BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Salah satu tujuan bangsa Indonesia yang tertuang dalam pembukaan UUD 1945 adalah mencerdaskan kehidupan bangsa. Sarana utama untuk mencapai tujuan tersebut adalah melalui proses pendidikan. Pendidikan mempunyai tugas menyiapkan sumber daya manusia untuk pembangunan. Pendidikan merupakan salah satu faktor yang sangat penting untuk kemajuan bangsa. Berhasil tidaknya pendidikan yang dilaksanakan akan menentukan maju mundurnya suatu bangsa. Pendidikan nasional adalah pendidikan yang berakar pada kebudayaan bangsa Indonesia dan berdasarkan pada Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945. Menurut Undang-Undang No. 2 tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional,
sistem
pendidikan
nasional
berfungsi
untuk
mengembangkan
kemampuan serta meningkatkan mutu kehidupan dan martabat manusia Indonesia dalam rangka upaya mewujudkan tujuan nasional. Perkembangan dunia pendidikan saat ini sedang memasuki era globalisasi yang ditandai dengan gencarnya inovasi teknologi, sehingga menuntut adanya penyesuaian sistem pendidikan yang selaras dengan tuntutan zaman. Pendidikan harus
mencerminkan
proses
memanusiakan
manusia
dalam
arti
mengaktualisasikan semua potensi yang dimilikinya menjadi kemampuan yang dapat dimanfaatkan dalam kehidupan sehari-hari di masyarakat luas. Indonesia adalah negara kepulauan terbesar dengan jumlah penduduk terpadat di dunia yaitu 246, 9 juta jiwa (2012). Hal ini merupakan kebanggaan sekaligus tantangan tersendiri bagi pendidikan nasional. Suatu kebanggaan karena melimpahnya Sumber Daya Alam (SDA) dan Sumber Daya Manusia (SDM) namun dikatakan pula sebagai tantangan karena harus berupaya semaksimal mungkin dalam meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) agar Sumber Daya Alam (SDA) yang ada dapat dikelola dengan efektif dan efisien. Memasuki abad ke- 21 dunia pendidikan di Indonesia menjadi heboh. Kehebohan tersebut bukan disebabkan oleh kehebatan mutu pendidikan nasional
1
tetapi lebih banyak disebabkan karena kesadaran akan bahaya keterbelakangan pendidikan di Indonesia. Perasaan ini disebabkan karena beberapa hal yang mendasar salah satunya adalah gelombang globalisasi dirasakan kuat dan terbuka. Kemajuan teknologi dan perubahan yang terjadi memberikan kesadaran baru bahwa Indonesia tidak lagi berdiri sendiri. Indonesia berada di tengah-tengah dunia yang baru, dunia terbuka sehingga orang bebas membandingkan kehidupan dengan negara lain. Yang kini dirasakan adalah adanya ketertinggalan di dalam mutu pendidikan. Baik pendidikan formal maupun informal. Dan hasil itu diperoleh setelah adanya perbandingan dengan negara lain. Pendidikan memang telah menjadi penopang dalam meningkatkan sumber daya manusia Indonesia untuk pembangunan bangsa. Oleh karena itu, sudah seharusnya pendidikan dapat meningkatkan sumber daya manusia Indonesia yang tidak kalah bersaing dengan sumber daya manusia di negara-negara lain. Setelah melalui proses pengamatan dan penelitian, nampak jelas bahwa masalah yang serius dalam peningkatan mutu pendidikan di Indonesia adalah rendahnya mutu pendidikan di berbagai jenjang pendidikan, baik pendidikan formal maupun informal. Dan hal itulah yang menyebabkan rendahnya mutu pendidikan yang menghambat penyediaan sumber daya menusia yang mempunyai keahlian dan keterampilan untuk memenuhi pembangunan bangsa di berbagai bidang. Penyebab rendahnya mutu pendidikan di Indonesia antara lain adalah masalah efektifitas, efisiensi dan standardisasi pengajaran. Selain itu terdapat pula masalah makro antara lain masalah perkembangan internasional, ilmu pengetahuan dan teknologi, demografi, masalah politik, ekonomi, sosial budaya serta masalah perkembangan regional. Permasalahan-permasalahan yang tersebut di atas akan menjadi bahan bahasan dalam makalah yang berjudul “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Berkembangnya Masalah Pendidikan” ini.
