BAB I PENDAHULUAN A.
Latar Belakang Kalimantan Selatan sebagai salah satu wilayah Indonesia yang memiliki letak geografis di daerah ekuator memiliki pola cuaca yang sangat dipengaruhi oleh aktifitas monsoon, sebagai akibat dari peredaran semu matahari yang bergerak secara musiman dengan arah utara-selatan melintasi garis khatulistiwa. Pengaruh terbesar dari aktifitas monsoon terhadap pola iklim Kalimantan Selatan khususnya Kabupaten Banjar / kota Banjarbaru adalah daerah ini memiliki dua musim yang selalu berulang secara periodik dalam satu tahun yaitu musim hujan dan musim kemarau. Dari pola distribusi curah hujan bulanan, terlihat bahwa periode musim hujan terjadi antara Bulan Oktober sampai dengan Bulan April. Sedangkan periode musim kemarau berlangsung selama Bulan Mei sampai dengan Bulan September dengan puncak minimum terjadi antara Bulan Agustus dan September. Sejak beberapa tahun terakhir selama siklus ke dua musim tersebut berlangsung selalu diikuti oleh berbagai macam dampak yang dianggap kurang bersahabat dengan aktifitas kehidupan manusia, seperti kekeringan, kebakaran hutan/ lahansampai dengan banjir dan sebagainya yang selalu diikuti oleh kerugian-kerugian materi. Walaupun
aktifitas
manusia
dalam
memenuhi
tuntutan
hidupnya
dengan
mengeksplorasi sumber daya alam yang ada turut berperan dalam mempercepat proses perubahan iklim itu sendiri.
Sebagai salah satu dampak dari terjadinya
pemanasan global sebagai akibat dari mulai berkurangnya lapisan ozon ( O3) dan dampak rumah kaca atau green house effect, menyebabkan mulai berubahnya kondisi iklim global termasuk juga wilayah Kalimantan Selatan yang terpantau dari peramatan suhu udara di Stasiun Klimatologi Banjarrbaru sejak beberapa tahun terakhir. B.
Tujuan Tentang isu yang semakin berkembang mengenai pemanasan global, analisis data suhu udara maksimum dan minimum bertujuan untuk mengetahui sampai sejauh mana iklim di kalimantan Selatan khususnya wilayah Banjarbaru dan sekitarnya turut terpengaruh perubahan tersebut. Seberapa besar terjadinya perubahan anomali dari
1
suhu udara maksimum dan minimum serta pengaruhnya terhadap perubahan amplitudo suhu harian di Banjarbaru. C.
Ruang Lingkup Analisa data suhu udara maksimum dan minimum absolut menggunakan data hasil peramatan di Stasiun Klimatologi Banjarbaru dalam periode tahun 1977 sampai dengan Bulan Juni 2006. analisa kecenderungan perubahan dari setiap variabel data menggunakan analisa grafik sedangkan untuk mengetahui seberapa besar hubungan dari masing-masing variabel tersebut terhadap amplitudo suhu harian digunakan persamaan korelasi.
2
BAB II LANDASAN TEORITIS A.
Pengaruh Radiasi Matahari Terhadap Permukaan Bumi Panjang gelombang semakin pendek bila suhu permukaan benda yang memancarkan radiasi semakin tinggi.
Matahari dengan suhu permukaannya sebesar 6.000 K,
radiasinya mempunyai kisaran panjang gelombang antara 0.3-0.4
m.
Sebagai
perbandingan, permukaan bumi yang bersuhu 300 K (atau 27 C) memancarkan radiasi dengan kisaran panjang gelombang 4.0-80.0
m dengan pancaran energi
terkuat pada panjang gelombang 10 m. Karena panjang gelombang radiasi matahari relatif lebih pendek bila dibandingkan dengan benda-benda alam lainnya, maka radiasi matahari disebut dengan radiasi gelombang pendek, sebaliknya radiasi bumi dan benda lainnya disebut radiasi gelombang panjang. Akibat yang ditimbulkan dengan adanya radiasi matahari yang mencapai permukaan bumi, sebagian besar tergantung dari bentuk dan macam permukaanbumi yang menerima radiasi tersebut, tentu saja selain itu juga tinggi rendahnya suhu suatu tempat di permukaan bumi dalam posisinya terhadap matahari tergantung kepada : 1.
Intensitas penyinaran radiasi matahari yang diterima oleh permukaan bumi, yang dipengaruhi oleh besar-kecilnya sudut datang sinar matahari terhadap permukaan bumi tersebut, dan
2.
Lamanya penyinaran matahari berlangsung, yaitu dipengaruhi oleh panjang siang dan malam yang ditentukan oleh garis lintang tempat tersebut di permukaan bumi
Tidak seluruhnya radiasi matahari dapat sampai dan diserap oleh permukaan bumi, kurang lebih hanya 43%. Karena pada waktu memasuki atmosfer bumi radiasi matahari tersebut terhalang dengan adanya proses penyerapan (absorption), pemantulan (Reflection), dan pemancaran (Scattering). Radiasi ultra violet hampir seluruhnya diserap oleh lapisan Ozone pada bagian atas stratosfer dan hanya satusatunya gas yang dapat menyerap radiasi terlihat atau cahaya tampak adalah uap air. Pada saat kondisi cuaca berawan, sebagian besar radiasi matahari ini dipantulkan kembali oleh puncak-puncak awan dan partikel-partikel lainnya yang terdapat di dalam atmosfer, dan hanya sebagian yang berhasil mencapai permukaan bumi, baik
3
secara langsung (direct radiotian) maupun tidak langsung (sky radiation). Jumlah kedua radiasi matahari tersebut (direct radiotian + sky radiation) disebut radiasi global (global radiation). Akibat yang ditimbulkan dengan adanya radiasi matahari yang mencapai permukaan bumi, maka sebagian dari radiasi tersebut akan dipantulkan kembali ke angkasa dan sebagian lainnya akan diserap karena hal tersebut tergantung pada bentuk dan macam permukaan bumi yang menerima radiasi matahari. Dan perbandingan antara jumlah radiasi yang dipantulkan dengan jumlah radiasi yang diserap disebut Albedo. Penyebab terjadinya kenaikkan suhu permukaan bumi yang telah menyerap radiasi matahari tersebut tergantung kepada : 1.
