BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Bahan plastik dalam pemanfaatannya di kehidupan manusia memang tak dapat dielakkan, sebagian besar penduduk di dunia memanfaatkan plastik dalam menjalankan aktivitasnya. Namun, dibalik pemanfaatan plastik tersebut menimbulkan masalah baru, yaitu sampah plastik. Sifat plastik yang sulit diuraikan dalam tanah,perlu waktu berpuluh‐puluh tahun untuk tanah menguraikan sampah-sampah dari bahan plastik tersebut. Sampah merupakan salah satu masalah lingkungan hidup yang sampai saat ini masih belum bisa ditangani
dengan
Kemampuan
baik,
pengelolaan
terutama sampah
pada yang
negara-negara masih
berkembang.
rendah
dengan
ketidakseimbangan produksi sampah membuat sampah menjadi menumpuk dimana-mana. Sampah yang tidak terurus dengan baik akan menghasilkan kualitas lingkungan yang tidak baik pula, air yang dihasilkan dari sampah menyebabkan pencemaran baik di tanah, air, dan udara, meningkatkan perkembangan hama penyakit, menurunnya kesehatan dan nilai estetika lingkungan karena pencemaran air, tanah dan udara. Masalah sampah yang timbul di kota-kota besar adalah karena sulitnya pengumpulan, pengangkutan, pembuangan, pemanfaatan, dan pemusnahan sampah, baik sampah yang berasal dari rumah tanggga, pasar, industri maupun sampah kantor. Salah satu jenis sampah yang sulit untuk diuraikan adalah sampah plastik. Sejak ditemukan pertama kali pada tahun 1907, penggunaan plastik dan barang-barang berbahan dasar plastik semakin meningkat. Peningkatan penggunaan plastik ini merupakan konsekuensi dari berkembangnya teknologi, industri dan juga jumlah populasi penduduk. Di Indonesia, kebutuhan plastik terus meningkat hingga mengalami kenaikan rata-rata 200 ton per tahun. Tahun 2011 tercatat 1,9 juta ton, di tahun 2012 naik menjadi 2,1 juta ton, selanjutnya tahun 2013 naik lagi menjadi 2,3 juta ton per tahun.
1
Di tahun 2014 2,4 juta ton, dan diperkirakan pada tahun 2015, meningkat menjadi 2,6 juta ton. Akibat dari peningkatan penggunaan plastik ini adalah bertambah pula sampah plastik (Untoro, 2013). Berdasarkan asumsi Kementerian Lingkungan Hidup (KLH), setiap hari penduduk Indonesia menghasilkan 0,8 kg sampah per orang atau secara total sebanyak 189 ribu ton sampah/hari. Jumlah tersebut 15% berupa sampah plastik atau sejumlah 28,4 ribu ton sampah plastik/hari (Pahlevi, 2012). Hal tersebut di tegaskan oleh Antonopoulos (2012) The input/output modeling of each waste management technology is quite complex due to various undefined processes. Artinya masukan dan keluaran model manajemen teknologi pengolahan sampah yang tidak diketahui prosesnya. Di satu sisi penemuan plastik ini mempunyai dampak positif yang luar biasa, karena plastik memiliki keunggulan-keunggulan dibanding material lain. Tetapi di sisi lain, sampah plastik juga mempunyai dampak negatif yang cukup besar. Keunggulan plastik dibanding material lain diantaranya kuat, ringan, fleksibel, tahan karat, tidak mudah pecah, mudah diberi warna, mudah dibentuk, serta isolator panas dan listrik yang baik,sedangkan plastik yang sudah menjadi sampah akan berdampak negatif terhadap lingkungan maupun kesehatan manusia. Menurut pandangan Siddiqui (2013) contribution of plastics to human health is difficult to ignore. Plastic based packaging with the above-mentioned properties ensures reaching the best, hygienic and unadulterated product to the masses. Melalui terjemahan bebas kontribusi plastik untuk kesehatan manusia sulit untuk