BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Sejarah sebagai catatan masa lalu manusia selalu memberikan pelajaran yang sangat berharga bagi kita yang hidup pada masa kini, dengan belajar sejarah akan menyadarkan bahwa kehidupan yang kita miliki sekarang berakar dari masa lampau, sehingga kita berkembang dan memperoleh bentuk sedewasa ini dan dengan mempelajari sejarah kita juga mempelajari segala bentuk puncak pengalaman dan perubahan yang telah dicapai manusia sepanjang abad (Daliman, 2012: 19 & 76). Sekolah merupakan jalur pendidikan sebagai kelanjutan dari pendidikan pertama dan utama dalam keluarga. Sekolah merupakan sarana pendidikan dengan bobot khusus sebagai pusat pembentukan manusia secara menyeluruh. Sekolah menjadi tempat istimewa dalam membina bakat-bakat intelektual, mengembangkan kemampuan menilai dengan cepat, mengantar pada warisan budaya dan mengembangkan kepekaan terhadap nilai-nilai (Beoang, 2012: 175). Menurut Brameld dalam Mulyana, (2004: 63-67) pengertian nilai yang lebih sederhana adalah nilai merupakan rujukan dan keyakinan dalam menentukan pilihan. Landasan-landasan budaya pendidikan dan filsafat pendidikan menempatkan nilai sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari upaya pendewasaan manusia melalui tindakan-tindakan pendidikan. Hubungan antara nilai dengan pendidikan sangat erat, nilai dilibatkan dalam setiap tindakan pendidikan baik dalam memilih maupun dalam memutuskan setiap hal untuk kebutuhan belajar. Dalam segala bentuk persepsi, sikap, keyakinan dan tindakan manusia dalam pendidikan nilai selalu disertakan. Nilai dan pendidikan merupakan dua hal yang satu sama lainnya tidak dapat dipisahkan. Bahkan ketika pendidikan cenderung diperlakukan sebagai 1
2
wahana transfer pengetahuan maka akan terjadi perambatan nilai yang setidaknya bermuara pada nilai-nilai kebenaran intelektual. Secara umum hubungan antara nilai dengan pendidikan dapat dilihat dari tujuan pendidikan itu sendiri, seperti yang terdapat dalam tujuan pendidikan nasional, pengembangan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab (Mulyasa, 2004: 103). Pembelajaran yang merupakan inti dari proses pendidikan formal di sekolah di dalamnya terjadi interaksi antara berbagai komponen pembelajaran. Komponen-komponen itu dapat dikelompokkan ke dalam tiga kategori utama, yaitu guru, materi pembelajaran dan peserta didik. Interaksi antara ketiga komponen
utama
melibatkan
sarana
dan
prasarana,
seperti
metode
pembelajaran, media pembelajaran, dan penataan lingkungan tempat belajar, sehingga tercipta situasi pembelajaran yang memungkinkan tercapainya tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya (Sumiati & Asra, 2008: 3). Salah satu komponen awal dalam pembelajaran yang perlu diperhatikan adalah Perencanaan Pembelajaran. Kegiatan pembelajaran merupakan salah satu aspek dari proses pendidikan, karena itu harus didesain sedemikian rupa melalui perencanaan yang sistematis dan aplikatif. Perencanaan adalah menyusun langkah-langkah yang akan dilaksanakan untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan. Perencanaan disusun berdasarkan kebutuhan dalam jangka waktu tertentu dan sesuai dengan keadaan dan situasi yang ada. Namun yang paling penting adalah perencanaan harus dibuat dan dilaksanakan dengan mudah dan tepat sasaran. Dalam konteks pembelajaran perencanaan dapat diartikan sebagai suatu proses penyusunan materi pelajaran, penggunaan media pembelajaran, penggunaan pendekatan dan menentukan penilaian yang akan dilaksanakan. Sanjaya (2008: 3) mengemukakan bahwa setiap sistem memiliki komponen, untuk melaksanakan fungsi-fungsinya, setiap komponen mesti memiliki komponen-komponen satu sama lain yang saling berhubungan agar
3
fungsi perencanaan dapat berlajan dengan baik, diperlukan komponen silabus dan RPP, agar fungsi administrasi dapat menunjang keberhasilan sistem pendidikan diperlukan komponen administrasi kelas, administrasi peserta didik, dan administrasi guru. Namun kenyataan dilapangan Guru Sejarah Perjuangan Bung Karno belum membuat silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dalam Pembelajaran Sejarah Perjuangan Bung Karno di SMA Bung Karno Karangpandan. Meskipun belum dibuatnya silabus, pembelajaran Sejarah Perjuangan Bung Karno dapat berjalan hingga sekarang dengan berdasar pada pengalaman yang dialami oleh guru. Perencanaan pembelajaran pada hakekatnya adalah suatu proses kegiatan atau upaya guru dalam mempersiapkan perangkat pembelajaran yang dapat digunakan untuk menunjang keberhasilan proses pembelajaran. Keberhasilan pelaksanaan pembelajaran bergantung pada kesesuaian rencana yang dibuat dengan kondisi dan potensi siswa (minat, bakat, kebutuhan dan kemampuan). KTSP disusun oleh masing-masing sekolah dan dikembangkan sesuai dengan kondisi sekolah, potensi atau karakteristik daerah, sosial budaya masyarakat setempat dan siswa. Hal ini tertera dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2007 tentang Standar Pengelolaan Pendidikan Dasar dan Menengah. Dalam Permendiknas Nomor 19 juga dikatakan seorang guru bertanggungjawab menyusun silabus mata pelajaran yang diampunya dan bekerjasama dengan Mmusyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP), Lembaga Penjamin Mutu Pendidikan (LPMP) atau Perguruan Tinggi (Depdiknas, 2007: 7). Ketercapaian tujuan pembelajaran tergantung pada kesuksesan pendidik, karena pendidik merupakan aktor intelektual dalam pembelajaran. Pendidik merupakan kreator dalam pembelajaran, sehingga pendidik memiliki tugas mengarahkan dan membimbing para peserta didik agar semakin terbina dan berkembang profesinya. Pendidik yang baik adalah pendidik yang mampu mengilhami anak didiknya (Faturrahman, 2012: 163).
