1
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan teknologi dan informasi di era globalisasi telah menyebabkan berbagai perubahan di segala bidang baik ekonomi, politik dan juga sosial budaya. Pesatnya kemajuan teknologi selain memberikan dampak positif juga menimbulkan dampak negatif seperti televisi, handphone, internet telah menyodorkan perilaku sinisme, pelecehan, materialisme, seks bebas, dan kekerasan (Borba, 2008). Bila kita cermati, fenomena-fenomena perilaku generasi muda saat ini tidak terlepas dari dampak buruk perkembangan teknologi dan informasi yang membuat keprihatinan di berbagai pihak. Dari segi intelektualitas sebagian dari generasi muda adalah orang-orang terpelajar dan kalangan terdidik, tetapi dari segi moral mereka dinilai memiliki sikap mental dan prilaku yang kurang memuaskan. Padahal generasi inilah yang akan menjadi pemimpin-pemimpin negara nantinya, generasi yang akan membawa Indonesia menjadi negara yang lebih baik lagi. Bila hal ini dibiarkan akan berdampak pada wajah pendidikan Indonesia selanjutnya. Kondisi ini tidak sejalan dengan amanat Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Bab II Pasal 3 tentang Sistem Pendidikan Nasional bahwa: Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Pada tahun 2010, Balitbang Kemendiknas merespons pentingnya wacana permasalahan moral dalam dunia pendidikan dengan grand tema, “Pengembangan Yosi Laila Rahmi, 2013 Analisis Keterkaitan Pendidikan Berkarakter Islami Dengan Budaya Minangkabau Serta Implikasinya Terhadap Prestasi Belajar Biologi Dan Karakter Siswa SMA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2
Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa.” Budaya yang dimaksud memilki pengertian sebagai seluruh sistem berfikir, nilai, moral, norma, keyakinan manusia yang dihasilkan masyarakat. Sedangkan karakter adalah watak, tabiat, akhlak, atau kepribadian seseorang yang terbentuk dari hasil internalisasi berbagai kebajikan yang diyakininya dan digunakannya sebagai landasan untuk cara pandang, bersikap dan bertindak (Kemendiknas, 2010). Ada beberapa bentuk pengintegrasian pendidikan karakter dalam proses pendidikan yaitu pengintegrasian dalam pembelajaran di kelas, pengembangan budaya sekolah, kegiatan ko-kurikuler dan ekstrakurikuler, serta kegiatan keseharian di rumah dan masyarakat (Pusat Kurikulum, 2011). Pada proses pembelajaran di kelas setiap mata pelajaran dituntut untuk mengintegrasikan pendidikan karakter dalam proses pembelajarannya. Salah satu mata pelajaran sains yaitu biologi, memiliki keterkaitan erat dalam upaya penanamkan karakter kepada siswa. Hal ini dikarenakan objek studi biologi seperti sel, organ tubuh manusia, kehidupan hewan dan tumbuhan banyak mengandung hikmah dan bisa menjadi sumber inspirasi untuk penanaman nilai moral pada siswa. Oleh karena itu, konstribusi guru biologi dalam mengintegrasikan nilai-nilai karakter ke setiap materi pembelajaran serta peran aktif guru dalam kegiatan yang mendukung wacana pendidikan karakter menjadi penting untuk diterapkan sehingga diharapkan berdampak pada pencapaian prestasi belajar biologi khususnya dan pada karakter siswa pada umumnya. Namun, tuntutan untuk mengintegrasikan pendidikan