BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 75 Tahun 2014 tentang Puskesmas, puskesmas adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif, untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya di wilayah kerjanya. Pelayanan puskesmas yang baik merupakan harapan bagi setiap institusi puskesmas. Pelayanan puskesmas yang telah diberikan kepada pasien harus didokumentasikan ke dalam rekam medis, rekam medis yang baik artinya mencatat seluruh pelayanan yang diberikan kepada pasien secara lengkap dan akurat. Menurut Depkes RI (1997), pengertian rekam medis sebagai suatu sistem penyelenggaraan rekam medis adalah merupakan proses kegiatan yang dimulai pada saat diterimanya pasien di suatu fasilitas pelayanan kesehatan, diteruskan ke pencatatan data medis pasien, dan dilanjutkan dengan penanganan
berkas
rekam
medis
yang
meliputi
penyelenggaraan
penyimpanan serta pengeluaran berkas dari tempat penyimpanan untuk melayani permintaan atau peminjaman dari pasien. Menurut PERMENKES RI No.269/Menkes/Per/III/2013 tentang Rekam Medis, rekam medis adalah berkas yang berisi catatan dan dokumen antara lain identitas pasien, hasil pemeriksaan, pengobatan yang telah diberikan, serta tindakan dan pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien. Dari pengertian di atas dapat menjelaskan bahwa rekam medis merupakan berkas yang sangat penting yang harus disimpan dan dijaga dengan baik. Perkembangan teknologi informasi yang terjadi saat ini memungkinkan berkembangnya suatu cara penyimpanan maupun pengelolaan data secara elektronik, teknologi dan informasi yang semakin baik membawa dampak positif bagi pola perkembangan dan kemajuan dibidang penyimpanan berkas atau arsip berkas. Menurut Sugiarto (2005), sistem penyimpanan elektronik pada dasarnya memiliki konsep yang sama dengan sistem penyimpanan
manual. Jika pada penyimpanan manual, rak penyimpanan berfungsi untuk menyimpan dokumen-dokumen penting, maka sistem penyimpanan berbasis komputer mempunyai virtual yang didalamnya berisi map virtual, selanjutnya didalam map virtual berisi lembaran-lembaran atau dokumen-dokumen penting yang telah dikonversikan ke dalam file dengan format elektronik. Pengelolaan dokumen dengan menggunakan sistem yang berbasis komputer/elektronik bukan hanya menjamin keefisienan, tetapi juga mampu mengirimkan data dengan cepat apabila hal itu diperlukan. Selain itu dengan menggunakan sistem yang berbasis komputer/elektronik akan dapat mempermudah penemuan kembali data yang dibutuhkan dengan cepat. Pengelolaan dokumen dengan menggunakan sistem yang berbasis komputer/elektronik di sektor kesehatan yang sedang menjadi trend global adalah rekam medis elektronik (RME). Rekam medis elektronik merupakan sub sistem informasi kesehatan yang mulai banyak diterapkan di Indonesia. Rekam medis elektronik dipercaya dapat meningkatkan kualitas keseluruhan perawatan (Jahanbakhsh dkk, 2011). Rekam medis elektronik sangat penting bagi manajemen untuk mengelola masalah kesehatan karena menyediakan integritas dan akurasi, juga dapat menjadi solusi untuk meningkatkan efisiensi biaya, peningkatan akses dan kualitas pelayanan di sarana pelayanan kesehatan (Qureshi dkk, 2012). Menurut Markus (2010), hasil identifikasi tentang perlu tidaknya penerapan rekam medis elektronik adalah bahwa hampir semua menyatakan setuju dan mendukung rekam medis elektronik hal ini dikarenakan : a. Faktor rekam medis terlambat sampai di meja dokter pada saat pelayanan dan sangat menganggu kinerja dokter dan layanan kepada pasien. b. Resep manual mengharuskan petugas untuk melakukan konfirmasi obat dan harga sekaligus, ini membuat waktu tunggu pasien menjadi lama. c. Waktu tunggu untuk pelayanan pasien juga menjadi lama. d. Rekam medis dipakai bersamaan, bisa oleh dokter lain, untuk penelitian, dan mengurus administrasi. e. Kekhawatiran, sistem baru memerlukan waktu yang lama untuk adaptasi penyesuaian. Hal yang disebutkan di atas, yang coba di atasi dengan teknologi informasi rekam medis elektronik. Teknologi informasi memang menawarkan banyak
