BAB I PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Perkembangan
dan
perubahan
yang
terjadi
dalam
kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara di Indonesia yang tidak terlepas dari pengaruh perubahan global, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta seni dan budaya. Untuk itu perlu penyiapan sumber daya manusia sejak usia dini yang berkualitas sehingga mampu menyesuaikan diri dengan perubahan.
Anak Usia Dini, termasuk anak TK memiliki karakteristik perkembangan fisik dan psikologis yang khas. Secara teoritis anak usia dini berada dalam masa keemasan, dimana anak mulai peka untuk menerima berbagai stimulasi dari lingkungannya baik disengaja maupun tidak disengaja. Pada masa peka inilah terjadi pematangan fungsi-fungsi fisik dan psikis sehingga anak siap merespon setiap stimulasi dari lingkungan dan berbagai upaya pendidikan. Selain itu masa usia dini merupakan pondasi awal bagi pertumbuhan dan perkembangan selanjutnya, sehingga diperlukan layanan pendidikan yang sesuai agar mereka dapat tumbuh dan berkembang secara optimal.
Pendidikan anak usia dini memandang anak sebagai individu yang utuh sehingga membutuhkan pelayanan menyeluruh yang meliputi berbagai aspek perkembangan fisik dan psikis. Secara kodrati bahwa anak sejak lahir memiliki lebih dari satu bakat, tetapi bakat tersebut bersifat potensial. Untuk itu,
anak perlu diberikan
pendidikan
yang
sesuai
dengan
perkembangannya. Pertumbuhan dan perkembangan akan tercapai secara optimal, apabila
diciptakan situasi dan kondisi yang kondusif sesuai
dengan kebutuhan anak
yang berbeda satu dengan lainnya, sehingga
layanan pendidikan yang diberikan harus memperhatikan keberagaman budaya, agama, kondisi alam dan pola kehidupan sehari-hari anak. Selain itu, sangat perlu diperhatikan kodrat anak sebagai mahluk individu, sosial, susila dan religius. Oleh karena itu pengembangan anak usia dini berorientasi pada pendekatan berpusat pada anak (student centered) 1
B.
Landasan Pendidikan TK Penyelenggaraan Pendidikan TK didasarkan pada landasan yuridis dan landasan filosofis, dengan penjelasan sebagai berikut: a. Landasan Yuridis Berdasarkan UU NO. 20 TAHUN 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab 1, Pasal 1, Butir 14 dinyatakan bahwa Pendidikan Anak Usia Dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia 6 tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut. Sedangkan pada pasal 28 tentang Pendidikan Anak Usia Dini dinyatakan bahwa (1) Pendidikan Anak usia dini diselenggarakan sebelum jenjang pendidikan dasar, (2) Pendidkan anak usia dini dapat diselenggarakan melalui jalur pendidkan formal, non formal, dan/atau informal, (3) Pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal: TK, RA, atau bentuk lain yang sederajat, (4) Pendidikan anak usia dini jalur pendidikan non formal: KB, TPA, atau bentuk lain yang sederajat, (5) Pendidikan usia dini jalur pendidikan informal: pendidikan keluarga atau pendidikan yang diselenggarakan oleh lingkungan, dan (6) Ketentuan mengenai pendidikan anak usia dini sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), ayat (2), ayat (3), dan ayat (4) diatur lebih lanjut dengan peraturan pemerintah.
Selanjutnya pada Pasal 28B Ayat 2 dinyatakan bahwa setiap anak berhak atas kelangsungan hidup, tumbuh dan berkembang serta berhak atas perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi, sedangkan pada Pasal
28
C
Ayat
2
dinyatakan
bahwa
setiap
anak
berhak
mengembangkan diri melalui pemenuhan kebutuhan dasarnya, berhak mendapatkan
pendidikan
dan
memperoleh
manfaat
dari
ilmu
pengetahuan dan teknologi, seni dan budaya, demi meningkatkan kualitas hidupnya dan demi kesejahteraan umat manusia.
