1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Berkembangnya sistem sosial masyarakat sekarang ini menuntut tiap individu memiliki kompetensi sesuai dengan perkembangan zaman. Cepatnya perkembangan dalam bidang ekonomi, sosial, politik, budaya, dan teknologi selalu mengiringi kehidupan manusia.
Semua bidang tersebut
saling mempengaruhi dan mendukung satu sama lain. Jika kita perhatikan, ekonomi merupakan hal yang paling menentukan dalam peningkatan bidangbidang yang lain. Bahkan tingkat kemajuan ekonomi dijadikan sebagai tolak ukur maju atau tidaknya suatu negara. Kemajuan ekonomi suatu negara tentunya dipengaruhi oleh kegiatan ekonomi masyarakatnya yang didukung pula oleh kebijakan
ekonomi
pemerintah. Akan tetapi, di Indonesia belum ada sebuah kebijakan ekonomi yang pro-rakyat. Sesungguhnya hal itu yang dinantikan oleh setiap individu bangsa. Kegiatan ekonomi dalam masyarakat akan berjalan baik bila setiap individu yang ada di dalamnya menguasai kemampuan kewirausahaan. Kemampuan ini dapat secara alami dimiliki seseorang sebagai bakat, tap dapat pula ditumbuhkan melalui pendidikan kewirausahaan. Pendidikan kewirausahaan harus dikembangkan sejak dini, agar mental berwirausaha terbentuk dengan optimal.
Sesuai dengan tingkat
perkembangan usia, maka kemampuan ini paling tepat dikembangkan pada anak tataran usia SD. Karena dalam usia ini anak dapat dengan mudah dilatih untuk membiasakan suatu sikap dan mengembangkan diri. Pada umumnya, anak SD hanya berlaku sebagai konsumen. Mereka tidak pernah absen dari jajan. Baik itu berupa makanan atau barang-barang. Padahal seharusnya, anak harus mulai dididik sebagai produsen atau distributor agar nantinya saat terjun ke masyarakat mampu bersaing dalam bidang ekonomi.
Jiwa wirausaha yang nantinya dikembangkan di SD
menuntut kreativitas dan inovasi oleh setiap individunya. Salah satu yang
2
ditawarkan adalah market corner, sebagai upaya peningkatan jiwa wirausaha agar siswa kreatif dan aktif untuk menghasilkan suatu produk baru. Pengembangan kemampuan wirausaha ini dapat berjalan dengan baik apabila mendapat dukungan dari banyak pihak. Orang tua siswa yang seharusnya ikut bertanggung jawab terhadap pelaksanaan program ini harus benar-benar terlibat secara aktif. Tidak hanya itu, pihak sekolah sebagai penyelenggarapun harus mampu mengakomodasi berbagai masukan yang membangun. Dan yang tidak kalah penting, peran guru atau wali kelas juga sangat dibutuhkan terutama dalam memotivasi selalu siswa-siswinya untuk mau bekerjasama dengan baik menjalankan market corner sesuai ketentuan yang berlaku. B. Identifikasi Masalah Berdasarkan penjabaran latar belakang tersebut, penulis bermaksud mengidentifikasikan beberapa permasalahan yang muncul, yakni: 1. Kurangnya perhatian dari pihak pemerintah dalam memberikan pelayanan pembekalan skill wirausaha kepada masyarakat. 2. Kurangnya kesadaran masyarakat baik orang tua siswa maupun pendidik tentang pentingnya skill kewirausahaan. 3. Pedidikan SD tidak memberikan porsi yang cukup untuk membekali siswa mempunyai kemampuan berwirausaha. 4. Kebanyakan siswa SD masih suka jajan (konsumtif) dan hal itu menjadi bagian kehidupannya. 5. Perlunya pembiasaan bagi anak untuk mengelola uang yang dimiliki. 6. Perlunya pelatihan kreativitas anak untuk membuat suatu barang yang menarik dan memiliki nilai jual. 7. Dibutuhkannya suatu media bagi anak untuk mengaktualisasikan dirinya agar terbentuk sikap percaya diri.
