BAB I PENDAHULUAN A.
Latar Belakang Perbaikan kinerja pemerintahan dan sistem manajemen merupakan
agenda penting dalam reformasi birokrasi yang sedang dijalankan oleh pemerintah, khususnya Kementerian Kesehatan. Pusat Teknologi Intervensi Kesehatan
Masyarakat
(Pusat
TIKM)
berkewajiban
untuk
mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas pokok dan fungsi (tupoksi) serta pengelolaan sumber daya, pelaksanaan kebijakan dan program yang diamanatkan oleh rakyat sebagai pemegang kedaulatan tertinggi berdasarkan UUD 1945. Kewajiban tersebut dijabarkan dengan menyiapkan, menyusun dan menyampaikan laporan kinerja secara tertulis, periodik dan melembaga. Pelaporan kinerja dimaksudkan untuk mengkomunikasikan capaian kinerja Pusat TIKM dalam satu tahun anggaran yang dikaitkan dengan proses pencapaian tujuan
dan sasaran serta menjelaskan keberhasilan dan
kegagalan tingkat kinerja yang dicapainya. Laporan
Akuntabilitas
Kinerja
(LAK)
merupakan
laporan
pertanggungjawaban kinerja kepada pemerintah dan juga merupakan dokumen penting dalam siklus perencanaan dan pemantauan hasil kegiatan. Dokumen ini menjadi penting karena merupakan data terpadu antara kinerja anggaran yang mendukungnya serta antara sasaran dan keluaran yang dicapai sehingga dapat menjadi instrumen untuk menilai efektivitas dan efisiensi serta produktivitas institusi. Laporan Akuntabilitas Kinerja (LAK) Pusat
TIKM
tahun
2012
ini
merupakan
wujud
pertanggungjawaban
pelaksanaan Rencana Strategis (Renstra), yang berisi informasi tentang keberhasilan maupun kegagalan pencapaian sasaran yang telah ditetapkan, termasuk hambatan yang dihadapi dan pemecahan masalahnya. Penyusunan Laporan Akuntabilitas Pusat TIKM ini mengacu pada : 1. PP No. 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah 1
2. Instruksi Presiden No.7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah 3. Permenkes
Nomor
2416/Menkes/Per/XII/2011
tentang
Petunjuk
Pelaksanaan Penetapan Kinerja dan Pelaporan Laporan Akuntabilitas Kinerja Kementerian 4. PermenPAN dan RB No. 29 tahun 2010 tentang Pedoman Penyusunan Penetapan
Kinerja
dan
Pelaporan
Akuntabilitas
Kinerja
Instansi
Pemerintah 5. Peraturan Menteri Negara PAN Nomor : PER/09/M.PAN/5/2007 tanggal 31 Mei 2007 tentang Pedoman Umum Penetapan Indikator Kinerja Utama di Lingkungan Instansi Pemerintah 6. Peraturan Menteri Negara Pendayaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 13 Tahun 2010 tentang Petunjuk Pelaksanaan Evaluasi Akuntabilitas Kinerja Tahun 2010 B.
Maksud dan Tujuan Penyusunan
gambaran
Laporan
capaian
akuntabilitas
kinerja
berbagai
kinerja kegiatan
dimaksudkan dan
sebagai
sebagai bentuk
pertanggungjawaban keberhasilan serta hambatan pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Pusat TIKM selama tahun 2012. merupakan
sarana
menjawab
tentang
bagi apa
Pusat TIKM untuk yang
sudah
Dengan demikian, LAK mengkomunikasikan
dicapai,
bagaimana
dan
proses
pencapaiannya, apa kendala yang dihadapi dan bagaimana tindak lanjutnya berkaitan dengan tugas pokok dan fungsi yang diterima Pusat TIKM. Tujuan penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Pusat TIKM ini adalah : 1. Sebagai laporan pertanggungjawaban kegiatan dan anggaran tahun 2012 2. Sebagai evaluasi kegiatan yang dibiayai oleh DIPA tahun 2012 3. Sebagai bahan masukan penyusunan perencanaan program dan kegiatan tahun mendatang
2
C.
Tugas Pokok dan Fungsi Penjabaran dari peran Pusat TIKM dalam mendukung tercapainya visi
misi Kementerian Kesehatan Republik Indonesia dituangkan dalam tugas pokok dan fungsi Pusat TIKM sebagai organisasi fungsional di Badan Litbangkes yang mengacu pada Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1144 Tahun 2010 tentang Struktur Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Pusat
TIKM
mempunyai
tugas
melaksanakan
penelitian
dan
pengembangan, penyusunan dan pelaksanaan kebijakan teknis di bidang teknologi intervensi kesehatan masyarakat. Dalam melaksanakan tugas tersebut, Pusat TIKM mempunyai fungsi sebagai berikut: a. penyiapan penyusunan kebijakan teknis, rencana dan program penelitian dan pengembangan di bidang teknologi intervensi kesehatan masyarakat; b. pelaksanaan penelitian dan pengembangan di bidang teknologi intervensi kesehatan masyarakat; c. pemantauan,
evaluasi
dan
penyusunan
laporan
penelitian
dan
pengembangan di bidang teknologi intervensi kesehatan masyarakat; d. pelaksanaan kajian daerah bermasalah kesehatan; dan e. pelaksanaan tata usaha dan rumah tangga Pusat Adapun
Susunan
Organisasi
Pusat
Teknologi
Intervensi
Permenkes 1144/Menkes/Per/VIII/2010 sebagai berikut: 1. Bagian Tata Usaha; 2. Bidang Upaya Kesehatan; 3. Bidang Sumber Daya Kesehatan; dan 4. Kelompok Tenaga Fungsional.
3
berdasarkan
Berikut ditampilkan struktur organisasi Pusat TIKM Tahun 2012. KEPALA PUSAT TEKNOLOGI INTERVENSI KESEHATAN MASYARAKAT (Dede Anwar Musadad,SKM, M.Kes) KEPALA BAGIAN TATA USAHA (R. Herry Bagdja,SH,M.Si)
SUB BAGIAN PROGRAM DAN KERJASAMA (Mitri Rahmawati,SKM, MKM)
SUB BAGIAN KEUANGAN KEPEGAWAIAN DAN UMUM (Jemmy Sondakh,SE)
BIDANG UPAYA KESEHATAN
BIDANG SUMBER DAYA KESEHATAN
(Atmarita, MPH, Dr.PH)
(Dr.drh. Didik Budijanto M.Kes.)
SUB BIDANG SUMBER DAYA MANUSIA
SUB BIDANG UPAYA KESEHATAN KELOMPOK RENTAN
(Dr.dr.Harimat Hendarwan, M.Kes.)
(Tin Afifah,SKM, MKM) SUB BIDANG UPAYA KESEHATAN MASYARAKAT
SUB BIDANG FASILITAS DAN PERBEKALAN (Heny Lestari, SKM, MKM)
(Dra.Rr.Rachmalina S, M.ScPH)
KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL
Gambar I.1 Struktur Organisasi Pusat Teknologi Intervensi Kesehatan Masyarakat Tahun 2012
4
D.
Sistematika Penulisan Sesuai dengan PermenPAN dan RB No. 29 tahun 2010 tentang
Pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja dan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, maka minimal Sistematika Laporan Akuntabilitas Kinerja di lingkungan Kementerian Kesehatan adalah sebagai berikut: 1. IKHTISAR EKSEKUTIF Pada bagian ini merupakan summary (rangkuman) dari seluruh isi LAK. Minimal disajikan tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan dalam renstra/rencana
lima
tahun
serta
sejauhmana
instansi/unit
organisasi/satker/UPT mencapai tujuan dan sasaran tersebut. Di samping itu disajikan
pula keberhasilan dan kegagalan, permasalahan yang
dihadapi dalam pencapaian indikator kinerja dan usul pemecahan masalah.
2. BAB I PENDAHULUAN Dalam bab ini diuraikan mengenai gambaran umum instansi/unit organisasi/satker/UPT serta gambaran tugas pokok dan fungsi sebagai mandat yang harus dilaksanakan oleh instansi/unit organisasi/satker/ UPT. Bab mengenai Pendahuluan ini dibagi dalam beberapa Sub Bab, yaitu: A. Latar Belakang Berisi mengenai alasan penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja, termasuk manfaatnya. Pada bagian ini juga diuraikan mengenai dasar hukum
penyusunan
Kesehatan/unit
Laporan
organisasi
Akuntabilitas eselon
I/unit
Kinerja
Kementerian
organisasi
eselon
II/Satker/UPT. B. Maksud dan Tujuan Berisi mengenai maksud dan tujuan penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Kementerian Kesehatan/unit organisasi eselon I/unit organisasi eselon II/Satker/UPT.
5
C. Tugas Pokok dan Fungsi Berisi uraian singkat mengenai tugas pokok dan fungsi Kementerian Kesehatan/unit
organisasi
eselon
I/unit
organisasi
eselon
II/Satker/UPT. D. Sistematika Penulisan Berisi uraian singkat mengenai sistematika Penulisan dalam Laporan Akuntabilitas Kinerja Kementerian Kesehatan/unit organisasi eselon I/unit organisasi eselon II/Satker/UPT.
3. BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA Dalam bab ini diikhtisarkan beberapa hal penting dalam perencanaan dan perjanjian kinerja (dokumen penetapan kinerja), meliputi: - Gambaran singkat sasaran strategis dan sasaran program/kegiatan yang ingin dicapai selama kurun waktu 5 (lima) tahun dan sasaran pada tahun yang bersangkutan. - Dalam rangka memperjelas pengukuran kinerja, maka diuraikan indikator dan targetnya. - Kebijakan
dan
strategi
Kementerian
Kesehatan/unit
organisasi/
satker/UPT untuk mencapai visi, misi serta sasaran dideskripsikan secara singkat. Sebagai suatu kesinambungan, uraian dalam dokumen perencanaan tahunan dan dokumen perjanjian kinerja (penetapan kinerja) harus menggambarkan keterkaitan dengan Renstra/Rencana Lima Tahunan. Bab II ini dibagi dalam 2 (dua) Sub Bab, yaitu: A. Perencanaan Kinerja B. Perjanjian Kinerja
6
4. BAB III AKUNTABILITAS KINERJA a. Pengukuran dan Analisis Pencapaian Kinerja Dalam bab ini diuraikan pencapaian sasaran-sasaran Kementerian Kesehatan/unit organisasi/satker/UPT, dengan pengungkapan dan penyajian dari hasil pengukuran kinerja. Dalam bagian ini diikhtisarkan beberapa hal penting dalam pengukuran kinerja Kementerian Kesehatan/unit organisasi/satker/UPT. Bagian ini menjelaskan bagaimana pengukuran kinerja dilakukan, manfaat pengukuran
kinerja
bagi
Kementerian
Kesehatan/unit
organisasi/satker/UPT terkait serta alasan-alasan atau dasar pemilihan indikator yang diukur. Bagian ini menjelaskan bahwa pengukuran Kinerja dilakukan dengan membandingkan : 1. antara capaian kinerja nyata dengan target dengan menggunakan format pengukuran kinerja. 2. capaian kinerja nyata dengan target, antara tahun berjalan dengan capaian kinerja tahun-tahun sebelumnya (bila indikatornya sama). 3. capaian kinerja nyata dengan target, antara capaian kinerja suatu indikator di Indonesia dengan di negara lain atau dengan standar internasional. Dalam membandingkan capaian kinerja nyata (realisasi) dengan target, dilakukan analisis Per Indikator dengan mengungkapkan kegiatankegiatan yang terkait langsung dengan indikator maupun yang bersifat pendukung. Indikator yang digunakan harus konsisten dengan indikator yang tercantum pada dokumen penetapan kinerja yang dibuat pada awal tahun anggaran. Fokus analisis di tingkat Kementerian adalah mengenai pencapaian tujuan/sasaran strategis yang bersifat hasil (outcome). Untuk tingkat Unit
organisasi
eselon
I
(termasuk 7
dekonsentrasi
dan
tugas
pembantuan)
laporan
mencakup
analisis
mengenai
pencapaian
tujuan/sasaran strategis yang bersifat hasil (outcome) dan/atau keluaran (output) penting. Sedangkan Unit organisasi Eselon II/Satuan Kerja/UPT menganalisis mengenai pencapaian sasaran strategis yang bersifat keluaran (output) penting dan atau keluaran (output) lainnya. Untuk menggambarkan analisis capaian kinerja yang objektif perlu dideskripsikan
mengenai
Keberhasilan
dan
Kegagalan,
Permasalahan serta Usulan Pemecahan Masalah. b. Sumber Daya Menggambarkan beberapa sumber daya yang mendukung dalam pencapaian kinerja, misalnya: 1) Sumber Daya Manusia, Bagian ini menjelaskan kondisi sumber daya yang ada di Kementerian Kesehatan/unit organisasi Esselon I/unit organisasi Esselon II/Satker/UPT, menurut: a)
Jabatan
b)
Golongan
c)
Pendidikan
2) Sumber Daya Anggaran, Pada bagian ini dijelaskan anggaran sesuai pagu dan anggaran lain yang terkait. Selain itu, dijelaskan pula realisasi anggaran per program/kegiatan. Namun tidak detail seperti laporan keuangan. Realisasi anggaran diperlukan dalam rangka membandingkan rencana dan realisasi anggaran. 3) Sumber Daya Sarana dan Prasarana. Bagian ini menjelaskan mengenai jumlah dan nilai nominal dari Barang Milik Negara pada Kementerian Kesehatan/unit organisasi Esselon I/unit organisasi Esselon II/Satker/UPT.
