BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Menurut Undang-undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan, kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spiritual, maupun sosial yang memungkinkan setiap orang. Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur kesejahteraan yang harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Pancasila dan Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Kesehatan juga merupakan kapital utama pembangunan yang tanpanya, kapital-kapital lain tidak akan berfungsi optimal (Grossman (1972) dalam Syafiq (2007)). Upaya kesehatan adalah setiap kegiatan dan/atau serangkaian kegiatan yang dilakukan secara terpadu, terintregasi, dan berkesinambungan untuk memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dalam bentuk pencegahan penyakit, peningkatan kesehatan, pengobatan penyakit, dan pemulihan kesehatan oleh pemerintah dan/atau masyarakat. Fasilitas pelayanan kesehatan adalah suatu alat dan/atau tempat yang digunakan untuk menyelenggarakan upaya pelayanan kesehatan, baik promotif, preventif, kuratif, maupun rehabilitatif yang dilakukan oleh pemerintah, pemerintah daerah, dan/atau masyarakat. Terdapat beberapa jenis fasilitas pelayanan kesehatan, namun rumah sakit merupakan fasilitas pelayanan kesehatan yang memberikan pelayanan kesehatan paripurna. Menurut Undang-undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit, rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat. Pelayanan kesehatan paripurna meliputi pelayanan kesehatan promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif. Kualitas pelayanan rumah sakit di Indonesia masih dirasakan kurang memuaskan. Hal ini dikarenakan muncul beberapa keluhan dimana keluhan tersebut tidak hanya pada aspek infrastuktur, namun juga pelayanan oleh sumber daya manusianya (Ratnamiasih, 2012).
1
Sumber daya manusia di bidang kesehatan atau tenaga kesehatan adalah setiap orang yang mengabdikan diri dalam bidang kesehatan serta memiliki pengetahuan dan/atau keterampilan melalui pendidikan di bidang kesehatan yang untuk jenis tertentu memerlukan kewenangan untuk melakukan upaya kesehatan (Undang-undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2014). Tenaga Kesehatan yang telah ditempatkan di fasilitas pelayanan kesehatan wajib melaksanakan tugas sesuai dengan kompetensi dan kewenangannya. Dalam Undang-undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2014 tentang Kesehatan, salah satu jenis tenaga kesehatan yang termasuk ke dalam kelompok keteknisian medis adalah Perekam Medis dan Informasi Kesehatan. Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 55 Tahun 2013 tentang Penyelenggaraan Pekerjaan Perekam Medis, pengertian Perekam Medis adalah seorang yang telah lulus pendidikan Rekam Medis dan Informasi Kesehatan sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan. Pada peraturan tersebut juga dinyatakan bahwa Perekam Medis dalam memberikan pelayanan harus sesuai dengan kompetensi, berdasarkan pendidikan dan pelatihan, serta berkewajiban mematuhi Standar Profesi Perekam Medis. Menurut Huffman (1994), anggota tenaga kesehatan merupakan subjek tenaga kesehatan berdasarkan hukum, peraturan, dan perundang-undangan serta merupakan program untuk meningkatkan kualitas rumah sakit. Oleh karena itu, aktivitas tenaga kesehatan seharusnya dikoordinasi dengan kredensial. Dalam Yuhanti, dkk (2013), Wachter (2008) menyatakan bahwa salah satu upaya rumah sakit dalam menjalankan tugas dan tanggung jawab untuk menjaga keselamatan pasien adalah dengan menjaga standar dan kompetensi para staf kesehatan. Pasien perlu dijamin mendapatkan layanan kesehatan aman sehingga dibutuhkan suatu sistem untuk menjamin akuntabilitas tenaga kesehatan, salah satunya dengan sistem kredensial. Pada Standar Kualifikasi dan Pendidikan Staf (KPS) 15 Akreditasi 2012 yang selanjutnya disingkat Standar KPS 15 Akreditasi 2012, menyatakan bahwa rumah
