BAB I. PENDAHULUAN a. Latar Belakang Sesuai dengan Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2009 Tentang Peternakan dan Kesehatan Hewan yang merupakan payung hukum bidang peternakan dan kesehatan hewan termasuk didalamnya mengatur mengenai obat hewan. Dan berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pertanian Nomor 628/Kpts/OT.140/12/2003, bahwa Balai Besar Pengujian Mutu dan Serifikasi Obat Hewan (BBPMSOH) merupakan Unit Pelaksana Teknis di bawah Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan yang diberi tugas untuk melaksanakan pelayanan pengujian mutu, sertifikasi, pengkajian dan pemantauan obat hewan di seluruh wilayah Indonesia. Sesuai dengan TAP MPR No. XI/1998 dan UU No. 28/1999, tentang Penyelenggaraan Negara yang bersih dan bebas Kolusi, Korupsi dan Nepotisme, serta Instruksi Presiden RI No.7/1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah sebagai penyelenggaraan pemerintahan Negara, maka Instansi Pemerintah wajib mempertanggung-jawabkan pelaksanaan tugas pokok dan fungsinya serta kewenangan pengelolaan sumber daya dengan didasarkan perencanaan strategis yang ditetapkan oleh masingmasing instansi. Berdasarkan Pedoman Peraturan Menteri Pertanian Nomor 31 tahun 2010 tentang Pedoman Sistem Pemantauan, Evaluasi dan Pelaporan Pembangunan Pertanian mengamanatkan setiap satuan kerja untuk
memantau,
pembangunan
mengevaluasi
peternakan
dan
dan
melaporkan kesehatan
program/kegiatan hewan
sebagai
pertanggungjawaban pelaksanaan tugas pokok dan fungsi setiap instansi. BBPMSOH merupakan salah satu aset Nasional dan sebagai Laboratorium Acuan dalam hal “pengujian mutu dan sertifikasi obat hewan” yang berperan dalam hal “terjaminnya mutu obat hewan” yang beredar di
1
masyarakat serta memberikan pelayanan terhadap industri obat hewan melalui pengawasan peredaran obat hewan dengan cara pengkajian dan pemantauan terhadap obat hewan yang beredar di depo obat hewan dan/atau peternak. Sehingga program pengendalian dan pemberantasan penyakit hewan dapat terlaksana dengan baik. Untuk lebih meningkatkan pelaksanaan pemerintahan yang berdaya guna, berhasil guna, bersih dan bertanggung jawab dan untuk lebih menetapkan pelaksanaan Akuntabilitas Kinerja BBPMSOH sebagai wujud dari pertanggungjawaban dalam mencapai misi serta tujuan pemerintah serta dalam rangka perwujudan Good Governance perlu dibuat Laporan Tahunan BBPMSOH.
b. Gambaran Umum BBPMSOH 1. Struktur Organisasi Berdasarkan
Surat
Keputusan
Menteri
Pertanian
Nomor
628/Kpts/OT.140/12/2003, Struktur Organisasi BBPMSOH dipimpin oleh seorang Kepala Balai Besar dan dibantu oleh : 1. Bagian Umum a. Sub Bagian Program dan Keuangan Mempunyai tugas melakukan penyiapan
bahan
penyusunan
program, anggaran, kerjasama, evaluasi dan laporan kegiatan pengujian mutu, sertifikasi, pengkajian dan pemantauan obat hewan, serta pelaksanaan urusan keuangan. b. Sub Bagian Kepegawaian dan Tata Usaha Mempunyai
tugas
melakukan
urusan
kepegawaian
dan
ketatausahaan.
2
c. Sub Bagian Rumah Tangga dan Perlengkapan Mempunyai
tugas
melakukan
urusan
rumah
tangga
dan
perlengkapan. 2. Bidang Pelayanan Pengujian a. Seksi Sampel Mempunyai
tugas
melakukan
penerimaan,
pengumpulan,
klasifikasi, dan seleksi sampel obat hewan, serta pemberian pelayanan teknik kegiatan pengujian mutu dan pengkajian obat hewan. b. Seksi Hewan Percobaan dan Limbah Mempunyai tugas melakukan pengelolaan hewan percobaan dan pengelolaan limbah pengujian mutu obat hewan. 3. Bidang Sertifikasi dan Pengamanan Hasil Uji a. Seksi Sertifikasi Mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan sertifikasi obat hewan, pemantauan obat hewan yang beredar dan penyebarluasan informasi hasil pengujian mutu obat hewan. b. Seksi Pengamanan Hasil Uji Mempunyai tugas melakukan pengamanan hasil pengujian mutu obat hewan dan penyiapan bahan pengembangan pelaksanaan sistem mutu laboratorium penguji. 4. Kelompok Jabatan Fungsional Kelompok Jabatan Fungsional Medik dan Paramedik Veteriner Mempunyai tugas melaksanakan kegiatan fungsional pelaksanaan pengujian mutu, pengkajian, dan pemantauan obat hewan, dan kegiatan fungsional lainnya sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku.
3
2. Visi dan Misi Mengacu pada Visi Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan yaitu mewujudkan peternakan yang berdaya saing dan berkelanjutan dengan mengoptimalkan pemanfaatan sumberdaya lokal untuk mewujudkan penyediaan dan keamanan pangan hewani serta meningkatkan kesejahteraan peternak. Maka Visi Balai Besar Pengujian Mutu dan Sertifikasi Obat Hewan adalah sebagai berikut: “Terjaminnya mutu obat hewan yang beredar di Indonesia untuk mendukung pembangunan peternakan yang tangguh melalui pelayanan prima.” Untuk mewujudkan Visi Balai Besar Pengujian Mutu dan Sertifikasi Obat Hewan tersebut ditetapkan Misi Balai Besar Pengujian Mutu dan Sertifikasi Obat Hewan sebagai berikut : a. Meningkatkan pelaksanaan pengujian mutu obat hewan; b. Meningkatkan pelaksanaan sertifikasi obat hewan; c. Mendorong pelaksanaan pengkajian obat hewan; d. Meningkatkan pelaksanaan pemantauan obat hewan yang beredar; e. Mendorong pelaksanaan pengembangan teknik dan metoda pengujian mutu obat hewan; f. Meningkatkan kualitas pakan hewan percobaan; g. Penyusunan formulasi pakan hewan percobaan; h. Mendukung tersedianya pakan hewan percobaan yang cukup; i. Meningkatkan pengelolaan dan tersedianya hewan percobaan yang cukup dan memenuhi syarat; j. Mendukung terciptanya lingkungan yang kondusif bagi kesehatan manusia dan kesehatan lingkungan; k. Meningkatkan keamanan dan kerahasiaan hasil uji; l. Tercipta dan terlaksananya sistem mutu;
4
m.Peningkatan penyediaan sarana pelayanan teknik kegiatan pengujian dan pengkajian; n. Peningkatan ketatausahaan dan rumah tangga Balai Besar. Dari sekian banyak Misi yang tersebut diatas, dipilih 5 Misi sebagai prioritas utama yaitu : 1. Meningkatkan pelaksanaan pengujian mutu dan sertifikasi obat hewan; 2. Mendorong pelaksanaan pengkajian obat hewan; 3. Meningkatkan pelaksanaan pemantauan obat hewan yang beredar; 4. Mendorong
pelaksanaan
pengembangan
teknik
dan
metoda
pengujian; 5. Meningkatkan pelaksanan sistem mutu serta pelayanan teknik kegiatan pengujian mutu obat hewan.
