BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tenaga kerja wanita (TKW) Indonesia adalah perempuan abad modern ini. Cita-cita para aktifis gerakan feminisme telah terwujud menjadi sosok-sosok perempuan tangguh yang bernama Tenaga Kerja Wanita (TKW). Wanita bekerja akan dapat mengangkat kesejahteraan keluarga pekerja, karena mendapat tambahan penghasilan dari hasil kerja mereka. Fenomena tersebut menunjukkan peran wanita sebagai ibu rumah tangga dan sebagai pencari nafkah di dalam usaha meningkatkan taraf hidup keluarga mereka. TKW rela meninggalkan suami dan anak-anaknya di kampung, mencari penghidupan guna menanggung jaminan keberlangsungan hidup keluarga. Bukan cuma anak, orang tua, adik, saudara, bahkan para TKW yang tangguh itu banyak yang menanggung nafkah untuk menghidupi suami mereka (Anjani, 2013). Sejumlah 81 juta buruh migran berasal dari seluruh dunia, kurang lebih 22 juta bekerja di Asia. Perempuan merupakan setengah dari jumlah seluruh migran di dunia untuk beberapa dasawarsa, termasuk di Asia, namun pada umumnya merupakan sebagian kecil dari buruh migran. Pola ini telah bergeser sejak akhir tahun 1970-an. Kurang lebih arus pekerja perempuan Asia berjumlah 800.000 bermigrasi setiap tahunnya (IOM, 2010). Ada tren pencarian pekerjaan di antara tenaga kerja dari negara-negara Asia seperti Myanmar 1.840.000, Thailand 340.000 orang, Republik Laos 173.000 orang, Kamboja 183.541 orang, Vietnam 400.000, Filipina 8.233.172 orang, Malaysia 250.000 orang, Singapura 150.000 orang, Indonesia 2.700.000 orang, PRC 530.000 orang untuk mencari kerja di negara Asia lainnya seperti Thailand, Arab Saudi, RRC, Taiwan-Republik Cina, Myanmar, Singapura, Brunei, Malaysia, Rebuplik Korea, Jepang, Timur Tengah, Emirat Arab, Asia-Pasifik dan Afrika sebagai negara tujuan utama. Dua dekade yang lalu banyak tenaga kerja dari Asia pergi ke Timur Tengah untuk mencari pekerjaan dari 25 juta tenaga kerja di Asia (IOM, 2010). 1
2
Data dari Pusat Data dan Informasi Ketenaga Kerjaan, Badan Penelitian Pengembangan Dan Informasi Kementrian Tenaga Kerja Dan Transmigrasi RI
(Pusdatinaker Balitfo Depnakertrans) dari tahun 2011 mencatat angka keberangkatan TKI ke keluar negeri mencapai 586.802 orang baik yang lakilaki sebanyak 210.116 orang sedangkan yang perempuan 376.317 orang. Kemudian pada tahun 2012 mencapai 450.601 orang terdiri dari laki-laki sebanyak 194.851 orang, perempuan 255.750 orang (Pusdatinaker Balitfo Depnakertrans, 2012).
Pusat Data dan Informasi Ketenaga Kerjaan, Badan Penelitian Pengembangan Dan Informasi Kementrian Tenaga Kerja Dan Transmigrasi RI (Pus
Balitfo Depnakertrans) di wilayah Jawa Tengah mencatat pemberangkatan TKI dari tahun 2011 mencapai 123.154 orang (laki-laki sebanyak 34.864 orang dan perempuan mencapai 88.246 orang). Selanjutnya pada tahun 2012 tercatat data pemberangkatan TKI mencapai 8.177 orang dengan jumlah lakilaki sebanyak 2.176 orang dan perempuan mencapai 6.001 orang (Pusdatinaker Balitfo Depnakertrans, 2012).