8
5. BAB IV SIMPULAN Mengurai simpulan dari Laporan Akuntabilitas Kinerja. 6. LAMPIRAN – LAMPIRAN:
Pernyataan Penetapan Kinerja Form Penetapan Kinerja Form RKT (Rencana Kinerja Tahunan) Form Pengukuran Kinerja (PK) Dapat dilampirkan juga gambar dan aspek pendukung (SDM, Sarana Prasarana, metode atau data yg relevan)
9
BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA
A.
PERENCANAAN KINERJA
Pusat TIKM merupakan unit eselon II di lingkungan Badan Litbangkes yang mempunyai tugas melaksanakan penelitian dan pengembangan, penyusunan dan pelaksanaan kebijakan teknis di bidang teknologi intervensi kesehatan masyarakat. Dalam melaksanakan programnya, Pusat TIKM mengacu pada Rencana Strategis (Renstra) Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI tahun 2010 – 2014 yang diarahkan untuk mendukung pencapaian visi dan misi Kementerian Kesehatan RI. Untuk mencapai hal tersebut, kegiatan Pusat TIKM disusun dengan visi, misi,tujuan, sasaran dan indikator kinerja utama. Pusat TIKM mempunyai visi menjadi unit (penelitian dan pengembangan) unggulan teknologi intervensi kesehatan masyarakat. Pencapaian visi tersebut ditempuh melalui misi sebagai berikut: -
Melakukan penelitian dan pengembangan kesehatan yang berkualitas dan tepat guna
-
Meningkatkan sumberdaya manusia penelitian yang mumpuni
-
Menyediakan manajemen penelitian yang baik
-
Menciptakan iklim ilmiah yang kondusif
Dalam dokumen Renstra Kementerian Kesehatan RI Tahun 2010 – 2014, sasaran outcome hasil program dan kegiatan Badan Penelitian dan Pengembangan
Kesehatan
adalah
meningkatnya
pengembangan dan pemanfaatan di bidang kesehatan.
10
kualitas
penelitian,
Untuk sasaran output Pusat TIKM adalah meningkatnya penelitian dan pengembangan di bidang teknologi intervensi kesehatan masyarakat dimana indikator pencapaian luaran tersebut adalah: 1. Jumlah produk / model intervensi / prototype / standar / formula di bidang teknologi intervensi kesehatan masyarakat. 2. Jumlah publikasi ilmiah di bidang teknologi intervensi kesehatan masyarakat yang dimuat pada media cetak dan elektronik : a. Nasional; b. Internasional. Sasaran outcome dan indikator kinerja Pusat TIKM disajikan dalam tabel 2.1. Pada indikator yang ditetapkan tersebut Pusat TIKM sebagai unit eselon II mengampu 5 satker yang terkait dengan bidang intervensi kesehatan masyarakat yaitu : 1) Balai Litbang P2B2 Donggala 2) Balai Litbang P2B2 Banjarnegara 3) Loka Litbang P2B2 Baturaja 4) Loka Litbang P2B2 Ciamis 5) Loka Litbang P2B2 Waikabubak
11
Tabel 2.1 Sasaran Outcome dan Indikator Kinerja Pusat Teknologi Intervensi Kesehatan Masyarakat SASARAN
INDIKATOR KINERJA
OUTCOME
TARGET 2010 2011 2012 2013 2014
Meningkatnya
Jumlah
16
10
13
11
11
penelitian dan
produk/model/prototipe/
pengembangan di
standar/formula di bidang
bidang teknologi
teknologi intervensi
a. Nasional
10
10
15
15
15
b. Internasional
2
2
2
2
2
intervensi kesehatan kesehatan masyarakat masyarakat
Jumlah Publikasi ilmiah di bidang teknologi intervensi kesehatan masyarakat yang dimuat pada media cetak dan elektronik :
Indikator
kinerja
prototipe/standar/formula
yang di
pertama bidang
yaitu
teknologi
jumlah
produk/model/
intervensi
kesehatan
masyarakat dicapai dengan melakukan penelitian di bidang teknologi intervensi kesehatan masyarakat. Sedangkan, indikator jumlah publikasi ilmiah di bidang teknologi intervensi kesehatan masyarakat dilakukan dengan mempublikasikan hasil penelitian bidang teknologi intervensi kesehatan masyarakat pada media cetak maupun elektronik pada publikasi nasional dan Internasional.
12
B.
PERJANJIAN KINERJA Perjanjian Kinerja merupakan komitmen dan janji rencana kerja yang
akan dicapai pada tahun 2012 antara Kepala Pusat TIKM sebagai pihak yang menerima amanah/tanggung jawab/kinerja dengan Kepala Badan Litbangkes sebagai pihak yang memberi amanah sebagaimana yang ditetapkan dalam dokumen penetapan kinerja. Dalam dokumen penetapan kinerja, Pusat TIKM akan mewujudkan target kinerja tahunan berdasarkan penggunaan anggaran. Penetapan kinerja disusun dengan mempertimbangkan Renstra Kemenkes 2010 – 2014, Rencana Kinerja Tahunan (RKT) 2012, dan RKAKL 2012 sehingga terjadi sinkronisasi. Berikut tabel Penetapan Kinerja PTIKM Tahun 2012. Tabel 2.2. Penetapan Kinerja Pusat Teknologi Intervensi Kesehatan Masyarakat Tahun 2012 No Sasaran Strategis Indikator Kinerja 1 Meningkatnya penelitian 1. Jumlah produk/model intervensi/ dan pengembangan di prototype/ standar/formula di bidang teknologi bidang kesehatan masyarakat intervensi kesehatan intervensif masyarakat 2. Jumlah publikasi ilmiah di bidang kesehatan masyarakat intervensif yang dimuat pada media cetak dan elektronik: a. Nasional b. Internasional
13
Target 13
15 2
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA A.
PENGUKURAN DAN ANALISIS PENCAPAIAN KINERJA
Sesuai tujuan dan sasaran dalam renstra, outcome/ output kinerja dari kegiatan Pusat TIKM adalah meningkatnya penelitian dan pengembangan di bidang teknologi intervensi kesehatan masyarakat. Pengukuran tingkat capaian kinerja Pusat TIKM dilakukan dengan cara membandingkan antara target dan realisasi masing-masing indikator kinerja sasaran yang dijabarkan dalam tabel 3.1. Didalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya Pusat TIKM didukung oleh 5 (lima) satker ampuan, yaitu: Balai Litbang P2B2 Donggala, Balai Litbang P2B2 Banjarnegara, Loka Litbang P2B2 Ciamis, Loka Litbang P2B2 Baturaja dan Loka Litbang P2B2 Waikabubak. Tabel 3.1 Capaian Indikator Kinerja Pusat Teknologi Intervensi Kesehatan Masyarakat Tahun 2012 Indikator Kinerja
Target
Realisasi
% Capaian
13
13
100
a. Nasional
15
53
>100
b. Internasional
2
1
50
Jumlah produk/ prototipe/ model intervensi/ standar/ formula di bidang teknologi intervensi kesehatan masyarakat Jumlah publikasi ilmiah di bidang teknologi intervensi kesehatan masyarakat yang dimuat pada media cetak dan elektronik :
Rincian capaian indikator di bidang teknologi intervensi kesehatan masyarakat selengkapnya dapat dilihat pada tabel 3.2 dan 3.3. 14
Tabel 3.2 Judul Penelitian, Output dan Unit Pelaksana kegiatan pada Bidang TIKM tahun 2012 NO
JUDUL PENELITIAN
OUT PUT
UNIT PELAKSANA
1
Pengembangan Model Pengendalian Kesehatan Berbasis Registrasi Kematian & Penyebab Kematian di 12 Kab / Kota di Indonesia tahun 2012
Model pengendalian masalah kesehatan berbasis registrasi kematian dan penyebab kematian di 12 kabupaten/kota di indonesia tahun 2012 (Pengembangan) Produk data Informasi: Profil Manajemen Pengelolaan Vaksin di Provinsi Banten dan Gorontalo
Pusat TIKM
2
Faktor-faktor yang mempengaruhi akses dan kualitas vaksin di puskesmas
3
Studi Kohor Faktor Risiko Penyakit Tidak Menular &Tumbuh Kembang Anak
Produk data informasi : - Insiden PTM dan Hiperglikemi Pada Studi Kohor Prospektif di Kecamatan Bogor Tengah (2012) - Pertambahan Berat Badan Ibu Hamil, BeratPanjang Bayi Lahir dan Faktor Risikonya (2012)
Pusat TIKM
4
Ujicoba Pengembangan Model Surveilans Dampak Perubahan Iklim di Indonesia
5
Pembuatan Model Prediksi Penyakit 1. DBD Berdasarkan Kondisi Iklim di Indonesia
6
Penelitian Studi intervensi tradisi SEI di Kabupaten Timor Tengah Selatan Tahap 3 : (Evaluasi Model Intervensi)
Model Surveilans Dampak Pusat TIKM Perubahan Iklim di Indonesia (Uji Coba Pengembangan) Model Prediksi Penyakit Pusat TIKM Demam Berdarah Dengue (DBD) Berdasarkan Kondisi Iklim di Beberapa Kota di Indonesia Model Pembuatan Rumah Pusat TIKM Bulat (Tahap Evaluasi)
7
Efek Fisiologik Ekstrak Methanol Biji Jarak Produk Data Informasi Balai Donggala Merah (Jatrophagossypifolia) terhadap Kerusakan Jaringan Keong keong perantara schistosomiasis. yang Ditimbulkan Oleh Ekstrak Biji Jarak Merah.