Jarak atau kedalaman kemana panas harus menembus.
2.
Panas jenis dari zat permukaan yang ada.
3.
Albedo dari zat permukaan yang ada, dan
4.
Ada atau tidaknya penggunaan panas untuk keperluan lain, selain untuk menaikkan suhu benda.
Misalnya perbedaan kenaikkan panas permukaan daratan dengan permukaan laut, setelah sama-sama mendapatkan radiasi matahari, maka daratan akan lebih cepat menjadi panas dari pada lautan karena disebabkan oleh : Pada Permukaan Laut
Albedo-nya lebih besar, sehingga lebih sedikit radiasi matahari yang diserap. Radiasi matahari menyerap lebih dalam/tebal, karena air lebih transparan. Panas jenis air lebih besar, sehingga untuk menaikkan panas 1 C setiap gram air memerlukan panas yang lebih banyak. Energi panas yang diserap sebagian dirubah dalam bentuk panas laten pada proses penguapan.
Pada Permukaan Daratan
Albedo-nya lebih kecil, sehinga banyak radiasi yang diserap. Radiasi yang terserap jaraknya lebih pendek, karena permukaan darata tidak transparan. Panas jenis daratan lebih kecil, sehingga untuk menaikkan panas 1 C setiap gram daratan hanya memerlukan panas yang lebih sedikit. Energi panas yang diserap semua digunakan untuk menaikkan suhu.
4
B.
Suhu Udara Permukaan Suhu udara permukaan merupakan suhu udara pada ketinggian 1,25 sampai dengan 2,0 meter di atas permukaan bumi. Selama sehari semalam (12 jam) maupun 1 tahun (12 bulan) suhu udara permukaan selalu mengalami variasi suhu udara atau mengalami perubahan atau perbedaan selama periode waktu tertentu. Fluktuasi suhu udara harian disebut dengan variasi suhu harian, demikian pula dengan variasi suhu mingguan, bulanan, atau tahunan. Pada periode waktu harian, suhu udara tertinggi atau maksimum biasa terjadi setelah beberapa saat setelah matahari melewati titik kulminasinya sedangkan suhu udara terendah atau minimum biasa terjadi setelah beberapa saat setelah matahari terbit. Nilai perbedaan antara suhu udara maksimum dan suhu udara minimum selama satu hari (24 jam) disebut dengan amplitudo suhu harian.
5
BAB III ANALISA DATA A.
Data Historis Dari data historis suhu udara maksimum dan minimum periode tahun 1977 sampai dengan Bulan Juni 2006 yang ada, maka masing-masing ditampilkan dalam bentuk grafik anomali atau simpangan terhadap rata-ratanya selama kurun waktu tersebut, sebagai berikut : Grafik 1. Grafik Anomali Suhu Udara Maksimum dan Minimum Bulanan Grafik Anomali Suhu Bulan April
Grafik Anomali Suhu Bulan Januari 3,5
3,5
2,5
2,5
1,5
1,5 -0,5
-1,5
-1,5
-2,5
-2,5
-3,5
-3,5
T max
77 78 79 80 81 82 83 84 85 86 87 88 89 90 91 92 93 94 95 96 97 98 99 00 01 02 03 04 05 06
0,5
-0,5
77 78 79 80 81 82 83 84 85 86 87 88 89 90 91 92 93 94 95 96 97 98 99 00 01 02 03 04 05 06
0,5
T max
T min
Grafik Anomali Suhu Bulan Februari
T min
Grafik Anomali Suhu Bulan Mei
3,5
3,5
2,5
2,5
1,5
1,5
0,5
0,5
-0,5
-0,5
-1,5
-1,5
-2,5
-2,5
77 78 79 80 81 82 83 84 85 86 87 88 89 90 91 92 93 94 95 96 97 98 99 00 01 02 03 04 05 06
T max
77 78 79 80 81 82 83 84 85 86 87 88 89 90 91 92 93 94 95 96 97 98 99 00 01 02 03 04 05 06
-3,5
-3,5
T min
T max
Grafik Anomali Suhu Bulan Maret
Grafik Anomali Suhu Bulan Juni
3,5
3,5
2,5
2,5
1,5
1,5 -0,5
-1,5
-1,5
-2,5
-2,5
-3,5
-3,5
T min
77 78 79 80 81 82 83 84 85 86 87 88 89 90 91 92 93 94 95 96 97 98 99 00 01 02 03 04 05 06
0,5
-0,5
77 78 79 80 81 82 83 84 85 86 87 88 89 90 91 92 93 94 95 96 97 98 99 00 01 02 03 04 05 06
0,5
T max
T min
T max
T min
6
Grafik Anomali Suhu Bulan Juli