B. Rumusan Masalah
2
1. Apa
saja
faktor-faktor
yang
mempengaruhi
perkembangan
masalah
pendidikan? 2. Apa hubungan perkembangan Iptek dan seni terhadap pendidikan? 3. Bagaimanakah pengaruh masalah kependudukan terhadap pendidikan? 4. Apa pengaruh aspirasi rakyat terhadap pendidikan? 5. Bagaimanakah pengaruh sosial budaya terhadap pendidikan?
C. Tujuan 1. Mendeskripsikan faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan masalah pendidikan. 2. Mengetahui hubungan perkembangan Iptek dan seni terhadap pendidikan. 3. Mengetahui pengaruh demografi, pertumbuhan penduduk terhadap pendidikan 4. Mengetahui keterkaitan antara keterbelakangan budaya dan sarana kehidupan terhadap pendidikan.
3
BAB II PEMBAHASAN
A. Permasalahan Pendidikan Masalah pendidikan terbagi menjadi dua yaitu masalah pembangunan mikro dan masalah pembangunan makro. Masalah pembangunan mikro, yaitu masalah yang berlangsung di dalam sistem pendidikan itu sendiri atau disebut permasalahan pokok pendidikan. Adapun permasalahan pokok (masalah mikro) pendidikan antara lain: 1. Masalah Pemerataan Pendidikan Adalah persoalan bagaimana sistem pendidikan dapat menyediakan kesempatan yang seluas-luasnya kepada seluruh warga negara untuk memperoleh pendidikan, sehingga pendidikan itu menjadi wahana bagi pembangunan sumber daya manusia untuk menunjang pembangunan. 2. Masalah Mutu Pendidikan Masalah mutu pendidikan terkait pada kualitas keluarannya (nurturant effect). Dengan kata lain apakah keluaran itu mewujudkan dirinya sebagai manusiamanusia pembangunan yang dapat membangun dirinya maupun lingkungannya. Hasil belajar yang bermutu hanya mungkin dicapai melalui pendidikan yang bermutu. Jika proses belajar tidak optimal sangat sulit untuk mendapatkan hasil yang bermutu. 3. Masalah Efisiensi Pendidikan Masalah efisiensi pendidikan mempersoalkan bagaimana suatu sistem pendidikan mendayagunakan sumber daya yang ada untuk mencapai tujuan pendidikan. 4. Masalah Relevansi Pendidikan Masalah relevansi pendidikan mencakup sejauh mana sistem pendidikan dapat menghasilkan luaran yang sesuai dengan kebutuhan pembangunan, yaitu masalahmasalah seperti yang digambarkan dalam rumusan tujuan pendidikan nasional.
4
Masalah-masalah mikro tersebut memiliki keterkaitan dengan masalah makro pembangunan, yaitu masalah di luar sistem pendidikan, sehingga juga harus diperhitungkan di dalam memecahkan masalah mikro pendidikan. Masalah makro ini antara lain masalah perkembangan internasional, masalah demografi, masalah politik, ekonomi, dan sosial budaya, serta masalah perkembangan regional. Masalah-masalah
makro
yang
merupakan
faktor-faktor
yang
mempengaruhi berkembangnya masalah pendidikan, yaitu; 1. Perkembangan Iptek dan seni. 2. Laju pertumbuhan Penduduk. 3. Aspirasi Masyarakat. 4. Keterbelakangan budaya dan sarana kehidupan.