3. Tugas Pokok Dan Fungsi Berdasarkan
Surat
628/Kpts/OT.140/12/2003
Keputusan tanggal
Menteri 30
Pertanian
Desember
2003
Nomor tentang
kedudukan, tugas dan fungsi BBPMSOH adalah Unit Pelaksana Teknis Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan, yang berada dan bertanggungjawab kepada Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan. BBPMSOH mempunyai tugas pokok melaksanakan pengujian mutu, sertifikasi, pengkajian dan pemantauan obat hewan. Dalam melaksanakan tugas tersebut BBPMSOH menyelenggarakan fungsi : a. pelaksanaan pengujian mutu obat hewan; b. pelaksanaan sertifikasi obat hewan;
5
c. pelaksanaan pengkajian obat hewan; d. pelaksanaan pemantauan obat hewan; e. pelaksanaan pengembangan tehnik dan metoda pengujian mutu obat hewan; f. pelaksanaan pembuatan dan penyusunan formulasi pakan hewan percobaan; g. pengelolaan hewan percobaan; h. pengelolaan limbah pengujian mutu obat hewan; i. pengamanan hasil pengujian mutu obat hewan; j. pemberian pelayanan tehnik kegiatan pengujian mutu dan pengkajian obat hewan; k. pengelolaan tata usaha dan rumah tangga BBPMSOH. Struktur Organisasi Balai Besar Pengujian Mutu dan Sertifikasi Obat Hewan dapat dilihat pada Bagan di bawah ini.
6
c. Tujuan Tujuan dari pembuatan Laporan Tahunan Tahun Anggaran 2011 adalah: 1. Memberikan
informasi
pelaksanaan
program/kegiatan
Balai Besar
Pengujian Mutu dan Sertifikasi Obat Hewan selama tahun 2011. 2. Mengevaluasi pencapaian kinerja program/kegiatan selama tahun 2011. 3. Memberikan
informasi
tentang
permasalahan
yang
timbul
dalam
pelaksanaan program/kegiatan dan tindak lanjut serta upaya pemecahan masalahnya. d. Ruang Lingkup Laporan
Tahunan
Tahun
Anggaran
2011
mencakup
pelaksanaan
program/kegiatan Pengendalian dan Penanggulangan Penyakit Hewan Menular Strategis dan Penyakit Zoonosis sesuai tugas pokok dan fungsi Balai Besar Pengujian Mutu dan Sertifikasi Obat Hewan yaitu pengujian mutu, sertifikasi, pengkajian dan pemantauan obat hewan, serta penguatan kelembagaan dan pelaksanaan kegiatan Dukungan manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya yaitu layanan dan operasional perkantoran dan pengadaan kendaraan roda dua.
7
BAB II. PROGRAM /KEGIATAN DAN ANGGARAN 2011 a. Pengendalian dan Penanggulangan Penyakit Hewan Menular Strategis dan Penyakit Zoonosis. 1. Pengujian Mutu dan Sertifikasi Obat Hewan Pelaksanaan kegiatan pengujian mutu dan sertifikasi obat hewan terdiri dari : 1) Pengujian mutu obat hewan dalam rangka pendaftaran obat baru dan pendaftaran ulang. Sampel tersebut dibawa oleh perusahaan yang bersangkutan langsung ke BBPMSOH disertai dokumen-dokumen obat hewan tersebut untuk diuji. Pelaksanaan kegiatan pengujian mutu ini merupakan proses untuk mendapatkan nomor pendaftaran (registrasi) obat hewan dari Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan. Tujuan kegiatan ini untuk menjamin mutu/kualitas obat hewan yang akan/telah beredar di wilayah Republik Indonesia. Dan melindungi peternak sebagai pengguna/konsumen dari perusahaan obat hewan, agar
tercapai
target
produksi
yang
diinginkan
melalui
penggunaan/pengobatan yang baik dan mempunyai nomor registrasi (legal). 2) Pengujian mutu obat hewan dalam rangka pengujian sewaktu-waktu. Pelaksanaan pengujian obat hewan sewaktu-waktu dilakukan dengan cara mengambil sampel obat hewan langsung (on the spot) ke perusahaan produsen/importir obat hewan (ke gudang obat hewan) oleh petugas pengambil sampel, kemudian dilakukan pengujian obat tersebut di BBPMSOH untuk mengetahui apakah memenuhi persyaratan minimal pengujian mutu. Dasar hukum yang mendasari pelaksanaan kegiatan ini adalah Keputusan Menteri Pertanian Nomor : 695/Kpts/TN.260/8/96 tentang Tata Cara Pendaftaran dan Pengujian Mutu Obat Hewan, Bab.III, Bagian
8
kedua, Pasal 22 sampai dengan 25 mengenai pengujian sewaktu-waktu yang dilaksanakan dalam rangka menjamin mutu obat hewan yang telah memperoleh nomor pendaftaran. Sampel obat hewan yang diambil adalah sampel yang sudah mempunyai nomor registrasi, atau berdasarkan data sampel yang masuk 3 tahun terakhir.Perusahaan produsen/importir obat hewan yang akan disampling berjumlah 63 (enam puluh tiga) perusahaan obat hewan dengan total jumlah sampel yang akan diambil 230 sampel, dengan rincian sebagai berikut :
Obat umum
: 105 sampel
Antibiotik
: 95 sampel
Vaksin Bakteri : 10 sampel
Vaksin virus
: 20 sampel
3) Pengujian mutu obat hewan yang diperoleh dari kiriman daerah dinas Provinsi/ Kabupaten/Kota seluruh Indonesia. Kegiatan ini bertujuan untuk mengetahui mutu/kualitas obat hewan yang beredar di wilayahnya masing-masing dalam rangka pengawasan obat hewan oleh dinas provinsi/kabupaten/kota. Pelaksanaan pengujian obat hewan kiriman daerah dilaksanakan bila ada kiriman sampel obat hewan dari dinas peternakan
provinsi/kabupaten/kota
di
seluruh
Indonesia
untuk
mengetahui apakah memenuhi persyaratan mutu obat hewan atau tidak. 2. Pengkajian Obat Hewan Kegiatan pengkajian obat hewan dilaksanakan dengan pengambilan sampel di lapangan dan selanjutnya dilakukan pengujian di BBPMSOH. Pada tahun 2011 pengkajian obat hewan dilaksanakan oleh masing-masing unit uji yaitu pengkajian vaksin Infectious Bronchitis (IB), pengkajian vaksin Brucella
dan
seroepidemiologi
penyakit
Clamidiosis,
Brucellosis,
Koksidiosis dan Q Fever serta pengkajian obat antibiotik Tylosin.
9
3. Pemantauan Obat Hewan Kegiatan pemantauan obat hewan ini bertujuan untuk mengetahui sampai sejauh mana terjadinya penurunan mutu vaksin dan antibiotik dari produsen/importir sampai dengan di pengecer/Depo dan pengguna/ peternaknya. Pelaksanaan kegiatan pemantauan vaksin dan antibiotik di lapangan ini dimaksudkan untuk: 1) Melindungi konsumen dari pemakaian vaksin dan antibiotik yang tidak bermutu. 2) Mempertahankan mutu vaksin dan antibiotik di lapangan. 3) Mengetahui faktor penurunan mutu vaksin, yang disebabkan oleh faktor eksternal seperti penyimpanan (di pabrik importir/pengecer), tranportasi (di Produsen/ lmportir/ distributor-pengecer/Depo-pengguna/peternak/ dokter hewan praktek) dan aplikasinya. 4. Penguatan Kelembagaan Kegiatan penguatan kelembagaan meliputi pelaksanaan re-akreditasi ASEAN, akreditasi KAN, Kaji Ulang Sistem Manajemen Mutu, Audit Internal dan peningkatan kompetensi Sumberdaya Manusia.
5. Kegiatan APBN-P Kegiatan APBN-P meliputi pelaksanaan pengadaan peralatan laboratorium dan bahan-bahan penunjang pengujian obat hewan, serta pelaksanaan kegiatan pengkajian serum darah pasca vaksinasi ND, pengkajian Efektifitas Vaksin Coryza Terhadap Penyakit Coryza Pada Pre-Vaksinasi Dan Post-Vaksinasi Ayam Petelur dan Pengkajian Residu Antibiotik Golongan Tetrasiklin Dalam Daging, Hati dan Telur Ayam.