karakter dalam proses pembelajaran khususnya mata pelajaran biologi belum sepenuhnya di pahami oleh pelaksana pendidikan di lapangan. Tampaknya para penyelenggara pendidikan lebih mengutamakan pencapaian prestasi akademik, sehingga melalaikan pencapaian tujuan yang lainnya. Sebagai contoh, pada umumnya masyarakat menganggap bahwa keberhasilan prestasi dalam Ujian Nasional (UN) menjadi tolak ukur keberhasilan Yosi Laila Rahmi, 2013 Analisis Keterkaitan Pendidikan Berkarakter Islami Dengan Budaya Minangkabau Serta Implikasinya Terhadap Prestasi Belajar Biologi Dan Karakter Siswa SMA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3
pendidikan di sekolah tersebut, sehingga tidak jarang dijumpai kasus-kasus kecurangan dalam pelaksanaan Ujian Nasional. Sekolah sebagai lembaga pendidikan merupakan salah satu wahana strategis pendidikan karakter karena hampir seharian waktu anak dihabiskan di sekolah. Sementara itu, terkait bagaimana sekolah menerapkan pembinaan karakter pada siswanya akan terkait erat dengan budaya di sekitarnya. Hal ini mengingat bahwa orientasi nilai budaya akan mempengaruhi bagaimana kehidupan seseorang (Idrus, 2012). Suryabrata (2000) mengungkapkan bahwa corak kehidupan seseorang ditentukan oleh nilai kebudayaan mana yang dominan. Bagi masyarakat di daerah Sumatera Barat, budaya yang dominan adalah budaya Minangkabau yang sejak kecil mereka kenal. Dengan begitu, bagi orang Minang bagaimana mereka mendidik karakter anak tentunya akan disesuaikan dengan budaya Minangkabau yang terkenal dengan falsafahnya adat basandi syara’, syara’ basandi Kitabullah yang artinya adat berlandaskan agama dan agama berlandaskan Al-Quran (Kitabullah). Kuatnya dorongan untuk pembenahan proses pendidikan yang dapat menghasilkan generasi intelektual dan berkepribadian mulia, maka perlu dilakukan penelitian pada sekolah-sekolah yang melakukan upaya untuk meningkatkan prestasi akademik sekaligus membentuk moral siswa. Dipilihnya salah satu kota di Sumatera Barat yaitu Padang Panjang sebagai tempat penelitian dikarenakan kota Padang Panjang telah berupaya mengintegrasikan pendidikan karakter berbasis nilai-nilai Islam dalam kebijakan pendidikannya. Dalam kebijakan pemerintah kota Padang Panjang yaitu pada Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Padang Panjang tahun 20082013 yang berpijak pada potensi alam yang ada dan kesuksesan sejarah masa lalu Yosi Laila Rahmi, 2013 Analisis Keterkaitan Pendidikan Berkarakter Islami Dengan Budaya Minangkabau Serta Implikasinya Terhadap Prestasi Belajar Biologi Dan Karakter Siswa SMA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
4
menempatkan pendidikan sebagai program prioritas. Hal ini menjadikan Padang Panjang sebagai kota tujuan pendidikan bernuansa Islami (Syam, 2011:1). Perjalanan sejarah kota Padang Panjang yang identik dengan kemajuan pendidikan berawal dari kehadiran Perguruan Diniyah Putri yang didirikan oleh Zainuddin Lebay el Yunusi pada tahun 1915, pesantren Thawalib dan sebagainya telah melahirkan tokoh-tokoh Nasional seperti Hamka, Muhammad Natsir, Muhammad Hatta, sehingga kota ini digelari sebagai “Kota Serambi Mekah” (Witrianto, 2010). Ada hal menarik di tengah upaya yang dilakukan