keunggulan dibandingkan dengan penggunaan kertas untuk penyimpanan dan pengambilan data pasien. Berdasarkan studi pendahuluan yang telah dilakukan peneliti pada bulan Agustus 2015 dan tanggal 14 Januari 2016 di Puskesmas Jetis Kota Yogyakarta, diperoleh informasi bahwa Puskesmas Jetis Kota Yogyakarta akan melakukan penerapan rekam medis elektronik dengan konsep less paper, ada beberapa alasan yang menjadi dasar penerapan rekam medis elektronik di Puskesmas Jetis Kota Yogyakarta, yang pertama adalah untuk mengurangi pekerjaan petugas rekam medis dalam hal pencarian berkas rekam medis, yang kedua adalah jumlah SDM yang tidak mencukupi jika masih menerapkan rekam medis manual, yang ketiga adalah tuntutan akreditasi puskesmas yang
menyebutkan
bahwa
puskesmas harus
menggunakan teknologi informasi, dan yang terakhir adalah mengacu pada standar kompetensi yang telah dikeluarkan oleh IFHIMA yang menyebutkan bahwa harus menggunakan health information technologies. Rencana penerapan rekam medis elektronik ini telah dimulai sejak tahun 2012, target penerapan rekam medis elektronik ini akan dilakukan pada akhir tahun 2016. Dimulai dari rencana awal penerapan yaitu tahun 2012 sampai dengan sekarang pasti sudah terdapat beberapa persiapan yang telah dilakukan dan mungkin juga terdapat beberapa persiapan yang belum dilakukan oleh Puskesmas Jetis dalam penerapan rekam medis elektronik. Oleh karena itu berdasarkan permasalahan tersebut peneliti tertarik ingin melakukan penelitian dengan tema persiapan penerapan rekam medis elektronik di Puskesmas Jetis Kota Yogyakarta. Peneliti melakukan penelitian pada seluruh unit di Puskesmas Jetis Kota Yogyakarta. Hal ini dikarenakan seluruh unit terlibat dalam persiapan penerapan rekam medis elektronik ini. Dengan demikian diharapkan bahwa hasil dari penelitian tentang persiapan penerapan rekam medis elektronik ini dapat lebih valid. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan tersebut, maka rumusan masalah yang dapat diambil pada penelitian ini adalah “Bagaimanakah persiapan penerapan rekam medis elektronik di Puskesmas Jetis Kota Yogyakarta ?”
C. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian yang akan dilakukan ini dijabarkan menjadi dua, yaitu tujuan umum dan tujuan khusus. 1. Tujuan Umum Tujuan umum pada penelitian ini adalah mengetahui persiapan penerapan rekam medis elektronik di Puskesmas Jetis Kota Yogyakarta. 2. Tujuan Khusus Tujuan khusus penelitian ini adalah menganalisis persiapan yang dilakukan oleh Puskesmas Jetis Kota Yogyakarta dalam penerapan rekam medis elektronik yang ditinjau dari unsur manajemen 5M yaitu Man, Materials, Machine, Methods, Money.
D. Manfaat Penelitian Manfaat yang dapat diambil pada penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Manfaat Praktis a. Bagi Peneliti Hasil dari penelitian ini dapat menambah ilmu pengetahuan dan wawasan secara langsung di puskesmas dengan menerapkan teori yang diperoleh dari institusi pendidikan. b. Bagi Puskesmas Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan pengajaran ilmu terakit persiapan penerapan rekam medis elektronik kepada pihak yang membutuhkan dan sebagai bahan evaluasi persiapan penerapan rekam medis elektronik di Puskesmas Jetis Kota Yogyakarta. 2. Manfaat Teoritis a. Bagi Institusi Pendidikan Sebagai bahan masukan dan peningkatan pengetahuan dalam pembelajaran ilmu rekam medis bagi Universitas Gadjah Mada, serta untuk mengetahui seberapa besar kemampuan mahasiswa dalam menerapkan ilmu yang telah diperoleh di bangku perkuliahan dalam penyelenggaraan rekam medis di fasilitas pelayanan kesehatan.
