGKAU GUNA MEWUJUDNYA KEMANTAPAN KETAHANAN PANGAN YANG BERBASIS SUMBER DAYA LOKAL MENUJU MASYARAKAT SEJAHTERA” Visi tersebut memiliki makna bahwa selama lima tahun ke depan mengupayakan terpenuhinya pangan dengan kondisi ketersediaan dan konsumsi pangan yang cukup diartikan ketersediaan pangan dalam arti luas, mencakup pangan berasal dari nabati maupun hewani untuk memenuhi karbohidrat, protein, lemak, vitamin dan mineral yang bermanfaat bagi pertumbuhan manusia, terpenuhinya pangan dengan kondisi aman, diartikan bebas dari cemaran biologis, kimia dan benda lain yang dapat mengganggu, merugikan dan membahayakan kesehatan manusia serta aman berdasarkan kaidah agama, terpenuhinya pangan dengan kondisi merata diartikan pangan harus tersedia setiap saat dan merata di seluruh wilayah, tersedianya pangan yang beragam serta terpenuhinya pangan dengan kondisi terjangkau diartikan pangan mudah diperoleh rumah tangga dengan harga yang terjangkau guna mewujudkan kemantapan ketahanan pangan masyarakat yang berbasis sumber daya lokal menuju masyarakat sejahtera. Secara keseluruhan visi tersebut mengandung pengertian bahwa dalam jangka waktu lima tahun ke depan dapat terwujud kemantapan pangan yang didukung oleh ketersediaan pangan yang cukup, aman, merata, beragam dan
20
terjangkau oleh masyarakat dengan menggali dan memanfaatkan potensi pangan lokal secara optimal.
MISI Untuk mewujudkan visi Kantor Ketahanan Pangan Kota Semarang yang akan dilaksanakan oleh segenap aparatur Kantor Ketahanan Pangan beserta stakeholder selama tahun 2011-2015 adalah : 1. Menyelenggarakan pembinaan dan fasilitasi dalam ketersediaan dan distribusi pangan. 2. Menyelengarakan
pembinaan
dan
fasilitasi
dalam
pengembangan
penganekaragaman pangan serta meningkatkan pola konsumsi pangan masyarakat. 3. Menyelenggarakan pembinaan dan fasilitasi dalam peningkatan mutu dan keamanan pangan. 4. Menyelenggarakan pembinaan dan fasilitasi dalam perencanaan, monitoring dan evaluasi ketahanan pangan. 5. Melaksanakan koordinasi dalam pemantauan ketahanan pangan.
21
D. TUJUAN DAN SASARAN
TUJUAN Tujuan Kantor Ketahanan Pangan Kota Semarang yang akan diupayakan pencapaiannya oleh segenap aparatur Kantor Ketahanan Pangan
adalah
Mengembangkan produktivitas bahan pangan untuk menjaga ketersediaan bahan pangan dan meningkatkan ketahanan pangan menuju terwujudnya kemandirian pangan.
SASARAN Sasaran pembangunan bidang ketahanan pangan selama tahun 2011-2015 adalah : 1. Terjaganya kondisi ketahanan pangan daerah, dengan meningkatnya ketersediaan pangan utama 10 %; 2. Meningkatnya cadangan pangan daerah berupa lumbung pangan di 20 kelurahan; 3. Meningkatnya kualitas bahan pangan yang memenuhi standar mutu pangan 5 %, yang diukur dari meningkatnya jumlah pengolah pangan yang mempunyai P-IRT; 4. Pengembangan kelurahan mandiri pangan : 10 kelurahan; 5. Meningkatnya skor pola pangan harapan (PPH) : 95 pada tahun 2015; 6. Meningkatnya akses pangan pada KK miskin : 1500 KK.
E. STRATEGI Strategi pembangunan ketahanan pangan yang akan dilaksanakan oleh Kantor Ketahanan Pangan Kota Semarang selama tahun 2011-2015 adalah : 1. Pengembangan kebijakan ketahanan pangan; 2. Penumbuhan dan pengembangan cadangan pangan masyarakat; 3. Pengembangan kebijakan mutu dan keamanan pangan; 4. Penyusunan kebijakan kemandirian pangan; 5. Percepatan penganekaragaman konsumsi pangan berbasis sumberdaya lokal; 6. Peningkatan akses pangan masyarakat miskin.