sakit
mempunyai
standar
prosedur
untuk
mengumpulkan,
memverifikasi, dan mengevaluasi kredensial staf kesehatan profesional lainnya (izin, pendidikan, pelatihan, dan pengalaman). Sesuai standar tersebut, Perekam Medis termasuk ke dalam jenis staf kesehatan profesional lainnya,
2
sehingga untuk mencapai elemen penilaian dalam Standar KPS Akreditasi 2012, Perekam Medis harus dilakukan kredensial. Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Soedirman Kabupaten Kebumen yang selanjutnya disingkat RSUD Dr. Soedirman Kabupaten Kebumen merupakan satu-satunya RSUD di wilayah Kabupaten Kebumen. Peneliti telah melakukan studi pendahuluan di RSUD Dr. Soedirman Kabupaten Kebumen pada bulan November 2015. Peneliti memilih lokasi penelitian di RSUD Dr. Soedirman Kabupaten Kebumen, dikarenakan berdasarkan hasil studi pendahuluan yang peneliti lakukan, RSUD Dr. Soedirman Kabupaten Kebumen sedang melakukan persiapan untuk Akreditasi 2012. Selain itu, juga dikarenakan Perekam Medis di RSUD Dr. Soedirman Kabupaten Kebumen sedang dalam proses kredensial untuk pertama kalinya. Berdasarkan latar belakang dan studi pendahuluan tersebut, peneliti tertarik melakukan penelitian untuk mengetahui pelaksanaan kredensial Perekam Medis di RSUD Dr. Soedirman Kabupaten Kebumen yang mengacu pada Standar Kualifikasi dan Pendidikan Staf Akreditasi 2012 yang selanjutnya disingkat Standar KPS Akreditasi 2012. B. Rumusan Masalah Rumusan masalah yang diambil dalam penelitian ini adalah “Bagaimana pelaksanaan kredensial Perekam Medis di RSUD Dr. Soedirman Kabupaten Kebumen yang mengacu pada Standar KPS 15 Akreditasi 2012?”
C. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini meliputi tujuan umum dan tujuan khusus sebagai berikut: 1.
Tujuan Umum Mengetahui pelaksanaan kredensial Perekam Medis di RSUD Dr. Soedirman Kabupaten Kebumen yang mengacu pada Standar KPS 15 Akreditasi 2012.
2. Tujuan Khusus a. Mengetahui uraian tugas Perekam Medis di RSUD Dr. Soedirman Kabupaten Kebumen; b. Mengetahui dokumen terkait kredensial Perekam Medis di RSUD Dr.
3
Soedirman Kabupaten Kebumen; c. Mengetahui pelaksanaan proses kredensial Perekam Medis di RSUD Dr. Soedirman Kabupaten Kebumen. D. Manfaat Penelitian Manfaat penelitian ini meliputi manfaat praktis dan manfaat teoritis sebagai berikut: 1.
Manfaat Praktis a. Bagi Rumah Sakit Dapat digunakan sebagai bahan evaluasi terkait pelaksanaan kredensial Perekam Medis yang mengacu pada Standar KPS Akreditasi 2012, khususnya di RSUD Dr. Soedirman Kabupaten Kebumen. b.
Bagi Peneliti Menambah pengetahuan terkait pelaksanaan kredensial Perekam Medis yang mengacu pada Standar KPS Akreditasi 2012.
2.
Manfaat Teoritis a. Bagi Institusi Pendidikan Menjadi bahan referensi untuk membandingkan antara teori dengan penerapan yang ada di lapangan. b. Bagi Peneliti Lain Dapat menjadi acuan dan referensi bagi peneliti lain yang akan melakukan penelitian khususnya penelitian dengan topik yang hampir serupa.
E. Keaslian Penelitian Berdasarkan pengetahuan peneliti, penelitian tentang “Pelaksanaan Kredensial Perekam Medis di RSUD Dr. Soedirman Kabupaten Kebumen Mengacu pada Standar KPS 15 Akreditasi 2012” belum pernah dilakukan. Namun, beberapa penelitian yang hampir mendekati serupa yang pernah dilakukan, antara lain: 1.
