BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2007 tentang Standar Pengawas Sekolah/Madrasah menyebutkan bahwa kompetensi pengawas sekolah/madrasah terdiri dari dimensi kompetensi kepribadian, dimensi kompetensi supervis manajerial, dimensi kompetensi supervise akademik, dimensi kompetensi evaluasi pendidikan, dimensi kompetensi penelitian dan pengembangan, dimensi kompetisi sosial. Keenam dimensi kompetensi tersebut harus dimiliki setiap pengawas sekolah yang profesional. Dari keenam dimensi kompetensi tersebut, yang berkaitan langsung dengan pemberdayaan guru dan kepala sekolah dalam membangun budaya komunikasi dengan stake holder sekolah, khususnya yang berkaitan dengan standar penilaian adalah dimensi kompetisi penelitian dan pengembangan. Dimensi kompetensi penelitian dan pengembangan yang dimaksudkan adalah kompetensi melaksanakan penelitian pendidikan untuk pemecahan masalah pendidikan, dan perumusan kebijakan pendidikan yang bermanfaat bagi tugas pokok tanggung jawabnya. ( Badan Standar Nasional Pendidikan 2007:22 ). Berlakunya Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 12 Tahun 2009 tentang Instrumen Akreditasi Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah (SMP/MTs) pada standar penilaian butir 149 menyebutkan : guru menginformasikan rancangan penilaian dan kriteria penilaian yang ada dalam silabus mata pelajaran kepada siswa pada awal semester ( Badan Akreditasi Nasional Sekolah/Madrasah 2014:54 ) dan pada lampiran lampiran II tentang Petunjuk teknis Pengisiaan Instrumen Akreditasi Sekolah Menengah Pertama /Madrasah Tsanawiyah (SMP/MTs) pada standar penilaian butir 149 menyatakan bahwa : jawaban dibuktikan dengan dimilikinya bukti penyampaian informasi tentang rencana evaluasi dalam satu tahun pelajaran atau satu semester dalam bentuk agenda kelas. ( Badan Akreditasi Nasional Sekolah/Madrasah 2014: 38 ). Hal tersebut menjadi sangat penting untuk diimplementasikan sebagai upaya peningkatan mutu pendidik
yaitu
guru
sekolah/madrasah,
melalui
perubahan
paradigma
pengembangan budaya komunikasi tripartied siswa, guru dan orangtua
model melalui
penyampaian rancangan penilaian yang komunikatif.
1
Penyampaian rancangan penilaian yang merupakan keharusan bagi setiap guru untuk menyampaikan pada setiap awal semester sebagai konsekuensi implementasi standar penilaian sekaligus sebagai tolok ukur profesionalisme guru dalam melaksanakan pembelajaran, jika konsisten dapat dilaksanakan maka akan terbangun komunikasi tripartied anatara siswa, guru dan orangtua. Komunikasi tersebut jika dilakukan secara intensif seara terus menerus maka akan terbentuk budaya sekolah yang komunikatif dan pada tataran berkutnya akan terbangun budaya prestasi di sekolah. Kenyataan yang ada diberbagai sekolah budaya komunikasi masih sangat langka, Hal ini terbukti diberbagai sekolah di kabupaten wilayah karesidenan Banyumas dimana penulis sejak tahun 2009 melaksanakan tugas sebagai asesor BAP S/M Provinsi Jawa Tengah pada setiap sekolah/madrasah yang dilaksanakan visitasi belum ada guru di sekolah yang secara nyata menyampaikan rancangan penilaian sesuai tututan standar penilaian pada instrumen akreditasi maupun petunjuk teksnis pengisian instrumen akreditasi SMP/MTs. Hasil studi dokumen, wawancara kepada guru di berbagai sekolah belum memilik dan tidak ada dokumen penyampaian rancangan penilaian oleh guru yang sesuai petunjuk teknis pengisisan instrumen akreditasi SMP/MTs, sehingga pada rekomendasi hasil visitasi akreditasi di
sekolah khususnya pada standar penilaian, penulis selalu memberi