Data yang diperoleh dari Disnakertrans Kabupaten Kendal Jumlah pemberangakatan TKI-TKW pada tahun 2012 sebanyak 3956 orang (laki-laki : 78 orang, perempuan : 3878 orang). Selanjutnya data rekapan pada tahun 2013 pemberangkatan TKI sebanyak 5700 orang, baik laki-laki : 16 orang dan perempuan : 5684 orang (Disnakertrans Kendal, 2012). Angka keberangkatan TKI terutama di dominan oleh wanita yang bekerja di luar negeri atau menjadi TKW. Negara-negara tujuan utama TKW dari Asia adalah wilayah Asia Timur, Asia Barat, Asia Tenggara dan Asia Pasifik. Di beberapa negara bahkan jumlah TKW mencapai 70 % dari keseluruhan jumlah tenaga kerja. Di Indonesia, 69% TKI yang bekerja hingga tahun 2007 adalah perempuan yang rentang terhadap masalah (ILO, 2008). Pergeseran pola migrasi ini sering disebut feminisasi migrasi tenaga kerja (IOM, 2010). Selanjutnya kasus yang tercatat dari BPN2TKI sampai 2012 berjumlah 10.109 kasus diberbagai negara. Terkait TKW yang gajinya tidak
3
dibayar mencapai 1.003 kasus, TKW yang ingin dipulangkan tercatat 941 kasus, putus hubungan komunikasi tercata 812 kasus, pekerjaan tidak sesuai PK mencapai 633 kasus, TKW yang meninggal dunia 403 kasus, terjadinya tindak kekerasan mencapai 254 kasus, TKW yang sakit 212 kasus, TKW yang di PHK 108 kasus, TKW yang berada dalam tahanan mencapai 92 kasus, terjadinya kecelakaan kerja 90 kasus, Iain-lain mencapai 5.561 kasus (BPN2TKI, 2012). Menurut data statistik pengaduan dari BNP2TKI pada tahun 2012 jumlah pengaduan kasus-kasus TKW mencapai 10.109 pengaduan. Sehingga pada tahun 2012 tercatat pengaduan kasus yang belum divalidasi jumlahnya 157 pengaduan (1,6%), tervalidasi pengaduannya dan ditindak lanjut jumlahnya 1.506 (14,9%), proses tindak lanjut di BNP2TKI jumlahnya 3.319 (32,8%), proses tindak lanjut instansi di luar BPN2TKI jumlahnya 341 (3,4%), pengaduan yang selesai ditangani tercatat 4.786 kasus, kemudian pada tahun 2013 yang masih dalam proses tercatat 5.317 kasus pengaduan (BNP2TKI, 2012). Kasus-kasus diatas dapat membawa negatif bagi keluarga
TKW
sendiri. Di Indonesia pada tahun 2010 tercatat 285.184 terjadi kasus perceraian. Penelitian yang dilakukan oleh Setyoningsih Tahun 2010 yang berjudul "Analisis Fungsi Pengasuhan dan Interaksi dalam Keluarga Terhadap Kualitas Perkawinan dan Kondisi Anak pada Keluarga Tenaga Kerja Wanita (TKW)" hasil penelitian ini ada 1.334 kasus perceraian. Kasus tersebut menunjukkan, hampir 60 % kasus perceraian diakibatkan pengaruh TKI yang bekerja di luar negeri. 75 % penyebab perceraian pada keluarga TKI-TKW adalah perselingkuhan, suami menikah lagi dengan perempuan lain, dan hamil dari suami yang tidak jelas keberadaannya (Setyoningsih, 2010). Selain berdampak pada keluarga (hubungan pasangan suami istri), perpisahan ibu dan keluarga juga berdampak kepada kondisi anak. Perpisahan antara ibu dan anak dalam jangka waktu yang relatif lama dapat merenggangkan bonding antara anak dan ibu sehingga menyebabkan tidak terbangunnya basic trust dan menimbulkan kesulitan-kesulitan tingkah laku
4
dalam perkembangan kepribadian anak selanjutnya (Gunarsa, 2008). Tahun 2012 tercatat 62% anak di Indonesia mengalami perilaku kekerasan yang dilakukan terjadi di rumah atau dalam lingkungan keluarga. Kekerasan juga dilakukan oleh guru baik di sekolah mencapai 28% sehingga pendidikan anak menjadi terabaikan, anak tidak mendapatkan ilmu (tidak berprestasi) disamping itu anak menjadi malas belajar karena kurangnya pengawasan dari orang tua. Kenakalan Anak Remaja menunjukkan bahwa 96% kasus anak yang diajukan ke pengadilan mengakibatkan hukuman penahanan, 60% hukuman ini di atas satu tahun, dan ada sedikit atau tidak ada bantuan hukum. Direktorat Jenderal