Grafik Anomali Suhu Bulan Oktober
3,5
3,5
2,5
2,5
1,5
1,5
-0,5
-1,5
-1,5
-2,5
-2,5
-3,5
-3,5
T max
77 78 79 80 81 82 83 84 85 86 87 88 89 90 91 92 93 94 95 96 97 98 99 00 01 02 03 04 05 06
0,5
-0,5
77 78 79 80 81 82 83 84 85 86 87 88 89 90 91 92 93 94 95 96 97 98 99 00 01 02 03 04 05 06
0,5
T min
T max
Grafik Anomali Suhu Bulan Agustus
Grafik Anomali Suhu Bulan Nopember
3,5
3,5
2,5
2,5
1,5
1,5
-0,5
-1,5
-1,5
-2,5
-2,5
-3,5
-3,5 77 78 79 80 81 82 83 84 85 86 87 88 89 90 91 92 93 94 95 96 97 98 99 00 01 02 03 04 05 06
0,5
-0,5
77 78 79 80 81 82 83 84 85 86 87 88 89 90 91 92 93 94 95 96 97 98 99 00 01 02 03 04 05 06
0,5
T max
T max
T min
T min
Grafik Anomali Suhu Bulan Desember
Grafik Anomali Suhu Bulan September 3,5
3,5
2,5
2,5
1,5
1,5
0,5
0,5
-0,5
-0,5
-1,5
T min
-1,5
-2,5
-2,5 -3,5 77 78 79 80 81 82 83 84 85 86 87 88 89 90 91 92 93 94 95 96 97 98 99 00 01 02 03 04 05 06
77 78 79 80 81 82 83 84 85 86 87 88 89 90 91 92 93 94 95 96 97 98 99 00 01 02 03 04 05 06
-3,5
T max
B.
T min
T max
T min
Data Rata-Rata Bergerak Dari grafik di atas tampak bahwa baik anomali suhu udara maksimum maupun minimum sama-sama menunjukan pola positif atau kenaikan suhu udara terhadap rata-ratanya menjelang 5 sampai dengan 10 tahun terakhir. Oleh karena itu untuk dapat lebih jelas melihat perubahan itu maka disajikan juga analisa grafik anomali suhu udara maksimum dan minimum bulanan untuk dalam bentuk rata-rata bergerak periode 5 dan 10 tahunan seperti di bawah ini :
7
Grafik 2. Grafik Anomali Suhu Udara Bulanan MV 5 tahunan Anomali Rata-Rata Bergerak 5 Tahunan Suihu Udara Bulan Januari
Anomali Rata-Rata Bergerak 5 Tahunan Suhu Udara Bulan Mei
1,0
1,0
0,8
0,8
0,5
0,5
0,3
0,3
0,0
0,0
-0,3
-0,3
-0,5
-0,5
-0,8
-0,8
-1,0
-1,0 77- 78- 79- 80- 81- 82- 83- 84- 85- 86- 87- 88- 89- 90- 91- 92- 93- 94- 95- 96- 97- 98- 99- 00- 01- 0281 82 83 84 85 86 87 88 89 90 91 92 93 94 95 96 97 98 99 00 01 02 03 04 05 06
T max
77- 78- 79- 80- 81- 82- 83- 84- 85- 86- 87- 88- 89- 90- 91- 92- 93- 94- 95- 96- 97- 98- 99- 00- 01- 0281 82 83 84 85 86 87 88 89 90 91 92 93 94 95 96 97 98 99 00 01 02 03 04 05 06
T min
T max
Anomali Rata-Rata Bergerak 5 Tahunan Suhu Udara Bulan Februari
Anomali Rata-Rata Bergerak 5 Tahunan Suhu Udara Bulan Juni
1,0
1,0
0,8
0,8
0,5
0,5
0,3
0,3
0,0
0,0
-0,3
-0,3
-0,5
-0,5
-0,8
-0,8
-1,0
T min
-1,0 77- 78- 79- 80- 81- 82- 83- 84- 85- 86- 87- 88- 89- 90- 91- 92- 93- 94- 95- 96- 97- 98- 99- 00- 01- 0281 82 83 84 85 86 87 88 89 90 91 92 93 94 95 96 97 98 99 00 01 02 03 04 05 06
T max
77- 78- 79- 80- 81- 82- 83- 84- 85- 86- 87- 88- 89- 90- 91- 92- 93- 94- 95- 96- 97- 98- 99- 00- 01- 0281 82 83 84 85 86 87 88 89 90 91 92 93 94 95 96 97 98 99 00 01 02 03 04 05 06
T min
T max
Anomali Rata-Rata Bergerak 5 Tahunan Suhu Udara Bulan Maret
Anomali Rata-Rata Bergerak 5 Tahunan Suhu Udara Bulan Juli
1,0
1,0
0,8
0,8
0,5
0,5
0,3
0,3
0,0
0,0
-0,3
-0,3
-0,5
-0,5
-0,8
-0,8
-1,0
T min
-1,0 77- 78- 79- 80- 81- 82- 83- 84- 85- 86- 87- 88- 89- 90- 91- 92- 93- 94- 95- 96- 97- 98- 99- 00- 01- 0281 82 83 84 85 86 87 88 89 90 91 92 93 94 95 96 97 98 99 00 01 02 03 04 05 06
T max
77- 78- 79- 80- 81- 82- 83- 84- 85- 86- 87- 88- 89- 90- 91- 92- 93- 94- 95- 96- 97- 98- 99- 00- 01- 0281 82 83 84 85 86 87 88 89 90 91 92 93 94 95 96 97 98 99 00 01 02 03 04 05 06
T min
T max
Anomali Rata-Rata Bergerak 5 Tahunan Suhu Udara Bulan April
Anomali Rata-Rata Bergerak 5 Tahunan Suhu Udara Bulan Agustus
1,0
1,0
0,8
0,8
0,5
0,5
0,3
0,3
0,0
0,0
