BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Perkembangan teknologi
dan informasi
semakin pesat.
Hal
ini
menyebabkan kemudahan pemerolehan informasi secara cepat dan efisien. Perkembangan tersebut menjangkau dunia pemberitaan yang ikut memanfaatkan kecanggihan teknologi informasi. Salah satu kebutuhan manusia adalah adanya berita tentang peristiwa yang sedang terjadi di luar lingkungannya. Berita sekarang dapat diakses dari berbagai media baik media cetak, elektronik, maupun media tulis. Media massa memberikan informasi tentang perubahan. Fungsi utama media massa adalah untuk memberikan informasi pada kepentingan yang menyebarluaskan dan mengiklankan produk. Ciri khas dari media massa yaitu tidak ditujukan pada kontak perseorangan, mudah didapatkan, isi merupakan hal umum dan merupakan komunikasi satu arah (Fauziahardiyani, 2009). Media massa merupakan alat yang digunakan dalam penyampaian pesanpesan dari sumber kepada khalayak (penerima) dengan menggunakan alat-alat komunikasi mekanis seperti surat kabar, film, radio, TV (Cangara, 2002). Media massa adalah faktor lingkungan yang mengubah perilaku khalayak melalui proses pelaziman klasik, pelaziman operan atau proses imitasi (belajar sosial). Dua fungsi media massa adalah pemenuhan kebutuhan akan fantasi dan informasi (Rakhmat, 2001). Media massa, seperti pesan lisan dan isyarat yang sudah menjadi bagian tidak terpisahkan dari komunikasi manusia. Pada hakikatnya media adalah perpanjangan lidah dan tangan yang berjasa meningkatkan kapasitas manusia untuk mengembangkan struktur sosialnya. Namun, banyak orang yang tidak menyadari hubungan fundamental antara manusia dan media. Bahkan banyak yang salah mengartikan media dalam kehidupan manusia. Misalnya, banyak intelektual yang melihat media tidak lebih dari produk sampingan kemajuan teknologi yang kemudian sering disalahgunakan.
1
2
Media massa merupakan media yang dijadikan alat pertukaran dan penyebaran informasi. gagasan, dan hiburan yang sekarang ini dilayani oleh aneka media komunikasi. Selain itu, media massa merupakan alat utama untuk menjangkau publik. Media massa disajikan dengan menggunakan bahasa. Bahasa sebagai alat komukasi tidak hanya disampaikan dalam satu kata, dan satu kalimat saja, melainkan bahasa sebagai alat komukasi digunakan untuk menyampaikan gagasan, perasaan, dan pikiran dalam wujud kalimat yang berangkai. Bahasa sebagai sarana komunikasi juga digunakan untuk saling bertukar informasi antara satu orang dengan orang yang lain. Fungsi bahasa sebagai alat komunikasi dapat direalisasikan menggunakan berbagai media, baik secara lisan mupun secara tertulis. Penggunaan bahasa secara lisan baik menerima dan memberi informasi menggunakan media yang berbeda dengan penggunaan bahasa secara tertulis. Komunikasi dalam bahasa tulis, membutuhkan sebuah media agar komunikasi dari informan dapat diterima oleh penerima informasi. Salah satu media penyampai pesan dari pemberi informasi kepada penerima informasi adalah sebuah wacana. Wacana merupakan satuan linguistik tertinggi. Sebagai satuan bahasa yang paling kompleks, Wacana merupakan satuan bahasa terlengkap dan tertinggi dalam hierarki gramatikal. Wacana berisi konsep dari gagasan atau ide yang dapat dipahami oleh pembaca atau pendengar. Sebagai suatu gramatikal tertinggi, wacana dibetuk dari kalimat-kalimat yang memenuhi persyaratan gramatikal