Wulan (2009), dengan judul “Gambaran Umum Kompetensi Tenaga Rekam Medis di Bidang Rekam Medis RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta.” Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran
4
umum kompetensi tenaga kerja rekam medis yang ada di Instalasi Catatan Medik RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta. Hasil penelitiannya adalah kompetensi yang paling banyak dimiliki yaitu aspek hukum dan etika profesi sebanyak 90,0%, manajemen rekam medis dan informasi kesehatan sebanyak 93,3%, menjaga mutu rekam medis sebanyak 76,6%, kemitraan profesi sebanyak 83,3% dari masing-masing point pertanyaan yang diambil. Sedangkan untuk kompetensi yang belum dimiliki adalah klasifikasi dan kodefikasi sebanyak 43,3%, statistik kesehatan sebanyak 50,0%, manajemen unit kerja rekam medis sebanyak 36,6% dari masing-masing point pertanyaan yang diambil. Persamaan penelitian yang dilakukan peneliti dengan penelitian Wulan (2009) mengkaji mengenai tema kompetensi tenaga rekam medis. Perbedaan dengan penelitian yang dilakukan peneliti terletak pada judul, tujuan, dan lokasi. Selain itu, juga berbeda dalam hal jenis penelitian yang digunakan, penelitian yang dilakukan oleh Wulan (2009) menggunakan penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif, sedangkan pada penelitian ini menggunakan penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. 2.
Reksadiana (2014) dalam penelitiannya yang berjudul “Analisis Kualifikasi dan Pendidikan Staf Rekam Medis dalam Menghadapi Akreditasi Rumah Sakit dan Akreditasi JCI di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta.” Tujuan secara umum penelitian ini adalah untuk mengetahui pemenuhan kualifikasi dan pendidikan staf
rekam medis dalam
menghadapi Akreditasi Rumah Sakit dan Akreditasi JCI di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif, dan rancangan penelitian secara cross sectional. Subjek yang diteliti dalam penelitian ini adalah kepala rekam medis
dan petugas rekam medis.
Objek
penelitian
adalah file
kepegawaian, data kredensialing, dokumen verifikasi ijasah dan STR dari sumber aslinya, dan dokumen review staf bila ada indikasi terkait temuan pada upaya peningkatan mutu rumah sakit. Hasil dari penelitian ini adalah RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta telah melaksanakan Akreditasi Rumah Sakit dan Akreditasi JCI pada tahun
5
2014. Seluruh staf rekam medis umumnya terlibat dalam persiapan akreditasi rumah sakit dan akreditasi JCI, namun hanya 3 yang masuk ke dalam tim standar. Dari total 101 staf rekam medis, ada 22 staf dengan pendidikan terakhir SMA ketika mendaftar sebagai staf RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta dan 20 staf yang belum memiliki STR dan SIK. Selain itu, proses kredensial staf rekam medis sudah dilakukan sekali pada tahun 2012. Persamaan penelitian yang dilakukan peneliti dengan penelitian ini adalah terletak pada metode penelitian, yaitu dengan jenis penelitian adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Selain itu, juga sama-sama
mengambil
tema
mengenai
Standar
Kualifikasi
dan
Pendidikan Staf pada Akreditasi Rumah Sakit Versi 2012. Perbedaan penelitian yang dilakukan peneliti dengan penelitian Reksadiana (2014) adalah terletak pada judul dan tujuan penelitian. Tujuan penelitian yang dilakukan peneliti secara umum adalah mengetahui pelaksanaan kredensial Perekam Medis di RSUD Dr. Soedirman Kabupaten Kebumen yang mengacu pada Standar KPS 15 Akreditasi 2012, sedangkan tujuan secara umum penelitian Reksadiana (2014) adalah untuk mengetahui pemenuhan kualifikasi dan pendidikan staf rekam medis dalam menghadapi Akreditasi Rumah Sakit dan Akreditasi JCI di RSUP Dr. Sardjito. Selain itu, subjek penelitian Reksadiana (2014) adalah seluruh petugas rekam medis di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta, sedangkan dalam penelitian ini subjek penelitiannya adalah Perekam Medis di RSUD Dr. Soedirman Kabupaten Kebumen. 3.