b. Bagi Peneliti Lain Penelitian ini dapat digunakan sebagai acuan dalam pendalaman materi atau referensi untuk kelanjutan penelitian yang relevan. E. Keaslian Penelitian Beberapa penelitian yang hampir mendekati serupa dengan penelitian “Persiapan Penerapan Rekam Medis Elektronik di Puskesmas Jetis Kota Yogyakarta” antara lain : 1. Erawantini (2013), dengan judul “Penerapan Rekam Medis Elektronik di UPT Poliklinik Politeknik Negeri Jember”. Penelitian Erwantini (2013) bertujuan untuk melakukan penerapan rekam medis elektronik di UPT Poliklinik Politeknik Negeri Jember. Hasil penelitian Erwantini (2013) adalah kesepakatan lima dokter untuk menerapkan rekam medis elektronik. Perencanaan penerapan rekam medis elektronik dengan menyediakan infrastruktur, dan mengembangkan software. Kemudian hasil nilai median waktu pelayanan rekam medis elektronik adalah dua belas menit sedangkan rekam medis kertas adalah sepuluh menit. Penerapan rekam medis elektronik juga dapat mengurangi biaya administratif. Lalu nilai median untuk kelengkapan rekam medis elektronik adalah 85,71%, sedngka kelengkapan untuk rekam medis kertas adalah 75%. Sistem dilengkapi pendukung keputusan klinis berupa interaksi obat terhadap riwayat alergi pasien. Pengguna puas terhadap isi, akurasi, format, relevansi dan kemudahan dalam menggunakan rekam medis elektronik. Persamaan penelitian ini dengan penelitian Erwantini (2013) adalah terletak pada onjek penelitian yaitu rekam medis elektronik. Sedangkan perbedaan penelitian ini dengan penelitian Erwantini (2013) terletak pada tujuan penelitian. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui persiapan penerapan rekam medis elektronik di Pukesmas Jetis Kota Yogyakarta yang ditinjau dari unsur manajemen 5M (Man, Materials, Methods, Machine, Money), sedangkan tujuan penelitian Erwantini (2013) adalah melakukan penerapan rekam medis elektronik di UPT Poliklinik Politeknik Negeri Jember.
2. Sudirahayu (2015), dengan judul “Kesiapan Penerapan Rekam Medis Elektonik di Instalasi Rawat Jalan RSUD dr. H. Abdul Moeloek Provinsi Lampung”. Penelitian Sudirahayu (2015) bertujuan untuk mengidentifikasi kesiapan sumber daya manusia, budaya kerja organisasi, tatakelola dan kepemimpinan, serta infrastruktur terkait penerapan rekam medis elektronik. Hasil dari penelitian Sudirahayu (2015) adalah kesiapan sumber daya manusia untuk penerapan rekam medis elektronik di RSUD dr. H. Abdul Moeloek Provinsi Lampung berada pada range I, mengindikasi belum ada pemahaman yang kuat tentang rekam medis elektronik dan manfaatnya. Budaya kerja organisasi berada pada range II, mengindikasi bahwa telah ada pemahaman akan adanya budaya kerja organisasi bila rekam medis elektornik diterapkan. Tata kelola dan kepemimpinan berada pada range II, mengindikasi bahwa telah ada pemahaman tentang nilai rekam medis elektronikterkait strategi dan dukungan manajemen teknologi informasi. Infrastruktur berada pada range III, mengindikasi bahwa kapasitas teknologi informasi cukup kuat dan kemungkinan untukberhasil dalam adopsi rekam medis elektronik cukup tinggi. Persamaan penelitian ini dengan penelitian Sudirahayu (2015) adalah berada pada objek yang diamati yaitu tentag rekam medis elektronik. Sedangkan perbedaan penelitian ini dengan penelitian Sudirahayu (2015) adalah terletak pada tujuan penelitian. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui persiapan penerapan rekam medis elektronik di Pukesmas Jetis Kota Yogyakarta yang ditinjau dari unsur manajemen 5M (Man, Materials, Methods, Machine, Money), sedangkan tujuan penelitian Sudirahayu (2015) adalah mengidentifikasi kesiapan sumber daya manusia, budaya kerja organisasi, tatakelola dan kepemimpinan, serta infrastruktur terkait penerapan rekam medis elektronik. 3. A’yun (2015), dengan judul “Perancangan Ulang Tampilan Antarmuka Rekam Medis Elektronik di Instalasi Gawat Darurat Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta”. Penelitian A’yun (2015) bertujuan untuk menganalisis kebutuhan pengguna dan merancang ulang tampilan antarmuka rekam medis