15
Pusat TIKM
NO
JUDUL PENELITIAN
OUT PUT
UNIT PELAKSANA
8
Pengembangan Metode Elisa Untuk Mendeteksi Antigen Eksretori dan Sekretori S.japonicum Pada Penderita Schistosomiasis
9
Pengembangan Model Malaria dengan Kabupaten/Kota Sehat
10
Aplikasi LO (Lethal Ovitrap) di Masyarakat dalam upaya Pengendalian Vektor DBD
11
Pemetaan Kasus dan Identifikasi Faktor Risiko Filariasis di Kab.Muaro Jambi Prop. Jambi Pemetaan Model Pengendalian DBD di Kota Sukabumi Tahun 2012
12 13
Pengendalian Pendekatan
Pemetaan & Bioekologi Vektor Malaria di Pulau Sumba
Produk Data Konformasi Model Optimal (Konsentrasi Antibodi dan Antigen yang Optimal) Untuk Mendeteksi Penderita Schistosomiasis. Model Pengendalian Malaria dengan Pendekatan Kab./ Kota Sehat dengan Dibuatnya Peraturan Desa tentang “Penemuan dan Pengawasan Pengobatan Malaria Berbasis Masyarakat” Model Intervensi Pengendalian Demam Berdarah Dengue (DBD) dengan Aplikasi Lethal Ovitrap (LO) Produk informasi data faktor risiko filariasis di Jambi Produk berupa Peta : Model Pengendalian DBD di Kota Sukabumi Produk berupa Peta : Penyebaran Malaria di Pulau Sumba dan Bioekologinya.
Balai Donggala
Balai Banjarnegara
Balai Banjarnegara
Loka Baturaja Loka Ciamis Loka Waikabubak
Capaian indikator Pusat TIKM dengan tugas pokok melakukan penelitian dan pengembangan bidang upaya kesehatan dan sumber daya kesehatan menghasilkan 7 produk dan 6 model. Kegiatan penelitian yang dilakukan oleh
Pusat TIKM beserta satker
ampuannya pada tahun 2012 adalah sebanyak 26 penelitian. Penelitian tersebut terdiri dari 6 penelitian yang dilakukan oleh Pusat TIKM, 6 penelitian oleh Balai Litbang P2B2 Banjarnegara, 6 penelitian oleh Balai Litbang P2B2 Donggala, 2 penelitian oleh Loka Litbang P2B2 Baturaja, 3 penelitian oleh Loka Litbang P2B2 Ciamis, dan 3 penelitian oleh Loka Litbang P2B2 Waikabubak. 16
Berdasarkan hasil kesepakatan dalam rapat kerja Pusat TIKM pada awal tahun 2012 yang disahkan melalui Penetapan Kinerja Pusat TIKM tahun 2012, maka jumlah output yang harus dicapai selama tahun 2012 adalah sebanyak 13 output yang didapat dari 13 penelitian unggulan berdasarkan kesepakatan bersama. Dari output-output yang dihasilkan, beberapa output mempunyai manfaat ataupun potensi manfaat, diantaranya : 1. Pembuatan Model Prediksi Penyakit DBD Berdasarkan Kondisi Iklim di Indonesia Potensi manfaat output : Model ini dapat dimanfaatkan bagi pemegang program DBD (Direktorat P2B2, Ditejen P2PL) maupun pemerintah daerah setempat (Dinkes, bagian pengendalian penyakit DBD) untuk mengetahui waktu rawan kejadian penyakit DD/DBD di daerahnya sehingga dapat menyusun langkah-langkah antisipasi serta penanggulangannya (early warning system). 2. Penelitian Studi Intervensi Tadisi SEI di Kabupaten Timor Tengah Selatan Tahap 3 (Evaluasi Model Intervensi) Potensi manfaat output : Model ini telah dimanfaatkan oleh pemegang program Dinas Kesehatan Kab. TTS (program KIA) dan Pemda (tim penggerak PKK kab) sebagai bentuk pemberdayaan masyarakat dengan pendekatan KIA berbasis budaya lokal untuk mencegah kesakitan dan kematian bayi. 3. Uji Coba Pengembangan Model Surveilans Dampak Perubahan Iklim di Indonesia Potensi manfaat output : Model /sistem surveilans dampak kesehatan perubahan iklim dan hasil uji coba di 3 provinsi telah didiseminasikan di ketiga lokasi uji coba dan dalam pertemuan Kelautan,
lintas sektor (Kementerian Pertanian, Kehutanan,
Lingkungan
Hidup,
Perhubungan,
Badan
Nasional
Penanggulangan Bencana) yang diselenggarakan oleh BMKG. Tidak 17
secara khusus informasi tersebut juga
telah disampaikan kepada
program terkait pada saat rapat/pertemuan. Tanggapan: BMKG siap mendukung dalam hal data dan informasi terkait cuaca/ iklim, dan juga bersedia bekerjasama menganalisis data secara bersama-sama. Sistem surveilans dampak kesehatan perubahan iklim akan diitegrasikan dengan sistem informasi sector lain (ketahanan pangan, bencana, inofrmasi Rob, dll). Hasil sistem/surveilans dampak kesehatan perubahan iklim dapat
digunakan sebagai dasar dalam pengambilan kebijakan
dalam antisispasi dampak dan rencana adaptasi baik di tingkat pusat (Bappenas, kementerian) maupun daerah (provinsi dan kab/kota) 4. Studi Kohor Faktor Risiko Penyakit Tidak Menular dan Tumbuh Kembang Anak Tahun 2012 Potensi manfaat output : a. Untuk ketersedian data gizi ibu dan Insiden PTM dan Hiperglikemi di Kecamatan Bogor Tengah bagi Dinkes kota Bogor dan Pemda Bogor b. Pemerintah perlu melakukan intervensi pada ibu hamil yang memulai kehamilan dengan IMT < 18,5 berupa makanan tinggi kalori, protein dan mikronutrien c. Pemerintah perlu melakukan intervensi untuk kejadian Penyakit Tidak menular agar tidak komplikasi 5. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Akses dan Kualitas Vaksin di Puskesmas Potensi manfaat output : Produk data informasi hasil penelitian dapat dimanfaatkan oleh subdit imunisasi P2PL sebagai masukan thd beberapa kelemahan dalam manajemen pengelolaan dan pengetahuan petugas Puskesmas terhadap sistem manajemen rantai vaksin. Hasil sudah dipaparkan ke Subdit imunisasi
dan
paparan
sudah
diserahkan
ke
subdit
imunisasi.
Produk data informasi tersebut juga dapat digunakan oleh Dinkes Provinsi dan kab/kota sebagai informasi gambaran pemeliharaan rantai vaksin dan vaksin di gudang vaksin dinkes kab/kota dan Puskesmas. 18
6. Pengembangan Model Pengendalian Kesehatan Berbasis Registrasi Kematian & Penyebab Kematian di 12 Kab/Kota di Indonesia Tahun 2012 Potensi manfaat output : a. Daerah dapat memutuskan Model yang digunakan dalam melakukan registrasi kematian dengan penyebab kematian b. Daerah mampu melakukan analisis data yang dihasilkan dari model registrasi yang dikembangkan (AKB, AKBA dan umur harapan hidup (UHH), cause specific Death Rate mis TB mortality Rate, Pola Penyebab Kematian) c. Daerah mampu memprioritaskan masalah kesehatan berdasarkan data-data penyebab kematian untuk pengendalian masalah kesehatan 7.
Efek Fisiologik Ekstrak Methanol Biji Jarak Merah (Jatrophagossypifolia) terhadap keong perantara schistosomiasis. Potensi manfaat output : Penelitian ini menghasilkan data tentang kerusakan jaringan keong yang ditimbulkan
oleh
ekstrak
biji jarak merah terhadap
keong
O.h.
lindoensis. Data ini dapat digunakan untuk melakukan penelitian selanjutnya mengenai senyawa dan kadar phorbol ekstrak biji jarak merah sebagai moluskisida keong O.h. lindoensis. 8.
Pengembangan Metode Elisa Untuk Mendeteksi Antigen Eksretori dan Sekretori S.japonicum Pada Penderita Schistosomiasis Potensi manfaat output : Penelitian ini menghasilkan data tentang Konformasi model optimal (konsentrasi antibodi dan antigen yang optimal) untuk mendeteksi penderita schistosomiasis. Data ini dapat digunakan untuk melakukan penelitian
selanjutnya
mengenai nilai sensitivitas dan
spesifitas
konfirmasi model ELISA yang optimal 9. Pengembangan Model Pengendalian Malaria dengan Pendekatan Kabupaten/Kota Sehat Potensi manfaat output : Output yang dihasilkan yaitu Model Pengendalian Malaria dengan Pendekatan Kab./ Kota Sehat dengan Dibuatnya Peraturan Desa tentang 19
“Penemuan dan Pengawasan Pengobatan Malaria Berbasis Masyarakat”. Dengan adanya peraturan desa tersebut mempunyai potensi manfaat dalam mencegah terjadinya penularan kasus malaria serta pengawasan kepatuhan pengobatan pada penderita malaria. 10. Aplikasi LO (Lethal Ovitrap) di Masyarakat dalam upaya Pengendalian Vektor DBD Potensi manfaat output : Potensi manfaat dari pengaplikasian LO tersebut membantu dalam upaya pengamatan dan pengendalian nyamuk Aedes aegepty bagi Dinkes terkait. 11. Pemetaan Kasus dan Identifikasi Faktor Risiko Filariasis di Kab.Muaro Jambi Prop. Jambi Potensi manfaat output : a. Memberikan masukan kepada pengelola program tentang suatu model pengendalian penyakit filariasis b. Memberikan suatu informasi tentang pemetaan kasus yang berhubungan
dengan
faktor-faktor
penularan
filariasis
yang
berkenaan dengan faktor lingkungan dan perilaku masyarakat. 12. Pemetaan Model Pengendalian DBD di Kota Sukabumi tahun 2012 Potensi manfaat output : a. Sebagai proyeksi sebaran perkembangan DBD sehingga bisa diantisipasi lebih awal jika terjadi kasus baru b. Sebagai bahan masukan untuk dinas setempat apakah program pengendalian DBD yang telah dilaksanakan berjalan dengan baik 13. Pemetaan & Bioekologi Vektor Malaria di Pulau Sumba Potensi manfaat output : Dapat memberikan gambaran distribusi endemisitas vektor malaria di Pulau
sumba
sehingga
dapat
pengendalian malaria
20
dipakai
sebagai
dasar
dalam
Berikut ini dijelaskan secara singkat mengenai beberapa penelitian yang dilakukan oleh Pusat TIKM beserta satker ampuan pada tahun 2012 : 1. Pembuatan Model Prediksi Penyakit DBD Berdasarkan Kondisi Iklim di Indonesia Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan penyakit akut, bersifat endemik tetapi secara periodik dapat mendatangkan kejadian luar biasa (KLB) bahkan epidemik. Upaya pengendalian telah banyak dilakukan oleh program di tingkat pusat dan daerah namun belum dapat menekan jumlah penderita DBD secara nasional, sehingga diperlukan suatu model untuk memprediksi kejadian penyakit DD/DBD yang dapat diandalkan. Penelitian model prediksi statistik kejadian penyakit DBD menurut iklim di 5 daerah dilakukan dengan tujuan untuk mendapatkan model matematik untuk membuat prediksi kejadian DD/DBD beberapa bulan kedepan dengan memanfaatkan informasi iklim. Hasil output dari penelitian ini adalah model prediksi penyakit DBD berdasarkan kondisi iklim di beberapa kota di Indonesia. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pola distribusi kejadian DBD dan pola curah cenderung mengalami peningkatan pada curah hujan tinggi. Model prediksi kejadian DBD di Kota Manado menggunakan variasi 4 prediktor iklim (curah hujan, hari hujan, suhu dan kelembaban) yang mempunyai korelasi paling baik pada time lag 2 yaitu sebesar 84,4% dan hasil validasi pada persamaan tersebut yaitu selisish antara kejadian sebenarnya dan hasil prediksi dengan selisih 0-25% sebanyak 58%. Model prediksi kejadian DBD di Kota Pontianak menggunakan variasi 4 prediktor iklim yaitu curah hujan, hari hujan, suhu dan kelembaban pada time lag 1 dengan nilai korelasi 95%. Model prediksi kejadian DBD di Kota Yogyakarta menggunakan variasi 3 prediktor iklim yaitu curah hujan, hari hujan dan suhu pada time lag 1 dengan nilai korelasi 90%. Model prediksi kejadian DBD di Kota Bogor menggunakan variasi 4 prediktor iklim yaitu curah hujan, hari hujan, suhu dan kelembaban pada time lag 2 dengan 21