3
C. Rumusan Masalah Karena keterbatasan wawasan penulis dalam mengusung gagasan nantinya, maka kami bermaksud membatasi permasalahan yang kami rangkai dalam rumusan masalah berikut: 1. Bagaimana cara membekali keterampilan berwirausaha pada siswa SD dengan cara menyenangkan? 2. Bagaimana bentuk wadah yang menarik bagi siswa SD untuk menyalurkan kemampuan wirausahanya? 3. Kegiatan apa yang bisa membekali siswa SD agar mampu mengelola uang yang dimilikinya dengan baik? D. Tujuan Berdasarkan penjelasan mengenai permasalahan yang akan kami angkat, kami berusaha mencapai tujuan yang kami rumuskan, yaitu sebagai berikut: 1. Siswa SD mempunyai keterampilan berwirausaha yang menyenangkan sesuai dengan karakteristik usianya. 2. Siswa SD memiliki wadah yang menarik untuk menyalurkan kemampuan wirausahanya. 3. Siswa SD mampu mengelola uang yang dimilikinya dengan baik. E. Manfaat 1. Teoritis Menerapkan teori tentang wirausaha untuk siswa SD sehingga dapat bermanfaat bagi kehidupan selanjutnya. 2.
Praktis a. Bagi Sekolah 1) Memiliki
suatu
kegiatan
yang
mendukung
kewirausahaan. 2) Memiliki nilai lebih dibanding sekolah lain.
praktik
skill
4
b. Bagi Guru 1) Menyalurkan keahlian wirausaha yang dimilikinya kepada siswa. 2) Sebagai sarana untuk membelajarkan siswa tentang kejujuran, kreativitas, dan rasa percaya diri. c. Bagi Siswa 1) Menumbuhkan bakat dan minat berwirausaha. 2) Mengembangkan kreativitas, kejujuran, dan rasa percaya diri. 3) Sebagai sarana untuk menyegarkan diri setelah pembelajaran di kelas. d. Bagi Penulis 1) Sebagai wadah untuk menyalurkan ide kreatif kepada sekolah dan masyarakat. 2) Pelatihan untuk membuat suatu karya tulis yang kreatif dan bermanfaat.
5
BAB II TELAAH PUSTAKA
A. Skill Kewirausahaan Wirausaha adalah mereka yang bisa menciptakan kerja bagi orang lain dengan berswadaya. Dari segi karakteristik perilaku, Wirausaha (entepreneur) adalah
mereka
yang
mendirikan,
mengelola,
mengembangkan,
dan
melembagakan perusahaan miliknya sendiri. Pendidikan yang berwawasan kewirausahaan, adalah pendidikan yang menerapkan prinsip-prinsip dan metodologi ke arah pembentukan kecakapan hidup (life skill) pada peserta didiknya melalui kurikulum yang terintegrasi yang dikembangkan di sekolah ( Joko Sutrisno,2003). Sejalan dengan pendapat di atas, Salim Siagian (1999) mendefinisikan: “Kewirausahaan adalah semangat, perilaku, dan kemampuan untuk memberikan tanggapan yang positif terhadap peluang memperoleh keuntungan untuk diri sendiri dan atau pelayanan yang lebih baik pada pelanggan/masyarakat; dengan selalu berusaha mencari dan melayani langganan lebih banyak dan lebih baik, serta menciptakan dan menyediakan produk yang lebih bermanfaat dan menerapkan cara kerja yang lebih efisien, melalui keberanian mengambil resiko, kreativitas dan inovasi serta kemampuan manajemen.” Pengertian life skill adalah kecakapan yang dimiliki seseorang untuk mau dan berani menghadapi problema hidup dan kehidupan secara wajar tanpa merasa tertekan, kemudian secara proaktif dan kreatif mencari serta menemukan solusi sehingga akhirnya mampu mengatasinya ( Joko Sutrisno:2003). Program pendidikan berwawasan kewirausahaan adalah program pendidikan yang berorientasi pada kecakapan hidup. Jiwa kewirausahaan atau entrepreneurship dapat dibina atau ditanamkan sejak kecil. Kewirausahaan lebih kepada menggerakkan perubahan mental. Tidak perlu dipertentangkan apakah kemampuan wirausaha itu berkat bakat (terlahir) atau hasil pendidikan (terdidik).
6
B. Market ( Pasar ) Dalam pengertian yang sederhana atau sempit pasar ( maket ) adalah tempat terjadinya transaksi jual beli (penjualan dan pembelian) yang dilakukan oleh penjual dan pembeli yang terjadi pada waktu dan tempat tertentu. Definisi pasar (market) secara luas menurut W.J. Stanton adalah orang-orang yang mempunyai keinginan untuk memenuhi kebutuhan, uang untuk belanja serta kemauan untuk membelanjakannya. Pada umumnya suatu transaksi jual beli melibatkan produk/barang atau jasa dengan uang sebagai alat transaksi pembayaran yang sah dan disetujui oleh kedua belah pihak yang bertransaksi.