2
b. Landasan Filosofis Berdasarkan landasan filosofis, secara ontologis anak sebagai mahluk individu
yang
memiliki
aspek
biologis,
psikologis,
sosiologis
dan
antropologis. Dengan demikian pembelajaran di TK menggunakan konsep belajar sambil bermain ( learning by playing), belajar dengan berbuat (learning by doing) , belajar melalui stimulasi ( learning by stimulating). Isi kurikulum disusun dan dikembangkan untuk seluruh potensi anak
yang
berhubungan dengan nilai seni, keindahan dan keselarasan yang mengarah pada kebahagiaan dalam kehidupan anak sesuai dengan akar budaya setempat.
3
BAB II HAKIKAT PENDIDIKAN TK
A.
Pengertian Pendidikan TK Pendidikan Taman Kanak-kanak merupakan bagian dari pendidikan anak usia dini. Oleh sebab itu konsepsinya tidak berbeda, yakni sebagaimana didefinisikan dalam UU RI NO. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional yang menyatakan bahwa Pendidikan Anak Usia Dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut. Berdasarkan definisi ini pendidikan TK didefinisikan sebagai suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak usia 4 sampai 6 tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut.
B.
Fungsi dan Tujuan Pendidikan TK 1. Fungsi Membina, menumbuhkan, dan mengembangkan seluruh potensi anak usia dini secara optimal sehingga terbentuk perilaku dan kemampuan dasar sesuai dengan tahap perkembangan agar memiliki kesiapan untuk memasuki pendidikan selanjutnya. 2. Tujuan a. Membangun landasan bagi berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, inovatif, mandiri, percaya diri dan menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab. b.
Mengembangkan emosional,
dan
potensi sosial
kecerdasan
peserta
didik
spiritual, pada
intelektual,
masa
emas
pertumbuhannya dalam lingkungan bermain yang edukatif dan menyenangkan. 4
C.
Prinsip-prinsip Pembelajaran dI TK Beberapa prinsip yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan kegiatan/ pembelajaran di TK meliputi: 1 .Berorientasi pada Perkembangan Anak Dalam melakukan kegiatan, pendidik perlu memberikan kegiatan yang sesuai dengan tahapan perkembangan anak. Anak merupakan individu yang unik, maka perlu memperhatikan perbedaan secara individual. Dengan demikian dalam kegiatan yang disiapkan perlu memperhatikan cara belajar anak yang dimulai dari cara sederhana ke rumit, konkrit ke abstrak, gerakan ke verbal, dan dari ke-aku-an ke rasa sosial. 2. Berorientasi pada Kebutuhan Anak Kegiatan pembelajaran pada anak harus senantiasa berorientasi kepada kebutuhan anak. Anak pada usia dini sedang membutuhkan proses belajar untuk mengoptimalkan semua aspek perkembangannya. Dengan demikian berbagai jenis kegiatan pembelajaran hendaknya dilakukan berdasarkan pada perkembangan dan kebutuhan masing-masing anak. 3. Bermain Sambil Belajar atau Belajar Seraya Bermain Bermain merupakan pendekatan dalam melaksanakan pembelajaran di TK. Kegiatan pembelajaran yang disiapkan oleh pendidik hendaknya dilakukan dalam situasi yang menyenangkan dengan menggunakan strategi, metode, materi/bahan, dan media yang menarik serta mudah diikuti oleh anak. Melalui bermain anak diajak untuk bereksplorasi, menemukan dan memanfaatkan objek-objek yang dekat dengan anak, sehingga pembelajaran menjadi bermakna bagi anak. Ketika bermain anak membangun pengertian yang berkaitan dengan pengalamannya. 4. Stimulasi Terpadu Perkembangan anak bersifat sistematis, progresif dan berkesinambungan. Hal ini berarti kemajuan perkembangan satu aspek akan mempengaruhi aspek perkembangan lainnya. Karakteristik anak memandang segala sesuatu sebagai suatu keseluruhan, bukan bagian demi bagian. Stimulasi harus diberikan secara terpadu sehingga seluruh aspek perkembangan dapat