diabaikan, kemasan berbasis plastik dengan sifat-sifat yang disebutkan di atasmemastikan mencapai yang terbaik, produk higienis dan murni untuk masyarakat. Sampai saat ini, plastik memang masih menjadi bahan yang sulit tergantikan untuk berbagai kebutuhan masyarakat sehari-hari seperti kemasan makanan, tas, produk-produk elektronik, otomotif, mainan, dan masih banyak lagi lainnya. Penggunaan plastik akan terus meningkat mengingat kelebihan yang dimilikinya antara lain ringan dan kuat, tahan terhadap korosi, transparan dan mudah diwarnai, dan sifat insulasinya yang cukup baik. Hingga secara
2
otomatis produksi sampah plastik akan terus meningkat dari tahun ke tahun, sehingga perlu dikembangkan solusi jangka panjang yang dapat mengurangi sampah jenis ini sekaligus dapat menghasilkan produk lain yang bermanfaat. Semakin meningkatnya sampah plastik ini akan menjadi masalah serius bila tidak dicari penyelesaiannya. Permasalahan sampah atau limbah plastik perlu dipikirkan pemecahannya. Mitigasi sampah atau limbah plastik yang populer selama ini adalah dengan 3R (Reuse, Reduce, Recycle). Reuse adalah memakai berulang kali barang-barang yang terbuat dari plastik. Reduce adalah mengurangi pembelian atau penggunaan barang-barang dari plastik, terutama barang-barang yang sekali pakai. Recycle adalah mendaur ulang barang-barang yang terbuat dari plastik. Masing-masing mitigasi sampah plastik tersebut di atas mempunyai kelemahan. Kelemahan dari reuse adalah barang-barang tertentu yang terbuat dari plastik, seperti kantong plastik, kalau dipakai berkali-kali akan tidak layak pakai. Selain itu beberapa jenis plastik tidak baik bagi kesehatan tubuh apabila dipakai berkali-kali. Kelemahan dari reduce adalah harus tersedianya barang pengganti plastik yang lebih murah dan lebih praktis,sedangkan kelemahan dari recycle adalah bahwa plastik yang sudah didaur ulang akan semakin menurun kualitasnya. Mitigasi sampah plastik melalui proses daur ulang (recycling) menjadi sangat popular saat ini. Salah satu proses daur ulang yang lebih menjanjikan dan berprospek ke depan adalah dengan mengkonversi sampah plastik menjadi BBM. Langkah mitigasi ini tidak hanya bisa mengatasi persoalan sampah plastik saja, tetapi juga bisa memproduksi bahan bakar untuk kebutuhan energi serta mampu meningkatkan nilai ekonomis sampah plastik. Penelitian tentang pengolahan limbah plastik menjadi bahan bakar alternatif telah banyak dilakukan, diantaranya oleh masyarakat di lingkungan SMKN 3 Kimia Madiun yang diprakarsai oleh Bapak Tri Handoko. Penelitian lain yaitu oleh Jurusan Teknik Mesin Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta bekerjasama dengan Tokyo Institute of Technology, Jepang yang dipimpin oleh Guru Besar Fakultas Teknik UGM Prof. Dr.Ing Harwin Saptoadi. Semua
3
jenis plastik bisa didaur ulang menjadi bahan bakar alternatif, karena pada dasarnya plastik sendiri berasal dari minyak bumi, sehingga kita hanya tinggal mengembalikannya ke bentuk semula (Bambino, 2014). Penelitian lain dilakukan oleh Aprian Ramadhan P. dan Munawar Ali(2011) menunjukkan bahwa konversi volatile matter yang dapat dicapai 80,2%, dan itu terjadi pada waktu 60 menit dan suhu 420oC. Plastik mempunyai nilai kalor yang cukup tinggi setara dengan bahan bakar fosil seperti bensin dan solar. Perbandingan energi yang terkandung dalam plastik dengan sumber-sumber energi lainnya dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 1. Nilai Kalor Plastik dan Bahan Lainnya Kalor Polyethylene Polypropylene Polyvinyl chloride Polystyrene Coal Petrol Diesel Kerosene