pemerintah dalam pelaksanaan pendidikan karakter, dimana di kota Padang Panjang terletak sebuah sekolah Unggul Provinsi Sumatera Barat yang diresmikan sejak tanggal 1 Agustus 1997 yaitu SMAN 1 Padang Panjang. Di bidang akademik, alumni sekolah ini telah banyak menorehkan prestasi dan melanjutkan studinya di perguruan tinggi favorit di dalam dan luar negeri. Sekolah ini juga telah meluluskan siswa yang memiliki moral yang baik serta hafiz Al-quran yang telah ikut membina masyarakat, lingkungan dan mahasiswa di tempat mereka tinggal dan kuliah. Ini merupakan hasil dari program pendidikan yang telah dilaksanakan di SMAN 1 Padang Panjang sejak tahun 1997, yaitu pendidikan berkarakter Islami (Yamin, 2011). Program pendidikan karakter yang dilaksanakan di SMAN 1 Padang Panjang telah terintegrasi dalam suatu bentuk budaya sekolah. Seluruh aspek pendidikan dan lingkungan sekolah dari awal sampai akhir ditata sesuai amanat pendidikan budaya dan karakter bangsa. Pendidikan berkarakter Islami ini telah dimulai sejak penerimaan siswa baru (PSB) di SMA Negeri 1 Padang Panjang sampai kelulusan siswa (Yamin, 2011). Pendidikan karakter Islami yang diterapkan di SMAN 1 Padang Panjang bisa dipandang sebagai salah satu bentuk penerapan kearifan lokal Minangkabau yaitu Yosi Laila Rahmi, 2013 Analisis Keterkaitan Pendidikan Berkarakter Islami Dengan Budaya Minangkabau Serta Implikasinya Terhadap Prestasi Belajar Biologi Dan Karakter Siswa SMA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
5
falsafah adat yang berbunyi adat basandi syara’, syara’ basandi Kitabullah yang maknanya adat berdasarkan syara’ atau agama dan syara’ berdasarkan kitabullah yaitu Al-Qur’an. Dari ungkapan ini dapat diketahui bahwa masyarakat Minangkabau adalah masyarakat Islam. Hal ini juga berdampak pada pendidikan di Minangkabau yang tidak dapat terpisahkan dengan Islam. Jika kita menilik pada konteks pendidikan yang memiliki peranan penting dalam mewariskan nilai-nilai kebenaran yang diyakini oleh suatu generasi ke generasi berikutnya, maka lembaga pendidikan merupakan sarana yang strategis bagi proses terjadinya transformasi nilai budaya pada suatu komunitas sosial (Abduh, 2011). Pendidikan yang memasukkan nilai-nilai budaya lokal di dalamnya merupakan aplikasi konsep pendidikan sebagai proses sosio-kultural, yang menyatakan pendidikan dan kebudayaan tidak dapat dipisahkan. Oleh karena itu, pengintegrasian kebudayaan sudah seharusnya menjadi salah satu solusi untuk mengatasi berbagai tantangan yang dihadapi dunia pendidikan saat ini. Keberhasilan pengintegrasian budaya sebagai solusi permasalahan pendidikan telah dibuktikan oleh negara maju seperti Jepang yang terkenal dengan kizunanya yaitu mendidik dengan hati, sehingga tercipta hubungan emosional yang kuat antara guru dan siswa (Suratno, 2010). Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan guru biologi SMAN 1 Padang Panjang diperoleh gambaran bahwa prestasi biologi siswa SMAN 1 Padang Panjang pada kelas XI termasuk kategori tinggi. Hal ini dapat dilihat pada tabel 1.1 yaitu tidak ada satupun siswa yang memiliki nilai di bawah nilai KKM yang ditetapkan, serta memiliki rata-rata kelas untuk mata pelajaran biologi antara 83 s.d. 86.
