BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Pelayanan keperawatan di rumah sakit merupakan bentuk pelayanan kesehatan berkaitan dengan mutu, dimana faktor manusia merupakan faktor yang menentukan (Wijono, 2000). Selain itu pelayanan di rumah sakit juga berorientasi pelayanan kepada pasien berdasarkan standar kualitas untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan pasien, sehingga pasien dapat memperoleh kepuasan yang akhirnya dapat meningkatkan mutu pelayanan keperawatan (Adikoesoemo, 2009). Dokumentasi keperawatan merupakan bukti pelayanan keperawatan
yang
profesional, karena dengan dokumentasi. Semua aspek baik pengobatan dan perawatan yang dilakukan oleh tim kesehatan tertulis dengan teratur sehingga dapat membuatkan gambaran kondisi kesehatan pasien secara keseluruhan (Setyowaty, 2005). Selain itu juga merupakan bagian dari informasi kesehatan secara keseluruhan, harus dikelola sebagai satu kesatuan tanpa harus meninggalkan informasi-informasi dari tenaga kesehatan lain. Pencatatan keperawatan sama pentingnya dengan pencatatan medis. Karena nilai isi pencatatan keperawatan maka segala data dan informasi yang diperlukan ia dapat berfungsi seperti yang diuraikan diatas, harus terdokumentasikan dalam bentuk pelayanan keperawatan (Dinarti, 2009). Dokumentasi merupakan salah satu aspek terpenting dari peran pemberi perawatan kesehatan di area pelayanan kesehatan. Dokumentasi memiliki beberapa tujuan dalam jaringan yang rumit antara pasien, fasilitas, pelayanan, pemberian perawatan, dan pembayar. Dokumentasi adalah bukti bahwa tanggung jawab hukum dan etik perawat terhadap pasien sudah dipenuhi dan bahwa pasien menerima asuhan keperawatan yang bermutu (Iyer, 2008).
1
2
Masalah yang sering kali ditemukan dalam pendokumentasian adalah adanya pencatatan asuhan keperawatan yang berulang-ulang sampai minimnya pelayanan keperawatan. Dimana sebagian besar perawat dan bidan di rumah sakit menghabiskan waktu kerjanya untuk melakukan aktifitas rumah tangga dasar dibandingkan untuk merawat klien (WHO, 2008). Dokumentasi keperawatan merupakan suatu aspek penting sampai saat ini perlu ditingkatkan. Masalah yang sering terjadi di Indonesia pada rumah sakit pemerintah maupun swasta yaitu masih membahas tentang kelengkapan dokumentasi keperawatan yang kurang lengkap. Faktor yang berpengaruh dalam pelaksanaan dokumentasi adalah pengetahuan, usia, motivasi. Kurang patuhnya perawat dalam menerapkan dokumentasi asuhan keperawatan akan berakibat rendahnya mutu kelengkapan dokumentasi (Ferawati, 2012). Berdasarkan penelitian Sumiyati (2009), yang berjudul hubungan antara tingkat pengetahuan perawat tentang proses keperawatan dengan pendokumentasian asuhan keperawatan. Analisis dilakukan dengan deskriptif kuantitatif untuk menganalisis karakteristik responden, tingkat pengetahuan tentang proses keperawatan dengan pendokumentasian asuhan keperawatan serta menganalisis hubungan antara kedua variabel tersebut dengan menggunakan uji Chi-square. Dari hasil analisis dapat disimpulkan bahwa didapatkan hasil nilai P Value = 0,000 berarti P Value <0,05. Menunjukkan bahwa ada hubungan signifikan antara tingkat pengetahuan perawat tentang proses keperawatan dengan pendokumentasian asuhan keperawatan. Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Lusianah (2008), yang berjudul “hubungan motivasi dan supervisi dengan kualitas dokumentasi proses keperawatan di instalasi rawat inap Rumah Sakit Marinir Cilandak”. Dari hasil menunjukkan bahwa
97,4%
perawat
RSCM
berpengetahuan
kurang baik
dan
2,6%
berpengetahuan baik. Sehingga hasil uji regresi linier ganda diketahui bahwa terdapat
hubungan
yang signifikan antara
dokumentasi proses keperawatan.