dan persyaratan kewacanaan lainnva. Wacana dapat dikatakan memenuhi persyaratan gramatikal, apabila suatu wacana memiliki keserasian hubungan unsur yang ada dalam wacana tersebut. Unsur-unsur tersebut dikelompokkan dalam dua bagian, yaitu aspek gramatikal dan aspek leksikal (Halliday dan Hassa dalam Mulyana, 2005: 133). Apabila dalam suatu wacana terdapat aspek yang merangkai hubungan antarbagian dalam wacana yang ditandai dengan penggunaan bahasa, terciptalah koherensi, yakni adanya hubungan makna atau hubungan semantik. Analisis wacana menurut Bambang Yudi Cahyono (dalam Sumarlan, 2008: 12) dapat didefinisikan sebagai ilmu yang mengkaji organisasi wacana di
3
atas tingkat kalimat atau klausa. Analisis wacana mengkaji satuan-satuan kebahasaan yang lebih besar seperti percakapan atau teks tertulis. Menurut definisi tersebut wacana dibentuk dari satuan bahasa di atas klausa atau kalimat, baik secara lisan maupun secara tertulis seperti teks-teks tertulis. Adapun analisis terhadap wacana dimaksudkan untuk menafsirkan makna sebuah ujuran dengan memperhatikan konteks dan sebab konteks tersebut yang nantinya akan menentukan makna ujaran. Data dalam analisis wacana selalu berupa teks. Teks ini mengacu pada bentuk rangkaian kalimat atau ujaran. Beragam jenis teks dapat ditemukan, misalnya artikel dalam surat kabar. Surat kabar memiliki banyak keunggulan karena informasi yang disajikan sangat beragam dan memudahkan untuk dibaca. Selain itu surat kabar juga terbit setiap hari dengan berbagai macam berita yang berbeda setiap harinya. Berita yang disampaikan dikupas lebih mendalam dan terperinci. Beragam berita terkini membuat surat kabar punya peranan penting dalam kehidupan bermasyarakat. Setiap hari orang membaca surat kabar untuk mengetahui berita-berita yang sedang berkembang atau terjadi di dalam maupun luar negeri. Salah satu surat kabar yang terbit setiap hari adalah Solopos. Rubrik yang ditampilkan dalam surat kabar harian Solopos sangat beragam, namun peneliti memilih rubrik “Kronik” untuk diteliti, karena wacana tersebut merupakan salah satu wacana yang memuat informasi tentang peristiwa yang terjadi di sekitar masyarakat. Selain itu, peneliti mengkaji rubrik “Kronik” karena alasan adanya masalah tentang rubrik rubrik “Kronik” di masayarakat, rubrik ini dinilai masih memiliki kekurangan untuk menjadi sebuah berita yang sempurna. Menurut Prasetyo yang sudah peneliti temui, rubrik “Kronik” memiliki beberapa kekurangan data penyajian, misalnya kurang menjelaskan penyebabpenyebab peristiwa yang diberitakan, unsur 5W+1H tidak dijelaskan secara mendalam, sehingga beritanya dinilai kurang sempurna. Pembelajaran bahasa Indonesia menuntut siswa agar mampu membaca, menulis, berbicara, dan menyimak. Keempat keterampilan tersebut saling berkaitan satu sama lain dengan cara dan metode yang beraneka ragam untuk dapat meraih prestasi yang baik dalam setiap aspeknya. Analisis wacana memiliki
4
peran yang penting dalam proses pembelajaran bahasa yang bersifat produktif yaitu menulis. Teks-teks dalam pembelajaran bahasa Indonesia pada umumnya ditulis dalam bentuk wacana. Untuk mencapai strata penulisan naskah berita yang baik, diperlukan suatu proses penulisan naskah yang terdiri dari tahap pratulis, tahap penulisan, dan tahap penyuntingan (Semi, 2007: 46). Setelah kerangka tersusun, penulis
siap
melakukan
kegiatan
menulis.