rekomendasi agar setiap awal semester guru menyampaikan rancangan penilaian. Belum adanya dokumen rancangan penilaian yang disampaikan oleh guru pada setiap awal semester tersebut, berdasarkan wawancara baik kepada guru maupun kepala sekolah ternyata disebabkan belum dipahaminya rancangan penilaian. Jika hal ini tidak segera dipecahkan, maka akan terjadi mal praktek guru, karena tidak pernah ada penyampaian rancangan penilaian dan silabus maupun KKM pada siswa. Kondisi ini akan sangat merugikan siswa, orangtua maupun stakeholder pendidikan yang lain. Bertolak dari persoalan tersebut maka, sangat diperlukan solusi untuk mengatasi mal praktek guru khususnya pada standar penilaian, yakni dengan model pengembangan budaya komunikasi tripartied antara siswa, guru dan orang tua siswa melalui penyampaian rancangan penilaian. Untuk memberikan gambaran model tersebut sangat diperlukan simulasi model pengembangan budaya komunikasi tripartied yang dapat diamati melaui video. Melalui video simulasi model pengembangan budaya komunikasi tripartied siswa, guru dan orang tua diharapkan setiap guru memahami dan dapat mengimplementasikan 2
penyampaian rancangan penilaia pada setiap awal semester sesuia standar penilaian sesuai amanat Permendikbud Nomor 20 Tahun 2007 . Dengan video simulasi tersebut, diharapkan setiap guru di Indonesia dapat memberikan pelayan pendidikan yang bermutu kepada siswa, orangtua, dan menghindari mal praktek guru. Penyampaian rancangan penilaian tersebut, jika dipraktekan dengan baik secara terus menerus akan menjadi kebiasaan yang akan terinternalisai pada setiap guru yang pada akhirnya menjadi budaya sekolah. Hal ini dapat dibuktikan dengan pengalaman penulis melakukan kunjungan dan melihat praktek pendidikan terbaik di dunia di Finlandia yang menekankan dan mengutamakan budaya komunikasi, baik siswa, guru , orangtua dan kepala sekolah
serta lembaga sekolah dalam pencapaian standar mutu yang telah
ditetapkan, maka dalam hal ini penyampaian rancangan penilaian oleh guru pada setiap awal semester merupakan standar penilaian pendidikan Indonesia, maka jika dipraktekkan dengan baik pendidikan di Indonesia secara bertahap generasi emas Indonesia akan tersedia di seluruh nusantara..
B. Fokus Masalah Pembahasan Berdasarkan uraian pada latar belakang tersebut pelaksanaan tugas kepengawasan pengawas sekolah mengacu pada 6 dimensi kompetensi khususnya pada dimensi kompetensi penelitian dan pengembangan sebagai upaya untuk melaksanakan penelitian pendidikan untuk pemecahan masalah pendidikan, dan perumusan kebijakan pendidikan yang bermanfaat bagi tugas pokok tanggung jawabnya. Upaya tersebut antara lain membantu guru dalam budaya komunikasi diperlukan solusi yang jitu dan implementatif. Untuk memberi arah dalam pemecahan masalah tersebut, maka fokus masalah tersebut dapat dirumuskan sebagai berikut : 1. Bagaimanakan proses pelaksanaan model pengembangan budaya komunikasi tripartied anatara siswa,guru dan orangtua sebagai upaya meningkatkan peran serta orang tua (masyarakat) terhadap pelaksanaan pendidikan di sekolah ? 2. Bagaimanakah dampak atau hasil implementasi model pengembangan budaya komunikasi tripartied antara siswa, guru dan orang tua siswa terhadap peningkatan prestasi siswa dan sekolah ?
3
C. Tujuan Tujuan penulisan makalaha ini adalah : 1. Mendeskripsikan proses pelaksanaan model pengembangan budaya komunikasi tripartied antara siswa, guru dan orang tua sebagai upaya meningkatkan peran serta orang tua (masyarakat) terhadap pelaksanaan pendidikan. 2.
Mendeskripsikan dampak dan hasil pelaksanaan model pengembangan budaya komunikasi tripartied antara siswa, guru dan orang tua sebagai upaya meningkatkan peran serta orang tua ( masyarakat ) terhadap pelaksanaan pendidikan.