-0,3
-0,3
-0,5
-0,5
-0,8
-0,8
-1,0
T min
-1,0 77- 78- 79- 80- 81- 82- 83- 84- 85- 86- 87- 88- 89- 90- 91- 92- 93- 94- 95- 96- 97- 98- 99- 00- 01- 0281 82 83 84 85 86 87 88 89 90 91 92 93 94 95 96 97 98 99 00 01 02 03 04 05 06
T max
T min
77- 78- 79- 80- 81- 82- 83- 84- 85- 86- 87- 88- 89- 90- 91- 92- 93- 94- 95- 96- 97- 98- 99- 00- 01- 0281 82 83 84 85 86 87 88 89 90 91 92 93 94 95 96 97 98 99 00 01 02 03 04 05 06
T max
T min
8
Anomali Rata-Rata Bergerak 5 Tahunan Suhu Udara Bulan September
Anomali Rata-Rata Bergerak 5 Tahunan Suhu Udara Bulan Nopember
1,0
1,0
0,8
0,8
0,5
0,5
0,3
0,3
0,0
0,0
-0,3
-0,3
-0,5
-0,5
-0,8
-0,8
-1,0
-1,0 77- 78- 79- 80- 81- 82- 83- 84- 85- 86- 87- 88- 89- 90- 91- 92- 93- 94- 95- 96- 97- 98- 99- 00- 01- 0281 82 83 84 85 86 87 88 89 90 91 92 93 94 95 96 97 98 99 00 01 02 03 04 05 06
T max
77- 78- 79- 80- 81- 82- 83- 84- 85- 86- 87- 88- 89- 90- 91- 92- 93- 94- 95- 96- 97- 98- 99- 00- 01- 0281 82 83 84 85 86 87 88 89 90 91 92 93 94 95 96 97 98 99 00 01 02 03 04 05 06
T min
T max
Anomali Rata-Rata Bergerak 5 Tahunan Suhu Udara Bulan Oktober
T min
Anomali Rata-Rata Bergerak 5 Tahunan Suhu Udara Bulan Desember
1,0
1,0
0,8
0,8
0,5
0,5
0,3
0,3
0,0
0,0
-0,3
-0,3
-0,5
-0,5
-0,8
-0,8
-1,0
-1,0 77- 78- 79- 80- 81- 82- 83- 84- 85- 86- 87- 88- 89- 90- 91- 92- 93- 94- 95- 96- 97- 98- 99- 00- 01- 0281 82 83 84 85 86 87 88 89 90 91 92 93 94 95 96 97 98 99 00 01 02 03 04 05 06
T max
77- 78- 79- 80- 81- 82- 83- 84- 85- 86- 87- 88- 89- 90- 91- 92- 93- 94- 95- 96- 97- 98- 99- 00- 01- 0281 82 83 84 85 86 87 88 89 90 91 92 93 94 95 96 97 98 99 00 01 02 03 04 05 06
T min
T max
T min
Selanjutnya grafik anomali suhu udara maksimum dan minimum bulanan untuk dalam bentuk rata-rata bergerak 10 tahunan seperti di bawah ini : Grafik 3. Grafik Anomali Suhu Udara Bulanan MV 10 tahunan Anomali Rata-Rata Bergerak 10 Tahunan Suihu Udara Bulan Januari
Anomali Rata-Rata Bergerak 10 Tahunan Suhu Udara Bulan Maret
1,0
1,0
0,8
0,8
0,5
0,5
0,3
0,3
0,0
0,0
-0,3
-0,3
-0,5
-0,5
-0,8
-0,8
-1,0
-1,0 7786
7887
7988
8089
8190
8291
8392
8493
8594
8695
8796
T max
8897
8998
9099
9100
9201
9302
9403
9504
9605
9706
7786
7887
7988
8089
8190
8291
8392
8493
8594
T min
8695
8796
T max
Anomali Rata-Rata Bergerak 10 Tahunan Suhu Udara Bulan Februari
8897
8998
9099
9100
9201
9302
9403
9504
9605
9706
9403
9504
9605
9706
T min
Anomali Rata-Rata Bergerak 10 Tahunan Suhu Udara Bulan April
1,0
1,0
0,8
0,8
0,5
0,5
0,3
0,3
0,0
0,0
-0,3
-0,3
-0,5
-0,5
-0,8
-0,8
-1,0
-1,0 7786
7887
7988
8089
8190
8291
8392
8493
8594
8695
8796
T max
8897
8998
T min
9099
9100
9201
9302
9403
9504
9605
9706
7786
7887
7988
8089
8190
8291
8392
8493
8594
8695
8796
T max
8897
8998
9099
9100
9201
9302
T min
9
Anomali Rata-Rata Bergerak 10 Tahunan Suhu Udara Bulan Mei
Anomali Rata-Rata Bergerak 10 Tahunan Suhu Udara Bulan September
1,0
1,0
0,8
0,8
0,5
0,5
0,3
0,3
0,0
0,0
-0,3
-0,3
-0,5
-0,5
-0,8
-0,8
-1,0
-1,0 7786
7887
7988
8089
8190
8291
8392
8493
8594
8695
8796
T max
8897
8998
9099
9100
9201
9302
9403
9504
9605
9706
7786
7887
7988
8089
8190
8291
8392
8493
8594
T min
8695
8796
T max
Anomali Rata-Rata Bergerak 10 Tahunan Suhu Udara Bulan Juni
8897
8998
9099
9100
9201
9302
9403
9504
9605
9706
9403
9504
9605
9706
9504
9605
9706
9504
9605
9706
T min
Anomali Rata-Rata Bergerak 10 Tahunan Suhu Udara Bulan Oktober
1,0
1,0
0,8
0,8
0,5
0,5
0,3
0,3
0,0
0,0
-0,3
-0,3
-0,5
-0,5
-0,8
-0,8
-1,0
-1,0 7786
7887
7988
8089
8190
8291
8392
8493
8594
8695
