BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam rangka menyediakan pelayanan kesehatan yang berkualitas dan sekaligus memenuhi kepuasan konsumen atau masyarakat yang dari waktu kewaktu semakin kompleks, maka penyedia pelayanan kesehatan tingkat dasar yang lebih dikenal dengan puskesmas telah melakukan berbagai macam upaya demi memberikan pelayanan yang terbaik kepada masyarakat. Upaya-upaya yang dimaksud antara lain penyediaan sarana dan prasarana yang memadai, alur pelayanan yang cepat serta akses informasi yang sudah semakin canggih (Saripawan, 2007). Dinas kesehatan adalah organisasi pemerintahan yang berada di tingkat Kabupaten, berperan penting dalam mengawasi dan mengevaluasi kinerja petugas kesahatan yang ada di puskesmas. Puskesmas merupakan garda terdepan atau unjung tombak dalam pelayanan kesehatan masyarakat di Indonesia. Puskesmas memilki peran yang cukup luas, yaitu menyelenggarakan upaya kesehatan guna meningkatkan peran serta masyarakat
sehingga tercipta derajat kesehatan yang optimal
(Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 2007). Salah satu pelayanan dasar dan rutin dilakukan oleh petugas kesehatan di puskesmas adalah melakukan kegiatan program posyandu, yang merupakan bentuk Upaya Kesehatan Berbasis Masyarakat (UKBM) dengan tujuan utamannya adalah mempercepat penurunan angka kematian ibu dan Bayi serta meningkatkan status gizi balita (Khoiri, 2008). Menyadari peran strategis posyandu, pemerintah telah melakuan upaya trobosan dengan melakukan revitalisasi posyandu dengan dasar Surat Edaran Menteri Dalam Negeri dan Otonomi Daerah Nomor : 411.3/1116/SJ tanggal 13 juni 2001. Salah satu dari isinya penyediaan dana oprasional posyandu, latihan kader, penyediaan sarana pendukung dan peningkatan kinerja pembinaan. Pentingkanya
1
2
peningkatan fungsi dan kinerja posyandu juga menjadi perhatian oleh bapak presiden Republik Indonesia pada Pekan Kesehatan Nasional dan Bulan Bakti Gotong Royong Masyarakat Tahun 2005. Diantaranya tujuh butir pesan yang salah satunnya “mengaktifkan kembali Posyandu”. Posyandu merupakan salah satu pranata sosial yang berperan dalam pendekatan partisi- pasi masyarakat di bidang kesehatan. Posyandu dikelola oleh kader posyandu yang telah mendapatkan pelatihan dari puskesmas. Tugas kader posyandu dalam kegiatan Kesehatan Ibu dan Anak adalah melakukan pendaftaran, penimbangan, pencatat pelayanan ibu dan anak. Peran utama kader dalam kegiatan posyandu yaitu mendapatkan informasi terlebih dahulu tentang upaya kesehatan yang terkait dengan penurunan Angka Kematian Ibu, Angka Kematian Bayi dan Angka Kematian Anak Balita sudah cukup berjalan dengan baik walaupun hanya menggunakan media kertas (Sistiarani, 2013). Dalam upaya meningkatkan dan mengaktifkan program posyandu tidak terlepas dari dukungan pengetahuan dan teknologi di bidang kesehatan, strategi yang dapat dikembangkan adalah teknologi informasi. Sistem informasi telah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dengan kegiatan program bidang kesehatan. Pemanfaatan sistem informasi yang dinamis diharapkan mampu menyediakan output yang dapat dimanfaatkan sebagai referensi guna mendukung pengambilan kebijakan (Sembiring, 2004). Strategi yang dapat dilakukan untuk mengatasi suatu permasalahan dalam pengumpulan data yang baik dan tepat dikembangkan adalah menggunakan media aplikasi mobile seperti smartphone. Smartphone merupakan salah satu perangkat mobile computing di dalamnya terdapat perangkat lunak yang dapat dimanfaatkan berbagai aplikasi dalam komputer, namun dapat dikerjakan secara bergerak atau mobile. Salah satu sistem operasi mobile adalah android (Nimodia & Deshmukh, 2012). Oleh karenanya peran smartphone lebih diminati banyak orang terutama kegunannya dalam bidang kesehatan untuk survey lapangan yang diharapkan dapat
3
menjadi media informasi yang cepat tentang status kesehatan masyarakat, informasi kematian ibu, bayi dan balita (Kollmann, 2011). Untuk
meningkatkan
sistem
informasi
yang
efektive
di
Nigeria