C. Market Day di Sekolah Dasar Islam Terpadu Alam ( SD IT Alam ) SDIT Alam lahir sebagai antitesa dan keprihatinan terhadap dunia pendidikan yang dinilai : a. Belum mampu mengembangkan potensi/fitrah anak didik secara optimal. b. Belum mampu menyelenggarakan kegiatan belajar mengajar yang menyenangkan. c. Belum mampu menghasilkan lulusan yang memiliki integritas moral. Disorientasi pendidikan dari melahirkan pemimpin ke pekerja, dari membentuk manusia ke mesin industri
Pola kehidupan hedonis
mengakibatkan pengalihan tanggung jawab dari orang tua ke sekolah. Prinsip Pendidikan : a. Pendidikan diarahkan demi peran anak di masa depan b. Pendidikan adalah mengembangkan anak didik bukan membentuk sesuai keinginan sekolah c. Pendidikan bersifat membantu, yang penting apa yang bias dipelajari anak, bukan apa yang bisa diajarkan anak.
7
Banyak program yang telah dilaksanakan di SD IT Alam berbeda dengan SD umum (SD/MI). tak dapat dihiraukan, program-program tersebut berguna bagi kehidupan siswa di masa depan, salah satunya program Market Day. Menurut
hasil
wawancara
dan
mengkaji
berbagai
referensi,
pelaksanaan market day di SD Nurul Islam dapat mengembangkan kemampuan berwirausaha siswa. Siswa dituntut aktif dan inovatif menjalankan tugas yang dijadwalkan oleh pennaggung jawab market day. Pelaksanaan yang rutin dijalankan satu kali setiap pekan, yaitu hari Jumat, sekitar pukul 13.30 setelah siswa menyelesaikan pembelajaran. Semua
siswa
antusias
menyambut
pelaksanaan
market
day,
dikarenakan siswa merasa ada hal yang lain dari hari-hari biasa dalam pembelajaran. Hal inilah yang seharusnya diangkat dan selalu dihadirkan dalam lingkungan sekolah. Siswa yang bertugas dengan penuh tanggung jawab mempersiapkan barang-barang yang akan dijajakan. Siswa lain yang tidak bertugas menjadi pembeli. Akan tetapi ada ketentuan-ketentuan yang harus dijalankan oleh siswa.
D. Karakteristik Siswa SD Jean Piaget mengatakan bahwa anak pada usia 7-11 tahun secara naluri alami, mereka masih berpikir konkret, mempunyai rasa ingin tahu yang tinggi, serta selalu berkeinginan untuk berkumpul dan berkelompok dengan situasi yang lebih demokratis. Karakter anak usia sekolah dasar ini perlu untuk dimanfaatkan dan difasilitasi agar proses belajar mereka lebih bermakna. Mareka akan lebih antusias jika diberi kesempatan dan difasilitasi untuk belajar di lingkungan nyata, yang tidak kalah baik dan lengkapnya dari fasilitas perpustakaan (buku-buku), olahraga, laboratorium, serta fasilitasfasilitas lainnya.
8
Masa usia SD merupakan masa kanak-kanak akhir yang ditandai dengan mulainya masuk SD. Masa ini dikenal dengan ”masa sekolah”. Masa usia sekolah sering pula disebut sebagai masa intelektual atau masa keserasian sekolah. Menurut Noehi Nasution (1996 : 44 ) masa keserasian sekolah dasar dibedakan menjadi 2 fase, yaitu : 1. Masa kelas rendah (6-8 tahun) Ciri-ciri siswa kelas rendah : Belum mandiri Belum ada rasa tanggung jawab pribadi Penlaian terhadap dunia luar masih egosentris Belum menunjukkan sikap kritis, masih berpikir fiktif 2. Masa kelas tinggi (9-12 tahun) Ciri-ciri siswa kelas tinggi : Adanya minat terhadap kehidupan praktis sehari-hari yang konkret, hal ini menimbulkan adanya kecenderungab untuk membandingkan pekerjaan-pekerjaan praktis Amat realistik, ingin tahu, dan ingin belajar Menjelang akhir masa ini telah ada minat terhadap hal-hal atau mata pelajaran khusus Sampai kira-kira usia 11,0 anak membutuhkan guru atau orang dewasa lainnya untuk menyekesaikan tugasnya dan memenuhi keinginannya. Setelah usia 12 tahun, biasanya anak-anak menghadapi tugas-tugasnya dengan bebas dan berusaha menyelesaikannya sendiri Anak memandanng nilai (angka rapor) sebagai ukuran yang tepat (sebaik-baiknya) mengenai prestasi sekolah Anak gemar membentuk kelompok sebaya, biasanya untuk dapat bermain bersama.