D. Ruang Lingkup Pembahasan Ruang lingkup pembahasan makalah ini meliputi proses pelaksanaan model pengembangan budaya komunikasi tripartied siswa, guru dan orang tua melalui penyampaian rancangan penilaian dan dampak atau hasil pelaksanaan model pengemabangan budaya komunikasi tripartied siswa, guru dan orang tua melalui penyampaian rancangan penilaian. 1. Proses pelaksanaan model pengembangan budaya komunikasi tripartied siswa, gur dan orang tua ini diharapkan dapat memberikan gambaran tahapan pelaksanaan model pengemabangan budaya komunikasi tripartied siswa, guru dan orang tua
dalam
melaksanakan tugas dan perannya dalam memacu belajar siswa serta kepedulian orang tua terhadap kemajuan belajar dan kemajuan sekolah. 2. Dampak dan hasil model pengembangan budaya komunikasi tripartied siswa, guru dan orang tua terhadap prestasi belajar siswa maupun perubahan perilaku siswa, guru, orang tua maupun budaya sekolah.
4
BAB II KAJIAN TEORI A. Budaya Untuk membangun kepedulian masyarakat khususnya orang tua siswa terhadap proses pendidikan dan hasil belajar putra-putrinya di sekolah saat ini masih relatif belum baik terutama di sekolah wilayah karesidenan Banyumas. Oleh karena itu, maka pegawas sekolah sangat perlu untuk membuat model pengembangan budaya komunikasi yang mampu membangun kepedulian masyarakat terhadap keberhasilan sekolah. Pengertian budaya menurut Koentjaraningrat ( 1987) yang dikutipYuli Utanto adalah keseluruhan sistem gagasan, tindakan dan hasil karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan miliknya melalui belajar.( Pusbangtendik, Kemdikbud 2013: 5). Adapun budaya sekolah menurut Stolp dan Smith (1994 ) adalah nilai-nilai dominan yang mendukung atau falsafah yang menuntun pengembangan kebijakan sekolah terhadap semua komponen sekolah termasuk stakeholders pendidikan. Budaya sekolah berkembang merujuk pada suatu sistem nilai, kepercayaan dan norma-norma yang diterima secara bersama, serta dilaksanakan dengan penuh kesadaran sebagai perilaku alami. (Kemdikbud 2013:6) Prinsip-prinsip pengembangan budaya sekolah ( kemdikbud, 2013:7 ) menyebutkan makin kuat pemahaman, keyakinan, dan kepatuhan warga terhadap norma dan nilai-nilai sekolahnya, makin tinggi kebanggaan terhadap sekolahnya. Rasa persatuannya makin menguatkan motif berprestasi dan daya belajarnya.
B. Komunikasi Untuk membangun budaya sekolah diperlukan komunikasi kepada seluruh stakeholders sekolah. Adapaun pengertian komunikasi menurut Carl I. Hovland, menyebutkan “Komunikasi adalah proses yang memungkinkan seseorang (komunikator) menyampaikan rangsangan (biasanya lambang-lambang verbal) untuk mengubah perilaku orang lain (komunikan).” http://www.sarjanaku.com/2012/09/
5
C. Pengertian Tripartied Pengertian tripartied pada makalah ini dimaksudkan tiga pihak yakni siswa, guru dan orang tua ( masyarakat ) yan melakukan komunikasi terhadap kegiatan belajar siswa dan rencana ulangan selama satu semester. Bentuk kmunikasi tiga pihak tersebut adlah bagian dari membangun budaya komunikasi yang transparan dan bertanggung jawab terhadap keberhasilan siswa dalam mengikuti belajar disekolah, masing-masing pihak dibangun kesadarannya untuk peduli terhadap tugas dan tanggung jawabnya, Kondisi ini jika terus dikembangkan dan dilakukan secara terus menerus akan menjadi kebiasaan, dan kebiasaan yang terus dilakukan akan menjadi budaya sekolah.. Model pengembangan model budaya komunikasi tripartied dapat dikembangkan lebih lanjut sebagai dasar pengembangan budaya sekolah seluruh aspek kegiatan di sekolah maupun di dinas pendidikan , dengan cara memperluas infomasi hasil model pengembangan budaya kominikasi tripartid yang telah berhasil ke seluruh sekolah.