elektronik di Instalasi Gawat Darurat Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta. Hasil dari penelitian A’yun (2015) adalah rancangan ulang tampilan antarmuka rekam medis elektronik instalasi gawat darurat agar dapat memaksimalkan kegiatan pelayanan kesehatan terhadap pasien. Rancangan ulang tampilan antarmuka dibagi untuk setiap pengguna di instalasi gawat darurat, yaitu untuk petugas pendaftaran, perawat, dan dokter. Persamaan penelitian ini dengan penelitian A’yun (2015) adalah terletak pada objek yang diamati yaitu tentang rekam medis elekronik, sedangkan perbedaan penelitian ini dengan penelitian A’yun (2015) adalah terletak pada tujuan penelitian. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui persiapan penerapan rekam medis elektronik di Pukesmas Jetis Kota Yogyakarta yang ditinjau dari unsur manajemen 5M (Man, Materials, Methods, Machine, Money), sedangkan tujuan penelitian A’yun (2015) adalah menganalisis kebutuhan pengguna dan merancang ulang tampilan antarmuka rekam medis elektronik di Instalasi Gawat Darurat Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta. 4. Resmy (2015), dengan judul “Kegiatan Persiapan Unit Rekam Medis dalam Akreditasi 2012 di Rumah Sakit Tentara dr. Soedjono Magelang”. Penelitian Resmy (2015) bertujuan untuk meninjau kegiatan persiapan unit rekam medis dalam akreditasi 2012 di Rumah Sakit Tentara dr. Soedjono Magelang di bagian penerimaan pasien, assembling, dan filing. Hasil dari penelitian Resmy (2015) adalah kegiatan yang sudah dilakukan unit rekam medis menjelang akreditasi 2012 yaitu karyawan diberi orientasi tentang unit rekam medis, pelaksanaan tanggung jawab serta kewenangan pimpinan karyawan sesuai dengan struktur organisasi, kepala rekam medis merekomendasikan peralatan untuk peralatan ke semua bagian unit rekam medis, melakukan evaluasi mengenai pelayanan unit rekam medis melalui koordinator perbagian, dan kepala rekam medis memberikan persetujuan atas anggaran unti rekam medis. Kegiatan yang belum dilakukan meliputi perhitungan SDM menggunakan WISN dan analisis beban kerja, menyimpan file kepegawaian seluruh petugas, pendidikan dan pelatihan secara terus menerus yang diberikan
kepada karyawan, melakukan evaluasi yang bersumber dari pasien, dan klasifikasi penempatan karyawan sesuai dengan kompetensi. Persamaan penelitian ini dengan penelitian Resmy (2015) terletak pada metode penelitian yang digunakan yaitu menggunakan metode penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif, selain itu persamaan penelitian ini dengan penelitian Resmy (2015) adalah sama sama meninjau persiapan sebuah objek dengan menggunakan unsur 5M (Man, Materials, Machine, Methods, Money). Perbedaan penelitian ini dengan penelitian Resmy (2015) adalah terletak pada tujuan dan objek yang diteliti. Tujuan penelitian Resmy (2015) adalah menunjau kagiatan persiapan unit rekam medis dalam akreditasi 2012 di Rumah Sakit Tentara Dr. Soedjono Magelang di bagian penerimaan pasien, assembling, dan filing dengan menggunakan unsur 5M. Objek pada penelitian Resmy (2015) adalah persiapan unit rekam medis dalam akreditasi 2012. Sedangkan tujuan penelitian ini adalah mengetahui bagaimakanah persiapan bagian rekam medis dalam penerapan rekam medis elektronik yang ditinjau dari unsur manajemen 5M, dan objek penelitian ini adalah persiapan penerapan rekam medis elektronik.