10
b. Dukungan manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya Kegiatan ini meliputi pelaksanaan layanan perkantoran selama satu tahun meliputi
belanja
pegawai
dan
penyelenggaraan
operasional
serta
pemeliharaan perkantoran, dan pengadaan kendaraan roda dua. c. Anggaran Pelaksanaan kegiatan Pengendalian dan Penanggulangan Penyakit Hewan Menular Strategis dan Penyakit Zoonosis. Program/kegiatan yang dilaksanakan BBPMSOH tahun 2011 menggunakan anggaran yang dialokasikan dalam DIPA (Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran) Tahun 2011 dengan Nomor DIPA : 0429/018-06.2.01/12/2011 tanggal 20 Desember 2010, program/kegiatan dan pagu anggaran BBPMSOH Tahun Anggaran 2011 dapat dilihat pada tabel 1. Sedangkan jenis program/kegiatan dan pagu anggaran BBPMSOH berdasarkan Sistem Monitoring dan Evaluasi (SIMONEV) sesuai PP 39 Tahun 2006 dapat dilihat pada lampiran 1. Tabel 1. Program/kegiatan dan pagu anggaran BBPMSOH Tahun 2011 No
Program/Kegiatan
Pagu Anggaran APBN (Rp)
1
Pengendalian dan Penanggulangan Penyakit Hewan Menular Strategis dan Penyakit Zoonosis
5.142.108.000
2
Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya
8.449.482.000
JUMLAH
13.591.590.000
Pagu Anggaran APBN-P (Rp)
Jumlah Total (Rp)
7.126.992.000 12.269.100.000
-
8.449.482.000
5.142.108.000 20.718.582.000
11
BAB III PELAKSANAAN DAN PENCAPAIAN SASARAN PROGRAM /KEGIATAN SERTA ANGGARAN 2011 a. Pengendalian dan Penanggulangan Penyakit Hewan Menular Strategis dan Penyakit Zoonosis. 1. Pengujian Mutu dan Sertifikasi Obat Hewan Pelaksanaan kegiatan pengujian mutu dan sertifikasi obat hewan terdiri dari: Pengujian mutu obat hewan dalam rangka pendaftaran obat baru dan pendaftaran ulang, Pengujian mutu obat hewan dalam rangka pengujian sewaktu-waktu dan Pengujian mutu obat hewan yang diperoleh dari kiriman daerah dinas Provinsi/ Kabupaten/Kota seluruh Indonesia. Pada tahun 2011, target kegiatan penerimaan dan pelaksanaan pengujian mutu dalam rangka pendaftaran obat baru/pendaftaran ulang dan dalam rangka pengujian sewaktu-waktu adalah 475 Sampel. Sedangkan Target kegiatan penerimaan sampel kiriman daerah adalah 150 sampel. Dalam pelaksanaan
kegiatan
tersebut,
penerimaan
sampel
dalam
rangka
pendaftaran obat baru dan pendaftaran ulang bersifat pasif (menunggu kiriman sampel dari perusahaan obat hewan yang akan mendaftarkan obat baru/daftar ulang. Sedangkan penerimaan sampel dalam rangka pengujian sewaktu-waktu (sampling sewaktu-waktu) dilaksanakan dengan metode aktif (mendatangi langsung perusahaan obat hewan untuk diambil sampel yang ditentukan). Sementara itu, penerimaan sampel dalam rangka kiriman daerah bersifat pasif (menunggu sampel yang akan dikirimkan oleh daerah/dinas provinsi/kabupaten/kota dari seluruh Indonesia). Pencapaian sasaran dari penerimaan sampel dapat dilihat pada tabel 2, sedangkan Rekapitulasi penerimaan sampel tahun 2011 dapat dilihat pada lampiran 2.
12
Tabel 2. Pencapaian sasaran/target penerimaan Sampel Pengujian Mutu dan Sertifikasi Obat Hewan Tahun 2011
475
Hasil Sampling 210
Realisasi Daftar Baru/Ulang 355
565
119
150
-
-
153
102
No
Jenis Penerimaan sampel
Target
1.
Sertifikasi
2.
Kiriman Daerah
%
TOTAL
Sampel obat hewan yang diterima per 31 Desember 2011 untuk pengujian mutu dan sertifikasi obat hewan sebanyak 565 sampel dari target 475 sampel (119%). Sedangkan sampel kiriman daerah yang diterima sebanyak 153 sampel dari target 150 sampel (102%). Rekapitulasi proses pelaksanaan pengujian sampel tahun 2011 dapat dilihat pada tabel 3 di bawah ini. Tabel 3. Rekapitulasi proses pelaksanaan pengujian sampel tahun 2011 No.
Jenis Pengujian
1
Bakteriologi Vaksin Unggas Vaksin Hewan Besar Vaksin Hewan Kecil Probiotik Vaksin Ikan Jumlah Virologi Vaksin Unggas Vaksin Hewan Besar Vaksin Hewan Kecil Jumlah Farmasetik Antibiotik Obat Umum Antibiotik + Obat Umum Jumlah TOTAL : Sedang Uji : Proses Sertifikasi : Memenuhi Syarat
2
3
SU PS MS
Jumlah Sampel Target Realisasi 25 15 3
25 75
75 375
SU
PS
MS
TMS
3 1
12 2
13 1 32
3 7
10 1 25
70 2 5 77
30 1 3 34
38 1 2 41
2
100 282 8 390 456
3 13 1 17 19
107 4 339 44 10 1 475 456 49 475 565 90 TMS : Tidak Memenuhi Syarat TU : Tidak Uji
TU
2
13
Dalam pelaksanaan pengujian dari 565 sampel yang diterima oleh BBPMSOH, sebanyak 475 sampel telah selesai uji (456 sampel memenuhi syarat dan 19 sampel tidak memenuhi syarat), sedangkan sebanyak 90 sampel masih dalam proses pengujian. Untuk sampel kiriman daerah yang diterima sebanyak 153 sampel, sebanyak 121 sampel sudah selesai uji (116 sampel memenuhi syarat dan 5 sampel tidak memenuhi syarat) dan sebanyak 31 sampel masih dalam proses pengujian serta 1 sampel yang tidak diuji. Rekapitulasi sampel kiriman daerah dapat dilihat pada tabel 4 di bawah ini. Tabel 4. Rekapitulasi Sampel Kiriman Daerah Tahun 2011 No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
Provinsi Dirjen Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Jakarta Dinas Kelautan dan Pertanian Jakarta Dinas Pertanian dan Peternakan Prop. Banten Dinas Peternakan Prop. Jawa Timur Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Prop. Jawa Tengah Dinas Pertanian dan Peternakan Prop. DIY Dinas Peternakan Prop. Bali Dinas Pertanian dan Kelautan Prop. Sumatera Utara Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Prop. Kalimantan Barat Dinas Pertanian dan Peternakan Prop. Kalimantan Tengah Dinas Peternakan Prop. Kalimantan Timur Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Prop. Sulawesi Selatan Dinas Perkebunan dan Pertanian Prop. Papua Jumlah
Realisasi Sampel 2 18 1 41 19 13 2 8 5 1 6 23 14 153
2. Pengkajian Obat Hewan Kegiatan pengkajian obat hewan dilaksanakan dengan pengambilan sampel di lapangan dan selanjutnya dilakukan pengujian di BBPMSOH. Pada tahun 2011 pengkajian obat hewan dilaksanakan oleh masing-masing unit uji yaitu pengkajian vaksin Infectious Bronchitis (IB), pengkajian vaksin Brucella
dan
seroepidemiologi
penyakit
Clamidiosis,
Brucellosis,
Koksidiosis dan Q Fever serta pengkajian antibiotik Tylosin.