Kegiatan
menulis
adalah
mengungkapkan fakta-fakta, gagasan, sikap, pikiran, argument, perasaan dengan jelas dan efektif kepada pembaca (Keraf, 2004: 34). Untuk menjadi penulis yang andal, harus dapat menguasai perbendaharaan bahasa yang luas. Penguasaan bahasa yang baik dan benar merupakan suatu keharusan bagi penulis berita. Hal ini karena sebagian dari gagasan ide akan dituangkan dalam bentuk tulisan yang memerlukan rangkaian kata-kata yang tepat, benar, singkat, padat dan mudah dimengerti. Kalimat efektif bertujuan agar sebuah berita mudah dipahami. Dengan demikian, informasi yang akan disampaikan kepada pembaca akan mudah diterima. Dalam penulisan berita, selain penulis harus andal dalam penyusunan kalimat efektif, kebiasaan membaca media massa (koran) juga menjadi faktor yang tidak kalah penting dalam keberhasilan penulisan berita. Dengan kebiasaan membaca media massa (koran), penulis menjadi terbiasa menyusun kalimat efektif dan memahami struktur berita yang benar. Dengan kebiasaan membaca koran, para penulis berita juga diharapkan agar dapat belajar dari kesalahankesalahan yang terjadi sehingga penulisan berita yang diterbitkan tidak mengalami kesalahan dalam berbahasa. Pemilihan surat kabar sebagai bahan ajar teks berita karena mudah didapatkannya berita dalam surat kabar harian Solopos. Selain itu, berita dalam surat kabar juga disajikan setiap hari sehingga menambah pengetahuan dalam mengembangkan proses pembelajaran teks berita akan penggunaan aspek di dalamnya. Seorang guru mengajar menggunakan berbagai sumber belajar, misalnya rubrik “Kronik” dalam surat kabar harian Solopos. Hal ini akan lebih menarik
5
perhatian dan minat siswa dalam mempelajari materi pembelajaran. Selain itu, juga dapat membuat peserta didik lebih mudah dalam memahami ciri-ciri teks berita, aspek gramatikal dan aspek leksikal yang terdapat dalam teks berita. Di samping itu, juga dapat membantu peserta didik dalam menentukan ide, tema, pokok dan bahan yang akan ditulis dalam teks berita dan mengembangkan pokokpokok berita menjadi sebuah wacana. Kecermatan dalam memilih sumber bahan ajar dalam mencapai tujuan pembelajaran dalam aspek keterampilan berbahasa harus sesuai dengan tema bahan ajar bahasa Indonesia serta bahasa yang disampaikan sesuai dengan taraf kemampuan siswa Sekolah Menengah Pertama.
B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut: 1. Bagaimana kohesi gramatikal kalimat dalam rubrik “Kronik” pada surat kabar Solopos edisi Desember 2015 dan Januari 2016? 2. Bagaimana kohesi leksikal kalimat dalam rubrik “Kronik” pada surat kabar Solopos edisi Desember 2015 dan Januari 2016? 3. Bagaimana kesesuaian rubrik “Kronik” sebagai bahan ajar teks berita pada Sekolah Menengah Pertama?
C. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan: 1. Aspek kohesi gramatikal kalimat dalam rubrik “Kronik” dalam surat kabar Solopos edisi Desember 2015 dan Junuari 2016. 2. Aspek kohesi leksikal kalimat dalam rubrik “Kronik” dalam surat kabar Solopos edisi Desember 2015 dan Januari 2016. 3. Kesesuaian rubrik “Kronik” sebagai bahan ajar teks berita pada Sekolah Menengah Pertama.
6
D. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi kalangan akademisi maupun praktis. Adapun manfaat dapat dibagi menjadi dua, yaitu manfaat teoretis dan praktis. 1. Manfaat Teoretis a. Hasil penelitian dapat menambah khazanah ilmu dan membantu peneliti mendeskripsikan lebih lanjut mengenai kohesi gramatikal dan leksikal Rubrik “Kronik” dalam surat kabar harian Solopos dan kesesuaiannya sebagai bahan ajar teks berita pada Sekolah Menengah Pertama. b. Menambah khasanah pengetahuan pembaca mengenai penulisan berita. c. Sebagai tolok ukur pemahaman dan pendalaman jurnalistik, khususnya teks berita.
2. Manfaat Praktis a. Bagi guru Bahasa Indonesia, penelitian ini dapat dijadikan sebagai materi tambahan pembelajaran mengenai penulisan teks berita. b. Untuk meningkatkan daya apresiasi siswa terhadap teks berita, sehingga siswa dapat menulis teks berita sesuai dengan kaidah. c. Bagi pembaca, penelitian ini dapat menambah wawasantentang teks berita. d. Dapat pula menambah pengetahuan pembaca dalam menulis teks berita.