BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Salah satu masalah di bidang kesehatan keselamatan kerja adalah gangguan kesehatan akibat lingkungan kerja, yang merupakan beban tambahan dari seseorang yang sedang bekerja. Perkembangan zaman pembangunan yang semakin maju ini berdampak pada berkembangnya industri las atau yang disebut industri las asetilin. Pesatnya indusri las mengakibatkan semakin tingginya risiko yang dihadapi oleh para tenaga kerja di bengkel las.1 Kondisi lingkungan kerja
pada industri bengkel las yang berpotensi
menimbulkan dampak terhadap pekerja, salah satunya adalah cahaya atau sinar yang ditimbulkan oleh proses pengelasan, sinar tersebut meliputi sinar inframerah, sinar ultraviolet dan semua sinar yang dihasilkan dari semua proses pengelasan yang dapat mengganggu dan merusak penglihatan mata pada pekerja di bengkel las yang tidak menggunakan alat pelindung mata atau APD berupa kacamata las. Salah satu kerusakan yang diakibatkan oleh proses pengelasan adalah ketajaman penglihatan.2 Selain menggunakan APD, faktor umur, dan tingkat pengetahuan seorang pekerja las mempengaruhi risiko terjadi kecelakaan akibat kerja, waktu kerja juga sangat mempengaruhi efesiensi dan produktifitas seseorang dalam bekerja. Berbagai risiko tersebut adalah kemungkinan terjadinya penyakit akibat kerja, penyakit yang berhubungan dengan pekerjaan, yang dapat menyebabkan kecacatan atau kematian pada seseorang tersebut. Antisipasi ini harus dilakukan oleh semua pihak diantaranya adalah cara penyesuaian antara pekerja, proses kerja dan lingkungan kerja1. Dimana adanya penyesuaian antara pekerja yang bekerja pada bidangnya pada saat proses kerja berlangsung, dan lingkungan kerja yaitu tempat bekerja yang nyaman untuk bekerja. Gangguan kesehatan dapat terjadi dimana saja, termasuk di lingkungan kerja yang dialami oleh pekerja atau tenaga kerja. Gangguan ini sebenarnya terjadi akibat ketidak seimbangan antara beban kerja, beban tambahan akibat
pekerjaan dan kapasitas kerja. Beban kerja dapat berupa fisik,mental maupun sosial, beban tambahan pada pekerja yang langsung akibat pekerjaan yaitu berupa faktor fisik, kimia, biologis, fisiologis dan mental.9 Industri sektor informal merupakan kegiatan ekonomi kecil-kecilan, biasanya kegiatan ini dikaitkan dengan usaha kerajinan tangan, dagang, atau usaha kecil-kecilan2. Ciri dari kegiatan ekonomi yang dikategorikan ke dalam kegiatan di sektor informal diantaranya adalah: pola kegiatannya tidak teratur atau tidak menentu baik di dalam waktu usaha maupun permodalan, pada umumnya kegiatan ini tidak tersentuh oleh peraturan pemerintah atau aturan yang resmi, peralatan dan perlengkapan yang tersedia maupun omsetnya relatif kecil dan atas dasar hitungan harian, tidak memiliki ketergantungan kepada usaha lain yang lebih besar. Salah satunya adalah bengkel di jalan DI Panjaitan Semarang yang merupakan industri yang bergerak di sektor informal. Efek dari sinar las terhadap pekerja yaitu merusak retina mata dan muncul kebutaan akibat dari efek termis dari sinar pada retina. Disamping itu dapat mengakibatkan konjungtivitis fotoelektrika yang disebabkan sinar ultraviolet yang berasal dari pengelasan dan dapat juga terjadi katarak. Ketajaman penglihatan berkurang seiring bertambahnya umur .Sesuai penelitian yang dilakukan oleh Wahyu Utami, penurunan ketajaman penglihatan akibat pengaruh sinar yang berlebihan, selain itu kelainan ini disebabkan oleh penyakit tertentu seperti katarak, glaukoni retinopis dan proses lainnya pada jalur penglihatan yang berjalan kronis, tajam penglihatan dapat berkurang akibat kebutaan yang masih dapat diperbaiki seperti katarak, dan uveitis, merupakan manesfistasi penyakit sistemik yang dapat mengakibatkan bahaya jiwa seperti diabetes mellitus, hipertensi dan penglihatan yaitu gangguan ketajaman penglihatan. Dari data kebutaan di Indonesia berkisar 1,2 % dari jumlah penduduk Indonesia. Angka tersebut dapat dipersentase kebutaan utama ialah: katarak 0,70%, kelainan kornea 0,13%, penyakit glaukoma 0,10%, kelainan refraksi 0,06%, kelainan retina 0,03%, dan kelainan nutrisi 0,02%.6
B. Rumusan masalah Di dalam proses pengelasan pada bengkel las di sektor informal masih terdapat efek yang ditimbulkan yaitu berupa gangguan pada mata yang dapat berupa kerusakan retina serta konjungtivitis pada mata, hal ini dapat mempengaruhi produktivitas pekerja las, karena dapat mengganggu di dalam bekerja. Berdasarkan uraian di atas dapat diambil rumusan masalah sebagai berikut: Apakah ada perbedaan gangguan penglihatan akibat radiasi berdasarkan kebiasaan pemakaian kacamata las dan karakteristik pekerja las sektor informal.