nilai korelasi 81%. Model prediksi kejadian DBD di Kota Tangerang menggunakan variasi 4 prediktor iklim yaitu curah hujan, hari hujan, suhu dan kelembaban pada time lag 1 dengan nilai korelasi 79 % 2. Penelitian Studi Intervensi Tadisi SEI di Kabupaten Timor Tengah Selatan Tahap 3 (Evaluasi Model Intervensi) Tradisi yang berlangsung di masyarakat Timor (dan juga wilayah NTT lainnya) yang mempunyai kebiasaan memanaskan bagian luar jalan lahir dengan asap dalam rumah adat selama masa nifas, merupakan tradisi yang dapat berakibat buruk terhadap kesehatan terutama kesehatan pada ibu dan bayi yang pada akhirnya pada kondisi kesehatan yang buruk dapat berakibat kematian bayi. Penelitian Studi intervensi tradisi SEI di Kabupaten Timor Tengah Selatan (tahap evaluasi) merupakan salah satu upaya untuk mengungkap gambaran tradisi Sei dan hubungannya dengan kejadian kematian ibu dan bayi dengan memperhatikan kondisi gizi, lingkungan rumah di lokasi pengasapan. Output penelitian ini berupa model pembuatan rumah bulat (tahap evaluasi). Penelitian ini menghasilkan ’nilai-nilai’ yang melekat pada tradisi Sei yang membentuk simbol persekutuan manifestasi dari tali persaudaraan diantara anggota keluarga. Namun keadaan kualitas udara dalam rumah lopo yang tidak memenuhi syarat menyebabkan adanya gangguan saluran pernapasan terutama pada ibu dan bayi yang melakukan tradisi Sei. Gangguan kesehatan pada ibu dan bayi akibat keadaan kualitas udara dalam lopo yang tidak memenuhi syarat dapat menjadi
lebih
parah
dengan
adanya
kepercayaan
’pantangan’
mengkonsumsi makanan tertentu pada ibu serta minimnya asupan jenis makanan pada ibu selama ia menjalankan tradisi Sei sehingga perlu dilakukan penyuluhan pada masyarakat mengenai efek dari tradisi Sei dan perlu dilakukan intervensi pada rumah bulat (lopo) menjadi “LOPO SEHAT’. Selain itu, perlu penyempurnaan prototipe rumah bulat (lopo) menjadi “LOPO SEHAT’ sehingga lopo menjadi hunian yang nyaman dan memenuhi syarat kesehatan bagi keluarga penghuninya. 22
3. Uji Coba Pengembangan Model Surveilans Dampak Perubahan Iklim di Indonesia Penelitian ujicoba pengembangan model surveilans dampak perubahan iklim di Indonesia menghasilkan output berupa model surveilans dampak perubahan iklim di Indonesia (Uji coba pengembangan). Data yang dikumpulkan meliputi 5 jenis penyakit (DBD, malaria, diare, Pneumonia dan ILI) dan beberapa variabel iklim (curah hujan, hari hujan, suhu, dan kelembaban). Pengolahan data lebih lanjut dilakukan untuk mengetahui hubungan pola penyakit dengan pola iklim dan mengetahui pengaruh variabel iklim terhadap kejadian penyakit. Untuk melihat hubungan antara kejadian penyakit dengan variabel iklim, dilakukan dengan menggunakan model matematik (persamaan regresi linear dan regresi poisson) dan analisis pola penyakit maupun iklim (grafik overlay antara kejadian penyakit dan variabel iklim). Manfaat penelitian ini adalah didapatnya informasi persebaran kelima jenis penyakit pada daerah dan waktu tertentu yang dapat diketahui melalui peta GIS. Hasil penelitian menunjukkan bahwa model/sistem surveilans dampak perubahan iklim di ketiga lokasi uji coba (Lampung, Jawa Tengah dan Banten) dapat berjalan dengan baik sesuai dengan pedoman yang telah disusun. Beberapa kendala masih dijumpai terutama dalam hal ketepatan waktu (import data) dan kelengkapan data. Masih terdapat kabupaten/kota di ketiga provinsi mempunyai completeness 50%. Variabel iklim yang paling berpengaruh terhadap kejadian penyakit pneumonia dan ILI adalah curah hujan dan hari hujan, sedangkan untuk kejadian diare, DBD, dan malaria adalah curah hujan, hari hujan, suhu, dan kelembaban. Berbedanya pengaruh kombinasi variabel iklim maupun lag untuk setiap penyakit di setiap lokasi disebabkan karena setiap penyakit mempunyai sifat fisis dan karakteristik iklim tersendiri.
23
4. Studi Kohor Faktor Risiko Penyakit Tidak Menular dan Tumbuh Kembang Anak Tahun 2012 Penelitian studi kohor penyakit tidak menular dan tumbuh kembang anak bertujuan untuk mempelajari pertumbuhan dan perkembangan anak serta faktor risiko penyakit tidak menular. Output dari hasil penelitian ini adalah Produk data informasi berupa insiden PTM dan Hiperglikemi pada studi kohor prospektif di Kecamatan Bogor Tengah (2012) serta pertambahan BB ibu hamil, berat panjang bayi lahir dan factor risikonya (2012). Hasil penelitian kohor penyakit tidak menular (PTM) menunjukkan bahwa penyakit tidak menular yang ditemukan menurut diagnosis tenaga kesehatan yaitu PJK sebesar 2,6%, hipertensi 20,3%, DM 2,8%, PPOK 8,9% dan penyakit strok 1,3% sedangkan responden yang terdiagnosis suspek kanker/tumor payudara sekitar 3,3%, kanker serviks 0,2%, dan suspek kanker paru 1,3%. Hasil penelitian kohor tumbuh kembang anak menunjukkan bahwa pertambahan berat badan ibu hamil terutama dipengaruhi oleh IMT ibu pra hamil, berat lahir bayi dipengaruhi pertambahan berat badan ibu selama hamil, dan panjang lahir bayi terutama dipengaruhi tinggi badan ibu. Pertambahan berat badan ibu hamil pada ibu yang berisiko lebih rendah dari berat badan ibu hamil yang tidak berisiko, namun keduanya masih dibawah anjuran IOM 1990, kecuali pada minggu ke 4 dan ke 8. Prevalensi anak pendek sekitar 35,6 % menunjukkan gangguan pertumbuhan terjadi inter-generasi (sejak dalam kandungan-bahkan sejak remaja). Gangguan pertumbuhan fetus dan ukuran plasenta berisiko pada kejadian hipertensi diusia dewasa, dan anak lahir pendek dan atau kurang berat, dan akan berlanjut di usia berikutnya. Gangguan pertumbuhan anak akan diikuti oleh gangguan perkembangannya serta berisiko menderita
penyakit tidak menular pada rentang usia remaja-dewasa
sehingga permasalahan gangguan tumbuh kembang janin-bayi baru lahir berkaitan erat dengan kejadian penyakit tidak menular. Faktor risiko 24
penyakit tidak menular adalah
multi-faktor (pola makan tidak sehat,
rendah serat dan tinggi lemak, konsumsi garam dan gula berlebih), kurang aktifitas fisik (olahraga) dan konsumsi rokok dan merupakan penyebab 60% kesakitan dan 73% kematian di seluruh dunia. Prevalensi PTM cenderung meningkat di Indonesia yaitu 41,7% pada tahun 1995 menjadi
59,5%
di tahun 2007. PTM menduduki peringkat pertama
sebagai penyebab utama kematian dan kecacatan yaitu penyakit strok. 5. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Akses dan Kualitas Vaksin di Puskesmas Penelitian mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi akses dan kualitas vaksin di puskesmas bertujuan untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi akses dalam hal ketersediaan dan distribusi dari Provinsi hingga ke Puskesmas dan kualitas vaksin secara visual. Output penelitian ini menghasilkan produk data informasi : profil manajemen pengelolaan vaksin di Provinsi Banten dan Gorontalo. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
untuk
pengelolaan
penyelenggaraan
imunisasi
vaksin
yang
sesuai
hanya
ditemukan
di
dengan
pedoman
Dinkes
Provinsi,
sementara di Dinkes Kab/Kota dan Puskesmas masih banyak kekurangan. Tiga (3) dari enam (6) Dinkes Kab/Kota dan delapan (8) dari 18 Puskesmas yang di observasi tidak memiliki freeze tag. Sepuluh (10) dari delapan belas (18) Puskesmas tidak memiliki genset, padahal empat (4) Puskesmas diantaranya tidak memiliki pasokan listrik 24 jam dari PLN. Selain itu, untuk indikator kualitas vaksin BCG yaitu VCCM, tidak dijumpai di Dinkes Kab/Kota dan di seluruh Puskesmas. Hal ini menimbulkan kekhawatiran terhadap kualitas fisik vaksin, sehingga perlu dilakukan uji potensi vaksin. Pembiayaan operasional vaksin Puskesmas sangat minim, seluruh Puskesmas mengandalkan Bantuan Operasional Kesehatan untuk biaya operasional imunisasi di Puskesmas. Anggaran Bimtek di salah satu provinsi masih sangat minim, sementara untuk antisipasi, bimtek dapat dilakukan
dengan
cara
Petugas
Puskesmas
mengunjungi
Dinkes
Kab/Kota.Pengetahuan pengelola vaksin di Puskesmas dan klinik swasta 25
masih kurang, terutama dalam hal pengenalan vaksin dan pengenalan Coldchain (ILR). SDM pengelola vaksin di Dinkes Provinsi sudah pelatihan, namun SDM Dinkes Kabupaten/Kota dan Puskesmas belum semua mendapat pelatihan. 6. Pengembangan Model Pengendalian Kesehatan Berbasis Registrasi Kematian & Penyebab Kematian di 12 Kab/Kota di Indonesia Tahun 2012 Penelitian ini merupakan pengembangan sistem yang merupakan langkah awal yang dapat
dilanjutkan menuju Registrasi Penyebab Kematian
secara penuh yang mencakup seluruh Kabupaten/Kota di Indonesia. Secara umum tujuan dari pengembangan ini meningkatkan sistem registrasi kematian dan penyebab kematian di tingkat Kabupaten/Kota yang berkelanjutan menuju Sistem Registrasi Sampel yang menjamin ketersediaan angka kematian dan penyebab kematian yang akurat dan up
to date yang bisa digunakan untuk perencanaan program kesehatan. Tujuan khususnya adalah mendapatkan angka kematian di masingmasing kabupaten/kota, Mendapatkan pola penyebab kematian seluruh kelompok umur, meningkatkan “completeness” pelaporan kematian melalui
kolaborasi
Kependudukan
yang
berkesinambungan
Kemendagri
dengan
antara
Administrasi
Kementerian
kesehatan,
meningkatkan kualitas identifikasi penyebab kematian dan peningkatan keterampilan keterampilan
menegakkan manajemen
kabupaten/kota. Sampel
penyebab dan
analisis
kematian, data
yang menjadi lokasi
di
meningkatkan masing-masing
pelaksanaan
sistem
registrasi tahun 2011 sebanyak 12 kabupaten/kota yaitu: Kabupaten Padang Pariaman, Kota Palembang, Kabupaten Gresik, Kota Yogyakarta, Kabupaten Gianyar, Kabupaten Banjar, Kota Balikpapan, Kabupaten Gowa, Kota Manado, Kabupaten Kupang, Kota Mataram, dan Kota Ambon. Metode sistem pelaporan penyebab kematian yang dipakai tergantung dimana kematian terjadi yaitu : Kejadian kematian di fasilitas kesehatan melalui sertifikat medis penyebab kematian bersumber dari catatan medis 26
oleh dokter yang merawat, dan Kejadian kematian di luar fasilitas kesehatan atau di rumah melalui pendekatan autopsi verbal (AV) menggunakan kuesioner semi-terstruktur yang diisi oleh paramedis. Kemudian
dokter
puskesmas
akan
melengkapi
keterangan
medis
penyebab kematian dengan penegakan diagnosis penyebab kematian berdasarkan ICD-10. Informasi kejadian kematian di peroleh dari administrasi kependudukan dan jajarannya dan juga informasi dari masyarakat setempat dan melalui kader. Hal ini mengingat belum terlaporkan dan belum tercatat seluruh kejadian kematian di administrasi kependudukan.