8796
8897
T max
8998
9099
9100
9201
9302
9403
9504
9605
9706
7786
7887
7988
8089
8190
8291
8392
8493
8594
T min
8695
8796
8897
T max
Anomali Rata-Rata Bergerak 10 Tahunan Suhu Udara Bulan Juli
8998
9099
9100
9201
9302
T min
Anomali Rata-Rata Bergerak 10 Tahunan Suhu Udara Bulan Nopember
1,0
1,0
0,8
0,8
0,5
0,5
0,3
0,3
0,0
0,0
-0,3
-0,3
-0,5
-0,5
-0,8
-0,8
-1,0
-1,0 7786
7887
7988
8089
8190
8291
8392
8493
8594
8695
8796
T max
8897
8998
9099
9100
9201
9302
9403
9504
9605
9706
7786
7887
7988
8089
8190
8291
8392
8493
8594
T min
8695
8796
T max
Anomali Rata-Rata Bergerak 10 Tahunan Suhu Udara Bulan Agustus
8897
8998
9099
9100
9201
9302
9403
T min
Anomali Rata-Rata Bergerak 10 Tahunan Suhu Udara Bulan Desember
1,0
1,0
0,8
0,8
0,5
0,5
0,3
0,3
0,0
0,0
-0,3
-0,3
-0,5
-0,5
-0,8
-0,8
-1,0
-1,0 7786
7887
7988
8089
8190
8291
8392
8493
8594
8695
8796
T max
8897
8998
T min
9099
9100
9201
9302
9403
9504
9605
9706
7786
7887
7988
8089
8190
8291
8392
8493
8594
8695
8796
T max
8897
8998
9099
9100
9201
9302
9403
T min
10
C.
Amplitudo Suhu harian Dari masing-masing analisa grafik suhu udara maksimum dan minimum di atas, maka selanjutnya dapat dilihat pola perbandingan kedua variabel tersebut dalam analisa amplitudio suhu harian dalam bentuk rata-rata bergerak periode 5 dan 10 tahunan seperti di bawah ini : Grafik 4. Grafik Anomali Amplitudo Suhu Udara Bulanan MV 5-10 tahunan Anomali Rata-Rata Bergerak Amplitudo Suhu Harian Bulan Januari
Anomali Rata-Rata Bergerak Amplitudo Suhu Harian Bulan April
1,5
1,5
1,0
1,0
0,5
0,5
0,0
0,0
-0,5
-0,5
-1,0
-1,0
-1,5
-1,5 5
6
7
8
9
10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
5 Tahunan
5
6
7
8
9
Anomali Rata-Rata Bergerak Amplitudo Suhu Harian Bulan Februari
10 Tahunan
Anomali Rata-Rata Bergerak Amplitudo Suhu Harian Bulan Mei
1,5
1,5
1,0
1,0
0,5
0,5
0,0
0,0
-0,5
-0,5
-1,0
-1,0
-1,5
10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 5 Tahunan
10 Tahunan
-1,5
5
6
7
8
9
10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
5 Tahunan
5
6
7
8
9
10 Tahunan
5 Tahunan
Anomali Rata-Rata Bergerak Amplitudo Suhu Harian Bulan Maret
10 Tahunan
Anomali Rata-Rata Bergerak Amplitudo Suhu Harian Bulan Juni
1,5
1,5
1,0
1,0
0,5
0,5
0,0
0,0
-0,5
-0,5
-1,0
-1,0
-1,5
10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
-1,5 5
6
7
8
9
10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 5 Tahunan
10 Tahunan
5
6
7
8
9
10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
5 Tahunan
10 Tahunan
11
Anomali Rata-Rata Bergerak Amplitudo Suhu Harian Bulan Juli
Anomali Rata-Rata Bergerak Amplitudo Suhu Harian BulanOktober
1,5
1,5
1,0
1,0
0,5
0,5
0,0
0,0
-0,5
-0,5
-1,0
-1,0
-1,5
-1,5 5
6
7
8
9
10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 5 Tahunan
5
6
8
9
10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 5 Tahunan
Anomali Rata-Rata Bergerak Amplitudo Suhu Harian Bulan Agustus 1,5
1,0
1,0
0,5
0,5
0,0
0,0
-0,5
-0,5
-1,0
-1,0
-1,5
10 Tahunan
Anomali Rata-Rata Bergerak Amplitudo Suhu Harian Bulan Nopember
1,5
-1,5 5
6
7
8
9
10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 5 Tahunan
5
6
7
8
9
10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
10 Tahunan
5 Tahunan
Anomali Rata-Rata Bergerak Amplitudo Suhu Harian Bulan September 1,5
1,0
1,0
0,5
0,5
0,0
0,0
-0,5
-0,5
-1,0
-1,0
-1,5
10 Tahunan
Anomali Rata-Rata Bergerak Amplitudo Suhu Harian Bulan Desember
1,5
-1,5 5
6
7
8
9
10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 5 Tahunan
D.