berkembang
secara
berkelanjutan,
dengan
memperhatikan
kematangan dan konteks sosial, dan budaya setempat. 5
Contohnya jika anak melakukan kegiatan makan, maka dalam kegiatan tersebut anak mengembangkan aspek: Moral/agama : mengerti tata cara makan yang baik dan benar Sosial, emosional dan kedisiplinan : menolong diri sendiri Bahasa : mengenal kosakata tentang nama makanan dan peralatan makan Kognitif : mengerti manfaat makan Motorik : mulai belajar memegang sendok 5. Lingkungan Kondusif Lingkungan pembelajaran harus diciptakan sedemikian menarik dan menyenangkan serta demokratis sehingga anak selalu betah dalam lingkungan sekolah baik di dalam maupun di luar ruangan. Lingkungan fisik hendaknya memperhatikan keamanan dan kenyamanan anak dalam bermain. Penataan ruang belajar harus disesuaikan dengan ruang gerak anak dalam bermain sehingga anak dapat berinteraksi dengan mudah baik dengan pendidik maupun dengan temannya. Lingkungan belajar hendaknya tidak memisahkan anak dari nilai-nilai budayanya, yaitu tidak membedakan nilai-nilai yang dipelajari di rumah dan di sekolah ataupun di lingkungan sekitar. Pendidik harus peka terhadap karakteristik budaya masing-masing anak. 6. Menggunakan Pendekatan Tematik Kegiatan pembelajaran dirancang dengan menggunakan pendekatan tematik. Tema sebagai wadah mengenalkan berbagai konsep untuk mengenal
dirinya
dan
lingkungan
sekitarnya.
Tema
dipilih
dan
dikembangkan dari hal-hal yang paling dekat dengan anak, sederhana, serta menarik minat. 7. Aktif, Kreatif, Inovatif, Efektif, dan Menyenangkan Proses pembelajaran yang aktif, kreatif, inovatif, efektif, dan menyenangkan dapat dilakukan oleh anak yang disiapkan oleh pendidik melalui kegiatankegiatan yang menarik, menyenangkan untuk membangkitkan rasa ingin tahu anak, memotivasi anak untuk berpikir kritis, dan menemukan hal-hal baru. Pengelolaan pembelajaran hendaknya dilakukan secara demokratis, mengingat anak merupakan subjek dalam proses pembelajaran.
6
8. Menggunakan Berbagai Media dan Sumber Belajar Setiap kegiatan untuk menstimulasi perkembangan potensi anak, perlu memanfaatkan berbagai media dan sumber belajar, antara lain lingkungan alam sekitar atau bahan-bahan yang sengaja disiapkan oleh pendidik. Penggunaan berbagai media dan sumber belajar dimaksudkan agar anak dapat bereksplorasi dengan benda-benda di lingkungan sekitarnya. 9. Mengembangkan Kecakapan Hidup Proses pembelajaran harus diarahkan untuk mengembangkan kecakapan hidup
melalui
penyiapan
lingkungan
belajar
yang
menunjang
berkembangnya kemampuan menolong diri sendiri, disiplin dan sosialisasi serta memperoleh keterampilan dasar yang berguna untuk kelangsungan hidupnya. 10. Pemanfaatan Teknologi Informasi Pelaksanaan stimulasi pada anak usia dini jika dimungkinkan dapat memanfaatkan teknologi untuk kelancaran kegiatan, misalnya tape, radio, televisi, komputer. Pemanfaatan teknologi informasi dalam kegiatan pembelajaran dimaksudkan untuk mendorong anak menyenangi belajar. 11. Pembelajaran bersifat demokratis Proses pembelajaran di TK memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk berpikir, bertindak, berpendapat, serta berekspresi secara bebas dan bertanggung jawab.
7
BAB III KERANGKA DASAR DAN STRUKTUR KURIKULUM PENDIDIKAN TK
A.
