BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keluarga sebagai bagian terkecil dari masyarakat memiliki peranan penting dalam membantu mewujudkan kesehatan secara umum di masyarakat karena kalau bagian inti dari masyarakat sudah sehat tentunya kesehatan secara total dapat terwujud. Di dalam keluarga pula merupakan tempat tumbuh dan berkembang manusia dan sebagai sarana bagi manusia itu sendiri untuk nantinya bersosialisasi dengan masyarakat lain. Untuk itu diperlukan keluarga yang berkualitas agar tercipta manusia yang berkualitas pula baik secara fisik, mental, maupun spiritual.
Diare adalah kondisi dimana terjadinya frekuensi defekasi yang abnormal (lebih dari 3x / hari),serta perubahan dalam isi ( lebih dari 200g/hari ) dan konsisten (feses cair).hal ini biasanya dihubungkan dengan dorongan ,ketidaknyamanan perianal, inkontensia, atau kombinasi dari faktor- faktor ini. Adanya kondisi yang menyebabkan perubahan pada sekresi usus, absorpsi mukosal, atau motilitas dapat menimbulkan diare.
Diare dapat bersifat akut atau kronis. ini dapat diklasifikasikan sebagai volume tinggi, volume rendah, sekresi, osmotik atau campuran. Diare dengan volume banyak terjadi bila terdapat lebih dari satu liter feses cair per hari. Diare dengan volume sedikit terjadi bila kurang dari satu liter feses cair yang dihasilkan per hari. Balita merupakan kelompok umur yang rawan gizi dan rawan penyakit, utamanya penyakit infeksi (Notoatmodjo S, 2004). Salah satu penyakit infeksi pada balita adalah diare dan ISPA. Diare lebih dominan menyerang balita karena daya tahan tubuh balita yang masih lemah 1
sehingga balita sangat rentan terhadap penyebaran virus penyebab diare. Diare merupakan salah satu penyebab angka kematian dan kesakitan tertinggi pada anak, terutama pada balita. Menurut Parashar tahun 2007, di dunia terdapat 6 juta balita yang meninggal tiap tahunnya karena penyakit diare. Dimana sebagian kematian tersebut terjadi di negara berkembang termasukIndonesia(DepkesRI, 2007). Hal yang bisa menyebabkan balita mudah terserang penyakit diare adalah perilaku hidup masyarakat yang kurang baik dan keadaan lingkungan yang buruk. Diare dapat berakibat fatal apabila tidak ditangani secara serius karena tubuh balita sebagian besar terdiri dari air, sehingga bila terjadi diare sangat mudah terkena dehidrasi (Depkes, 2010). Angka kejadian diare di sebagian besar wilayah indonesia hingga saat ini masih tinggi. Di indonesia, sekitar 162 ribu balita meninggal setiap tahun atau sekitar 460 balita setiap harinya. Dari hasil survay kesehatan rumah tangga (SKRT) di Indonesia, diare merupakan penyebab kematian nomer 2 pada balita dan nomer 3 bagi bayi serta nomer 5 bagi semua umur. Setiap anak di Indonesia mengalami episode diare sebanyak 1,6-2 kali per tahun.Kasubdit diare dan kecacingan Depkes, Wayan Widaya mengatakan hasil survai kesehatan rumah tangga(SKRT) tahun 2004, angka kematian akibat diare 23 per 100 ribu penduduk dan pada balita 75 per 100 ribu balita. Selama tahun 2006 sebanyak 41 kabupaten di 16 provinsi melaporkan KLB (Kejadian luar biasa) diare di wilayahnya. Jumlah kasus diare yang dilaporkan sebanyak 10.980 dan 277 diantaranya menyebabkan kematian. Hal tersebut , terutama disebabkan rendahnya ketersediaan air bersih, sanitasi buruk dan perilaku hidup tidak sehat.jumlah penderita diare tertinggi ada di daerah NTT yakni 2194 jiwa,sedangkan dijawa barat, jawa tengah, dan jawa timur sebesar 196 jiwa. (Depkes, 2010).