22
D. KEBIJAKAN Kebijakan pembangunan ketahanan pangan diarahkan pada : 1. Pengembangan kebijakan perberasan dan sistem distribusi serta stabilisasi harga pangan; 2. Penumbuhan lumbung pangan di masyarakat; 3. Pengembangan teknologi, bioteknologi budidaya dabn pasca panen; 4. Pengembangan potensi kelurahan mandiri pangan; 5. Peningkatan konsumsi bahan pangan yang beragam, bergizi seimbang dan aman (B2SA) berbasis sumber daya lokal; 6. Fasilitasi dan proteksi kepada masyarakat miskin untuk pemenuhan kebutuhan dasar minimum.
23
BAB V PROGRAM DAN KEGIATAN A. PROGRAM DAN KEGIATAN UNTUK PENCAPAIAN SASARAN 1. Program Ketahanan Pangan, dengan kegiatan : a. Pembinaan Pengembangan Penganekaragaman Produk Lokal b. Pengembangan Cadangan pangan c. Pengawasan Ketersediaan Pangan pada Hari Besar Keagamaan dan Pasca Bencana d. Pengembangan Distribusi dan Peningkatan Akses Pangan e. Pengembangan Konsumsi dan Penganekaragaman Pangan f. Pembinaan dan Fasilitasi Penanganan Mutu dan Keamanan Pangan g. Penyusunan Data Base Potensi Produk Pangan
2. Program Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat, dengan kegiatan : a. Penumbuhan Desa Mandiri Pangan b. Pengembangan Pemasaran Produk Pangan c. Pemantauan Rawan Pangan d. Intervensi Pengenalan Konsumsi Pangan B. PROGRAM DAN KEGIATAN PENUNJANG Untuk menunjang pelaksanaan tugas dan fungsi pokok Kantor Ketahanan Pangan maka program dan kegiatan yang akan dilaksanakan adalah: 1. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran, dengan kegiatan : a. Penyediaan jasa surat menyurat b. Penyediaan jasa komunikasi, sumber daya air dan listrik c. Penyediaan jasa administrasi keuangan d. Penyediaan jasa perbaikan peralatan kerja e. Penyediaan alat tulis kantor f. Penyediaan barang cetakan dan penggandaan g. Penyediaan komponen instalasi listrik/penerangan h. Penyediaan peralatan dan perlengkapan kantor i. Penyediaan peralatan rumah tangga j. Penyediaan bahan bacaan peraturan perundang-undangan k. Penyediaan makanan dan minuman l. Rapat-rapat koordinasi ke luar daerah
24
2. Program Sarana Prasarana Aparatur, dengan kegiatan : a. Pengadaan Mebeleur b. Pemeliharaan rutin/berkala gedung kantor c. Pemeliharaan rutin/berkala mobil jabatan d. Pemeliharaan rutin/berkala kendaraan operasional e. Pemeliharaan rutin/berkala perlengkapan gedung f. Pemeliharaan rutin/berkala meubelair 3. Program Peningkatan Pengembangan Laporan Capaian Kinerja, dengan kegiatan : a. Penyusunan laporan capaian kinerja & ikhtisar realisasi kinerja SKPD b. Penyusunan laporan keuangan semesteran c. Penyusunan pelaporan prognosis realisasi anggaran d. Penyusunan pelaporan keuangan akhir tahun
25
Dalam penyelenggaraan urusan ketahanan pangan aspek keuangan merupakan salah satu faktor yang sangat strategis, karena keuangan merupakan sarana utama untuk melaksanakan fungsi-fungsi yang ada dalam pencapaian visi dan misi Kantor Ketahanan Pangan Kota Semarang. Selama lima tahun yang akan datang (2011-2015) diperkirakan alokasi anggaran yang bersumber dari APBD Kota Semarang untuk Program / Kegiatan Kantor Ketahanan Pangan Kota Semarang sebagaimana tabel berikut.