9
BAB III METODE PENULISAN
A. Telaah Pustaka Data diperoleh dari menelaah teori-teori mengenai kewirausahaan, karakteristik siswa SD, Market Day. Telaah kami lakukan pada buku-buku dan artikel-artikel yang berhungan dengan permasalahan yang kami ambil. Buku-buku kami dapatkan dari perpustakaan dan dari buku yang kami miliki. Artikel kami peroleh dari beberapa web-site di internet. B. Wawancara Kami memperoleh data dari tanya jawab langsung dengan beberapa narasumber yaitu guru-guru di SD yang sudah melaksanakan market day (SD IT Alam Nurul Islam) dan beberapa siswa yang ada disana. Kami melaksanakan wawancara ini pada hari Jum’at tanggal 27 Februari 2009
10
BAB IV ANALISIS DAN SINTESIS
A. Latar Belakang Diadakannya Market Day Anak pada usia SD umumnya menyukai kegiatan yang menyenangkan karena dalam masa ini anak masih suka aktif bergerak kesana kemari, suka bermain, mempunyai daya khayal yang tinggi, dan belajar sesuatu umumnya dari hal-hal yang konkret. Pada masa ini juga merupakan waktu penanaman dan pembentukan watak, serta internalisasi ilmu pengetahuan yang paling baik karena memori otak pada usia anak belum begitu banyak, sehingga informasi yang paling baik karena memori otak pada usia anak belum begitu banyak, sehingga informasi yang masuk dapat terserap dengan mudah. Karakteristik anak yang seperti ini, dapat dimanfaatkan untuk menciptakan suatu kegiatan yang membekali anak berkemampuan yang berguna bagi masa depannya dengan tetap memperhatikan karakteristik di atas. Salah satu kemampuan yang bermanfaat ini yaitu berwirausaha. Kemampuan ini sangat baik ditanamkan mulai dari usia SD agar anak menjadi kreatif, inovatif, percaya diri, pandai memanajemen uang yang dimiliki, dengan tetap menjunjung tinggi nilai kejujuran dan nilai budi pekerti yang baik lainnya. Kegiatan yang dapat mengakomodasi siswa untuk mendapatkan kemampuan berwirausaha adalah market day.
Dalam kegiatan ini anak
didorong untuk membuat dan menjual suatu produk kepada pembeli dalam hal ini siswa lain, guru, serta orang tua siswa. Saat ini, program ini hanya dilakukan di SD Alam. B. Pelaksanaan Market Day di SD IT Alam Nurul Islam Menurut
hasil
wawancara
dan
mengkaji
berbagai
referensi,
pelaksanaan market day di SD Nurul Islam benar-benar berusaha mengembangkan kemampuan berwirausaha siswa. Siswa dituntut aktif dan
11
inovatif menjalankan tugas yang dijadwalkan oleh pennaggung jawab market day. Pelaksanaan yang rutin dijalankan satu kali setiap pecan , yaitu hari jum’at, sekitar pukul 13.30 setelah siswa menyelesaikan pembelajaran. Semua
siswa
antusias
menyambut
pelaksanaan
market
day,
dikarenakan siswa merasa ada hal yang lain dari hari-hari biasa dalam pembelajaran. Hal inilah yang seharusnya diangkat dan selalu dihadirkan dalam lingkungan sekolah. Siswa yang bertugas dengan penuh tanggung jawab mempersiapkan barang-barang yang akan dijajakan. Siswa lain yang tidak bertugas menjadi pembeli. Akan tetapi ada ketentuan-ketentuan yang harus dijalankan oleh siswa. Teknis Pelaksanaan Penjual
Dijadwal oleh penanggung jawab pelaksanaan market day. Setiap kali market day setiap kelas mendapat jatah 5-6 anak yang harus mempersiapkan barang-barang yang akan dijual.
Menempati stand-stand yang disediakan oleh guru, atau di Aula sekolah.
Penjual menghitung hasil penjualan.
Uang yang diterima dari pelaksanaan jual-beli yang berupa uang tiruan, ditukarkan kepada pihak penanggung jawab market day menjadi uang dalam rupiah, sesuai dengan hasil penjualannya.