Nilai Kalor MJ/kg 46,3 46,4 18,0 41,4 24,3 44,0 43,0 43,4
Sumber: Das dan Pande, 2007 (dalam Untoro, 2013) Alternatif lain penanganan sampah plastik yang saat ini banyak di teliti dan dikembangkan adalah mengkonversi sampah plastik menjadi bahan bakar minyak. Cara ini sebenarnya termasuk dalam recycleakan tetapi daur ulang yang dilakukan adalah tidak hanya mengubah sampah plastik langsung menjadi plastik lagi. Dengan cara ini dua permasalahan penting bisa diatasi, yaitu bahaya menumpuknya sampah plastik dan diperolehnya kembali bahan bakar minyak yang merupakan salah satu bahan baku plastik sehingga mempunyai nilai ekonomi. Teknologi untuk mengkonversi sampah plastik menjadi bahan bakar minyak yaitu dengan proses cracking (perekahan) dan pirolisis. Di sini akan dikaji penelitian-penelitian yang berhubungan dengan teknologi tersebut serta nilai ekonomi dari proses tersebut. Dengan kajian ini akan di ketahui mitigasi dampak limbah sampah plastik sebagai bahan bakar
4
alternatif dengan metode cracking dan pirolisis, serta dampaknya terhadap ekonomi masyarakat. Salah satu alternatif system pengolahan sampah yaitu melalui gasifikasi, menurut Neha Patni (2014) A gasification system is made up of three fundamental elements: (1) the gasifier, helpful in producing the combustible gas; (2) the gas clean up system, required to remove harmful compounds from the combustible gas; (3) theenergy recovery system. The system is completed with suitable subsystems, helpful to control environmental impacts (air pollution, solid wastes production, and wastewater). Dengan terjemahan sederhana Sebuah sistem gasifikasi terdiri dari tiga dasar elemen. (1)gasifier, membantu dalam memproduksi gas yang mudah terbakar;(2) yang membersihkan sistem gas,diperlukan untuk menghapussenyawa berbahaya dari gas yang mudah terbakar;(3)sistem pemulihan energi. Sistem ini dilengkapi dengan cocok subsistem, membantu mengendalikan dampak lingkungan (udarapolusi, padat produksi limbah, dan air limbah). Berdasarkan uraian diatas maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul: ”Mitigasi Dampak Sampah Plastik Dan Rekayasa Ekonomi Masyarakat”.
B. Perumusan Masalah Perumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Bagaimanakah proses mitigasi dampak sampah plastik dengan mengubah menjadi bahan bakar alternatif? 2. Bagaimanakah pemberdayaan ekonomi masyarakatdalam daur ulang sampah plastik menjadi bahan bakar alternatif?
5
C. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui proses mitigasi sampah plastik menjadi bahan bakar alternatif. 2. Untuk mengetahui pemberdayaan ekonomi masyarakatdalam daur ulang sampah plastik menjadi bahan bakar alternatif.
D. Manfaat Penelitian Dengan dibentuknya tujuan penelitian diatas diharapkan akan memberi manfaat, sebagai berikut. 1. Manfaat Teoritis a. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pengetahuan tentang mitigasi sampah plastik menjadi bahan bakar alternatifdan pemberdayaan ekonomi masyarakat dalam daur ulang sampah plastik menjadi bahan bakar alternatif. 2. Manfaat Praktis a. Untuk masyarakat, penelitian ini memberikan sumbangan pengetahuan tentang pemberdayaan ekonomi masyarakat dalam kegiatan daur ulang sampah plastik serta memberikan penyadaran akan pentingnya peran mereka dalam menyukseskan kegiatan ini. b. Sebagai masukan dalam penanganan masalah sampah plastik menjadi bahan bakar alternatif.
6