Tabel 3. Proyeksi Anggaran Program dan Kegiatan Kantor Ketahanan Pangan Kota Semarang Tahun 2011 – 2015 Yang Bersumber pada APBD Kota Semarang. No.
TAHUN ANGGARAN
JUMLAH ANGGARAN
1.
2011
Rp 1.365.775.441,-
2.
2012
Rp 1.288.729.413,-
3.
2013
Rp 1.302.757.138,-
4.
2014
Rp 1.415.182.141,-
5.
2015
Rp 1.490.040.491,-
26
BAB VI INDIKATOR KINERJA SKPD
Keberhasilan program / Kegiatan akan dicapai apabila tepat sasaran, serta melalui perencanaan yang baik. Oleh sebab itu target yang ingin dicapai harus jelas dengan indikator yang terukur. Indikator kinerja program / kegiatan Ketahanan Pangan selama kurun waktu 2011 – 2015 disajikan pada Tabel 4.
Tabel 4. Indikator Kinerja Program / Kegiatan Kantor Ketahanan Pangan 20112015 No
Indikator
Kondisi Kinerja pada awal periode RPJMD Tahun 0
Tahun 1
Tahun 2
Tahun 3
Tahun 4
Tahun 5
1
2
3
4
5
6
7
8
1
Ketersediaan pangan utama 10 %
111.021,01
113.241,40
115.506,30
117.816,40
120.172,70
122.576,20
2
Lumbung pangan masyarakat di 20 kelurahan
2 kelurahan
6 Kelurahan
10 kelurahan
14 kelurahan
18 kelurahan
22 kelurahan
3
Produk pangan/olahan pangan yang memenuhi standart mutu 5 %
177 PIRT
1%
1%
1%
1%
1%
4
Kelurahan mandiri pangan : 10 kelurahan
4 kelurahan
6 Kelurahan
8 kelurahan
10 kelurahan
12 kelurahan
14 kelurahan
5
Skor pola pangan harapan dari 79,5 menjadi 95
79,5
83
86
89
92
95
6
Kelancaran akses pangan masyarakat miskin 1500 KK
600KK
900KK
1200KK
1500KK
1800KK
2100KK
Target Capaian Tahun
27
BAB VII PENUTUP Rencana Strategis Kantor Ketahanan Pangan Kota Semarang tahun 2011 – 2015 ini dapat dijadikan dokumen yang memberikan arah dan pedoman dalam pembangunan ketahanan pangan, bagi segenap aparatur Kantor Ketahanan Pangan Kota Semarang pada khususnya dalam pelaksanaan tugas-tugas pemerintahan umum dan tugas pembangunan ketahanan pangan serta secara umum diharapkan dapat digunakan untuk menggerakkan partisipasi segenap stakeholders dalam kegiatan pembangunan ketahanan pangan di Kota Semarang. Keberhasilan pelaksanaan pembangunan ketahanan pangan, disamping sangat tergantung dari peran masyarakat dan dunia usaha (stakeholders), beserta apparatur Kantor Ketahanan Kota Semarang, diperlukan pula sikap mental, tekad dan semangat, ketaatan, kejujuran dan disiplin dari segenap penyelenggaran pembangunan. profesionalisme
Faktor-faktor dalam
ini
dapat
pengelolaan
dicerminkan
pembangunan
pada
yang
kualitas
mencakup
dan aspek
perencanaan, pelaksanaan, pengendalian dan pengawasan, serta koordinasi yang makin mantap, yang didukung oleh kegiatan penelitian dan pengembangan yang handal, sehingga hasilnyapun dapat menjadi optimal. Dengan demikian, pelaksanaan pembangunan ketahanan pangan diharapkan dapat lebih optimal dan mampu meningkatkan kegiatan dan pertumbuhan ekonomi yang hasil – hasilnya lebih dapat dirasakan oleh seluruh lapisan masyarakat.
Semarang, Oktober 2010 KEPALA KANTOR KETAHANAN PANGAN KOTA SEMARANG
Ir. WP. RUSDIANA, MP Pembina Tk I NIP. 19641221 199001 2 001
28
29
30