Pembeli
Semua siswa yang tidak bertugas menjadi penjual, secara otomatis menjadi pembeli. Mereka harus menukarkan atau membeli uang tiruan yang dikeluarkan oleh sekolah yang hanya berlaku local dikalangan sekolah. Nominal yang diterbitkan sebesar 200, 500, 1000. Batasan maksimal yang diperbolehkan untuk ditukar sebesar 1000 rupiah.
Siswa diperbolehkan melakukan jual-beli, tawar-menawar dan hanya dibolehkan menggunakan uang yang berlaku di SDIT Alam , yaitu uang tiruan.
12
C. Konsep Market Corner di SD/MI Berdasarkan berkeinginan
analisis
diatas,
mengembangkan
penulis
program
memiliki
tersebut
di
gagasan sekolah
yang umum.
Kebanyakan pelaksanaan market day dilaksanakan oleh beberapa instansi sekolah swata, yaitu
Sekolah Dasar Islam Terpadu, karena mereka
mengemban prinsip keterpaduan, maka program yang dilaksanakan di sekolah itupun terpadu. Cara berpikir ini dapat diterapkan dalam sekolah umum atau sekolah negeri. Konsep yang akan dikembangkan di sekolah umum berdasar beberapa referensi dari sekolah-sekolah tidak jauh berbeda dengan apa yang sudah ada sebelumnya. Di sini nama market day akan disosialisasikan dengan nama lain, yaitu market corner, karena ada beberapa hal dari market day yang perlu disesuaikan dengan karakteristik SD Umum. Konsep tersebut akan kami jabarkan dalam pelaksanaan teknis berikut ini: Nama Program
Market Corner
Big Market Corner (besar-besaran)
Waktu Pelaksanaan Market Corner rutin diadakan setiap satu pekan, yaitu hari sabtu setelah kegiatan pembelajaran. Big Market Corner (besar-besaran) setiap tiga bulan sekali pertimbangannya, bukan hanya siswa yang berpartisipasi namun masyarakat dan orang tua pun mengikutinya. Pelaksana
Guru/wali kelas bertugas sebagai manager yang menjadwal anak yang akan bertugas untuk memproduksi barang kemudian menjualnya. Setiap minggu guru memilih 6 orang anak sebagai satu kelompok yang akan bertugas sebagai penjual.
Selain itu manager juga berkewajiban
mengarahkan dan memberi masukan siswa tentang barang- barang yang akan dijual.
13
Siswa setiap minggu secara bergiliran sesuai dengan kelompok yang sudah dibagi oleh guru bertugas memproduksi dan menjual barang (pada masingmasing kelas). Siswa yang tidak mendapat tugas untuk menjual barang, berperan sebagai konsumen yang bebas membeli barang yang dijual di Market Corner.
Penanggung jawab ( PJ ) Market Corner bertugas mengevaluasi pelaksanaan Market Corner yang telah dilaksanakan. Masukan diperoleh dari guru/ wali kelas yang bertugas sebagai manager. Evaluasi dilakukan pada akhir pelaksanaan kegiatan Market Corner.
Orang tua murid dan masyarakat sebagai pembeli pada Big Market Corner
Teknis Pelaksanaan
School Market Kelompok dari kelas 1 sampai kelas 6 yang ditunjuk sebagai penjual, dengan bimbingan manajer menyiapkan barang yang akan dijual. Barang yang dijual adalah -
kelas rendah (1,2,3)
adalah barang jadi
sebagai distributor dan penjual.
sehingga anak berperan
Dengan harga jual per barang
maksimal Rp. 1.000,00 -
Untuk kelas tinggi (4,5,dan 6) adalah barang buatan sendiri sehingga anak berperan sebagai produsen dan distributor dan penjual. Dengan Harga jual per barang Rp. 1.000,00 Kegiatan ini berlangsung setiap seminggu sekali.
Setiap kelas
wajib bergiliran mewakilkan kelompok yang bertugas untuk berjualan.
Big Market Corner Barang yang dijual dan harga tiap barang sama halnya dengan Market Corner. Hanya dalam pelaksanaannya, semua kelompok dalam setiap kelas berperan sebagai penjual dan setiap kelompok wajib mendesain tempat yang disediakan untuk berjualan. Pembelinya ialah masyarakat sekitar dan orang tua siswa.