14
Sampel diterima sebanyak 180 sampel serum darah, 180 sampel swab vagina dan 180 sampel feses sapi dari target masing-masing 180 sampel (100%), dan sampel vaksin Brucella diterima sebanyak 2 sampel dari target 7 sampel (28.6%). Sampel yang diterima dari kegiatan pengkajian obat hewan unit uji virologi yaitu sebanyak 800 sampel serum darah dari target 800 sampel (100%), sedangkan pengkajian vaksin IB diterima 15 sampel dari target 16 sampel (94%). Sementara itu, Sampel antibiotik Tylosin yang diterima sebanyak 74 sampel dari target 88 sampel (84%). Rekapitulasi Jumlah sampel pengkajian tahun 2011 dapat dilihat pada tabel 5. Sedangkan hasil kegiatan pengkajian obat hewan tahun 2011 dapat dilihat pada lampiran 3. Tabel 5. Rekapitulasi Jumlah sampel pengkajian tahun 2011 No. 1 2
3
Jenis Pengujian Virologi Vaksin IB Serum Darah Ayam Bakteriologi Serum Darah Sapi Feces Swab Vagina Sapi Vaksin Brucella Farmasetik dan Premiks Tylosin
Jumlah Sampel Target Realisasi
SU
PS
MS
TMS
16 800
15 800
SELESAI UJI SELESAI UJI
180 180 180 7
180 180 180 2
SELESAI UJI SELESAI UJI SELESAI UJI SELESAI UJI
88
74
SELESAI UJI
TU
3. Pemantauan Obat Hewan Pada Tahun 2011 BBPMSOH melakukan pemantauan terhadap vaksin rabies yang beredar di Indonesia. Sampel dari kegiatan pemantauan obat hewan vaksin rabies yang diterima sebanyak 32 dari target 27 sampel (118%). Rekapitulasi realisasi penerimaan sampel pemantauan obat hewan dapat dilihat pada tabel 6 di bawah ini.
15
Tabel 6. Rekapitulasi Jumlah sampel pemantauan obat hewan tahun 2011 No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
Provinsi
Realisasi Sampel 2 1 2 2 4 2 1 2 3 7 3 1 2 32
Jawa Barat Jawa Tengah Riau Jambi Sumatera Barat Sumatera Utara Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Nusa Tenggara Timur Bali + 1 (Jakarta) untuk Distribusi ke Bali Sulawesi Tengah Sulawesi Utara Maluku Jumlah
4. Penguatan Kelembagaan Kegiatan penguatan kelembagaan meliputi pelaksanaan re-akreditasi ASEAN, akreditasi KAN, Revisi Sistem Mutu dan Kaji Ulang Sistem Manajemen Mutu, Audit Internal dan peningkatan kompetensi Sumberdaya Manusia. a. Pelaksanaan re-akreditasi ASEAN Pelaksanaan
re-akreditasi
ASEAN
pada
tahun
2011
meliputi
pelaksanaan tindakan perbaikan atas temuan-temuan pada saat reasessmen yang dilakukan pada tahun 2010. Hasil tindakan perbaikan tersebut selanjutnya dibawa ke pertemuan ASEAN Sectoral Working Groupd of Livestock (ASWGL) yang diselenggarakan di Malaysia pada tanggal 4 – 6 Mei 2011. Hasil pertemuan ASWGL diputuskan bahwa ketua tim audit yaitu Dr. Jarunee Satra, akan melaksanakan revisit di BBPMSOH untuk memverifikasi semua tindakan perbaikan atas temuan saat asesmen. kegiatan revisit BBPMSOH oleh Dr. Jarunee Satra dilaksanakan pada tanggal 27 Juni – 1 Juli 2011, Pada akhir kegiatan revisit, Dr. Jarunee
16
Satra memberikan apresiasi yang tinggi untuk BBPMSOH, karena semua tindakan perbaikan yang dilakukan oleh BBPMSOH telah memenuhi semua rekomendasi yang diberikan oleh tim audit, ASEAN Accreditation Criteria for Animal Vaccine Testing Laboratories dan ISO/ IEC 17025:2005. Sebagai ketua tim audit, Dr. Jarunee Satra mengirimkan laporan hasil revisit kepada semua anggota tim audit. Setelah semua tim audit mereview dan menyetujui hasil laporan audit BBPMSOH untuk proses akreditasi secara keseluruhan maka Dr. Jarunee Satra mengirimkan laporan akhir ke Sekretariat ASEAN dan dibahas dalam SOM-AMAF yang berlangsung di Jakarta pada tanggal 3-4 Oktober 2011. Pada sidang SOM-AMAF ke-33 yang dilaksanakan pada tanggal 3-4 Oktober 2011 di Jakarta, BBPMSOH telah dinyatakan lulus dalam reakreditasi tingkat ASEAN dan sudah menerima sertifikat tersebut pada tanggal 21 Desember 2011 dengan ruang lingkup pengujian : 1. Vaksin Newcastle Disease Aktif 2. Vaksin Newcastle Disease Inaktif 3. Vaksin Marek’s Disease Aktif 4. Vaksin Infectious Laryngotracheitis Aktif 5. Vaksin Infectious Bronchitis Aktif 6. Vaksin Infectious Bronchitis Inaktif 7. Vaksin Egg Drop Syndrome ’76 Inaktif 8. Vaksin Infectious Coryza Inaktif 9. Vaksin Fowl Cholera Inaktif Proses pencapaian re-akreditasi ASEAN telah selesai dilaksanakan dengan waktu sekitar 18 (delapan belas) bulan dimulai dari pengajuan sampai diterimanya sertifikat. Akreditasi ulang akan dilakukan pada tahun 2014.
17
b. Pelaksanaan akreditasi KAN Dalam pengajuan akreditasi awal di Badan Standardisasi Nasional – Komite Akreditasi Nasional, ada beberapa tahap audit yang harus dilalui oleh suatu laboratorium, yaitu: 1. Audit kelayakan 2. Audit kecukupan 3. Audit / Asesmen lapangan awal Pada tahun 2011, proses akreditasi BBPMSOH diawali proses audit kelayakan. Pada audit kelayakan ini dilakukan pemeriksaan tentang kelengkapan dokumen atau bukti dokumen yang menunjukkan suatu laboratorium mengaplikasikan klausul dalam SNI ISO/IEC 17025:2008. Beberapa dokumen yang diminta antara lain: -
Hasil Uji Banding terbaru
-
Internal Quality Control
Pada tanggal 4 April 2011, BBPMSOH mendapatkan surat dari BSN – KAN (Nomor: 1077a/4.a2/LP/03/11, tertanggal 25 Maret 2011) yang menyatakan BBPMSOH telah lulus audit kelayakan sehingga bisa dilanjutkan ke audit kecukupan dan asesmen awal yang direncanakan di bulan Mei 2011. Dalam audit kecukupan, pemeriksaan Panduan Mutu akan dilakukan langsung oleh asesor kepala. Dari hasil audit kecukupan, tertanggal 12 Mei 2011 dinyatakan bahwa dalam Panduan Mutu Edisi 2 masih ada 5 klausul (dari 80 klausul) yang dinilai belum cukup. Perbaikan Panduan Mutu dimasukkan pada bulan 23 Mei 2011 dan dinyatakan cukup pada 16 Juni 2011. Pelaksanaan asesmen awal dilaksanakan pada tanggal 4 – 5 Agustus 2011 dilakukan dengan cara wawancara, pemeriksaan langsung dokumen dan praktek pengujian. Dari hasil asesmen awal ini ditemukan 19 Lembar Temuan Ketidaksesuaian (LKS) dengan 16 LKS masuk
18
dalam ketidaksesuain kategori 2 (dua) dan 3 (tiga) LKS termasuk dalam ketidaksesuain kategori 3 (tiga). Suatu temuan ketidaksesuaian dimasukkan kategori 2 (dua) berarti temuan tersebut bersifat cukup serius, sehingga memerlukan tindakan perbaikan. Dimana batas waktu maksimal untuk tindakan perbaikan kategori ini adalah 3 (tiga) bulan dan harus memenuhi syarat dan aturan akreditasi laboratorium KAN. Sedangkan kategori 3 (tiga) bersifat minor dan tidak mempengaruhi laporan atau sertifikat pengujian/ kalibrasi, maka
tindakan
perbaikan
tidak
akan
mempengaruhi
kegiatan
laboratorium dan tidak akan merusak hubungan antara laboratorium dan KAN. Tindakan ketidaksesuain ini akan ditinjau pada kunjungan berikutnya. Pada saat pertemuan penutupan asesmen dipaparkan temuan-temuan oleh asesor dan tindakan perbaikan yang disetujui untuk dilaksanakan oleh BBPMSOH. Tindakan perbaikan yang disetujui untuk dilaksanakan kemudian dilaporkan 1 (satu) minggu kemudian ke KAN. Sedangkan laporan tindakan perbaikan untuk temuan kategori 2 (dua) harus diserahkan paling lambat pada tanggal 04 Nopember 2011, sedangkan temuan kategori 3 (tiga) akan ditinjau dan diperiksa pada kunjungan surveilans tahunan. Tanggal 4 Nopember 2011 telah disampaikan Laporan Tindakan II yang merupakan kompilasi tindakan perbaikan yang belum disampaikan pada Tindakan perbaikan I dan Laporan Perbaikan Hasil Verifikasi Tindakan Perbaikan I yang belum memuaskan ke BSN-KAN. Salinan Laporan tersebut disampaikan juga kepada Asesor Kepala pada tanggal 25 Nopember 2011. Selain itu juga diserahkan program uji banding 2011 dan 2012, hasil uji banding pengujian kadar sulfadiazine-trimethoprim, hasil uji banding potensi oksitetrasiklin dan rekapitulasi kegiatan uji banding 2011.