mengembangkan teknik pengumpulan data populasi melalui teknologi mobile. Penerapan teknologi mobile ini dianggap mampu mengatasi masalah dan kesulitan dalam pengumpulan data kematian ibu dan balita serta status gizi masyarakat (Asangansi, 2012). Selain berfungsi sebagai alat komunikasi membuat smartphone menjadi alat yang multi fungsi dalam bidang kesehatan baik untuk pelayanan promosi kesehatan kepada pasien, pengolahan data penyakit secara mandiri, serta dapat digunakan dengan mudah untuk memonitoring kasus penyakit pada pasien (Van Heerden et al., 2012). Robertson et al. (2010) menggunakan integrasi ponsel untuk melakukan surveilans penyakit yang di tularkan oleh hewan di Srilangka khususnya daerahdaerah tertentu yang beresiko. Smartphone menjadi pilihan yang utama dan tepat untuk pengembangan pengumpulan data dan pelayanan informasi. Hal ini dikarenakan Smartphone memiliki kelebihan dan lebih mudah untuk berhubungan dengan internet dan dapat dikembangkan sesuai dengan kebutuhan pengguna (Macharia et al., 2013). Keuntungan dari mobile teknologi yang dikombinasikan dengan pengembangan mobile phones dapat mengurangi kehilangan data dan kesulitan dalam upload data (Van Heerden et al., 2012). Pengawasan kesehatan masyarakat yang dilakukan berbasis ponsel android di Sahara Afrika menyatakan bahwa untuk menguji intervensi m-health berbasis ponsel terhadap masalah kesehatan masyarakat memiliki manfaat yang lebih, dalam memberikan data yang real-time tentang penyakit dan ivestigasi yang cepat, valid serta akurat sehingga lebih cepat dapat dilakukan intervensi terhadap masalah kesehatan yang dihadapi (Brinkel et al., 2014). Penggunaan perangkat mobile untuk kepentingan pengumpulan data memilki banyak kendala antara lain kondisi maupun lokasi geografis tertentu yang tidak
4
memilki akses internet untuk mengirimkan data ke server. Hal ini akan mengganggu jalannya sistem informasi (Indrajati, 2015). Tidak semua perangkat android memiliki sarana untuk menangani masalah konektifitas jaringan internet. Salah satu perangkat lunak yang dapat digunakan pada saat ada atau tidaknya koneksi internet adalah aplikasi open source OpenDataKit (ODK) karena bisa menyimpan data terlebih dahulu di perangkat android. Data yang bisa digunakan berupa format gambar, titik kordinat GPS, dan lainnya (Anokwa et al., 2009) Pengembangan aplikasi mobile phone selain OpenDataKit telah ditemukan solusi teknologi mobile yang menarik disebut Magpi. Magpi, yang sebelumnya disebut Episurveyor, adalah solusi pengumpulan data mobile canggih, yang membuat pengumpulan data, kolaborasi, dan komunikasi di semua bidang lebih mudah dan terjangkau. Ini bukan alat open source tetapi memiliki versi gratis yang dapat mendukung 20 bentuk, 100 pertanyaan per formulir, 6000 upload per tahun. Fitur yang menonjol dari Magpi yang membuatnya lebih menarik adalah bahwa hal itu tidak hanya memiliki database built-in dengan kemampuan analitis tetapi juga mendukung SMS (Devarapalli & Figueira 2015). Puskesmas Kembang Seri
merupakan salah satu puskesmas dari 20
puskesmas di bawah naungan Dinas Kesehatan Kabupaten Bengkulu Tengah. Terletak di jalan raya lintas Timur Kota Bengkulu dan Kabupaten Kepahyang Propinsi Bengkulu dengan jumlah penduduk terbanyak 8.637 jiwa, dan luas wilayah lebih besar dari wilayah puskesmas lainnyan. Puskesmas Kembang Seri memiliki wilayah kerja dengan 7 desa dan 6 posyandu dengan 1 strata posyandu pratama, 3 madya, 1 purnama dan 1 strata mandiri. Seluruh kegiatan Posyandu dicatat ke dalam Sistem Informasi Posyandu yang terbagi ke dalam enam (6) format register, yaitu: (1) Register master data posyandu (2) Catatan ibu hamil, kelahiran, kematian bayi, dan kematian ibu hamil, melahirkan/nifas (3) Register bayi dan balita dalam wilayah kerja posyandu (4) Register WUS dan PUS (5) Register ibu hamil (6) Data Posyandu dan (7) Data hasil
5
kegiatan posyandu. Proses pencatatan dan pengolahan data masih dilakukan secara manual menggunakan tulisan tangan sehingga menyebabkan banyak kendala dalam proses pengolahan, pencarian, dan pembuatan laporan kegiatan Posyandu. Kader Posyandu selalu mengalami kesulitan dalam proses pencarian data karena data ditulis tangan, sehingga menyulitkan pembacaan data yang dicari kecuali oleh petugas yang mencatat data tersebut. Selain itu, banyaknya jumlah register juga menyebabkan sulitnya proses pengolahan dan pengaksesan kembali data karena banyak data yang sama harus dicatatkan berulang-ulang ke dalam register yang berbeda sehingga mengakibatkan redudansi data. Karena sulitnya proses pengolahan data, maka Kader Posyandu terkadang melakukan kesalahan dalam penghitungan data saat pembuatan laporan kegiatan Posyandu. Oleh karenanya laporan yang dihasilkan tidak tepat dan akurat. Berdasarkan
permasalahan
yang
terjadi
di
posyandu
maka
perlu
dikembangkan sistem informasi posyandu menggunakan aplikasi m-health untuk memudahkan petugas posyandu mendokumentasikan, memasukkan data, mengolah data, pencarian, dan pelaporan data kegiatan posyandu.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut perumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Bagaimanakah Sistem Informasi Posyandu menggunakan aplikasi Mobile Health berbasis android untuk menunjang kelancaran program kesehatan di Puskesmas Kembang Seri Wilayah Kerja Dinas Kesehatan Kabupaten Bengkulu Tengah ?”