C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Menganalisis perbedaan gangguan penglihatan akibat radiasi berdasarkan kebisaan pemakai kacamata las dan karakteristik pekerja las sektor informal.
2. Tujuan Khusus a. Mendiskripsikan kebiasaan pemakaian kacamata las pada pekerja las sektor informal. b. Mendiskripsikan karakteristik umur dan pengetahuan pekerja las sektor informal. c. Mengukur gangguan penglihatan pekerja las sektor informal di bengkel las. d. Menganalisis perbedaan kebiasaan pemakaian kacamata las terhadap gangguan penglihatan. e. Menganalisisis perbedaan karakteristik umur pekerja las terhadap gangguan penglihatan. f. Menganalisis perbedaan karakteristik pengetahuan pekerja las terhadap gangguan penglihatan.
D. Manfaat Penelitian
a. Memperdalam
dan
menambah
pengetahuan
bagi
peneliti
dalam bidang kesehatan keselamatan kerja. b. Bagi tenaga kerja dapat mengetahuai manfaat penggunaan alat pelindung diri. E. Bidang Ilmu Penelitian ini termasuk dalam ruang lingkup ilmu kesehatan masyarakat khususnya ilmu kesehatan kerja.
F. Keaslian Penelitian Berdasarkan penelitian yang dilakukan, keaslian penelitian ini didasarkan pada penelitian-penelitian yang hampir sama yang pernah dilakukan sebelumnya, perbedaannya terletak pada variabel yang diteliti. Untuk penelitian ini variabel yang diteliti adalah gangguan penglihatan, kebiasaan pemakaian kacamata dan karakteristik pekerja las sektor informal. Penelitian yang hampir sama variabel yang digunakan adalah sesuai data berikut: Tabel.1 No
Judul
Peneliti
Tahun
Desain
Variabel
Hasil
1.
Hubungan intensitas penerangan dengan ketajaman penglihatan pada pekerja bagian penjahit PT Mandiri Duta Dinamika, Semarang.
Zaenal Arifin (UNIMUS)
2004
Potong Lintang (cross Sectional)
Intensitas penerangan Ketajaman penglihatan pada pekerja bagian penjahitan PT.Mandiri Duta Dinamika.
Ada hubungan intensitas penerangan dengan ketajaman penglihatan.
2
Pengaruh intensitas penerangan terhadap kecepatan reaksi melihat rangsang cahaya siswa kelas 5 SDN Renos II, Semarang.
Tri Murdayati (UNIMUS)
2005
Potong Lintang (Cross Sectional)
Intensitas Penerangan. Kecepatan Waktu Reaksi Melihat Rangsang Cahaya.
Ada pengaruh intensitas penerangan terhadap kecepatan reaksi melihat rangsang cahaya.
3.
Resiko Pekerja Industri Pengecoran Logam Untuk Terjadinya Penurunan ketajaman penglihatan di CV Sinar Industri Ceper
Wahyu Utami (UNDIP)
2003
Studi analitik observasional, (Case Control)
Umur. Rutinitas penggunaan kacamata pelindung. Riwayat minum obat. Riwayat Menggunakan Obat yang mempunyai efek merugikan mata. Penurunan ketajaman penglihatan.
Ada hubungan yang bermakna untuk terjadinya pnurunan ketajaman penglihatan.
.