6
BAB III PEMBAHASAN DAN HASIL A. Pembahasan 1. Proses pelaksanaan model pengembangan budaya komunikasi tripartied antara siswa,guru dan orang tua sebagai upaya meningkatkan peran serta orang tua (masyarakat) terhadap pelaksanaan pendidikan di sekolah. Membangun sekolah yang kondusif merupakan model sekolah aman dan kondusif tempat siswa belajar, dipengaruhi oleh 3 aspek: a. Keharmonisan Hubungan , melalui: 1. Komunikasi, yakni komunikasi antara siswa, guru, orang tua /masyarakat 2. Kolaborasi, yakni guru, kepala sekolah, komite sekolah, masyarakat 3. Partisipasi, yakni seluruh stakeholders pendidikan b. Keamanan, yakni: 1. Keamanan secara psikologis 2. Keamanan Fisik 3. Ramah sosial 4. Keamanan budaya c. Lingkungan, meliputi: 1. Lingkungan agamis 2. Linkungan Fisik nyaman 3. Lingkungan akademis kondusif 4. Berdisiplin 5. Kompetitif Model pengembangan budaya komunikasi tripartied siswa, guru, orang tua melalui penyampaian rancangan penilaian merupakan usaha membangun sekolah yang kondusif, diperlukan persyaratan adanya hubungan yang harmonis melalui komunikasi, kolaborasi dan partisipasi stakeholders sekolah. Model ini diterapkan sebagai upaya membangun partisipasi masyarkat khususnya orang tua agar lebih peduli dan berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran siswa. Bentuk partisipasi masyarakat atau orang tua terhadap kegiatan proses belajar siswa di sekolah selama ini, relatif masih minim dan belum tampak jelas, dan 7
kecenderungan yang ada masyarakat/ orang tua menyerahkan sepenuhnya terhadap kegiatan belajar siswa kepada guru dan sekolah. Untuk memberikan gambaran bentuk komunikasi, kolaborasi dan komunikasi masyarakat/ orang tua sebagai partisipasi dalam proses pembelajaran, penulis memberikan gambaran simulasi komunikasi tripartied antara siswa, guru dan orang tua siswa di sekolah binaan penuli melalui video yang dapat di cermati melalui youtube. Simulasi budaya komunikasi ini dilakukan oleh guru, siswa dan orang tua serta sekolah, pada setiap awal semester , dengan langkah-langkah sebagai berikut : a. Guru pada setiap awal semester menyampaiakan silabus beserta KKM dan rancangan penilaian kepada siswa. Hal ini dimaksudkan agar siswa memiliki gambaran materi pelajaran beserta KKM nya dan rencana ulangan atau penilaian selama satu semester. b. Siswa memahamai silabus dan menerima perencanaan ulangan/penilaian selama satu semester dalam bentuk matrik rancangan penilaian, yang selanjutnya disampikan kepada orang tua agar di ketahui perncanaan ulangan putra-putrinya di sekolah. c. Orang tua menerima matrik rancangan ulangan, sebagai dasar untuk selalu memantau, mamandu serta mendampingi putra-putrinya belajar dirumah. Disamping itu, akan selalu menanyakan hasil ulangan untuk mengetahui perkembangan prestasi belajar dan menandatanganinya. d. Sekolah, setiap awal semester menyusun matrik rancangan penilaia setiap guru, sehingga diperoleh matrik rancangan ulangan seluruh mata pelajaran dalam satu semester , yang selanjutnya ditempel pada setiap kelas, ruang guru dan ruang kepala sekolah. Matrik ini berfungsi sebagai kontrol dan pengingat oleh siswa, guru dan kepala sekolah. Deengan demikian, supervisi standar penilaian dpat dilakukan oleh semua pihak, yakni siswa, guru, kepala sekolah, orang tua atau masyarakat. Proses komunikasi ini jika dilakukan dengan kesadaran seluruh stakeholders sekolah secara terus menerus akan menjadi budaya sekolah dan budaya partisipasi masyarakat terhadap proses pembelajaran di sekolah, dan hal ini merupakan implementasi standar penilaian. 2. Dampak atau hasil pelaksanaan model pengembangan budaya komunikasi tripartied siswa, guru, orang tua terhadap keberhasilan sekolah.