7
10 Tahunan
5
6
7
8
9
10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 5 Tahunan
10 Tahunan
10 Tahunan
Hubungan Antara Suhu Maksimum-Minimum Dengan Amplitudo Suhu Harian Nilai dari fluktuasi harian suhu maksimum maupun minimum dapat berpengaruh lamngsung terhadap nilai amplitudo suhu harian. Seberapa besar pengaruh suhu maksimum maupun minimum terhadap amplitudo suhu harian dapat ditentukan melalui persamaan korelasi, dimana pada dua data suhu maksimum dan suhu minimum masing-masing digunakan sebagai input atau variabel bebas (X) sedangkan amplitudo suhu harian sebagai variabel terikat (Y). Adapun persamaan korelasi adalah sebabai berikut :
r =
n ∑XY - ∑X∑Y [n∑X2 – (∑X)2]1/2 . [n∑Y2 – (∑Y)2]1/2
12
Dimana r adalah nilai hubungan/ korelasi antara variabel X dan Y dan memiliki nilai yang bervariasi -1 melalui 0 hingga +1. Bila r = 0 atau memdekati 0, maka hubungan antara kedua variabel sangat lemah atau tidak terdapat hubungan sama sekali. Sedangkan bila r = +1 atau mendekati 1 maka korelasi dikatakan positif atau berbanding lurus, sedangkan bila r = -1 maka korelasi dikatakan negatif atau berbanding terbalik. Dengan menggunakan persamaan tersebut diatas, maka didapatkan harga korelasi hubungan antara suhu udara maksimum terhadap nilai amplitudo suhu harian sebesar 0,91, sedangkan hubungan harga korelasi hubungan antara suhu udara minimum terhadap nilai amplitudo suhu harian sebesar -0,84. Masing-masing kedua korelasi tersebut ditampilkan dalam grafik di bawah ini : Grafik 5. Grafik Hubungan Suhu – Amplitudo Suhu Udara Grafik Hubungan Suhu Maksimum - Amplitudo Harian
Grafik Hubungan Suhu Minimum - Amplitudo Harian
16,0 14,0
16,0 2
R = 0,8273
12,0
12,0
10,0
10,0
8,0
8,0
6,0
6,0
4,0
4,0
2,0
2,0
0,0 30,0
R2 = 0,7785
14,0
0,0 30,5
31,0
31,5
32,0
32,5
33,0
33,5
34,0
34,5
35,0
20,0
20,5
21,0
21,5
22,0
22,5
23,0
23,5
24,0
13
BAB IV PEMBAHASAN A.
Data Historis Dari data historis suhu udara maksimum dan minimum periode tahun 1977 sampai dengan Bulan Juni 2006, dari masing-masing data tercatat beberapa kejadian ekstrim yaitu suhu maksimum dan minimum absolut sebagai berikut : Tabel 1. Kejadian Suhu Udara Absolut Suhu Udara Maksimum Waktu Kejadian Suhu Terbaca 16 Januari 1998 36,4 ºC 01 Februari 1997 36,0 ºC 20 Maret 2004 36,4 ºC 25 April 2003 36,6 ºC 24 Mei 1998 36,3 ºC 28 Juni 2005 37,3 ºC 16 Juli 1998 36,5 ºC 16 Agustus 1997 40,6 ºC 29 September 2004 38,0 ºC 10 Oktober 2004 38,2 ºC 12 Nopember 2001 39,9 ºC 03 Desember 1979 38,2 ºC
Suhu Udara Minimum Waktu Kejadian Suhu Terbaca 19 Januari 1983 19,7 ºC 07 Februari 1985 19,4 ºC 29 Maret 1984 19,3 ºC 08 April 1982 20,6 ºC 24 Mei 2004 17,9 ºC 28 Juni 1985 17,9 ºC 27 Juli 1994 15,6 ºC 25 Agustus 1982 16,7 ºC 13 September 1991 16,2 ºC 03 Oktober 1989 15,8 ºC 24 Nopember 2003 19,0 ºC 19 Desember1988 20,6 ºC
Dari tabel diatas, maka dapat dilihat bahwa harga absolut yang pernah terjadi pada suhu maksimum adalah sebesar 40,6 ºC yang terjadi pada tanggal 16 Agustus 1997 dan suhu minimum sabesar 15,6 ºC yang terjadi pada tanggal 27 Juli 1994. Sedangkan kejadian amplitudo harian suhu udara tertinggi dan terendah yang pernah terjadi adalah sebagai berikut : Tabel 2. Kejadian Amplitudo Suhu Udara Harian Tertinggi Waktu Kejadian Amplitudo 19 Januari 1983 13,7 ºC 07 Februari 1985 14,5 ºC 20 Maret 2004 13,4 ºC 25 April 2003 14,8 ºC 24 Mei 2004 17,1 ºC 28 Juni 2005 15,9 ºC 10 Juli 1997 17,7 ºC 16 Agustus 1997 21,3 ºC 13 September 1991 19,0 ºC 10 Oktober 1979 18,5 ºC
Terendah Waktu Kejadian Amplitudo 08 Januari 1999 1,6 ºC 01 Februari 1997 0,6 ºC 02 Maret 1982 1,6 ºC 24 April 2003 2,0 ºC 13 Mei 2005 2,0 ºC 13 Juni 2002 1,3 ºC 01 Juli 1994 2,3 ºC 05 Agustus 1995 2,2 ºC 12 September 1988 3,9 ºC 30 Oktober 1999 2,4 ºC
14