2
Jumlah kasus diare di Maju Jaya tahun 2010 yaitu sebanyak 825.022 penderita, sedangkan jumlah kasus diare pada balita yaitu sebanyak 269.483 penderita. Jumlah kasus diare pada balita setiap tahunnya rata-rata di atas 32,66%, hal ini menunjukkan bahwa kasus diare pada balita masih tetap tinggi dibandingkan golongan umur lainnya (Dinkes Maju Jaya, 2011) Didesa batur sari Mranggen Demak angka penyakit Diare menduduki peringkat kedua dalam penyakit yang sering muncul didesa tersebut. Jika dihitung dalam persen mungkin ada sekitar 24% dari seluruh total desa batur sari mranggen demak menderita penyakit Diare kebanyakan pada Anak dan balita. Penyakit ini mempunyai gambaran penting yaitu diare dan muntah, akibatnya klien kekurangan cairan atau dehidrasi. Dan keadaan kekurangan cairan apabila tidak diatasi akan menyebabkan syok hipovolemik, terlebih kasus kekurangan cairan atau dehidrasi terjadi pada anak-anak dimana 80% bagi tubuh terdiri dari cairan. Atas dasar keadaan tersebut diatas maka penulis tertarik untuk menyusun Karya Tulis Ilmiyah dengan judul “Asuhan Keperawatan Keluarga Dengan Diare” B.Tujua Penulisan 1. Tujuan Umum Mampu memberikan Asuhan Keperawatan Keluarga pada Pasien Diare dengan menggunakan pendekatan proses keperawatan yang utuh dan komprehensif. 2. Tujuan Khusus a. Mampu melakukan pengkajian selama memberikan asuhan keperawatan kluarga dengan diare. b. Mampu merumuskan diagnosa keperawatan selama memberikan asuhan keperawatan kluarga dengan diare. 3
c. Mampu merumuskan rencana tindakan keperawatan selama memberikan asuhan keperawatan keluarga dengan diare. d. Mampu memberikan implementasi keperawatan keluaraga pada klien dengan diare e. Mampu memberikan evaluasi keperawatan keluarga pada klien dengan diar B. Metode penulisan Dalam penyusunan karya tulis ilmiah ini penulis menggunakan metode studi khusus melalui pendekatan proses keperawatan keluarga. Adapun tehnik yang digunakan dalam pengumpulan data antara lain: 1. Wawancara : merupakan pembicaraan terarah yang dilakukan bertatap muka secara langsung. Wawancara untuk memperoleh data dapat dilakukan secara formal yaitu pada saat melakukan pengambilan riwayat kesehatan keluarga. Wawancara informal yaitu pada saat melakukan implementasi keperawatan yang memungkinkan keluarga memberikan informasi tentang permasalahan kesehatan yang mungkin ada. Wawancara dapat dilakukan secara langsung dengan: a) Keluarga : Untuk mendapatkan informasi tentang biografi, anggota keluarga, tingkat pengetahuan keluarga, status kesehatan keluarga, status kesehatan anggota keluarga, masalah – masalah kesehatan maupun keperawatan serta kesulitan – kesulitan yang dihadapi keluarga untuk meningkatkan kesehatannya. b) Petugas kesehatan dan tokoh masyarakat setempat. c) Lingkungan : rumah ( karakteristik, keamanan, bahaya, ruang yang adekuat, memberikan jaminan privasi), tetangga dan komunitas, termasuk pola-pola mobilitas geografis. 2. Observasi Partisipatif : Pengamatan yang dilakukan terhadap keluarga baik secara langsung maupun tidak langsung untuk memperoleh data,
4
dimana penulis ikut serta memberikan asuhan keperawatan keluarga melalui pengkajian, diagnosa, perencanaan, implementasi dan evaluasi. 3. Pemeriksaan fisik Pemeriksaan adalah ketrampilan dasar yang digunakan dalam melakukan pengkajian, pemeriksaan digunakan meliputi inspeksi, palpasi, perkusi dan auskultasi. Pemeriksaan fisik ini memungkinkan perawat dalam mengumpulkan data fisik klien yang luas. 4. Studi dokumentasi : Studi dokumentasi yang bisa dijadikan acuan oleh perawat antara lain adalah KMS, kartu keluarga dan catatan dan catatan kesehatan lainnya misalnya informasi-informasi tertulis maupun lisan dari rujukan dari berbagai lembaga yang menangani keluarga dan dari anggota tim kesehatan lainnya (Setiadi, 2008) C. Sistemaika Penulisan Untuk mendapatkan gambaran yang jelas mengenai penyusunan karya tulis ilmiah ini, maka penulis menggunakan sistematika penulisan yang terdiri dari lima Bab yaitu : BAB I : Berisi pendahuluan yang meliputi latar belakang, tujuan Penulisanmetode dan tehnik penulisan, serta sistematika penulisan. BAB II : Berisi tentang tinjauan teori yang meliputi pengertian konsep dasar keluarga, konsep dasar diare, dan konsep proses asuhan keluarga. BAB III : Berisi tentang tinjauan kasus yang meliputi pengkajian, masalah keluarga, Perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi. BAB IV : Berisi tentang pembahasan, yang membahas kesenjangan antara teori dan kenyataan lapangan, yang meliputi pembahasan perencanaan, pembahasan implementasi, dan pembahasan evaluasi. BAB V : Penutup berisi simpulan dan saran. Daftar Pustaka Lampiran 5