Pemasyarakatan memperkirakan bahwa kurang lebih 5.000 anak dipenjarakan, baik dalam waktu menunggu pengadilan atau sedang menjalani hukuman mereka. Banyak anak dipenjara karena kejahatan kecil dan pelanggaran-pelanggaran ringan, seperti pencurian, pergelandangan, pembolosan, atau penyalahgunaan obat (UNICEF, 2012). Selain berdampak pada keluarga TKW dan anak yang ditinggal ibunya sebagai TKW berdampak pula bagi psikologis TKW itu sendiri, maka Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI) telah mendirikan Klinik Psikologi bagi TKI dengan praktek kerja selama 24 jam di Gedung Pendataan Kepulangan (GPK) TKI Jawa Tengah. Data menunjukkan bahwa selama kurun waktu Januari sampai Oktober 2010, terdapat 554 TKI (14 laki-laki dan 540 perempuan) yang menderita sakit baik fisik maupun psikologis. Diantara jumlah 554 TKI itu, 378 TKI sudah diterapi karena mengalami gangguan psikis (BNP2TKI, 2010). B. Rumusan Masalah Pemberangkatan TKI pada tahun 2012 mencapai 450.601 orang (lakilaki 194.851 dan perempuan 255.750) yang didominasi oleh perempuan atau TKW yang rentan terhadap masalah, terdapat pula masalah - masalah (pemberangkatan, kerja, pemulangan) atau kasus-kasus yang dialami dan terjadi pada TKW seperti : gaji tidak dibayar, PHK, putus komunikasi, perilaku kekerasan atau penganiayaan, meninggal dunia, dan Iain-lain. Hal
5
tersebut dapat pula menjadi dampak pada keluarga, anak, psikologis TKW sendiri. Berdasarkan identifikasi dan latar belakang di atas maka peneliti sangat tertarik untuk meneliti mengenai "Gambaran Pengalaman Kerja : Psikologis Pada Tenaga Kerja Wanita (TKW) Indonesia di Desa Sambongsari Kecamatan Weleri Kabupaten Kendal" . C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Penelitian ini bertujuan untuk mendeskriptifkan tentang pengalaman psikologis : afek pada Tenaga Kerja Wanita (TKW) Indonesia di Desa Sambongsari Kecamatan Weleri Kabupaten Kendal. 2. Tujuan Khusus a. Mendeskripsikan Perasaan nyaman atau tidak nyaman selama bekerja menjadi Tenaga Kerja Wanita (TKW) Indonesia. b. Menggambarkan penyebab perasaan nyaman atau tidak nyaman selama bekerja menjadi Tenaga Kerja Wanita (TKW) Indonesia. c. Mendeskripsikan apa yang dilakukan Tenaga Kerja Wanita (TKW) Indonesia saat merasakan nyaman atau tidak nyaman selama berkerja di Luar Negeri. d. Mendeskripsikan harapan pada diri Tenaga Kerja Wanita (TKW) Indonesia . D. Manfaat Penelitian 1. Bagi masyarakat dan Tenaga Kerja Wanita (TKW). Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan informasi bagi masyarakat mengenai dampak positif dan negatif serta pengalaman kerja terhadap kepergian istri atau ibu menjadi Tenaga Kerja Wanita (TKW) Indonesia di Luar Negeri sehingga dapat menentukan langkah yang tepat dalam mengambil keputusan untuk mencari kerja.
6
2. Bagi Institusi Keperawatan Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran bagi lembaga terkait seperti lembaga perencana dan pengembangan program pembangunan keluarga. Selain itu juga menjadi sumber informasi dan referensi dalam merumuskan kebijakan yang berkaitan dengan kehidupan keluarga dengan mempertimbangkan keuntungan ekonomi dan social cost. 3. Bagi Peneliti Sebagai pengalaman yang berharga bagi peneliti untuk menambah wawasan, pengalaman, pengetahuan serta pengembangan diri khususnya dalam bidang penelitian. E. Keaslian Penelitian Sejauh
pengetahuan
penulis,
penelitian
tentang
Gambaran
Pengalaman Kerja : Psikologis pada Tenaga Kerja Wanita (TKW) Indonesia di Kecamatan weleri belum pernah ada yang melakukan penelitian tersebut. Penelitian tentang Pengalaman Kerja (Psikologis) yang dilakukan sebelumnya antara lain : Tabel 1.1 keaslian penelitian. No.
Nama
Judul
Metode
Keyword
Hasil
Perbedaan
1.