Tabel 1.1 Prestasi Belajar Biologi Semester Ganjil Siswa Kelas XI SMAN 1 Padang Panjang Tahun Pelajaran 2012/2013 Yosi Laila Rahmi, 2013 Analisis Keterkaitan Pendidikan Berkarakter Islami Dengan Budaya Minangkabau Serta Implikasinya Terhadap Prestasi Belajar Biologi Dan Karakter Siswa SMA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
6
Rata-rata
Nilai
Nilai
Kelas
Tertinggi
Terendah
XI IA 1
86.17
92
80
XI IA 2
86.65
91
81
XI IA 3
86
90
80
XI IA 4
83.64
93
80
KKM
Kelas
80
Sumber : Rapor Semester Ganjil Tahun Pelajaran 2012/2013
Prestasi, manajemen sekolah serta karakter siswa di SMAN 1 Padang Panjang yang telah diuraikan di atas, menarik untuk ditelusuri lebih jauh dan mendalam serta perlu dipelajari cara-cara sekolah tersebut memanage pendidikan karakter Islami yang kuat dengan nilai-nilai islami untuk diintegrasikan dalam proses pembelajaran khususnya biologi dan seluruh kegiatan sekolah tanpa mengurangi prestasi belajar siswa sehingga mampu membentuk sebuah pribadi yang mantap dan teguh pendirian dengan keadaan lingkungan yang cenderung hedonis dan materialistis. Berdasarkan latar belakang di atas, maka perlu dilakukan penelitian untuk menganalisis keterkaitan antara pendidikan karakter Islami yang dilaksanakan di SMAN 1 Padang Panjang dengan budaya Minangkabau serta implikasinya terhadap prestasi belajar khususnya mata pelajaran biologi dan karakter siswa. B. Fokus Penelitian Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka fokus dalam penelitian ini adalah “Bagaimanakah gambaran pelaksanaan pendidikan karakter Islami yang dilaksanakan di SMAN 1 Padang Panjang dan keterkaitannya dengan budaya Minangkabau serta implikasinya terhadap prestasi belajar biologi dan karakter siswa?” Yosi Laila Rahmi, 2013 Analisis Keterkaitan Pendidikan Berkarakter Islami Dengan Budaya Minangkabau Serta Implikasinya Terhadap Prestasi Belajar Biologi Dan Karakter Siswa SMA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
7
C. Pertanyaan Penelitian Dari fokus penelitian di atas, dapat dijabarkan menjadi beberapa pertanyaan penelitian. 1. Bagaimanakah
gambaran
pelaksanaan
pendidikan
karakter
Islami
yang
dilaksanakan di SMAN 1 Padang Panjang dan keterkaitannya dengan budaya Minangkabau? 2.
Bagaimanakah bentuk pengintegrasian pendidikan karakter Islami pada mata pelajaran biologi yang diterapkan di SMAN 1 Padang Panjang?
3.
Bagaimanakah gambaran prestasi belajar biologi dan karakter siswa sebagai hasil pendidikan karakter Islami yang diterapkan di SMAN 1 Padang Panjang?
4.
Apa faktor pendukung dan penghambat terhadap pelaksanaan pendidikan karakter Islamidi SMAN 1 Padang Panjang?
D. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah : 1. Menganalisis
gambaran
pelaksanaan
pendidikan
karakter
Islami
yang
dilaksanakan di SMAN 1 Padang Panjang dan keterkaitannya dengan budaya Minangkabau. 2. Menganalisis
dan
mendeskripsikan
bentuk
pelaksanaan
pengintegrasian
pendidikan karakter Islami pada mata pelajaran biologi yang diterapkan di SMAN 1 Padang Panjang. 3. Mendeskripsikan gambaran prestasi belajar biologi dan karakter siswa sebagai hasil pendidikan karakter Islami yang diterapkan di SMAN 1 Padang Panjang. 4. Mendeskripsikan faktor pendukung dan penghambat terhadap pelaksanaan pendidikan karakter Islami di SMAN 1 Padang Panjang. E. Manfaat Penelitian Yosi Laila Rahmi, 2013 Analisis Keterkaitan Pendidikan Berkarakter Islami Dengan Budaya Minangkabau Serta Implikasinya Terhadap Prestasi Belajar Biologi Dan Karakter Siswa SMA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
8