19
Hasil verifikasi tindakan perbaikan II dan perbaikan hasil verifikasi tindakan perbaikan I oleh asesor kepala diterima kembali oleh BBPMSOH
pada
tanggal
15
Desember
2011
(Surat
Nomor
5798/4.a2/LP/12/11 tanggal 15 Desember 2011). Untuk Tindakan Perbaikan yang belum memuaskan dari hasil verifikasi tindakan perbaikan II, sampai saat ini masih dilakukan perbaikan dan penyempurnaan. Tindakan perbaikan hasil verifikasi tindakan perbaikan II rencananya akan disampaikan pada awal tahun 2012 setelah semua berkas yang diperlukan selesai.
c. Pelaksanaan Revisi Sistem Mutu dan Kaji Ulang Manajemen Mutu Dalam melaksanakan SNI ISO/IEC 17025:2008 secara konsisten dan sejalan dengan adanya perubahan struktur dalam organisasi di BBPMSOH maka diperlukan pula perbaikan atau revisi Manajemen Sistem Mutu di BBPMSOH. Setelah dilakukan pertemuan yang intensif dengan seluruh penyelia, pejabat eselon III dan IV maka
struktur
penanggung jawab teknis, alur pengujian harus diubah dan tugas serta dari para manajer diperbaiki sesuai dengan klausul dalam ISO SNI/IEC 17025:2008 dan SK Menteri Pertanian No. 628/Kpts/OT.140/12/2003. Dalam
melaksanakan
dan
menyusun
dokumen-dokumen
yang
mendukung dalam sistem manajemen mutu di BBPMSOH maka dikeluarkan SK Kepala Balai No. 499/Kpts/OT.160/F5.I/03/2011 tentang Tim Penyempurnaan Dokumen Sistem Manajemen Mutu Laboratorium BBPMSOH yang membantu Manajer Mutu. Setelah melalui rapat dan sosialisasi maka diputuskan bahwa susunan penanggung jawab sistem manajemen mutu di BBPMSOH adalah sebagai berikut:
20
Manajer Puncak
: Kepala BBPMSOH
Manajer Mutu
: Kabid. Sertifikasi dan PHU
Manajer Teknis
: Kabid. Pelayanan Pengujian
Manajer Administrasi
: Kabag. Umum
Deputi Manajer Mutu
: Kasie Pengamanan Hasil Uji
Deputi Manajer Teknis
: Kasie Sampel
Deputi Manajer Administrasi : Kasubbag Rumah Tangga Perlengkapan QC Unit Uji Bakteriologi
: drh. Sri Werdiningsih
QC Unit Uji Virologi
: drh. Ahmad Maizir
QC Unit Uji F & P
: Dr. drh. Ketut Karuni N. Natih, M.Si
Penyelia Unit Uji Bakteriologi : drh. Ni Made Ria I., Ph.D Penyelia Unit Uji F & P
: drh. Unang Patriana
Penyelia Unit Uji Virologi
: drh. Yuni Yupiana, M.Sc
Koordinator Unit Pathologi
: drh. Chyntia Devi Irawati
Koordinator Supply Center
: Sri Arofah, A.Md
Alur pengujian dibuat menjadi lebih singkat dan dengan adanya Tim Quality Assurance maka validitas hasil uji juga lebih terjamin. Sedangkan tugas dan fungsi dari para penanggung jawab manajemen mutu diperbaiki sehingga tidak ada dua organisasi dalam satu institusi. Dalam merevisi Dokumen Panduan Mutu dan Dokumen Prosedur Edisi 1 Tahun 2009, maka dibentuk Tim Penyusun Penyempurnaan Dokumen Sistem
Manajemen
Mutu
untuk
membantu
Manajer
Mutu
mempersiapkan Dokumen tersebut sesuai dengan kondisi terkini. Dokumen Dokumen Panduan Mutu dan Dokumen Prosedur diperbaiki menjadi Edisi 2 Tahun 2011 dan telah disosialisasikan secara bertahap. Sejalan dengan perubahan dalam Panduan Mutu dan Dokumen Prosedur, maka dokumen-dokumen lain yang mendukung sistem manajemen mutu juga kembali diperbaiki sesuai dengan kondisi terkini. Adapun dokumen yang diperbaiki adalah sebagai berikut:
21
-
Instruksi Kerja Pengujian
-
Instruksi Kerja Alat
-
Tata Tertib
-
Dokumen AMDAL
-
Petunjuk Teknis Pemeliharaan Hewan Percobaan
-
Formulir
Semua dokumen ini dinyatakan berlaku per 11 April 2011. Selanjutnya dalam rangka melaksanakan penerapan ISO SNI/IEC 17025:2008 secara konsisten dan meningkatkan kinerja Balai, maka BBPMSOH melaksanakan kaji ulang dokumen sistem manajemen mutu. Dalam ISO SNI/IEC: 17025:2008 ada 3 (tiga) kaji ulang yang harus dilaksanakan oleh laboratorium, yaitu: - Kaji Ulang Manajemen - Kaji Ulang Permintaan - Kaji Ulang Dokumen Pada tanggal 07 – 30 Nopember 2011 dilaksanakan kaji ulang dokumen secara menyeluruh yang dikoordinasi oleh Manajer Mutu. Sebelumnya kaji ulang dokumen dilaksanakan bersamaan dengan Kaji Ulang Manajemen dan pada tahun 2011 telah dilaksanakan pada tanggal 3 Maret 2011. Akan tetapi setelah mendapat saran dari asesor pada saat asesmen lapangan maka kaji ulang dokumen dilaksanakan secara terpisah dengan kaji ulang manajemen. Dalam pelaksanaan kaji ulang dokumen sendiri sebenarnya bersifat dinamis menyesuaikan dengan kondisi terkini dari laboratorium. Untuk menghindari adanya beberapa dokumen yang terlewat untuk dikaji ulang, maka diputuskan untuk melakukan kaji ulang yang terjadwal. Adapun dokumen yang dikaji ulang adalah: - Dokumen Panduan Mutu - Dokumen Prosedur
22
- Dokumen Instruksi Kerja (Alat dan Pengujian) - Dokumen Tata Tertib - Form - Dokumen AMDAL - Dokumen Petunjuk Teknis Pemeliharaan Hewan Percobaan. Tiap dokumen dikaji ulang oleh personel atau tim yang telah ditetapkan sebagaimana dalam Panduan Mutu. Manajer Mutu dibantu Tim Penyempurnaan
Dokumen
(sesuai
SK
Manajer
499/KPts/OT.160/F5.I/03/2011) mengkaji ulang
Puncak
No.