Resmy (2015) dalam penelitiannya yang berjudul “Kegiatan Persiapan Unit Rekam Medis dalam Akreditasi 2012 di Rumah Sakit Dr. Titik Soedjono Magelang.” Penelitian ini bertujuan untuk meninjau kegiatan persiapan unit rekam medis dalam akreditasi 2012 di Rumah Sakit Tentara Dr. Titik Soedjono Magelang di bagian penerimaan pasien, assembling, analisis berkas dan filing. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif dan rancangan penelitian secara cross sectional. Hasil dari penelitian ini adalah bahwa kegiatan yang sudah
6
dilakukan Unit Rekam Medis menjelang akreditasi 2012 yaitu staf diberi orientasi tentang unit rekam medis, pelaksanaan tanggung jawab serta kewenangan pimpinan dan staf sesuai dengan struktur organisasi, kepala rekam medis merekomendasikan peralatan untuk pelayanan ke semua bagian unit rekam medis, melakukan evaluasi mengenai pelayanan unit rekam medis melalui koordinator perbagian, dan kepala rekam medis memberikan persetujuan atas anggaran unit rekam medis. Kegiatan yang belum dilakukan meliputi perhitungan sumber daya manuia (SDM) menggunakan Metode Workload Indicators of Staffing Need (WISN) dan analisis beban kerja, menyimpan file kepegawaian seluruh petugas, pendidikan dan pelatihan secara terus-menerus yang diberikan kepada staf, melakukan evaluasi yang bersumber dari pasien, klasifikasi penempatan staf berdasarkan kompetensi. Persamaan penelitian yang dilakukan peneliti dengan penelitian Resmy (2015) adalah metode penelitian, yaitu dengan jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Kemudian, pada subjek penelitian, yaitu Perekam Medis. Persamaan lainnya adalah sama-sama mengambil tema mengenai Akreditasi Rumah Sakit Versi 2012. Perbedaan penelitian yang dilakukan peneliti dengan penelitian Resmy (2015) adalah terletak pada judul penelitian dan tujuan penelitian. Tujuan penelitian yang dilakukan peneliti secara umum adalah mengetahui pelaksanaan kredensial Perekam Medis di RSUD Dr. Soedirman Kabupaten Kebumen yang mengacu pada Standar KPS 15 Akreditasi 2012, sedangkan tujuan penelitian Resmy (2015) adalah mengetahui kegiatan persiapan Unit Rekam Medis dalam Akreditasi 2012 di Rumah Sakit Tentara Dr. Titik Soedjono Magelang. F. Gambaran Umum RSUD Dr. Soedirman Kabupaten Kebumen Berdasarkan Buku Profil RSUD Dr. Soedirman Kabupaten Kebumen Tahun 2015, gambaran umum RSUD Dr. Soedirman Kabupaten Kebumen adalah sebagai berikut: 1. Sejarah Singkat a. Sebelum Kemerdekaan
7
Rumah sakit ini pertama kali berdiri pada tahun 1916. Pada awal mula berdirinya rumah sakit ini bernama ZENDING HOSPITAL PANJURUNG. Rumah sakit ini dikelola oleh Yayasan Kristen Hindia Belanda. Namun, pada tahun 1942 rumah sakit ini menjadi milik Pemerintah Jepang. b. Setelah Kemerdekaan Pada tahun 1945, rumah sakit ini menjadi milik Pemerintah Republik Indonesia. Kemudian, tahun 1950 mulai dikelola oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Kebumen. Tahun 1972, berdasarkan Surat
Keputusan
Menteri
Kesehatan
Republik
Indonesia
No:031/Birhup/1972, rumah sakit ini diklasifikasikan ke dalam rumah sakit tipe D. Namun, pada tahun 1983, berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.233/Menkes/SK/VI/1983, berganti menjadi rumah sakit tipe C. Rumah sakit ini berganti nama menjadi RSUD Kabupaten Kebumen pada tahun 2008 berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 54 tahun 2004. Tahun 2011, mengacu pada Peraturan Bupati Kebumen Nomor 445/565/KEP/2011, rumah sakit ini tergolong dalam Satuan Kerja Perangkat Daerah yang menerapkan Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah (PPK-BLUD).