B. Perkembangan Iptek dan Seni a. Perkembangan Iptek Terdapat hubungan yang erat antara pendidikan dengan iptek (ilmu pengetahuan dan teknologi). Ilmu pengetahuan merupakan hasil eksplorasi secara sistem dan terorganisir mengenai alam semesta, dan teknologi adalah penerapan yang direncanakan dari ilmu pengetahuan untuk memenuhi kebutuhan hidup masyarakat. Sebagai contoh betapa eratnya hubungan antara pendidikan dengan iptek itu, misalnya sering suatu teknologi baru yang digunakan dalam suatu proses produksi menimbulkan kondisi ekonomi sosial baru lantaran perubahan persyaratan kerja, dan mungkin juga penguraian jumlah tenaga kerja atau jam kerja,
kebutuhan
bahan-bahan
baru,
sistem
pelayanan
baru,
sampai
berkembangnya gaya hidup baru, kondisi tersebut minimal dapat mempengaruhi perubahan isi pendidikan dan metodenya, bahkan mungkin rumusan baru tujuan pendidikan, otomatis juga sarana penunjangnya seperti sarana laboratorium. Semua tersebut tentu membawa masalah dalam skala nasional yang tidak sedikit memakan biaya. Iptek secara tidak langsung mempengaruhi sistem pendidikan. Disamping pengaruh tidak langsung ada pengaruh yang langsung terhadap sistem pendidikan
5
dalam bentuk berbagai macam inovasi atau pembaruan dengan aksentuasi tujuan yang bermacam-macam pula. Ada yang bertujuan untuk mengatasi kekurangan guru dan gedung sekolah seperti sistem pamong dan SMP terbuka, pengadaan guru relatif cepat seperti dengan program diploma, pengadaan guru dan perlindungan terhadap profesi guru, memperluas jangkauan peserta didik dengan biaya relatif murah melalui sistem belajar jarak jauh (BJJ), kuliah jarak jauh seperti yang telah diterapkan oleh Universitas Terbuka (UT), CBSA dengan pemanfaatan tenaga non-guru antara lain konselor, teknisi sumber belajar, dan lain-lain. Hampir setiap inovasi mengundang masalah. Pertama, karena belum ada jaminan bahwa inovasi itu membawa hasil. Kedua, pada dasarnya orang merasa gusar dan ragu-ragu. Umumnya lebih suka mengerjakan sesuatu yang sudah menjadi kebiasaan rutin dan ragu menerima hal yang belum dikenal. Masalahnya ialah bagaimana cara memperkenalkan suatu inovasi agar orang menerimanya. Setiap inovasi mengandung dua aspek yaitu aspek konsepsional (ide, prinsip-prinsip) dan aspek struktur operasional (teknik pelaksanaannya. Kepada masyarakat perlu diperkenalkan aspek konsepsionalnya sehingga memahami tujuan dan manfaatnya serta motif yang mendasarinya. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi pada saat ini berdampak pada pendidikan di Indonesia. Ketidaksiapan bangsa menerima perubahan zaman membawa perubahan tehadap mental dan keadaan negara ini. Bekembangnya ilmu pengetahuan telah membentuk teknologi baru dalam segala bidang, baik bidang sosial, ekonomi, hukum, pertanian dan lain sebagainya. Sebagai negara berkembang Indonesia dihadapkan kepada tantangan dunia global. Dimana segala sesuatu dapat saja berjalan dengan bebas. Keadaan seperti ini akan sangat mempengaruhi keadaan pendidikan di Indonesia. Penemuan teknologi baru di dalam dunia pendidikan, menuntut Indonesia melakukan reformasi dalam bidang pendidikan. Pelaksanaan reformasi tidaklah mudah, hal ini sangat menuntut kesiapan SDM Indonesia untuk menjalankannya. Perkembangan teknologi sekarang ini telah banyak menunjukkan kemajuan yang luar biasa. Banyak hal dari sektor kehidupan yang telah menggunakan keberadaan dari teknologi itu sendiri. Kehadirannya telah
6
memberikan dampak yang cukup besar terhadap kehidupan umat manusia dalam berbagai aspek dan dimensi. Demikian halnya dengan teknologi komunikasi yang merupakan peralatan perangkat keras dalam struktur organisasi yang mengandung nilai sosial yang memungkinkan individu untuk mengumpulkan, memproses dan saling tukar informasi terlebih dengan semakin mudahnya mengakses internet.