Kerangka Dasar Berdasarkan UU RI No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pada pasal 28
tentang Pendidikan Anak Usia Dini. Pada ayat 3)
menyebutkan bahwa pendidikan anak usia dini pada jalur pendidikan formal berbentuk Taman Kanak-kanak (TK), Raudatul Athfal (RA), atau bentuk lain yang sederajat. Sedangkan ayat 4) menyebutkan bahwa Pendidikan anak usia dini pada jalur pendidikan non formal berbentuk Kelompok Bermain (KB), Taman Penitipan Anak (TPA) atau bentuk lain yang sederajat. Sehubungan dengan hal tersebut maka Kerangka Dasar Pendidikan Anak Usia Dini adalah sebagai berikut.
Satuan Pendidikan Anak Usia Dini pada jalur non formal meliputi Kelompok Bermain Salah satu bentuk Pendidikan Anak Usia Dini jalur pendidikan non formal yang meyelenggarakan program pendidikan bagi anak usia 2 sampai 4 tahun. Taman Penitipan Anak Salah satu bentuk Pendidikan Anak Usia Dini jalur pendidikan non formal yang menyelenggarakan program pendidikan sekaligus pengasuhan dan kesejahteraan anak sejak lahir sampai dengan usia 6 tahun. Satuan Pendidikan Anak Usia Dini Sederajat Salah satu bentuk Pendidikan Anak Usia Dini jalur pendidikan non formal selain Taman Penitipan Anak atau Kelompok Bermain. Satuan Pendidikan Anak Usia Dini pada jalur formal: Taman Kanak-Kanak Adalah salah satu bentuk Pendidikan Anak Usia Dini jalur pendidikan formal yang menyelenggarakan program pendidikan bagi anak usia 4 sampai 6 tahun
8
Raudhatul Athfal Adalah salah satu bentuk satuan pendidikan anak usia dini pada jalur pendidikan formal yang menyelenggarakan program pendidikan umum dan pendidikan keagamaan Islam bagi anak usia 4 sampai 6 tahun
B.
PROGRAM PEMBELAJARAN 1. Jalur Pendidikan Non Formal a. Program pembelajaran pada TPA, KB dan bentuk lain yang sederajat merupakan seperangkat program pembelajaran yang dilaksanakan secara fleksibel. b. Program pembelajaran disusun berdasarkan tahap perkembangan anak. c. Program pembelajaran pada TPA, KB atau bentuk lain yang sederajat bagi peserta didik yang berusia 5 sampai 6 tahun diselenggarakan dengan mengupayakan kesiapan belajar peserta didik untuk memasuki pendidikan dasar. d. Program
pembelajaran
dilaksnakan
secara
terpadu
dengan
memperhatikan kebutuhan dan kepentingan terbaik anak serta memperhatikan kecerdasan anak. e. Pengembangan program pembelajaran didasarkan pada prinsip bermain sambil belajar dan belajar seraya bermain dengan memperhatikan perbedaan bakat, minat dan kemampuan masingmasing peserta didik, sosial
budaya serta kondisi kebutuhan
masyarakat setempat f. Pengembangan program pembelajaran harus mengintegrasikan kebutuhan peserta didik terhadap kesehatan, gizi, dan stimulasi psikososial termasuk kesejahteraannya. g. Program pembelajaran dikembangkan lebih lanjut sesuai dengan relevansinya oleh satuan pendidikan.
2. Jalur Pendidikan formal a. Program pembelajaran TK dikembangkan untuk mempersiapkan peserta didik memasuki SD,MI atau bentuk lain yang sederajat. b. Program pembelajaran TK dapat dikelompokkan dalam : 1) Program pembelajaran agama dan akhlak mulia
9
2) Program pembelajaran sosial dan kepribadian 3) Program pembelajaran pengetahuan dan teknologi 4) Program pembelajaran jasmani, olahraga dan kesehatan
c. Semua
kelompok
program
pembelajaran
terdiri
dari
:
pengembangan moral dan nilai-nilai agama, sosial, emosional dan kemandirian berbahasa, kognitif, seni , fisik/motorik d. Penyelenggaraan
program
pembelajaran
dilakukan
secara
interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang dan mendorong kreativitas serta kemandirian. e. Program pembelajaran disusun dengan memperhatikan tingkat perkembangan fisik dan psikologis peserta didik serta kebutuhan dan kepentingan terbaik anak. f. Pengembangan program pembelajaran TK di didasarkan pada prinsip bermain sambil belajar dan belajar seraya bermain dengan memperhatikan perbedaan bakat, minat dan kemampuan masing-masing peserta didik, sosial
budaya serta kondisi
kebutuhan masyarakat setempat g. Pengembangan program pembelajaran harus mengintegrasikan kebutuhan peserta didik terhadap kesehatan, gizi, dan stimulasi psikososial. h. Program pembelajaran dikembangkan lebih lanjut sesuai dengan relevansinya oleh satuan pendidikan.