15 Nopember 1982 03 Desember 1979
17,7 ºC 15,1 ºC
12 Nopember 1984 14 Desember 2003
2,8 ºC 2,0 ºC
Sama seperti halnya kejadian suhu maksimum dan minimum absolut yang pernah terjadi, maka kejadian absolut dari amplitudo suhu harian maksimum terjadi pada tanggal 16 Agustus 1997 sebesar 21,3 ºC dan minimum terjadi pada tanggal 1 Februari 1997 sebesar 0,6 ºC. Dari catatan kejadian yang ada, maka dapat dilihat bahwa baik kejadian absolut maksimum dan minimum nilai suhu udara maupun amplitudo suhu harian semuanya terjadi pada tahun 1997 dimana bersamaan dengan terjadinya fenomena El~Nino yang cukup kuat berlangsung. Dari hasil analisa data pada Grafik 1. Grafik Anomali Suhu Udara Maksimum dan Minimum Bulanan, terlihat bahwa baik suhu udara maksimum maupun minimum mulai menunjukan polayang beriringan dan berada di sekitar harga normalnya, namun sejak tahun 1999 sampai dengan tahun 2000 pola kedua grafik tersebut menunjukkan pola peningkatan secara berkala khususnya untuk suhu udara maksimum yang di mulai dari Bulan September sampai dengan Nopember. Hal ini memberikan gambaran bahwa selama periode musim kemarau berlangsung khususnya pada puncak musim tersebut pada Bulan Agustus sampai dengan Oktober telah terjadi kenaikan suhu udara maksimum yang cukup jelas. Sedangkan untuk suhu minimum terjadi kenaikan yang hampir merata untuk setiap bulannya, hal tersebut di gambarkan pada grafik di bawah ini : Grafik 6. Perbandingan Rata-Rata Suhu Udara Periode Tahun 1977-1999 dan Tahun 2000-2006 Perbandingan Rata-Rata Suhu Udara Maksimum
Perbandinga Rata-Rata Suhu Udara Minimum
36,0
26,0
34,0
24,0
32,0
22,0
30,0
20,0 JAN
FEB
M AR
APR
M EI
JUN 77-99
JUL
AGS 00-06
SEP
OKT
NOP
DES
JAN
FEB
M AR
APR
M EI
JUN 77-99
JUL
AGS
SEP
OKT
NOP
DES
00-06
15
B.
Data Rata-Rata Bergerak 1.
Rata-Rata Bergerak 5 Tahunan a.
Suhu udara maksimum Dari hasil analisa data pada Grafik 2.
Grafik Anomali Suhu Udara
Bulanan MV 5 tahunan, dapat diketahui bahwa Suhu udara maksimum khusus pada Bulan Januari sampai dengan Bulan Juli mulai mengalami kenaikan atau anomali positif sejak memasuki periode tahun 1994-1998 dan 1995-1999, sedangkan pada Bulan Agustus dan Bulan September kecenderungan kenaikan terjadi pada periode tahun 1996-2000, sedangkan pada Bulan Oktober sampai dengan Bulan Desember sebaliknya mengalami penurunan pada periode tahun 1993-1997 dan seterusnya. b.
Suhu udara minimum Dari hasil analisa pada grafik yang sama di atas, pola suhu udara minimum dengan menggunakan perhitungan rata-rata bergerak 5 tahunan ini menunjukan bahwa seperti halnya suhu udara maksimum, pola suhu udara minimum mulai menunjukan peningkatan secara hampir merata pada setiap bulannya sejak periode tahun 1992-1996 dan 1993-1997.
Grafik dibawah ini
memberikan gambaran tentang perbandingan rata-rata
bergerak 5 tahunan pada periode 1977-1994 dan 1994-2006 Grafik 7. Perbandingan Rata-Rata Bergerak 5 Tahunan Suhu Udara Periode Tahun 1977-1994 dan Tahun 1994-2006 Grafik Perbandingan Rata-Rata Bergerak 5 Tahunan Suhu Maksimum
Grafik Perbandingan Rata-Rata Bergerak 5 Tahunan Suhu Minimum
0,50
0,80
0,25
0,40
0,00
0,00
-0,25
-0,40
-0,80
-0,50 JAN
FEB
MAR
APR
MEI
77-94
JUN
JUL
94-06
AGS
SEP
OKT
NOP
DES
JAN
FEB
M AR
APR
M EI 77-94
JUN
JUL
AGS
SEP
OKT
NOP
DES
94-06
16
2.
Rata-Rata Bergerak 10 Tahunan a.
Suhu udara maksimum Dari hasil analisa data pada Grafik 3.
Grafik Anomali Suhu Udara
Bulanan MV 10 tahunan, dapat diketahui bahwa Suhu udara maksimum khusus pada Bulan Januari sampai dengan Bulan Agustus mulai mengalami kenaikan atau anomali positif sejak memasuki periode tahun 1989-1998, sedangkan pada Bulan September sampai dengan Bulan Desember kecenderungan kenaikan terjadi terjadi lebih cepat, yaitu pada periode tahun 1986-1997. b.