Sejak tahun 2014,
berdasarkan Peraturan Bupati Nomor 18 Tahun 2014, rumah sakit ini berganti nama menjadi RSUD Dr. Soedirman Kabupaten Kebumen. Berikut ini merupakan gambar bagian depan RSUD Dr. Soedirman Kabupaten Kebumen:
Gambar 1. Bagian Depan RSUD Dr. Soedirman Kabupaten Kebumen
8
2. Letak dan Batas Wilayah RSUD Dr. Soedirman Kabupaten Kebumen beralamat di Jalan Lingkar Selatan, Muktisari, Kebumen, Kebumen, Jawa Tengah. Adapun batas wilayah RSUD Dr. Soedirman Kabupaten Kebumen adalah sebagai berikut: Sebelah Utara
:
Jalan Lingkar Selatan
Sebelah Timur
:
Desa Depok
Sebelah Selatan :
Desa Muktisari
Sebelah Barat
Desa Muktisari
:
3. Visi, Misi, dan Tata Nilai a. Visi RSUD Dr. Soedirman Kabupaten Kebumen sebagai Rumah Sakit Modern, Profesional, Terjangkau dengan unggulan bidang trauma. b. Misi 1) Meningkatkan mutu dan cakupan pelayanan sehingga dapat memenuhi kebutuhan masyarakat, sebagai rumah sakit rujukan khususnya kasus trauma; 2) Mengembangkan pelayanan dan sarana prasarana menjadi rumah sakit rujukan kelas B yang modern, profesional, dan terjangkau; 3) Mewujudkan pelayanan rumah sakit yang bermutu dan modern yang dapat memuaskan pelanggan dan efisien dalam pengelolaannya; 4) Meningkatkan pembinaan sumber daya manusia melalui peningkatan kompetensi yang berperhatian terhadap pasien; 5) Meningkatkan mutu Manajemen Penerapan Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah (PPK-BLUD); 6) Meningkatkan kesejahteraan karyawan; c. Tata Nilai 1) Keikhlasan Setiap karyawan RSUD Dr. Soedirman Kabupaten Kebumen melandasi setiap aktivitasnya dengan ikhlas sebagai bagian daripada ibadah kepada Tuhannya dan amal saleh kepada sesama manusia. 2) Keramahan Dalam
melaksanakan
aktivitasnya
setiap
karyawan
selalu
mengedepankan sikap ramah dalam melayani pelanggan.
9
3) Pembelajaran Setiap karyawan memiliki dan mendapatkan dorongan dan sarana untuk menjalani proses pembelajaran dalam setiap aktivitas yang dijalani. 4) Kebersamaan Dalam
melaksanakan
aktivitasnya
setiap
karyawan
selalu
mengedepankan kerja sama tim yang saling menolong satu sama lain dalam hal mengakkan kebenaran. 5) Kedisiplinan Setiap akivitas yang dijalankan selalu dilandasi dengan kedisiplinann yang tinggi sebagai upaya mencapai kinerja yang optimal. 4. Fasilitas Pelayanan Secara umum, pelayanan di RSUD Dr. Soedirman Kabupaten Kebumen terdiri dari pelayanan medis, pelayanan penunjang medis, dan pelayanan penunjang lainnya. a. Pelayanan Medis 1) Instalasi Rawat Jalan Instalasi Rawat Jalan (Poliklinik) RSUD Dr. Soedirman Kabupaten Kebumen dibuka selama enam hari kerja. Jam pelayanan pendaftaran rawat jalan dimulai dari pukul 07.30 s.d. 11.00 WIB, sedangkan jam pelayanan di poliklinik dilakukan sampai semua pasien yang telah terdaftar terlayani. Berikut adalah pelayanan rawat jalan yang dimiliki RSUD Dr. Soedirman Kabupaten Kebumen: a) Pelayanan Klinik Jiwa; b) Pelayanan Klinik Mata; c) Pelayanan Klinik Bedah; d) Pelayanan Klinik Gigi dan Mulut; e) Pelayanan Klinik Syaraf; f) Pelayanan Klinik Kebidanan dan Kandungan; g) Pelayanan Klinik Telinga dan Tenggorokan; h) Pelayanan Klinik Penyakit Dalam; i) Pelayanan Klinik Penyakit Anak; j) Pelayanan Klinik Kulit dan Kelamin;
10