Internet sebagai media penunjang pendidikan Sumber gambar: malpekanbaru-003-sma.blogspot.com
Dari sekian banyak penemuan-penemuan baru yang ternyata sangat memberikan dampak luas bagi sebuah peradaban umat manusia di dalam berbagai cangkupan bidang kehidupan, salah satunya bidang pendidikan. Perkembangan teknologi dan komunikasi dalam bidang pendidikan ada lima pergeseran dalam proses pembelajaran yaitu: (1) dari pelatihan ke penampilan, (2) dari ruang kelas ke tempat di mana dan kapan saja, (3) dari kertas ke “on line” atau saluran, (4) fasilitas fisik ke fasilitas jaringan kerja, (5) dari waktu siklus ke waktu nyata.
Kegiatan belajar-mengajar di lab. Komputer Sumber gambar: www.budiluhur.ac.id
Mengenai asumsi di atas bahwa pergeseran proses pembelajaran yang mengalami perubahan dari kertas ke “On-Line” ini untuk saat ini telah dapat dirasakan maupun dilihat keberadaannya ketika sebuah instansi pendidikan menerapkan sistem komputerisasi.
7
Dengan hadirnya berbagai perangkat teknologi yang mempermudah proses pendidikan tentu menciptakan masalah yang mencakup banyak hal. Seperti dana, penyediaan sarana dan prasarana, ketenagaan, kurikulum beserta perangkat penunjangnya. Selain itu penyalahgunaan teknologi seperti pengetahuan untuk melakukan tindak kriminal tidak dibenarkan. Seperti yang diketahui bahwa kemajuan di bidang pendidikan juga mencetak generasi yang berpengetahuan tinggi tetapi mempunyai moral yang rendah. Contohnya dengan ilmu komputer yang tinggi maka orang akan berusaha menerobos sistem perbangkan atau melakukan tindakan-tindakan kriminal lainnya seperti pornografi, pornoaksi, meretas situssitus pemerintah dan lain sebagainya, sehingga ini merupakan masalah tersendiri bagi pendidikan dalam rangka membentuk karakter bangsa yang sesuai dengan Pancasila. b. Perkembangan Seni Kesenian merupakan aktivitas berkreasi manusia, secara individual ataupun kelompok yang menghasilkan sesuatu yang indah. Berkesenian menjadi kebutuhan hidup manusia. Melalui kesenian manusia dapat menyalurkan dorongan berkreasi (mencipta) yang bersifat orisinil (bukan tiruan) dan dorongan spontanitas dalam menemukan keindahan. Seni membutuhkan pengembangan. Dilihat dari segi tujuan pendidikan yaitu terbentuknya manusia sutuhnya, aktivitas kesenian mempunyai andil besar karena dapat mengisi perkembangan dominan afektif khususnya emosi yang positif dan konstruktif serta keterampilan di samping domain kognitif yang sudah digarap melalui program studi yang lain. Dengan memperhatikan alasan-alasan diatas maka sudah seyogianya jika dunia seni dikembangkan melalui sistem pendidikan secara terstruktur
dan
terprogram. Pengembangan kualitas seni secara terprogram menuntut tersedianya sarana pendidikan. Disinilah timbulnya masalah pendidikan kesenian yang mempunyai fungsi begitu penting tetapi di sekolah –sekolah saat ini pendidikan kesenian baru terlayani setelah program studi yang lain terpenuhi pelayanannya. Itulah sebabnya mengapa kesenian tidak diikutsertakan sebagai mata pelajaran yang diujikan saat UN. Pada umumnya Kesenian hanya dijadikan sebagai pelajaran muatan lokal. Selain daripada itu, sulit menyediakan tenaga
8
pendidiknya. Lagi pula sarana penunjang umumnya tidak tersedia secara memadai karena mahal.