4
SMA Bung Karno pada kenyataanya belum membuat administrasi Pembelajaran
Sejarah
Perjuangan
Bung
Karno
meskipun
demikian
pembelajaran tetap berjalan sehingga peneliti tertarik untuk melakukan penelitian penelitian tentang :” ANALISIS PEMBELAJARAN SEJARAH PERJUANGAN
BUNG
KARNO
DI
SMA
BUNG
KARNO
KARANGPANDAN TAHUN AJARAN 2015/2016 perlu dilakukan untuk melihat bagaimana perencanaan, pelaksanaan dan kendala pelaksanaan pembelajaran Sejarah Perjuangan Bung Karno. B. Fokus Kajian Bagaimana Pembelajaran Sejarah Perjuangan Bung Karno di SMA Bung Karno Karangpandan Tahun Ajaran 2015/2016? C. Rumusan Masalah 1. Bagaimana Visi dan Misi di SMA Bung Karno Karangpandan? 2. Bagaimana Pemahaman kepala sekolah dan guru terhadap Sejarah Perjuangan Bung Karno? 3. Bagaimana perencanaan pembelajaran Sejarah Perjuangan Bung Karno di SMA Bung Karno Karangpandan Tahun Ajaran 2015/2016? 4. Bagaimana pelaksanaan pembelajaran Sejarah Perjuangan Bung Karno di SMA Bung Karno Karangpandan Tahun Ajaran 2015/2016? 5. Kendala apa saja yang di alami guru dalam mengajarkan pembelajaran Sejarah Perjuangan Bung Karno di SMA Bung Karno Karangpandan Tahun Ajaran 2015/2016? D. Tujuan 1. Mendeskripsikan Visi dan Misi di SMA Bung Karno Karangpandan. 2. Menganalisis pemahaman kepala sekolah dan guru terhadap Sejarah Perjuangan Bung Karno. 3. Menganalisis perencanaan pembelajaran Sejarah Perjuangan Bung Karno di SMA Bung Karno Karangpandan Tahun Ajaran 2015/2016. 4. Menganalisis pelaksanaan pembelajaran Sejarah Perjuangan Bung Karno di SMA Bung Karno Karangpandan Tahun Ajaran 2015/2016.
5
5. Mengidentifikasi kendala guru dalam mengajarkan pembelajaran Sejarah Perjuangan Bung Karno di SMA Bung Karno Karangpandan Tahun Ajaran 2015/2016.
E. Manfaat Manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian adalah sebagai berikut: 1. Manfaat Teoretis Secara teoretis penelitian ini dapat dijadikan sebagai sumber referensi untuk penelitian lebih lanjut mengenai pembelajaran Sejarah Perjuangan Bung Karno. Disamping ini, dapat diketahui bagaimana guru mata pelajaran Sejarah Perjuangan Bung Karno dalam merencanakan dan melaksanakan pembelajaran tersebut. 2. Manfaat Praktis a. Bagi Guru Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai: Masukan kepada guru dalam pembelajaran Sejarah Perjuangan Bung Karno supaya dapat menanamkan nilai-nilai yang dapat dipetik dari pembelajaran Sejarah Perjuangan Bung Karno dan diperjuangkan serta diimplementasikan pada masa sekarang ini. Sumbangan informasi bagi guru sejarah dalam melaksanakan proses belajar mengajar dalam mengembangkan pembelajaran Sejarah Perjuangan Bung Karno sebaik mungkin kepada siswa sebagai generasi penerus yang tahu akan perjuangan masa lampau untuk dijadikan sebagai pedoman pada masa depan. b. Bagi Siswa: Dapat menumbuhkan nilai-nilai nasionalisme, dan patriotisme kepada peserta didik sebagai generasi penerus bangsa, memberikan motivasi kepada peserta didik agar mempunyai kesadaran untuk berbangsa dan bernegara, Meningkatkan rasa kebanggaan dan rasa cinta tanah air kepada bangsa dan negara, agar peserta didik lebih menghormati dan menghargai jasa-jasa para pejuang yang sudah
6
berkorban demi tanah air dan peserta didik bisa lebih berkata jujur dalam perkataan maupun perbuatan. c. Bagi Sekolah: Dapat menciptakan generasi penerus bangsa yang memiliki dedikasi tinggi dan semangat juang yang tinggi.