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan praktis sebagai salah satu alternatif dalam upaya perbaikan pendidikan, antara lain: 1. Bagi Siswa Hasil penelitian ini dapat menjadi tolak ukur bagi siswa sejauh mana pengaruh penerapan pendidikan karakter Islami terhadap prestasi belajar biologi siswa dan karakter. 2. Bagi Guru di Sekolah Lain Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan masukan dan pertimbangan mengenai pelaksanaan pendidikan karakter Islami yang selama ini diterapkan di SMAN 1 Padang Panjang. 3. Bagi Dinas Pendidikan Sebagai bahan pertimbangan dalam merumuskan kebijakan untuk meningkatkan mutu pendidikan, berupa pengembangan sistem pendidikan, dengan menerapkan nilai-nilai Islam dan kearifan lokal untuk mewujudkan masyarakat yang cerdas dan kreatif. 4. Bagi Peneliti Lain Hasil penelitian dapat dijadikan masukan dan bahan pertimbangan untuk mengkaji berbagai jenis kearifan lokal di daerah lain yang diterapkan dalam pembelajaran untuk mendukung program pendidikan karakter yang dicanangkan pemerintah serta memberi gambaran implikasinya pada karakter dan prestasi belajar siswa. F. Batasan Masalah Untuk memperjelas ruang lingkup permasalahan dalam penelitian ini, maka dibuat batasan masalah, yaitu: 1. Pendidikan berkarakter Islami dalam penelitian ini adalah upaya sadar dan sungguh-sungguh dari guru dan seluruh warga sekolah untuk mengajarkan nilaiYosi Laila Rahmi, 2013 Analisis Keterkaitan Pendidikan Berkarakter Islami Dengan Budaya Minangkabau Serta Implikasinya Terhadap Prestasi Belajar Biologi Dan Karakter Siswa SMA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
9
nilai karakter kepada siswa berdasarkan nilai-nilai ajaran Islam yang meliputi nilai aqidah, nilai ibadah dan nilai akhlak sehingga terbentuklah peserta didik yang tangguh, kompetitif, berakhlak mulia, bermoral, bertoleran, bergotong royong, berjiwa patriotik, berkembang dinamis, berorientasi ilmu pengetahuan dan teknologi yang semuanya dijiwai oleh iman dan takwa kepada Tuhan yang Maha Esa berdasarkan Pancasila. Adapun fokus nilai-nilai Islam disini adalah : (1) kegiatan berdoa; (2) hafalan Al-Qur’an (tahfiz); (3) kegiatan mentoring (halaqah) untuk membentuk keselarasan antara spiritual dan intelektual siswa (Bilgrami dan Asyiraf: 1989). 2. Budaya Minangkabau daerah Sumatera Barat yang diamati dalam penelitian ini adalah berupa falsafah “adat basandi syara’, syara’ basandi Kitabullah” serta pendidikan berbasis surau yang mengandung nilai-nilai budaya Islam sebagai berikut: kharismatik dan keteladanan guru bagi murid-muridnya, melaksanakan pendidikan terpadu antara rumah, sekolah, dan masjid, menggunakan sistem pengajarannya berupa sistem kelompok belajar (halaqah) dan kegiatan mengkaji Al-Quran. 3. Prestasi belajar biologi berarti capaian hasil akhir setelah proses pembelajaran biologi yang ditunjukkan dengan nilai yang diraih siswa setelah akhir semester. Dalam penelitian ini diidentifikasi prestasi belajar biologi siswa dari kelas X sampai kelas XI semester ganjil (tiga semester). Berdasarkan perkembangan prestasi belajar biologi ini siswa dibagi menjadi tiga kategori yaitu prestasi belajar biologi tinggi, prestasi belajar biologi sedang dan prestasi biologi rendah. 4. Karakter siswa yang diukur pada penelitian ini ada lima belas aspek, yang
diperoleh dari Pusat Kurikulum dan saran dari validator ahli, sedangkan berdasarkan Pusat Kurikulum (2011:8) ada delapan belas karakter. Adapun lima belas karakter yang diukur meliputi: rasa peduli, rasa empati, sikap lapang dada, Yosi Laila Rahmi, 2013 Analisis Keterkaitan Pendidikan Berkarakter Islami Dengan Budaya Minangkabau Serta Implikasinya Terhadap Prestasi Belajar Biologi Dan Karakter Siswa SMA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
10
sikap jujur, sifat pemaaf, sikap berani, sifat optimis, rasa syukur, bertanggung jawab, rasa percaya diri, sikap sabar, religius, membudayakan 5S (salam,sapa, senyum, sopan,santun), mencintai kebersihan dan menjaga panca indera (lisan, mata, hati dan telinga) dari hal-hal yang tidak bermanfaat.
Yosi Laila Rahmi, 2013 Analisis Keterkaitan Pendidikan Berkarakter Islami Dengan Budaya Minangkabau Serta Implikasinya Terhadap Prestasi Belajar Biologi Dan Karakter Siswa SMA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu