BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Fase pre menopause adalah fase antara usia 40 tahun dan dimulainya fase klimakterik. Fase ini ditandai dengan perubahan fisik berupa siklus haid yang tidak teratur, perdarahan haid yang memanjang dan jumlah haid yang relatif banyak, kadangkadang disertai dengan nyeri haid (dismenorea). Selama klimakterium, kadar estradiol menurun dan ovarium mengecil dan akhirnya folikel juga menghilang (Price, 2012). Ovarium menghentikan pembentukan esterogen dan progesteron, meskipun masih tetap ada dalam aliran darah dengan kadar yang rendah akibat kelanjutan dari aktivitas kelenjar adrenal (Potter & Perry, 2005).
Perubahan psikis yang terjadi pada masa pre menopause dapat menimbulkan sikap yang berbeda-beda, diantaranya yaitu adanya suatu krisis seperti depresi, mudah tersinggung, mudah marah, mudah curiga, diliputi kecemasan, insomnia atau tidak bisa tidur, karena bingung dan gelisah (Kuntono, 1992 dalam Proverawati, 2010). Pada umumnya, seorang wanita akan mengalami ketidakstabilan emosi ini tidak berkepanjangan seiring dengan kekhawatiran yang mungkin akan terjadi pada tubuhnya dengan berakhirnya masa haidnya. Kestabilan emosi akan diperolehnya kembali setelah mereka mendapatkan informasi yang baik tentang masa menopause (Kasdu, 2002).
Ibu yang memasuki masa menopause cemas dengan berakhirnya era reproduksi yang berarti berhentinya nafsu seksual dan fisik. Apalagi menyadari dirinya akan menjadi tua, yang berarti kecantikannya akan memudar. Seiring dengan hal itu, validitas dan fungsi organ tubuhnya akan menurun. Hal ini akan menghilangkan kebanggaannya sebagai wanita. Keadaan ini dikhawatirkannya akan mempengaruhi hubungannya dengan suami maupun lingkungan sosialnya (Rostiana & Kurniati, 2009).
1
2
Suami merupakan faktor eksternal paling baik dalam membantu istri untuk melalui masa menopause tanpa kecemasan berlebih. Suami yang tidak menuntut istri untuk tampil dengan kesempurnaan fisik dan dapat meyakinkan baik dalam perkataan maupun tindakan, akan sangat membantu untuk meyakini bahwa tidak ada yang perlu dicemaskan ketika datang masa menopause (Lianawati, 2008).
Penelitian Sulastri dan Badriyah (2007) yang berjudul “Kajian pengetahuan dan sikap wanita usia 45-50 tahun dalam kesiapan menghadapi perubahan pada masa menopause studi di RW 05 Kelurahan Pejagan Kabupaten Bangkalan” menunjukkan bahwa wanita usia 45-50 tahun di RW 05 Kelurahan Pejagan Kabupaten Bangkalan sebagian kecil memiliki pengetahuan cukup serta rata-rata belum siap menerima perubahan pada masa menopause.
Hasil penelitian Indrawati (2008) yang berjudul “Kecemasan wanita menghadapi pre menopause ditinjau dari dukungan sosial suami dan kepercayaan diri” diperoleh hasil nilai p sebesar 0.018 (p < 0.05) sehingga didapatkan hasil hubungan antara dukungan sosial dengan kecemasan wanita menopause menghadapi pre menopause. Dari hasil penelitian ini diketahui bahwa ternyata semakin tinggi dukungan sosial suami akan semakin rendah kecemasan wanita dalam menghadapi pre menopause.
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Robertson (1985, dalam Aditha, 2009) di menopause clinic Australia, dari 300 pasien usia menopause terdapat 32,3% pasien mengalami depresi dan kecemasan. Prevalensi semburan panas pada wanita menopause bervariasi pada beberapa negara dan kebudayaan yang berbeda. Semburan panas (hot flashes) dan keringat malam dialami 85% wanita menopause di Amerika dan Eropa. Prevalensi tertinggi pada 6-12 bulan setelah menstruasi berakhir. Pada 50% di antaranya berlangsung lebih dari 5 tahun dan 10% berlangsung lebih dari 10 tahun.
3
Berdasarkan data statistik dari Departemen Kesehatan (2009, dalam Nurdono, 2013) penduduk Indonesia telah berjumlah 201,4 juta dan 100,9 juta diantaranya adalah wanita, termasuk 14,3 juta orang wanita berusia 50 tahun ke atas. Pada tahun 2000 jumlah penduduk wanita berusia 50 tahun keatas telah mencapai 15,5 juta orang dan diperkirakan pada tahun 2020 jumlah perempuan hidup dalam usia menopouse tersebut terus bertambah jumlahnya menjadi 30,3 juta jiwa. Tentunya hal ini perlu mendapatkan perhatian bagaimana kesehatannya karena pada masa ini akan terjadi perubahan fisik dan psikologis yang dapat menimbulkan berbagai macam keluhan pada kesehatan.
Dari data awal yang diperoleh dari Puskesmas Sukadame Kecamatan Silangkitang Kabupaten Labuhanbatu Selatan tahun 2014 didapatkan jumlah ibu pre menopause sebanyak 175 orang. Dan dari hasil kuisioner awal yang peneliti berikan kepada responden didapatkan data dari 10 ibu pre menopause, 6 orang diantaranya mengalami kecemasan sedang dan 4 orang lainnya mengalami kecemasan ringan. Dan dari 10 orang ibu tersebut, 3 orang diantaranya berpengetahuan kurang dan 7 orang diantaranya berpengetahuan cukup. Sedangkan untuk dukungan suami, 5 orang diantaranya tidak ada dukungan dari suaminya dan 5 orang lainnya memiliki dukungan dari suaminya.
Berdasarkan fenomena tersebut maka peneliti ingin mengetahui apakah ada hubungan pengetahuan dan dukungan suami dengan kecemasan dalam menghadapi perubahan fisik pada ibu pre menopause di Desa Sukadame Kecamatan Silangkitang Kabupaten Labuhanbatu Selatan Tahun 2014.
B. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas, maka peneliti merumuskan permasalahan penelitian yaitu apakah ada hubungan pengetahuan dan dukungan suami dengan kecemasan menghadapi perubahan fisik pada ibu pre menopause di Desa Sukadame Kecamatan Silangkitang Kabupaten Labuhanbatu Selatan Tahun 2014 ?
4
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum Tujuan umum penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan pengetahuan dan dukungan suami dengan kecemasan menghadapi perubahan fisik pada ibu pre menopause di Desa Sukadame Kecamatan Silangkitang Kabupaten Labuhanbatu Selatan Tahun 2014. 2. Tujuan Khusus a. Untuk mengetahui pengetahuan ibu pre menopause tentang perubahan fisik pada ibu pre menopause di Desa Sukadame Kecamatan Silangkitang Kabupaten Labuhanbatu Selatan Tahun 2014. b. Untuk mengetahui dukungan suami dalam menghadapi perubahan fisik pada ibu pre menopause di Desa Sukadame Kecamatan Silangkitang Kabupaten Labuhanbatu Selatan Tahun 2014. c. Untuk mengetahui kecemasan menghadapi perubahan fisik pada ibu pre menopause
di
Desa
Sukadame
Kecamatan
Silangkitang
Kabupaten
Labuhanbatu Selatan Tahun 2014. D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Bidang Kesehatan Untuk memberikan rekomendasi kepada pihak manajemen rumah sakit dan manajemen puskesmas khususnya dalam memberikan informasi tentang perubahan fisik yang akan terjadi pada ibu pre menopause.
2. Bagi Ibu Pre Menopause Memberikan informasi kepada para ibu pre menopause tentang pentingnya pengetahuan dan dukungan suami dalam menghadapi pre menopause agar tidak ada lagi kecemasan.
5
3. Bagi Peneliti Selanjutnya Sebagai bahan masukan untuk peneliti yang akan melakukan penelitian selanjutnya tentang kecemasan menghadapi pre menopause.