C.
No 1
Cakupan Program Pembelajaran TK
Program Pembelajaran Agama dan akhlak mulia
Cakupan Peningkatan potensi spiritual peserta didik melalui contoh pengalaman dari pendidik agar menjadi kebiasaan sehari-hari, baik di dalam maupun di luar sekolah, sehingga menjadi bagian dari budaya sekolah
2
Sosial dan kepribadian
Pembentukan kesadaran dan wawasan peserta didik atas hak dan kewajibannya sebagai warga masyarakat dan dalam berinteraksi
sosial
serta
pemahaman 10
terhadap diri dan peningkatan kualitas diri sebagai manusia sehingga memiliki rasa percaya diri 3
Pengetahuan dan teknologi
Mempersiapkan
peserta
didik
secara
akademik memasuki SD dan MI dengan menekankan pada penyiapan kemampuan berkomunikasi
dan
berlogika
melalui
berbicara, mendengarkan, pra membaca, pra menulis dan pra berhitung yang harus dilaksanakan
secara
hati-hati,
tidak
memaksa, dan menyenangkan sehingga anak menyukai belajar. 4
Estetika
Meningkatkan
sensitivitas,
mengekspresikan
diri
dan
kemampuan kemampuan
mengapresiasi keindahan dan harmoni yang
terwujud
dalam
tingkah
laku
potensi
fisik
dan
keseharian 5
Jasmani,
olahraga
dan Meningkatkan
kesehatan
menanamkan sportivitas serta kesadaran hidup sehat dan bersih.
Struktur Kurikulum jalur pendidikan non formal
Aspek Pengembangan A. Pengembangan diri
1. Moral dan nilai-nilai agama A. 2. Sosial, emosional dan keman-dirian
B. Kemampuan dasar
1. Berbahasa 2. Kognitif 3. Fisik/Motorik 4. Seni
11
Struktur Kurikulum Pendidikan TK Struktur di bawah ini digunakan untuk Taman Kanak-Kanak (TK) Bidang Pengembangan
Kelompok dan Alokasi Waktu
A. Pengembangan diri
1. Moral dan nilai-nilai agama 2. Sosial, emosional dan kemandirian
B. Kemampuan dasar
1. Berbahasa 2. Kognitif 3. Fisik/Motorik 4. Seni
Jumlah jam per
15 jam
minggu
12
D. STANDAR KOMPETENSI
Standar kompetensi TK/RA adalah standar perkembangan akhir usia 5 th untuk Kelompok A dan 6 tahun untuk kelompok B. USIA/UMUR Akhir usia 1 tahun ASPEK MORAL DAN Anak mampu NILAI-NILAI memperhatikan AGAMA perilaku keagamaan yang diterima melalui inderanya
Akhir usia 2 tahun
Akhir usia 3 tahun
Akhir usia 4 tahun
Anak mulai meniru perilaku keagamaan secara sederhana dan mulai mengekspresikan rasa sayang dan cinta kasih
Anak mampu meniru secara terbatas perilaku keagamaan yang dilihat dan didengarnya, serta meniru perilaku yang baik dan sopan
Anak mampu meniru dan mengucapkan bacaan doa, menyanyikan lagu-lagu keagamaan dan gerakan beribadah secara sederhana, serta mulai berperilaku baik atau sopan bila diingatkan
SOSIAL EMOSIONAL DAN KEMANDIRIAN
Anak mampu berinteraksi dengan lingkungan terdekatnya (keluarga), dan menunjukkan keinginannya dengan kuat
Anak mampu berinteraksi dan mengenal dirinya, serta menunjukkan keinginannya dengan kuat
Anak mampu membangun interaksi dengan merespon kehadiran orang lain
Akhir usia 5 tahun
