BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kemajuan teknologi yang sangat pesat telah membuat masyarakat semakin mendambakan sesuatu alat yang mudah dan aman untuk digunakan sebagai sebuah fasilitas, baik fasilitas pribadi maupun fasilitas umum. Hal ini menjadi pemicu untuk selalu berkembangnya peralatan-peralatan yang semakin hari diharapkan dapat bekerja (penuh) secara otomatis. Hal ini bukan tidak mungkin untuk terjadi. Gaya hidup yang semakin menginginkan peralatan yang canggih dan efektif membuat tantangan pengadaan smart urinoir menjadi menarik. Urinoir sendiri sudah hadir dengan kemampuannya bekerja otomatis dalam penyiraman dan sudah digunakan hampir di seluruh penjuru dunia. Pentingnya urinoir ini dapat dilihat dari kebutuhan akan sanitasi yang terus semakin berkembang. Dengan sendirinya keberadaan toilet umum dengan standar tertentu, higenis dan bersih, merupakan hal yang sangat penting. (Kementrian Negara dan Pariwisata, 2004). Standar ini sangat diperlukan selain untuk menjadi sebuah alat otomasi juga menjadi jawaban akan keluh kesah masyarakat akan keberadaan fasilitas yang semakin bersih. Hal ini dapat dilihat dari sebuah survei yang dilakukan sebuah redaksi, kompasiana, tentang alasan masyarakat menggunakan toilet umum dan harapannya akan toilet umum, yang di dalamnya juga akan ada pembahasan tentang urinoir. Masyarakat mengeluhkan bahwa alasan utama mereka tidak menggunakan banyak fasilitas umum adalah karena bau dan juga kotor (Redaksi Kompasiana. 2012). Hal ini membuat sebagian, bahkan banyak, masyarakat menahan membuang air kecil atau kencing saat berada di tempat umum dan memilih untuk menahannya sampai tiba di rumah. Bukan dikarenakan tidak adanya toilet umum di tempat-tempat tertentu, namun keberadaannya yang kotor dan mengeluarkan bau tidak sedap menjadi gangguan besar bagi pengguna. Kebiasaan ini bias berakibat fatal untuk masyarakat baik dalam jangka waktu cepat atau lambat. Sebut saja infeksi saluran kemih, penyumbatan ureter, kencing batu,
1
2
dan kerusakan ginjal fatal menjadi akibat dari kebiasaan menahan kencing (Dr. Rasyid, 2013). Hal ini tentu saja harus dihindari. Sebuah badan bernama United State Green Building juga menuliskan dalam jurnal ilmiahnya, bahwa sanitasi dan kebersihan menjadi salah satu standar bangunan atau kota yang maju. Melihat akan kebutuhan ini, maka toilet dan urinoir otomatis akan menjadi sesuatu barang atau alat yang sangat diperlukan. Hal ini juga akan menjadi jawaban bagi anak-anak yang tidak jarang malas menyiram kloset atau tempat kencing jenis lainnya dikarenakan susah atau berat menimba air. Baik bagi lansia juga alat seperti ini akan menjadi satu fasilitas nyaman dalam menggunanakan toilet umum. Smart urinoir ini akan bekerja dengan mendeteksi keberadaan objek, yaitu manusia dan kemudian mengaktifkan proses penyiraman urinoir. Dengan cara yang sama juga dapat dirancang toilet yang hemat energi, karena lampu dan exhaust fan hanya akan menyala saat ada objek atau manusia yang berada di dalam ruangan toilet tersebut.
B. Tujuan dan Manfaat Proyek Akhir
Tujuan dibuatnya proyek akhir ini adalah untuk menjadikan sebuah alat yang menjawab kebutuhan manusia akan implementasi sanitasi dan kebersihan fasilitas umum seperti urinoir. Adapun maksud dan tujuan dari pembuatan proyek akhir ini adalah sebagai berikut : 1. Membuat dan mengembangkan sistem otomasi pada toilet. 2. Melakukan perbaikan pada sistem pembacaan sensor Passive Infrared Receiver (PIR) dari alat sebelumnya.* 3. Melakukan penggantian sistem penyiraman urinoir dari sebelumnya yang menggunakan pompa diganti menggunakan solenoid valve.*
*Putra, Dheo P. 2015. Smart Public Urinoir Berbasis Arduino Uno. Yogyakarta.