Penyebab dasar kematian dikelompokkan berdasarkan
tabular list volume 1 ICD-10, kemudian baru di analisis.
27
Tabel 3.3 Publikasi Ilmiah di Bidang Teknologi Intervensi Kesehatan Masyarakat Tahun 2012 a. Publikasi Ilmiah yang dimuat pada media cetak dan elektronik nasional NO 1
JUDUL Asesmen Program Internsip Dokter Indonesia Di Sumatera Barat Tahun 2011
MEDIA Jurnal Ekologi Kesehatan Vol 11 No.3 2012
PENULIS Mieska D, Rofingatul M, Harimat H
SATKER PTIKM
2
An analysis of Pharmacy Services by Pharmacist in Community Pharmacy
Buletin Penelitian Sistem Kesehatan, vol.15 , no.3 , 2012
Max Joseph Herman, Andi Leny S
PTIKM
3
Filariasis Di Indonesia
Bina Widya ,Volume 23, Nomor 3, Edisi April 2012
Mohammad Sudomo dan Raflizar
PTIKM
4
Kebijakan Penempatan Apoteker di Puskesmas
Bulletin Penelitian Sistem Kesehatan Vol 15 No.2 April 2012
PTIKM
5
Gambaran Kebakaran Hutan dengan Kejadian Penyakit ISPA dan Penumonia di Kabupaten Batang Hari Provinsi Jambi Tahun 2008 Hubungan Faktor Lingkungan yang Berpengaruh Terhadap Kejadian Malaria Di Wilayah Timur Indonesia (Analisis Data Riskesdas 2010) Prevalensi Hipertensi pada Kehamilan di Indonesia
Jurnal Ekologi Kesehatan, Vol 11 No 2, Juni 2012, 148 – 158
Sudibyo S, Andi Leny S, Raharni, Max J Herman Dian Perwitasari, Bambang Sukana
Jurnal Ekologi Kesehatan, Vol.11 No.1, 2012
M. Hasyimi, Maria Holy Herawati
PTIKM
Bulletin Penelitian Sistem Kesehatan Vol 15 No.2 April 2012
Anna Maria Sirait, SKM, M.Kes
PTIKM
Model Intervensi Hipertensi di Kabupaten Lebak Provinsi Banten
Buletin Penelitian Sistem Kesehatan Vol 15 No 2, April 2012
Julianty Pradono, Tin Afifah, Sintawati Supomo
PTIKM
6
7
8
28
PTIKM
9
Profil Konsumsi sumber Antioksidan Alami, Status Gizi, Kebiasaan Merokok dan Sanitasi Lingkungan pada Daerah dengan TBParu Tinggi di Indonesia
10
11
12
13
14
15
16
17
PGM 35(1) thn 2012
Budi Setyawati, SP, MPH
PTIKM
Penentuan Daerah Rawan Media Litbang Gizi Berdasarkan Analisis Kesehatan Volume Spatial XXII Nomor 1 Tahun 2012 Analisis Determinan Jurnal Ekologi Underweight Anak 0-23 Kesehatan, Vol.11 Bulan Pada Daerah Miskin No.1, 2012 Di Jawa Tengah Dan Jawa Timur AnalisisDeterminan BBLR JEK, Vol. 11 No.2, Pada Anak Usia 0-59 Juni 2012 Bulan di NTT, Kalteng dan Papua Analisis Determinan PGM, Vol. 35 No.1 Stunting Anak 0-23 Bulan tahun 2012 Pada Daerah Miskin di Jateng-Jatim
Noviati Fuada, SP, MKM
PTIKM
Bunga Ch R, Hardinsyah, Yayuk Farida B
PTIKM
Bunga C. Rosha, Indri Surya P, Nurilah Amaliah Bunga C. Rosha, S.Sos, M.Si
PTIKM
Efektifitas Pemberian Tablet Fe Pada Ibu Hamil Di Kabupaten Kutai Kartanegara Tahun 2010 Determinan Kejadian Komplikasi Persalinan Di Indonesia (Analisis Data Sekunder Survei Demografi Dan Kesehatan Indonesia Tahun 2007) Sumber Pencemaran Potensial Dan Kejadian Diare Di Provinsi DKI Jakarta (Riskrsdas 2007) Pengaruh Perubahan Iklim Terhadap Insiden Malaria Di Kabupaten Bintan Kepulauan Riau Dan Kabupaten Banggai Sulawesi Tengah
Jurnal Ekologi Kesehatan, Vol.11 No.1, 2012
Gurendro Putro, Samad, Iram Barida M
PTIKM
Jurnal Ekologi Kesehatan, Vol.11 No.1, 2012
Oster Suriani S, Yetti Armagustini, Dina Bisara
PTIKM
Jurnal Ekologi Kesehatan, Vol.11 No.1, 2012
Riris Nainggolan, Bhaskarani W
PTIKM
Jurnal Ekologi Kesehatan, Vol.11 No.1, 2012
Mardiana, D. Anwar Musadad
PTIKM
29
PTIKM
18
19
20
21
22
23
24
25
26
Beberapa Aspek Perilaku An. Maculatus Theobald Di Pituruh Kabupaten Purworejo Jawa Tengah Konsumsi Energi, Protein dan Lemak Pada Rumah Tangga yang Mempunyai Anak Usia 3-5 Tahun Menurut Pedoman Umum Gizi Seimbang (Pugs) dan Tingkat Sosial Ekonomi (Analisis Data Sekunder Riskesdas Tahun 2007/2008) Gambaran Status Kesehatan Penduduk di Daerah Perbatasan
Jurnal Ekologi Kesehatan, Vol.11 No.1, 2012
Sinta, S. Sukowati
PTIKM
Jurnal Ekologi Kesehatan, Vol.11 No.2, 2012
Sri Muljati, Basuki Budiman, Noviati Fuada
PTIKM
Jurnal Ekologi Kesehatan, Vol.11 No.2, 2012
Felly P Senewe, Yuana Wiryawan
PTIKM
Sanitasi Pasar Tradisional di Kabupaten Sragen Jawa Tengah dan Kabupaten Gianyar Bali Implementasi Pengelolaan Air Minum Rumah Tangga (PAM RT) di Jawa Barat dan Nusa Tenggara Timur Validitas Lingkar Lengan Atas Mendeteksi Risiko Kekurangan Energi Kronis Pada Wanita Indonesia Studi Reservoir Dan Distribusi Kasus Leptospirosis Di Kabupaten Gresik Tahun 2010
Jurnal Ekologi Kesehatan, Vol.11 No.2, 2012
Riris Nainggolan, Supraptini
PTIKM
Jurnal Ekologi Kesehatan, Vol.11 No.2, 2012
Athena, Indah T
PTIKM
Jurnal Kesehatan Masyarakat Nasional Vol. 7, No. 2 September 2012 Jurnal Ekologi Kesehatan, Vol.11 No.1, 2012
PTIKM
Nematoda Pada Famili Muridae (Tikus dan
Jurnal Ekologi Kesehatan, Vol.11 No.3, 2012
Diny Eva Ariyani, Endang L Achadi, Anies Irawati Bambang Yunianto, T. Ramadhani, Bina Ikawati, Tri Wijayanti, Jarohman Adil Ustiawan, Jarohman Raharjo, Endang Setiyani Nova Pramestuti
Mencit) Di Pemukiman Di Kabupaten Banjarnegara Perbedaan Siklus Gonotropik dan Peluang Hidup Aedes sp. Di Kabupaten Wonosobo
Jurnal Ekologi Kesehatan, Vol.11 No.3, 2012
30
Balai Banjarnegara
Balai Banjarnegara Balai Banjarnegara
27
28
29
30
Ektoparasit (Fleas) Pada Reservoir Di Daerah Fokus Pest Di Kabupaten Boyolali Provinsi Jawa Tengah Pemetaan Model Kerawanan Leptospirosis Berdasarkan Faktor Risiko Lingkungan dan Trap Succes di Bantul, Yogyakarta Hubungan Faktor Iklim Dengan Demam Berdarah Dengue Di Kabupaten Gunung Kidul Tahun 2010 Faktor Risiko Demam Berdarah Dengue di Kecamatan Wonosari Kabupaten Gunungkidul Provinsi DIY Tahun 2010
31
Strain Leptospira yang Ditemukan pada Tikus dan Suncus di Kecamatan Minggir Kabupaten Sleman
32
Studi Kepadatan Tikus dan Ektoparasit (fleas) pada Daerah Fokus dan Bekas Pes
Jurnal Ekologi Kesehatan, Vol.11 No.3, 2012
Tri Ramadhani, Budi Santoso, Jarohman Raharjo
Balai Banjarnegara
Jurnal Ekologi Kesehatan, Vol.11 No.3, 2012
Sunaryo, Bina Ikawati
Balai Banjarnegara
Jurnal Ekologi Kesehatan, Vol.11 No.3, 2012
Rr. Anggun Paramita Djati, Budi Santoso, Tri Baskoro Tunggul Satoto Anggun Paramita Djati, Baning Rahayujati
Balai Banjarnegara
Bina Ikawati, Sunaryo
Balai Banjarnegara
Jarohman, Tri Ramadhani
Balai Banjarnegara
Prosiding Seminar Nasional Kesehatan dengan tema : "Social Determinants of Health and Interprofesional Education : Ways Forward in Achieving MDG'S", ISBN : 978602-98319-1-6 Prosiding Seminar Nasional Kesehatan dengan tema : "Social Determinants of Health and Interprofesional Education : Ways Forward in Achieving MDG'S", ISBN : 978602-98319-1-6 Prosiding Seminar Nasional Kesehatan dengan tema : "Social Determinants of Health and Interprofesional Education : Ways Forward in Achieving MDG'S", ISBN : 978602-98319-1-6 31
Balai Banjarnegara
33
34
35
36
37
Distribusi Spasial Kasus Malaria di Kecamatan Pagedongan, Kabupaten Banjarnegara, Provinsi Jawa Tengah
Prosiding Seminar Nasional Kesehatan dengan tema : "Social Determinants of Health and Interprofesional Education : Ways Forward in Achieving MDG'S", ISBN : 978602-98319-1-6 Rekonfirmasi Tersangka Prosiding Seminar Vektor dalam Nasional Kesehatan Peningkatan Kasus dengan tema : Malaria di Desa Kebutuh "Social Determinants Duwur Kecamatan of Health and Pagedongan Kabupaten Interprofesional Banjarnegara Education : Ways Forward in Achieving MDG'S", ISBN : 978602-98319-1-6 Studi Epidemiologi dan Prosiding Seminar Faktor Risiko Nasional "Rumusan Leptospirosis di Strategi Kesehatan Kabupaten Bantul, Dan Pertanian Dalam Provinsi DIY Percepatan Pengetasan Kemiskinan Menuju Tercapainya Target MDGs 2015, ISBN : 978-602-17189-0-2 Prevalensi Identifikasi Prosiding Seminar Serovar Bakteri Nasional "Rumusan Leptospira pada Strategi Kesehatan Penderita Leptospirosis di Dan Pertanian Dalam Kota Semarang Percepatan Pengetasan Kemiskinan Menuju Tercapainya Target MDGs 2015, ISBN : 978-602-17189-0-2 Evaluasi Pelatihan Singkat Prosiding Seminar Sistem Surveilans Demam Nasional "Rumusan Berdarah Dengue di Strategi Kesehatan Kabupaten Gunungkidul Dan Pertanian Dalam Tahun 2009 Percepatan Pengetasan 32
Sunaryo, Benediktus X. W
Balai Banjarnegara
Tri Wijayanti
Balai Banjarnegara
Sunaryo, Bina Ikawati
Balai Banjarnegara
Tri Ramadhani, Dewi Marbawati
Balai Banjarnegara
Anggun Paramita Djati, Baning Rahayujati
Balai Banjarnegara
Kemiskinan Menuju Tercapainya Target MDGs 2015, ISBN : 978-602-17189-0-2 38
39
40
41 42
43
44
45
Hubungan Pendidikan Formal, Pengetahuan Ibu Dan Sosial Ekonomi Terhadap Infeksi Soil Transmitted Helminths Pada Anak Sekolah Dasar Di Kecamatan Seluma Timur Kabupaten Seluma Bengkulu Bionomik Nyamuk Mansonia Dan Anopheles Di Desa Karya Makmur, Kabupaten Oku Timur Karakteristik Kontainer terhadap Keberadaan Jentik Aedes Aegypti di Sekolah Dasar Distribusi Spasial Malaria di Kec. Lengkiti Kab. OKU Pengetahuan, Sikap dan Perilaku Masyarakat Kecamatan Madang Suku III Kabupaten Oku Timur Tentang Filariasis Limfatik Perbedaan Gejala Klinis Dan Efek Samping Pengobatan Pada Malaria Falciparum dan Vivax