Para siswa sedang pentas band, sekolah sebagai lembaga pendidikan harus menyediakan sarana & prasarana penyaluran bakat dan seni bagi para siswa. Sumber gambar: planetpelajar.com
C. Laju Pertumbuhan Penduduk 1. Pertambahan Penduduk Penduduk adalah orang yang mendiami suatu tempat atau warga yang secara hukum berhak tinggal di daerah tersebut. Setiap tahunnya seluruh negara di dunia mengalami pertumbuhan penduduk, salah satunya di Indonesia. Seiring bertambahnya penduduk yang tidak terkontrol mengakibatkan adanya masalah-masalah sosial,salah satunya adalah tingkat pendidikan. Pada Negara-negara berkembang pendidikan merupakan masalah yang serius. Diketahui bahwa tingkat pendidikan pada Negara-negara berkembang masih relative rendah, sehingga penduduk kurang mengetahui keadaan-keadaan sosial bagi kehidupan masyarakat. Umumnya penduduk yang pendidikannya relatif rendah , pada suatu ketika jika membentuk suatu keluarga mereka mempuyai banyak anak, sedangkan anak-anak tersebut belum tentu mendapat pendidikan yang layak. Jumlah penduduk Indonesia menurut Bank Dunia adalah sekitar 242.325.638 jiwa (2011). Dengan semakin bertambahnya jumlah penduduk maka penyediaan prasarana dan sarana pendidikan beserta komponen penunjang terselenggaranya pendidikan harus di tambah. Dan ini berarti beban pembangunan nasional menjadi bertambah. Pertumbuhan penduduk yang dibarengi dengan meningkatnya usia ratarata dan penurunan angka kematian, mengakibatkan berubahnya struktur kependudukan, yaitu proporsi penduduk usia sekolah dasar menurun, sedangkan proporsi penduduk usia sekolah lanjutan, angkatan kerja, dan penduduk usia tua meningkat berkat kemajuan bidang gizi dan kesehatan. Dengan demikian terjadi
9
pergesaran permintaan akan fasilitas pendidikan, yaitu untuk sekolah lanjutan cenderung lebih meningkat dibanding dengan permintaan akan fasilitas sekolah dasar. Sebagai akibat lanjutan, permintaan untuk lanjutan keperguruan tinggi juga meningkat, khusus untuk penduduk usia tua yang jumlahnya meningkat perlu disediakan pendidikan non formal.
Siswa SMP yang telah dinyatakan lulus sedang antri mendaftar di SMA pilihan mereka. Semakin banyak penduduk usia sekolah menengah maka semakin banyak pula fasilitas pendidikan yang harus disediakan. Sumber gambar: palembang.tribunnews.com
Pertumbuhan penduduk dan tingkat pendidikan mempunyai keterkaitan yang serius. Semakin bertambahnya jumlah penduduk di suatu wilayah berarti tingkat pendidikan di daerah tersebut juga bertambah. Kebutuhan pendidikannya juga ikut bertambah. Pendidikan menjadi kebutuhan yang sangat penting bagi seluruh masyarakat di dunia karena seperti pada salah satu kutipan undangundang nomor 4 tahun l950, telah di sebutkan secara jelas tentang tujuan pendidikan dan pengajaran yang pada intinya, ialah untuk membentuk manusia susila yang cakap dan warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab tentang kesejahteraan masyarakat dan tanah air berdasarkan pancasila dan kebudayaan kebangsaan Indonesia. Pertumbuhan penduduk harus lebih dimaknai bahwa semakin bertambahnya penduduk maka makin bertambah pula masyarakat yang akan membantu memajukan negara ini. Pendidikan bukan hanya sekedar pendidikan yang bersifat tertulis namun pendidikan karakter juga dibutuhkan untuk membangun karakter / pribadi yang baik yang saat ini sangat dibutuhkan oleh bangsa Indonesia.
10
2. Penyebaran Penduduk Sebagai negara yang berbentuk kepulauan, Indonesia dihadapkan kepada masalah penyebaran penduduk yang tidak merata. Ada daerah yang padat penduduk, terutama di kota-kota besar dan daerah yang penduduknya jarang yaitu daerah pedalaman khususnya di daerah yang berlokasi di pegunungan dan di pulau-pulau terpencil. Sebaran penduduk seperti digambarkan itu menimbulkan kesulitan dalam penyediaan sarana pendidikan.
Peta kepadatan Penduduk Indonesia Tidak meratanya persebaran penduduk menghambat distribusi sarana pendidikan Sumber gambar: id.wikipedia.org
Tidak heran jika perencanaan, sarana dan prasarana pendidikan di suatu daerah terpencil tidak terkoordinir dengan baik. Hal ini diakibatkan karena lemahnya kontrol pemerintah pusat terhadap daerah tersebut. Keadaan seperti ini adalah masalah lainnya dalam bidang pendidikan Keterkaitan antar masalah ini akan berdampak kepada keadaan pendidikan Indonesia.