Suhu udara minimum Dari hasil analisa pada grafik yang sama di atas, pola suhu udara minimum dengan menggunakan perhitungan rata-rata bergerak 10 tahunan ini menunjukan bahwa seperti halnya suhu udara maksimum, yaitu pola suhu udara minimum pada Bulan Januari sampai dengan Bulan Agustus, Nopember dan Desember mulai mengalami kenaikan atau anomali positif sejak memasuki periode tahun 1988-1997, sedangkan untuk Bulan September dan Oktober kenaikan suhu udara baru sejak tahun 1990 dan meningkat drastis sampai dengan tahun 2005. Grafik dibawah ini memberikan gambaran tentang perbandingan rata-rata bergerak 10 tahunan pada periode 1977-1997 dan 1997-2006 Grafik 8. Perbandingan Rata-Rata Bergerak 10 Tahunan Suhu Udara Periode Tahun 1977-1997 dan Tahun 1997-2006
Grafik Perbandingan Rata-Rata Bergerak 10 Tahunan Suhu Maksimum
Grafik Perbandingan Rata-Rata Bergerak 10 Tahunan Suhu Minimum
0,5
0,8
0,25
0,4
0
0
-0,25
-0,4
-0,8
-0,5 JAN
FEB
MAR
APR
MEI
77-97
JUN
JUL
97-06
AGS
SEP
OKT
NOP
DES
JAN
FEB
M AR
APR
M EI 77-97
JUN
JUL
AGS
SEP
OKT
NOP
DES
97-06
17
C.
Amplitudo Suhu Harian Berdasarkan hasil analisa pada Grafik 4. Grafik Anomali Amplitudo Suhu Udara Bulanan MV 5-10 tahunan, maka dapat terlihat bahwa secara umum baik dengan menggunakan perhitungan rata-rata bergerak 5 tahunan maupun 10 tahunan amplitudo suhu harian di Banjarbaru setiap bulannya pada periode 20 tahun pertama atau selama periode tahun 1977-1996 berada diatas harga normalnya atau memiliki nilai anomali positif, sedsangkan pada periode 10 tahun terakhir atau selama periode tahun 1997 sampai dengan tahun 2006 (Bulan Juni) mengalami penurunan terutama pada Bulan Oktober sampai dengan Bulan Desember. Grafik dibawah ini memberikan gambaran tentang perbandingan rata-rata bergerak 5 dan 10 tahunan Amplutudo Suhu Harian pada periode 1977-1996 dan 1997-2006 Grafik 9. Perbandingan Rata-Rata Bergerak 5 dan 10 Tahunan Amplitudo Suhu Udara Harian Periode Tahun 1977-1996 dan Tahun 1997-2006 Grafik Perbandingan Rata-Rata Bergerak 5 Tahunan Suhu Maksimum
Grafik Perbandingan Rata-Rata Bergerak 10 Tahunan Suhu Minimum
0,75
0,75
0,25
0,25
-0,25
-0,25
-0,75
-0,75 JAN
FEB
MAR
APR
MEI
77-97
JUN
JUL
97-06
AGS
SEP
OKT
NOP
DES
JAN
FEB
M AR
APR
M EI 77-97
JUN
JUL
AGS
SEP
OKT
NOP
DES
97-06
18
BAB V KESIMPULAN Dari hasil analisa data dan pembahasannya mengenai suhu udara maksimum dan minimum serta amplitudo suhu udara harian di Stasiun Klimatolohi Banjarbaru, maka dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut : A.
Sepanjang periode sejak tahun 1977 sampai denga Bulan Juni 2005 baik suhu udara maksimum dan minimum mengalami kecenderungan untuk meningkat terutama sejak 10 tahun terakhir sejak terjadinya fenomena El~Nino pada tahun 1997, hal ini dapat disebabkan oleh adanya dampak pemanasan global yang juga dirasakan diseluruh dunia maupun dalam skala lokal yang diakibatkan oleh adanya eksploitasi suber daya alam di wilayah Kalimantan Selatan seperti penabangan hutan maupun kegiatan pertambangan batu bara.
B.
Berbeda dengan gambaran yang diberikan oleh data suhu udara, amplitudo suhu harian sejak 10 tahun teakhir mengalami kecenderungan menurunan. Bila amplitudo suhu harian merupakan nilai perbedaan yang diberikan antara suhu maksimum dan suhu minimum, maka variasi nilai dari amplitudo suhu harian berbading lurus dengan suhu udara maksimum dan berbanding terbalik dengan suhu udara minimum.
C.
Hubungan antara suhu udara maksimum dengan amplitudo suhu harian memiliki korelasi sebesar 0,91 dan sedangkan antara suhu udara minimum dengan amplitudo suhu harian memiliki korelasi sebesar -0,84.
Artinya bahwa baik suhu udara
maksimum maupun minimum sama-sama memiliki pengaruh yang hampir sama terhadap harga amplitudo suhu harian, namun bila dihubungan dengan data yang adaakan tampak bahwa terjadinya penurunan suhu udara minimum lebih berpengaruh terhadap perubahan yang dialami oleh amplitudo suhu udara harian. Hal tersebut dapat disebabkan oleh lebih tingginya suhu tanah akibat diterimanya radiasi matahari dibandingkan dengan suhu udara permukaan, yang dalam kondisi ini dapat menyebabkan terjadinya pengembunan (frosty).
19