Jurnal Ekologi Kesehatan, Vol.11 No.1, 2012
Leni Marlina, Junus W
Balai Donggala
Jurnal Ekologi Kesehatan, Vol.11 No.2, 2012
Yanelza Supranelfy, Hotnida Sitorus, R. Irpan Pahlepi Anif Budiyanto, M.Epid
Loka Baturaja
Jurnal Pembangunan Manusia Vol. 6 no. 1 Jurnal Ekologi Kesehatan, Vol.11 No.3, 2012
Ritawati, Yahya
Loka Baturaja
Nungki Hapsari Suryaningtyas dan Santoso
Loka Baturaja
Jurnal Pembangunan Manusia Vol. 6 No.2 Agustus 2012
Santoso, Supargiyono, Mahardika Agus Wijayanti
Loka Baturaja
Peran Kepala Desa dan Petugas Kesehatan terhadap Eliminasi Filariasis Limfatik di Kecamatan Madang Suku III Kabupaten Oku Timur Dampak Penyuluhan Terhadap Peningkatan Pengetahuan Sikap dan Perilaku Masyarakat Tentang Malaria di Desa Sukajadi Kabupaten Oku
Jurnal Pembangunan Manusia Vol. 6 No.3 Desember 2012
Nungki Hapsari dan Santoso
Loka Baturaja
Jurnal Pembangunan Manusia Vol. 6 No.3 Desember 2012
Rika Mayasari, Hotnida Sitorus, Lasbudi Pertama Ambarita
Loka Baturaja
Jurnal Pembangunan Manusia Vol. 6
33
Loka Baturaja
46
Neraca Kehidupan Aedes aegypti pada Berbagai Jenis Umpan Darah
47
Daya Tolak Ekstrak Segar Daun Pepaya (Carica papaya) terhadap Aedes aegypti dan Aedes albopictus
48
Hubungan antara Distribusi Serotipe Virus Dengue dengan Tingkat Endemisitas DBD di Propinsi Jawa Barat
49
Pengaruh Insektisida Deltamethrin terhadap Kematian Kecoa (Periplaneta americana) dan Ekotoksikologinya
50
Ae. Aegypti Stadium Aquatik pada Tingkat Lokasi Ketinggian di Kabupaten Ciamis
51
Sebaran Jentik Nyamuk Aedes spp. di Kecamatan Tawang Kota Tasikmalaya
52
Fauna Anopheles SP Di Kabupaten Sumba Barat Daya
53
Situasi Filariasis di Kabupaten sumba Tengah Prop.NTT Tahun 2009
Makalah Prosiding Seminar Nasional Politeknik Banjarnegara ISBN: 978 – 602 – 17189 – 0 -2 Makalah Prosiding Seminar Nasional Politeknik Banjarnegara ISBN: 978 – 602 – 17189 – 0 -2 Makalah Prosiding Seminar Nasional Politeknik Banjarnegara ISBN: 978 – 602 – 17189 – 0 -2 Makalah Prosiding Seminar Nasional Politeknik Banjarnegara ISBN: 978 – 602 – 17189 – 0 -2 Makalah Prosiding Seminar Nasional Politeknik Banjarnegara ISBN: 978 – 602 – 17189 – 0 -2 Makalah Prosiding Seminar Nasional Politeknik Banjarnegara ISBN: 978 – 602 – 17189 – 0 -2 Jurnal Ekologi Kesehatan, Vol.11 No.3, 2012
Hubullah Fuadzy, Rina Marina, Heni Prasetyowati, Asep Jajang
Loka Ciamis
Firda Yanuar Pradani, S.Si
Loka Ciamis
Heni Prasetyowati, S.Si, M.Sc dan Roy Nusa RES, SKM, M.Si
Loka Ciamis
Endang Puji A dan Pandji Wibawa Dhewantara
Loka Ciamis
Hubullah Fuadzy dan Joni Hendri
Loka Ciamis
M. Umar Riandi, Mara Ipa, dan Joni Hendri
Loka Ciamis
Ni Wayan Dewi Adnyana dan Ruben W
Loka Waikabubak
Media Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Vol.22.No.1 Tahun 2012
Ruben W.Willa,SKM
Loka Waikabubak
34
b. Publikasi Ilmiah yang dimuat pada media cetak dan elektronik internasional NO
JUDUL
1
Existence of the rdl mutant alleles among the anopheles malaria vector in Indonesia
MEDIA Malaria Journal 2012, 11:57
PENULIS Supratman Sukowati, Sinta
SATKER PTIKM
Pada tahun 2012, Pusat TIKM dan ampuannya telah berhasil mencapai target output penelitian dan publikasi ilmiah nasional, akan tetapi untuk publikasi ilmiah internasional hanya tercapai 1 artikel dari 2 yang ditargetkan. Hal ini dikarenakan tertundanya penerbitan artikel yang ditulis peneliti pada tahun 2012 serta kualitas artikel yang masih belum memenuhi standar. Pencapaian target indikator di bidang teknologi intervensi kesehatan masyarakat tersebut didukung oleh terlaksananya beberapa kegiatan yang tercantum dalam RKAKL dengan output seperti yang terlihat pada tabel 3.4.
Tabel 3.4 Capaian Output Kegiatan Pusat Teknologi Intervensi Kesehatan Masyarakat yang tercantum dalam RKA-KL Tahun 2012 No 1 2
Program/Kegiatan/Output Layanan Perkantoran Penelitian Bidang Teknologi Intervensi Kesehatan Masyarakat
Target 12 bulan layanan 6 dokumen
Realisasi
%
12 bulan layanan
100
6 dokumen
100
1 dokumen laporan
100
1 dokumen laporan
100
1 dokumen laporan
100
Pengembangan Model Pengendalian Kesehatan Berbasis Registrasi Kematian
1 dokumen
dan Penyebab Kematian di 12 Kab/kota
laporan
di Indonesia tahun 2012 Faktor-faktor yang mempengaruhi Akses
1 dokumen
dan Kualitas Vaksin di Puskesmas
laporan
Studi Kohor Faktor Risiko Penyakit Tidak
1 dokumen
Menular & Tumbuh Kembang Anak
laporan
35
No
Program/Kegiatan/Output Uji Coba Pengembangan Model Surveilans Dampak Perubahan Iklim di Indonesia Penelitian Studi Intervensi Tradisi SEI di Kabupaten Timor Tengah SelatanTahap 3 (Evaluasi Model Intervensi)
3
Target 1 dokumen laporan 1 dokumen laporan
Pembuatan Model Prediksi Penyakit DBD
1 dokumen
Berdasarkan KondisiIklim di Indonesia
laporan
Dokumen Perencanaan dan
3 dokumen
Pengelolaan Anggaran
Realisasi
%
1 dokumen laporan
100
1 dokumen laporan
100
1 dokumen laporan
100
- 1 dokumen RKAKL - 1 dokumen rapat koordinasi lintas program dan lintas sector - 1 dokumen kerjasama lintas program dan lintas sector - 1 laporan Forum Pembina Ilmiah - 1 laporan pembinaan dan
4
Laporan Kegiatan dan pembinaan
4 laporan
koordinasi pada satker yang menginduk pada PTIKM
100
- 1 laporan training meta analisis - 1 laporan pengembangan dan peningkatan kapasitas SDM - 1 laporan tahunan 5
Laporan Kinerja
3 dokumen
- 1 laporan akuntabilitas kinerja
100
- 1 laporan evaluasi kegiatan 6 7
Laporan Keuangan dan Kekayaan Negara Gedung / Bangunan Kantor
2 laporan 551 m2
- 1 laporan SAP dan Simak BMN - 1 laporan keuangan 551 m2
100 100
- 1 dokumen workshop penapis teknologi 8
Penapis Teknologi Intervensi Kesehatan Masyarakat
3 dokumen
- 1 dokumen prosiding dan policy option
100
- 1 dokumen kajian literature hasil penelitian tekinkesmas - 1 dokumen sosialisasi dan diseminasi hasil penelitian 9
Manajemen Informasi, Publikasi dan Desiminasi
(tidak tercapai) 5 dokumen
- 1 dokumen pameran - 4 edisi jurnal ekologi kesehatan - 1 dokumen pengelolaan website - 3 edisi jurnal kespro
36
80
No
Program/Kegiatan/Output
Target
Realisasi
%
- 15 unit alat cetak - 1 mesin fotocopy - 100 unit filling cabinet - 40 unit alat pemadam api - 2 pkt sound system untuk ruang rapat 10
Peralatan Fasilitas Perkantoran
156 unit
- 1 pkt alat penguat sinyal - 3 pkt electronic board - 24 unit lemari buku - 2 unit projector screen - 1 pkt pemasangan jaringan - 1 pkt hsndy talky
Didalam proses mencapai sasaran/indikator tersebut ditemui beberapa kendala atau permasalahan, diantaranya : 1. Standar Operasional Prosedur sebagai bentuk penjabaran pekerjaaan dari tupoksi Pusat TIKM belum berjalan dengan baik 2. Masih terbatasnya kemampuan SDM yang dapat mendukung tupoksi serta sarana prasarana yang belum mencukupi. 3. Sinkronisasi waktu peneliti, antara penelitian yang satu dengan lainnya dimana sebagian besar peneliti di Pusat TIKM terlibat dalam kegiatan Riset Kesehatan Nasional seperti Rifaskes (penyusunan laporan), persiapan Riskesdas (menjadi PJ Blok) dan Rikhus Pencemaran Lingkungan sehingga mempengaruhi pelaksanaan seluruh kegiatan di Pusat TIKM 4. Monitoring dan evaluasi dalam pelaporan hasil penelitian belum optimal dan tidak tepat waktu di akhir tahun anggaran berakhir Adanya permasalahan tersebut menyebabkan kegagalan seperti : 1. Tidak terlaksananya kegiatan pembinaan ke semua loka, sehingga hanya terpadu di 3 tempat (Salatiga, Banjarnegara dan Baturaja) 2. Pertemuan evaluasi kegiatan hanya dilaksanakan 2 kali dari seharusnya 4 kali pertemuan 3. Tidak terlaksananya kegiatan diseminasi hasil penelitian 37
100
Adapun usulan untuk mengatasi permasalahan tersebut yaitu : 1. Badan
Litbangkes
melakukan
sosialisasi
penyempurnaan
dan
pengesahan Peta jabatan yang menguraikan tugas pokok dan fungsi masing-masing pegawai yang terbagi dalam fungsional peneliti dan fungsional umum sehingga tidak terjadi tumpang tindih dalam hal penugasan; 2. Penambahan jumlah SDM dan peningkatan kemampuan teknis yang diperlukan melalui pelatihan-pelatihan 3. Koordinasi antar sub bagian dan sub bidang untuk merealisasikan dan mempertanggungjawabkan kegiatan/penelitian yang sudah dilakukan melalui milist Pusat TIKM 4. Koordinasi dan sinkronisasi penyusunan jadwal kegiatan dan rencana, serta sosialisasi perencanaan di awal waktu saat pertemuan rutin bulanan seluruh staf dengan Kepala Pusat 5. Perlu komitmen dan pengawalan bersama antara tim PPI dan pejabat struktural untuk dapat merealisasikan kegiatan-kegiatan yang sudah direncanakan 6. Kegiatan-kegiatan yang dipastikan tidak akan terlaksana harus sudah dideteksi sedini mungkin dan direvisi untuk kebutuhan yang masih diperlukan seperti belanja modal.