8
Model pengembangan komunikasi tripartied ini jika dilaksanakan dengan baik, maka hasil dan manfaat yang diperoleh oleh : a. Guru, akan memperoleh hasil melaksanakan pembelajaran yang optimal. Hal ini, karena guru memberikan orientasi materi melalui selabus selama satu semester diikuti KKM dan rencana ulangan, maka akan memilik peta materi dan memberikan pengukuran keberhasilan belajar siswa secara jelas dan terukur. Selain hal tersebut, guru akan selalu diingatkan oleh siswa jika ada kelupaan mengukur keberhasilan belajar siswa melalui matrik rancangan penilaian yang ditempel di setiap ruang kelas dan ruang guru, sehingga guru akan memperoleh kontrol dari siswa, guru lainnya, orang tua / masyarakat. b. Siswa, akan mendapatkan gambaran materi dan rancangan ulangan selama satu semester, hal ini akan memudahkan siswa dalam menyusun strategi belajar. c. Sekolah, akan mendapatkan perencanaan ulangan seluruh mata pelajaran yang dapat dipedomani sebagai dasar penyusunan RKAS (Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah ) khusunya dalam merncanakan kebutuhan alat tulis kantor secara jelas. Manfaat lainnya bagi sekolah akan mendapatkan masukan dari amsyarakat luas tentang proses belajar dan penilaian prestasi belajar siswa, jika silabus dan rancangan penilaian di masukan di website sekolah. d. Kepala sekolah, memperoleh kemudahan dalam perencanaan supervisi standar penilaian melalui rancangan penialaian dari setiap guru, sehingga setiap awal bulan kepala sekolah telah mendapatkan gambaran berapa guru yang akan diberi supervisi pelaksanaan penilaian melalui pemeriksaan buku nilai. e. Orang tua siswa, akan memperoleh informasi yang baik tentang rencana ulangan putra-putrinya di sekolah, sehingga dapat memantau, memandu dan mendampingi belajar , sekaligus dapat memperoleh informasi perkemabangan hasil belajar melalui hasil ulangan putra putrinya. Hal lain, yang dapat dilakukan orang tua dapat mengontrol kemajuan belajar dan dapat memberi masukan kepada guru dan sekolah tentang materi maupun tingkat kecepatan belajar putra putrinya. f. Masyarakat secara luas dapat berpartisipasi aktif melalui komite sekolah terhadap proses pembelajaran dan penilaian hasil belajar siswa melalui matrik rancangan penilaian yang telah dipublikasikan di sekolah. 9
B. Hasil Model pengembangan budaya komunikasi tripartied siswa, guru dan orang tua siswa melalui penyampaian rancangan penilaian, jika dilakukan oleh setiap guru di Indonesia yang berpedoman pada standar akreditasi khususnya pada standar penilaian sebagaiman tercantum pada Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 12 Tahun 2009 tentang Instrumen Akreditasi Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah (SMP/MTs) pada standar penilaian butir 149 menyebutkan : guru menginformasikan rancangan penilaian dan kriteria penilaian yang ada dalam silabus mata pelajaran kepada siswa pada awal semester ( Badan Akreditasi Nasional Sekolah/Madrasah 2014:54 ) dan pada lampiran lampiran II tentang Petunjuk teknis Pengisiaan Instrumen Akreditasi Sekolah Menengah Pertama /Madrasah Tsanawiyah (SMP/MTs) pada standar penilaian butir 149 menyatakan bahwa : jawaban dibuktikan dengan dimilikinya bukti penyampaian informasi tentang rencana evaluasi dalam satu tahun pelajaran atau satu semester dalam bentuk agenda kelas. ( Badan Akreditasi Nasional Sekolah/Madrasah 2014: 38 ). Hasil yang diperoleh, antara lain; 1. Pembelajaran di sekolah dengan perencanaan penilaian yang jelas dan disosilaisankan ke seluruh stakeholders sekolah, menjadi maju dan bermutu. 2. Budaya sekolah akan terbangun secara kokoh, hal ini karena berangkat dari komunikasi yang terbuka dan didukung oleh partisipasi siswa, guru, orang tua dan masyarakat. 3. Masyarakat akan berpartisipasi aktif terhadap kelangsungan proses belajar dan pelaksanaan penilaian di sekolah, sehingga budaya masyarakat akan mendukung terhadap kemajuan sekolah. 4. Mal praktek guru akan tergerus, karena dengan penyampaian silabus, KKM dan rancangan penilaian baik siswa, orang tua dan masyarakat ikut mengontrol jalannya penyampaian materi dan evaluasi yang berorientasi pada indikator pencapaian kompetisi. 5. Pemerintah secara bertahap mendapatkan sekolah yang terakrediatsi A dengan jumlah yang meningkat setiap tahun, sehingga pendidikan bermutu semakin bertambah signifikan dan pendidikan semakin maju berkelanjutan.
10
BAB IV SIMPULAN DAN REKOMENDASI
A. Simpulan Simpulan berdasarkan hasil pembinaan dan penerapan model pengembangan budaya komunikasi tripartied siswa,guru dan orang tua melalui penyampaian rancangan penilaian di sekolah binaan kabupaten Banyumas, adalah sebagai berikut: 1) Proses penerapan model pengemabangan budaya komunikasi tripartied siswa, guru dan orang tua siswa melalui tahapan setiap guru di sekolah sebelum masuk pada semester sudah menyusun rancangan penilaian dan meyerahkan kepada sekolah . Selanjutnya sekolah merekap rancangan penilaian setiap guru menjadi satu rancangan penilaian setiap tingkatan kelas. Pada hari pertama masuk sekolah awal semester guru menyampaikan silabus dan KKM serta rancangan penilaian dalam satu semester kepada siswa, selanjutnya guru mencatat dalam buku jurnal kelas serta menempelkan rancangan penilaian kolektif di setiap kelas. Siswa menerima rancangan penilaian dari semua mata pelajaran di kelasnya untuk di sampaikan kepada orang tua siswa untuk diketahui dan ditempel diruang belajar. Sekolah pada penerapan model ini menempelkan rancangan penilaian di ruang guru dan ruang kepala sekolah. Proses penerapan model ini diperlukan partisipasi dan peran serta seluruh stakeholders sekolah agar pengembangan budaya komunikasi warga sekolah dapat berlangsung dengan baik. 2) Dampak penerapan model pengembangan budaya komunikasi tripartied bagi a). guru memperoleh hasil penerapan pembelajaran secara optimal; b) siswa akan memperoleh gambaran materi dan KKM serta evaluasinya pada setiap semester; c) bagi sekolah akan mendapatkan perencanaan penilaian setiap guru mata pelajaran yang dapat dijadikan dasar penyusunan RKAS khususnya untuk menentukan anggaran alat tulis kantor dan mendapatkan masukan dari masyarakat luas kegiatan pembelajaran dan rencana evaluasinya; d) bagi kepala sekolah mendapat kemudahan merancang kegiatan supervisi implementasi standar penilaian oleh setiap guru; e) bagi orang tua siswa memperoleh informasi yang baik tentang rencana ulangan putra-putrinya di sekolah, sehingga dapat memantau, memandu dan mendampingi belajar , sekaligus dapat memperoleh informasi perkemabangan hasil belajar melalui hasil ulangan putra putrinya. 11
3. Hasil implementasi model pengembangan budaya komunikasi tripartied siswa, guru dan orang tua siswa melalui penyampaian rancangan penilaian, yakni: (a) pembelajaran di sekolah dengan perencanaan penilaian yang jelas dan disosilaisankan ke seluruh stakeholders sekolah, menjadi maju dan bermutu; (b) budaya sekolah akan terbangun secara kokoh, hal ini karena berangkat dari komunikasi yang terbuka dan didukung oleh partisipasi siswa, guru, orang tua dan masyarakat; (c) masyarakat akan berpartisipasi aktif terhadap kelangsungan proses belajar dan pelaksanaan penilaian di sekolah, sehingga budaya masyarakat akan mendukung terhadap kemajuan sekolah; (d) mal praktek guru akan tergerus, karena dengan penyampaian silabus, KKM dan rancangan penilaian baik siswa, orang tua dan masyarakat ikut mengontrol jalannya penyampaian materi dan evaluasi yang berorientasi pada indikator pencapaian kompetisi; (e) pemerintah secara bertahap mendapatkan sekolah yang terakrediatsi A dengan jumlah yang meningkat setiap tahun, sehingga pendidikan bermutu semakin bertambah signifikan dan pendidikan semakin maju berkelanjutan
B. Rekomendasi 1) Penerapan model pengembangan budaya komunikasi tripartied siswa, guru dan orang tua diperlukan keharmonisan hubungan seluruh stakeholders sekolah dan masyarakat melalui komunikasi, kolaborasi dan partisipasi sebagai upaya membangun budaya sekolah. 2) Penerapan model pengembangan budaya komunikasi tripartied siswa, guru dan orang tua yang sudah dicoba di sekolah binaan penulis di kabupaten Banyumas dan di simulasikan melalui video dapat dikembangkan serta diuji cobakan pada sekolah lain di seluruh wilayah Indonesia. 3) Penerapan model pengembangan budaya komunikasi tripartied siswa, guru dan orang tua yang telah dipaparkan dapat menjadi ide pengembangan budaya sekolah yang dapat melibatkan partisipasi masyarakat lebih luas lagi, di sekolah lain di seluruh nusantara.