Suasana belajar di daerah terpencil, sungguh memprihatinkan Sumber gambar: oktean.wordpress.com
D. Aspirasi Masyarakat Aspirasi adalah harapan, tujuan untuk keberhasilan pada masa yang akan datang. Aspirasi masyarakat dalam banyak hal mulai meningkat, khususnya
11
aspirasi terhadap pendidikan hidup yang sehat, aspirasi terhadap pekerjaan, kesemuanya ini mempengaruhi peningkatan aspirasi terhadap pendidikan. Orang mulai menyadari bahwa untuk dapat hidup yang layak dan sehat harus ada pekerjaan tetap yang menopang, dan pendidikan memberi jaminan untuk memperoleh pekerjaan yang layak dan menetap itu. Pendidikan dianggap memberikan jaminan bagi peningkatan taraf hidup dan pendakian ditangga sosial. Sebagai meningkatnya aspirasi terhadap pendidikan maka orang tua mendorong anaknya untuk bersekolah, agar nantinya anak-anaknya memperoleh pekerjaan yang lebih baik daripada orang tuanya sendiri. Dorongan yang kuat ini juga terdapat pada anak-anak sendiri. Mereka (orang tua dan anak-anak) merasa susah jika mendapat rintangan dalam bersekolah dan melanjutkan studi. Mungkin ini dapat dipandang sebagai indikator tentang betapa besarnya aspirasi orang tua dan anak terhadap pendidikan. Gejala sosial ini mengakibatkan arus pelajar menjadi meningkat. Di kotakota, disamping pendidikan formal mulai bermunculan beraneka ragam pendidikan nonformal. Beberapa hal yang tidak dikehendaki adalah seleksi penerimaan siswa menjadi kurang objektif, jumlah murid per kelas melebihi semestinya, diadakannya kelas pagi dan sore bergilir dengan pengurangan jam belajar, kekurangan guru, dan seterusnya sehingga mengurangi kadar efektifitas. Dengan kata lain, massalisasi pendidikan menghambat upaya pemecahan masalah mutu pendidikan. Namun demikian tidaklah berarti aspirasi masyarakat harus diredam, justru harus tetap diberikan motivasi dan ditingkatkan, utamanya kepada masyarakat yang belum maju dan masyarakat daerah terpencil, sebab aspirasi menjadi motor penggerak roda kemajuan.
12
Anak-anak petani semangat bersekolah. Orang tua selalu menginginkan yang terbaik bagi anaknya, melalui pendidikan orang tua berharap masa depan yang cerah untuk anak-anaknya. “walaupun engkau anakku kelak menjadi petani pula seperti kami, tetapi jadilah petani yang berdasi”. Sumber gambar: www.spi.or.id
Partisipasi
masyarakat
dalam
kegiatan
pendidikan
merupakan
keikutsertaannya dalam memberikan gagasan, kritik membangun, dukungan, dan pelaksanaan pendidikan. Dalam sistem pemerintahan yang kebijakannya bersifat sentralistik, partisipasi masyarakat dalam kebijakan-kebijakan yang dibuat dan diimplementasikan tidak begitu dipermasalahkan, namun dalam konteks otonomi daerah dan desentralisasi pendidikan dewasa ini, tingginya partisipasi masyarakat dapat dijadikan tolok ukur keberhasilan kebijakan tersebut. Berdasarkan kondisi tersebut, dapat dikemukakan bahwa sekolah dan masyarakat merupakan partnership dalam berbagai aktivitas yang berkaitan dengan aspek-aspek pendidikan, diantaranya: 1.
Sekolah
dengan
masyarakat
merupakan
satu
keutuhan
dalam
menyelenggarakan pendidikan dan pembinaan pribadi peserta didik 2.
Sekolah dengan tenaga kependidikan menyadari pentingnya kerjasama dengan masyarakat, bukan saja dalam melakukan pembaharuan tetapi juga dalam menerima berbagai konsekuensi dan dampaknya, serta mencari alternatif pemecahannya
3.