Anak mampu mengucapkan bacaan doa, menyanyikan lagu-lagu keagamaan, meniru gerakan beribadah, mengikuti aturan serta mampu belajar berperilaku baik dan sopan bila diingatkan Anak mampu Anak mampu berinteraksi, berinteraksi, dapat mulai dapat menunjukkan mengendalikan reaksi emosi yang emosinya, mulai wajar, serta mulai menunjukkan menunjukkan rasa percaya diri, rasa percaya diri mulai dapat menjaga diri
Akhir usia 6 tahun Anak mampu melakukan perilaku keagamaan secara berurutan dan mulai belajar membedakan perilaku baik dan buruk
Anak mampu berinteraksi, mulai mematuhi aturan, dapat mengendalikan emosinya, menunjukkan rasa percaya diri, dan dapat
USIA/UMUR Akhir usia 1 tahun ASPEK
Akhir usia 2 tahun
Akhir usia 3 tahun
Akhir usia 4 tahun
Akhir usia 5 tahun
Akhir usia 6 tahun
sendiri serta hidup sehat
menjaga diri sendiri serta hidup sehat. Anak dapat berkomunikasi secara lisan, memiliki perbendaharaan kata, serta mengenal simbol sebagai persiapan membaca, menulis dan berhitung Anak mampu memahami konsep sederhana dan dapat memecahkan masalah sederhana dalam kehidupan sehari-hari. Anak mampu melakukan
BAHASA
Anak mampu merespon suara
Anak mampu mengerti isyarat dan perkataan orang lain serta mengucapkan keinginannya secara sederhana
Anak dapat mendengarkan, dan berbicara dengan kalimat sederhana
Anak dapat mendengarkan, berbicara serta memiliki penbendaharaan kata yang semakin banyak
Anak dapat berkomunikasi secara lisan, memiliki perbendaharaan kata dan mengenal simbol
KOGNITIF
Anak mampu menyadari keberadaan benda yang dilihatnya
Anak bereksplorasi melalui indera dan motoriknya terhadap benda yang ada di sekitarnya
Anak mampu mengenal benda dan memanipulasi objek/benda
Anak mampu mengenal konsep sederhana dan dapat mengklasifikasi
Anak mampu mengenal dan memahami berbagai konsep sederhana dalam kehidupan seharihari
FISIK
Anak mampu menggerakkan
Anak mampu menggerakkan
Anak mampu melakukan
Anak mampu melakukan
Anak mampu melakukan
14
USIA/UMUR Akhir usia 1 tahun ASPEK tangan, lengan, kaki, kepala dan badan
SENI
Anak mampu bereaksi terhadap irama yang didengarnya
Akhir usia 2 tahun
Akhir usia 3 tahun
Akhir usia 4 tahun
Akhir usia 5 tahun
anggota tubuhnya dalam rangka melatih kekuatan otot tangan, otot punggung dan otot kaki untuk menjaga keseimbangan Anak mampu meniru suara dan gerak secara sederhana
gerakan seluruh anggota tubuhnya secara terkoordinasi
gerakan secara terkoordinasi dalam rangka kelenturan, dan keseimbangan
gerakan tubuh secara terkoordinasi dalam rangka kelenturan, kelincahan, dan keseimbangan
Anak mampu melakukan berbagai gerakan anggota tubuhnya sesuai dengan irama, dapat mengekpresikan diri dalam bentuk coretan sederhana
Anak mampu melakukan berbagai gerakan sesuai irama , menyanyi, dan berkarya seni
Akhir usia 6 tahun
gerakan tubuh secara terkoordinasi dalam rangka kelenturan, kelincahan dan keseimbangan, serta melatih keberanian Anak mampu Anak mampu mengekspresikan mengekspresikan diri dengan meng diri dan bergunakan berbagai kreasi dengan media/bahan berbagai dalam berkarya gagasan, seni melalui imajinasi dan kegiatan menggunakan eksplorasi berbagai media/bahan menjadi suatu karya seni.