6
C. Tujuan Penelitian 1.
Tujuan umum Bagaimana penerapan aplikasi Mobile Health untuk posyandu berbasis android di puskesmas Kembang Seri Kabupaten Bengkulu Tengah.
2.
Tujuan Khsusus a. Mengidentifikasi aspek manfaat/kegunaan pada sistem informasi posyandu berbasis android (biaya, efisiensi waktu, keyamanan, mobilitas dan content/isi data). b. Mengidentifikasi aspek kemudahan pada sistem informasi posyandu berbasis android (kualitas layanan, kecepatan dan kemudahan) D. Manfaat Penelitian
1.
Untuk Puskesmas a. Tersedianya sistem informasi posyandu yang terkomputerisasi untuk mencari dan mengolah data kegiatan Posyandu dengan proses yang cepat dan tepat. b. Membantu dan memudahkan manajemen data Posyandu. c. Memudahkan petugas Posyandu dalam memperoleh informasi yang tepat dan akurat. d. Memudahkan Kader Posyandu dalam melakukan pelayanan kesehatan kepada masyarakat.
2.
Untuk Dinas Kesehatan Sebagai bahan masukan mengenai proses pelaksanaan dan pelapran sistem informasi posyandu berbasis web yang lebih efektive dan efisien sehingga dapat dijadikan sebagai referensi dalam pembinaan dan pengembangan posyandu di Kabupaten Bengkulu Tengah.
7
E. Keaslian Penelitian
1.
Pengembangan Sistem Informasi Posyandu Guna Mendukung Surveilans Kesehatan Ibu dan Anak Berbasis Masyarakat Pada Desa Siaga. Diteli oleh Abu Khoiri (2008). Penelitian pre eksperimental (one group pretest-posttest). Pengembangan sistem dilakukan berdasarkan tahapan FAST. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengembangan SIP dapat mengatasi masalah yang berhubungan dengan kualitas informasi.
2.
Pengembangan Sistem Informasi Surveilans Respon Berbasis Short Message Service (SMS) di Kabupaten Donggala Provinsi Sulawesi Tengah. Diteliti oleh Indriasari (2011). Hasil penelitian menunjukan bahwa pengembangan Prototype sistem nformasi surveilans respon berbasis SMS dengan bahasa pemrograman PHP dan MySQL, sehingga SMS yang dikirimkan oleh petugas dilapangan langsung terekam di aplikasi dan dapat langsung menghasilkan pelaporan. Persamaan adalah dengan menggunakan metode action research sehingga dapat dikembangkan Prototype sistem informasi surveilans untuk mendeteksi dini KLB dan menggunakan media komunikasi mobile untuk input datanya. Perbedaan adalah jenis media komunikasi yang akan digunakan pada penelitian ini yaitu media komunikasi smartphone yang didalamnya terdapat mobile operating system berbasis android.
3.
Pemodelan Spasial Avian Influenza Menggunakan Data Pengindraan Jauh dari Sistem Informasi Geografis Berbasis Mobile (mobile-GIS) di DKI Jakarta. Diteliti oleh Mujiyanto (2012). Hasil penelitian menunjukkan hubungan antara kepadatan populasi dengan distribusi kasus Avian Influenza tidak bermakna, dan tren distribusi kasus avian influenza di Jakarta, Depok, Tangerang, Tangerang Selatan memiliki gerekan penyebaran ke barat dan timur. Persamaan dengan penelitian ini adalah sama-sama adalah menggunakan alat mobile yang
8
dilengkapi sarana Geografis Information System untuk mengumpulkan data kasus Avian Influenza. 4.
Pengembangan Sistem Informasi Puskesmas Luar Gedung Berbasis Android Di Dinas Kesehatan Kabupaten Agam oleh Riau Lelono Indrajati (2015). Hasil penelitian menunjukan penggunaan aplikasi berbasis android dalam sistem informasi puskesmas luar gedung sangat efektif dan efisien. Persamaan dalam penelitian ini adalah sama-sama menggunakan aplikasi Open Data Kit (ODK) sedangkan perbedaannya adalah terdapat pada modul yang digunakan yaitu pendataan posyandu. Perbedaan yang lain antara peneliti dengan penelitian-penelitian sebelumnya
adalah terletak pada metode penelitian yang digunakan, analisis data serta tempat dan waktu penelitian.