Sekolah dengan masyarakat sekitar memiliki andil dan mengambil bagian serta bantuan dalam pendidikan di sekolah, untuk mengembangkan berbagai potensi secara optimal sesuai dengan harapan peserta didik. Sekolah dan masyarakat memiliki hubungan rasional, yaitu (1) adanya
kesesuaian antara fungsi pendidikan yang dimainkan oleh sekolah dengan kebutuhan masyarakat.; (2) ketetapan sasaran dan target pendidikan yang ditangani oleh sekolah ditentukan oleh kejelasan perumusan kontrak antara sekolah dan masyarakat; dan (3) keberhasilan penunaian fungsi sekolahsebagai layanan pesanan masyarakat sangat dipengaruhi oleh ikatan objektif antara sekolah dan masyarakat. Ikatan objektif ini dapat berupa perhatian, penghargaan, dan bantuan tertentu; seperti dana, fasilitas, dan bentuk bantuan lain, baik bersifat ekonomis maupun non-ekonomis, yang memberikan makna penting pada eksistensi dan hasil pendidikan (depdikbud, 1990: 5-9)
13
E. Keterbelakangan Budaya dan Sarana Kehidupan Sosial budaya merupakan bagian hidup manusia yang paling dekat dengan kehidupan sehari-hari. Setiap kegiatan manusia hampir tidak pernah lepas dari unsur sosial budaya. Sebab sebagian terbesar dari kegiatan manusia dilakukan secara kelompok. Keterbelakangan budaya adalah suatu istilah yang diberikan oleh sekelompok masyarakat (yang menganggap dirinya sudah maju) kepada masyarakat lain pendukung suatu budaya. Bagi masyarakat pendukung budaya, kebudayaannya pasti dipandang sebagai sesuatu yang bernilai dan baik. Terlepas dari kenyataan apakah kebudayaannya tersebut tradisional atau sudah ketinggalan zaman. Karena itu penilaian dari masyarakat luar itu dianggap subjektif. Tidak ada kebudayaan yang secara mutlak statis, sekurang-kurangnya ada unsur atau bagian yang berubah sekalipun tidak secara utuh. Tidak ada kebudayaan yang tidak berubah. Apalagi pada abad -21 ini, dimana perkembangan iptek demikian pesat dan merambah ke seluruh bidang kehidupan. Khususnya dengan munculnya penemuan-penemuan baru di bidang telekomunikasi dan transportasi yang menembus batas-batas antarnegara dan bangsa dan membuat bumi menjadi terasa kecil yang dikenal sebagai era globalisasi, maka mudah terjadi pertukaran antarbangsa. Jika terjadi pertautan antara unsur kebudayaan baru dari luar dengan unsur kebudayaan lama yang lambat berubah maka terjadilah apa yang disebut kesenjangan kebudayaan (cultural lag) Kebudayaan baru itu baik yang bersifat material seperti peralatan-peralatan pertanian, rumah tangga, transportasi, telekomunikasi, dan bersifat non-material seperti konsep atau paham baru tentang keluarga berencana (KB), budaya menabung, penghargaan terhadap waktu, da lain-lain. Keterbelakangan budaya terjadi karena: Letak geografis tempat tinggal suatu masyarakat (misal terpencil) Penolakan masyarakat terhadap datangnya unsur budaya baru karena tidak dipahami atau karena dikhawatirkan akan merusak sendi masyarakat. Ketidakmampuan masyarakat secara ekonomis menyangkut unsur kebudayaan tersebut.
14
Sehubungan dengan faktor penyebab terjadinya keterbelakangan budaya umumnya dialami oleh: Masyarakat daerah terpencil. Masyarakat yang tidak mampu secara ekonomis. Masyarakat yang kurang terdidik.