15
E.
PENGEMBANGAN KURIKULUM
1. Arah atau Sasaran Kurikulum Pendidikan TK Kurikulum
diarahkan pada pencapaian kompetensi sesuai dengan
tingkat pertumbuhan dan perkembangan anak berdasarkan standar kompetensi anak usia dini yang dikategorikan dalam kelompok umur sebagai acuan normatif. 2. Prinsip Pengembangan Kurikulum Pengembangan kurikulum hendaknya memperhatikan beberapa prinsip berikut ini: *
Relevansi Relevansi
antara
kurikulum
TK
dengan
kebutuhan
dan
perkembangan anak secara individual Adaptasi Kurikulum TK
memperhatikan dan menyesuaikan perubahan
psikologis, IPTEK, dan Seni. Kontinuitas Kurikulum TK disusun secara berkelanjutan antara satu tahapan perkembangan ke tahapan perkembangan berikutnya dalam rangka mempersiapkan anak memasuki pendidikan selanjutnya Fleksibilitas Kurikulum TK dipahami, dipergunakan dan dikembangkan secara fleksibel sesuai dengan keunikan dan kebutuhan anak serta kondisi lembaga penyelenggara setempat Kepraktisan dan Akseptabilitas Kurikulum TK memberikan kemudahan bagi para pendidik, praktisi dan
masyarakat dalam melaksanakan kegiatan pendidikan pada
anak usia dini. Kelayakan Kurikulum TK menunjukkan kelayakan dan keberpihakan pada anak usia dini.
Akuntabilitas
Kurikulum TK
dapat dipertanggungjawabkan pada masyarakat
sebagai pengguna jasa pendidikan anak usia dini
3. Prinsip Pelaksanaan Kurikulum Dalam pelaksanaan kurikulum pada pendidikan TK menggunakan prinsip sebagai berikut : a. Pelaksanaan kurikulum didasarkan pada potensi, perkembangan dan kondisi peserta didik untuk menguasai kompetensi yang berguna bagi dirinya. Dalam hal ini peserta didik harus mendapatkan pelayanan pendidikan
yang
bermutu,
serta
memperoleh
kesempatan
untuk
mengekspresikan dirinya secara bebas, dinamis dan menyenangkan. b. Kurikulum dilaksanakan dengan menegakkan kelima belajar, yaitu : 1) belajar untuk beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, 2) belajar untuk memahami dan menghayati, 3) belajar untuk mampu melaksanakan dan berbuat secara efektif, 4) belajar untuk hidup bersama dan berguna untuk orang lain dan 5) belajar untuk membangun menemukan jati diri, melalui proses pembelajaran yang efektif, aktif, kreatif dan menyenangkan. c. Pelaksanaan kurikulum memungkinkan peserta didik mendapat pelayanan yang bersifat perbaikan, pengayaan dan atau percepatan sesuai dengan potensi, tahap perkembangan dan kondisi peserta didik dengan tetap memperhatikan keterpaduan pengembangan pribadi peserta didik yang berdemensi ke Tuhanan, individual, kesosialan, dan moral. d. Kurikulum dilaksanakan dalam suasana hubungan peserta didik dan pendidik yang saling menerima dan menghargai, akrab, terbuka dan hangat, dengan prinsip tut wuri handayani, ing madya mangunkarsa, ing ngarsa tulada (bahasa Jawa yang berarti : di belakang memberikan daya dan kekuatan, di tengah membangun semangat dan prakarsa, di depan memberikan contoh dan teladan). e. Kurikulum dilaksanakan dengan menggunakan pendekatan multi strategi dan multi media, sumber belajar, dan teknologi yang memadai dan memanfaatkan lingkungan sekitar sebagai sumber belajar. f. Kurikulum dilaksanakan dengan mendayagunakan kondisi alam, sosial, dan budaya serta kekayaan daerah untuk keberhasilan pendidikan dengan muatan seluruh bahan kajian secara optimal. 17