12
DAFTAR PUSTAKA
Badan Standar Nasional Pendidikan. 2007. Penatran Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2007 Tentang Standar Pengawas Sekolah/Madrasah. Jakarta : BSNP. Badan Akreditasi Nasional Sekolah/Madrasah. 2014. Perangkat Akreditasi SMP/MTs Instrumen Akreditasi. Jakarta : BAN S/M. Badan Akreditasi Nasional Sekolah/Madrasah. 2014. Perangkat Akreditasi SMP/MTs Petunjuk Teknis Pengisian Instrumen Akreditasi SMP/MTs. Jakarta : BAN S/M. Carl I. Hovland. Pengertian Komunikasi.( Online ). http://www.sarjanaku.com/2012/09/
Depdiknas. 2007. Permendiknas Nomor 12 Tahun 2007 Tentang Standar Pengawas Sekolah/Madrasah. Jakarta: Depdiknas. Yuli Utanto. 2013. Mengembangkan Budaya Sekolah Melalui Kemitraan Dengan Masyarakat . Jakarta: Pusbangtendik Kemendikbud.
13
MODEL PENGEMBANGAN BUDAYA KOMUNIKASI TRIPARTIED SISWA, GURU DAN ORANGTUA MELALUI PENYAMPAIAN RANCANGAN PENILAIAN DI SEKOLAH BINAAN KABUPATEN BANYUMAS
Disajikan dalam Rangka Simposium Guru Nasioanal Di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Tahun 2015
Oleh : DRS. BAHRODIN, M. MPd NIP. 196310281987031007
PENGAWAS SEKOLAH DINAS PENDIDIKAN KAB BANYUMAS
DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN BANYUMAS PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2015 14
PENGESAHAN KEASLIAN
Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Banyumas, menerangkan dan mengesahkan bahwa karya tulis ilmiah , dengan Judul : “MODEL PENGEMBANGAN BUDAYA KOMUNIKASI TRI PARTIED SISWA, GURU DAN ORANGTUA MELALUI PENYAMPAIAN
RANCANGAN
PENILAIAN
DI
SEKOLAH
BINAAN
KABUPATEN BANYUMAS” yang ditulis oleh Pengawas Sekolah :
Nama
: DRS. BAHRODIN, M.MPd.
NIP
: 196310281987031007
NUPTK
: 8360741643200053
Pangkat/Golongan
: Pembina Tk.I, IVB
Jabatan
: PengawasSekolah SMP
Unit Kerja
: DinasPendidikanKab. Banyumas Jln.PerintisKemerdekaan No.75 Purwokerto, Jawa Tengah
Telp./HP
: (0281) 635220, 081548882886
Email
:
[email protected]
Benar-benar karya asli dan merupakan hasil pemikiran, ide dan implementasi dalam melaksanakan tugas kepengawasan.
Mengesahkan
Purwokerto, 3 November 2015
Kepala Dinas Pendidikan Kab.Banyumas
Penulis
DRS. PURWADI SANTOSO,M.Hum.