Dokumen Panduan
Mutu dan Dokumen Prosedur. Instruksi Kerja Alat dan Pengujian di kaji ulang oleh tiap Penyelia, Koordinator, Kepala Seksi sesuai dengan unit kerja masing-masing. Tata Tertib dikaji ulang oleh Manajer Mutu sedangkan Form MT dikaji ulang oleh Manajer Teknis, Form MA dikaji ulang oleh Manajer Administrasi, Form MM dikaji ulang oleh Manajer Mutu, Form yang lain sesuai dengan kode yang telah disepakati dalam Panduan Mutu Klausul 4.3 dikaji masing-masing oleh Penyelia/ Koordinator/Kasie Hewan Percobaan sesuai dengan unit kerja masingmasing. Dan pada tanggal 17 Nopember 2011 dilaksanakan rapat khusus membahas kaji ulang dokumen manajemen sistem mutu. Tiap usulan perubahan disampaikan dan harus diperiksa serta disetujui oleh masing-masing personel yang bertanggung jawab sebagaimana telah tercantum dalam Panduan Mutu klausul 4.3. Setelah mendapat persetujuan dari personel yang bertanggungjawab maka dokumen hasil kaji ulang diterbitkan dan dilakukan amandemen terhadap dokumen yang diubah. Usulan perubahan dokumen atau hasil kaji ulang pada saat ini bisa disampaikan secara lisan, hardcopy dengan mencoret salinan dokumen yang lama ataupun dikirimkan dalam bentuk soft copy. Oleh sebab itu
23
pada kaji ulang dokumen ini diusulkan form khusus untuk hasil kaji ulang agar nantinya bisa mampu telusur. d. Audit Internal Audit Internal merupakan kegiatan rutin yang harus dilakukan oleh BBPMSOH dalam rangka melaksanakan SNI ISO/IEC: 17025:2008. Audit Internal bertujuan untuk melakukan pemeriksaan terhadap kinerja BBPMSOH sesuai dengan klausul-klausul yang terdapat dalam SNI ISO/IEC: 17025:2008 tentunya disesuaikan dengan unit kerja masingmasing. Kegiatan Audit Internal merupakan tanggungjawab Manajer Mutu, akan tetapi karena Manajer Mutu juga menjadi auditee, maka Manajer Mutu mendelegasikan wewenang tersebut kepada tim Audit Internal yang ditunjuk oleh Kepala Balai Besar selaku Manajer Puncak. Adapun susunan Tim Audit Internal sesuai dengan SK Kepala Balai Besar No. 1340/Kpts/OT.160/F5.I/07/2011 tanggal 06 Juli 2011 adalah sebagai berikut: Penanggung Jawab
: drh. Enuh Rahardjo Djusa, Ph.D
Ketua
: drh. Nur Khusni Hidayanto
Sekretaris
: drh. Novida Ariyani
Anggota
: drh. M. Syaeffurosad drh. Ambarwati
Pada tanggal 6 Juli 2011, dilakukan pertemuan pembukaan audit internal antara auditor dan auditee. Pada pertemuan ini, Tim Audit Internal memaparkan konfirmasi kriteria audit, kajian ruang lingkup, penjelasan tentang SNI ISO/IEC: 17025:2008, prosedur audit internal, form pelaporan dan konfirmasi jadwal pelaksanaan audit internal. Audit Internal di lapangan dilaksanakan pada tanggal 7 – 11 Juli 2011 meliputi aspek manajemen dan aspek teknis. Selama melaksanakan
24
audit, tim mencari bukti obyektif pelaksanaan ISO SNI/IEC 17025:2008 melalui pemeriksaan dokumen, membandingkan dokumen dengan kenyataan, pengamatan langsung di tiap unit kerja dan wawancara. Dari hasil audit didapatkan 2 (dua) temuan kategori minor di Unit Uji Bakteriologi, 1 (satu) kategori minor di Unit Uji Virologi, 2 (dua) temuan kategori minor di Unit Uji Farmasetik dan Premiks, dan 7 (tujuh) temuan kategori minor di Unit Hewan Percobaan. Semua temuan ketidaksesuain tersebut kemudian dipaparkan dalam akhir pelaksanaan audit internal. Dalam rapat pemaparan hasil audit internal tersebut, Tim Audit memberikan masukan dan berdiskusi dengan auditee untuk menentukan tindakan perbaikan yang diperlukan. Pada akhir rapat semua auditee menyatakan menerima temuan yang dilaporkan oleh Tim Audit dan tindakan perbaikan yang dilakukan oleh auditee diverifikasi oleh Tim Audit Internal pada tanggal 29 Juli 2011. Setelah melakukan verifikasi dan semua hasil tindakan perbaikan dinyatakan sesuai oleh Tim Audit Internal, maka dilakukan presentasi hasil verifikasi dan kegiatan Audit Internal dinyatakan selesai. e. Peningkatan kompetensi Sumberdaya Manusia. Peningkatan
kompetensi
sumberdaya
manusia
di
BBPMSOH
dilaksanakan dengan mengadakan pelatihan, workshop, seminar, dan menghadiri
pertemuan-pertemuan
teknis
dan
administrasi
untuk
meningkatkan kemampuan dan wawasan setiap personil. Pada tanggal 11 – 15 Juli 2011 telah dilaksanakan workshop Bioteknologi di BBPMSOH yang dihadiri perwakilan seluruh UPT Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan. Pada tanggal 24 – 25 Oktober 2011 diadakan In House Training Validasi dan Verifikasi Pengujian bekerja sama dengan BSN-KAN yang diikuti oleh 25 orang baik yang terlibat langsung dalam penanggungjawab sistem manajemen
25
mutu BBPMSOH maupun penguji dan asisten penguji. Pelatihan tersebut merupakan salah satu tindakan perbaikan dalam temuan asesmen awal KAN dan juga sebagai sarana peningkatan kualitas SDM BBPMSOH. Rekapitulasi personil yang mengikuti kegiatan pelatihan, workshop, seminar dan menghadiri undangan pertemuan dapat dilihat pada lampiran 4. 5. Kegiatan APBN-P Kegiatan APBN-P meliputi pelaksanaan pengadaan peralatan laboratorium yaitu (1) DNA Sequencer; (2) Laboratory Microscope and Camera; (3) CO2 Incubator; (4) Nano Drop 2000; (5) Autoclave, dan bahan-bahan penunjang pengujian
obat
hewan,
serta
pelaksanaan
kegiatan
pengkajian