3
C. Batasan Masalah
Pembatasan masalah diperlukan untuk mempermudah pelaksanaan maupun penulisan proyek akhir sehingga tidak menyimpang dari judul proyek akhir. Lingkup pembatasan masalah dalam laporan proyek akhir ini hanya dibatasi pada: 1. Perbaikan dan pengembangan alat otomasi ini yang berupa urinoir. 2. Alat ini diuji cobakan pada sebuah simulasi sehingga menyerupai bentuk nyatanya. 3. Dalam penggunaan urinoir, objek harus berada dalam posisi normal dan tegak lurus terhadap sensor minimum selama 3-5 detik. 4. Ukuran pengguna urinoir yaitu ukuran usia remaja atau dewasa dengan tinggi 140cm -185cm. 5. Cara pemberitahuan bahwa urinoir yang dipakai merupakan urinoir otomatis adalah dengan menggunakan label pemberitahuan. 6. Perancangan dan perbaikan mekanik secara keseluruhan. 7. Pembacaan sensor terhadap objek. 8. Lampu pada urinoir didesain untuk bekerja pada setiap satu urinoir dan bukan satu ruangan.
D. Metode Pengumpulan Data
Pembuatan piranti proyek akhir dan laporan proyek akhir ini menggunakan metode sebagai berikut: 1. Metode pustaka, yaitu dengan cara mempelajari buku-buku literatur yang berhubungan dengan masalah yang dihadapi dalam pembuatan alat, baik karakteristik komponen, teknik penggunananya, dan teknik merangkai komponen, serta teknik-teknik dasar yang digunakan dengan maksud untuk memperoleh data yang tepat.
4
2. Metode browsing, yaitu dengan mencari literatur dari internet yang berhubungan dengan masalah yang dihadapi. 3. Metode perancangan, yaitu dengan mencoba membuat desain rangkaian yang dibuat secara efisien dan efektif. 4. Metode pengujian, yaitu dilakukan dengan menguji rangkaian yang dibuat sesuai dengan keluaran yang diharapkan. 5. Metode survei, dilakukan metode survei kepada beberapa tempat baik yang sudah menggunakan urinoir otomatis maupun yang belum. 6. Metode wawancara, dengan mewawancarai orang yang sebelumnya membuat alat berupa smart urinoir.
E. Metodologi
Metode-metode yang digunakan dalam pembuatan proyek akhir ini adalah sebagai berikut: 1. Menentukan tujuan dan batasan masalah dengan melihat faktor-faktor dan sistem lain yang bermanfaat bagi pengembangan sistem pada proyek akhir. 2. Melakukan kajian dan pembelajaran lebih lanjut tentang sistem yang dibahas pada proyek akhir ini dengan metode: studi literatur tentang karakteristik piranti alat seperti; arduino UNO, sensor passive infrared, solenoid valve dan jenis rangkaian apa saja yang akan digunakan. 3. Mengembangkan sistem yang terdiri dari dua bagian, yaitu: a. Otomasi penyiraman. Meliputi pembuatan desain rangkaian skematik dan PCB driver relay dan catu daya pada urinoir, solenoid valve, bohlam LED, automatic LED dan automatic exhaust fan.
5
b. Penggunaan terhadap beban. Meliputi pembuatan desain rangkaian skematik dan PCB rangkaian sensor passive infrared, pemasangan beban berupa solenoid valve pada urinoir, LED, exhaust fan dan bohlam LED. 4. Setelah sistem dirancang, selanjutnya direalisasikan secara keseluruhan yang meliputi beberapa bagian, yaitu solenoid valve pada urinoir, exhaust fan dan beban bohlam LED. 5. Sistem
yang
telah
dibuat,
diujicobakan
dan
dianalisa
dengan
mengintegrasikan semua bagian secara keseluruhan, untuk memastikan bahwa sistem telah bekerja dengan baik dan hasilnya sesuai dengan yang diinginkan.
F. Sistematika Penulisan Laporan
Agar lebih mudah memahami isi keseluruhan dari proyek akhir ini, maka penyusunan laporan proyek akhir ini terdiri dari 5 bab diantaranya :
BAB I Pendahuluan Berisi penguraian tentang latar belakang masalah yang dibahas, batasan masalah pada penelitian, tujuan dan manfaat penelitian, tinjauan pustaka, dan metodologi yang digunakan serta sistematika penulisan laporan proyek akhir.
BAB II Landasan Teori Berisi tentang dasar-dasar teori yang digunakan dalam perancangan alat yang dibuat.
BAB III Perancangan Alat Berisi tentang prinsip dasar mekanisme cara kerja alat sehingga dapat bekerja sesuai dengan yang diinginkan.
6
BAB IV Pengujian dan Pembahasan Berisi pengujian, apakah keseluruhan perangkat yang diuji sudah sesuai dengan yang diharapkan. Selain itu juga membahas tentang hasil yang telah diperoleh dari hasil pengujian.
BAB V Penutup Berisi kesimpulan dan saran dari hasil yang telah diperoleh dan memberikan saran untuk pengembangan lebih lanjut.