38
B.
SUMBER DAYA
1)
Sumber Daya Manusia Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan salah satu unsur penggerak
utama kegiatan yang dilaksanakan di Pusat Teknologi Intervensi Kesehatan Masyarakat. Berdasarkan data per 31 Desember 2012, pegawai Pusat Teknologi Intervensi Kesehatan Masyarakat berjumlah 150 orang yang terdiri dari 53 orang laki-laki dan 97 orang perempuan. Menurut UU no. 8 tahun 1974 jabatan pegawai negeri sipil dikelompokkan menjadi dua yaitu jabatan fungsional dan jabatan struktural. Adapun yang dimaksud dengan jabatan adalah kedudukan yang menunjukkan tugas, tanggung jawab, wewenang dan hak seorang pegawai negeri sipil dalam rangka susunan suatu satuan organisasi. Jabatan dilihat dari sudut struktural adalah jabatan yang secara tegas ada dalam struktur organisasi sedangkan jabatan fungsional adalah jabatan yang ditinjau dari sudut fungsinya dalam suatu satuan organisasi dan tidak tergambar dalam struktur organisasi. Ditinjau dari jabatannya, Pusat Teknologi Intervensi Kesehatan Masyarakat memiliki 9 orang pejabat struktural, 74 orang fungsional (peneliti), dan 67 orang staf. Untuk rinciannya dapat dilihat pada tabel 3.5. Tabel 3.5 Jumlah Pegawai Pusat Teknologi Intervensi Kesehatan Masyarakat berdasarkan Jabatan Tahun 2012 No
Sub Bagian/Bidang 1 2 3 4 5 6
Sub Sub Sub Sub Sub Sub
Fungsional Struktural
Bagian PKS Bagian KKU Bidang UKM Bidang UKKR Bidang SDM Bidang Faskal Jumlah
0 0 44 17 3 10 74
39
1 1 2 2 2 1 9
Staf 11 24 5 13 8 6 67
Jml 12 25 51 32 13 17 150
Bila dilihat berdasarkan golongan, dari 150 orang pegawai, persentase yang tertinggi adalah golongan III sebanyak 105 orang (70%) dan yang terendah golongan II sebanyak 8 orang (5,33%), untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 3.1 berikut : Jumlah Pegawai Pusat TIKM Berdasarkan Golongan Gol. II
Gol. III
Gol. IV
28 24
23
20
12
9 3
4
1
0
Sub Bagian PKS
12
7 1
0
Sub Bagian KKU
Sub Bidang UKM
5 1
0
Sub Bidang UKKR
Sub Bidang SDM
0 Sub Bidang Faskal
Gambar 3.1 Jumlah Pegawai Pusat TIKM berdasarkan Golongan Ditinjau dari jenjang pendidikan, Pusat TIKM memiliki pegawai dengan latar belakang pendidikan terbanyak yaitu S2 sebanyak 68 orang. Data selengkapnya mengenai latar belakang pendidikan pegawai Pusat TIKM dapat dilihat pada Gambar 3.2. Jumlah Pegawai Pusat TIKM Berdasarkan Tingkat Pendidikan S3
S2
S1
D2/D3
00
3
SLTA/ D1
32
02
7
14 21
02
2
7
Sub Bagian Sub Bagian PKS KKU
7
20
12
Sub Bidang UKM
8
10
Sub Bidang UKKR
31
11
9 00
Sub Bidang SDM
2
400
Sub Bidang Faskal
Gambar 3.2 Jumlah Pegawai Pusat TIKM Berdasarkan Pendidikan
40
2)
Sumber Daya Anggaran Pusat TIKM sendiri pada tahun 2012 mempunyai pagu anggaran sebesar
Rp. 34.618.493.000,- (tiga puluh empat milyar enam ratus delapan belas juta empat ratus sembilan puluh tiga ribu rupiah), yang kemudian direvisi menjadi Rp. 32.523.555.000,- (tiga puluh dua milyar lima ratus dua puluh tiga juta lima ratus lima puluh lima ribu rupiah). Capaian Realisasi Anggaran Tahun 2012 Pusat TIKM dan Satker-Satker yang diampu sampai 31 Desember 2013 dapat dilihat padatabel 3.6 berikut ini. Tabel 3.6 Capaian Realisasi Anggaran Tahun 2012 Pusat TIKM dan Satker-Satker yang diampu sampai 31 Desember 2013 No
Satker
1
Pusat 3
2 3 4 5 6
Balai P2B2 Banjarnegara Balai P2B2 Donggala Loka P2B2 Ciamis Loka P2B2 Baturaja Loka P2B2 Waikabubak Total
% Realisasi
Pagu Total (Rp)
Realisasi
*(Revisi DIPA Terakhir)
(Akhir TA 2012)
32.523.555.000
28.619.902.548
88,00
4.092.418.000 6.594.130.000 3.899.324.000 4.335.116.000 3.191.910.000 54.636.453.000
4.069.769.630 6.364.921.984 3.787.340.009 4.264.292.319 2.844.637.628 49.950.864.118
99,45 96,52 97,13 98,37 89,12 91,42
Dari jumlah keseluruhan anggaran yang dapat diserap sebanyak 88 % atau Rp.28.619.902.548,- sedangkan sisa anggaran yang tidak dapat diserap atau disetor kembali ke Kas Negara sebesar Rp.3.903.652.452,- atau 12%. Pada tahun 2012 realisasi anggaran mengalami kenaikan dibandingkan tahun sebelumnya. Pada tahun 2011, realisasi anggaran sebesar 75,18 % sedangkan pada tahun 2012 sebesar 88 %.Penjelasan lebih rinci dari realisasi belanja tersebut dapat dilihat pada tabel 3.7
41
Tabel 3.7 Realisasi per Kegiatan / Output Pusat TIKM Tahun 2012 Alokasi
Program/Kegiatan/Output 024.11.04
(Rp.)
Realisasi (Rp.)
%
PROGRAM LITBANGKES
2070
Penelitan dan pengembangan Teknologi Intervensi Kesehatan Masyarakat
32.523.555.000
28.619.902.548
88,00
2070.001
Layanan Perkantoran
8.876.103.000
8.773.934.058
98,85
2070.002
Penelitian Bidang Teknologi Intervensi Kesehatan Masyarakat
17.314.380.000
15.053.640.277
86,94
001
Pengembangan Model Pengendalian Kesehatan Berbasis Registrasi Kematian dan Penyebab Kematian di 12 Kab/kota di Indonesia tahun 2012
5.000.000.000
4.734.619.027
94,69
002
Faktor-faktor yang mempengaruhi Akses dan Kualitas Vaksin di Puskesmas
375.255.000
324.421.700
86,45
003
Studi Kohor Faktor Risiko Penyakit Tidak Menular & Tumbuh Kembang Anak
9.958.650.000
8.167.215.150
82,01
006
Uji CobaPengembanganModel SurveilansDampakPerubahanIklim di Indonesia
1.099.140.000
1.053.561.200
95,85
007
Penelitian Studi Intervensi Tradisi SEI di Kabupaten Timor Tengah SelatanTahap 3 (Evaluasi Model Intervensi)
541.535.000
484.038.800
89,38
008
PembuatanModel prediksiPenyakitDBD BerdasarkanKondisiIklim di Indonesia
339.800.000
289.784.400
85,28
11
HibahLangsungLuarNegeri
772.718.000
557.959.000
72,21
Dukungan Manajemen 2070.010
Dokumen Perencanaan dan Pengelolaan Anggaran
621.526.000
458.501.900
73,77
2070.011
Laporan Kegiatan dan pembinaan
1.886.628.000
1.454.861.959
77,11
2070.012
Laporan Kinerja
271.534.000
199.101.500
73,32
2070.013
Laporan Keuangan dan Kekayaan Negara
350.270.000
322.567.150
92,09
2070.014
Gedung / Bangunan Kantor
99.891.000
99.691.000
99,80
2070.034
Penapis Teknologi Intervensi Kesehatan Masyarakat
448.320.000
307.932.304
68,69
2070.035
Manajemen Informasi, Publikasi dan Desiminasi
1.092.205.000
712.253.400
65.21
2070.037
Peralatan Fasilitas Perkantoran
789.980.000
679.460.000
86.01
42
Pusat TIKM pada tahun anggaran 2012 ini memperoleh anggaran berdasarkan Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) sebesar Rp. 32.523.555.000,-. Anggaran tersebut telah mengalami 4 kali revisi seperti yang dapat dilihat pada tabel IV.5. Pada DIPA awal tahun 2012, Pusat TIKM memperoleh dana APBN sebesar Rp 34.618.493.000,- yang kemudian direvisi pada bulan April 2012 karena adanya proses pencairan blokir. Pada bulan Juli 2012 terjadi revisi DIPA ke 2 karena adanya revisi pergeseran antar keluaran dalam satu kegiatan. Revisi DIPA ke 3 terjadi pada bulan Oktober 2012 karena adanya revisi efisiensi anggaran menjadi
Rp. 32.067.103.000,-. Pada
bulan Desember 2012 DIPA Pusat TIKM kembali direvisi menjadi Rp. 32.523.555.000,- karena adanya revisi gaji dan terjadi penambahan anggaran untuk dana hibah sebesar Rp.772.718.000,- . 3)
Sumber Daya Sarana dan Prasarana Pusat TIKM memiliki sarana dan prasarana baik barang bergerak
maupun tidak bergerak. Sarana dan prasarana disini berupa gedung, kendaraan operasional dan peralatan perkantoran. a.
Gedung Perkantoran Pusat TIKM memiliki 2 gedung yang terletak di Jl. Percetakan Negara No. 29 seperti yang terlihat pada tabel 3.8.
Tabel 3.8 Nama Gedung yang dimiliki Pusat TIKM No Keterangan
1
Gedung
4
Luas
Pegawai
lantai 1750 m2
UK
SDK
TU
Jumlah
8
30
37
75
75
0
0
75
(gedung 5) 2
Gedung ex-namru 3 1224 m2 lantai (gedung 6)
43
b.
Kendaraan Operasional Pusat TIKM pada tahun 2012 memiliki 5 kendaraan roda 4 dan 2 kendaraan roda 2 seperti yang dapat dilihat pada tabel 3.9. Tabel 3.9 Kendaraan Operasional yang dimiliki Pusat TIKM
No
Jenis Kendaraan
Awal Tahun
1
Sedan
1
2
Mini Bus ( Penumpang 14 Orang Kebawah )
5
3
Sepeda Motor
3
Pengadaan
Di Hapus
1
Akhir Tahun
Kondisi Baik
1
1
4
4
3
2
Rusak
Untuk kendaraan roda 4 (mini bus), 1 mobil diperuntukkan bagi Eselon II (Ka. Pusat), 2 mobil untuk Eselon III (Ka. Bidang UK dan SDK) serta 1 mobil untuk operasional sedangkan untuk 1 mobil sedan diperuntukkan bagi Ka. Bagian Tata Usaha. c.