monitoring/surveillans serum darah pasca vaksinasi ND, pengkajian Efektifitas Vaksin Coryza Terhadap Penyakit Coryza Pada Pre-Vaksinasi Dan Post-Vaksinasi Ayam Petelur dan Pengkajian Residu Antibiotik Golongan Tetrasiklin Dalam Daging, Hati dan Telur Ayam. Rekapitulasi hasil pelaksanaan pengkajian monitoring/ surveillans tahun 2011 dapat dilihat pada tabel 7. Sedangkan Laporan hasil pelaksanaan kegiatan tersebut dapat dilihat pada lampiran 5. Tabel 7. Rekapitulasi hasil pelaksanaan pengkajian monitoring/ surveillans tahun 2011 No. 1 2 3
Jenis Pengujian monitoring/surveillans Virologi Serum darah ayam broiler Serum darah ayam kampung Bakteriologi Serum Darah ayam layer Farmasetik dan Premiks Daging ayam Hati Ayam Telur
Jumlah Sampel Target Realisasi
PELAKSANAAN PENGUJIAN
502 80
502 80
SELESAI UJI SELESAI UJI
500
500
SELESAI UJI
73 72 78
73 72 78
SELESAI UJI SELESAI UJI SELESAI UJI
26
b. Dukungan manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya Kegiatan ini meliputi pelaksanaan layanan perkantoran selama satu tahun meliputi
belanja
pegawai
dan
penyelenggaraan
operasional
serta
pemeliharaan perkantoran, dan pengadaan kendaraan roda dua. Pelaksanaan
layanan
perkantoran melalui
kegiatan
kepegawaian
dan
ketatausahaan, kegiatan rumah tangga dan perlengkapan serta kegiatan administrasi keuangan. 1. Kegiatan kepegawaian dan ketatausahaan Kegiatan kepegawaian meliputi kegiatan tata kearsipan kepegawaian (personal filling), mutasi pegawai, kenaikan pangkat, pensiun, kenaikan gaji berkala, cuti pegawai, absensi, SIMPEG, DP3 dan penyediaan data untuk penyusunan formasi kepegawaian. Rekapitulasi nominatif pegawai dapat dilihat pada lampiran 6. Pegawai Negeri Sipil (PNS) di lingkup BBPMSOH berjumlah 100 orang dan Tenaga Harian Lepas berjumlah 38 orang. Berdasarkan tingkat pendidikan dan status kepegawaian, secara rinci dapat dilihat pada tabel 8 di bawah ini. Tabel 8. Jumlah Pegawai BBPMSOH berdasarkan Tingkat Pendidikan dan Status Tahun 2011 Status Kepegawaian
Tingkat
Jumlah
Pendidikan
(Orang)
PNS
CPNS
THL
1
Doktor (S-3)
3
3
-
-
2
Master (S-2)
11
11
-
-
3
Dokter Hewan
23
20
3
-
4
Apoteker
1
1
-
-
5
Sarjana (S-1)
12
4
3
5
7
Diploma (D-3/D-4)
7
3
2
2
8
SLTA
71
48
1
22
9
SLTP
4
-
-
4
10
SD
6
1
-
5
Jumlah
138
91
9
38
No
27
Kegiatan
Ketatausahaan
meliputi
menerima,
menelaah
dan
mendistribusikan surat, melakukan urusan kearsipan, pengiriman dan penerimaan berita, pengetikan dan penggandaan naskah dan dokumen, melakukan penyelenggaraan perpustakaan, dan melakukan urusan kehumasan. Rekapitulasi surat masuk surat keluar dan lain-lain dapat dilihat pada tabel 9 di bawah ini. Tabel 9. Jumlah Surat Masuk dan Keluar BBPMSOH Tahun 2011 No 1 2 3 4 5
Nama Surat
Surat Masuk Surat Keluar Surat SK Surat Penugasan Memorandum
Jumlah 1.211 2.422 23 436 204
2. Kegiatan Rumah Tangga dan Perlengkapan Melakukan urusan kebersihan ruang kantor, gedung / bangunan kantor, taman, peralatan kantor, menyiapkan dan melakukan penyelenggaraan kegiatan upacara, rapat-rapat, pelayanan tamu, pelayanan pimpinan, melakukan penyelenggaraan keamanan dan ketertiban kantor dan sarana lainnya, menyiapkan bahan pengaturan penggunaan dan pemeliharaan kendaraan dinas, melakukan urusan perizinan dan pembayaran listrik, air, dan telepon, melakukan urusan administrasi perjalanan dinas, menyiapkan bahan penatausahaan barang milik kekayaan Negara dan kodifikasi kekayaan Negara, melakukan urusan pemeliharaan, perbaikan, inventaris ruang kantor, gedung / bangunan kantor, taman, dan peralatan kantor serta kendaraan dinas. Selain itu, kegiatan yang lain adalah menyiapkan bahan penyusunan rencana kebutuhan dan pengadaan barang, melakukan inventarisasi barang milik / kekayaan Negara, melakukan urusan penyaluran barang milik / kekayaan Negara, menyiapkan bahan usulan penghapusan
28
barang milik / kekayaan Negara, menyiapkan bahan penyusunan laporan pelaksanaan pengadaan barang inventaris kekayaan / milik negara dan jasa, mengumpulkan, mengolah, dan menyajikan data perlengkapan dalam
Data
Base
Sistem
Informasi
Manajemen
Perlengkapan,
menyiapkan bahan usulan tukar menukar barang milik / kekayaan negara, menyiapkan bahan usulan pengalihan status rumah negara, menyiapkan bahan penyusunan laporan triwulan dan tahunan dan bahan pemutahiran data, barang milik / kekayaan Negara pada unit Pemakaian Barang (UPB). Rekapitulasi pengadaan barang dan jasa tahun 2011 dapat dilihat pada lampiran 7. 3. Pembuatan Buletin Pengujian Mutu Obat Hewan Buletin pengujian mutu obat hewan ISSN: 0852-9612 No.16 Tahun 2011, telah selesai dilaksanakan pada bulan Juli 2011, adapun nama penulis dan judul adalah sebagai berikut : No. 1 2
3 4 5
Nama Penulis drh. Ambarwati, drh. Maria Fatima Palupi M. Si, drh. Unang Patriana, Emi Rusmiati Drh. Nur Khusni Hidayanto, drh. Ida lestari soedijar M.Sc, Drh. Dewa Made Ngurah Dharma Ph.D, drh. Emila, drh. Endang susanto, Yati Suryati Drh. Unang Patriana Drh. Maria Fatima Palupi M.Si, drh. Min Rahminiwati, Ph.D, drh. Unang Patriana Drh. Yuni Yupiana
6
Drh. Yuni Yupiana, drh. Emilia, Yati Suryati, Dodo Hermawan
7
Drh. Ketut Karuni N. Natih, drh. YuniYupiana, drh. Nur khusni Hidayanto, Neni Nryani.