14
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan Kegiatan wirausaha dapat dilakukan sejak dini melalui program-program yang diterapkan di sekolah dasar karena wirausaha bukan hanya mengutamakan penghasilan berupa materi, tetapi lebih mementingkan etos kerja. Etos kerja ini dapat dengan mudah ditanamkan jika mulai diperkenalkan kepada seseorang mulai dari sekolah dasar. Salah satu program yang dapat mengembangkan skill kepada anak SD yaitu market day. Program ini sekarang diterapkan hampir di seluruh Sekolah Dasar Islam Terpadu (SD IT) Alam. Market day mampu membentuk seseorang menjadi pribadi yang mempunyai kualitas skill kewirausahaan yang tinggi karena bukan hanya belajar teori tentang wirausaha, tetapi praktek secara langsung, sehingga anak dapat belajar dari hal yang kongkret tentang kewirausahaan. Program market day yang biasanya hanya diterapkan di SD IT Alam, kami coba terapkan ke SD-SD umum (SD/MI) dengan nama Market Corner karena ada beberapa perubahan yang perlu dilakukan agar sesuai dengan karakteristik SD Umum. Guru/wali kelas bertugas sebagai manager. Siswa setiap minggu secara bergiliran sesuai dengan kelompok yang sudah dibagi oleh guru bertugas memproduksi dan menjual barang (pada masing-masing kelas). Setiap 3 bulan sekali, beberapa siswa ditugasi sebagai Tim Kreatif. Orang tua murid dan masyarakat berperan sebagai pembeli pada Big Market Corner. Selain manager, produsen, distributor, dan konsumen juga terdapat Penanggung jawab ( PJ ) Market Corner.
B. Saran Karena pentingnya program Market Corner di tetapkan di SD-SD umum, kami menyarankan agar program ini dimasukan kedalam kurikulum yang wajib ada di Sekolah Dasar. Program ini dapat diintegrasikan dengan mata pelajaran IPS
15
agar
siswa
mengetahui
dan
memahami
cara-cara
berwirausaha
yang
menyenangkan sejak dini. Saran ini kami sampaikan karena kegiatan School Corneray saat ini sangat penting karena dapat digunakan untuk mencegah dan menanggulangi banyaknya pengangguran yang ada di Indonesia. Banyaknya pengangguran yang ada di negara kita tercinta ini, sebagian besar disebabkan sumber daya manusia kurang kreatif, produktif, dan kurang dapat melihat lahan usaha yang dapat diciptakan.
16
DAFTAR PUSTAKA
Godam64. 2006. Pengertian / Definisi Pasar dan Faktor Produksi - Ilmu Ekonomi Manajemen. http://organisasi.org/file:///G:/sarip/Pengertian%20%20Definisi%20Pasar%20dan%20Faktor%20Produksi%20-%20Ilmu%20 Ekonomi%20Manajemen%20%20Organisasi_Org.htm (2 Maret 2009 ) Hudoyo, Herman. 1985. Teori Belajar dalam Pembelajaran. Jakarat : Depdikbud Dirjen Dikti
Kartadinata, Sunaryo. 1998. Bimbingan di Sekolah Dasar. Jakarta : Depdikbud
Nasution, Noehi. 1996. Psikologi Pendidikan. Jakarta : Depdikbud Tim Penyusun. 1997. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka ________. 2008. Kewirausahaan Dibina sejak Dini. www.kompas.com (1 Maret 2009)
________. 2002. SDIT Alam Nurul Islam. http://sekolahalamjogja wordpress.com/ about/ (2 Maret 2009)
________. 2004. Sekolah Dasar. http://id.wikipedia.org/wiki/Sekolah_Dasar (2 Maret 2009)
17
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama
: Roko Adi Nugroho
Tempat/tanggal lahir
: Purbalingga, 10 Februari 1985
Karya ilmiah yang pernah dibuat
:-
Penghargaan ilmiah yang pernah diraih : -
Nama
: Endah Martiningrum
Tempat/tanggal lahir
: Sleman, 20 Maret 1988
Karya ilmiah yang pernah dibuat
:-
Penghargaan ilmiah yang pernah diraih : -
Nama
: Syarif Hidayat
Tempat/tanggal lahir
: Purbalingga, 22 November 1988
Karya ilmiah yang pernah dibuat
:-
Penghargaan ilmiah yang pernah diraih : -
Nama
: Nur Aningsih
Tempat/tanggal lahir
: Purbalingga, 31 Juli 1988
Karya ilmiah yang pernah dibuat
:-
Penghargaan ilmiah yang pernah diraih : -
Nama
: Isna Nurfiyanti
Tempat/tanggal lahir
: Bantul , 20 Februari 1989
Karya ilmiah yang pernah dibuat
:-
Penghargaan ilmiah yang pernah diraih : -