Peralatan Perkantoran Peralatan perkantoran Pusat TIKM dikelompokkan menjadi dua yaitu : a. Aset Tetap (Peralatan dan Mesin) b. Aset lainnya (Aset tak berwujud) Data lebih lengkap mengenai peralatan perkantoran tahun 2012 dapat dilihat pada lampiran
44
Rusak Berat
1
BAB IV SIMPULAN
Penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja ini selain sebagai dokumen akuntabilitas juga sebagai alat ukur keberhasilan pelaksanaan program dan kegiatan Pusat Teknologi Intervensi Kesehatan Masyarakat pada tahun anggaran 2012. Laporan Akuntabilitas Kinerja ini diharapkan dapat menjadi acuan bagi pelaksanaan program, kegiatan dan anggaran di tahun mendatang untuk menjadi lebih baik lagi. Hasil pencapaian output Pusat Teknologi Intervensi Kesehatan Masyarakat dalam hal publikasi ilmiah di media nasional pada tahun 2012 menggambarkan pencapaian kinerja yang sangat baik karena melebihi dari target yang direncanakan pada awal tahun, namun demikian dalam hal publikasi ilmiah di media internasionall tidak dapat tercapai.
45
LAMPIRAN 1. Peralatan Perkantoran Pusat IKM Tahun 2012 a. Aset Tetap (Peralatan dan Mesin) Kondisi No
Nama Barang
Awal Tahun
Pengadaan
Di Hapus
Akhir Tahun
Baik
Rusak
Rusak Berat
1
Elevator /Lift
1
1
1
2
Trap Latihan
3
3
3
3
PH Meter (Alat Ukur Universal)
3
3
1
4
Global Positioning System
6
6
6
5
Salinometer
3
3
3
6
Scanner (Universal Tester)
2
2
0
2
7
Neraca Halus + Lemari Capasitas 500 Gram
1
1
0
1
8
Selo (Kotak Penyimpanan) Dengan Pengatur Temperatur
2
2
0
2
9
Rak-Rak Penyimpan
4
4
4
10
Lemari Penyimpan
5
5
5
11
Mesin Ketik Manual Portable (11-13 Inci)
1
1
0
1
12
Mesin Ketik Manual Standard (14-16 Inci)
2
2
0
2
13
Mesin Ketik Manual Langewagon (18-27 Inci)
2
2
0
2
14
Mesin Ketik Listrik Standard (14-16 Inci)
2
2
0
2
1
1
0
1
15
Mesin Ketik Listrik Langewagon (18-27
46
2
Inci)
16
Mesin Ketik Elektronik/Selektrik
2
2
0
2
17
Mesin Hitung Listrik
1
1
0
1
18
Mesin Hitung Elektronik/Calculator
8
8
0
8
19
Mesin Stensil Manual Double Folio
1
1
0
1
20
Mesin Fotocopy Folio
0
1
1
1
21
Lemari Besi/Metal
47
40
87
75
12
22
Lemari Kayu
42
42
6
36
23
Rak Besi
48
48
45
3
24
Rak Kayu
7
7
0
7
25
Filing Cabinet Besi
68
168
100
68
26
Brandkas
4
4
0
4
27
Buffet
17
17
0
17
28
Tabung Pemadam Api
24
24
0
24
29
CCTV - Camera Control Television System
10
10
10
30
Papan Visual/Papan Nama
7
7
1
31
Movitex Board
0
3
3
32
White Board
18
18
0
18
33
Alat Penghancur Kertas
1
1
0
1
34
Overhead Projector
1
1
0
1
35
Lampu-lampu Kristal
2
2
2
100
3
47
6
36
LCD Projector/Infocus
7
7
7
37
Focusing Screen/Layar LCD Projector
1
3
3
38
Meja Kerja Kayu
264
264
126
138
39
Kursi Besi/Metal
305
305
134
171
40
Kursi Kayu
8
8
0
8
41
Meja Rapat
53
53
44
9
42
Meja Komputer
36
36
7
29
43
Meja Ketik
4
4
0
4
44
Meja Telepon
4
4
2
2
45
Meja Resepsionis
1
1
0
1
46
Kursi Fiber Glas/Plastik
98
98
44
54
47
Meubelair Lainnya
3
3
3
48
Jam Mekanis
17
17
17
49
Mesin Penghisap Debu/Vacuum Cleaner
2
2
1
1
50
Lemari Es
11
11
0
11
51
A.C. Split
106
106
50
56
52
Exhause Fan
4
4
0
4
53
Up Right Chiller/Frezzer
1
1
1
54
Tabung Gas
6
6
6
55
Televisi
2
2
2
56
Tape Recorder (Alat Rumah Tangga Lainnya ( Home Use ))
19
19
19
2
48
57
Sound System
1
1
0
1
58
Wireless
1
1
0
1
59
Microphone
3
3
3
60
Gambar Presiden/Wakil Presiden
4
4
4
61
Dispenser
4
4
0
4
62
Handy Cam
2
2
1
1
63
Audio Monitor Passive
5
5
0
5
64
Microphone/Wireless MIC
0
1
1
1
65
Microphone Connector Box
0
16
16
16
66
Power Supply Microphone
0
1
1
1
67
Battery Charger (Peralatan Studio Audio)
4
4
0
68
Power Amplifier
0
1
1
1
69
Time Switching
0
1
1
1
70
Peralatan Studio Audio Lainnya
0
3
3
3
71
Camera Film
5
5
0
5
72
Analitical Balance (Peralatan Studio Video Dan Film)
1
1
0
1
73
Layar Film/Projector
3
3
0
3
74
Motor Driver
2
2
0
2
75
Mesin Jilid
1
1
0
1
76
GPS Receiver
4
4
0
4
49
4
77
Pesawat Telephone
10
10
2
78
Handy Talky (HT)
0
4
4
79
Facsimile
3
3
2
80
Alat Komunikasi Lainnya
0
4
4
4
81
Peralatan Pemancar Lainnya
0
1
1
1
82
Alat Pengatur Telekomunikasi Lainnya
0
2
2
2
83
Stetoscope (Alat Kedokteran Umum)
4
4
4
84
Tensimeter
23
23
23
85
Centrifuge (Alat Kedokteran Umum)
3
3
3
86
Lemari Obat (Kaca)
3
3
0
87
Kursi Dorong
50
50
50
88
Alat Kesehatan Kebidanan Dan Penyakit Kandungan Lainnya
8
8
8
89
Modulas Monitoring System
1
1
1
90
Microwafe Therapy Apparatus
1
1
0
1
91
Brush
2
2
0
2
92
EKG Elektro Photo Cardiograph For Recording Elektro And
1
1
1
93
Hotplate
4
4
0
94
Deep Freezer (Alat Kedokteran Nuklir)
1
1
1
4
50
8
1
3
4
95
Timer (Alat Kedokteran Traditional Medicine)
2
2
0
2
96
Compressor
1
1
0
1
97
Timbangan Badan (Alat Kesehatan Umum Lain)
20
20
20
98
Ukur Tinggi Badan
20
20
20
99
Alat Kesehatan Umum Lainnya
20
20
20
100
Spectro Photo Meter
3
3
0
3
101
Balance (Alat Laboratorium Mekanika Tanah Dan Batuan)
4
4
0
4
102
Thermohygrometer (Alat Laboratorium Logam, Mesin Dan Listrik)
2
2
0
2
103
Alat Uji Gas Buang
3
3
0
3
104
Diesel Engine
1
1
1
105
Incubator (Alat Laboratorium Umum)
1
1
1
106
Microscope
19
19
2
17
107
Tabung Gas N2
3
3
0
3
108
Titration Apparatus
2
2
0
2
109
Refrigerator
7
7
0
7
110
Spectrophotometer
1
1
0
1
111
Binoculer Microscope (Alat Laboratorium Microbiologi)
1
1
0
1
112
Stereo Microscope (Alat Laboratorium Microbiologi)
2
2
2
51
113
Pipette Filter
1
1
0
1
114
Stabilizer
4
4
0
4
115
Sub Marine Gel System
1
1
0
1
116
Micro Pippettes
4
4
0
4
117
Electromagnetic Current Meter
2
2
0
2
118
Microscope Tringular
1
1
1
119
Mercury Analyzer (Alat Laboratorium Kimia)
1
1
1
120
Slide Warmer
2
2
0
121
Shaking Waterbath
1
1
1
122
Lemari Asam
1
1
0
1
123
Cooler (Alat Laboratorium Makanan)
1
1
0
1
124
Thermos Es
2
2
0
2
125
Mortars & Pastle
1
1
1
126
Adaptor (Alat Laboratorium Fisika)
1
1
1
127
Bak Pendingin
3
3
3
128
Alat Uji Analisa Butiran Bahan (Laboratory Testing Screen)
3
3
3
129
Alat Pemadam Kebakaran
0
40
40
130
Analitycal Balance
3
3
1
131
Atomic Absorption Spectrophotometer (AAS) (Alat Lab. Pertanian)
1
1
1
40
52
2
2
132
Coloumn Chromatography
1
1
1
133
Elisa Reader
3
3
2
134
Fumehood
1
1
1
135
Microscope Flourescence
1
1
1
136
Microwave Oven
1
1
1
137
PH Meter Digital
3
3
3
138
Transiluminator
1
1
1
139
Water Distilation Unit
1
1
0
140
Ultrapure Water Prod
1
1
1
141
Vaccum Filter Soloent
4
4
4
142
Distilling Aquametri Apparatus
1
1
1
143
Atomic Absorption Spectrophotometer (AAS) (Alat Lab. L. Perairan)
1
1
1
144
Digital Thermometer
2
2
2
145
Pressure Vessel (Alat Laboratorium Proses/teknik Kimia)
10
10
10
146
Mobile Lab. High Volume Air Sampler
2
2
2
147
Alat Pengukur Kadar Air Dengan Electrode
1
1
1
148
Colony Counter & Automatic Tally
2
2
2
149
GPS Insight
2
2
2
150
Dust Sampler (Instrument Probe/sensor)
10
10
10
53
1
1
151
Automatic Laboratory Steam Generator
1
1
1
152
Shaking Machine
1
1
1
153
Laboratory High Speed Centrifuge
1
1
1
154
Rak Kandang Logam Untuk Penelitian
6
6
6
155
High Volume Air Sampler
3
3
1
2
156
Uninterupted Power Supply (UPS)
1
1
0
1
157
Thermal Apemometer
1
1
1
158
Salino Meter
1
1
1
159
Gas Sampler
2
2
2
160
Water Bath (Alat Laboratorium Tekanan Dan Suhu)
1
1
0
1
161
P.C Unit
88
91
43
48
162
Lap Top
21
21
19
2
163
Note Book
22
22
1
21
164
Hard Disk
10
10
10
165
Printer (Peralatan Personal Komputer)
51
15
66
32
166
Server
0
1
1
1
167
Modem
36
3
39
39
168
Peralatan Jaringan Lainnya
0
1
1
1
169
Jet Pump
1
1
1
3
54
34
170
Blower
2
2
2
171
Stirer
1
1
1
172
Alat Tenis Meja
1
1
1
173
Bangunan Gedung Kantor Permanen
1
1
1
b. Aset lainnya (Aset tak berwujud) Kondisi No
Nama Barang
Awal Tahun
Pengadaan
Di Hapus
Akhir Tahun Baik
1
Software Komputer
16
16
2. Form Penetapan Kinerja
55
16
Rusak
Rusak Berat
56
57
58
3. Form Pengukuran Kinerja
59