BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Timbal (Pb) adalah logam yang mendapat perhatian dalam segi kesehatan karena dampaknya pada sejumlah orang akibat keracunan makanan atau udara yang terkontaminasi Pb memiliki sifat toksik berbahaya. Timbale dapat terkandung di dalam air, makanan dan di udara. Pb di atmosfir berasal dari senyawa hasil pembakaran besin regular dan premium yang tidak sempurna. Asap kendaraan bermotor dapat mengeluarkan partikel Pb yang kemudian dapat masuk / mencemari ke dalam makanan yang dijajakan di pinggir jalan. Air minum dapat tercemar oleh Pb karena penggunaan pipa berlapis Pb, peralatan makanan keramik berglasur merupakan sumber Pb lain. Bagi kebanyakan orang, sumber utama asupan timbale adalah makanan yang biasanya mengandung 10 – 300 mikrogram/hari. Makanan / minuman yang dikemas dalam kaleng, kadar Pb dalam kemasan kaleng tersebut sebesar 637,64 + 0,02 ppm, dengan kecepatan reaksi pelepasan Pb sebsar 5,56 x 10 – bpj/jam. Makanan jajanan atau dikenal sebagai street food adalah makanan yang dijual dikakai lima,pinggir jalan,distasaiun,dipasar ditempat pemukiman serta lokasi yang sejenis.Makanan
banyak
sekali
jenisnya
dan
sangat
bervariasi
dalam
bentuk,keperluan dan harga. Pada umumnya makanan jajanan dapat dibagi menjadi 4 kelompok yaitu pertama makanan utama main dish contoh nasi rames,pecel,nasi rawon dan sebagainya. Kedua panganan atau snack contohnya onde-onde,kuekue,gethuk
dan
lain-lain..Ketiga
adalah
golongan
minuman
contohnya
es
teler,teh,kopi dan sebagainya. Keempat adalah buah-buahan segar contohnya jeruk ,mangga dan sebagainya. Polusi udara umumnya diberi batasan. Sebagai udara yang mengandung suatu atau lebih zat kimia dalam konsentrasi yang cukup tinggi untuk dapat menyebabkan gangguan pada manusia, binatang, tumbuh-tumbuhan dan harta benda/ di Indonesia khususnya dikota-kota besar, lalu lintas dalam hal ini kendaraan bermotor
mempunyai andil yang sangat besar dalam memberikan kontribusi pada polusi udara. Kontribusi gas buang kendaraan bermotor sebagai sumber polusi udara mencapai 60 – 70 % dibandingkan dengan industri yang hanya berkisar antara 10-15 %. Sedangkan sisanya berasal dari rumah tangga, pembakaran hutan / ladang dan lainlain.2) Kendaraan bermotor di Indonesia umumnya menggunakan bensin premium kedalam premium ditambahkan timah hitam yang dikenal pula sebagai Phlumbum (Pb) dalam bentuk timbal tetra etil dan timbal tatrametil. Penambahan timbal ini untuk meningkatkan bilangan oktan, agar titik bakarnya turun sehingga bensin lebih mudah terbakar namun dalam proses pembakaran 98 % timbal yang harus terkandung didalamnya akan dilepas dan menimbulkan pencemaran udara.3) Timah hitam (Pb) adalah sejenis logam lunak yang berwarna coklat kehitaman, serta mudah dimurnikan dari pertambangan. Bahaya yang ditimbulkan oleh penggunaan timah hitam ini adalah sering menyebabkan keracunan. Keracunan Pb ini kebanyakan disebabkan oleh pencemaran lingkungan atau udara terutama di kota-kota besar. Pb murni biasanya digunakan untuk melapisi logam lain sehingga tidak mudah berkarat misalnya pipa-pipa yang dialiri bahan-bahan kimia yang bersifat korosif. Pb murni juga digunakan untuk melapisi kabel-kabel tanah atau pipapipa air.4) Lingkungan produk pangan dasarnya penuh dengan pencemaran baik pencemaran fisik, kimia, neuro biologik dan biologik sanitasi pangan mengusahakan lingkungan pangan itu (sebelum, selama dan sesudah proses) dijaga bersih dan agar dicegah terjadinya pencemaran terhadap produk pangan, jadi dimana ada produk pangan disitu diperlukan kondisi lingkungan yang bersih. Dengan kondisi lingkungan bersih disamping itu produk pangan jauh pencemaran, juga tampak bersih, rapi, menarik, tetapi disenangi dan aman dari bahaya penyakit. Pencemaran kimia yaitu adanya zat-zat kimia secara alami tidak terdapat dalam komoditas itu. Adanya zat kimia dalam komoditas itu biasanya terjadi selama proses penanganan dan pengolahan. Misalnya adalah logam berat karena selama penanganan terjadi pencemaran terjadi dari polusi kontaminasi komoditas pangan sering terjadi selama
pemasaran. Zat kimia yang menjadi bahan pencemar dapat dikelompokkan yaitu : pestisida, insektisida, loga, berat (Pb) dan zat karsinoganik.6) Pb adalan logam yang mendapat perhatian utama dalam segi kesehatan karena dampaknya pada sejumlah besar orang akibat keracunan makanan atau udara yang terkontaminasi Pb. Dari hasil penelitia yang telah dilakukan mahasiswa dan dosen jurusan Teknologi Pangan FT. Unpas dilaporkan dari sepuluh jenis makanan atau minuman jajanan yang dijual di pinggir jalan di sekitar wilayah Kiana Condong dan Cicadas tujuh jenis dantaranya mengandung Pb. Dampak Pb pada kesehatan dapat menimbulkan gejala-gejala gastro intestinal, seperti kram perut, kolik, mual muntah sedangkan manifestasi secara neurologi adalah encephalophaty seperti sakit kepala, bingung atau pikiran kacau, sering pingsan dan koma. Pada beberapa kasus akibat terpapar Pb, oliguria dan gagal ginjal yang akut dapat berkembang dengan cepat.5) Berdasarkan hasil pengamatan dijalan Peterongan Kota Semarang banyak jajanan makanan yang dijajakan dipinggir jalan, sehingga cara penyajiannya beragam ada secara tertutup dan tidak tidak tertutup,Jenis makanan jajanan yang dijajakan terdiri dari aneka minuman, nasi rames,nasi soto dan makanan gorengan. disepanjang jalan tersebut banyak berlalu-lalang kendaraan sehingga dapat mengakibatkan kontaminasi pada makanan oleh debu dan asap kendaraan yang mengandung Pb. Berdasarkan uraian diatas peneliti mencoba melakukan penelitian mengenai faktor diterminan kontaminan kandungan Pb pada makanan yang dijajakan dipinggir jalan dijalan Peterongan Kota Semarang.
B. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang tersebut diatas masalah yang akan dikaji dalam penelitian ini adalah ”faktor determinan apa saja yang mengkontaminan kandungan Pb pada makanan jajanan yang dijajakan dipinggir jalan Peterongan Kota Semarang”.
C. Tujuan 1
Tujuan umum Mengetahui faktor determinan kontaminan Pb pada makanan jajanan yang dijajakan dipinggir jalan Peterongan Kota Semarang.
2
Tujuan khusus a. Mendeskripsikan lama waktu paparan Pb pada makanan jajanan yang dijajakan dipinggir jalan Peterongan Kota Semarang. b. Mendiskripsikan cara penyajian makanan jajanan yang dijajakan dipinggir jalan Peterongan Kota Semarang. c. Mendeskripsikan jarak lokasi penjualan makanan jajanan dengan jalan raya. d. Mendeskripsikan tingkat kepadatan kendaraan yang melintas berdasarkan lokasi penjualan (Depan Jalan Raya dengan Gang Jalan). e. Menganalisis hubungan lama waktu paparan dengan kandungan Pb pada makanan jajanan yang dijajakan dipinggir Jalan Peterongan Kota Semarang. f. Menganalisis hubungan cara penyajian dengan kandungan Pb pada makanan jajanan yang dijajakan dipinggir jalan Peterongan Kota Semarang. g. Menganalisis hubungan jarak lokasi penjualan dengan kandungan Pb pada makanan jajanan yang dijajakan dipinggir jalan Peterongan Kota Semarang. h. Menganalisis hubungan tingkat kepadatan kendaraan yang melintas didepan lokasi penjualan dengan kandungan Pb pada akanan jajanan yang dijajakan dipinggir Jalan Peterongan Kota Semarang.
D. Manfaat 1 Sebagai bahan referensi bagi dunia pendidikan dibidang kesehatan masyarakat khususnya gizi kesehatan masyarakat. 2 Dapat menambah pengetahuan dan mengubah sikap dalam penyajian makanan yang sehat bagi kelangsungan hidup yang sehat secara jasmani E. Bidang Ilmu Penelitian ini merupakan bagian dari ilmu kesehatan masyarakat khususnya bidang keamaan pangan dan sanitasi lingkungan. F. Keaslian Penelitian
Penelitian mengenai faktor diterminan kontaminasi Pb pada makanan jajanan yang dijajakan di jalan Peterongan Kota Semarang hampir sama dengan penelitian di bawah ini No Judul
Penulis
Tahun
Desain
1.
Endah
2006
Explanatory V terikat
Hubungan antara
masa Dianawati
Variabel
Hasil Ada hubungan
research
Kandungan antara
kerja dengan
Craoss
Pb
kerja
kadar
timah
sectional
v. bebas
kandung
hitam
(Pb)
masa kerja
pada
dalam darah
masa dengan Pb darah
operator SPBU
operator SPBU
di
Semarang 2.
Perbedaan
Rajindra
jumlah
Prima
Explanatory v. terikat
Ada perbedaan
research
jumlah
yang signifikan
mikroba
Pendekatan
bakteri
tempe goreng
cross
v. bebas
di
sectional
waktu
warung
nasi berdasarkan waktu penjualan
2005
penjualan