k) Pelayanan Klinik Psikologi; l) Pelayanan Klinik Orthopedi; m) Pelayanan Klinik Umum; n) Pelayanan Klinik Paru; o) Pelayanan Klinik Jantung; p) Pelayanan Kliniki VCT; q) Pelayanan Rehabilitasi Medik (Fisioterapi). 2) Instalasi Gawat Darurat Instalasi Gawat Darurat RSUD Dr. Soedirman Kabupaten Kebumen dibuka selama 24 jam untuk penangan kasus-kasus emergency. 3) Instalasi Rawat Inap Ruang perawatan yang terdapat di Instalasi Rawat Inap RSUD Dr. Soedirman Kabupaten Kebumen adalah sebagai berikut: a) Ruang Anggrek (Ruang Perawatan VIP); b) Ruang
Bougenville
(Ruang
Perawatan
Khusus
Pasien
Kebidanan); c) Ruang Cempaka (Ruang Perawatan Pria Penyakit Dalam); d) Ruang Terate (Ruang Perawatan Khusus Pasien Bedah, Orthopedi, THT, Mata, Kulit dan Kelamin); e) Ruang Dahlia (Ruang Perawatan Wanita Penyakit Dalam); f) Ruang Melati (Ruang Perawatan Anak); g) Ruang Peristi (Ruang Perawatan Bayi); h) ICU/ICCU (Ruang Perawatan Khusus Pasien Perawatan Intensif); i) Ruang Kenanga (Ruang Perawatan Dewasa Penyakit Saraf). Dari
ruang
perawatan
di
atas,
masing-masing
ruang
perawatan terdiri dari kelas VIP, kelas utama, kelas I, kelas II, dan kelas III. Dilihat dari proporsinya, prosentase tempat tidur kelas VIP adalah 9%, prosentase tempat tidur kelas utama adalah 6%, prosentase tempat tidur kelas I adala 5%, prosentase tempat tidur kelas II adalah 28%, dan prosentase tempat tidur kelas III adalah 52%.
11
b. Pelayanan Penunjang Medis Pelayanan Penunjang Medis RSUD Dr. Soedirman Kabupaten Kebumen adalah sebagai berikut: 1) Pelayanan Instalasi Radiologi; 2) Pelayanan Instalasi Laboratorium; 3) Pelayanan Instalasi Farmasi; 4) Pelayanan Instalasi Gizi; 5) Pelayanan Instalasi Hemodialisa; 6) Pelayanan Endoskopi; 7) Pelayanan Anastesi; 8) Pelayanan Peralatan Elekromedik. c. Pelayanan Penunjang Lainnya Pelayanan ini terdiri dari pelayanan rekam medis, pelayanan administrasi keuangan, dan pelayanan umum. Pelayanan umum tersebut yaitu transportasi ambulance, PAM, listrik, incenerator, IPAL, dan kamar jenazah. Adapun untuk sarana transportasi ambulance terdiri dari ambulance untuk mengantarkan pasien rujukan ke rumah sakit lain, ambulance darurat 118, dan mobil jenazah. 5. Performance Peningkatan pelayanan di RSUD Dr. Soedirman Kabupaten Kebumen terus dilakukan di semua bidang pelayanan baik sarana maupun prasarana dalam rangka mencapai visi rumah sakit yang telah ditetapkan. Program-program kegiatan baik dalam sisi manajemen maupun pelayanan medis selalu dievaluasi untuk mendapatkan predikat rumah sakit yang terakreditasi versi 2012. Perpindahan rumah sakit ke gedung baru pada tahun 2015 sangat mempengaruhi jumlah pasien, baik pasien rawat jalan, rawat inap, maupun gawat darurat. Pasien meningkat cukup signifikan dibanding dengan tahun sebelumnya. Berikut ini adalah performance RSUD Dr. Soedirman Kabupaten Kebumen tahun 2013 sampai dengan tahun 2015:
12
Tabel 1. Performance RSUD Dr. Soedirman Kabupaten Kebumen No.
Indikator
Tahun 2014 192 69 3,5
2013 2015 Jumlah Tempat Tidur (TT) 200 240 BOR (Bed Occupation Rate) (%) 69 75 AvLOS (Average Length of Stay) 3,6 3,6 (hari) 4. BTO (Bed Turn Over) (hari) 70 72 76,4 5. TOI (Turn Over Internal) (hari) 1,6 1,6 1,2 6. GDR (Gross Date Rate) (0/00) 40 41 44 7. NDR (Net Death Rate) (0/00) 19 20 20 8. Jumlah Kunjungan Rawat Jalan 80.825 86.541 128.049 (Kunjungan) 9. Jumlah Kunjungan Gawat Darurat 16.682 17.390 18.359 (Kunjungan) 10. Jumlah Kunjungan Rawat Inap 14.040 14.148 18.203 (Kunjungan) Sumber: Buku Profil RSUD Dr. Soedirman Kabupaten Kebumen Tahun 2015 1. 2. 3.
13