g. Kurikulum yang mencakup seluruh bidang pengembangan diselenggarakan dalam keseimbangan, keterkaitan, dan kesinambungan yang cocok dan memadai antar kelompok di TK /RA 4. Karakteristik Kurikulum Pendidikan TK Pengembangan kurikulum Pendidikan TK memiliki karakteristik
sebagai
berikut: Kurikulum Pendidikan TK merupakan program pembelajaran pendidikan anak usia dini yang mengacu pada standar kompetensi yang diterbitkan oleh Departemen Pendidikan Nasional. Kurikulum
Pendidikan
TK/RA
dilaksanakan
secara
terpadu
dengan
memperhatikan kebutuhan dan kepentingan anak. Kurikulum Pendidikan TK/RA dilaksanakan secara fleksibel sesuai dengan karakteristik anak usia dini. Kurikulum Pendidikan TK dilaksanakan berdasarkan prinsip bermain sambil belajar atau belajar seraya bermain dengan memperhatikan perbedaan bakat, minat, dan kemampuan masing-masing anak, sosial budaya, serta kondisi dan kebutuhan masyarakat. Standar kompetensi disusun dan dilaksanakan dengan mengintegrasikan bidang-bidang pengembangan anak TK.
18
BAB IV WAKTU BELAJAR
Program pendidikan dan pembelajaran pada anak usia dini untuk TK dan bentuk lain yang sederajat menggunakan beban belajar satu tahun dalam bentuk perencanaan semester, perencanaan mingguan dan perencanaan harian. Perencanaan program pembelajaran di TK adalah perencanaan mingguan efektif dalam satu tahun pelajaran (2 semester) adalah 34 minggu, dengan jam belajar efektif adalah 2,5 jam (150 menit). Perminggu adalah 15 jam (900 menit) pertahun adalah 510 jam (30.600 menit ). Perencanaan program pembelajaran pada Kelompok Bermain adalah : (1) Usia 2 - 4 tahun kegiatan bermain per minggu maksimal tiga kali pertemuan. Setiap pertemuan minimal selama dua jam dengan pertemuan ideal selama 4 jam , (2) Usia 4 - 6 tahun kegiatan bermain per minggu minimal 5 kali pertemuan dan maksimal 6 hari, tiap pertemuan minimal selama 3 jam dengan pertemuan ideal selama 6 jam. Perencanaan program pembelajaran pada Taman Penitipan Anak adalah sebagai berikut: (1) Full day care anak dititipkan sehari penuh dari jam 08.00 sampai dengan jam 17.00, (2) Semi day care anak dititipkan hanya setengah hari dari jam 08.00 sampai dengan 12.00 atau jam 12.00 sampai 17.00, (3) insidental day care anak hanya dititipkan sewaktu-waktu sesuai dengan kebutuhan orangtua.
19
BAB V KALENDER PENDIDIKAN
Kalender pendidikan anak usia dini mencakup permulaan tahun ajaran, minggu efektif, waktu pembelajaran efektif dan hari libur. Kalender pendidikan tersebut disesuaikan dengan kondisi daerah setempat. Permulaan tahun pelajaran di Taman Kanak-kanak dimulai pada hari Senin minggu ketiga bulan Juli, dan apabila hari tersebut merupakan hari libur, maka permulaan tahun pelajaran dimulai hari berikutnya yang bukan hari libur. Hari – hari pertama masuk sekolah merupakan serangkaian kegiatan sekolah pada permulaan tahun pelajaran baru yang dapat diisi dengan kegiatan masa orientasi. Hari-hari pertama masuk sekolah berlangsung selama 3 hari diisi serangkaian kegiatan yang bertujuan agar anak TK mengenal kehidupan lingkungan TK. Kegiatan pada hari-hari pertama masuk TK meliputi : Perkenalan dan sosialiasi Penjelasan kepada orang tua dan anak tentang tata tertib TK dan hal-hal lainlain yang menyangkut kegiatan belajar mengajar.
20