Anjani, V. (2013)
Konsep diri tenaga kerja wanita (TKW) (studi fenomenologi tentang konsep diri TKW [tenaga kerja wanita ] di kabupaten indramayu )
Kualitatif
Fenomena
TKW memakna dirinya (self) : Bagi TKW menjadi TKW merupakan sebuah gambaran identitas diri yang sesuai untuk menggambarkan jati diri mereka.
Perbedaan Penelitian yang dilakukan oleh Vera Anjani tentang Konsep Diri Tenaga Kerja Wanita (TKW) (Studi Fenomenologi tentang Konsep Diri TKW [Tenaga Kerja Wanita] di Kabupaten Indramayu),
Simsol Interaksi Konsep Diri TKW
TKW memaknai dirinya pada lingkungan significant other : Dengan menjadi TKW mereka menganggap bahwa menjadi TKW telah menjadi
7
wanita hebat dan tangguh serta dapat menunjukan bahwa wanitapun bisa bekerja dan berdiri sendiri untuk memenuhi hidup keluarganya, Seiring berjalannya waktu significant other juga menyadari tidaksemua TKW itu dipandang negatif, mereka bisa melihat itu semua dari apa yang terlihat pada diri seorang TKW.
sedangkan penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti tentang Gambaran Pengalaman Kerja Tenaga Kerja Wanita Indonesia (TKW).
TKW memaknai dirinya pada lingkungan reference groups : Bagi teman sesame TKW, mereka mengganggap bekerja menjadi TKW adalah hal yang wajar dan tidak asil apalagi di zaman sekarang yang sudah moden, dimana TKW adalah perempuan abad modern dimana TKW telah menjadi sosok sosok wanita tangguh. 2.
Setyoni ngsih, S.S. (2010)
Analisis Fungsi Pengasuhan dan Interaksi dalam Keluarga Terhadap Kualitas Perkawfnan dan Kondisi Anak pada Keluarga Tenaga Kerja Wanita
Kuantitatif
Pola Pengasuhan Interaksi Keluarga Kualitas Perkawinan Kondisi Anak TKW
Karaktenstik Keluarga TKW, Hasil penelitian menunjukkan bahwa lebih dari separuh (55.32%), keluarga mendapat dukungan sosial yang tergolong kategori sedang. Perbedaan pengasuhan yang dilakukan ibu sebelum menjadi
Perbedaan Penelitian yang dilakukan oleh Vera Anjani tentang Konsep Diri Tenaga Kerja Wanita (TKW) (Studi Fenomenologi tentang
8
(TKW)
TKW, pengasuhan pengganti ibu saat ini dan pengasuhan ayah saat ini : diketahui bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara pengasuhan dimensi penerimaan dan pengasuhan dimensi penolakan yang dilakukan ibu, pengganti ibu, dan ayah. Perbedaan interaksi antara ibu dan anak dengan ayah dan anak : Hasil uji beda Independent Sampel T-test menunjukkan adanya perbedaan signifikan antara komunikasi ibu dan anak (rata-rata = 1.817) dengan komunikasi ayah dan anak (rata-rata = 2.347). Hal serupa juga menunjukkan bahw terdapat perbedaan signifikan antara bonding ibu dan anak (rata-rata = 1.934) dengan bonding ayah dan, anak (rata-rata = 2.328). Hubungan antara karakteristik keluarga TKW, dukungan sosial, fungsi pengasuhan, interaksi dalam keluarga, kualitas perkawinan dan kondisi anak : Faktor - faktor yang mempengaruhi kualitas perkawinan dan kondisi anak pada keluarga TKW: Faktor yang berpengaruh positif
Konsep Diri TKW [Tenaga Kerja Wanita] di Kabupaten Indramayu), sedangkan penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti tentang Gambaran Pengalaman Kerja Tenaga Kerja Wanita Indonesia (TKW).
9
terhadap kualitas perkawinan adalah interaksi anak ayah dan interaksi suami istri, sedangkan yang berpengaruh negatif adalah jerijs kelamin anak. Faktor yang berpengaruh positif terhadap kondisi anak (keterampilan sosial, stres, prestasi akademik) adalah pendapatan keluarga, sedangkan yang berpengaruh negatif adalah lama ibu menjadi TKW dan interaksi ayah anak serta interaksi suami istri.