Judul Perbandingan pengujian kadar Albendazol degan Metode Spektrofotometri Evaluasi hasil pengujian uji keamanan vaksin gumboro aktif di BBPMSOH tahun 2000-2006 Analisis ekonomi perlakuan sediaan enrofloksasin terhadap kolibasilosis pada ayam pedaging strain COBB Farmakokinetik parasetamol dalam plasma ayam (gallus domesticus) Perbandingan metode ekstraksi real time PCR virus influenza A antara metode guanidium,-thiocyanate-phenol-chloroform dan metode spin kolom Optimasi ekstraksi (Ribo Nucleic Acid) dari virus AI menggunakan metode pre ektraksi Status kebal ternak sapi paska vaksinasi infectious bovine rinothachities (IBR) inaktif di lapangan
29
c. Realisasi Anggaran Pelaksanaan kegiatan Pengendalian dan Penanggulangan Penyakit Hewan Menular Strategis dan Penyakit Zoonosis. Realisasi pelaksanaan anggaran BBPMSOH dapat dilihat pada table 10 di bawah ini. Tabel 10. Realisasi Program/kegiatan BBPMSOH Tahun 2011 (%) Realisasi Anggaran
Program/Kegiatan
Pagu Anggaran (Rp)
Realisasi Anggaran (Rp)
1
Pengendalian dan Penanggulangan Penyakit Hewan Menular Strategis dan Penyakit Zoonosis
12.269.100.000
11.633.860.493
94.82
635.239.507
2
Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya
8.449.482.000
8.485.555.331
100.42
- 36.073.331
20.718.582.000
20.119.415.824
97.11
599.166.176
No
JUMLAH
Sisa Anggaran (Rp)
30
BAB IV PERMASALAHAN PELAKSANAAN DAN PENCAPAIAN SASARAN PROGRAM /KEGIATAN SERTA ANGGARAN 2011
1. Dalam pengujian obat hewan, masih ada sampel yang dalam proses pengujian disebabkan karena: a. Adanya beberapa sampel obat hewan yang datang pada bulan akhir desember 2011, sehingga baru dapat dikerjakan pada bulan januari 2012. b. Beberapa fasilitas peralatan sudah tidak memadai untuk digunakan lagi, sehingga dibutuhkan peremajaan alat-alat pengujian. c. Ada beberapa obat hewan dengan zat aktif yang baru dan sangat kompleks, sehingga BBPMSOH masih harus mencari dan mengkaji metode untuk pengujian obat hewan tersebut. d. Untuk beberapa pengujian obat hewan, penyediaan hewan pengujian sedikit memiliki kendala dalam pengadaannya. Hal ini disebabkan kapasitas kandang breeding hewan dan sistem pengadaan hewan percobaan yang perlu dilakukan penataan ulang. e. Kapasitas kandang uji yang kurang memadai untuk jumlah sampel yang ada, sehingga diperlukan penataan ulang dan penambahan kapasitas kandang uji agar dapat memenuhi jumlah pengujian produk biologik. f. Belum adanya Laboratorium dan Kandang Uji BSL-3 untuk menguji Vaksin AI, Leptospira, dan penyakit zoonosis lainnya, sehingga uji khusus seperti uji potensi, uji tantang, isolasi kuman dan sebagainya belum dapat dilakukan dengan sempurna. 2. Proses penyediaan hewan percobaan terutama pengambilan telur SPF dilakukan dengan menyesuaikan keberadaan jenis dan jumlah sampel yang
31
diterima dan penyediaan beberapa bahan dan standar pengujian sehingga menyebabkan keterlambatan pelaksanaan pengujian. 3. Dalam rangka menunjang pengoperasian Lab BSL-3 BBPMSOH memerlukan penambahan daya listrik dari 345 KVA menjadi 550 KVA disertai peremajaan instalasi listrik dan dampaknya perlu adanya ketersediaan anggaran yang memadai untuk pembangunan instalasi listrik dan penambahan daya, biaya langganan daya dan jasa dan biaya pemeliharaannya. 4. Proses pembuatan sertifikat tanah masih belum terlaksana dan berlarut-larut karena adanya kendala dalam pembuatan surat hibah dari PT. Perkebunan Negara VIII Tbk (Meneg BUMN) kepada Kementerian Pertanian dalam penyelesaian masalah tanah tersebut (sesuai PP No. 6 tahun 2006). 5. Belum tercapainya sasaran pemeliharaan, perbaikan dan peremajaan peralatan khususnya peralatan laboratorium yang sudah berumur tua dan tidak memenuhi syarat sistem mutu. Dan hal ini telah diajukan permohonan untuk penggantian peralatan laboratorium kepada Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan nomor 884/PL.420/F5.I/06/2010 tanggal 10 Juni 2010 dan surat kedua nomor 560/PL.420/F5.I/04/2010 tanggal 22 April 2010. 6. Koordinasi antar bidang / unit dilingkungan internal belum optimal berjalan sesuai yang ditetapkan dalam SOP. 7. Kurang tertibnya pengendalian dokumen rekaman kegiatan yang sudah dilaksanakan sehingga belum mampu telusur dan terjadi keterlambatan bila diperlukan untuk penyusunan program berikutnya. 8. Kurangnya kaderisasi personil khususnya paramedik veteriner
pada Unit
Hewan Percobaan dan Limbah untuk persiapan penggantian personil yang akan memasuki masa purnabakti.
32
BAB V TINDAK LANJUT DAN UPAYA PEMECAHAN MASALAH
1. Melakukan peningkatan kemampuan dan profesionalisme SDM melalui pelatihan baik teknis dan non teknis serta manajerial. 2. Melakukan kerjasama dengan Instansi Terkait dan Lembaga Teknis lainnya untuk meningkatkan wawasan, pengetahuan dan kompetensi SDM serta pengembangan teknik serta metoda pengujian. 3. Melengkapi Sarana dan prasarana dengan melakukan peremajaan dan penambahan peralatan laboratorium sesuai perkembangan teknologi. 4. Melakukan pengembangan metoda uji sesuai tuntutan jaman, dengan jalan perluasan tugas pokok dan fungsi Balai Besar. 5. Meningkatkan mutu semua kegiatan sesuai Standar Internasional baik segi teknis maupun non teknis melalui pencapaian SNI/ISO 17025-2008. 6. Meningkatkan sosialisasi tentang pengujian mutu dan sertifikasi obat hewan kepada dinas provinsi/kabupaten/kota. 7. Menciptakan cara (situasi) kerja yang kondusif, dengan memantapkan perencanaan dan program kerja. 8. Memberikan pelayanan yang prima kepada semua stakeholder. 9. Perlu dibangun Laboratorium dan Kandang Uji BSL-3 dan pembuatan gedung administrasi
yang
terpisah
dengan
gedung
laboratorium
untuk
lebih
meningkatkan pelayanan pengujian di masa mendatang.
33
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN a. Kesimpulan 1. Secara
umum
fungsi
BBPMSOH
pada
tahun
2011
telah
dapat
menunjukkan keberhasilan terutama dalam realisasi pengujian mutu dan sertifikasi obat hewan. Keberhasilan ini ditinjau dari aspek teknis, ekonomis/keuangan dan aspek pelayanan publik. Hal ini dilandasi dengan adanya realisasi pengujian dan sertifikasi obat hewan sampai dengan 31 Desember 2011 mencapai 119% sedangkan sisa sampel masih dalam proses akhir uji. 2. Dari aspek penguatan kelembagaan telah diterbitkannya sertifikat akreditasi laboratorium tingkat ASEAN dan proses akreditasi KAN BSN. 3. Dari aspek ketatalaksanaan telah dilaksanakan penyempurnaan tata hubungan kerja melalui penyempurnaan SOP dan implementasinya. Disamping itu Balai telah melaksanakan sistem pengendalian internal dan telah dilakukan penilaian oleh Inspektorat Jenderal. 4. Dari aspek pengawasan telah dilakukan pengawasan obat hewan dengan memberlakukan GMP (Good Manufacturing Practice) dan CPOHB (Cara Pembuatan Obat Hewan yang Baik dan benar). 5. Dari aspek Kerjasama Teknis. Dalam rangka peningkatan mutu obat hewan tahun 2011 terutama pengujian vaksin Vaksin AI, Leptospira, dan penyakit zoonosis lainnya, sehingga uji khusus seperti potensi, uji tantang, isolasi kuman dan sebagainya telah dilakukan proses pelaksanaan pembangunan gedung Laboratorium BSL-3 hasil kerjasama BBPMSOH dengan KfW Jerman, dimana pembangunan pada tahap proses lelang dilaksanakan pada tahun 2011, sedangkan proses pembangunan akan dimulai pada tahun 2012 dan diserahterimakan pada tahun 2013.
34
b. Saran Dibutuhkan pendalaman materi untuk personil untuk memenuhi kebutuhan sumber daya manusia di bidang administrasi sarana dan prasarana, kepegawaian dan keuangan. Di upayakan pemanfaatkan pegawai yang ada supaya lebih cermat dan efektif dalam menjalankan pekerjaannya, untuk itu juga bagi pelayanan teknis di butuhkan peleatihan yang mendalam.
35
BAB VII PENUTUP Laporan Tahunan Tahun Anggaran 2011 Balai Besar Pengujian Mutu dan Sertifikasi Obat Hewan (BBPMSOH) disusun
untuk memberikan informasi
mengenai seluruh kegiatan yang telah dilaksanakan di BBPMSOH termasuk kendala/permasalahan dan penyelesaiannya. Selanjutnya
diharapkan
Laporan
Tahunan
Tahun
Anggaran
2011
BBPMSOH ini dapat digunakan sebagai bahan evaluasi dan dan pedoman dalam penyusunan rencana kerja/program bagi unit-unit kerja BBPMSOH di tahun selanjutnya.
Bogor,
Januari 2012
Kepala Balai Besar Pengujian Mutu dan Sertifikasi Obat Hewan
drh. Enuh Raharjo Jusa, Ph.D NIP. 19590513 198603 1 001
36