2
pengetahuan dengan
kualitas
3
Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti di Rumah Sakit Umum Daerah Lukas Kecamatan Maniamolo Kabupaten Nias Selatan Tahun 2014, dengan mengambil data sampel 50 status kesehatan klien selama 3 bulan terakhir (Oktober s/d Desember 2013) dari rekam medik menunjukkan bahwa 35 dokumentasi keperawatan tidak lengkap, perawat hanya mencantumkan paraf, sedangkan
untuk
pengkajian,
diagnosa,
perencanaan,
tindakan,
evaluasi
dikosongkan saja, dan 15 dokumentasi keperawatan yang lengkap, dari pengkajian sampai evaluasi di isi oleh perawat. Survey pendahuluan peneliti melalui wawancara dan observasi kepada beberapa perawat ruang rawat inap tentang pelaksanaan pendokumentasian asuhan keperawatan, yang mana jumlah perawat di ruang rawat inap 36 orang dan mempunyai tingkat pendidikan yang berbeda-beda, S1 keperawatan 6 orang, D3 keperawatan 10 orang, bidan 6 orang dan SPK 14 orang, mengatakan pelaksanaan pendokumentasian asuhan keperawatan hanya menyita waktu, pendokumentasian asuhan keperawatan tidak terlalu penting, yang penting itu kesembuhan dari pasien, serta sistem pencatatan yang terlalu sulit. Serta asuhan keperawatan di rumah sakit dilaksanakan oleh tenaga keperawatan dengan tingkat pendidikan D3 keperawatan, terkadang dilaksanakan oleh tenaga perawat dengan tingkat pendidikan SPK, dan dan hanya sebagian kecil dilaksanakan oleh perawat dengan tingkat pendidikan S1 Keperawatan. Berdasarkan data selanjutnya melalui survey peneliti kepada 5 orang perawat, bahwa di rumah sakit umum daerah lukas perawat tidak semua mengkaji ulang setelah melakukan tindakan keperawatan, bahkan pelaksanaan pendokumentasian pada evaluasi dan intervensi tidak sesuai dengan catatan perkembangan pasien. Perawat dinas pagi, dinas sore dan dinas malam menuliskan dokumentasi yang sama tanpa mengkaji ulang perkembangan pasien. Peneliti mendapatkan bahwa perawat tidak tahu pentingnya pelaksanaan pendokumentasian dalam pelayanan keperawatan,
sehingga
mereka
mendokumentasikan
perkembangan kesehatan pasien.
3
tanpa
mengikuti
4
Berdasarkan uraian diatas, peneliti tertarik mengetahui apakah ada “Hubungan Pengetahuan Perawat Tentang Manfaat Dokumentasi Keperawatan Dengan Pelaksanaan Dokumentasi Keperawatan di Ruang Rawat Inap RSUD Lukas Kecamatan Maniamolo Kabupaten Nias Selatan Tahun 2014”?. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah disampaikan
maka penulis mengambil
rumusan masalah, apakah ada “hubungan pengetahuan perawat tentang manfaat dokumentasi keperawatan dengan pelaksanaan dokumentasi keperawatan di Ruang Rawat Inap RSUD Lukas Kecamatan Maniamolo Kabupaten Nias Selatan Tahun 2014”?. C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengetahui “hubungan pengetahuan
perawat tentang manfaat dokumentasi keperawatan dengan
pelaksanaan dokumentasi keperawatan di Ruang Rawat Inap RSUD Lukas Kecamatan Maniamolo Kabupaten Nias Selatan tahun 2014”. 2. Tujuan Khusus a.
Untuk mengetahui pengetahuan perawat tentang manfaat dokumentasi keperawatan di Ruang Rawat Inap RSUD Lukas Kecamatan Maniamolo Kabupaten Nias Selatan tahun 2014.
b.
Untuk mengetahui pelakasanaan dokumentasi keperawatan di Ruang Rawat Inap RSUD Lukas Kecamatan Maniamolo Kabupaten Nias Selatan Tahun 2014.
4
5
D. Manfaat Penelitian 1. Bagi Perawat Pelaksana di Ruang Rawat Inap RSUD Lukas Sebagai bahan masukan bagi para perawat pelaksana, agar dapat mengetahui manfaat
dokumentasi
keperawatan
dengan
pelaksanaan
dokumentasi
keperawatan, sehingga dapat meningkatkan kualitas pelayanan/asuhan keperawatan. 2. Bagi Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Sari Mutiara Indonesia Medan Sebagai bahan referensi baru di Perpustakaan sekaligus sebagai bahan bacaan bagi mahasiswa Universitas Sari Mutiara Indonesia Medan. 3. Bagi Peneliti Selanjutnya Untuk menjadi bahan bacaan sekaligus sebagai bahan referensi bagi penelitian selanjutnya, namun dengan variabel yang berbeda.
5