Suku anak dalam yang memiliki kebudayaan terbelakang mulai membuka diri dan menerima kebudayaan baru
Sumber gambar: mychocochips.blogspot.com
Masyarakat terbelakang kurang memiliki dorongan untuk maju. Jadi inti permasalahannya ialah menyadarkan mereka akan ketinggalannya, dan bagaimana cara menyediakan sarana kehidupan, dan bagaimana sistem pendidikan dapat melibatkan mereka. Pendidikan mempunyai misi sebagai transformasi budaya (Kebudayaan nasional). Kebudayaan nasional selalu bertumpu pada intinya sehingga tidak pernah ketinggalan zaman. Jika sistem pendidikan dapat menggapai masyarakat yang terbelakang kebudayaannya berarti melibatkan mereka untuk berperan serta dalam pembangunan.
15
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan Masalah-masalah
makro
yang
merupakan
faktor-faktor
yang
mempengaruhi berkembangnya masalah pendidikan, yaitu; 1. Perkembangan Iptek dan seni. Terdapat hubungan yang erat antara pendidikan dengan iptek (ilmu pengetahuan dan teknologi). Ilmu pengetahuan merupakan hasil eksplorasi secara sistem dan terorganisir mengenai alam semesta, dan teknologi adalah penerapan yang direncanakan dari ilmu pengetahuan untuk memenuhi kebutuhan hidup masyarakat. Dilihat dari segi tujuan pendidikan yaitu terbentuknya manusia sutuhnya, aktivitas kesenian mempunyai andil besar karena dapat mengisi perkembangan dominan afektif khususnya emosi yang positif dan konstruktif serta keterampilan di samping domain kognitif yang sudah digarap melalui program studi yang lain. 2. Laju pertumbuhan Penduduk. Pertumbuhan penduduk dan tingkat pendidikan mempunyai keterkaitan yang serius. Semakin bertambahnya jumlah penduduk di suatu wilayah berarti tingkat pendidikan di daerah tersebut juga bertambah. 3. Aspirasi Masyarakat.
16
Aspirasi masyarakat dalam banyak hal mulai meningkat, khususnya aspirasi terhadap pendidikan hidup yang sehat, aspirasi terhadap pekerjaan, kesemuanya ini mempengaruhi peningkatan aspirasi terhadap pendidikan 4. Keterbelakangan budaya dan sarana kehidupan. Masyarakat terbelakang kurang memiliki dorongan untuk maju. Jadi inti permasalahannya ialah menyadarkan mereka akan ketinggalannya, dan bagaimana cara menyediakan sarana kehidupan, dan bagaimana sistem pendidikan dapat melibatkan mereka.
B. Saran Perkembangan dunia di era globalisasi ini memang banyak menuntut perubahan kesistem pendidikan nasional yang lebih baik serta mampu bersaing secara sehat dalam segala bidang. Salah satu cara yang harus di lakukan bangsa Indonesia agar tidak semakin ketinggalan dengan negara-negara lain adalah dengan meningkatkan kualitas pendidikannya terlebih dahulu. Faktor-faktor
yang mempengaruhi perkembangan masalah pendidikan
hendaknya dipandang sebagai motivasi dalam memajukan pendidikan Indonesia. Dengan meningkatnya kualitas pendidikan berarti sumber daya manusia yang terlahir akan semakin baik mutunya dan akan mampu membawa bangsa ini bersaing secara sehat dalam segala bidang di dunia internasional.
17
DAFTAR PUSTAKA
Pidarta, Made.1997.Landasan Kependidikan.Jakarta: PT. Rineka Cipta Tirtarahardja, Umar dan La Sula.2000.Pengantar Pendidikan. Jakarta: PT.Rineka Cipta http://artikata.com/arti-319797-aspirasi.html http://elektero.blogspot.com/2013/05/dukungan-masyarakat-dalam-membangun.html http://id.wikipedia.org/wiki/Penduduk http://gracesmada.wordpress.com/mutu-pendidikan-indonesia/ http://kampus.okezone.com/read/2013/06/01/373/816065/astaga-ri-peringkat-ke-64untuk-pendidikan http://namakuvee.wordpress.com/2011/11/07/pertumbuhan-penduduk-dan-tingkatpendidikan/ http://rahayukusumapratiwi.blogspot.com/2013/01/perkembangan-iptek-dalampendidikan.html http://www.unitomo.ac.id/?p=1918
18
19