DRS. BAHRODIN, M.MPd
NIP. 196306291989031003
NIP. 196310281987031007
ii
15
KATA PENGANTAR
Berkat rahmat Allah SWT, penulis mampu menyelesaikan karya tulis ilmiah dengan
judul
“MODEL
:
PENGEMBANGAN
BUDAYA
KOMUNIKASI
TRIPARTIED SISWA, GURU DAN ORANGTUA MELALUI PENYAMPAIAN RANCANGAN
PENILAIAN
DI
SEKOLAH
BINAAN
KABUPATEN
BANYUMAS.” dengan lancar dan tuntas. Karya tulis ilmiah ini ditulis berdasarkan pada hasil pelaksanaan tugas kepengawasan di wilayah sekolah binaan penulis, yang sekaligus merupakan penjabaran kompetensi pengawas sekolah pada 6 (enam) dimensi kompetensi khususnya pada dimensi kompetensi supervisi akademik dan dimensi kompetensi penelitian dan pengembangan yang tertuang pada Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 12 Tahun 2007. Dalam proses penulisan ini, penulis mendapatkan bantuan dari berbagai pihak, maka pada kesempatan yang baik ini, penulis menyampaikan penghargaan dan rasa terimakasih kepada : 1. Kepada Dinas Pendidikan Kabupaten Banyumas yang telah memberi berbagai kemudahan dalam melaksanakan tugas. 2. Koordinator Pengawas yang telah memberi dorongan dan motivasi pada penyelesaian penulisan ini. 3. Kepala SMP Binaan, Kabupaten Banyumas yang telah bekerjasama dalam upaya meningkatkan mutu sekolah secara berkelanjutan . . 4. Guru-guru SMP Binaan Kabupaten Banyumas yang telah bekerjasama dengan baik untuk meningkatkan perbaikan mutu kinerja secara terus-menerus. 5. Seluruh rekan Pengawas yang telah memberi semangat dan menciptakan kompetisi sehat dalam melaksanakan tugas kepengawasan. Semoga amal baik dan bantuan yang telah diberikan kepada penulis mendapat balasan pahala dari Allah SWT. Sudah barang tentu, penulisan karya tulis ilmiah ini masih jauh dari sempurna, untuk itu saran dan kritik serta masukan sangat diharapkan. Semoga karya tulis ilmiah ini dapat memberi manfaat bagi berbagai pihak dan pembaca.
Purwokerto, 3 November 2015 iii
16
Penulis DAFTAR ISI
Halaman Judul ....................................................................................................
i
Pengesahan Keaslian ..........................................................................................
ii
Kata Pengantar ....................................................................................................
iii
Daftar Isi
.........................................................................................................
iv
Abstrak
.........................................................................................................
v
BAB I
PENDAHULUAN...........................................................................
1
A.
Latar Belakang .......................................................................
1
B.
Fokus Masalah Pembahasan ...................................................
3
C.
Tujuan .....................................................................................
4
D.
Ruang Lingkup Pembahasan ..................................................
4
KAJIAN TEORI..............................................................................
5
A.
Budaya ....................................................................................
5
B.
Komunikasi ............................................................................
5
C.
Pengertian Tripartied ..............................................................
6
PEMBAHASAN DAN HASIL .......................................................
7
A.
Pembahasan ............................................................................
7
B.
Hasil........................................................................................
10
SIMPULAN DAN REKOMENDASI.............................................
11
A.
Simpulan.................................................................................
11
B.
Rekomendasi ..........................................................................
12
DAFTAR PUSTAKA .........................................................................................
13
BAB II
BAB III
BAB IV
iv
17
ABSTRAK
Makalah ini berjudul Model Pengembangan Budaya Komunikasi Tripartied Siswa,Guru dan Orang tua Melalui Penyampaian Rancangan Penilaian di Sekolah Binaan Kabupaten Banyumas, tujuan penulisan makalah ini mendeskripsikan proses model pengembangan budaya komunikasi tripartied siswa , guru dan orang tua siswa sebagi bentuk partisipasi dalam proses pembelajaran dan mendeskripsikan dampak atau hasil implementasi model pengemabngan budaya komunikasi tripartied siswa, guru dan orang tua. Sedangkan hasil implementasi model pengembangan budaya komunikasi tripartied di sekolah adalah (1) pembelajaran di sekolah dengan penyampaian silabus, KKM dan perencanaan penilaian berdampak positif terhadap proses pembelajaran bermutu dan hasil belajar siswa; (2)budaya sekolah akan terbangun kokoh, hal ini karena berangkat dari komunikasi yang terbuka dan didukung oleh partisipasi siswa, guru, orang tua dan masyarakat; (3) masyarakat berpartisipasi aktif terhadap kelangsungan proses pembelajaran dan pelaksanaan penilaian di sekolah, sehingga budaya masyarakat ikut mendukung kemajuan sekolah; (4) mal praktek guru akan tergerus, karena dengan penyampaian silabus, KKM dan rancangan penilaian baik siswa, orang tua dan masyarakat ikut mengontrol jalannya penyampaian materi dan evaluasi yang berorientasi pada indikator pencapaian kompetisi; (5) pemerintah secara bertahap akan mendapatka sekolah yang terakreditasi A dengan jumlah yang meningkat setiap tahun sehingga pendidikan yang bermutu semakin bertambah secara signifikan dan semakin maju secara berkelanjutan. Kata Kunci: Budaya, Komunikasi, Rancangan Penilaian.
v
18